Menurut Dubois (2004:96), rekrutmen adalah proses untuk menarik sebanyak mungkin kualifikasi pelamar untuk lowongan yang ada dan bukan diantisipasi. Ini merupaka pencarian bakat, pengajaran kelompok terbaik pelamar untuk posisi yang tersedia. Menurut Drs. H. Sadili Samsudin, M.M. M.Pd. (2006:81), rekrutmen adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang kualifaid untuk jabatan/pekerjaan tertentu dalam satu organisasi atau perusahaan. Menurut Dr. Fautino Cardoso Gomes M.Si (2003:105), rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi. Menurut Marwansyah (2012:106), rekrutmen adalah proses menarik orang-orang atau pelamar yang mempunyai minat dan kualifikasi yang tepat untuk mengisi posisi atau jabatan tertentu Menurut Jackson, Schuler, Werner, (2010 : 242) perekrutan (recruitment) adalah mencari dan mendapatkan pelamar berkualitas bagi perusahaan untuk mengisi jabatan yang kosong. Menurut Dr. Ir. Tb. Sjafri Mangkuprawira (2004:95), rekrutmen adalah suatu proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang lowong. Peluang yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada perhatian dari orang-orang yang berkemampuan dan ketrampilannya memenuhi spesifikasi pekerjaan. Menurut Prof. Dr. Sondang P.siagian, M.P.A. (2009:102) rekrutmen adalah proses mencari,menemukan dan menarik para pelamar yang kapabel untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi. Menurut Meldona (2009:132), rekrutmen dapat didefinisikan sebagai sebuah proses mencari dan menarik (pembujuk untuk melamar) pelamar yang memenuhi syarat untuk mengisi jabatan/posisi tertentu yang lowong, yang telah diidentifikasi dalam perencanaan sumber daya manusia Menurut Raymond A. Noe Dkk, (2011:266) rekrutmen didefiniskan sebagai praktik atau aktivitas apapun yang dijalankan oleh organisasi untuk mengidentifikasikan dan menarik para karyawan potensial. Menurut H.Hadari Nawawi (2000:169), rekrutmen (penarikan) adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang kualifaid untuk jabatan atau pekerjaan utama (produk lini dan penunjangnya) di lngkungan atau organisasi atau perusahaan. Menurut Stephen.P.Robbins and Mary coultler (2010:270), rekrutmen adalah proses melokasikan mengidentifikasi dan menarik para pelamar kerja yang kompeten. Menurut T.Hani Handoko (2001:69), rekrutmen adalah proses pencarian dan pemikiran para calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan. Menurut Marihot Efendi Haradja (2009:96), perekrutan diartikan sebagai proses penarikan sejumlah calon yang berpotensi untuk diseleksi menjadi pegawai. Menurut Kaswan (2012:66), rekrutmen adalah praktik atau aktifitas yang dilakukan organisasi dengan tujuan utama mengidentifikasi dan mengikat pegawai yang potensial/qualified. Menurut Rivai Sagala (2008:147), rekrutmen adalah proses untuk mendapatkan sejumlah sumber daya manusia (karyawan)yang berkualitas untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan dalam suatu perusahaan. Menurut Bernadin dan Rusell (2003:134), rekrutmen adalah proses penemuan dan penarikan para pelamar yang terbaik dan memiliki kualifikasi terhadap lowongan yang di butuhkan. Menurut Robert L.Mathis (2011:207), rekrutmen adalah proses menghasilkan suatu kelompok pelamar yang memenuhi syarat untuk pekerjaan. Menurut R.Wayney Mondy (2008:132), perekrutan adalah proses menarik orang-orang pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang cukup, dan dengan persyaratan yang layak, untuk mengisi lowongan dalam organisasi Menurut Soekidjo Notoadmodjo (2003:130), rekrutmen adalah suatu proses pencarian dan pemikatan para calon tenaga kerja yang mempunyai kemampuan sesuai dengan rencana kebutuhan suatu organisasi. Menurut Hendry simamora (1997:212), rekruitmen adalah serangkaian aktifitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan Pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang di identifikasi dalam perencanaan kepegawaian.
2.2 DEFINISI – DEFINISI SELEKSI
Menurut Veithzal Rivai (2008, 170), seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah proses rekrutmen seleksi dilaksanakan. Hal ini berarti telah terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan dalam suatu perusahaan. Proses pemilihan ini yang dinamakan seleksi. Menurut Agus Sunyoto (2008, 48), proses seleksi adalah usaha menjaring dari mereka yang dianggap nantinya bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang ditawarkan, mereka dianggap dapat memperlihatkan unjuk kerja yang diharapkan oleh para pimpinan organisasi Menurut Mathis dan Jackson (2006, 261), proses seleksi adalah proses pemilihan orang-orang yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan pekerjaan di sebuah organisasi. Menurut Andrew E. Sikula (2002, 35), pengertian seleksi “Selecting is choosing. Any alection is a collection of things chosen. The selection process involves picking out by preference some objects or things from among others. In reference to staffing and employment, selection refers specifically to the deciation to hire a limited number of workers from a group of potential employees”.(Penyeleksian adalah pemilihan. Menyelidiki merupakan suatu pengumpulan dari suatu pilihan. Proses seleksi melibatkan pilihan dari berbagai objek dengan mengutamakan beberapa objek saja yang dipilih. Dalam pegawaian, seleksi lebih secara khusus mengambil keputusan dengan membatasi jumlah pegawai yang dapat dikontrakkerjakan dari pilihan sekelompok calon- calon pegawai yang berpotensi). Menurut Simamora (2004) mengatakan seleksi adalah proses pemilihan dari sekelompok pelamar yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia dalam sebuah perusahaan. Menurut Teguh (2009) menjelaskan bahwa seleksi adalah proses yang terdiri dari beberapa langkah yang spesifik dari beberapa kelompok pelamar yang paling cocok dan memenusi syarat untuk jabatan tertentu. Menurut Hasibuan (1998), seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang akan diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan, yang didasarkan kepada spesifikasi tertentu dari setiap perusahan bersangkutan.
2.3 DEFINISI – DEFINISI PENEMPATAN TENAGA KERJA
Menurut Mathis dan jackson (2011), penempatan kerja adalah menempatkan posisi seseorang kedalam posisi pekerjaan yang tepat, seberapa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaannya maka akan mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan. Menurut Sastrohadiwiryo (2004), mengemukakan bahwa penempatan kerja adalah proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada para karyawan yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah di tetapkan, serta mampu mempertanggung jawabkan segala resiko dan kemungkinan- kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang, serta tanggung jawab Menurut Marihot T.E Hariandja (2005), penempatan kerja adalah merupakan proses penugasan atau pengisian jabatan kerja atau penugasan kembali pegawai pada tugas atau jabatan baru atau jabatan yang berbeda. Menurut S.P Hasibuan (2008) penempatan kerja adalah tindak lanjut dari seleksi, yaitu menempatkan calon karyawan yang diterima pada jabatan atau pekerjaan yang dibutuhkan dan sekaligus mendelegasikan kepada orang tersebut. 2.4 REKUITMEN TENAGA KERJA DI PERUSAHAAN Proses rekuitmen tenaga kerja di perusahaan terdapat dua pilihan sumber rekruitmen, yakni dari dalam organisasi itu sendiri atau dari luar organisasi. Masing-masing sumber ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan masing – masing sumber : Sumber internal memiliki keunggulan antara lain perusahaan memiliki pemahaman baik terhadap kekuatan dan kelemahan calon tenaga kerja, calon tenaga kerja memiliki pemahaman baik terhadap perusahaan, meningkatkan moral dan motivasi karyawan, return on investment yang dilakukan organisasi pada karyawannya saat ini mengalami peningkatan sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh sumber internal yaitu seseorang mungkin dipromosikan di tempat yang mereka tidak mungkin dapat sukses, persaingan di dalam perusahaan dapat berdampak negatif terhadap moral kerja karyawan, tidak terdapat ide dan motivasi. Sumber eksternal memiliki keunggulan antara lain terdapat lebih banyak calon berbakat yang terkumpul, adanya ide dan perspektif baru yang masuk ke perusahaan. Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh sumber eksternal yaitu masa orientasi atau penyesuaian lebih panjang. Agar proses rekrutmen berjalan dengan baik, maka perusahaan yang mengadakan rekrutmen harus mengetahui bagaimana untuk mencari sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan serta keinginan perusahaan dan perusahaan juga harus menyesuaikan dengan posisi mana yang akan diisi oleh pelamar. Saluran-saluran yang dapat digunakan diantaranya : a. Job Posting (Maklumat Pegawai) Perusahaan memberikan pengumuman tentang lowongan pegawai yang dapat diisi kepada pegawai misalnya dengan bulletin atau perusahaan dapat mengeluarkan surat edaran bagi pegawai. Dengan cara ini maka perusahaan membuka peluang untuk mendapatkan pegawai yang berkompeten dan sesuai kriteria perusahaan karena cara ini dapat mengurangi perlakuan khusus terhadap pegawai sehingga proses rekrutmen berjalan adil bagi semua pegawai dan tidak ada yang merasa dirugikan. b. Skills Inventory (Persediaan Keahlian) Untuk mengisi posisi yang dibutuhkan , maka perusahaan memeriksa dan mencari calon yang kompeten melalui arsip perusahaan. Setelah mencari dari arsip dan telah mendapat calon yang sesuai, maka calon tersebut dapat dihubungi untuk ketersediaannya mengisi posisi yang kosong tersebut c. Rekomendasi Pegawai Perusahaan yang mengadakan rekrutmen mencari pegawai yang telah berpengalaman dan mengetahui segala kegiatan perusahaan dimana nanti pegawai tersebut akan di berikan kewenangan untuk memberikan masukan atau rekomendasi rekan kerjanya yang sekiranya dapat mengisi posisi yang dibutuhkan perusahaan. Pegawai tersebut akan di perintah untuk memberikan penilaian apakah rekan yang direkomendasikannya sesuai dengan perusahaan. Pada saat pelamar yang direkomendasikan tersebut telah ditarik, pegawai yang lain akan memperlihatkan keaktifan dalam membantu kegiatan pegawai baru tersebut agar dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan kebutuhan perusahaan. d. Walk In Dengan cara ini para pelamar yang mencari pekerjaan akan langsung mendatangi ke perusahaan. Untuk mengetahui kemampuan pelamar, maka mereka harus mengisi blangko lamaran. Lamaran tersebut akan disimpan oleh perusahaan sampai ketika waktunya terdapat lowongan pekerjaan maka lamaran tersebut akan dipertimbangkan kembali oleh perusahaan untuk proses perekrutan. e. Writes In Metode yang digunakan perusahaan dengan cara pelamar mengirimkan surat lamaran kepada perusahaan yang ditujunya. Untuk perusahaan yang menerima surat lamaran tersebut harus dapat mengatur surat-surat yang masuk untuk menyeleksi lamaran dan menarik lamaran yang sesuai dengan kebutuhan serta syarat dari perusahaan. f. Rekrutmen Dari Perguruan Tinggi Untuk mendapatkan tenaga professional, manajerial, dan teknis yang bermutu maka perusahaan sering menggunakan metode rekrutmen dari perguruan tinggi. Perusahaan melakukan rekrutmen cara ini dengan berbagai alasan seperti keinginan perusahaan untuk mendapat pegawai yang mampu beradaptasi dengan kondisi saat ini dan memiliki pengetahuan yang paling mutakhir yang pastinya berkompeten dan memiliki kemampuan bekerja yang baik yang akan berdampak positif pada kemajuan perusahaan. g. Open House Metode ini dapat memberikan pelajaran langsung bagi calon pelamar untuk mengetahui lebih banyak tentang perusahaan. Caranya yaitu dengan mendatangkan orang-orang untuk mengunjungi dan mengetahui berbagai macam kegiatan yang terdapat di perusahaan. h. Advertising (Pengiklanan) Perusahaan akan menggunakan media iklan untuk memberitahukan kepada masyarakat tentang lowongan kerja di perusahaan untuk mengisi posisi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Ada beberapa contoh yang dapat digunakan oleh perusahaan melalui iklan yaitu : surat kabar, majalah, televisi, radio, dan media dari perusahaan yang bersangkutan. i. Employment agencies (Agen penempatan tenaga kerja) Terdapat berapa agen penempatan untuk tenaga kerja baik itu milik pemerintah ataupun milik swasta. Untuk agen dari pemerintah indonesia diwakili oleh Departemen Tenaga Kerja RI, yang dilakukan oleh swasta yakni lembaga penyalur tenaga kerja wanita (TKW). j. Perusahaan Knsultan Manajemen Cara yang satu ini lebih sering disebut sebagai headhunter atau dengan cara membajak pegawai dari perusahaan lain. Biasanya hanya calon pelamar yang prospektif yang direkrut oleh perusahaan konsultan manajemen. Pegawai dari perusahaan lain atau perusahaan pesaing biasanya menjadi sasaran pencarian bagi perusahaan konsultan manajemen. Untuk mendapatkan calon tenaga kerja yang bermutu dan memenuhi syarat, maka dalam proses rekrutmen ada beberapa kendala yang dihadapi oleh penyelenggara, di antaranya: a. Faktor-faktor organisasional yang melipuli kebijakan promosi dari dalam, yaitu apabila terjadi kekosongan jabatan, maka akan diisi oleh karyawan yang ada di dalam, kebijakan tentang imbalan yang meliputi gaji/upah dan tunjangan-tunjangan, kebijakan tentang status kepegawaian dan rencana SDM, Dalam merumuskan kebijakan perusahaan tentang sistem imbalan maka ada empat hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: a) Kepentingan para anggota organisasi sesuai dengan kesepakatan b) Kemampuan perusahaan c) Keharusan mentaati peraturan d) Penyeimbangan lokasi b. Kebiasaan pencari tenaga kerja yang harus mampu bertindak dan berpikir. c. Kondisi eksternal (lingkungan yang harus diperhitungkan) yang meliputi: a) Tingkat pengangguran b) Kedudukan perusahaan pencari tenaga kerja baru vis a vis organisasi lain yang bergerak di bidang kegiatan yang sama c) Langka tidaknya keahlian atau keterampilan tertentu d) Peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan Selain kendala yang dihadapi tersebut ada beberapa tantangan yang berhubungan dengan rekrutmen, yaitu: a. Para rekruter menghadapi permasalahan dalam menarik pelamar b. Sumber atau channel transisional perekrutan tidak memadai seperti yang terjadi pada tahun 1900-an c. Departemen SDM harus terus menemukan kebutuhan pelanggannya, manajer operasi yang memiliki pekerjaan harus diisi d. Kompetisi SDM menyebabkan para manajer menerima calon yang belum kualified sehingga perlu latihan-latihan pengembangan yang lebih intensif. 2.5 SELEKSI TENAGA KERJA DI PERUSAHAAN Proses seleksi tenaga kerja di perusahaan secara umumnya meliputi evaluasi persyaratan, Testing, Wawancara, Ujian Fisik. Beberapa instrumen yang dapat digunakan dalam seleksi, antara lain : 1. Surat – Surat Rekomendasi Pada umumnya surat – surat rekomendasi tidak berkaitan dengan kinerja pekerjaan karena semuanya mengandung pujian positif. 2. Format (Borang) Lamaran Pada tahap ini perlu format baku formulir lamaran untuk mempermudah penyeleksi mendapatkan informasi/data yang lengkap dari calon karyawan. 3. Tes Kemampuan Tes kemampuan adalah alat-alat yang menilai kesesuaian antara para pelamar dengan syarat-syarat pekerjaan. Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap para pelamar dengan syarat yang telah ditetapkan. 4. Tes Potensi Akademik (Ability Test) Beranekaragam tes mengukur sejauh mana kemampuan pelamar mulai dari kemampuan verbal dan keterampilan kualitatif sampai pada kecepatan persepsi. 5. Tes Kepribadian Tes kepribadian menaksir sifat-sifat (traits), karakteristik pekerja yang cenderung konsisten dan bertahan lama. 6. Tes Psikologi Tes ini dilakukan di atas kertas dan pensil untuk membuat para pelamar yang tak berguna dan dianggap sering mencuri dalam pekerjaan. Namun pada saat ini banyak tes psikologi yang dirancang untuk menganalisis apakah para pelamar mempunyai etika kerja yang baik, dapat dimotivasi, atau sebaliknya dapat dikalahkan oleh tantangan-tantangan pekerjaan. 7. Wawancara Wawancara sebagai suatu pertemuan dari individu yang berhadap- hadapan satu dengan lainnya. Wawancara mempunyai tujuan yang khusus dan diselenggarakan dengan kesadaran untuk itu. Berdasarkan pengertian di atas maka suatu wawancara baru terjadi apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Mengharuskan adanya pertemuan pribadi (harus bisa saling melihat, saling mendengar suara masing-masing, saling memahami bahasa yang dipergunakan) b. Mengandung suatu sifat formal (dengan pengertian bahwa pertemuan tersebut diadakan dengan suatu tujuan tertentu). Persiapan Wawancara, Bentuk atau jenis wawancara apapun yang akan digunakan, keharusan melakukan persiapan terlebih dahulu merupakan hal mutlak. Langkah-langkah yang perlu dilakukan: a. Penentuan Tujuan Wawancara b. Apabila wawancara dilakukan dalam rangka seleksi, pengenalan terhadap organisasi perusahaan secara umum, kondisi kerja dan spesialisasi jabatan, harus sudah dilakukan dalam rangka persiapan ini. c. Apabila langkah di atas telah dilaksanakan, pewawancara mulai menentukan secara terinci tujuan yang ingin dicapai. d. Menentukan waktu pelaksanaan wawancara. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, waktu pelaksanaan wawancara bisa bervariasi. e. Menetapkan tempat pelaksanaan wawancara. Wawancara dapat dilaksanakan secara efektif apabila ruangan yang digunakan terhindar dari kemungkinan terganggu (ruangan yang bising), sebaiknya ruangan yang nyaman. Dalam pelaksanaan wawancara ada 3 hal yang perlu diperhatikan di dalam rangka pelaksanaan wawancara antara lain yaitu jenis pertanyaan yang diajukan, pendengar yang baik, dan gerak gerik. Untuk mendapatkan tangaga kerja yang sesuai dengan kriteria perusahaan maka perlu dilaukan sistem seleksi yang efektif. Sistem seleksi yang efektif pada dasarnya memiliki tiga sasaran, yaitu: 1. Keakuratan Kemampuan dari proses seleksi untuk secara tepat dapat memprediksi kinerja pelamar. 2. Keadilan Memberikan jaminan bahwa setiap pelamar yang memenuhi persyaratan diberikan kesempatan yang sama di dalam sistem seleksi. 3. Keyakinan Taraf orang-orang yang terlibat dalam proses seleksi yakin akan manfaat yang diperoleh. Jenis jenis sekeksi yang biasanya dilakukan sebuah perusahaan untuk menyeleksi tenaga kerja a. Seleksi Administrasi Yaitu seleksi berupa surat-surat yang dimiliki pelamar untuk menentukan apakah sudah sesuai dengan persyaratan yang diminta organisasi perusahaan, antara lain: 1. Ijazah 2. Riwayat Hidup 3. Domisili / Keberadaan Status Yang Bersangkutan 4. Surat Lamaran 5. Sertifikat Keahlian 6. Pas Foto 7. Copy Identitas (KTP. Pasport, SIM, dan lain-Iain) 8. Pengalaman kerja 9. Surat Keterangan Kesehatan Dari Dokter 10. Akte Kelahiran b. Seleksi Tertulis Seleksi Tertulis terdiri dari: 1. Tes Kecerdasan (Intelegensi Test) 2. Tes Kepribadian (PersonalTtest) 3. Tes Bakat (Aptitude Test) 4. Tes Minat (Interest Test) 5. Tes Prestasi (Achievment Test) c. Seleksi tidak tertulis terdiri dari: 1. Wawancara 2. Praktek 3. Kesehatan/Medis
2.6 PENEMPATAN TENAGA KERJA DI PERUSAHAAN
Seperti halnya dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan lain dalam penempatan karyawan juga perlu dipertimbangkan beberapa faktor antara lain sebagai berikut : 1. Faktor Prestasi Akademis Faktor prestasi akademik yang telah dicapai oleh karyawan selama mengikuti jenjang pendidikan harus mendapatkan pertimbangan dalam menempatkan dimana karyawan yang bersangkutan harus melaksanakan tugas dan pekerjaannya serta wewenang dan tanggung jawab. 2. Faktor Pengalaman Pengalaman para karyawan yang sejenis yang telah dialami sebelumnya, perlu mendapat pertimbangan dalam rangka penempatan karyawan. Pengalaman bekerja banyak memberikan kecenderungan bahwa karyawan memiliki keahlian dan ketrampilan kerja yang relatif tinggi. Sebaliknya keterbatasan pengalaman bekerja yang dimiliki akan makin rendah tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki. 3. Faktor Kesehatan Fisik dan Mental Faktor kesehatan fisik dan mental perlu mendapatkan pertimbangan dalam penempatan karyawan, meskipun kurang akurat terhadap tingkat kepercayaan terhadap hasil tes kesehatan dilakukan terutama kondisi fisik, namun secara sepintas dapat dilihat kondisi fisik karyawan yang bersangkutan untuk dipertimbangkan pada tempat mana dia diberikan tugas dan pekerjaan yang cocok baginya berdasarkan kondisi yang dimiliki. 4. Faktor Sikap Sikap merupakan bagian hakiki dari kepribadian seseorang. Dalam penempatan karyawan faktor sikap hendaknya menjadi pertimbangan bagi manajer sumberdaya manusia, karena hal tersebut akan berpengaruh secara langsung baik bagi individu dan perusahaan maupun bagi masyarakat sebagai pengguna jasa dari perusahaan itu sendiri. 5. Faktor Status Perkawinan Untuk mengetahui status perkawinan karyawan kerja adalah merupakan hal yang penting. Dengan mengetahui status perkawinannya dapat ditentukan, dimana seseorang akan ditempatkan. Misalkan karyawan yang belum menikah ditempatkan di cabang perusahaan di luar kota dan sebaliknya karyawan yang sudah menikah ditempatkan pada perusahaan didalam kota dimana keluarganya bertempat tinggal. 6. Faktor Usia Faktor usia perlu dipertimbangkan dengan maksud untuk menghindarkan rendahnya produktifitas yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan. Selain dari faktor-faktor tersebut dalam melaksanakan penempatan karyawan ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Menurut Bernardin dan Russel dalam Walanggare, 2001 kriteria yang harus dipenuhi dalam penempatan karyawan antara lain: 1. Pengetahuan, merupakan suatu kesatuan informasi yang terorganisir yang biasanya terdiri dari sebuah fakta atau prosedur yang diterapkan secara langsung terhadap kinerja dari sebuah fungsi. 2. Kemampuan, merupakan suatu kompetensi yang diperlihatkan dalam kinerja melalui perilaku yang diamati atau seluruh perilaku mengarah pada suatu hasil yang diamati. 3. Ketrampilan, merupakan suatu tindakan psikomotor yang dipelajari dan dapat mencakup suatu manipulasi tangan, lisan, atau mental dari pada data, orang atau benda-benda. 4. Ciri-ciri lain yang meliputi faktor kepribadian, sikap, sifat- sifat mental yang dibutukan untuk melakukan pekerjaan Selain dari faktor-faktor dan kriteria penempatan tenaga kerja diatas, berikut adalah bentuk – bentuk penempatan tenaga kerja di sebuah perusahaan antara lain: 1. Promosi Promosi adalah proses pemindahan dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi. Nitisemito. Promosi menurut Siagian adalah apabila seorang pegawai dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hierarki lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih besar pula. 2. Mutasi Mutasi merupakan kegiatan rutin perusahaan yang dilaksanakan dalam rangka menerapkan the right man in the righ place. Mutasi atau pemindahan adalah kegiatan memindahkan karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang dianggap sejajar. Nitisemito. Menurut Siswanto mutasi adalah kegiatan ketenagakerjaan yang berhubungan dengan suatu proses pemindahan fungsi, tanggung jawab, dan status ketenagakerjaan tenaga kerja ke situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan dapat memberikan prestasi kerja yang semaksimal mungkin kepada perusahaan. Menurut Siswanto dalam pengadaan mutasi karyawan harus memperhatikan faktor-faktor yang dipandang obyektif dan rasional sebagai berikut : a. Mutasi disebabkan kebijakan dan peraturan manajer. b. Mutasi atas dasar prinsip the right man in the right job. c. Mutasi sebagai tindakan untuk meningkatkan moral kerja. d. Mutasi sebagai media kompetisi yang rasional. e. Mutasi sebagai langkah untuk promosi. f. Mutasi untuk mengurangi Labour turn over. g. Mutasi harus terkoordinasi. Alasan yang menjadi dasar dilaksanakannya mutasi adalah kemampuan kerja, rasa tanggung jawab, kesenangan dan sebagainya. 3. Demosi Demosi yakni pemindahan seseorang ke jabatan lain yang lebih rendah dalam suatu organisasi. Martoyo, sedangkan menurut Siagian Demosi berarti bahwa seseorang, karena berbagai pertimbangan mengalami penurunan pangkat atau jabatan dan penghasilan serta tanggung jawab yang semakin kecil. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa demosi merupakan suatu proses perubahan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih rendah dalam hierarki tanggung jawab dan wewenangnya. Demosi pada umumnya dikaitkan dengan pengenaan suatu sanksi disiplin. Alasan lain yang berakibat pada demosi karyawan adalah apabila kegiatan organisasi menurun atau organisasi mengalami krisis. Selain itu demosi karyawan juga mungkin terjadi bila pasar tenaga kerja menunjukkan dimana suply tenaga kerja lebih besar dari pada demand tenaga kerja.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional