Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, yang mana kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Manajemen Sumber Daya Manusia mengenai kasus- kasus
yang berkaitan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Makalah ini digunakan mahasiswa semester IV program study D3 Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, yang
dimaksudkan untuk mempermudah Mahasiswa dalam pemahaman materi mata kuliah
tersebut.
Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat memberikan manfaat yang besar pada
para Mahasiswa/i.
Akhirnya kami sangat menghargai kepuasan dan kritik yang datang dari para mahasiswa
dan dosen untuk perbaikan pada periode mendatang. Dan terima kasih atas sumbang
sarannya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2
BAB I...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.................................................................................................... 3
LATAR BELAKANG............................................................................................. 3
BAB II..................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN...................................................................................................... 4
KASUS YANG BERKAITAN DENGAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN SDM. 4
KASUS YANG BERKAITAN DENGAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM........9
KASUS YANG BERKAITAN DENGAN PEREKRUTAN.............................................11
MANAJEMEN KONFLIK..................................................................................... 14
BAB III................................................................................................................... 19
KESIMPULAN...................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 20
BAB I
2
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun
bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan
manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi manusia
merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi/organisasi. Selanjutnya, MSDM
berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat
dicapai
secara
optimum.
Karenanya,
MSDM
juga
menjadi
bagian
dari
Ilmu
BAB II
3
PEMBAHASAN
B. KASUS YANG BERKAITAN DENGAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
SDM.
B1. Kasus Perusahaan Multinasional AT & T di Amerika
Di bawah ini di kemukakan contoh-contoh kasus penerapan perencanaan SDM yaitu,
yaitu perusahaan multinasional AT & T di Amerika oleh Lawrence S. Kleiman Penerapan
SDM di perusahaan multinasional AT & T di Amerika.
1. Permasalahan : pembuatan rencana bisnis yang baru menimbulkan kesulitan bagi
mencangkup riwayat hidup, riwayat pekerjaan, kekuatan dan kelemahan serta kemampuan
memimpin
3. Sistem Karir Progres dalam Meningkatkan Keunggulan Kompetitif.
4.
atas.
b) Penempatan karyawan-karyawan yang berkualitas pada posisi tertentu.
c) Posisi-posisi yang tidak efisien pada pimpinan secsra internal.
d) Aktifitas yang diperlukan untukpengembangan setiap kandidat.
Perencanaan SDM Sebagai Keuggulan Kompetitif
Perencanaan SDM merupakan proses mengindentifikasikan dan merespon
menentukan kebutuhan jumlah SDM perusahaan dan merancang kebijakan, sistem, serta
program- program baru yang dapat mengelola SDM secara efektif, sekalipun dalam kondisi
yang selalu berubah ubah. Perencanaan sdm dapat meningkatkan keunggulan kompetitif,
sehingga kinerja perusahaan maksimal.
5. Perencanaan Strategik SDM.
Suatu organisasi harus menetukan keseluruhan tujuan yang akan di capai dan
menentukan cara-cara yang digunakan untuk mencapainya. Oleh karena itu perlu adanya
perencanaan strategic SDM meliputi kegiatan :
a) Menentukan misi organisasi
b) Mengidentifikasi lingkungan organisasi
c) Merancang tujuan strategik
Perencanaan SDM-nya dilakukan dalam jangka panjang dan jangka pendek , mencakup
kegiatan :
2 Anwar prabu mangkunegara.2006. perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia.
Bandung: penerbit PT. Refika Aditama. Hal 27
Peramalan permintaan sdm merupakan suatu upaya memperkirakan karakteristik dan jumlah
sdm yang dibutuhkan oleh perusahan pada masa yang akan datang. Pendekatan umum yang
digunakan, yaitu :
Pendekatan statistika
- Pendekatan keputusan dengan brainstorming dan perkiraan penjualan
- Peramalan persediaan SDM
- Perkiraan kebutuhan SDM masa mendatang
- Hasil proses perencanaan sdm
b) Sistem informasi SDM
-
Sistem informasi SDM di perusahaan AT & T mengungkap informasi tentang data profil
karyawan dan pekerjaan. File profil karyawan memberikan informasi kualifikasi dan
klasifikasi karyawan , riwayat mulai bekerja, penghasilan ,pendidikan, kinerja, dan kondite,
sedangkan file pekerjaan berisikan informasi daftar, jumlah dan tipe pekerjaan serta
kualifikasi persyaratan yang dituntut setiap jabatan.
c) Pengembangan dan penerapan perencanaan SDM
Penerapan perencanaan SDM harus sejalan denjgan perencanaan strategic perusahaan. Oleh
karena itu pengembangannya harus memperhitungkan budaya perusahaan. Budaya
perusahaan yang dimaksud adalah pola nilai moral dan perilaku yang dianut oleh perusahaan
lain. Dengan demikian, penerapan perencanaan sdm efektif.
d) Evaluasi Perencanaan SDM.
1995, proyek ini dilembagakan, sehingga namanya berubah menjadi LAPENKOP,dengan SK.
Dekopin No. Kep / 013/dekopin-e/viii/2000. Dengan SKEP inilah organisasi, tugas dan tata
kerja lapenkop ditetapkan, sehingga menjadi pedoman LAPENKOP beserta jajarannya.3
Berdasarkan legalitas inilah LAPENKOP menjalankan tugasnya, dan hingga saat ini
telah memiliki 9 kantor wilayah ( LAPENKOP Wilayah ) sebagai kepanjangan dalam
menyelenggarakan programnya. Selanjutnya, LAPENKOP menyelenggarakan fungsi-fungsi
manajemen sumber daya manusia ( MSDM ) guna mencapai tujuan programnya
Dalam mencapai tujuannya, lapenkop nasional membutuhkan sumber daya manusia
yang kemudian ditetapkan pada posisi-posisi tertentu yang saling terintegrasi satu sama lain.
Berdasarkan uraian ini, maka dalam menelaah implementasi perencanaan sumber daya
manusia di lapenkop nasional akan di uraikan berdasarkan pendekatan berikut, serta
menggunakan model system perencanaan sumber daya manusia, seperti yang dipaparkan
berikut ini.
Bagan diatas dapat diuraikan bahwa perencanaan SDM dengan model sistem
perencanaan Sumber Daya Manusia, dimana merupakan kegiatan yang berkesinambungan
dan terintegrasi berkaitan dengan menentukan tujuan perencanaan, perencanaan organisasi,
penganggaran tenaga kerja, peramalan tenaga kerja serta penyusunan program tenaga kerja.
Lapenkop Nasional sebagai Lembaga Pendidikan yang Professional sangat
mempertimbangkan tenaga kerja sebelum melaksanakan perekrutannya melalui Perencanaan
Sumber Daya Manusia. Ruang lingkup perencanaan ini diantaranya :
1. Kepentingan Perencanaan SDM LAPENKOP Nasional
3.
4.
5.
6.
-
Ruang lingkup tujuan ini menyangkut Individu, Organisasi dan Nasional. Bagi
Individu, diperolehnya gambaran kemungkinan pengembangan ke depan serta
keamanan pekerja. Bagi Individu, keselamatan pekerjaan menjadi prioritas utama,
mengingat sebagian besar lembaga dijadikan sebagai tumpuan hidupnya. Bagi
lembaga, diperolehnya tata aturan kelembagaan yang menyangkut pengelolaan Sdm,
diantaranya adalah, Tata Kerja, Pengadaan Sdm, Format Struktur Lembaga, Format
Pengembangan Lembaga, Format Penilaian Kerja, Serta Format Bagaimana
Memformulasikan Sdm ke depan. Bagi Nasional, dapat dijadikan sebagai informasi
dalam rangka memperoleh sumber sumber kualifikasi ( keterampilan Spesifik ) dalam
rangka memenuhi kebutuhan SDM.
Perencanaan Organisasi
Pengembangan organisasi di Lapenkop nasional 5 tahun kedepan telah disepakati.
Konsekuensinya adalah adanya beberapa pengembangan sruktur kelembagaan yang
perlu diisi oleh tenaga kerja yang memenuhi kualifikasinya.
Pengauditas Sdm.
Audit ini dilakukan dengan cara saling memberikan evaluasi atas hasil kerja. Secara
teknis dilakukan dalam setiap pertemuan mingguan untuk divisi dan pertemuan
bulanan untuk all staf. 4
Peramalan Sdm Lapenkop.
Peramalan sdm di lapenkop telah dilakukan minimal dalam rangka 5 tahun kedepan
tidak menambah, melainkan perlu peningkatan kualitas. Hal ini dilakukan dengan cara
memberikan kesempatan untuk studi kejenjang yang lebih tinggi, kursus-kursus baik
nasioanal maupun internasional melalui ICA program
Sistem Perencanaan Sdm Lapenkop Nasional
Dilakukan pada ruang lingkup sebagai berikut :
Penganggaran sdm
Kondisi anggaran dan keuangan menjadi sangat penting, maka dari itu perlunya
menyusun formasi, LAPENKOP nasional telah memperhatikan dasar penyusunan
formasi yang di proyeksikan berkaitan dengan kebutuhan divide dalam mencapai
programnya seperti, Divisi Pendidikan dan Pelatihan, Divisi Produksi, Divisi
Pemasaran dan Hubungan Masyarakat, Divisi Pengembangan Bahan Belajar, serta
Kantor Wilayah. Dari cara ini maka diketahui Jenis Pekerjaan, Sifat, Perkiraan,
Jenjang dan Jumlah Jabatan yang Tersedia, Serta Alat-Alat pendukung lainya.
Penyusunan Program Tenaga Kerja
Pada awalnya status karyawan adlaah kontrak kerja. Namun telah dimulai untuk
memberlakukan program pengembangan tenaga kerja, pendidikan dan pelatihan,
penggajian, program kesejahteraan serta menciptakan program pemutusan hubungan
kerja.
C. KASUS YANG BERKAITAN DENGAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
SDM
C1. Kasus Rumah Sakit Noland
Rumah sakit noland didirikan pada tahun 1938 dan dioperasikan oleh dokter-dokter
Adams, Shurman, dan Bennett hingga maret 1986. Pada masa iti ia dikenal sebagai Houston
Sanitarium And Clunic Dan Houton Memorial Hospital. Tanggal 1 april 1984, pemilikan dan
pengoperasian rumah sakit itu jatuh ke tangan sekelompok individu.5
Rumah sakit Noland sekarang beroperasi sebagai Rumah Sakit yang mempunyai staf
terbuka yang dijalankan atas dasar bukan mencari laba, dan harus membiayai dirinya dengan
bayaran yang didapat melebihi biaya-biaya operasi, langsung digunakan untuk perluasan atau
untuk merawat pasien-pasien yang tak mampu membayar biaya pengobatan dan perawatan.
Bapak V.P. Chisom adalah administrator kepala rumah sakit tersebut. Langsung di
bawahnya bekerja tiga administrator pembantu. Penembahan kedua pembantu yang kedua
adalah suatu perkembangan baru yang dimaksudkan untuk mendesentralisasi sebagian dari
pengambilan keputusan. Bapak Chisom juga sedang memperjuangkan suatu peranan yang
lebih penting dalam pengambilan keputusan pada tingkat kepala bagian dan penyelia.
Yang bertanggung jawab kepada ketiga administrai pembantu itu adalah 16 kepala
bagian utama. Dalam masing-masing bagian ada penyelia-penyelia yang jumlahnya berbedabeda. Sebagian besar dari para pegawai hanya berbeda empat atau lima jenjang dari
administrator kepala. Bapak Chisom maupun para pembantunya seringkali kelihatan
mengunjungi berbagai bagian. Namun demikian, percakapan dengan pegawai-pegawai eselon
rendah jarang sekali terjadi.
Menurut keterangan dari direktur personalia, perputaran sangat rendah pada tingkat
peneyelia, kepala bagian, dan administrasi. Para kepala bagian biasanya adalah orang-orang
yang mempunyai pendidikan baik dengan pengalaman yang cukup. Para kepala bagian
biasanya disewa dari luar organisasi.
dalam organisasi. Disini kita dapat melihat langsung suatu kasus yang jelas dimana para
penyelia telah mendapat pelatihan terbatas dalam kapasitas penyeliaan.
Bagian perawatan adalah suatu contoh lagi dari adanya sejumlah pegawai tidak tetap
dan karyawan-karyawan tidak terampil yang bekerja sebagai pesuruh-pesuruh dan telah
diawasi oleh orang-orang yang telah menempuh pendidikan teknis tanpa latar belakang dalam
penyeliaan, yaitu para juru rawat.
Dalam kasus ini mungkin ada suatu kesenjangan komunikasi antara kepala-kepala
bagian dengan penyelia-penyelia. Seringkali penyelia sebenarnya tidak tahu apa yang
diharapkan dari dirinya. Terkadang ia juga merasa bahwa kepala bagian tidak melimpahkan
suatu wewenang dan tanggung jawab kepada para penyelia.
D. KASUS YANG BERKAITAN DENGAN PEREKRUTAN
popular
pada
beberapa
perusahaan.
Disini
mereka
telah
membuktikan
kemampuannya sebagai seorang manager level puncak. Membawa masuk seorang eksekutif
interim merupakan pendekatan taktis yang terkadang digunakan untuk menjalankan suatu
departemen, divisi, atau bahkan perusahaan secara keseluruhan. Dewasa ini perusahaanperusahaan sering memandang bahwa penarikan eksekutif baru terdiri atas 2 bagian, yaitu
dengan cara tradisional yang dapat memakan waktu lama. Pada saat yang sama, seorang
eksekutif sementara diperkerjakan untuk mengisi posisi tersebut selama perusahaan mencari
CEO baru. 6
Mike Braun, chief executive interim CEO Network di Palo Alto, California, ia
merekrut para CEO sementara untuk perusahaan-perusahaan, terutama dalam industri
tekhnologi tinggi, selama perusahaan tersebut melakukan pencarian eksekutif. Keputusan
CEO begitu penting, sehingga proses seleksi normal bisa berlangsung enam bulan hingga
satu tahun. Namun mereka bisa mengusahakan CEO interim berpengalaman dalam empat
atau lima minggu. Kompensasi untuk para eksekutif sementara biasanya 15% sampai 20%
diatas jumlah yang akan diterima CEO baru. Riset juga menunjukkan bahwa rata-rata masa
kerja CEO interim adalah 5,3 bulan.
6 R.Wayne mondy, 2008. Manajemen sumber daya manusia. jakarta :penerbit erlangga hal
131
11
atas 55 pertanyaan. Lebih dari 150 wawancara yang lebih mendalam tersebut, dilakukan pada
saat bursa kerja dan sekitar 300 yang lain, akan dijadwalkan sesuai dengan jadwal para
pelamar. Pada akhirnya hasil dari usaha tersebut, yaitu mereka mendapatkan tenaga kerja,
untuk mengisi posisi yang dibutuhkan untuk pembukaan hotel tersebut.
Pada kasus hotel Ritz-Carlton di Washington DC, proses perekrutan menjadi sangat
penting mengingat perubahan pada pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif dan hotel
tersebut baru akan dibuka sehingga semua pekerjaan yang diperlukan harus sudah terisi pada
saat pembukaan. Jika sampai ada posisi yang masih kosong, kinerja hotel Ritz-Carlton pada
saat pembukaan akan terganggu sehingga pelayanan yang diberikan pada para pelanggan
tidak optimal. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan strategis pada perekrutan untuk
memastikan semua posisi yang diperlukan dapat terisi dan semua pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan baik dan mencapai hasil yang optimal sesuai tujuan organisasi. Oleh
karena itu, perekrutan adalah penting untuk menjadi bagian dari perencanaan SDM strategis.
Pada pendekatan perekrutan konvensional kurang penting dibandingkan metode-metode
kreatif dalam menghasilkan sejumlah besar pelamar pada saat yang bersamaan. Jadi
pendeketan konvensional tersebut sebenarnya cukup baik akan tetapi dalam pemilihan
pendekatan dianggap menjadi kurang penting karena hotel Ritz Carlton ingin mendapatkan
jumlah pelamar yang banyak dalam waktu yang singkat, hal ini dapat diperoleh hanya dengan
melakukan pendekatan metode kreatif saja, dimana metode kreatif ini dapat diaplikasikan
dengan cara mengadakan Bursa kerja dengan live music dan membagikan makanan,
Memberikan kartu nama dan kartu pujian atas layanan kepada para karyawan di berbagai
restoran dan hotel lain untuk mendapatkan karyawan berkualitas yang sudah berpengalaman
dan tanpa perlu diuji lagi keahliannya oleh Ritz-Carlton.
E. MANAJEMEN KONFLIK
Menurut pandangan kontemporer konflik bukan saja suatu hal yang tidak dapat dihindari,
melainkan ia merupakan suatu kondisi yang perlu untuk orang-orang atau organisasiorganisasi supaya mereka dapat bersifat adaptif terhadap peruahan.
13
Terkadang orang memandang konflik sebagai kebalikan dari kerja sama. Dipandang dari
sudut pandang tertentu hal tersebut benar, karena konflik mengandung arti sebuah proses
dimana pihak-pihak yang terlibat didalamnya sangat bertentangan satu dama lainnya,
sedangkan dalam sebuah proses kooperatif mereka yang terlibat didalamnya mengenggap
bahwa kepetingan-kepentingan mereka saling menunjang. (Deutsch, 1973)
Akan tetapi, kesulitan dalam ha mengikuti pandangan demikian adalah, dalam kondisi
tidak adanya konflik hal tersebut tidak selalu menyebabkan munculnya kerja sama, bukanlah
berarti bahwa akan adanya konflik. Oleh karena itu, kebalikan konflik adalah tiadanya konflik
dan kebalikan kerja sama adalah tiada kerja sama.
Seperti halnya konflik, kerja sama dapat menyebabkan timbulnya hasil-hasil positif maupun
negatif. Sudah tentu perilaku kerja sama merupakan ketentuan umum pada kebanyakan
organisasi, karena tanpa adanya kerja sama organisasi-organisasi akan berantakan.
Perlu diketahui, bahwa hubungan antara konflik dan persaingan tidaklah demikian jelasnya,
seperti halnya antara konflik dan kerja sama.ada tiga macam pandangan sehubungan dengan
persoalan konflik dan persaingan yaitu:
1. Konflik dan persaingan merupakan bentuk-bentuk perilaku yang tidak identik, tetapi
tumpang tindih
2. Konflik kurang diatur oleh peraturan-peraturan dan norma-norma perilaku dibanding
dengan persaingan
3. Konflik dan persaingan secara behavioral berbeda (Fink, 1968: 413)
8 Prof.Dr.J.Winardi, S.E.,Teori Organisasi dan Pengorganisasian,(Jakarta:Rajawali Pers,2009) , hal.269-278
14
Adapun rasional di belakang pandangan bahwa konflik dan persaingan berbeda sebagai
berikut baik konflik maupun persaingan mencakup persepsi tentang ketidak sesuaian tujuan.
Akan tetapi, ada persaingan, para peserta tidak berupaya untuk secara sadar saling
menghalangi upaya masing-masing pihak untuk mencapai tujuan mereka masing-masing.
E2. Konflik Intrakelompok
a. Pengantar
Sebuah kelompok dapat dianggap sebagai hal yang melebihi dan berbeda dibanding dengan
jumlah dari bagian-bagian individualnya.
Konflik didalam sebuah kelompok tertentu dapat melibatkan kelompok tersebut secara
keseluruhan, maupun para anggota individualnya. Kita dapat memperkirakan bahwa konflik
intrakelompok dapat menimbulkan suatu dampak atas proses-proses dan output kelompok
tersebut. Di samping itu, tugas dan proses-proses sosial didalam suatu kelompok harus
memengauhi pemecahan dari konflik intrakelompok.9
b. Efek dari konflik intrakelompok atas proses kelompok
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Deutsch meneliti efek dari kerja sama dan persaingan
atas proses kelompok dan produktivitas.10
Dalam percobaan yang dilakukannya lima puluh mahasiswa dibagi dalam sepuluh tim. Timtim tersebut dihadapkan dengan problem-problem untuk dipecahkan, setiap minggu, dan
mereka mendapat angka-angka untuk perfoma mereka. Metode penilaian memungkinkan
pihak periset untuk menciptakan dua macam situasi kooperatif, sedangkan sisanya terdiri
dari lima kelompok dihadapkan dengan situasi kompetitif.
Dalam situasi sosial kooperatif, kelompok-kelompok dinilai sebagai unit. Pada situasi
sosial kompetitif, para individu dinilai sebagai individu. Didalam sebuah kelompok, orang
yang memberikan sumbangan terbesar dibagi nilai tertinggi. Disamping itu nilai yang
diberikan didasarkan atas suatu sistem rangking, sehingga individu yang paling banyak
memberikan montribusi mencapai 1, yang memberikan kontribusi kedua menerima nilai
2, dan seterusnya sampai angka 5 untuk yang memberikan kontribusi paling sedikit.
Jadi, dalam situasi kooperatif, para anggota kelompok memiliki suatu tujuan umum
(memaksimalisasi nilai kelompok) sedangkan pada situasi kompetitif, tujuan-tujuan tidak
dibagi (memaksimalisasi nilai individu).
Pada akhis studi yang dilakukan selama 5 minggu jelas terlihat bahwa kedua macam sistem
penilaian menimbulkan efek yang bebeda atas proses-proses output kelompok-kelompok yang
ada. Didalam kelompok-kelompok dalam situasi kompetitif, kelompok-kelompok dalam
situasi kooperatif menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:11
1. Koordinasi upaya lebih besar
2. Mereka lebih memahami komunikasi-komunikasi
3. Sikap bersahabat lebih baik
4. Evaluasi lebih baik dari kelompok
5. Produktifitas lebih besar perkesatuan waktu
6. Pemecahan-pemecahan yang berkualitas lebih tinggi
Elemen-elemen
dari
proses
kelompok
yang
1.
16
2.
Apabila
sang
ketua,
melalui
banyak
saran
1.
Apabila
kelompok
memperhatikan
yang
bersangkutan
persoalan-persoalan
yang
hanya
lebih
3.
1.
antar pribadi.
Apabila tidak
banyak
ekspresi
diri
tentang
3.
Konflik intrapengirim
17
2.
3.
4.
5.
6.
Konflik ini timbul apabila seorang supervisor tunggal memberikan sejumlah tugas
yang tidak sesuai satu sama lainnya.13
Konflik antar pengirim
Konflik ini timbul apabila perintah-perintah atau ekspektasi-ekspektasi dari satu orang
atau kelompok berbenturan dengan ekspentasi atau perintah-perintah orang lain atau
kelompok-kelompom lain.
Konflik orang atau peranan
Muncul apabila tuntutan-tuntutan peranan dalam hal melaksanakan pekerjaan
bertentangan dengan kebutuhan-kebutuhan atau nilai individu yang bersangkutan.
Konflik yang timbul akibat beban kerja yang berlebihan
Dalam kondisi ini sang individu menghadapi perintah-perintah dari sejumlah sumber
yang tidak mungkin diselesaikan dalam jangka waktu yang ditetapkandan dalam
batas-batas kualitas tertentu.14
Ambiguitas peranan
Keadaan demikian muncul, apabila individu memperoleh informasi yang tidak
lengkapatau tidak jelas dengan tanggung jawabnya. Maka individu tersebut tidak
mengetahui dengan pasti apa yang seharusnya dilakukannya.
Konflik antar peranan
Ini muncul akibat berbagai macam peranan yang dijalankan oleh orang yang sama
menyebabkan timbulnya tuntutan-tuntutan yang berbeda.
BAB III
KESIMPULAN
Dari semua contoh kasus diatas dapat disimpulkan, bahwa agar perusahaan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan, yang harus dilakukan perusahaan adalah menjalankan
semua proses yang terdapat dalam ruang lingkup sumber daya manusia dan mengevaluasinya
sesering mungkin agar apa yang direncanakan dan apa yang menjadi tujuan dari pendirian
perusahaan dapat terwujud. Disamping itu perusahaan harus menyeimbangkan antara
kebutuhan karyawan dan tujuan perusahaan secara seimbang agar para karyawan pun dapat
memberikan segala kemampuan yang mereka miliki dan ini akan memberikan dampak positif
baik bagi karyawan maupun perusahaan, semua proses ini merupakan tugas utama
management sumber daya manusia (Manajer Personalia) agar terjadi keseimbangan tujuan
perusahaan maupun karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar prabu mangkunegara.2006. perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia.
Bandung: penerbit PT. Refika Aditama.
M. Manullang, Marihot manullang, 2001, manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta:
penerbit BPFE Yogyakarta.
R. Wayne mondy, 2008. Manajemen sumber daya manusia. jakarta :penerbit erlangga
M.Manullang. 2012. Manajemen sumber daya manusia, bandung: penerbit citapustaka media
perintis.
Supriyanto,Achmad sani.2010. Metodologi Riset Manajemen Sumberdaya Manusia. UINMaliki Press.
Winardi,J,SE..2009.Manajemen Perilaku organisasi. Jakarta: penerbit Kencana
Winardi,J,SE..2009.Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Penerbit Rajawali Press
19
H. Edy Sutrisno. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: penerbit Kencana
Prenada Media Group.
OLEH :
Kelompok 10
Nurul Afifi Sarfani
Destriani Novita Sari
20
Marwiyyah
Nurjannah
21