DISUSUN OLEH:
1. Penggugat
- Nama: Evita yani:
- Jeni kelamin: Perempuan
- Alamat: Jalan DR. Sutomo No.01 RT 002 RW 002 ahkamah Agung
Republ Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah Kecamatan Padang
Timur, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Kel. Kubu Parak
Karakah, Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat
2. Tergugat
- Nama: PT. Sumatera Bp Developer & Realestat
- Alamat: Jalan By Pass KM. KP. Lalang No.5 Padang,
B. Duduk Perkara
2. Bahwa terhadap jual beli rumah tersebut telah sepakat melalui lisan
bahwa harga pembelian 1 (satu) unit rumah tersebut adalah sebesar
Rp235.000.000,- (dua ratus tiga puluh lima juta rupiah) dengan
uang muka sebesar Rp 90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah) yang
sisa melalui angsuran/cicilan melalui fasilitas Kredit/pembiayaan
pemilikan rumah dengan jangka waktu 5 (lima) tahun;
C. Tuntutan
1. Tergugat untuk dapat mengganti kerugian materil sebesar
Rp90.000.000,00( sembilan puluh juta rupiah) yang merupakan uang
muka rumah yang dibayarkan oleh Evita Yanti terhadap PT. Sumatera
Bp Developer & Realestat
E. Putusan Hakim
1. Perbuatan tersebut harus melawan hukum, dalam hal ini pihak tergugat
telah melakukan perbuatan hukum negatif karena berdiam diri dengan tidak
melakukan suatu perbuatan sehingga mengakibatkan kerugian orang lain.
Pihak tergugat berdiam diri dengan tidak memberikan informasi apapun
kepada penggugat mengenai perkembangan unit rumah yang telah dibeli
oleh penggugat dan tidak bisa dihubungi.
Dalam hal ini perbuatan tergugat termasuk dalam definisi PMH yang ke 2
yaitu telah melakukan perbuatan melawan hukum yang bertentangan
dengan kewajiban hukum tertulis . Dalam pasal 1474 kuhperdata
dijelaskan bahwa “sebagai pihak penjual memiliki dua kewajiban penting
dalam pelaksaanaan perjanjian, kewajiban tersebut adalah menyerahkan
suatu barang dan menanggungnya. Dan diatur dalam pasal 1338 ayat 1
KUHPERDATA bahwa “ semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang undang bagi mereka yang membuatnya” dan suatu
perjanjian tidak boleh bertentangan dengan perundang undangan . Dalam
kasus ini tergugat telah melakukan perbuatan yang melanggar pasal diatas
dengan tidak dipenuhinya kewajiban oleh tergugat dengan melakukan
perbuatan hukum negatif yaitu tidak berbuat sesuatu yang dibuktikan
dengan tidak aktif nya nomor ponsel dan hilangnya kabar dari si tergugat.
Akan tetapi dalam putusan MA hakim tidak menjelaskan perbuatan tersebut
masuk kedalam definisi PMH yang mana dan melanggar pasal berapa yang
berkaitan dengan kewajiban
Bahwa untuk menjamin gugatan Penggugat tidak sia-sia (ilussoir) dan agar
Tergugat mematuhi atau melaksanakan Putusan Perkara a quo maka
Penggugat mohon Kepada Ketua/Majelis Hakim Pengadilan Negeri Klas IA
Padang untuk meletakkan sita jaminan (conservatoir beslaag) terhadap
sebidang rumah di Perumahan
(Sita jaminan ini dilakukan agar barang yg disengketakan tidak dipindahtangankan,
di alihkan atau dijual belikan oleh tergugat. )
Menurut saya hakim dalam memutus mengenai sita jaminan sudah sesuai dengan
pasal 227 dan 197 HIR serta pasal 261&208 RBG yang berisi:
• Terdapat sangka yang beralasan jika tergugat sebelum diberikannya putusan
atau dilaksanakan mencari cara untuk menggelapkan atau melarikan
barang-barang tersebut. ( dalam perkara ini tergugat memiliki alamat
dan no telp yg tidak jelas)
• Barang yang dilakukan penyitaan adalah milik dari orang yang terkena sita
,bukan milik Penggugat ( bukan milik penggugat artinya Unit tsb masih
milik tergugat karena penggugat baru membayar uang dimuka tidak
secara keseluruhan & penggugat belum menikmati objeknya )
• Permohonan diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang memeriksa
perkara ybs
• Permohonan harus diajukan dengan surat tertulis
• Sita conservatoir dilakukan terhadap barang yang bergerak dan yang tidak
bergerak( dalam perkara ini rumah termasuk barang tdk bergerak
menurut pasal 506 KuHper)