Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Seleksi,
Rekrutmen, Orientasidan Penempatan SDM Dalam Organisasi” dengan tepat
waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Penulis sangat menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu
organisasi, karena sumber daya manusia yang akan menentukan tercapainya
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sumber daya manusia adalah aset yang
harus dikelola secara cermat dan sejalan dengan kebutuhan organisasi (Schuler
& Jackson, 2006), dengan kata lain sumber daya manusia merupakan kekayaan
dan milik yang berharga buat organisasi tersebut, sehingga harus dipelihara dan
dipenuhi kebutuhannya dengan baik. Fungsi Manajemen Sumber daya manusia
merupakan
1
syarat untuk posisi tertentu, dan kemudian melaksankan pekerjaan sesuai dengan
job description yang ditetapkan organisasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Rekrutmen
Rekrutmen merupakan proses awal menajemen sumber daya manusia.
Proses rekrutmen dilakukan setelah dilakukan analisis jabatan dan perencanaan
sumber daya manusia. Rekrutemn dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sumber
daya manusia dalam organisasi sesuai dengan analisis jabatan dan perencanaan
sumber daya manusia yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa pendapat para
tokoh mengenai defenisi rekrutmen:
3
Rekrutmen memberikan kesempatan yang besar kepada organisasi untuk
memilih dan menseleksi calon pekerja atau karyawan sesuai dengan kebutuhan
dan klasifikasi posisi dan jabatan tertentu. Organisasi dengan bebas bisa memilih
sumber daya manusia yang cocok dan pantas untuk memenuhi kebutuhan sumber
daya manusia. Sehingga rekrutmen mengahasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan kompeten dibidangnya, dan tujuan oragnisasi dapat tercapai.
Dengan demikian proses rekrutmen sangatlah penting artinya dalam memenuhi
kebutuhan sumber daya manusia yang akan membawa dan menjalankan
organisasi untuk mencapai tujuannya.
4
Tahap- tahap seleksi (Werther & Davis 1996)
a) Wawancara awal
b) Tes kerja
c) Wawancara seleksi
d) Pemeriksaan referensi dan latar belakang
e) Pemeriksaan kesehatan
f) Wawancara dengan calon atasan
g) Tinjauan kerja nyata
h) Keputusan penarikan karyawan baru
2.3 Orientasi
Orientasi adalah upaya pelatihan dan pengembangan awal bagi para
karyawan baru yang memberikan mereka informasi mengenai perusahaan,
jabatan, dan kelompok kerja (Mondy, 2008). Sedangkan menururt Goldthrope
(1968) orientasi adalah sebuah pekerjaan terhadap seorang indivudu, berdasarkan
harapanya yang diwujudkan dalam pekerjaanya. Sedangkan menurut Merly Louis
(1980), orientasi berarti penyediaan informasi dasar berkenaan dengan perusahaan
bagi pegawai baru, yaitu informasi yang mereka perlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara memuaskan. Informasi dasar ini mencakup fakta-fakta seperti
jam kerja, cara memperoleh kartu pengenal, cara membayar gaji dan orang-orang
yang akan bekerja sama denganya.orientasi pada dasarnya merupakan salah satu
komponen proses sosialisasi pegawai baru, yaitu suatu proses penanaman sikap,
standar nilai, dan pola perilaku yang berlaku dalam perusahaan kepada pegawai
baru.
Dengan demikian menjadi jelas bahwa kegiatan orientasi merupakan
persiapan atau pembekalan kepada seorang karyawan yang baru dengan
menyediakan informasi dasar mengenai segala sesuatu berkaitan dengan
tempatnya bekerja supaya dapat memahami pekerjaanya dan melaksanakan
pekerjaanya secara memuaskan.
Tujuan orientasi menurut Moekijat (1991:94) adalah sebagai berikut :
a. Memperkenalkan pegawai baru dengan perusahaan.
5
b. Menghindarkan adanya kekacauan yang mungkin di sebabkan oleh
seorang pekerja baru ketika diserahi pekerjaan baru.
c. Memberi kesempatan kepada pegawai untuk menanyakan masalah tentang
pekerjaan mereka yang baru.
d. Menghemat waktu dan tenaga pegawai dengan memberitahukan kepada
mereka kemana harus meminta keterangan atau bantuan dalam
menyelesaikan masalah yang mungkin timbul.
e. Menerangkan peraturan dan ketentuan perusahaan sedemikian rupa
sehingga pegawai baru dapat menghindarkan rintangan atau tindakan
hukuman yang akan terjadi karena pelanggaran peraturan yang tidak
mereka ketahui
f. Memberikan pengertian kepada pegawai baru bahwa mereka adalah
bagian yang penting di dalam sebuah organisasi.
6
sebaiknya setiap karyawan unit harus siap untuk merima karyawan baru tanpa
harus apriori terhadap masalah personality karyawan baru bersangkutan.
Kebutuhan penempatan karyawan ( Manajemen dan Non manajemen )
dipenuhi melalui 2 cara, yaitu menyewa dari pihak luar perusahaan (Rekrutmen
eksternal) dan penugasan kembali karyawan yang ada atau disebut sebagai
penempatan dari dalam (Rekrutmen Internal). Sering terjadi penugasan kembali
karyawan yang ada untuk menempati posisi barunya tanpa melalui proses
orientasi. Dengan anggapan bahwa para karyawan berpengalaman ini telah
mengetahui semua yang mereka butuhkan tentang perusahaan. Selain itu
diasumsikan mereka sudah mengetahui anatomi perusahaan dan permasalahanya.
Karyawan yang disebut berpengalaman tersebut mungkin hanya mengetahui
dengan baik tentang rencana perusahaan, struktur, manfaat karyawan, dan
beberapa kepentingan umum lainya. Akan tetapi, karyawan yang dialihkan bisa
jadi memiliki banyak persoalan dan hubungan pekerjaan. Dalam kondisi kendala-
kendala tertentu, tiga hal pokok keputusan penempatan karyawan baru adalah
antara lain dalam rangka promosi, pengalihan, dan penurunan pangkat. Tiap
keputusan seharusnya diletakkan dengan orientasi dan tindak lanjut apakah
penempatan disebabkan oleh penurunan jumlah karyawan, penggabungan
( merger), akuisisi, atau perubahan internal dari kebutuhan penempatan staf. Hal
ini penting dalam rangka jastifikasi penerapan fungsi koordinasi dengan adanya
karyawan baru. Tujuan penempatan pegawai adalah untuk menempatkan orang
yang tepat dan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuanya, sehingga
SDM yang ada menjadi produktif.
a. Tujuan Penempatan
Setiap pekerjaan yang dilaksanakan pada dasarnya mempunyai tujuan.
Tujuan berfungsi untuk mengarahkan perilaku, begitu juga dengan penempatan
karyawan, manajer SDM menempatkan seorang karyawan atau calon karyawan
dengan tujuan antara lain agar karyawan bersangkutan lebih berdaya guna dalam
melaksanakan pekerjaan yang dibebankan, serta untuk meningkatkan kemampuan
dan keterampilan sebagai dasar kelancaran tugas.
Menurut B. Siswanto sastrohadiwaryo yang dikutip oleh suwantno
(2003:133) maksud diadakan penempatan karyawan adalah untuk menempatkan
7
sebagai unsur pelaksanaan pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan criteria
sebagai berikut:
1. Kemampuan
2. Kecakapan
3. keahlian
b. Bentuk-Bentuk Penempatan
Menurut Fachmi (2013) terdapat tiga bentuk penempatan sebagai berikut:
1) Promosi
Telah umum diketahui bahwa yang dimaksud dengan promosi ialah
apabila seorang pegawai dipindahkan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain
yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatanya dalam hierartki jabatan lebih
tinggi dan penghasilanya pun lebih besar pula. Setiap pegawai mendambakan
promosi karena dipandang sebagai penghargaan atas keberhasilan seseorang
menunjukkan prestasi kerja yang tinggi dalam menunaikan kewajibanya dalam
pekerjaan dan jabatan yang dipangkunya sekarang, sekaligus sebagai pengakuan
atas kemampuan dan potensi yang bersangkutan untuk menduduki posisi yang
lebih tinggi dalam organisasi.
2) Alih tugas
Dalam rangka penempatan, alih tugas dapat mengambil salah satu dari dua
bentuk. Bentuk pertama adalah penempatan seseorang pada tugas baru dengan
tanggung jawab, hierarki jabatan dan penghasilan yang relative sama dengan
statusnya yang lama.
3) Demosi
Demosi berarti bahwa seseorang, karena berbagai pertimbangan
mengalami penurunan pangkat atau jabatan dan penghasilan dan tanggung jawab
yang semakin kecil. Dapat dipastikan bahwa tidak ada seorang pegawai pun
senang mengalami hal ini
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
9
yang tepat pada posisi yang tepat” agar dapat memenuhi harapan. Agar seorang
pekerja dapat bekerja sesuai dengan keahlian atau spesialisasinya, prinsip
penempatan ini harus diikuti secara konsisten. Gairah kerja, mentalitas kerja, dan
kinerja akan mencapai hasil yang optimal dengan penempatan ini, bahkan
kreativitas dan inisiatif karyawan akan berkembang.
10
DAFTAR PUSTAKA
11