Anda di halaman 1dari 4

PROBLEM SOLVING

Disampaikan oleh:
Masbuhin
A. Pendahuluan
Irama hidup manusia itu adalah masalah (problem). Seseorang tidak dapat d
ikatakan hidup, bila tidak pernah menghadapi masalah. Siapa pun orangnya, tidak
akan bisa luput dari masalah. Dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW, timpabertimpa masalah yang harus diselesaikannya. Namun, dengan kiat-kiat khusus, par
a utusan Allah itu berhasil menyelesaikan (to solve) masalah-masalah yang dihada
pi.
Dengan demikian, kita haruslah menyadari bahwa hidup dan kehidupan kita b
erhiaskan masalah, baik masalah yang datang dari diri kita sendiri mau-pun masal
ah yang datang dari luar kita. Hidup adalah masalah. Masalah adalah jarak antara
keinginan dan kenyataan yang dihadapi saat ini. Masalah adalah suatu keadaan ya
ng tidak sesuai dengan harapan yang kita inginkan. Kemam-puan kita mempertemukan
keinginan dan kenyataan, itulah yang dinamakan dengan memecahkan masalah.
Beragam teori tentang pemecahan masalah telah dihasilkan oleh banyak paka
r dan ahli manajemen. Akan tetapi, dari sederetan teori tersebut, metode pemecah
an masalah secara analitis dipandang sebagai teori yang mempan untuk beragam kondi
si dan suasana organisasi. Metode ini adalah salah satu pendekatan pemecahan mas
alah yang sering dilakukan, serta bisa meningkat-kan kualitas individu. Dengan m
enggunakan metode ini, seseorang dituntut untuk bisa lebih kreatif dalam mengana
lisa sebuah permasalahan. Kendatipun demikian, keberhasilan metode ini sangat be
rgantung kepada kepiawaian indi-vidu atau pemimpin yang terlibat dalam masalah y
ang hendak diselesaikan itu.
B. Pengertian Problem Solving
Pemecahan masalah (problem solving) dapat didefenisikan sebagai suatu pro
ses penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang d
iperoleh dan hasil yang diinginkan. Salah satu bagian dari proses pemecahan masa
lah adalah pengambilan keputusan (decision making) yang didefinisikan sebagai me
milih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambilan keputus
an yang tidak tepat akan mempengaruhi kualitas hasil pemecahan masalah yang dila
kukan.
Adapun definisi yang lain menurut para ahli adalah:
1. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan ma
salah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat
diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151).
2. Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem identifikation unt
uk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga
mencapai tahap application selanjutnya komprehension untuk mendapatkan solution
dalam penyelesaian masalah tersebut. (Qruztyan. Blogs. Friendster.com)
3. Pendapat lain problem solving adalah suatu pendekatan dimana langkah-langkah
berikutnya sampai penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedang
kan langkah-langkah berikutnya sampai dengan penyelesain akhir lebih bersifat ku
antitatif dan spesifik (Qrustian Blogs Friendster.com).
Ini berarti oriantasi pembelajaran problem solving merupakan infestigasi
dan penemuan yang pada dasarnya pemecahan masalah. Apabila solving yang diharapk
an tidak berjalan sebagaimana yang diinginkan berarti telah terjadi di dalam tah
ap-tahap awal sehingga setiap enginer harus mulai kembali berfikir dari awal yan
g bermasalah untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai masalah yang sedang
dihadapi.
Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah keg
iatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah um
umnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemec
ahan yang baru bagi orang-orang atau kelompok. Sebaliknya, menghasilkan sesuatu
(benda-benda, gagasan-gagasan) yang baru bagi seseorang, menciptakan sesuatu, it

u mencakup problem solving. Ini berarti informasi fakta dan konsep-konsep itu ti
dak penting. Seperti telah kita ketahui, penguasaan informasi itu perlu untuk me
mperoleh konsep; keduanya itu harus diingat dan dipertimbangkan dalam problem so
lving dan perbuatan kreatif. Begitu pula perkembangan intelektual sangat penting
dalam problem solving (Slameto, 1990 : 139)
Selanjutnya problem solving merupakan taraf yang harus dipecahkan dengan
cara memahami sejumlah pengetahuan dan ketrampilan kerja dan merupakan hasil yan
g dicapai individu setelah individu yang bersangkutan mengalami suatu proses bel
ajar problem solving yang diajarkan suatu pengetahuan tertentu.
C. Langkah-Langkah Problem Solving
Dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi, ada beberapa langkah yang ha
rus dilalui, yaitu :
1. Menganalisa Masalah
Pada bagian ini, kita dituntut untuk bisa menganalisa atau melakukan diag
nosa terhadap sebuah masalah, kejadian, peristiwa atau situasi supaya kita bisa
fokus pada masalah yang sebenarnya. Seringkali orang dalam melakukan pemecahan m
asalah terjebak pada gejala-gejala yang timbul dari masalah tersebut.
Agar kita bisa memfokuskan perhatian kita pada masalah sebenarnya, dan bu
kan pada gejala-gejala yang muncul, maka dalam proses mendefenisikan suatu masal
ah, diperlukan upaya mencari informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya. Denga
n demikian diharapkan, kita bisa mendefensikan masalahnya dengan tepat dan benar
.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari pendefenisian masalah yang
baik :
a. Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif harus dipisahkan da
ri persepsi.
b. Semua pihak yang terlibat diperlukan sebagai sumber informasi.
c. Masalah harus dinyatakan secara tegas. Hal ini seringkali dapat menghindarkan
kita dari pembuatan defenisi yang tidak jelas.
d. Defenisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidaksesuaian ant
ara standar atau harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kenyataan yang ter
jadi.
e. Defenisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas pihak-pihak yang terkait a
tau berkepentingan dengan terjadinya masalah itu.
2. Membuat Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah kita berhasil mendiagnosa masalah tersebut dengan tepat dan benar
, langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah membuat sejumlah alternatif pem
ecahan masalah. Pada tahap ini, kita diharapkan dapat memilih hanya satu solusi,
sebelum alternatif solusi-solusi yang ada diusulkan. Dengan memilih satu solusi
masalah yang ditawarkan akan menjadikan kualitas pemecahan masalah lebih efekti
f dan efesien.
Ada beberapa karakteristik pembuatan masalah yang harus diperhatikan, yak
ni :
a.
Semua alternatif yang ada sebaiknya diusulkan dan dikemukakan terlebih d
ahulu sebelum kemudian dilakukan evaluasi.
b.
Alternatif-alternatif yang ada, diusulkan oleh semua orang yang terlibat
dalam penyelesaian masalah. Semakin banyak orang yang mengusulkan alternatif, s
emakin bagus pula untuk meningkatkan kualitas solusi dan penerimaan kelompok.
c.
Alternatif-alternatif yang diusulkan harus sejalan dengan tujuan atau ke
bijakan organisasi. Kritik dapat menjadi penghambat, baik terhadap proses organi
sasi maupun proses pembuatan alternatif pemecahan masalah.
d.
Alternatif-alternatif yang diusulkan perlu mempertimbangkan konsekuensi
yang muncul dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
e.
Alternatif-alternatif yang ada saling melengkapi satu dengan yang lain.
Gagasan yang kurang menarik, bisa menjadi gagasan yang menarik bila dikombinasik
an dengan gagasan-gagasan lainnya.
f.
Alternatif yang diusulkan harus dapat menyelesaikan masalah yang telah d
idefenisikan dengan baik. Masalah lainnya yang muncul, mungkin juga penting. Nam
un dapat diabaikan bila tidak secara langsung mempenga-ruhi pemecahan masalah ut

ama yang sedang terjadi.


3.
Mengevaluasi Alternatif-alternatif
Setelah kita berhasil mengenali karakteristik pembuatan alternatif terseb
ut di atas, kita perlu pula untuk mengevaluasi alternatif-alternatif pemecahan m
asalah yang telah diambil. Pada tahap ini, kita dituntut untuk berhati-hati memb
erikan penilaian keuntungan dan kerugian terhadap alternatif-alternatif yang dia
mbil. Agar kita tidak terjebak pada kesalahan dalam penentuan solusi atau pemeca
han masalah, maka pada tahap evaluasi ini kita harus memperhatikan :
a. Tingkat kemungkinannya untuk dapat menyelesaikan masalah tanpa menyebabkan te
rjadinya masalah lain yang tidak diperkirakan sebelum-nya.
b. Tingkat penerimaan dari semua orang yang terlibat di dalamnya.
c. Tingkat kemungkinan penerapannya.
4. Rencana Tindak Lanjut
Yang harus dilakukan selanjutnya adalah penerapan solusi yang telah kita
pilih pada bagian pencarian alternatif pemecahan masalah. Pada bagian ini, seora
ng penentu kebijakan harus peka pada keadaan yang mungkin timbul terhadap solusi
yang dijalankan, karena bagaimana pun, setiap solusi yang ditawarkan selalu ada
titik balik yang kemungkinan ada reaksi negatif.
Berikut ini adalah karakteristik dari penerapan dan rencana tindak lanjut
yang efektif :
a. Penerapan solusi dilakukan pada saat yang tepat dan dalam urutan yang benar.
Penerapan tidak mengabaikan faktor-faktor yang membatasi dan tidak akan terjadi
sebelum tahap 1, 2, dan 3 dalam proses pemecahan masalah dilakukan.
b. Penerapan solusi dilakukan dengan menggunakan strategi sedikit demi sedikit den
gan tujuan meminimalkan terjadinya perlawanan dan me-ningkatkan dukungan.
c. Proses penerapan solusi meliputi juga proses pemberian umpan balik. Berhasil
tidaknya penerapan solusi, haris dikomunikasikan, sehingga terhadi proses pertuk
aran informasi.
d. Keterlibatan dari orang-orang yang akan terkena dampak dari penera-pan solusi
dianjurkan dengan tujuan untuk membangun dukungan dan komitmen.
e. Adanya sistem monitoring yang dapat memantau penerapan solusi secara berkesin
ambungan.
f. Penilaian terhadap keberhasilan penerapan solusi berdasarkan atas terselesaik
annya masalah yang dihadapi, bukan karena adanya manfaat lain yang diperoleh den
gan adanya penerapan solusi ini. Sebuah solusi tidak dapat dianggap berhasil bil
a masalah yang menjadi pertimbangan yang utama tidak terselesaikan dengan baik,
walaupun mungkin muncul dampak positif lainnya.
D. MEMANAJEMEN PEMECAHAN MASALAH
Menghadapi masalah dan memecahkannya secara berulang-ulang, dapat menjadi
kan kita dewasa dan memiliki filosofis hidup. Kekuatan filosofis kehidupan adala
h sejauhmana kita bisa menemukan tujuan hakiki hidup ini.
Salah satu pendekatan yang kerap digunakan dalam memanajemen pemecahan ma
salah adalah dengan menggunakan kiat terobosan (breaktrough oriented). Keahlian
dalam terobosan ini tidak dalam bentuk proses bertahap, tetapi lebih kepada peng
gunaan Tujuh Kerangka Berpikir, sebagai berikut :
1.
Originalitas dan Kemandirian
Pendekatan originalitas dan kemandirian ini menjadi dasar agar tidak sel
alu bertitik tolak pada permasalah biasa, tetapi masuk pada kondisi untuk mencar
i sesuatu yang baru dalam pemecahan masalah.
2.
Menentukan Target
Menentukan target yang tepat dan berkonsentrasi kepadanya dengan menyort
ir kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung dengan target tersebut.
3.
Memecahkan Masalah Berulang-ulang
Membuat model permasalahan yang terjadi, melakukan simulasi terhadapnya,
dan mencoba model tersebut kepada permasalahan yang lain, lalu mensimulasinya k
embali secara berulang-ulang, sehingga jawaban dari permasalahan yang terjadi me
miliki sifat stabil.
4.
Memiliki Sistem Khusus
Keberhasilan memecahkan suatu masalah akan memunculkan masa-lah lain. Ha

l ini karena satu masalah yang kita hadapi adalah bagian dari sistem permasalaha
n yang integeral, sehingga diperlukan sistem pemecahan masalah yang mencakup kel
eluasaan elemen dan dimensi permasalahan yang sedang dihadapi.
5.
Mengumpulkan Informasi yang Akurat
Informasi yang akurat menentukan keberhasilan pemecahan masa-lah. Ini te
rmasuk keahlian dalam mencari sumber informasi dan meracik berbagai informasi ya
ng didapatkan.
6.
Orientasi kepada Orang Lain
Pemecahan suatu masalah harus bersifat universal, sehingga setiap orang
yang memiliki permasalahan yang sama bisa memecahkan masalah dengan menggunakan
pendekatan yang pernah dilakukan pendahulunya.
7.
Memperbaiki Jadwal dan Program Kerja
Kunci dalam memecahkan masalah yaitu menentukan tujuan atau target yang
lebh besar, lalu menentukan pembaharuan sebagai antisipasi kemungkinan terjadiny
a masalah baru, lalu melakukan semua itu dengan keyakinan dan manajemen yang bai
k.
E. PENUTUP
Pemecahan masalah (problem solving) dapat didefenisikan sebagai suatu
proses penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil ya
ng diperoleh dan hasil yang diinginkan.
Adapun langkah-langkah ang digunakan dalam probem solving adalah:
1. Menganalisa Masalah
2. Membuat Alternatif Pemecahan Masalah
3. Mengevaluasi Alternatif-alternatif
4. Rencana Tindak Lanjut
Salah satu pendekatan yang kerap digunakan dalam memanajemen pemecahan
masalah adalah dengan menggunakan kiat terobosan (breaktrough oriented). Keahlia
n dalam terobosan ini tidak dalam bentuk proses bertahap, tetapi lebih kepada pe
nggunaan Tujuh Kerangka Berpikir, sebagai berikut:
1.
Originalitas dan Kemandirian
2.
Menentukan Target
3.
Memecahkan Masalah Berulang-ulang
4.
Memiliki Sistem Khusus
5.
Mengumpulkan Informasi yang Akurat
6.
Orientasi kepada Orang Lain
7.
Memperbaiki Jadwal dan Program Kerja

Anda mungkin juga menyukai