Anda di halaman 1dari 10

DUPLIK

TERHADAP REPLIK PENGGUGAT

DALAM PERKARA NOMOR : 01/Pdt.G/2017/PN-MBO

ANTARA :

PT. ENSEM LESTARI, berkedudukan di Gampong Lamie, Kecamatan Darul


Makmur, Kabupaten Nagan Raya-Provinsi Aceh;
selanjutnya disebut sebagai : TERGUGAT II

Melawan

MUHAMMAD SAFRIZAL SEMBIRING, beralamat di Gampong Seuneubok,


Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat-Provinsi Aceh;
selanjutnya disebut sebagai : PENGGUGAT

Banda Aceh, 10 Agustus 2017

Kepada Yth,
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh
yang memeriksa dan mengadili perkara
Nomor : 01/Pdt.G/2017/PN-MBO
di –
Meulaboh

Bismillahirrahmanirrahim,
assalamu’alaikum Wr, Wb.

halaman 1 dari 10
Dengan hormat,
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

T. FAKHRIAL DANI, SH, MH., dan MUHAMMAD NASIR, S.HI

Untuk dan atas nama serta mewakili kepentingan hukum Pemberi Kuasa Tuan Tato
Halim (Direktur PT. Ensem Lestari), dengan ini hendak mengajukan Duplik atas Replik
yang diajukan oleh Penggugat (Muhammad Safrizal Sembiring) pada persidangan
tanggal 23 Juli 2017, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :

A. DALAM EKSEPSI:

I. Tentang Gugatan Penggugat Error Inpersona dengan kualifikasi Persona


Standi In Judicio;

1. Bahwa alasan replik Penggugat dalam poin 1 replik bukanlah alasan yang
didasari atas dasar hukum, namun hanya alasan pembenar yang sangat dhaif
dan menyesatkan sehingga alasan yang demikian sepatutnya untuk
dikesampingkan;

2. Bahwa benar Sertifikat Hak Milik Nomor 525 Tahun 1991 oleh Penggugat
telah diikat dan dijamin dengan Hak Tanggungan pada Bank Rakyat
Indonesia (BRI) sebagaimana tertuang dalam Sertifikat Hak Tanggungan
Nomor : 431/2013 tanggal 17 Juli 2013 yang dibuat oleh dan dihadapan
Mursalin, SH, M.Kn selaku Notaris/PPAT Kaubapten Nagan Raya.
dikarenakan Sertifikat Hak Milik Nomor : 525 Tahun 1991 telah
dianggunkan dan dibebankan Hak Tanggungan sebagai jaminan pelunasan
hutang Penggugat pada Bank Rakyat Indonesia (BRI), maka secara hukum
yang berhak mengajukan gugatan aquo adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI)
sebagai pemegang hak tanggungan atas objek tanah sengketa. Bahwa benar
sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan beserta benda-benda lain di atasnya, Hak Tanggungan memiliki

halaman 2 dari 10
ciri dan sifat salah satunya adalah Hak Tanggungan bersifat memberikan
Hak Preference (droit de preference) atau kedudukan yang diutamakan
kepada kreditor tertentu dari pada kreditor lainnya. Artinya selaku pemegang
hak tanggungan Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah pihak yang paling
berhak atau didahulukan dari pihak lainnya sepanjang Hak tanggungan
belum dihapus atau dilakukan Roya oleh pemegang hak tanggungan maka
hak tanggungan tersebut tetap melekat pada tanah objek sengketa. Oleh
karenanya Penggugat baru dapat dinyatakan sebagai pemilik kembali setelah
tanah objek sengketa terbebas dari beban hak tanggungan dimaksud;

3. Dengan demikian Penggugat secara hukum tidak memiliki kedudukan


hukum (legal standing persona standi in judicio) untuk bertindak sebagai
Penggugat mengajukan gugatan terhadap Para Tergugat; karena Sertifikat
Hak Milik Nomor 525 Tahun 1991 telah dijaminkan dan dibebankan Hak
Tanggungan oleh Penggugat pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai
jaminan pelunasan hutangnya. Bahwa oleh karena hak tanggungan yang
dibebankan dan sebagai jaminan pelunasan hutang Penggugat pada Sertifikat
Hak Milik Nomor 525 tahun 1991 tersebut

II. Tentang gugatan Penggugat Error In Persona dengan kualifikasi


Plurium Litis consortium;

1. Bahwa alasan replik Penggugat setentang tidak lengkap pihak yang ditarik
sebagai Tergugat yaitu Kepala Desa, Camat dan Kantor Pertanahan yang
terlibat melakukan perbuatan hukum terhadap tanah objek sengketa adalah
alasan yang bertolak belakang dengan fakta hukum

2. Bahwa benar tanah objek sengketa adalah telah terdaftar dikantor pertanahan
Nagan Raya yang Tergugat II beli dari masyarakat didasari atas itikat baik.
Bahwa proses peralihan hak milik (jual beli) objek sengketa antara
masyarakat selaku para penjual dengan Tergugat II telah nyata-nyata

halaman 3 dari 10
melibatkan pihak Kepala Desa (Keuchik), Camat selaku Pejabat Pembuat
Akta Tanah dan Kantor Pertanahan;

3. Bahwa keterlibatan Kepala Desa, Camat dan Kantor Pertanahan


Kabupaten Nagan Raya dalam peralihan hak terhadap tanah objek
sengketa adalah fakta hukum yang tidak terbantahkan. Dengan demikian,
alasan Tergugat II sepatutnya untuk dipertimbangkan dan demi hukum
gugatan Pengugat memenuhi syarat karena tidak lengkap para pihak yang
ditarik sebagai Tergugat yang secara hukum dikualifikasikan gugatan
cacat formil plurium litis consortium yang berakibat hukum gugatan
harus dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard).

III. Tentang gugatan Penggugat kabur (Obscurr Libel).

Tidak jelasnya alas hak dan dasar hukum dalil gugatan (kontradiksi
dalil gugatan).

- Bahwa benar Penggugat dalam dalil gugatan posita poin 1 menerangkan


tanah objek sengketa dahulunya terdaftar dalam Sertifikat Hak Milik
Nomor : 332 Tahun 1991. Sedangkan pada posita poin 5, 6, 7, 8,
Penggugat mendalilkan bahwa tanah objek sengketa terdaftar dalam
Sertifikat Hak Milik Nomor : 338 Tahun 1991 yang diperoleh
Penggugat berdasarkan jual beli dengan Tergugat I (Saharuddin) sesuai
dengan Akta Jual Beli Nomor : 461/2013 tanggal 15 Mei 2013 yang
diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara (PPATS)
Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya;
- Bahwa benar kemudian berdasarkan fakta Sertifikat Hak Milik Nomor
332 Tahun 1991 sudah berubah menjadi Sertifikat Hak Milik Nomor :
525 Tahun 1991, sehingga semakin membuat gugatan Penggugat kabur
dan tidak jelas yang disebabkan oleh karena dalil gugatan terkait alas
hak tanah objek tidak jelas, pada posita nomor satu dengan posita yang
lain setentang alas hak saling bertentangan yaitu apakah Sertifikat Hak
Milik Nomor 332 Tahun 1991 atau Sertifikat Hak Milik Nomor 338

halaman 4 dari 10
Tahun 1991 atau Sertifikat Hak Milik Nomor 525 Tahun 1991. Artinya
dasar hukum atau alas hak kepemilikian Penggugat terhadap tanah objek
sengketa tidak jelas karena alas hak yang dikemukakan dalam dalil
gugatan saling bertentangan.
- Bahwa alasan replik Penggugat telah terjadi kekeliruan pengetikan
tentang nomor sertifikat merupakan alasan yang tidak dapat dibenarkan
oleh hukum karena dengan kesalahan pencantuman nomor alas hak atas
tanah objek sengketa berakibat hukum pada tidak jelasnya status tanah
objek sengketa. Dengan demikian akibat dalil gugatan yang kabur atau
tidak jelasnya dasar hukum dalil gugatan maka gugatan tersebut
dikategorikan gugatan yang cacat formil dan karenanya harus
dinyatakan tidak dapat diterima (Niet ontvankelijk verklaard / NO).

Bahwa berdasarkan fakta dan alasan hukum yang diuraikan di atas dan
menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, maka sangatlah
beralasan hukum Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini berkenan menyatakan gugatan Penggugat merupakan
gugatan yang tidak memenuhi syarat formil dan karenanya harus
dinyatakan tidak dapat diterima (Niet ontvankelijk verklaard / NO).

B. DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa apa yang diuraikan Tergugat II dalam eksepsi di atas merupakan satu
kesatuan dengan duplik dalam pokok perkara ini;

2. Bahwa Tergugat II menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan maupun


alasan replik yang dikemukakan oleh Penggugat karena isinya tidak benar
dan tidak berdasar, kecuali terhadap dalil-dalil yang diakui kebenarannya
oleh Tergugat II;

3. Bahwa tidak benar tanah objek sengketa adalah kepunyaan Penggugat


sebagaimana posita gugatan poin 1, akan tetapi tanah objek sengketa adalah
milik sah Tergugat II yang diperoleh dari pembelian dengan masyarakat
halaman 5 dari 10
setempat dan telah Tergugat II pergunakan untuk lokasi pembuangan limbah
pabrik kelapa sawit tanpa ada pihak yang mempermasalahkan;
4. Bahwa alasan replik Penggugat pada poin 3 tidak benar tanah objek sengketa
adalah hak milik Penggugat yang diperoleh berdasarkan jual beli dengan
Tergugat I pada tahun 2013. Bahwa tanah objek sengketa adalah milik sah
Tergugat II yang dibeli dari masyarakat setempat. fakta ini sebagaimana
dibuktikan dengan dalil yang dikemukakan dan diakui oleh Penggugat
dalam posita poin 1 terkait dengan batas-batas tanah yang kesemua sisi batas
tanah objek sengketa berbatas dengan tanah milik Tergugat II;

5. Bahwa alasan replik Penggugat pada poin 4 jounto dalil gugatan posita poin
3 tentang jual beli tanah objek sengketa sebagaimana tertuang dalam Akta
Jual Beli Nomor : 461/2013 tanggal 15 Mei 2013 adalah tidak ada
hubungannya dengan tanah milik Tergugat II. Oleh karena apa yang
dikemukakan Penggugat dalam poin 4 replik tidak ada dasar dan fakta
hukum yang baru, maka tidak perlu Tergugat II tanggapi lagi sebab alasan
yang dikemukakan oleh Penggugat tersebut hanya pengulangan dari dalil
gugatan terdahulu. Dengan demikian dalil gugatan poin 3 dan alasan replik
Pengggugat pada poin 4, Tergugat II memohon kepada Majelis Hakim yang
mengadili perkara ini agar tidak dipertimbangkan;

6. Bahwa tidak benar dalil gugatan posita poin 4 yang menyatakan selain
membeli tanah objek sengketa juga membeli tanaman sawit di atasnya.
Bahwa alasan yang dikemukakan Penggugat tersebut hanya cerita dan
rekayasa yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya secara hukum. Maka
oleh sebab itu sangat beralasan untuk dikesampingkan;

7. Bahwa alasan replik Penggugat pada poin 5 dan 6 tidak benar karena
Penggugat dengan tegas menyatakan bahwa pada uraian posita poin 1
gugatan menyatakan tanah objek sengketa sebelumnya terdaftar dalam
Sertifikat Hak Milik Nomor : 332 Tahun 1991, sedangakan pada posita poin
5 Penggugat menyatakan tanah objek sengketa terdaftar dalam Sertifikat Hak
Milik Nomor : 338 Tahun 1991. Benar pula fakta ini semakin membuktikan
halaman 6 dari 10
apa yang dikemukakan oleh Penggugat benar-benar suatu kebohongan yang
nyata-nyata yang tidak dapat dibenarkan secara hukum;
8. Bahwa alasan yang dikemukakan Penggugat pada replik poin 7 tidak benar,
karena tanah objek sengketa yang Tergugat II beli dengan itikat baik dari
masyarakat dengan luas 14 Ha (empat belas hektar) untuk lokasi
pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit tidak terkait dengan tanah
yang didalilkan oleh Penggugat seluas 7500 M2 (tujuh ribu lima ratus meter
persegi) oleh karenanya alasan replik tersebut sepatutnya tidak
dipertimbangkan;

9. Bahwa benar Tergugat II memiliki dan menguasai tanah objek sengketa


dilandasi dengan itikat baik, atas dasar hukum yang sah dan telah sesuai
dengan prosedur yang berlaku, karena Tergugat II memperoleh tanah objek
sengketa dengan cara membeli yang diketahui oleh Keuchik (Kepala Desa)
setempat dan selanjutnya jual beli tersebut dituangkan dalam Akta Jual Beli
yang dibuat oleh dan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan
sebagai Badan Usaha yang berbadan hukum Tergugat II untuk melakukan
kegiatan usahanya telah memperoleh izin prinsip dan dukungan dari
Pemerintah Daerah setempat terkait dengan penggunaan tanah atau lokasi
usaha yang sebagiannya termasuk tanah objek sengketa. Dengan demikian
tidak ada alasan apapun penguasaan Tergugat II terhadap tanah objek
sengketa perbuatan melawan hukum dan tidak ada hak mengembalikannya
kepada pihak lain tidak terkecuali Penggugat;

10. Bahwa tidak benar di atas tanah objek sengketa ada tanaman sawit (vide.
posita 11), benar tidak ada kerugian yang dialami oleh Penggugat sebab
tanah objek sengketa adalah milik Tergugat II bukan milik Penggugat.
Dengan demikian penegasan Penggugat dalam alasan replik poin 9 setentang
kerugian materil dan kehilangan keuntungan atas tanah objek sengketa
sebesar 229.500.000, (dua ratus dua puluh sembilan juta lima ratus ribu
rupiah) tidak memiliki dasar hukum. Oleh sebab itulah sangat beralasan bagi
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara aquo untuk
menyatakan dalil gugatan dan alasan replik Penggugat tidak dapat diterima;
halaman 7 dari 10
C. DALAM REKONPNESI

1. Bahwa untuk selanjutnya Tergugat II dalam Konvensi disebut Penggugat II


dalam Rekonpensi dan Penggugat dalam Konvensi disebut Tergugat dalam
Rekonpensi;

2. Bahwa hal-hal yang telah Penggugat II dalam Rekonpensi kemukakan di atas,


mohon kiranya hal-hal tersebut secara keseluruhan diambil alih dan atau
dijadikan dalil rekonpensi dan hal tersebut dianggap telah tercantum dan
diulangi secara keseluruhan dalam alasan rekonpensi ini;

3. Bahwa benar Tergugat II (PT. Ensem Lestari) adalah sebuah badan usaha yang
berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan hukum
Republik Indonesia dengan Akta Pendirian Nomor : 09 tanggal 11 Maret 2011
yang dibuat oleh dan dihadapan Notaris Maryani Nasution, SH yang
berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman No. 233, Tebing Tinggi. Akta
pendirian Perseroan Terbatas mana telah ditetapkan dan disahkan oleh
Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia Nomor : AHU-
18413.AH.01.01. Tahun 2011 tanggal 12 April 2011;

4. Bahwa benar sebagai sebuah badan usaha yang berbadan hukum Tergugat II
sebelumnya dan tidak terkecuali dalam setiap menjalankan aktifitas usaha
tentunya tentunya dilandasi sikap dan prinsip kehati-hatian, profesional,
akuntabel dan meminimalkan resiko serta memperhatikan kelangsungan
lingkungan hidup;

5. Bahwa benar sebagai badan usaha yang melakukan kegiatan usaha pengolahan
kelapa sawit yang secara langsung atau tidak langsung berperan terhadap
masyarakat daerah setempat karena kelapa sawit yang Tergugat II olah dengan
membeli hasil masyarakat setempat. demikian juga Tergugat II sebelum
melakukan kegiatan usahanya telah memperoleh rekomendasi, izin dan

halaman 8 dari 10
dukungan dari Pemerintah Daerah setempat baik izin prinsip, status tanah atau
lokasi tempat usaha, izin lingkungan, Amdal dan hal lainnya;
6. Bahwa benar selama menjalankan usahanya di Kabuapaten Nagan Raya,
Tergugat II telah banyak berkontribusi bagi daerah dan masyarakat setempat.
Kontribusi nyata bagi daerah setempat adalah Tergugat II selalu menunaikan
kewajibannya membayar pajak bumi dan bangunan, pajak industri atau restribusi
lainnya kepada Pemerintah daerah, mempekerjakan masyarakat setempat,
memelihara dan ikut melestarikan lingkungan dan ikut serta membantu
memberdayakan ekonomin masyarakat sekitar;

7. Bahwa benar selama Tergugat II menjalankan usaha di Kabupaten Nagan Raya


telah ikut berperan meningkatkan roda dan pertumbuhan ekonomi masyarakat
setempat sehingga atas peran tersebut Tergugat II telah memperoleh dukungan
penuh dan nama baik di mata masyarakat dan pemerintah daerah disebabkan
kehadiran Tergugat II telah membawa pengaruh dan kontribusi yang nyata bagi
peningkatan ekonomi masyarakat secara keseluruhan baik secara langsung atau
tidak;

8. Bahwa benar dengan adanya gugatan yang diajukan oleh Tergugat dalam
rekonpensi yang tidak lebih hanya suatu fitnah dan rekayasa semata, sebab
sebaliknya nyata-nyata apa yang Penggugat II dalam rekonpensi lakukan selama
menjalankan usahanya di Kabupaten Nagan Raya semata-mata dengan maksud
dan tujuan untuk ikut membantu dan menggerakan ekonomi daerah dan tentunya
telah melalui proses dan dukungan dari instansi yang berwenang. adalah suatu
keniscayaan Penggugat II dalam rekonpensi telah membuat kerugian bagi
masyarakat khususnya Tergugat dalam rekonpensi;

9. Bahwa dengan adanya gugatan dari Tergugat dalam rekonpensi terhadap


Pengguigat II dalam rekonpensi yang nyata-nyata adalah fitnah dan rekayasa
sebab tanpa dasar dan alasan yang jelas, hal tersebut merupakan suatu fakta yang
membawa dampak dan akibat negatif terhadap kredibilitas, citra dan nama baik
Penggugat II dalam rekonpensi sebagai sebuah badan usaha yang berbadan
hukum dimata pemerintah dan masyarakat. maka dampak negatif tersebut secara

halaman 9 dari 10
langsung atau tidak langsung telah menimbulkan kerugian Immateril bagi
Penggugat II dalam rekonpensi. kerugian mana tidak dapat dinilai dengan uang,
namun untuk memberikan kejelasan nominalnya dalam gugatan ini maka
kerugian tersebut bilamana ditaksir dan dinilai dengan rupiah berjumlah Rp.
5.000.000.000,- (lima milyar rupiah). Dan oleh karenanya sangat beralasan
hukum kerugian Immateril tersebut dimintakan pertanggungjawaban kepada
Tergugat dalam rekonpensi.

Berdasarkan seluruh uraian di atas, maka Tergugat II mohon kepada Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memutuskan :

DALAM EKSEPSI :

1. Menerima Eksepsi Tergugat II seluruhnya;


2. Menyatakan secara hukum gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

DALAM POKOK PERKARA :

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhya;


2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara;

DALAM REKONPENSI :

1. Menerima gugatan rekonpensi seluruhnya;


2. Menyatakan perbuatan Tergugat dalam rekonpensi merupakan perbuatan
melawan hukum;
3. Menghukum Tergugat dalam rekonpensi untuk membayar kerugian Immateril
sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah);
4. Menghukum Tergugat dalam rekonpensi untuk membayar biaya perkara.

Demikian Duplik ini kami sampaikan, atas pertimbangan Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini diucapkan terima kasih.

Wassalam
Hormat kami
Kuasa Hukum Tergugat II,

T. FAKHRIAL DANI, SH, MH. MUHAMMAD NASIR, S.HI

halaman 10 dari 10

Anda mungkin juga menyukai