PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penempatan merupakan bagian materi dari operasional manajemen sumber daya
manusia,. Penempatan merupakan kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan
setelah proses seleksi selesai dilaksanakan. Hal ini berarti telah terkumpul sejumlah
pelamar yang memenuhi syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditempatkan
sebagai karyawan dalam suatu perusahaan. Proses pemilihan ini yang dinamakan dengan
penempatan. Proses penempatan sebagai sarana yang digunakan dalam memutuskan
posisi karyawan baru atau lama
Sebagaimana telah dikemukakan oleh Siswanto(1989) bahwa penempatan pegawai
adalah untuk menempatkan pegawai sebagai unsur pelakasana pekerjaan pada posisi yang
sesuai dengan kemampuan, kecakapan dan keahliaanya
Telah menjadi kesadaran sebagian besar manajer di indonesia, baik manajer puncak
maupun manajemen tenaga kerja bahwa penempatan tenaga kerja mutlak diperlakukan.
Bukan saja demi terwujudnya keuntungan perusahaan dalam waktu dekat, tetapi lebih
banyak ditunjukan untuk menjamin kontinuitas perusahaan. Penempatan yang efektif
akan menghasilkan tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi sebagai mana menjadi
harapan peruasahaan. Sebaliknya penempatan tenaga kerja yang sembarangan, mungkin
hanya menghasilkan tenaga kerja jauh dari harapan perusahaan dan kemungkinan
menjelma menjadi tenaga kerja yang menuntun perusahaan ke arah kebangkrutan.
Kegiatan penempatan ini sangat penting di dalam proses manajemen sumber daya
manusia, apabila suatu perusahaan tidak teliti dan tidak cermat dalam penempatan ini
kemungkinan akan terjadi penempatan jabatan pegawai yang tidak sesuai dan tidak cocok
dengan jabatan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, sehingga dia tidak bisa bekerja
secara efisien dan efektif dan kemungkinan harus dikeluarkan biaya dan waktu yang
cukup lama untuk mencari orang yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian penempatan kerja
2. Tujuan penempatan
3. Pengenalan (Orientasi)
2 4. Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Penempatan Kerja
5. Prosedur Penempatan Pegawai
6. Prinsip prinsip Penempatan Pegawai
7. Penempatan SDM
8. Beberapa Masalah Dalam Penempatan
BAB II
PEMBAHASAN
I. 3Pengertian penempatan kerja
Perlu adanya suatu perencanaan dalam menentukan karyawan yang akan mengisi
pekerjaan yang ada dalam perusahaan. Keberhasilan dalam pengadaan tenaga kerja terletak
pada ketepatan dalam penempatan karyawan baru maupun karyawan lama pada posisi jabatan
baru. Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam
mendapatkan karyawan yang kompeten yang dibutukan perusahaan, karena penempatan yang
tepat dalam posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu perusahaan dalam mencapai
tujuan.
Adapun pengertian penempatan menurut para ahli antara lain :
1. Menurut Marihot T. E. Hariandja (2005 : 156) menyatakan bahwa :
Penempatan merupakan proses penugasan/ pengisian jabatan atau penugasan kembali
pegawai pada tugas/ jabatan baru atau jabatan yang berbeda.
2. Menurut Mathis & Jackson (2006:262) menyatakan bahwa :
Penempatan adalah menempatkan posisi seseeorang ke posisi pekerjaan yang tepat,
seberapa baik seorang pegawai cocok dengan pekerjaanya akan mempengaruhi jumlah dan
kualitas pekerjaan.
3. Menurut B. Siswanto Sastrohadiryo yang dikutp oleh Suwatno (2003:138).
Penempatan pegawai adalah untuk menempatkan pegawai sebagai unsur pelakasana
pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan kemampuan, kecakapan dan keahliaanya.
Berdasarkan definisi yang yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa penempatan adalah kebijaksanaan sumber daya manusia untuk
menetukan posisisi/ jabatan seseorang.
4. Pengalaman kerja
Pengalaman seorang pegawai untuk melakukan pekerjaan tertentu. Pengalman
kerja dapat menjadi bahan pertimbangan untuk :
a. Pekerjaan yang harus ditempatkan
b. Lamanya melakukan pekerjaan
V. Prosedur
7 Penempatan Pegawai
Prosedur penempatan pegawai berkaitan erat dengan sistem dan proses yang
digunakan. Berkaitan dengan sistem penempatan B. Siswanto Sastrohadiwiryo yang
dikutip oleh Suwatno (2003 : 130) mengemukakan
Harus terdapat maksud dan tujuan dalam merencanakan sistem penempatan
karyawan
Untuk mengetahui prosedur penempatan karyawan harus memenuhi persyaratan :
1. Harus ada wewenang untuk menempatkan personalia yang datang dari daftar
personalia yang di kembangkan melalui analisis tenaga kerja.
2. Harus mempunyai standar yang digunakan untuk membandingkan calon
pekerjaan.
3. harus mempunyai pelamar pekerjaan yang akan diseleksi untuk ditempatkan.
Apabila terjadi salah penempatan (missplacement) maka perlu diadakan suatu
program penyesuaian kembali (redjustment) karyawan yang berrsangkutan nsesuai
dengan keahlian yang dimiliki, yitu dengan melakukan :
1. Menempatkan kembali (replacement) pada posisi yang lebih sesuai.
2. Menugaskan kembali (reasignment) dengan tugas-tugas yang sesuai dengan
bakat dan kemampuan.
Penempatan berarti mengalokasikan para karyawan baru atau lama pada posisi kerja
tertentu. Penempatan terdiri dari dua hal yaitu karyawan yang baru datang dari luar
perusahaan dan penugasan bagi karyawan yang lama di tempat yang baru (perlu
orientasi/pengenalan).
Dalam alur ini ada tiga jenis penempatan, yaitu promosi, transfer dan demosi. Setiap
keputusan harus diiringi dengan orientasi dan tindak lanjut , apapun penyebabnya
seperti perampingan , merger, akuisisi atau perubahan internal lainnya.
Ada juga model promosi sistem senioritas. Dalam beberapa hal, pada umumnya
pekerja senior akan dipromosikan terlebih dahulu. Maksud senior disini adalah
pekerja yang mempunyai masa kerja paling lama di perusahaan tersebut. Karyawan
yang akan dipromosikan ditentukan berdasarkan catatan senioritas yang ada pada
perusahaan. Alasan rasional dari pendekatan ini adalah untuk menghilangkan atau
mengurangi promosi yang menyimpang.
a. Pengangkatan jabatan.
b. Perpindahan kerja dan
c. Pemberhentian Kerja.
a. Prestasi kerja;
b. Disiplin kerja;
c. Kesetiaan;
d. Pengabdian;
e. Pengalaman;
f. Dapat dipercaya;
g. Serta adanya syarat-syarat objektif lainnya sehingga seseorang
diangkat dalam jabatan.
Dalam rangka kepentingan pelaksanaan tugas seorang pegawai atau tenaga kerja dan
dalam rangka pembinaan dapat dilakukan perpindahan jabatandan atau perpindahan
bidang tugas dalam satu wilayah maupun keluar ke wilayah lain.
Transfer dan demosi adalah dua kegiatan utama penempatan karyawan lainnya
yang ada pada perusahaan. Transfer terjadi kalau seorang karyawan dipindahkan dari
satu posisi ke posisi lainnya yang tingkatannya hampir sama baik tingkat gaji,
tanggung jawab, maupun tingkat strukturalnya. Demosi terjadi ketika seorang
karyawan dipindahkan dari satu posisi ke posisi lainnya yang lebih rendah
tingkatannya.
Tujuan program Job Posting ini adalah untuk memberikan dorongan bagi
karyawan untuk mencari promosi dan transfer serta membantu departemen SDM
dalam mengisi jabatan internal. Dengan demikian, job posting dapat mempertemukan
antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan karyawan. Tidak semua jabatan
dapat melalui job posting ini, biasanya hanya bagi jabatan level bawah yang berdifat
klerikal, teknis, dan posisi supervisor. Namun, pekerjaan pada level yang lebih tinggi
dapat pula diumumkan untuk memenuhi tuntutan afirmasi dan persamaan kesempatan
pekerjaan, sehingga para karyawan yakin bahwa mereka dapat mengisi pekerjaan apa
saja dalam perusahaan, Karenanya pentingnya bagi departemen SDM untuk membuat
aturan tentang program job posting dan konsisten dilaksanakan.
Terdapat tiga hal yang mendasari keputusan penempatan bagi SDM, yaitu efektivitas,
tuntutan hukum dan prevensi PHK.
1. Efektivitas
2. Tuntutan Hukum
Selama ini hubungan kerja yang tidak didasarkan pada kontrak resmi tertulis
disebut hubungan kerja sukarela dan dilanjutkan dengan persetujuan. Kedua pihak
harus memberitahukan apabila hubungan itu berakhir. Hak perusahaan untuk
memberitahukan pekerja setiap saat tanpa sebab menjadi dikenal sebagai doktrin
pemberi kerja. Doktrin ini menyebutkan bahwa pemilik atau manajemen mempunyai
hak diatas hak pekerja atas pekerjaan mereka. Secara sederhana dikatakan bahwa
seorang pekerja dapat dipecat dengan alasan apapun atau tanpa alasan. Selama ini
pula, pemerintah dan hukum telah membatasi hak ini, hakim hendaknya mempelajari
dengan cermat buku pedoman pekerja, janji manajemen dan sumber-sumber lain
untuk mencari kontrak kerja. Namun demikian, pemberitahuan dilarang oleh:
Keadaan yang dikendalikan oleh hukum persamaan kesempatan, seperti ras, agama,
kebangsaan, jenis kelamin, kehamilan dan usia;
Hak untuk menolak tindakan yang bertentangan dengan hukum seperti kerjasama
dalam penentuan harga.
Salah satu bidang kreatif MSDM adalah upaya pencegahan separasi. Ketika
departemen SDM dapat mencegah perusahaan kehilangan SDM yang bernilai, maka
uang yang ditanam dalam rekrutmen, seleksi, orientasi dan pelatihan tidak hilang.
Uang juga dapat dihemat dengan mengurangi keperluan penyebaran pekerja yang
tersisa. Melalui pendekatan proaktif pengurangan karyawan melalui pengunduran diri
secara sukarela, kematian, layoff dan terminasi dapat dikurangi.
Kematian. Kematian sebagai sumber pemberhentian kerja adalah salah satu alasan
bagi pengembangan HRD untuk meningkatkan kegiatan keamanan kerja, penjagaan
kesehatan secara preventif, dan rancangan program kenyamanan kerja untuk menjaga
kesehatan karyawan. Beberapa alasan dapat digunakannya kombinasi antara ruang
olahraga, arena jogging, lapangan tenis dan fasilitas atletik lainnya adalah untuk
mendorong karyawan agar menjaga kesehatan fisiknya sehingga mereka mempunyai
umur yang panjang dan dapat bekerja lebih lama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penempatan pegawai merupakan usaha manajemen untuk mengisi setiap
posisi yang lowong dalam suatu organisasi dengan pegawai yang memenuhi syarat
pada saat
dibutuhkan. Proses seleksi dan penempatan pegawai di dalam perusahaan sesuai
dengan bidang peminatan dan keahlian yang dimilikinya juga, karenanya berpengaruh
bagi produktivitas perusahaan. Proses seleksi dan penempatan yang baik dan benar
akan membuat pegawai memiliki semangat dalam bekerja, karena bidang yang
digelutinya merupakan apa yang diminati oleh dirinya dan pekerjaan itu merupakan
sesuatu hal yang dikuasai dengan baik.
B. Saran
Dalam melakukan penempatan terhadap pegawainya :
(1) Dalam melakukan perekrutan pegawai, hendaknya manajemen perusahaan tidak
terlalu terpaku kepada prestasi akademis dari seorang calon pegawai, hal ini
disebabkan karena ternyata kemampuan, keterampilan, keahlian dan pengalaman dari
seorang calon pegawai memiliki hubungan yang lebih kuat terhadap prestasi kerja
pegawai tersebut dibandingkan tingkat pendidikan ataupun tingkat kecerdasan yang
dimilikinya.
(2) Dalam melakukan mutasi ataupun promosi pegawai yang telah bekerja, hendaknya
manajemen perusahaan lebih memperhatikan kesesuaian keterampilan dalam
penempatan
(3) Memperhatikan juga faktor jenis kelamin, usia, status perkawinan dan taingkat
pendidikan pegawai dalam melakukan penempatan kerja.
(4) Hendaknya perusahaan memperhatikan dalam hal peningkatan kemampuan dan
ketrampilan pegawai yang dapat dilakukan dengan melakukan pendidikan dan
pelatiha, ataupun studi banding pada perusahaan yang bergerak pada jenis pekerjaan
yang serupa.
(5) Dalam melakukan strategi penempatan pegawai harus dilakukan suatu assesment
center, agar diperoleh informasi secara akurat dan lengkap yang berkaitan dengan
kompetensi jabatan, baik kompetensi potensial, kompetensi aktual untuk performance
management dalam mendukung proses pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
13
Fathoni, Abdurrahmat. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rineka
Cipta. 2006.
Rivai, Veithzal & Ella Jauvani Sagala. Manajemen Sumber Daya Manusia
Untuk Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
http://ocw.usu.ac.id/course/download/127-PENGANTAR-PSIKOLOGI-
SDM/ppsdm_slide_pengenalan_penempatan.pdf
https://syafaatmuhari.wordpress.com/2011/09/05/penempatan-sdm/
http://ningkaz.blogspot.co.id/2011/04/penempatan-sdm.html