0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
53 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas definisi kinerja organisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kinerja organisasi didefinisikan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh organisasi dalam mencapai tujuannya, dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal selama periode waktu tertentu. Faktor-faktor tersebut meliputi strategi perusahaan, pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan.
Dokumen tersebut membahas definisi kinerja organisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kinerja organisasi didefinisikan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh organisasi dalam mencapai tujuannya, dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal selama periode waktu tertentu. Faktor-faktor tersebut meliputi strategi perusahaan, pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan.
Dokumen tersebut membahas definisi kinerja organisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kinerja organisasi didefinisikan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh organisasi dalam mencapai tujuannya, dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal selama periode waktu tertentu. Faktor-faktor tersebut meliputi strategi perusahaan, pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan.
Secara konseptual kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai secara individu dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang telah dicapai oleh suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi mempunyai keterkaitan erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak dapat dilepaskan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digunakan atau dijalankan oleh pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut. Ada beberapa pendapat tentang definisi kinerja yang dikemukakan oleh para pakar dan ahli dengan formulasi definisi yang berbeda-beda. Rue dan Byar (1981:375) mengatakan bahwa kinerja adalah sebagai tingkat pencapaian hasil. Interplan (1999:15) kinerja adalah berkaitan dengan operasi, aktivitas program dan misi organisasi. Murphy dan Cleveland (1995:113) mengatakan bahwa kinerja adalah kualitas perilaku yang berorientasi pada tugas dan pekerjaan. Pendapat lain dikemukakan oleh Suntoro (1999:12) bahwa kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Tika (2006:121) mengemukakan pendapat beberapa pakar tentang kinerja dikonsepsikan dengan formulasi definisi yang berbeda-beda sebagai berikut. Menurut Stoner (1978) kinerja adalah fungsi dari motivasi, kecapakan, dan persepsi peranan. Bernardin dan Russel (1993) mendefinisikan kinerja sebagai pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Menurut Handoko kinerja sebagai proses di mana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Pendapat lain dikemukakan oleh Gibson (1990:40) bahwa kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan. Selanjutnya dikatakan pelaksanaan pekerjaan ditentukan oleh interaksi kemampuan dan motivasi. Dari lima definisi kinerja di atas, dapat diketahui bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja terdiri dari: (1) Hasil-hasil fungsi pekerjaan. (2) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karya pegawai seperti kemampuan motivasi, kecakapan, dan presepsi peranan. (3) Pencapaian tujuan organisasi. (4) Periode waktu tertentu. (5) Tidak melanggar hukum. (6) Sesuai dengan moral dan etika. Berdasarkan hal-hal sebagaimana tersebut, kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dimaksudkan di sini adalah pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan/prestasi kerja seseorang atau kelompok terdiri dari faktor intern dan ekstern. Faktor internal yang memengarui kinerja karyawan/kelompok terdiri dari kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, motivasi, persepsi peran, kondisi keluarga, kondisi fisik seseorang dan karakteristik kelompok kerja, dan sebagainya. Adapun pengaruh eksternal antara lain berupa peraturan ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat buruh, kondisi ekonomi, perubahan lokasi kerja, dan kondisi pasar. Dari urai tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja organisasi adalah fungsi hasil-hasil pekerjaan/kegiatan yang ada dalam perusahaan dipengaruhi faktor internal dan eksternal organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan selama periode waktu tertentu. B. Sasaran dalam Perubahan Organisasi dan Kinerja Perubahan organisasi yang berencana berupaya untuk mencapai beberapa sasaran (Cook, 1975: 539-540), yaitu dengan melalui cara berikut: 1) Sasaran untuk memperoleh kemampuan yang bersangkutan guna mendapatkan perubahan yang tidak direncanakan yang dihadapinya. Adapun perubahan-perubahan adalah untuk mencapai efektivitas pengumpulan informasi dan sistem peramalan (forescasting system) serta fleksibilitas organisasi yang bersangkutan sehingga dapat menghadapi masalah dengan cara-cara yang tepat dan tepat pada waktunya. 2) Pengetahuan mendalam tentang produk-produk baru pesaing perusahaan, perubahan-perubahan dalam peraturan pemerintah atau pembatasan- pembatasan suplai dapat lebih mempersiapkan organisasi sehubungan dengan penyesuaian perubahan yang harus dilakukan. 3) Sasaran dalam upaya untuk mengubah perilaku karyawan agar mereka memberi kontribusi lebih efektif bagi organisasi. Perubahan dalam kategori ini meliputi sebagai berikut: a) Menimbulkan sikap-sikap baru. b) Nilai-nilai baru. c) Cara menvisualisasi organisasi. d) Peran para karyawan di dalamnya maupun memberikan pelatihan, guna meningkatkan produktivitas antarhubungan, antar perorangan, dan pelaksana kontribusi yang kreatif. C. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kinerja Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan kinerja, yaitu strategi perusahaan, pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan. 1) Strategi Perusahaan Strategi perusahaan terkait dengan misi perusahaan. Strategi organisasi ini merupakan strategi bisnis yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi bisnis mencakup perencanaan, implementasi, dan pengawasan. Menurut Umar (dalam Uha, 2014: 215), komponen-komponen yang dipakai untuk menganalisis strategi perusahaan terdiri atas dimensi kekuatan bisnis dan dimensi daya tarik organisasi perusahaan atau individu. Dimensi kekuatan bisnis terdiri atas harga produk, jumlah outlet, omzet tiap bulan, potensi penjualan per bulan, dan jumlah pengunjung di tempat penjualan (outlet). Dimensi daya tarik terdiri atas pangsa pasar konsumen dan potensi belanja konsumen. Dari hasil analisis terhadap komponen-komponen tersebut dapat ditentukan langkah-langkah strategis yang bisa dilakukan perusahaan, seperti pengoptimalan alat-alat produksi, besarnya biaya promosi, dan sebagainya. 2) Pemasaran Peran utama dalam manajemen pemasaran, antara lain adalah membuat keputusan mengenai aspek-aspek pemasaran. Menurut Umar (dalam Uha, 2014: 216), evaluasi aspek pemasaran diarahkan untuk mendapatkan informasi mengenai faktor tertentu dibandingkan dengan target atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya seperti berikut: a) Segmentasi, target dan posisi produk di pasar. b) Strategi bersaing yang diterapkan. c) Kegiatan pemasaran melalui bauran pemasaran. d) Nilai penjualan. e) Market share yang dikuasai perusahaan. Adapun aspek pasar, dilakukan evaluasi mengenai perilaku konsumen (consumer behavior) guna mengetahui pengetahuan, kebutuhan dan keinginan pasar potensial terhadap produk dan sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen terhadap produk. 3) Operasional Hal-hal yang menyangkut operasional organisasi, antara lain sebagai berikut: a) Kualitas produk, yakni seberapa produk yang dihasilkan organisasi atau perusahaan bisa bersaing dari segi kualitas. b) Teknologi yang digunakan, yakni apakah teknologi yang digunakan perusahaan mengikut perkembangan dunia pada saat ini atau sudah ketinggalan zaman. Kondisi ini perlu diperhitungkan sesuai dengan keinginan pelanggan dan persaingan dengan pihak lain. c) Kapasitas produksi, yakni seberapa besar kapasitas produksi dari sumber daya yang ada, seperti mesin dan tenaga kerja yang ada. Kapasitas produksi juga perlu mempertimbangkan pemasaran produk, adakah produk mempunyai segmen pasar yang tinggi atau rendah. d) Persediaan bahan baku dan barang jadi. Adakah bahan baku tersedia di tempat jika sewaktu-waktu dibutuhkan ataukah langka di pasaran atau merupakan bahan impor. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. 4) Sumber Daya Manusia Menurut Umar (dalam Uha, 2014: 216), beberapa hal penting dari sumber daya manusia yang perlu dievaluasi, antara lain mengenai produktivitas kerja, motivasi kerja, kepuasan kerja, pelatihan dan pengembangan, serta kepemimpinan. Program pelatihan ditujukan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang. Sedangkan pengembangan bertujuan untuk menyiapkan pegawainya memangku jabatan tertentu di masa yang akan datang. Program pelatihan dan pengembangan bertujuan antara lain untuk menutup gap antara kecakapan karyawan dan permintaan jabatan, selain meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran kerja. 5) Keuangan Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya. Terwujud berupa upaya peningkatan atau memaksimalisasi nilai pasar atas harga saham organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Tujuan ini bersifat garis besar, karena pada praktiknya tujuan itu senantiasa dipengaruhi oleh keputusan-keputusan di bidang keuangan. Untuk lebih memahaminya, pertama-tama kita akan menelaah apa yang sebenarnya yang disebut sebagai memaksimalisasi laba serta berbagai hambatan dan rintangan yang menghadangnya. Selanjutnya, kita akan mengalihkan perhatian kita kepada tujuan maksimalisasi kekayaan para pemegang saham. Kita akan lihat apa beda tujuan ini dengan tujuan memaksimalisasi keuntungan dan mengapa hal itu selalu menjadi tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan. Menurut Umar (dalam Uha, 2014: 217) mengatakan bahwa tujuan mengevaluasi bisnis dari aspek keuangan adalah untuk mengetahui apakah realisasi investasi telah sesuai dengan apa yang diharapkan. Analisisnya dapat ditinjau dari laba dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, ketersediaan dana (modal), kemampuan perusahaan untuk membayar utang dan menilai apakah proyek dari suatu perusahaan akan dapat berkembang terus. D. Indikator dalam Kinerja Secara konseptual Lembaga Administrasi Negara/LAN (2001:9) mengemukakan bahwa indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaa, maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi. Selain itu, indikator kinerja digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja hari demi hari organisasi/unit kerja yang bersangkutan menunjukkan kemajuan dalam rangka dan/atau menuju tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian, tanpa indikator kinerja, sulit bagi kita untuk menilai kinerja (keberhasilan atau ketidakberhasilan) kebijaksanaan/program/kegiatan dan pada akhirnya kinerja instansi/unit kerja pelaksanaannya. Menurut Hersey, Blanchard, dan Johnson dalam Wibowo, terdapat tujuh indikator kinerja: 1. Tujuan Tujuan menunjukkan ke arah mana kinerja harus di lakukan. Atas dasar arah tersebut, dilakukan kinerja untuk mencapai tujuan. Kinerja individu maupun organisasi dikatakan berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang diinginkan. 2. Standar Merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak akan diketahui kapan suatu tujuan tercapai. Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu mencapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara atasan dan bawahan. 3. Umpan balik Merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan. Dengan umpan balik dilakukan evaluasi terhadap kinerja dan dapat dilakukan perbaikan kinerja. 4. Alat atau sarana Alat atau sarana merupakan sarana penunjang untuk mencapai tujuan. Tanpa alat, tugas atau pekerjaan tidak dapat dikerjakan dan tujuan tidak dapat tercapai sebagaimana mestinya. 5. Kompetensi Merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik. Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 6. Motif Merupakan alasan atau pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Tanpa adanya motif, kinerja tidak dapat berjalan. 7. Peluang Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi kerjanya. Tugas mendapatkan prioritas lebih tinggi, mendapat perhatian lebih banyak dan mengambil waktu yang tersedia. E. Cara Mengukur Kinerja Organisasi Pengukuran kinerja organisasi dapat dilakukan dengan metode balance scorecard. Istilah balanced berarti keseimbangan, sedangkan scorecard adalah kartu yang dipakai untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang atau kelompok. Metode balance scorecard adalah metode untuk mengukur kinerja seseorang atau kelompok/organisasi dengan menggunakan kartu untuk mencatat skor hasil-hasil kinerja. Balanced scorecard merupakan ide untuk menyeimbangkan aspek keuangan dan nonkeuangan serta aspek internal dan eksternal organisasi atau perusahaan. Melalui balanced scorecard, lalu dilakukan pendekatan untuk mengukur kinerja organisasi atau perusahaan dengan mempertimbangkan empat aspek atau perspektif, yaitu perspektif keuangan, konsumen, proses bisnis internal, dan proses belajar dan berkembang. Organisasi perusahaan jika ditinjau dari segi internal dan eksternal, perspektif proses bisnis/internal dan perspektif pembelajaran serta pertumbuhan lebih berfokus kepada internal organisasi perusahaan. Sedangkan perspektif pelanggan (konsumen) dan keuangan lebih berfokus ke eksternal perusahaan. Namun, jika ditinjau dari segi proses dan orang, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, serta perspektif pelanggan lebih pada orang. Sedangkan perspektif keuangan dan perspektif bisnis internal lebih berfokus pada proses. Keempat perspektif yang digunakan dalam balanced scorecard dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Perspektif Keuangan Pengukuran kinerja keuangan mengarah pada perbaikan, perencanaan, implementasi, dan pelaksanaan strategis. Adapun perbaikan tercermin dari sasaran-sasaran yang terkait dengan laba. Sasaran keuangan berbeda pada tiap tahap siklus kehidupan bisnis. Tahapan yang dimaksud terdiri atas tahap pertumbuhan, tahap bertahan, dan tahap panen. b. Tahap Pertumbuhan (Growth) Pada tahap ini perusahaan memiliki produk atau jasa dengan potensi pertumbuhan yang baik. Perusahaan beroperasi dengan cash flow yang negatif dan tingkat pengembalian modal yang rendah, investasi yang ditanam memakan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah dana yang bisa dihasilkan karena konsumen masih terbatas. Sasaran keuangan pada tahap pertumbuhan adalah menekankan pengukuran tingkat pertumbuhan revenue atau penjualan dalam pasar yang telah ditargetkan. c. Tahap Bertahan (Sustain) Pada tahap ini perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan persyaratan tingkat pengembalian yang terbaik, mempertahankan pangsa pasar atau mengembangkannnya. Sasaran keuangan mengarah pada pengembalian atas investasi yang telah ditanam. d. Tahap Panen (Harvest) Pada tahap ini perusahaan melakukan panen atas investasinya. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi, kecuali hanya bersifat pemeliharaan/perbaikan sarana dan prasarana yang ada. Sasaran keuangan mengarah kepada memaksimalkan arus kas yang masuk ke perusahaan. e. Perspektif Pelanggan Untuk memuaskan pelanggan, perusahaan perlu menciptakan dan menyajikan suatu produk dan jasa yang bernilai lebih bagi pelanggan. Adapun nilai lebih terjadi apabila manfaat yang diterima pelanggan dari produk atau jasa lebih tinggi daripada biaya perolehannya. Untuk pengukuran perspektif pelanggan digunakan dua cara berikut. 1) Kelompok pengukuran inti, yakni mengukur tingkat kepuasan, loyalitas, dan keterikatan konsumen dari pasar yang ditargetkan dan tingkat keuntungan yang diperoleh dari target pasar yang dilayani. 2) Preposisi nilai pelanggan, yakni merupakan kinerja pemicu yang menyangkut apa yang harus disajikan perusahaan untu mencapai tingkat kepuasan, loyalitas dan retensi pelanggan yang tinggi. f. Perspektif Proses Bisnis Internal Proses ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu. 1. Inovasi Merupakan tahap penelitian dan pengembangan produk. Inovasi dapat diukur berdasarkan kriteria berikut; a) Banyaknya produk-produk baru yang dihasilkan. b) Besarnya penjualan produk-produk baru. c) Lamanya waktu pengembangan dan menjual produk-produk baru jika dibandingkan pesaing. d) Besarnya biaya produk-produk baru. 2. Operasi Merupakan tahapan untuk memenuhi keinginan pelanggan dan transaksi jual beli dengan pelanggan. Operasi dapat diukur dari kriteria sebagai berikut; a) Tingkat kerusakan produk prapenjualan. b) Banyaknya bahan baku yang terbuang sia-sia. c) Adanya pengerjaan ulang produk karena kerusakan. d) Banyaknya permintaan pelanggan yang tidak terpenuhi. e) Penyimpangan biaya produksi dari anggaran yang sebenarnya. 3. Layanan Purnajual Merupakan layanan transaksi jual beli produk/jasa, seperti layanan pemeliharaan produk, penggantian suku cadang, perbaikan,dsb. Layanan purnajual dapat diukur dari kriteria sebagai berikut; a) Jangka waktu untuk memenuhi permintaan pemeliharaan produk. b) Perbaikan kerusakan atau penggantian suku cadang pelanggan. c) Kecepatan pelayanan dan banyaknya pelanggan yang dilayani. g. Perspektif Proses Belajar dan Berkembang Kinerja ini bertujuan mendorong pembelajaran dan pertumbuhan organisasi. Proses pembelajaran dan berkembang, dapat diukur melalui kriteria sebagai berikut. 1) Kemampuan pegawai; mencakup besarnya pendapatan perusahaan per pegawai, nilai tambah pegawai, dan tingkat pengembalian balas jasa. 2) Kemampuan sistem informasi; meliputi ketersediaan informasi yang dibutuhkan, tingkat ketepatan informasi yang tersedia, dan jangka waktu perolehan informasi. 3) Motivasi, pemberdayaan, dan keserasian individu persuhaan. Tolak ukurnya; jumlah saran pegawai, jumlah saran yang berhasil guna, dan jumlah pegawai yang tahu visi, misi dan tujuan perusahaan. DAFTAR RUJUKAN Uha, I N. 2010. Budaya Organisasi Kepemimpinan & Kinerja:Proses Terbentuk, Tumbuh Kembang, Dinamika, dan Kinerja Organisasi. Jakarta: PT. Adithya Andrebina Agung.
Uha, I N. 2014. Manajemen Perubahan: Teori dan Aplikasi pada Organisasi