UNIVERSITAS TELKOM
ANDRIE NUGROHO1, AYU ANDHINI2, DARA QURROTU AINI3, MUHAMMAD YOSA RIZAL4,
MUHAMAD FAISAL5
1
PRODI S1 DESAIN PRODUK, FAKULTAS INDUSTRI KREATIF, UNIVERSITAS TELKOM
2
PRODI S1 DESAIN PRODUK, FAKULTAS INDUSTRI KREATIF, UNIVERSITAS TELKOM
3
PRODI S1 DESAIN PRODUK, FAKULTAS INDUSTRI KREATIF, UNIVERSITAS TELKOM
4
PRODI S1 DESAIN PRODUK, FAKULTAS INDUSTRI KREATIF, UNIVERSITAS TELKOM
5
PRODI S1 DESAIN PRODUK, FAKULTAS INDUSTRI KREATIF, UNIVERSITAS TELKOM
1andriengr@students.telkomuniversity.ac.id 2ayuandhinii@students.telkomuniversity.ac.id
3daraaqur@students.telkomuniversity.ac.id 4yosarizal@students.telkomuniversity.ac.id
5mochfaisal@students.telkomuniversity.ac.id
ABSTRAK
Kacamata adalah lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan mempertajam
penglihatan (ada yang berangka dan ada yang tidak) Selain menjadi alat bantu penglihatan.
Fungsi dari kacamata ini sangat lah berguna untuk penderita minus atau plus. Seringkali
pengguna kacamata yang pemakaiannya dalam jangka waktu terlalu lama akan terasa tidak
nyaman dikarenakan bentuk dan ukuran terhadap kacamata tidak ergonomis untuk dipakai
oleh user.
PENDAHULUAN
Kacamata adalah lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan mempertajam penglihatan (ada
yang berangka dan ada yang tidak). Sekarang selain menjadi alat bantu penglihatan, kacamata juga sudah
menjadi pelengkap gaya serta menjadi alat bantu khusus untuk menikmati hiburan seperti kacamata khusus
tiga dimensi.
Sering ditemui bahwa kacamata memiliki berbagai kendala saat dipakai oleh berbagai kalangan.
Terutama orang yang memiliki batang hidung rendah. Kacamata digunakan oleh orang orang yang memiliki
kelemahan dalam penglihatan, seperti : mata minus, plus, silinder. Dari berbagai kalangan orang dewasa
hingga balita sudah banyak yang menggunakan kacamata.
Kacamata digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Ada yang menggunakan kacamata secara terus
menerus dan ada yang menggunakannya hanya ketika diperlukan. Biasanya pengguna kacamata
menggunakan kacamata ketika diluar ruangan, atau ketika sedang beraktivitas.
Mengapa kami membahas masalah kacamata? karena saat pengguna berhidung pesek menggunakan
kacamata memiliki masalah kacamata akan merosot, dan bagi semua pengguna kacamata, nosepad akan
membekas pada batang hidung.
Sekarang penggunaan kacamata menjadi hal yang sudah sangat tidak asing lagi dikalangan masyarakat,
terutama masyarakat yang memiliki kekurangan pada penglihatannya. Dalam menggunakan kacamata
dijumpai masalah terutama masalah yang terkait akan ergonomi dari kacamata itu sendiri. Masalah dari
kenyamanan kacamata saat digunakan oleh pengguna yang berbeda beda.
1. Apakah kacamata baca sudah nyaman dipakai oleh pengguna yang memiliki hidung rendah?
2. Sudahkah kacamata baca mencakup ergonomi?
1.4 TUJUAN
a. Metode dokumentasi yaitu melihat bentuk dan konstruksi dari berbagai macam jenis kacamata agar
mendapat hasil yang maksimal.
b. Metode observasi yaitu dengan mengukur kacamata ketika di gunakan oleh user agar nyaman ketika di
user sedang menggunakan kacamata tersebut untuk beraktivitas
c. Metode Wawancara yaitu dengan mengandalkan konsultasi dan tanya jawab dengan responden yang
memiliki kriteria tertentu
BAB II
PEMBAHASAN
Dimensi kacamata baca meliputi semua bagian bagian dari bentuk kacamata. Kacamata pada umumnya
terbuat dari bahan plastik atau besi atau stainless. bahan bahan tersebut digunakan agar kacamata terlihat kokoh
dan menarik
2.3 ANTROPOMETRI
Kepala adalah bagian tubuh yang sangat vital, maka sudah seharusnya produk untuk kepala dibuat
dengan mempertimbangkan keselamatan dan kenyamanan penggunanya. Oleh karena itu, data antropometri
kepala akan sangat penting dan bermanfaat dalam perancangan produk untuk kepala. Beberapa produk yang
memerlukan antropometri kepala dalam perancangannya antara lain adalah helem, masker, safety google,
kacamata,head-set, dan berbagai macam rancangan produk lainnya yang berhubungan dengan kepala.
Di Indonesia sampai saat penelitian ini dilakukan belum memiliki tabel antropometri yang
mempresentasikan ukuran tubuh penduduk Indonesia.
Perancangan produk untuk pengguna orang Indonesia hingga kini terkadang masih menggunakan
ukuran antropometri penduduk luar negeri yang belum tentu sesuai dengan karakteristik fisik orang
Indonesia.Perlu dibuat rancangan safety google yang sesuai dengan antropometri pekerja di Indonesia
Umur P/L LH TH LK PP
a. 18 L 5 3.5 59 12
b. 19 L 4 2.5 55 10
c. 19 L 4 2 55.5 12
d. 19 P 3 1.5 50 10
e. 19 P 3 2 57 11
f. 18 L 3.5 2 55 10
g. 18 P 4 2 59 11
h. 17 P 2.8 1.5 58.5 10.5
i. 19 L 4 2 58 11
j. 17 P 2.8 1 55 8
k. 21 L 4.5 2.5 62 12
l. 22 L 4 2.5 60.5 11.5
m. 18 P 3.5 2 58.2 10
n. 18 p 3 1.5 62 11
2.4 PERSENTIL
Persentil sendiri terdiri atas persentil 5, persentil 50 dan persentil 95. Dalam penilitian ini kami
mengamati pada laki laki dan perempuan . Berikut ini adalah datanya :
a) Laki-laki
LH TH LK PP
Persentil 5 3.5 2 55 10
Persentil 50 4 2 55.5 12
Persentil 95 5 3.5 59 12
b) Perempuan
LH TH LK PP
Persentil 5 3 1.5 50 10
Persentil 50 2.8 1.5 58.5 10.5
Persentil 95 4 2 59 11
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian ternyata kacamata masih belum nyaman dipakai oleh orang yang
memiliki hidung rendah dikarenakan sering turun dan mereka harus sesekali menaikan kacamata
tersebut, hal ini sangat mengganggu karena bisa merusak konsentrasi saat membaca sehingga membaca
tidak fokus
Kacamata baca sudah mencakup ergonomi. Tapi, untuk beberapa persentil ada yang belum pas
dengan kacamata tersebut. Karena pada umumnya kacamata baca hanya berfokus pada 1 persentil yang
paling umum yaitu persentil 95. Hal ini menyebabkan perbedaan bila dipakai oleh persentil lainnya.
3.2 SARAN
1. Kacamata minus dibuat dengan dimensi kecil agar untuk bagian batang hidung yang
2. Untuk bagian gangang kacamata sebaiknya dibuat dgn dimensi yang sedikit longgar
supaya bagian diatas kuping tidak menimbulkan bekas gangang kacamata saat dipakai
lama
3. Untuk bahan nose pad nya sebaiknya dengan bahan yang empuk supaya tidak sakit untuk