Anda di halaman 1dari 22

PERTEMUAN 4

PENEMPATAN DAN PEMBERHENTIAN


KARYAWAN
Penempatan adalah proses penugasan atau pengisian jabatan atau penugasan
kembali pegawai pada tugas atau jabatan baru atau jabatan yang berbeda. Penugasan ini
dapat berupa penugasan pertama untuk pegawai baru direkrut, tetapi dapat juga melalui
promosi, pengalihan, dan penurunan jabatan atau bahkan pemutusan hubungan kerja.

Terdapat tiga jenis dari penempatan karyawan yaitu:

1. Mutasi

2. Demosi

3. Promosi
Pengertian Mutasi, Demosi dan Promosi

1. Mutasi
Mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik
secara horizontal maupun vertikal (promosi/demosi) di dalam suatu perusahaan.
Pemindahan seorang karyawan dapat digolongkan dalam tiga cara, yaitu:
a. Berdasarkan atas unit aktivitas di mana karyawan melakukan tugasnya
1) Pemindahan antar seksi.
2) Pemindahan antar bagian,
3) Pemindahan antar perusahaan.
b. Berdasarkan atas dasar maksud dan tujuan dari pemindahan, menurut Pigors
dan Mayers.
Lanjutan
1. Production Transfer yaitu Pembagian karyawan dari jabatan yang sama dalam lingkungan produksiyang pertama
produksi dikurangi sehingga tenaga kerja dikurangi pulasedangkan pada lingkungan produksi yang kedua, produksi
dinaikkan.

2. Replacement Transfer yaitu Pemindahan karyawan yang sudah lama dinasnya kepada jabatann yang sama pada
departemen yang berbeda untuk menggantikan karyawan yang masa dinasnya sedikit dan diberhentikan, sehingga
sebagian karyawan harus diberhentikan dan karyawan yang mempunyai masa dinas lebih lama aka tetap harus bekerja.

3. Versality Transer yaitu Pemindahan karyawan agar karyawan yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan atau
keahlian dalam berbagai lapangan pekerjaan lain. Misal, seorang dosen Psikologi umum, dialihtugaskan menjadi dosen
Psikologi Kepribadian.

4. Shift Transfer yaitu Pemindahan karyawan dari regu yang satu ke regu yang lain. Misalnyaseorang karyawan dipindahkan
dari regu siang ke regu malam.
5. Remedial Transfer yaitu Pemindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain atau ke
jabatan yang sama dalam departemen yang berlainan dengan maksud ia dapat bekerja sama
dengan temannya sekerja atau dengan atasannya, sehingga untuk memperbaiki keadaan itu ia
dipindahkan ke jabatan yang lain atau ke jabatan yang sama pada departemen atau seksi yang
berbeda. Berdasarkan atas dasar lamanya karyawan tersebut memangku jabatan baru.

6. Temporary Transfer (Pemindahan Sementara) yaitu Pemindahan yang dimaksud hanya untuk
sementara saja, jadi baik karyawan maupun perusahaan bermaksud memindahkan karyawan
yang bersangkutan ke jabatannya semula. Hal ini sering terjadi saat seorang pemangku jabatan
tertentu berhalangan hadir, menjadikan tugas terbengkalai, maka sementara karyawan lain akan
mengisi posisi yang kosong ini.

7. Permanent Transfer (Pemindahan Tetap) yaitu Pemindahan karyawan untuk memangku jabatan
yang baru untuk selama-lamanya sampai tiba waktunya kemudian karyawan tersebut
dipindahkan lagi ke jabatan yang lain baik karena promosi atau karena sebab-sebab lainnya.
2. Demosi

Demosi merupakan perubahan jabatan menuju jenjang atau jabatan yang lebih
rendah dan didasari oleh pertimbangan turunnya prestasi dan kemampuan kerja
karyawan yang bersangkutan.

Demosi akan mempengaruhi penurunan yang melibatkan upah pendapatan


maupun status dan tanggung jawab, kebalikan dari promosi. Selain itu, demosi juga
akan mempengaruhi motivisi disertai menurunnya produktivitas karyawan yang
didemosi. Walaupun bisa berakibat buruk pada moral karyawan, demosi juga
dilakukan untuk kepentingan perusahaan agar terwujud keseimbangan antara
kebutuhan karyawan dengan tuntutan dan kemampuan organisasi perusahaan.
3. Promosi
Promosi berarti kenaikan jabatan seorang karyawan ke posisi yang lebih tinggi dalam
suatu perusahaan, diikuti dengan tanggung jawab, hak, status, serta upah pendapatan
yang lebih besar dari jabatan sebelumnya. Dapat disimpulkan, promosi seorang
karyawan akan berpengaruh pada keberlangsungan hidup perusahaan serta rasio
meningkatnya produktivitas sumber daya manusia.
Promosi jabatan dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :
a. Promosi dapat dilakukan secara terbuka dengan cara mengumumkan kepada seluruh
karyawan yang memiliki kesempatan dan potensi untuk dipromosikan dengan
mengisi kekokosongan suatu jabatan

b. Promosi dapat dilakukan melalui proses formal atau penilai prestasi kerja selama
bekerja di perusahan tersebut. Adapun promosi yang dilakukan secara tertutup,
dengan kata lain, tidak diumumkan dan promosi dilakukan secara subjektif dari
petinggi perusahaan.
Tujuan dilakukannya Mutasi, Demosi dan Promosi

1. Mutasi
Tujuan dari adanya mutasi itu sendiri yaitu:
a. Meningkatkan produktivitas kayawan.
b. Menciptakan keseimbangan antar tenaga kerja dengan komposisi pekejaan atau jabatan.
c. Memperluas atau menambah pengetahuan karyawan.
d. Menghilangkan rasa bosan/jenuh tehadap pekerjaannya.
e. Memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya meningkatkan karir yang lebih
tinggi.
f. Sebagai alat pendorong agar spirit kerja meningkat melalui pesaingan terbuka.
g. Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik karyawan.
Lanjutan
2. Demosi

Tujuan dilakukannya demosi terhadap karyawan yang bersangkutan adalah untuk pembinaan
dan pembelajaran bagi karyawan tersebut. Disamping sebagai tujuan pembelajaran, penjatuhan
sanksi demosi juga dimaksudkan untuk menghindari kerugian perusahaan yang lebih besar
karena telah salah menempatkan karyawan di posisinya.

Hal yang dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan kepada karyawan dalam keputusan
penjatuhan sanksi demosi adalah:

a. Ketidakmampuan karyawan dalam mengemban tugas dan tanggung jawab yang diberikan
perusahaan sehingga prestasi kerjanya rendah.

b. Rasionalisasi jumlah karyawan karena adanya program efektifitas dan efisiensi dalam manajemen
perusahaan
3. Promosi
Tujuan dari adanya promosi itu sendiri yaitu:
a. Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa kepada karyawan yang
berprestasi kerja tinggi.

b. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi, status sosial yang semakin
tinggi dan penghasilan yang semakin besar.

c. Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah saat kerja, berdisiplin tinggi, dan
memperbesar produktivitas kerjanya.
d. Untuk menjamin stabilitas kekaryawanan dengan direalisasinya promosi kepada
karyawan dengan dasar dan pada waktu yang tepat serta penilaian yang jujur.
5. Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai dalam
perusahaan karena timbulnya lowongan berantai.
6. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan
kreativitas dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal
perusahaan.
7. Untuk menambah/memperluas pengetauan serta pengalaman kerja para
karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya.
8. Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat,
kesenangan dan ketenangannya dalam bekerja semakin meningkat sehingga
produktifitas meningkat.
Alasan Dilakukannya Mutasi, Demosi dan Promosi
1. Mutasi

a. Jika atas permintaan karyawan, biasanya hal ini terjadi agar karyawan tersebut bisa
pindah ke cabang perusahaan yang lebih dekat dengan lokasi tempat tinggalnya
ataupun alasan pribadi lainnya. Hal ini lumrah terjadi, namun disetujui atau tidaknya
adalah keputusan perusahaan itu sendiri karena setiap perusahaan meiliki kebijakan
masing-masing.

b. Jika mutasi terjadi atas perintah perusahaan, maka hal ini bisa terjadi agar para
karyawan mampu mengembangkan kualitas kinerja yang telah menjadi tanggung
jawabnya
Lanjutan
2. Demosi

Ada beberapa alasan perusahaan melakukan demosi pada karyawannya :

a. Ketidakmampuan karyawan dalam mengemban tugas dan tanggung jawab yang


diberikan perusahaan sehingga prestasi kerjanya rendah.

b. Rasionalisasi jumlah karyawan karena adanya program efektifitas dan efisiensi


dalam manajemen perusahaan
3. Promosi
Ada beberapa alasan lain mengenai tujuan adanya promosi, di antaranya:
a. Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang semakin besar kepada karyawan yang
berprestasi tinggi.

b. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi, status sosial yangsemakin tinggi, dan penghasila
yang semakin besar.

c. Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah bekerja, berdisiplintinggi, dan memperbesar
produkti/itas kerjanya.

d. Untuk menjamin stabilitas kekaryawanan dengan direalisasinya promosi kepada karyawan dengan dasar
dan pada waktu yang tepat serta penilaian yang jujur.

e. Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai (Multiplier effect) dalam perusahaan
karena timbulnya lowongan berantai.
f. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya yang
lebih baik demi keuntungan optimal perusahaan.

g. Untuk menambah atau memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja para karyawan dan ini
merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya

h. Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatannya berhenti. Agar jabatan itu tidak lowong maka
dipromosikan karyawan lain.

i. Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat, kesenangan, dan ketenangannya
dalam bekerja semakin meningkat sehingga produktvitas kerjanya juga meningkat.

j. Untuk mempermudah penarikan pelamar sebab dengan adanyakesempatan promosi merupakan daya
pendorong serta perangsang bagi pelamar-pelamar untuk memasukkan lamarannya.

k. Promosi akan memperbaiki status karyawan dari karyawan sementaramenjadi karyawan tetap setelah
lulus dalam masa percobaannya.
Pengertian Pemberhentian Karyawan

Pemberhentian karyawan adalah pemutusan hubungan kerja seorang karyawan dengan


suatu organisasi perusahaan. Berdasarkan UU Ketenagakerjaan Pasal 150 Nomor 13
Tahun 2003, Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja dalam undang-undang
meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha yang berbadan hukum atau
tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik negara, maupun usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang
mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuk lain.
Jenis Jenis Pemberhentian Karyawan
1. Meninggalkan Pekerjaan Sementara
Meninggalkan pekerjaan untuk sementara waktu biasanya disebut dengan cuti, hal ini dilakukan karena alasan
kesehatan, masalah keluarga, pendidikan dan rekreasi. Serta bagi perempuan karena melahirkan.
2. Pengunduran Diri Sementara
Pengunduran diri sementara merupakan permintaan pengunduran diri yang ditawarkan perusahaan kepada
karyawan karena alasan bisnis dan ekonomis.
3. Pemecatan
Pemecatan (PHK) adalah pemberhentian karyawan oleh pihak perusahaan yang bersifat permanen karena suatu
alasan tertentu dan merupakan bentuk hukuman dari perusahaan. Alasan-alasan dari pemberhentian (PHK) adalah
alasan disiplin, alasan ekonomis, dan alasan bisnis. Pada karyawan yang dipecat atau diberhentikan biasanya
mendapatkan pesangon dari perusahannya, Pesangon adalah uang yang dibayarkan kepada karyawan yang
diberhentikan secara permanen karena alasan ekonomi dan bisnis (bukan alasan disiplin).
4. Pengurangan Karyawan
Pengunduran diri yang dilakukan oleh pihak pekerja atau karyawan bukan dari pihak perusahaan yang sifatnya
sukarela dan permanen serta merupakan kondisi normal yang terjadi dalam perusahaan. Pengurangan adalah cara
yang lambat dalam mengurangi karyawan tapi cara ini yang peling sedikit menimbulkan masalah
Pelaksanaan Pemberhentian Karyawan

Pemberhentian karyawan hendaknya berdasarkan peraturan dan perundangundangan


yang ada agar tidak menimbulkan masalah, dan dilakukan dengan cara sebaikbaiknya,
sebagaimana pada saat mereka diterima sebagai karyawan. Dengan demikian, hubungan
antara perusahaan dan mantan karyawan tetap terjalin dengan baik. Akan tetapi pada
kenyataanya sering terjadi pemberhentian dengan pemecatan, karena konflik yang tidak
dapat diatasi lagi, yang seharusnya pemecatan karyawan harus berdasar kepada peraturan
dan perundangundangan karena setiap karyawan mendapat perlindungan hukum sesuai
dengan statusnya.
Pemberhentian berdasarkan keinginan perusahaan dapat terjadi karena karyawan
tersebut berusia lanjut dan tidak memiliki keuntungan lagi bagi perusahaan. Karyawan
tersebut sudah berusia lanjut, kurang cakap atau melakukan tindakan yang merugikan
seperti korupsi. Keinginan perusahaan memberhentikan karyawan ini disebabkan:
1. Karyawan tidak mampu mengerjakan pekerjaannya.

2. Perilaku dan kedisiplinannya kurang baik.

3. Melanggar peraturan dan tata tertib perusahaan.

4. Tidak dapat bekerja sama dan konflik dengan karyawan lainnya.

5. Melakukan tindakan amoral dalam perusahaan.


Faktor penyebab pemutusan hubungan kerja secara yuridis dalam
UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003, yang mana PHK yang dilakukan oleh
perusahaan disebabkan:
1. Perusahaan mengalami kemunduran sehingga perlu rasionalisasi atau
pengurangan jumlah pekerja/buruh.
2. Pekerja/buruh telah melakukan kesalahan, baik kesalahan melanggar
ketentuan yang tercantum dalam peraturan perusahaan, perjanjian kerja atau
PKB (kesalahan ringan), maupun kesalahan pidana (kesalahan berat).
Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap Karyawan
Akibat PHK
Alasan PHK berperan besar dalam menentukan apakah pekerja tersebut berhak atau
tidak atas uang pesangon, uang penghargaan dan uang penggantian hak. Peraturan
mengenai uang pesangon, uang penghargaan dan uang penggantian hak diatur dalam pasal
156, pasal 160 sampai pasal 169 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Menurut
UU No. 13 tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan, pihak perusahaan dapat bertanggung
jawab dalam berbagai kondisi seperti di bawah ini:
1. Pengunduran diri secara baik-baik atas kemauan sendiri.
2. Pengunduran diri secara tertulis atas kemauan sendiri karena berakhirnya hubungan
kerja.
3. Pengunduran diri karena mencapai usia pensiun.
4. Pekerja melakukan kesalahan berat. Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion Edisi 3,
Volume 3, Tahun 2015 6
5. Pekerja ditahan pihak yang berwajib.
6. Perusahaan bangkrut/perusahaan mengalami kerugian.
7. Pekerja mangkir terus menerus.
8. Pekerja meninggal dunia.
9. Pekerja melakukan pelanggaran.
10. Perubahan status, penggabungan, pelemburan atau perubahan
kepemilikan
11. Pemutusan Hubungan Kerja karena Alasan Efisiensi.

Anda mungkin juga menyukai