MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Manajemen Perubahan
Yang dibina oleh Dr. Syihabudhin, S.E, M.Si
Oleh:
Dani Fikri Rachmadi
130413604686
Lailatul Masruriyah
130413611637
Septiana Crisnawati
130413611634
130413615011
130413604626
Halaman
DAFTAR ISI ......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kinerja Organisasi............................................................. 3
2.2 Sasaran dan tujuan dalam Perubahan organisasi dan Kinerja......... 4
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kinerja............................. 5
2.4 Indikator dalam Kinerja.................................................................. 8
2.5 Cara mengukur Kinerja Organisasi..................................................10
2.6 Efektivitas Kinerja Organisasi.........................................................14
KESIMPULAN.....................................................................................................16
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua organisasi merupakan bagian dari sistem sosial yang hidup di
tengah-tengah masyarakat. Masyarakat itu sendiri memiliki sifat dinamis,
selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Karakteristik masyarakat
seperti itu menuntut organisasi untuk juga memiliki sifat dinamis. Tanpa
dinamika yang sejalan dengan dinamika masyarakat, organisasi tidak akan
survive apalagi berkembang. Ini berarti bahwa perubahan dalam suatu
organisasi merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Secara terus
menerus organisasi harus menyesuaikan diri dengan tuntutan dan perubahan
yang terjadi di lingkungannya. Proses penyesuaian dengan lingkungan
merupakan salah satu permasalahan besar yang dihadapi organisasi
modern. Kecuali perubahan yang bertujuan menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan, organisasi kadang-kadang menganggap perlu secara
sengaja melakukan perubahan guna meningkatkan keefektifan pencapaian
tujuan yang sudah ditetapkan.
Karena sifat dan tujuan setiap organisasi berbeda satu sama lain maka
frekuensi dan kadar perubahan yang terjadinya pun tidak selalu sama.
Menghadapi kondisi lingkungan yang selalu berubah tersebut, tidak ada cara
lain yang lebih bijaksana bagi seorang pimpinan kecuali dengan memahami
hakekat perubahan itu sendiri dan menyiapkan strategi yang tepat untuk
menghadapinya.
Dalam era persaingan global yang semakin ketat dewasa ini, setiap
organisasi harus mampu menampilkan kinerja yang prima dalam berbagai
bidang, terutama yang terkait dengan para stakeholdernya. Situasi lingkungan
saat ini yang semakin kompleks menuntut sebuah organisasi untuk bisa
memuaskan kepentingan stakeholder yang beraneka ragam. Dalam hal ini,
selain memenuhi kebutuhan para pelanggannya, organisasi harus pula
memikirkan kepentingan
pihak-pihak
lain
seperti pemegang
saham,
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kinerja Organisasi
Ada beberapa pendapat tentang definisi kinerja yang dikemukakan oleh
para pakar dan ahli dengan formulasi definisi yang berbeda-beda. Rue dan
Byar (1981: 357) mengatakan bahwa kinerja adalah sebagai tingkat
pencapaian hasil. Menurut Interplan (1999: 15), kinerja adalah berkaitan
dengan operasi, aktivitas program dan misi organisasi. Murphy dan Cleveland
(1995: 113) mengatakan bahwa kinerja adalah kualitas perilaku yang
berorientasi pada tugas dan pekerjaan. Pendapat lain dikemukakan oleh
Suntoro (1999: 12) bahwa kinerja (performance) adalah hasil kerja yang
dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka
mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
Tika (2006; 121) mengemukakan pendapat beberapa pakar tentang kinerja,
dikonsepsikan dengan formulasi definisi yang berbeda-beda, antara lain
sebagai berikut: Menurut Stoner (1987), kinerja adalah fungsi dari motivasi,
kecakapan dan persepsi dan peranan. Bernardin dan Russel (1993)
mendefinisikan kinerja sebagai pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari
fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.
Menurut Handoko, kinerja sebagai proses di mana organisasi mengevaluasi
atau menilai prestasi kerja karyawan. Pendapat lain dikemukakan oleh Gibson
(1990: 40), bahwa kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan
motivasinya
untuk
melaksanakan
pekerjaan.
Selanjutnya
dikatakan,
perubahan-perubahan
adalah
untuk
mencapai
efektivitas
meningkatkan
produktivitas
antarhubungan,
antar
Sedangkan
pengembangan
bertujuan
untuk
menyiapkan
atau perusahaan yang bersangkutan. Tujuan ini bersifat garis besar, karena
pada praktiknya tujuan itu senantiasa dipengaruhi oleh keputusan-keputusan
di bidang keuangan. Untuk lebih memahaminya, pertama-tama kita akan
menelaah apa yang sebenarnya yang disebut sebagai memaksimalisasi laba
serta berbagai hambatan dan rintangan yang menghadangnya. Selanjutnya,
kita akan mengalihkan perhatian kita kepada tujuan maksimalisasi kekayaan
para pemegang saham. Kita akan lihat apa beda tujuan ini dengan tujuan
memaksimalisasi keuntungan dan mengapa hal itu selalu menjadi tujuan dari
suatu organisasi atau perusahaan.
Menurut Umar (dalam Uha, 2014: 217) mengatakan bahwa tujuan
mengevaluasi bisnis dari aspek keuangan adalah untuk mengetahui apakah
realisasi investasi telah sesuai dengan apa yang diharapkan. Analisisnya dapat
ditinjau dari laba dengan membandingkan antara pengeluaran dan
pendapatan, ketersediaan dana (modal), kemampuan perusahaan untuk
membayar utang dan menilai apakah proyek dari suatu perusahaan akan dapat
berkembang terus.
2.4 Indikator dalam Kinerja
Menurut Hersey, Blanchard, dan Johnson dalam Wibowo, terdapat tujuh
indicator kinerja:
1. Tujuan
Tujuan menunjukkan ke arah mana kinerja harus di lakukan. Atas dasar
arah tersebut, dilakukan kinerja untuk mencapai tujuan. Kinerja individu
maupun organisasi dikatakan berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
2. Standar
Merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai.
Tanpa standar, tidak akan diketahui kapan suatu tujuan tercapai. Kinerja
seseorang dikatakan berhasil apabila mampu mencapai standar yang
ditentukan atau disepakati bersama antara atasan dan bawahan.
3. Umpan balik
yang
diberikan
kepadanya
dengan
baik.
Kompetensi
10
birokrasi publik, hal ini merupakan indicator yang penting sebagai suatu
ukuran apakah masyarakat puas dengan pelayanan yang diberikan dan
sebagai evaluasi kinerja birokrasi public.
3. Responsibilitas
kemampuan birokrasi untuk mengenal kebutuhan masyarakat, menyusun
agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program pelayanan
punlik sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan aspirasi masyarakat.
4. Akuntabilitas
Menunjuk seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi public tunduk
pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah para
pejabat politik tersebut dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu
memprioritaskan kepentingan publik.
Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia
(1997:7) adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan
tingkat capaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dengan
mempertimbangkan indikator sebagai berikut:
1. Masukan (Input)
Segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan
untuk menghasilkan keluaran. Indicator ini dapat berupa dana, sumber
daya manusia, informasi, kebijakan, dan lain- lain
2. Keluaran (Output)
Sesuatu yang dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan
nonfisik.
3. Hasil (Outcome)
Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan jangka
pendek (efek langsung)
4. Manfaat (Benefit)
Sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan
5. Dampak (Impacts)
11
12
proses
bisnis/internal
dan
perspektif
pembelajaran
serta
13
Inovasi
Merupakan tahap penelitian dan pengembangan produk. Inovasi dapat
diukur berdasarkan kriteria berikut;
1
Operasi
Merupakan tahapan untuk memenuhi keinginan pelanggan dan
transaksi jual beli dengan pelanggan.
Layanan Purnajual
Merupakan layanan transaksi jual beli produk/jasa, seperti layanan
pemeliharaan
Produksi
Produksi sebagai kriteria efektivitas mengacu pada ukuran keluaran
utama organisasi. Ukuran produksi mencakup keuntungan, penjualan,
pangsa pasar, dsb. Ukuran ini berhubungan secara langsung dengan
yang dikonsumsi oleh pelanggan dan rekanan organisasi yang
bersangkutan.
Efisiensi
Efisiensi
sebagai
kriteria
efektivitas
mengacu
pada
ukuran
Kepuasan
Kepuasan sebagai kriteria efektivitas mengacu kepada keberhasilan
organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan atau anggotanya.
Ukuran kepuasan meliputi sikap karyawan, penggantian karyawan,
keluhan, kesejahteraan, dsb.
16
Keadaptasian
Keadaptasian sebagai kriteria efektivitas mengacu kepada tanggapan
organisasi terhadap perubahan eksternal dan internal. Perubahan
eksternal seperti persaingan, keinginan pelanggan, kualitas produk,
dsb. Serta perubahan internal seperti ketidakefisienan, ketidakpuasan,
dsb merupakan adaptasi terhadap lingkungan.
Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup sebagai kriteria efektivitas mengacu kepada
tanggung jawab organisasi atau perusahaan dalam memperbesar
kapasitas dan potensinya untuk berkembang. Menurut Campbell
(1974), indikator-indikator terdiri atas ukuran produktivitas, efisiensi,
kecelakaan, pergantian pegawai, absensi, tingkat keuntungan, dan
kepuasan karyawan.
KESIMPULAN
1. Pengertian kinerja (performance) menurut Suntoro (1999: 12) adalah hasil
kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing
dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
2. Perubahan organisasi yang berencana berupaya untuk mencapai beberapa
sasaran dan tujuan (Cook, 1975: 539--540), yaitu dengan melalui cara
berikut:
a. Sasaran untuk memperoleh kemampuan yang bersangkutan guna
mendapatkan perubahan yang tidak direncanakan yang dihadapinya.
17
b. Pengetahuan
mendalam
tentang
produk-produk
baru
pesaing
DAFTAR RUJUKAN
Uha, I N. 2014. Manajemen Perubahan: Teori dan Aplikasi pada Organisasi
Publik dan Bisnis. Bogor: PT Ghalia Indonesia.
Wibowo. 2011. Manajemen Perubahan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
18