REKRUTMEN PEGAWAI
DISUSUN OLEH
ANJARWATI (14.IK.376)
SITI KHDIJAH (14.IK.415)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “REKRUTMEN
PEGAWAI” ini dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan manajemen. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Kelompok I
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui pengertian rekrutmen, seleksi, dan orientasi.
b. Mengetahui tujuan dari rekrutmen, seleksi dan orientasi.
c. Mengetahui proses rekrutmen, seleksi, dan orientasi.
d. Mengetahui kendala rekrutmen, seleksi, dan orientasi.
e. Mengetahui cara mencapai rekrutmen, seleksi, dan orientasi yang efektif.
f. Mengetahui penerapan rekrutmen, seleksi, dan orientasi pada organisasi
terutama di bidang kesehatan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan akan diperoleh dari makalah ini adalah:
a. Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi penyusun
dan pembaca dalam hal rekrutmen, seleksi, dan orientasi.
b. Makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis untuk organisasi
di bidang kesehatan dalam mengelola sumber daya manusianya.
c. Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi dan bahan perbandingan
bagi pembaca yang tertarik untuk meneliti dan mengkaji pada bidang yang
sama khususnya rekrutmen, seleksi, dan orientasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Rekrutmen
2.1.1 Definisi rekrutmen
Setelah diadakan perencanaan sumber daya manusia, analisis dan
klasifikasi pekerjaan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan
rekrutmen. Rekrutmen adalah proses mengumpulkan sejumlah pelamar
yang berkualifikasi bagus untuk pekerjaan di dalam organisasi atau
perusahaan (Mathis&Jakson, n.d.).
Definisi lain menyebutkan bahwa rekrutmen adalah proses pencarian
dan pemikatan para calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar
sebagai karyawan (Handoko,2001). Perekrutan adalah proses menarik
orang-orang pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang cukup, dan dengan
persyaratan yang layak, untuk mengisi lowongan dalam organisasi (Mondy,
2008).
Menurut Simamora (2006,p170) rekrutmen merupakan serangkaian
aktifitas untuk mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi,
kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi
kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepagawaian. Aktivitas
rekrutmen dimulai pada saat calon mulai dicari dan berakhir tatkala
lamaran mereka diserahkan. Melalui rekrutmen, individu yang memiliki
keahlian yang dibutuhkan didorong membuat lamaran untuk lowongan
kerja yang tersedia diperusahaan atau organisasi. Hasil rekrutmen adalah
sekumpulan pelamar kerja yang akan diseleksi untuk menjadi karyawan
baru.
d. Kerja lembur
Kerja lembur adalah alternatif perekrutan yang paling umum
digunakan, terutama dalam memenuhi fluktuasi jangka pendek dalam
beban kerja. Kerja lembur bisa membantu pemberi kerja dan
karyawan. Pemberi kerja memperoleh manfaat dengan terhindar dari
biaya perekrutan, seleksi, dan pelatihan. Karyawan memperoleh
keuntungan dari peningkatan pendapatan selama periode kerja lembur.
Namun ada masalah potensial dalam kerja lembur. Beberapa
manajer yakin bahwa ketika karyawan bekerja untuk periode panjang
dari biasa, perusahaan akan membayar lebih banyak dan menerima
hasil yang sedikit. Para karyawan bisa menjadi lelah dan kekurangan
tenaga untuk bekerja pada tingkat normal.
5) Magang
Magang adalah bentuk khusus perekrutan yang melibatkan
penempatan mahasiswa pada pekerjaan sementara tanpa adanya
kewajiban bagi perusahaan untuk memperkerjakan mahasiswa
secara tetap maupun kewajiban untuk memberi mahasiswa posisi
tetap dalam perusahaan tersebut setelah yang bersangkutan lulus.
6) Perusahaan Pencari Eksekutif
Perusahaan pencari eksekutif (executive search firm) adalah
organisasi yang digunakan beberapa perusahaan untuk mencari para
profesional dan eksekutif ketika sumber lainnya terbukti tidak
cukup. Diperkirakan bahwa perusahaan pencari eksekutif
menangani lebih dari separuh lowongan posisi senior secara
keseluruhan.
Ada dua jenis perusahaan pencari eksekutif:
a) Perusahaan Pencari Kontingensi
Perusahaan Pencari Kontingensi menerima fee hanya atas dasar
penempatan yang sukses dari kandidat pada suatu lowongan
pekerjaan. Fee perusahaan pencari umumnya adalah persentase
kompensasi tahun pertama seorang eksekutif hasil pencarian.
Klien membayar pengeluaran sebagaimana juga fee. Perekrut
kontingensi bekerja ketika ada kebutuhan mendesak untuk
mengisi suatu pekerjaan, lowongan terbuka untuk posisi yang
sulit, atau ketika eksekutif penarikan karyawan ingin tahu
mengenai talenta terbaik ketika orang tersebut muncul, terlepas
dari ada tidaknya lowongan.
b) Perusahaan Pencari Tetap
Perusahaan Pencari Tetap ( retained search firm) dianggap
sebagai konsultan bagi perusahaan klien mereka, bekerja atas
dasar kontrak eksklusif, dan biasanya merekrut para eksekutif
bisnis puncak.
Industri pencarian eksekutif telah berkembang dari sekedar
layanan perekrutan dasar menjadi profesi yang begitu canggih yang
menjalankan peran yang sangat luas. Perusahaan tersebut
membantu organisasi menentukan kebutuhan sumber daya
manusianya, menyusun paket kompensasi, dan merevisi struktur
organisasi.
7) Open House
Open house merupakan alat perekrutan yang penting, terutama pada
saat pengangguran sedikit. Perusahaan mempertemukan para calon
karyawan potensial dengan para perekrut dalam suasana hangat dan
santai. Open house lebih murah dan lebih cepat dibandingkan
menarik karyawan melalui agen perekrutan, dan cara tersebut juga
lebih popular dibandingkan bursa kerja.
8) Perekrutan Acara
Perekrutan Acara (event recruiting) mengharuskan para perekrut
untuk menghadiri acara di mana orang yang dicari perusahaan
hadir. Perekrutan acara memberi perusahaan peluang untuk
menyampaikan citranya.
Keunggulan dari metode perekrutan secara eksternal adalah:
1) Memiliki gagasan dan pendekatan baru
2) Bekerja mulai dengan lembaran bersih dan memperhatikan
spesifikasi pengalaman
3) Tingkat pengetahuan dan keahlian tidak tersedia dalam perusahaan
yang sekarang.
Kelemahan dari perekrutan secara eksternal adalah:
1) Moral dan komitmen karyawan rendah
2) Keterbatasan keteraturan antara karyawan dengan perusahaan
3) Prestasi karyawan lama cenderung turun, karena tidak ada
kesempatan untuk promosi.
4) Biaya perekrutan besar, karena iklan dan seleksi.
5) Waktu perekrutan relatif lama.
6) Perilaku dan loyalitasnya belum diketahui.
2.1.7 Proses rekrutmen
Ketika perencanaan sumber daya manusia mengindikasikan adanya
kebutuhan akan karyawan, perusahaan bisa mengevaluasi alternatif
penarikan karyawan. Jika alternatif tidak layak, maka proses perekrutan
pun dimulai. Biasanya, perekrutan dimulai ketika manajer mengeluarkan
permintaan karyawan (employee requisition), sebuah dokumen yang
merinci nama pekerjaan, departemen, tanggal karyawan dibutuhkan untuk
bekerja, dan rincian lainnya.
2.2 Seleksi
2.2.1 Definisi Seleksi
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja
yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Menurut
pendapat lain dikemukakan bahwa pengertian dari seleksi ialah:
“The selection process is a series of specific steps used to decide
which recruits should be hired”(Werther&Davis, 1996).
Seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang
diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan. Seleksi ini
didasarkan kepada spesifikasi tertentu dari setiap perusahaan bersangkutan
(Malayu Hasibuan,2009).
Menurut Dale Yoder (1981,p 291), “Selection is the process by with
candidates for employement are divided into two those who be affered
employed and who will not.”Seleksi adalah suatu proses ketika calon
karyawan dibagi dua bagian, yaitu yang akan diterima dan yang ditolak.
“The selection process is a series of specific steps used to decide which
recruits should be hired” (Werther & Davis, 1996). Proses seleksi adalah
serangkaian langkah spesifik yang digunakan untuk menentukan calon
pekerjaharus dipekerjakan.
Menurut Mitton M. Mandel, “The carefull selection and placement of
employees to make sure that they are physically, mentally and
temperamentally fitted to the jobs the are expected to do, to make sure that
new employees can reasonally be expected to develop to develop into
desirable employees, and so that there will be a minimum number of
square pigs in round holes.” Seleksi atau pemilihan yang cermat dan
penempatan karyawan membuat mereka secara fisik, mental, dan
tempramen sesuai dengan pekerjaan yang mereka harapkan, membuat
karyawan baru dapat berkembang sesuai keinginan mereka sehingga akan
memperkecil jumlah karyawan yang tidak pada tempatnya.
Proses seleksi adalah serangkaian langkah spesifik yang digunakan
untuk menentukan calon pekerjaharus dipekerjakan. Proses dimulai ketika
calon pekerja melamar pekerjaan dan berakhir dengankeputusan
perekrutan. Meskipun proses perekrutan akhir dibuat oleh atasan langsung
atau managerdalam banyak kasus, departemen sumber daya manusia
mengevaluasi pelamar dalam hal kesesuaianpotensi mereka melalui
penggunaan prosedur yang valid.
2.2.6 Penyeleksi
Kendala penyeleksi adalah kesulitan mendapatkan penyeleksi yang benar-
benar qualified, jujur, dan objektif penilaiannya. Penyeleksi sering
memberikan nilai atas pertimbangan peranannya, bukan atas fisis pikirnya,
bahkan pengaruh efek “halo” sulit dihindarkan.
2.3 Orientasi
2.3.1 Definisi Orientasi
Hasil dari proses seleksi adalah penerimaan dan penolakan. Karyawan
yang diterima bisa jadi sudah memahami dengan baik mengenai aspek
umum organisasi, seperti strategi, kompensasi, peraturan, dan sebagainya.
Namun ada juga karyawan yang belum mengerti budaya dalam organisasi
tersebut. Sedikit banyak dari mereka pasti mengalami kecemasan terkait
masalah interpersonal dan hal yang berhubungan dengan pekerjaan
barunya.
Setelah karyawan diterima, organisasi harus bertanggungjawab untuk
mengembangkan potensi karyawan. Sebagai tahap awal, karyawan
memerlukan proses orientasi agar dapat beradaptasi dengan lingkungan
barunya. Program orientasi atau sering disebut dengan induksi adalah
program memperkenalkan karyawan baru dengan peranan atau kedudukan
mereka, dengan organisasi dan dengan para karyawan lain
(Handoko,2009,p104).
“Orientation is the initial training and devolepment effort for new
employees that strives to inform them about the company, the job, and the
work group” (Mondy, 2005). Orientasi adalah upaya pelatihan dan
pengembangan awal bagi para karyawan baru yang memberi mereka
informasi mengenai perusahaan, jabatan, dan kelompok kerja. Orientasi
dapat diartikan sebagai proses yang ditujukan untuk memperkenalkan
dengan rekan kerja atau proses pengenalan dengan karyawan lama.
“This lesson may apply to new employees impressions of their
employers, and orientation programs give organizations an opportunity to
begin the relationship with a good start” (Mondy, 2005). Orientasi dapat
memberi kesan para karyawan baru terhadap para atasan mereka, dan
program orientasi memberi organisasi sebuah kesempatan untuk memulai
hubungan dengan awal yang baik.
Dapat juga didefinisikan sebagai kegiatan untuk memperkenalkan
karyawan baru dengan rekan kerjanya dan dengan organisasi, yaitu
informasi mengenai tujuan, sejarah, philosophy, prosedur, dan aturan,
mengkomunikasikan kebijaksaan SDM yang penting. Misalnya, jam kerja,
prosedur penggajian, persyaratan kerja lembur, fasilitas dan tunjungan
perusahaan, meninjau ulang tugas-tugas dan tanggung jawab karyawan
menyediakan tour kunjungan fisik di dalam organisasi, dan
memperkenalkan karyawan itu kepada pimpinan dan rekan kerjanya.
Seseorang disebut sebagai karyawan baru karena dia baru diterima, dia
dipromosikan atau dia dipindahkan dari unit yang lain.
Salah satu hal yang tercakup dalam program orientasi adalah adanya
masa percobaan. Pada Perjanjian Kerja untuk Waktu Tidak Tertentu dapat
mensyaratkan masa percobaan kerja paling lama 3 (tiga) bulan. Perjanjian
Kerja untuk Waktu Tidak Tertentu mengatur tentang hubungan kerja antara
perusahaan dengan karyawan tetap. Calon karyawan yang terikat perjanjian
kerja untuk waktu tidak tertentu yang dapat menyelesaikan masa percobaan
dan dinyatakan lulus dapat menjadi karyawan tetap. Masa percobaan
dihitung sebagai masa kerja karyawan.