PENDAHULUAN
1.2.Rumusan masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang kami bahas mengenai penempatan kerja
yaitu:
1. Apa Arti dari Penempatan Sumber Daya Manusia?
2. Sebutkan Prinsip-prinsip Penempatan Sumber Daya Manusia?
3. Apa Fungsi dan Tujuan Penempatan Sumber Daya Manusia?
4. Apa saja tahapan dalam Penempatan Sumber Daya Manusia?
5. Bagaimana Metode Penempatan Sumber Daya Manusia?
6. Apa saja indikator dalam Penempatan Sumber Daya Manusia?
7. Apa saja faktor yang Mempengaruhi Penempatan Sumber Daya Manusia?
1
1.3.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui arti dari penempatan Sumber Daya Manusia
2. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Penempatan Sumber Daya Manusia
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan penempatan Sumber Daya Manusia
4. Untuk mengetahui Tahapan apa dalam Penempatan Sumber Daya Manusia
5. Untuk mengetahui Metode Penempatan Sumber Daya Manusia
6. Untuk mengetahui Indikator apa saja dalam Penempatan Sumber Daya Manusia
7. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi penempatan Sumber Daya
Manusia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menyesuaikan prinsip tersebut tidak mudah bagi seorang karyawan yang baru yang
belum dikenal, karena alasan itulah maka penempatan pertama biasanya berstatus
percobaan. Penempatan karyawan baru ini harus dilakukan orientasi dan induksi.
Orientasi artinya memberitahukan kepada karyawan baru tentang hak dan kewajibannya,
tugas dan tanggung jawabnya, peraturan-peraturan perusahaan, sejarah dan struktur
organisasi perusahaan serta memperkenalkannya kepada pada karyawan lama. Orientasi
4
kurang tepat apabila dinyatakan sebuah langkah, oleh karena itu merupakan sebuah
aktivitas yang berlangsung terus. Orientasi dimulai sebelum induksi dan setelah itu diikuti
oleh apa yang dinamakan follow-up (Tindak lanjut).
Menurut Winardi tujuan orientasi adalah membantu seorang karyawan baru (atau
seorang karyawan yang baru saja dipindahkan atau yang baru saja bergabung dengan
sebuah team kerja) dengan apa yang harus dirasakannya tentang unit baru dan hubungan-
hubungan pekerjaan tersebut dengan sasaransasaran bagi organisasi secara keseluruhan .
Induksi adalah kegiatan untuk mempengaruhi tingkah laku karyawan baru yang
telah ditempatkan, agar ia menaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang
berlaku. Perusahaan mengharapkan dengan induksi ini karyawan baru dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan, sehingga karyawan tersebut dapat
mengerjakan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien. Kegiatan untuk menginduksi ini
dilakukan oleh atasan langsung dan para karyawan senior dalam unit kerjanya. Jika
induksi ini tidak berhasil maka karyawan percobaan ini kemungkinan besar akan
dikeluarkan. Induksi merupakan tolok ukur apakah seorang karyawan dapat diterima
menjadi karyawan suatu perusahaan. Perusahaan-perusahaan tertentu berusaha untuk
mempertahankan seorang karyawan dengan jalan menyediakan penempatan temporer
atau penempatan sementara pada pekerjaan tertentu apabila tidak terdapat lowongan
pekerjaan yang cocok bagi karyawan tersebut. Karyawan akan segera dipindahkan pada
pekerjaan yang lebih seseuai bila ada lowongan pekerjaan yang lebih cocok bagi karywan
tersebut. Penempatan karyawan merupakan usaha untuk menyalurkan kemampuan
sumber daya manusia sebaik-baiknya. Penempatan karyawan dilakukan dengan jalan
menempatkan karyawan pada suatu tempat atau jabatan yang paling sesuai, dengan
penempatan kerja karyawan yang tepat akan meningkatkan semangat kerja karyawan
yang bersangkutan.
5
Maksud diadakan penempatan karyawan adalah untuk menempatkan karyawan
sebagai unsur pelaksanaan pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Kemampuan;
2. Kecakapan; dan
3. Keahlian.
2. Menugaskan kembali dengan tugas-tugas yang sesuai dengan bakat dan kemampuan.
Dalam alur ini, terdapat 4 jenis penting dari penempatan yaitu promosi, transfer,
demosi dan PHK. Setiap keputusan harus diiringi dengan orientasi dan tindak lanjut.
Berikut ini di jelaskan 3 jenis penempatan:
1. Promosi
6
Promosi terjadi apabila seorang karyawan di pindahkan dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain, yang kemudian dari jabatan barunya tersebut dia memperoleh
pembayaran yang lebih tinggi, tanggung jawab yang lebih banyak dan luas dan atau
tingkatatan organisasional yang lebih tinggi.
Kejadian ini merupakan hal yang menyenangkan bagi para karyawan dan
seyogyanya juga bagi organisasi. Umumnya, promosi diberikan sebagai pengakuan
terhadap hasil kerja karyawan di massa lalu dan merupakan janji untuk masa depan.
Promosi dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Merit Based Promotion adalah promosi didasarkan atas jasa/prestasi yang telah di
berikan. Di dasarkan atas performance appraisal.
b. Seniority Based Promotion adalah promosi didasarkan atas lamanya (waktu)
seorang pegawai bekerja pada perusahaan atau lamanya pegawai tersebut bekerja
di suatu jabatan tertentu, tidak berdasarkan umur karyawan.
Yang dimaksud dengan senior adalah pegawai yang paling lama telah bekerja
di perusahaan. Keuntungan cara ini adalah bahwa keputusan yang dibuat akan
lebih objektif. Kelemahan yang sering muncul adalah bahwa tidak ada jaminan
orang yang dipromosikan mempunyai kemampuan atau telah menunjukkan hasil
kerja yang lebih baik daripada pegawai lain yang tidak dipromosikan.
2. Transfer
Transfer dan demosi adalah dua kegiatan utama penempatan karyawan lainnya
yang ada pada perusahaan. Transfer terjadi jika seorang pegawai dipindahkan dari
suatu jabatan ke jabatan lainnya, yang pembayaran, tanggung jawab serta
tingkat/jenjang jabatannya sama atau relatif sama. Melalui transfer, perusahaan dapat
memperbaiki cara pemanfaatan pegawai. Transfer bahkan dapat mempunyai manfaaat
bagi pegawai yang ditransfer. Pengalaman yang lebih luas lagi menunjukkan bahwa
transfer menyediakan seseorang dengan keterampilan-keterampilan baru dan suatu
prospektif lain yang membuatnya menjadi calon untuk dapat dipromosikan.
Transfer juga dapat memperbaiki tingkat motivasi dan kepuasan kerja,
khususnya jika pegawai menemukan sedikit tantangan pada jabatan lamanya. Posisi
baru, meskipun bukan suatu promosi, bisa menawarkan tantangan-tantangan baru
(baik dari segi teknis maupun hubungan antar pribadi).
3. Demosi
Demosi terjadi jika seorang karyawan dipindahkan dari suatu jabatan ke
jabatan lain yang pembayaran, tanggung jawab, tingkat jabatannya lebih rendah.
7
Demosi umumnya mempunyai efek positif yang sangat kecil bagi individu ataupun
bagi perusahaan. Umumnya demosi banyak berkaitan dengan masalah disiplin kerja.
Seorang karyawan didemosi, karena kinerjanya sangat rendah atau tingkat
absensinya terlalu banyak. Satu akibat dari demosi adalah demotivated. Kadang kala
demosi digunakan sebagai suatu cara halus untuk memecat pegawai, dengan harapan
pegawai tersebut mau mengundurkan diri.
Job posting program juga bermanfaat karena dapat memberikan informasi
kepada karyawan tentang pembukaan lowongan kerja dan persyaratannya.
Pengumuman tentang lowongan kerja tersebut mengundang para karyawan yang
memenuhi syarat untuk melamarnya. Biasanya diumumkan melalui buletin atau surat
kabar perusahaan baik surat kabar biasa maupun elektronik. Kualifikasi dan ketentuan
lain biasanya diambil dari informasi analisis pekerjaan, melalui pencalonan diri
ataupun dengan rekomendasi supervisor, karyawan yang tertarik dapat mengajukan
permohonan kepada departemen SDM.
Tujuan program job posting ini adalah untuk memberikan dorongan bagi
karyawan yang mencari promosi dan transfer serta membantu departemen SDM
dalam mengisi jabatan internal. Dengan demikian job posting dapat mempertemukan
antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan karyawan.
4. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Pemutusan kerja disebabkan oleh alasan disiplin kerja, ekonomi, bisnis atau
alasan pribadi.
Pemutusan hubungan kerja dapat terjadi melalui beberapa bentuk, yaitu :
a. Atrition, yaitu pengurangan tenaga kerja secara normal atau alamiah, seperti
pengunduran diri, pensiun atau meninggal.
b. Layoffs, yaitu pemutusan hubungan kerja dari perusahaan akibat alasan-alasan
bisnis ekonomi. Layoffs diminimalisasikan oleh beberapa perusahaan dengan
perencanaan SDM yang cermat. Dengan memprediksi kebutuhan tenaga kerja
beberapa tahun mendatang, pengusaha yang menghindari layoffs bahkan selama
resesi yang buruk sekalipun. Kemudian, karena keahlian mereka yang diperlukan
bagi bisnis berubah, maka kegiatan pelatihan dan transfer karyawan membantu
perusahaan untuk menyesuaikan tantangan ekonomi yang dihadapinya sambil
menyediakan keamanan kerja bagi karyawan.
c. Termination, yaitu pemutusan hubungan kerja yang permanen dengan alasan
disiplin atau akibat perilaku pegawai yang tidak tepat atau disebut juga
8
pemecatan. Hasil penelitian tentang mengapa seseorang diberhentikan kerja.
Alasan-alasannya adalah:
Tidak kompeten (35%)
Tidak cocok dengan rekan kerja (10%)
Tidak jujur atau dusta (20%)
Sikap-sikap yang negative (15%)
Tidak ada motivasi (10%)
Gagal atau menolak perintah (5%)
Tidak disiplin (5%)
Untuk itu perlu diperbarui sistem dan mekanisme kerja secara berkala dengan
perkembangan perusahaan. Sebaliknya, 85% karyawan yang disurvei bank
pemerintah, mempercayai akan menjamin keamanan bagi karyawan yang
berprestasi.
Pelatihan dan perkembangan karyawan adalah cara lain untuk mengurangi
terminasi karena buruknya kinerja karyawan. Melalui pelatihan yang efektif,
karyawan baru dan karyawan lama dapat diajarkan bagaimana mereka dapat
bekerja secara sukses.
9
diatas hak pekerja atas pekerjaan mereka. Secara sederhana dikatakan bahwa seorang
pekerja dapat di pecat dengan alasan apa pun termasuk tanpa alasan. Selama ini pula,
pemerintah dan hukum telah membatasi hak ini. Namun pemberhentian di larang
oleh:
a. Keadaan yang di kendalikan oleh hukum persamaan kesempatan, seperti ras,
agama, kebangsaan, jenis, kelamin, kehamilan, dan usia.
b. Kegiatan serikat pekerja.
c. Penolakan terhadap pelanggaran keselamatan dan kesehatan kerja.
d. Hak untuk menolak penugasan yang di yakini berbahaya atau mengancam nyawa.
e. Hak untuk menolak tindakan yang bertentangan dengan hukum seperti kerja sama
dalam penentuan harga.
Larangan ini dapat di terapkan sesuai dengan keadaan dan hukum local.
Pemberhentian dapat ditentang bila di lakukan sewenang-wenang dan tidak adil. Juga
tidak boleh bertentangan dengan kebijakan public.
3. Pencegahan separasi (PHK)
Ketika departemen SDM dapat mencegah perusahaan kehilangan SDM yang
bernilai, maka uang yang di tanam dalam rekuitmen, seleksi, orientasi dan pelatihan
tidak hilang. Uang juga dapat dihemat dengan mengurangi keperluan penyebaran
pekerja yang tersisa.
Dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia Yuniarsih dan
Suwatno (2013:117) mengemukan faktor-faktor pertimbangan dalam penempatan
karyawan yang dikutip dari Schuler dan Jackson (1997) bahwa dalam melakukan
penempatan karyawan hendaklah mempertimbangkan keterampilan, kemampuan,
preferensi, dan kepribadian karyawan.
Sastrohadiwiryo (2002:162-165), mengemukakan faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menempatkan karyawan adalah sebagai berikut :
1. Faktor Prestasi Akademis
Prestasi akademis yang dimiliki tenaga kerja selama mengikuti pendidikan
sebelumnya harus dipertimbangkan, khususnya dalam penempatan tenaga kerja
tersebut untuk menyelesaikan tugas pekerjaan, serta mengemban wewenang dan
tanggung jawab. Prestasi akademis yang harus dipertimbangkan tidak terbats pada
jenjang terakhir pendidikan tetapi termasuk jnjang pendidikan yang pernah
dialaminya. Tenaga kerja yang memiliki prestasi akademis tinggi harus ditempatkan
pada tugas dan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, sebaliknya tenaga kerja
yang memiliki latar belakang akademis rata-rata atau dibawah standar harus
ditempatkan pada tugas dan pekerjaan ringan dengan beban wewenang dan tanggung
12
jawab yang relative rendah. Latar belakang pendidikan pun harus menjadi
pertimbangan dalam menempatkan karyawan.
2. Faktor Pengalaman Kerja
Faktor pengalaman perlu mendapatkan pertimbangan karena ada
kecenderungan, makin lama bekerja, makin banyak pengalaman yang dimiliki dan
sebaliknya makin singkat masa kerja, makin sedikit pengalaman yang diperoleh.
3. Faktor Kesehatan Fisik dan Mental
Faktor ini juga tidak kalah pentingnya dengan faktor-faktor tersebut di atas,
karena bila diabaikan dapat merugikan lembaga. Oleh sebab itu sebelum karyawan
yang bersangkutan diterima menjadi karyawan diadakan tes/uji kesehatan oleh dokter
yang ditunjuk.
4. Faktor Status Perkawinan
Status perkawinan juga perlu dipertimbangkan mengingat banyak hal
merugikan bila tidak ikut dipertimbangan, terutana bagi pegawai wanita.
5. Faktor Usia
Faktor usia pada diri pegawai yang lulus dalam seleksi perlu mendapatkan
pertimbangan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan rendahnya produktivitas
kerja yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan.
6. Faktor Jenis Kelamin
Jenis kelamin SDM perlu menjadi bahan pertimbangan dalam penempatan
pegawai. Walaupun hasil lulusan seleksi dan pelatihan pra tugas kadang-kadang tidak
memperhatikan jenis kelamin pria dan wanita, untuk pekerjaan yang membutuhkan
gerak fisik tentu yang lebih cocok adalah sumber daya manusi pria, tetapi untuk
tenaga-tenaga secretariat, loket-loket pelayanan atau operator telepon yang lebih
cocok mungkin sumber daya manusia wanita. Demikian juga untuk bekerja malam
hari, undang-undang melarang mempekerjakan wanita pada malam hari, karena
wanita yang dipekerjakan pada malam hari lebih banyak mudarat (rugi) daripada
manfaat yang diperoleh.
7. Faktor Minat dan Hobi
Seseorang akan bekerja dengan rajin dan tekun bila yang dikerjakannya itu
sesuai dengan minat dan hobinya. Langkah yang perlu dilakukan oleh manajer sumber
daya manusia bagian penempatan untuk memperoleh informasi tentang minat dan
hobi sumber daya manusia baru adalah yang bersangkutan perlu meminta lagi berkas
13
hasil seleksi yang sudah ada, atau meminta hasil wawancara yang telah dilakukan
jauh sebelum sumbar daya manusia itu diterima sebagai karyawan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1.Simpulan
Penempatan karyawan merupakan usaha manajemen untuk mengisi setiap
posisi yang kosong dalam suatu organisasi dengan karyawan yang memenuhi syarat
pada saat dibutuhkan. Proses penempatan karyawan di dalam perusahaan sesuai
bidang yang peminatan dan keahlian yang dimilikinya juga, karenanya berpengaruh
bagi produktivitas perusahaan. Proses penempatan yang baik dan benar akan
membuat karyawan memiliki semangat dalam bekerja, karena bidang yang
digelutinya merupakan apa yang diminati oleh dirinya dan pekerjaan itu merupakan
suatu hal yang dikuasai dengan baik.
Meskipun dalam promosi, transfer, maupun demosi yang ditempatkan adalah
para karyawan yang telah bekerja diperusahaan (bukan karyawan baru), namun
mereka tetap perlu menjalani orientasi terkait dengan jabatan yang baru.
Memang para karyawan tersebut bisa jadi sudah memahami dengan baik
aspek-aspek umum perusahaan, seperti strategi, kompensasi, peraturan dan
sebagainya. Namun mereka sedikit banyak pasti mengalami kecemasan terkait
masalah interpersonal dan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan barunya.
Untuk itulah, orientasi harus masih terus dilakukan ketika ditempatkan dibidang yang
baru.
3.2.Saran
Dalam penempatan pegawai harus mengedepankan asas the right man on the
right place at the right time dengan mengenyampingkan kedekatan personal agar
sistem managerial dapat berjalan dengan baik. Selanjutnya pimpinan yang berwenang
dalam suatu badan organisasi atau perusahaan harus memberikan promosi atau
transfer untuk memberikan dampak positif bagi pegawai dan perusahaan,
dikarenakan terjadinya seleksi antar pegawai demi ditempatkan dalam posisi yang
lebih baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
16