Anda di halaman 1dari 18

KANTOR HUKUM

SUREPNO SARFAN SH & REKAN


ADVOKAT-KONSULTAN HUKUM
Jalan STM NO 58 MEDAN, 20146 Telp 061-7851504
Hp 081397003123 - 085664003000 , E-mail : sarfansurepno@gmail.com

J A W A B A N
DALAM PERKARA NOMOR 618/PDT.G/2016/PN.MDN

ANTARA

RAHMAWATI............................PENGGUGAT I d.k/
TERGUGAT d.r

LAWAN

KONGREGGASI SUSTER CINTA KASIH DARI YESUS dan MARIA BUNDA


PERTOLONGAN BAIK ....................................................TERGUGAT d.k/
PENGGUGAT d.r
DAN

KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA MEDAN........TURUT TERGUGAT

Dengan hormat
Untuk dan atas nama Tergugat d.k/Penggugat d.r dengan ini hendak mengajukan dalil-dalil
seperti apa yang akan terurai di bawah ini sebagai konklusi jawaban dalam konvensi dan
gugatan dalam rekonvensi.

DALAM EKSEPSI

A. EXCEPTIO OBSCUUR LIBEL

1. Tidak jelasnya Objek Sengketa

Bahwa Tanah Tergugat terletak di Jln Setia Budi Desa Tanjung Sari Kecamatan Medan
Tuntungan Kota Medan Sumatera Utara sesuai dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 337
yang dikeluarkan oleh Kantor Agraria Medan (sekarang BPN Medan) dan berdasarkan
SHM Nomor 337 Luas tanah milik Tergugat adalah seluas 1995 M2.

Bahwa dalam dalil Gugatan Penggugat dikatakan yang menjadi objek perkara dalam
Gugatan Penggugat adalah tanah seluas + 2.569 M yang merupakan sisa dari bahagian
tanah sebagaimana yang diuraikan dalam Surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober
1977 dari Jendam Tarigan kepada Kumpul Tarigan jo dengan Surat Keterangan Tanah No
2
0569/A/I/20 tanggal 18 Oktober 1973 yang dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat
II Deli Serdang yang terletak di Jln Melati Pasar V Tanjung Sari Kelurahan Tanjung Sari
Kec.Medan Selayang Kota Medan ( d/h Kampung Tanjung Sari Kecamatan Sunggal Kab
Deli Serdang). Dalam hal ini Penggugat tidak menyebutkan batas batas tanah menurut
Surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977 Jo Surat Keterangan Tanah No
0569/A/I/20 tanggal 18 Oktober 1973 yang dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat
II Deli Serdang.

Bahwa kemudian Penggugat mendalilkan dalam gugatan Penggugat dalam poin 4 dengan
mengatakan “ Oleh karena terjadi pelebaran jalan dan pembangunan rumah penduduk
disekelilingnya maka tanah seluas + 2569 M2 saat ini secara fisik luasnya + 2.070 M2
yang selama ini dikuasai Penggugat dengan cara menanami kelapa, pisang daun dan
dipagar dengan kawat duri dan pagar seng dibahagian depan oleh karena sisi kiri dan
kanan serta belakng telah dibatasi dengan tembok rumah penduduk/warga adapun batas-
batas tanah tersebut adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatas dengan Rumah S Silalahi (d/h Lasma Br Silalahi)


Sebelah Selatan berbatas dengan Jln Melati (d/h gang Melati)
Sebelah Barat berbatas dengan rumah Philip Bangun,T Ansari,TR (d/h Saniem) dan
Sahnan Rangkuti
Sebelah Timur berbatas dengan rumah kos-kosan.

Bahwa batas – batas tanah yang disebutkan Penggugat dalam dalil gugatan poin 4
tersebut adalah berbeda dengan batas-batas tanga yang tertera dalam Surat Penyerahan
Hak tertanggal 28 Oktober 1977 yang menjadi alas jak Kepemilikan tanah Penggugat

Bahwa berdasarkan Surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977 batas tanah
terperkara adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatas dengan Tanah Mayo Bangun
Sebelah Selatan berbatas dengan tanah mertowikromo dan warsosentono
Sebelah Barat berbatas dengan tanah Ny Tiur H Siahaan
Sebelah Timur berbatas dengan Tanah Muhyat

Bahwa berdasarkan uraian di atas jelas ada 3 objek tanah yang menjadi perkara yaitu:

1. Tanah Tergugat sesuai dengan Sertifikat Hak Milik No 337 yang tidak ada sangkut paut
dengan tanah Penggugat

2. Tanah Penggugat berdasarkan Surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977.


3
3. Tanah yang diklaim Penggugat dengan menyebutkan batas –batas tanah sesuai
dengan keadaan lokasi tanah saat ini (tanpa alas hak) sesuai dalil Gugatan Penggugat
poin 4.

Bahwa Penggugat mengatakan kalau objek sengketa dikuasai Penggugat dengan alas hak
Surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977, yang artinya batas- batas tanah objek
perkara harus sesuai dengan batas-batas tanah yang tercantum dalam Surat Penyerahan
Hak tertanggal 28 Oktober 1977, namun ternyata objek sengketa yang digugat dan
dikuasai oleh Penggugat dalam gugatan ini adalah objek sengketa yang lain yang tidak
sesuai dengan Surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977 karena batas –batas
tanah dalam Surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977 berbeda dengan batas-
batas tanah yang digugat dan dikuasai oleh Penggugat saat ini . Dan berbeda pula dengan
batas-batas tanah yang tercantum dalam Sertifikat Hak Mlik No 337 yang sekarang
menjadi milik Tergugat.

Bahwa berdasarkan uraian di atas timbul pertanyaan yang menjadi objek Gugatan dalam
perkara aquo , tanah yang mana? Tanah yang bersertifikatkah, atau tanah sesuai dengan
Surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977 kah atau tanah yang diklaim
Penggugat sekarang ini sesuai dengan dalil gugatan Penggugat poin 4 (tanpa alas hak
yang jelas)???.

Bahwa oleh karena objek sengketa tidak jelas maka berdasarkan Putusan MA Nomor 556
K/Sip/1973 tanggal 21 Agustus 1974 yang menyatakan “ Kalau objek gugatan tidak jelas
maka gugatan tidak dapat diterima

2..Petitum Gugat tidak jelas

Bahwa dalam Posita gugatan Penggugat tidak ada satu dalilpun yang menggugat tentang
tanah sesuai dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 337 yang sekarang dikuasai oleh
Tergugat.

Bahwa Penggugat dalam positanya hanya menerangkan kepemilikan tanah Penggugat


berdasarkan Surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977 dan tanah yang diklaim
Penggugat saat ini yang tidak sesuai dengan batas-batas yang tercantum dalam Surat
Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977 sedangkan tanah Tergugat adalah tanah
yang tercantum dalam Serifikat Hak Milik Nomor 337 yang tidak ada sama sekali
hubungan dengan tanah yang tercantum dalam Surat Penyerahan Hak tertanggal 28
Oktober 1977. Dan oleh karena itu Petitum poin 4 tidak jelas tanah mana yang menjadi
objek gugatan, karena yang digugat bukan tanah milik Tergugat sesuai Sertifikat Hak Milik
Nomor 337 tetapi tanah yang tercantum dalam Surat Penyerahaan Hak tertanggal 28
Oktober 1977 dan tanah yang diklaim milik Penggugat saat ini (tanpa alas hak yang jelas)
4
yang tidak ada hubungan dengan Tanah Milik Tergugat sesuai dengan Sertifikat Hak Milik
Nomor 337.

Bahwa dalam Petitum Penggugat point 2 mengatakan “Penggugat adalah ahli waris dari
Alm Kumpul Tarigan/Almh Ngadiem”. Petitum Penggugat point 2 ini tidak ada sangkut paut
dengan tanah milik Tergugat karena tanah milik Tergugat asalnya itu adalah tanah milik
Jendam Tarigan yang dibeli oleh Ny Tiur H Siahaan pada tanggal 20 Oktober 1977. Dan
gugatan ini bukan tentang penetapan ahli waris Alm Kumpul Tarigan/Almh Ngadiem tetapi
Gugatan ini adalah sengketa kepemilikan tanah antara Pengugat dan Tergugat.

Bahwa Petitum Penggugat poin 5 yang mengatakan “Tergugat atau pihak lain yang
memperoleh hak dari Tergugat untuk menyerahkan tanah terpekara kepada Penggugat
sebagaimana dalam diktum 4 di atas dalam keadaan baik dan kosong serta bebas sitaan
dan jaminan apapun itu.” Petitum Penggugat poin 5 ini tidak didukung posita yang benar
karena dalam posita gugatan Penggugat tidak tercantum satu dalilpun yang menggugat
tanah yang tercantum dalam Sertifikat Hak Milik Nomor 337 yang saat ini telah dimiliki dan
dikuasai sepenuhnya oleh Tergugat.

Bahwa demikian juga dengan petitum lainnya tidak jelas karena posita Gugatan Penggugat
hanya menggugat tanah Surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977 dan tanah
yang diklaim Penggugat saat ini yang tidak sesuai dengan batas-batas yang tercantum
dalam Surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977 bukan menggugat tanah milik
Tergugat sesuai dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 337.

Bahwa berdasarkan Putusan MA RI No 582 K/Sip/1973 tanggal 18 Desember 1975 yang


mengatakan “ Karena Petitum gugatan adalah tidak jelas gugatan harus dinyatakan tidak
diterima

Bahwa dengan uraian di atas jelas Gugatan Penggugat menjadi kabur dan gugatan
harus dinyatakan tidak dapat diterima.

B. EKSEPSI ERROR IN PERSONA

.Exceptio Plurium litis consortium

Bahwa Tergugat membeli tanah dengan alas Hak Sertifikat Hak Milik Nomor 337 atas
nama Rani Sembiring, maka oleh karena itu agar jelas permasalahan tentang tanah yang
dikuasai oleh Tergugat , seharus Penggugat menarik Rani Sembiring atau ahli waris Rani
Sembiring sebagai Tergugat dalam perkara aquo. Namun karena Penggugat tidak menarik
Rani Sembiring atau ahli warisnya menjadi Tergugat dalam perkara ini maka gugatan
Penggugat menjadi kurang Pihak.
5
Bahwa berdasarkan putusan MA RI Nomor 1078 K/Sip/1972 tanggal 11 November 1975
yang menyebutkan :
“ Kekurang Formal Pihak-pihak
Bahwa Tergugat II Pembanding mendalilkan bahwa tanah sengeketa telah dijual
kepadanya oleh Paultje Pinontoan dan ia minta agar Saartje dan Paultje Pinontoan juga
dipanggil dalam perkara ini.
Bahwa seharusnya Paultje Pinontoan itu diikut sertakan dalam perkara sebagaimana pihka
yang telah menjual tanah tersebut kepada Tergugat...dst.
Bahwa berdasarkan kekurangan formil ini, gugatan Penggugat –Terbanding harus
dinyatakan tidak diterima.”

Bahwa berdasarkan uraian di atas jelas gugatan yang diajukan oleh Penggugat adalah
kurang pihak maka oleh karena itu harus dinyatakan tidak diterima.

C. EXCEPTIO TEMPORIS (EKSEPSI DALUARSA)

Bahwa berdasarkan Pasal32 Peraturan PemerintahNo. 24 Tahun 1997 Tentang


Pendaftaran Tanah yang berbunyi :

1. Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang
kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data
fisikdan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku
tanah hak yang bersangkutan.

2. Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah atas
nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik
dan secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak
atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam
waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya sertifikat itu telah tidak mengajukan
keberatan secara tertulis kepada pemegang sertifikat dan Kepala Kantor
Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan
mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertifikat tersebut

Bahwa Pasal1963 KUH Perdata menyebutkan


“Siapa dengn itikad baik, dan berdasarkan suatu alas hak yang sah, memperoleh suatu
benda tak bergerak, suatu bunga, atau suatu piutang lain yang tidak harus dibayar atas
tunjuk, memperoleh hak milik atasnya, dengan jalan daluwarsa dengan suatu
penguasaan selama 20 tahun. Siapa yang dengan itikad baik menguasainya selama 30
tahun, memperoleh hak milik, dengan tidak dapat dipaksa untuk mempertunjukkan alas
haknya”
6
Bahwa Pasal 1967 KUH Perdata menyebutkan:
“Segala tuntutan hukum, baik yang bersifat perbendaan maupun yang bersifat
perseorangan, hapus karena daluwarsa dengan lewatnya waktu 30 tahun, sedangkan
siapa yang menunjukkan akan adanya daluwarsa tersebut tidak usah mempertunjukkan
suatu alas hak, lagi pula tidak dapatlah dimajukan terhadapnya sesuatu tangkisan yang
didasarkan kepada itikadnya yang buruk”

Bahwa sejak terbitnya Sertifikat Hak Milik Nomor 337 atas nama Rani Sembiring sampai
dengan diajukan gugatan ini oleh Penggugat maka telah memakan waktu selama 35
tahun. Pada tahun 2013 Penggugat mengklaim tanah yang dikuasai Tergugat berdasarkan
Sertifikat Hak Milik No 337 adalah milik Penggugat, yang artinya selama 31 tahun sejak
terbitnya Sertifikat Hak Milik No 337 tersebut Penggugat tidak pernah menguasai tanah
yang sudah diterbitkan Sertifikat Hak Milik Nomor 337 setelah tahun 2013 Penggugat baru
mengakui bahwa tanah yang telah diterbitkan Sertifikat Hak Milik Nomor 337 dan
berdasarkan fakta, klaim yang dilakukan oleh Penggugat ini tidak berdasarkan alas hak
yang benar.(tidak ada alas hak nya)
Bahwa berdasarkan uraian di atas maka Gugatan Penggugat harus ditolak.

DALAM POKOK PERKARA

DALAM KONVENSI

1. Bahwa Tergugat d.k dengan tegas menolak seluruh dalil Gugatan dalam posita,
sepanjang diakui secara tegas dalam uaraian atas penolakan dalil Gugatan dan
petitumnya, dan oleh karenanya segala apa yang diuraikan dalam Eksepsi menjadi
bagian uraian dalam Jawaban atas Konvensi.

2. Bahwa dalil gugatan Penggugat d.k poin 1 dan 2 adalah tidak relevan dengan
permasalahan yang terjadi antara Penggugat d.k dengan Tergugat d.k. Karena
tanah yang dimiliki oleh Tergugat d.k berdasarkan Sertifikat Hak Milik Nomor 337
tidak ada sangkut paut dengan harta warisan Alm Kumpul Tarigan dan Almh
Ngadiem. Dan oleh karena itu harus ditolak.

3. Bahwa dalil Gugatan Penggugat d.k 3 s/d 5 adalah tidak relevan dengan
permasalahan yang terjadi antara Penggugat d.k dengan Tergugat d.k karena objek
perkara yang disebutkan oleh Penggugat d.k dalam dalil gugatan Penggugat d.k
poin 3 s/d 5 tidak ada sangkut paut dengan tanah milik Tergugat d.k sesuai dengan
Sertifikat Hak Milik Nomor 337 yang dikeluarkan oleh Agraria Kota Medan (sekarang
BPN Kota Medan) tahun 1982
7
Bahwa adapun alasan Tergugat d.k menyebutkan tidak ada sangkut paut antara
objek perkara dalam perkara ini dengan tanah milik Tergugat d.k sesuai dengan
Sertifikat Hak Milik Nomor 337 adalah sebagai berikut :

- Bahwa berdasarkan kronologis tanah dan warkah penerbitan Sertifikat Hak Milik
Nomor 337 disebutkan tanah milik Tergugat d.k tersebut awalnya adalah dari
Jendam Tarigan. Jendam Tarigan memiliki tanah seluas 9450 M sesuai dengan
surat keterangan tanah No 0569/A/20. Kemudian pada tanggal 20 Oktober 1977
Jendam Tarigan telah menjual tanah miliknya kepada Ny Tiur H Siahaan seluas
2100 m2 yang pada saat itu posisi batas tanah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan tanah Jendam Tarigan (30 M)


Sebelah Timur berbatasan dengan Jendam Tarigan (70 M)
Sebelah Barat berbatasan dengan tanah Warsosentono (70 M)
Sebelah Selatan berbatas dengan jalan Pasar V (30M).

- Bahwa Jual Beli yang dilakukan Jendam Tarigan dengan Ny Tiur H Siahaan
tersebut tercantum dalam Surat Akte Ganti Rugi No 267/MT/1977 tertanggal 20
Oktober 1977 yang dibuat dihadapan Drs Aman Ginting Camat Kepala Wilayah
Kecamatan Medan Tuntungan yang pada saat itu sebagai PPAT berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No 10 tahun 1961 pasal 19. Dan jual beli ini ditanda
tangani oleh Jendam Tarigan sebagai pihak yang menerima ganti rugi dan Ny
Tiur H Siahaan Pihak yang memberi ganti rugi dengan disaksikan oleh Kumpul
Tarigan sebagai abang Kandung Jendam Tarigan, Ahmad Muhsin sebagai
Kepala Kampung Tanjung Sari dan Pangarbis Pane BA selaku Kepala Kantor
Kecamatan Medan Tuntungan. Jual Beli yang dilakukan Jendam Tarigan dengan
Ny Tiur H Siahan telah dilakukan sesuai dengan prosedur Undang-undang yang
berlaku.

- Bahwa setelah Jendam Tarigan menjual tanah kepada Ny Tiur H Siahaan maka
sisa tanah Jendam Tarigan menjadi seluas + 7350 M2.

- Bahwa kemudian sisa tanah milik Jendam Tarigan seluas + 7350 M2 inilah yang
diserahkan Jendam Tarigan kepada Kumpul Tarigan pada tanggal 28 Oktober
1977, sesuai dengan Surat Penyerahan tanah tertanggal 28 Oktober 1977 yang
dibuat oleh antara Jendam Tarigan dengan Kumpul Tarigan disaksikan oleh
Semin dan diketahui oleh Kepala Kampung Tanjung Sari Kecamatan Medan
Tuntungan Ahmad Muhsin. (Jual beli dilakukan dibawah tangan)
8
Bahwa dalam Surat Penyerahan Tanah tertanggal 28 Oktober 1977 dapat
dilihat, ternyata sebelah barat tanah seluas 7350 M2 yang diserahkan Jendam
Tarigan kepada Kumpul Tarigan berbatasan langsung dengan tanah Ny. Tiur H
Siahaan . Yang artinya tanah milik Ny Tiur H Siahan yang dibeli dari Jendam
Tarigan tidak ada sangkut paut dengan tanah yang tersebut dalam Surat
Penyerahan Tanah tertanggal 28 Oktober 1977.

- Bahwa selanjutnya pada tanggal 19 Maret 1979 Ny Tiur H Siahaan menjual


tanah miliknya tersebut kepada Ny. Nurminton Br Purba sesuai dengan Surat
Akte Ganti Rugi Nomor 170/3/MT/1979 yang dibuat dihadapan Drs Aman Ginting
Camat Kepala Wilayah Kecamatan Medan Tuntungan yang pada saat itu
sebagai PPAT berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 10 tahun 1961 pasal 19
dengan disaksikan oleh Ahmad Muhsin sebagai Kepala Kampung Tanjung Sari
dan Pangarbis Pane BA selaku Kepala Kantor Kecamatan Medan Tuntungan.
Dan Ny Nurminton Br Purba telah menjual tanah tersebut kepada Suryadi dan
Suryadi telah menjual tanah tersebut kepada Rani Sembiring. Jual beli ini
dilakukan dihadapan Notaris Ny Aida Daulay-Harahap SH di Medan pada
tanggal 13 Pebruari 1982 sesuai dengan Akte Nomor L 75/1982 dan Akte Nomor
L 76/1982. Dan pada tanggal 27 Maret 1982 terbitlah Sertifikat Hak Milik Nomor
337 atas nama Rani Sembiring.

- Bahwa pada tanggal 29 Agustus 1994 Rani Sembiring menjual tanah Sertifikat
Hak Milik Nomor 337 tersebut kepada Tergugat d.k dihadapan Camat Medan
Selayang selaku PPAT Kecamatan Medan Selayang sesuai dengan akta Jual
Beli No 03/3/AJB-017/1994.

Bahwa berdasarkan uraian di atas jelas , kalau objek sengketa yang didalilkan
dalam Gugatan Penggugat d.k tidak ada hubungannya dengan tanah milik Tergugat
d.k sesuai dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 337. Dan oleh karena itu dalil gugatan
Penggugat d.k poin 3 s/d 5 harus ditolak

4. Bahwa dalil gugatan Penggugat d.k poin 6 s/d 7 tidak relevan dengan masalah yang
terjadi antara Penggugat d.k dengan Tergugat d.k.

Bahwa dalil Gugatan Penggugat d.k poin 6 dan poin 7 ini telah bertentangan
dengan alas hak Penggugat d.k sendiri yaitu Surat Penyerahan Hak tertanggal 28
Oktober 1977. Suatu keanehan dalam gugatan ini karena Penggugat d.k
mempertahankan hak dengan memakai alas hak orang lain yang tidak ada sangkut
paut dengan alas hak Penggugat d.k sendiri , sesuai dengan Surat Penyerahan Hak
9
tertanggal 28 Oktober 1977 dan tidak ada sangkut paut dengan tanah Tergugat d.k
sesuai dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 337.

Bahwa kalau Penggugat d.k ingin menguatkan pembuktian tanah tersebut adalah
tanah Kumpul Tarigan dengan memakai alas hak tetangga jirannya , maka
Penggugat d.k juga harus sebutkan alas hak tanah yang dimliki oleh jiran dan
tetangganya. Dan satu keanehan kalau aparat kecamatan Medan Tuntungan ,
Kelurahan serta kepling mengatakan tanah Tergugat d.k adalah Tanah Kumpul
Tarigan karena semua surat menyurat jual beli tanah Tergugat d.k mulai dari awal
sampai terbitnya Sertifikat Hak Milik 337 , lengkap ada di Kecamatan dan
Kelurahan.

Bahwa perbuatan Aparat Kecamatan, Kelurahan dan Kepling yang mengatakan


Tanah Tergugat d.k adalah tanah Kumpul Tarigan dengan menjadikan batas tanah
Saniem, adalah perbuatan yang bertentangan dengan hukum seharusnya Aparat
Kecamatan, Kelurahan dan Kepling melihat arsip tanah yang ada di kantor masing-
masing jangan asal sebut tapal batas tanah apalagi tanah tersebut di atasnya sudah
diterbitkan Sertifikat Hak Milik pada tahun 1982, jauh sebelum terjadinya jual beli
yang dilakukan Saniem. Dan oleh karena itu dalil Gugatan Penggugat d.k poin 6 s/d
7 harus ditolak.

5. Bahwa dalil gugatan Penggugatd.k poin 8 tidak ada hubungan hukum dengan
kepemilikan tanah Tergugat d.k berdasarkan Sertifikat Hak Milik No 337
sebagaimana yang sudah diterangkan dalam jawaban Tergugat d.k tersebut di atas.

Bahwa dalil gugatan Penggugat d.k poin 8 ini bertentangan dengan dalil gugatan
Penggugat d.k poin 3 s/d 5 dan sangat kabur. Dalil gugatan Penggugat d.k poin 8
ini dikatakan sisa tanah sebagaimana dalam surat Penyerahan Hak tertanggal 28
Oktober 1977 dari Jendam Tarigan kepada Kumpul Tarigan bertalian dengan Surat
Keterangan Tanah No 0569/A/I/20 tanggal 18 Oktober 1973 telah dilakukan
pembagian oleh ahli waris dan merupakan bagian dan milik dari Penggugat d.k, di
mana hingga saat ini tidak pernah dialihkan dengan cara apapun itu dan masih
tetap dikuasai oleh Penggugat d.k hingga tahun 2013 yang lalu dengan dipagari
kawat duri dan pagar seng serta ditanami pisang daun, yang artinya Penggugat d.k
sampai sekarang menguasai tanah seluas +7350 M2 yang diserahkan Jendam
Tarigan kepada Kumpul Tarigan tetapi dalam dalil Gugatan Penggugat d.k poin 3
s/d 5 dikatakan Penggugat d.k hanya menguasai tanah seluas seluas + 2569 M2.
Dan dalil gugatan Penggugat d.k poin 5 juga dikatakan bahwa tanah berdasarkan
surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977 dari Jendam Tarigan kepada
Kumpul Tarigan bertalian dengan Surat Keterangan Tanah No 0569/A/I/20 tanggal
10
18 Oktober 1973 telah berapa kali dilakukan pemecahan dan sebagian tanah telah
diterbitkan Sertifikat Hak Milik, jadi Penggugat d.k sendiri tidak konsekwen dalam
dalil gugatan Penggugat d.k sendiri atas tanah yang diklaim sebagai milik
Penggugat d.k, yang kata Penggugat d.k tidak pernah dialihkan dengan cara
apapun oleh Penggugat d.k tetapi dalam dalil gugatan Penggugat d.k poin 5
dikatakan sudah berkali-kali dilakukan pemecahan dan sudah ada terbit Sertifikat
Hak Milik.

Bahwa Tergugat d.k telah menerangkan di atas, tanah milik Jendam Tarigan
berdasarkan Surat Surat Keterangan Tanah No 0569/A/I/20 tanggal 18 Oktober
1973 adalah seluas 9450 M yang kemudian dijual ke Ny Tiur H Siahaan seluas +
2100 M2 dan sisanya seluas seluas +7350 M2 yang diserahkan Jendam Tarigan
kepada Kumpul Tarigan sesuai surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977.
Jadi sudah jelas tanah milik Tergugat d.k sesuai Sertifikat Hak Milik 337 tidak ada
hubungan dengan tanah milik Penggugat d.k. Dan dalam Surat Pernyerahan Hak
tertanggal 28 Oktober 1977 dikatakan dengan jelas bahwa sebelah timur
berbatasan dengan tanah Ny Tiur H Siahaan namun batas ini tidak pernah diakui
oleh Penggugat d.k dan selalu mengatakan tanah Tergugat d.k adalah tanah
Penggugat d.k berdasarkan Surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977
sedangkan secara fakta tanah Tergugat d.k tersebut tidak ada hubungan dengan
tanah Penggugat d.k. Dan oleh karena itu dalil gugatan Penggugat d.k poin 8 ini
harus ditolak.

6. Bahwa dalil gugatan Penggugat d.k poin 9 adalah tidak benar. Tergugat d.k memiliki
tanah berdasarkan Sertifikat Hak Milik Nomor 337 dan telah dikuasai Tergugat d.k
sejak tahun 1994. Jadi kalau Penggugat d.k mengatakan Tergugat d.k datang
kepada Penggugat d.k menanyakan tentang tanah Tergugat d.k adalah hal yang
tidak masuk akal. Apa lagi Penggugat d.k sendiri tidak jelas alas haknya untuk
menguasai tanah milik Tergugat d.k. Dan oleh karena itu dalil gugatan Penggugat
d.k poin 9 ini harus ditolak.

7. Bahwa dalil gugatan Penggugat d.k poin 10 ini membuktikan kalau Penggugat d.k
lah sebenarnya yang melakukan perbuatan melawan hukum dengan mengklaim
tanpa dasar alas hak tanah atas tanah Tergugat d.k yang sudah bersertifikat. Kalau
Penggugat d.k mengatakan tanah Tergugat d.k adalah milik Penggugat d.k kenapa
baru tahun 2013 Penggugat d.k sibuk mengurus surat ahli waris, Surat Silang
Sengketa, Surat Pengukuran tanah? Tergugat d.k telah memiliki tanah tersebut
sejak tahun 1994 dengan alas hak Sertifikat Hak Milik Nomor 337 yang diterbitkan
pada tahun 1982. Seharusnya sejak tahun 1982 , Penggugat d.k harus menggugat
Rani Sembiring tanah tersebut adalah miliknya Penggugat d.k, namun faktanya
11
Penggugat d.k pada saat itu tidak melakukan gugatan kepada Rani Sembiring
demikian juga kepada Tergugat d.k yang memiliki tanah sejak tahun 1994 tidak
dilakukan gugatan oeh Penggugat d.k. Yang artinya tanah tersebut telah dikuasai
orang lain selama 31 tahun lebih dan sekarang baru digugat. Gugatan Penggugat
d.k berdasarkan hukum sudah Kadaluarsa dan oleh karena itu gugatan Penggugat
harus ditolak.

8. Bahwa dalil gugatan Penggugat d.k poin 10 s/d 13 adalah tidak berdasarkan hukum.
Bahwa Tergugat d.k memiliki tanah berdasarkan Sertifikat Hak Milik No 337.
Sertifikat adalah adalah bukti kepemilikan yang terkuat, jadi wajar kalau Tergugat
d.k mempertahankan tanah yang sudah memilik Sertifikat Hak Milik No 337
tersebut. Jadi apapun perbuatan Tergugat untuk mempertahankan hak atas tanah
yang sudah bersertifikat adalah benar berdasarkan hukum, karena Penggugat d.k
sendiri tidak bisa membuktikan alas hak yang akurat atas tanah tersebut. Justru
dalam hal ini Penggugat d.k lah yang telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum
dengan mengakui tanah milik Tergugat d.k adalah tanah Penggugat d.k sehingga
Tergugat d.k merasa terhina atas perbuatan Penggugat d.k tersebut karena
Penggugat d.k telah melaporkan Tergugat d.k ke polisi dengan tuduhan menyerobot
tanah dan Tergugat d.k sangat dirugikan oleh perbuatan Penggugat d.k. Dan oleh
karena itu seluruh dalil gugatan Penggugat d.k poin 10 s/d 13 harus ditolak.

9. Bahwa dalil gugatan Penggugat d.k poin 14 adalah dalil yang tidak berdasarkan
hukum. Suatu instansi yang diundang untuk melakukan mediasi kemudian tidak
datang, itu adalah hak instansi tersebut. Ketidak datangan dalam undangan tersebut
bukan merupakan perbuatan melawan hukum. Suatu Perbuatan dikatakan Melawan
Hukum apabila sudah dapat dibuktikan bahwa perbuatan tersebut bertentangan
dengan undang-undang yang berlaku. Timbul pertanyaan, peraturan atau undang-
undang yang mana yang mengatakan kalau tidak datang memenuhi undangan
adalah Perbuatan Melawan Hukum. Mohon penjelasan dari Penggugat d.k atas dalil
yang kabur dan tidak berdasarkan hukum ini.

10. Bahwa dalil gugatan Penggugat d.k poin 15 s/d 16 adalah dalil gugatan yang tidak
berdasarkan hukum. Sebagaimana yang telah diuraikan pada dalil jawaban
Tergugat d.k di atas bahwa tanah milik Penggugat d.k berdasarkan Surat
Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977 dan tanah milik Penggugat d.k
berdasarkan fisik sekarang (tanpa alas hak) tidak ada hubungan dengan tanah milik
Tergugat d.k yang dimiliki Tergugat d.k berdasarkan Sertifikat Hak Milik Nomor 337.
Dan oleh karena itu kerugian yang dialami oleh Penggugat d.k adalah dikarenakan
perbuatan Penggugat d.k sendiri dan sudah sepantasnya berdasarkan hukum dalil
gugatan Penggugat d.k ini harus ditolak.
12

11. Bahwa dalil gugatan Penggugat d.k poin 17 s/d 21 adalah dalil gugatan yang tidak
berdasarkan hukum karena tanah yang dikuasai oleh Tergugat d.k berdasarkan
Sertifikat Hak Milik No 337 tidak ada sangkut paut dengan tanah Penggugat d.k
berdasarkan Surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977 dan tanah yang
diklaim Penggugat d.k sekarang yang tidak jelas alas haknya.

Bahwa dalam dalil Gugatan Pengugat d.k tidak ada satupun yang membuat dalil
gugatan tentang tanah yang telah mempunyai Sertifikat Hak Milik Nomor 337. Justru
Penggugat d.k telah menggugat tanah miliknya sendiri yang tercantum dalam Surat
Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977 yang sama sekali tidak ada hubungan
dengan tanah Tergugat d.k. Dan oleh karena itu dalil Gugatan Penggugat d.k poin
17 s/d 21 harus ditolak.

12. Bahwa dalil Gugatan Penggugat d.k poin 22 s/d 24 harus ditolak karena dalil
Gugatan Penggugat d.k dan objek gugatan Penggugat d.k tidak ada sangkut paut
dengan Tanah yang dimiliki Tergugat berdasarkan Sertifikat Hak Milik No 337.

Bahwa dalil gugatan Penggugat d.k diajukan di Pengadilan ini dengan alas hak
yang tidak jelas dan oleh karena itu dalil gugatan Penggugat d.k tentang sita
jaminan dan putusan dalam perkara ini dinyatakan dapat dilaksanakanterlebih
dahulu meskipun ada bantahan, banding atau kasasi (uitvoorbaar bij voorrad) patut
ditolak.

13. Bahwa tuntutan Povisi tidak dikenal dalam hukum Perdata maupun hukum acara
Perdata. Yang dikenal dalam Hukum Perdata maupun Hukum Acara Perdata adalah
tuntutan Provisi. Dan selain itu tidak ada dasar hukum Penggugat d.k meminta
kepada Majelis Hakim untuk menghentikan Pembangunan yang dilakukan Tergugat
d.k karena Tergugat d.k membangun di tanah milik Tergugat d.k sendiri
berdasarkan Sertifikat Hak Milik Nomor 337 bukan di atas tanah milik Penggugat
yang memiliki alas hak yang tidak jelas. Dan oleh karena itu tuntutan povisi ini harus
ditolak.

14. Bahwa berdasarkan uraian di atas maka sudah sepantasnya berdasarkan hukum
seluruh posita yang diajukan dalam gugatan Penggugat d.k harus ditolak demikian
juga dengan Petitum Gugatan Penggugat d.k karena Petitum dibuat berdasarkan
posita yang kabur dan tidak jelas. Dan Posita serta Petitum Gugatan Penggugat d.k
tidak ada hubungannya dengan Tanah Tergugat d.k yang dimiliki berdasarkan
Sertifikat Hak Milik Nomor 337.
13
DALAM REKONVENSI.
1. Bahwa Tergugat Konvensi (Tergugat d.k) dalam kedudukannya sekarang sebagai
Penggugat Rekonvensi (Penggugat d.r) akan mengajukan gugat balas terhadap
Penggugat Konvensi (Penggugat d.k) dalam kedudukannya sekarang sebagai
Tergugat Rekonvensi (Tergugat d.r)

2. Bahwa Penggugat d.r/Tergugat d.k mengambil alih seluruh uraian Eksepsi dan
Konvensi dalam Pokok Perkara dan merupakan bagian uraian dan posita pada
Gugatan Rekonvensi.

3. Bahwa sejak tahun tanggal 29 Agustus tahun 1994 Penggugat d.r adalah pemilik
sah tanah berdasarkan Sertifikat Hak Milik Nomor 337 yang dikeluarkan oleh
Kantor Agraria Medan (sekarang Kantor BPN Kota Medan).

4. Bahwa Penggugat d.r membeli tanah Sertifikat Hak Milik Nomor 337 adalah dari
saudara Rani Sembiring berdasarkan akte akta Jual Beli No 03/3/AJB-017/1994
tertanggal 29 Agustus 1994 yang dibuat oleh Camat Medan Selayang selaku PPAT
Kecamatan Medan Selayang. Dan Sertifikat Hak Milik Nomor 337 adalah
merupakan alat bukti yang sah dan terkuat atas kepemilikan tanah.

5. Bahwa asal usul tanah sesuai dengan warkah penerbitan Sertifikat Hak Milik Nomor
337 adalah berasal dari tanah Jendam Tarigan yang memiliki tanah seluas 9450 M
sesuai dengan surat keterangan tanah No 0569/A/20.

Bahwa Pada tanggal 20 Oktober 1977 Jendam Tarigan menjual tanahnya seluas
2100 M2 kepada Ny. Tiur H Siahaan sesuai dengan yang tercantum dalam Surat
Akte Ganti Rugi No 267/MT/1977 tertanggal 20 Oktober 1977 yang dibuat
dihadapan Drs Aman Ginting Camat Kepala Wilayah Kecamatan Medan Tuntungan
yang pada saat itu sebagai PPAT berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 10
tahun 1961 pasal 19. Dan jual beli ini ditanda tangani oleh Jendam Tarigan sebagai
pihak yang menerima ganti rugi dan Ny Tiur H Siahaan Pihak yang memberi ganti
rugi dengan disaksikan oleh Kumpul Tarigan sebagai abang Kandung Jendam
Tarigan, Ahmad Muhsin sebagai Kepala Kampung Tanjung Sari dan Pangarbis
Pane BA selaku Kepala Kantor Kecamatan Medan Tuntungan. Jual Beli yang
dilakukan Jendam Tarigan dengan Ny Tiur H Siahaan telah dilakukan sesuai
dengan prosedur Undang-undang yang berlaku. Dan tanah ini dijual belikan oleh Ny
Tiur H Siahaan kepada Ny. Nurminton Br Purba sesuai dengan Surat Akte Ganti
Rugi Nomor 170/3/MT/1979 yang dibuat dihadapan Drs Aman Ginting Camat
Kepala Wilayah Kecamatan Medan Tuntungan yang pada saat itu sebagai PPAT
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 10 tahun 1961 pasal 19 dengan
14
disaksikan oleh Ahmad Muhsin sebagai Kepala Kampung Tanjung Sari dan
Pangarbis Pane BA selaku Kepala Kantor Kecamatan Medan Tuntungan. Dan Ny
Nurminton Br Purba telah menjual tanah tersebut kepada Suryadi dan Suryadi telah
menjual tanah tersebut kepada Rani Sembiring. Jual beli ini dilakukan dihadapan
Notaris Ny Aida Daulay-Harahap SH di Medan pada tanggal 13 Pebruari 1982
sesuai dengan Akte Nomor L 75/1982 dan Akte Nomor L 76/1982. Dan pada
tanggal 27 Maret 1982 terbitlah Sertifikat Hak Milik Nomor 337 atas nama Rani
Sembiring.

6. Bahwa pada tanggal 28 Oktober 1977 ,sisa tanah Jendam Tarigan seluas +7350
M2 yang diserahkan Jendam Tarigan kepada Kumpul Tarigan (bapak Tergugat d.r)
sesuai dengan Surat Penyerahan Hak di bawah tangan tertanggal 28 Oktober 1977.

7. Bahwa tanah milik Penggugat d.r berdasarkan Sertifikat Hak Milik Nomor 337
tersebut, tidak ada sama sekali bersangkut paut dengan tanah yang tercantum
dalam Surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober 1977.

8. Bahwa Penggugat d.r adalah Pembeli dengan beritikad baik yang harus dilindungi
Undang-Undang karena di saat Penggugat d.r membeli tanah tersebut dari Rani
Sembiring tidak ada sesuatu keadaan yang membuat Penggugat d.r ragu atas
keadan tanah tersebut. Semua jual beli dilakukan sesuai dengan prosedur hukum
yang berlaku pada saat itu.

9. Bahwa di saat Penggugat d.r ingin membangun di tanah milik Penggugat d.r pada
tahun 2013 , Tergugat d.r datang kepada Penggugat d.r dengan mengklaim bahwa
Tergugat d.r adalah pemilik tanah yang tersebut dalam SHM no 337 tanpa bisa
membuktikan alas hak yang jelas. Dan Tergugat d.r telah menghalangi penimbunan
dan Pembangunan di tanah milik Penggugat d.r . Dan Tergugat d.r juga berusaha
untuk menjual tanah milik Penggugat d.r dengan mencantumkan plang kecil di
tembok tanah milik Penggugat d.r.

10. Bahwa Tergugat d.r juga menghalangi dan membuat keributan dilokasi tanah milik
Penggugat d.r serta memfitnah Penggugat d.r dengan menuduh bahwa Penggugat
d.r telah menyerobot tanah Tergugat d.r.

11. Bahwa perbuatan Tergugat d.r menghalangi dan membuat keributan dilokasi tanah
milik Penggugat d.r serta memfitnah Penggugat d.r dengan menuduh bahwa
Penggugat d.r telah menyerobot tanah Tergugat d.r dan mencoba untuk menjual
tanah milik Penggugat d.r dengan membuat plang Tanah ini Dijual di tembok tanah
milik Penggugat d.r adalah merupakan perbuatan melawan hukum
15

12. Bahwa akibat atas perbuatan Tergugat d.r yang telah menghalangi Penggugat d.r
dalam penimbunan dan pembangunan di tanah milik Penggugat d.r dan menfitnah
Penggugat d.r dengan tuduhan menyerobot tanah Tergugat d.r maka Penggugat d.r
mengalami kerugian yang sangat besar baik materil maupun immateril dan
Penggugat d.r juga sebagai lembaga keagamaan yang besar di dunia merasa malu
akibat dari perbuatan Tergugat d.r ini.

13. Bahwa atas perbuatan melawan hukum Tergugat d.r tersebut , wajar terhadap
Tergugat d.r dihukum membayar ganti rugi kepada Penggugat d.r karena
dikarenakan perbuatan Tergugat d.r tersebut , Penggugat d.r harus mengeluarkan
biaya untuk mengamankan tanah milik Penggugat d.r berdasarkan Sertifikat Hak
Milik No 337 tersebut.

14. Bahwa adapun kerugian yang dialami oleh Penggugat d.r secara materil dapat
diketahui dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh Penggugat d.r untuk
mengatasi secara hukum perbuatan Tergugat d.r yang menghalangi penimbunan
tanah, pembangunan tanah atas tanah milik Penggugat d.r , yang semuanya
berjumlah Rp 300.000.000.- (tiga ratus juta rupiah) dan harus dibayar tunai oleh
Tergugat d.r sekaligus dan seketika.

15. Bahwa atas perbuatan Tergugat d.r yang memfitnah Penggugat d.r sebagai pihak
yang menyerobot tanah, maka sudah pantaslah Tergugat d.r memberikan ganti rugi
sejumlah Rp 3.000.000.000.- (tiga miliyar rupiah) atas pencemaran nama baik
Penggugat d.r.selaku Lembaga Keagamaan yang besar di dunia dan harus dibayar
tunai oleh Tergugat d.r. sekaligus dan seketika atau sejumlah yang menurut
pengadilan Negeri Medan patut dibayarkan oleh Tergugat d.r kepada Penggugat d.r
atas Pencemaran nama baik Penggugat d.r.

16. Bahwa untuk menjamin dibayarnya ganti rugi tersebut dalam point 10 dan 11 di atas
maka sudah sewajarnya Penggugat d.r memohon kepada Majelis Hakim yang
memeriksa perkara aquo agar berkenan untuk memerintahkan juru sita supaya
meletakkan sita jaminan (Conservatoir Beslaag) atas rumah tempat tinggal
Tergugat d.r sekarang yang terletak di Jln Setia Budi No 463 Lk X Kelurahan
Tanjung Sari Kec. Medan Selayang Kota Medan .

17. Bahwa untuk supaya Tergugat d.r tidak ingkar di dalam melaksanakan isi putusan
ini, maka sudah sepatutnya apabila Tergugat d.r lalai di dalam menjalankan isi
putusan ini, dapat dihukum membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap harinya.
16

18. Bahwa oleh karena Gugatan Rekonvensi yang diajukan oleh Penggugat d.r
didukung bukti-bukti dan dasar hukum yang jelas, maka sudah sepatutnya putusan
dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu (uit voorbaar bij vooraad)
walaupun ada verzet, banding dan kasasi.

Bahwa berdasarkan segala apa yang terurai di atas .Penggugat d.r/Tergugat d.k mohon
dengan hormat sudi kiranya Ketua Pengadilan Negeri Kota Pematangsiantar berkenan
memutus :

DALAM EKSEPSI

Menerima dan mengabulkan Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya

DALAM POKOK PERKARA

DALAM PROVISI
Menolak gugatan Pengugat Konvensi dalam provisi untuk seluruhnya atau setidak
setidak-tidaknya menyatakan Gugatan Penggugat Konvensi dalam provisi tidak dapat
diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard

DALAM KONVENSI

1. Menolak Gugatan Penggugat Konvensi untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya


menyatakan Gugatan Penggugat Konvensi tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk
Verklaard).

2. Menghukum Penggugat Konvensi untuk membayar seluruh biaya perkara ini.

DALAM REKONVENSI

1. Mengabulkan Gugatan Rekonvensi dari Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya.

2. Menyatakan Sah dan berharga semua alat Bukti yang diajukan Penggugat
Rekonvensi/Tergugat Konvensi dalam perkara ini.

3. Menyatakan berdasarkan hukum Penggugat d.r adalah pemilik sah tanah


berdasarkan Sertifikat Hak Milik Nomor 337 yang dikeluarkan oleh Kantor Agraria
Medan (sekarang Kantor BPN Kota Medan) yang dibeli Penggugat d.r dari Rani
Sembiring sesuai dengan akte akta Jual Beli No 03/3/AJB-017/1994 tertanggal 29
Agustus 1994 yang dibuat oleh Camat Medan Selayang selaku PPAT Kecamata
Medan Selayang.
17

4. Menyatakan berdasarkan hukum Tanah Penggugat d.r berdasarkan Sertifikat Hak


Milik Nomor 337 tersebut tidak ada sangkut paut dengan Surat Penyerahan Hak
tertanggal 28 Oktober 1977.

5. Menyatakan berdasarkan hukum Surat Penyerahan Hak tertanggal 28 Oktober


1977 tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum terhadap tanah Penggugat d.r
berdasarkan Sertifikat Hak Milik nomor 337.

6. Menyatakan bahwa Penggugat d.r adalah Pembeli Beritikad Baik yang harus
dilindungi Undang-undang atas tanah berdasarkan Sertifikat Hak Milik Nomor 337

7. Menyatakan perbuatan Tergugat d.r telah menghalangi penimbunan dan


Pembangunan di tanah milik Penggugat d.r., mencoba menjual tanah dengan
meletakkan Plang Tanah ini mau dijual di tembok tanah milik Penggugat d.r dan
memfitnah Penggugat d.r melakukan penyerobotan tanah adalah Perbuatan
Melawan Hukum .

8. Menghukum Tergugat d.r untuk membayar secara tunai dan seketika serta
sekaligus kerugian Penggugat d.r akibat dari Perbuatan Melawan Hukum Tergugat
dengan rincian sebagai berikut :

Ganti rugi materil dapat diketahui dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh Penggugat
d.r untuk mengatasi secara hukum perbuatan Tergugat d.r yang menghalangi penimbunan
tanah, pembangunan tanah atas tanah milik Penggugat d.r , yang semuanya berjumlah Rp
300.000.000.- (tiga ratus juta rupiah).

Ganti rugi sejumlah Rp 3.000.000.000.- (tiga miliyar rupiah) atas pencemaran nama baik
Penggugat d.r.selaku Lembaga Keagamaan yang besar di dunia yang telah dituduh
Tergugat d.r sebagai pihak menyerobot tanah yang faktanya tidak benar.

9. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (Conservatoir Beslaag) terhadap


rumah tempat tinggal Tergugat d.r sekarang yang terletak di Jln Setia Budi No 463
Lk X Kelurahan Tanjung Sari Kec. Medan Selayang Kota Medan.

10. Menghukum Tergugat d.r membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap harinya apabila Tergugat d.r lalai menjalankan
isi keputusan perkara ini.
18
11. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan lebih dahulu (uitvoerbaar bij vooraad)
meski ada Verzet,,banding atau Kasasi dari pihak Tergugat d.r.

12. Menghukum Tergugat d.r untuk membayar seluruh biaya perkara ini.

Apabila Ketua Pengadilan Negeri Medan berpendapat lain maka dalam peradilan yang

baik (in goedejustitie), mohon keadilan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono)

Demikian Eksepsi, Jawaban atas Pokok Perkara dan Rekonvensi ini kami sampaikan
dengan hormat, atas perhatian dan pemeriksaan serta putusan Pengadilan Negeri Medan,
kami ucapkan terima kasih.

Pematangsiantar 11 Maret 2010


Hormat Kami
Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi
Kongregasi Suster Cinta Kasih Dari Yesus
Dan Maria Bunda Pertolongan Baik
KUASANYA

SUREPNO SARFAN SH

DEWI ROCHFALINA SUSANNA SH

PONISAR SUSANTO SH

Anda mungkin juga menyukai