Anda di halaman 1dari 2

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENEMPATAN SDM

Menurut Irianto (2002 : 156) penempatan sdm merupakan proses penugasan / pengisian jabatan atau
penugasan kembali pegawai pada tugas / jabatan baru atau jabatan yang berbeda. Menurut Bambang
wahyudi yang dikutip suwatno (2003 : 129) dalam melakukan penempatan sumberdaya manusia
hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Pendidikan.

Prestasi akademis yang dimiliki tenaga kerja selama mengikuti pendidikan sebelumnya harus
dipertimbangkan, khususnya dalam penempatan tenaga kerja tersebut untuk menyelesaikan tugas
pekerjaan, serta mengemban wewenang dan tanggung jawab. Prestasi akademis yang perlu
dipertimbangkan tidak terbatas pada jenjang terakhir pendidikan tetapi termasuk jenjang pendidikan
yang pernah dialaminya. Tenaga kerja yang memiliki prestasi akademis tinggi harus ditempatkan pada
tugas dan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, sebaliknya tenaga kerja yang memiliki latar
belakang akademis rata-rata atau dibawah standar harus ditempatkan pada tugas dan pekerjaan ringan
dengan beban wewenang dan tanggung jawab yang relatif rendah.

b. Pengetahuan kerja.

Pengetahuan yang yang harus dimiliki oleh seorang pegawai dengan wajar yaitu pengetahuan kerja ini
sebelum ditempatkan dan yang baru diperoleh pada waktu pegawai tersebut bekerja dalam pekerjaan
tersebut.

c. Keterampilan kerja.

Keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan yang harus diperoleh dalam praktek, keterampilan kerja ini
dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu: Keterampilan mental, seperti menganalisa data,
membuat keputusan dan lain-lain. Keterampilan fisik, seperti membetulkan listrik, mekanik dan lain lain
Yang ketiga ialah Keterampilan sosial, seperti mempengaruhi orang lain, mewarkan barang atau jasa dan
lain-lain.

d. Pengalaman kerja.

Pengalaman seorang untuk melakukan pekerjaan tertentu. Pengalaman kerja dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk pekerjaan yang harus ditempatkan serta lamanya melakukan pekerjaan.

JENIS-JENIS PENEMPATAN

a. Promosi.

Promosi terjadi apabila seorang pegawai di pindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, yang
kemudian dari jabatan barunya tersebut dia memperoleh pembayaran yang lebih tinggi, tanggung jawab
yang lebih banyak dan luas dan atau tingkatatan organisasional yang lebih tinggi. Promosi dibedakan
menjadi 2 yaitu: Merit Based Promotion adalah promosi didasarkan atas prestasi yang telah di berikan.
Di dasarkan atas performance appraisal. Sedangkan Seniority based promotion adalah promosi
didasarkan atas lamanya (waktu) seorang pegawai bekerja pada perusahaan atau lamanya pegawai
tersebut bekerja di suatu jabatan tertentu, tidak berdasarkan umur pegawai. Yang di maksud dengan
senior adalah pegawai yang paling lama telah bekerja di perusahaan.
b. Transfer.

Transfer terjadi jika seorang pegawai di pindahkan dari suatu jabatan ke jabatan lainnya, yang
pembayaran, tanggung jawab serta tingkat/jenjang jabatannya sama atau relative sama. Transfer
menyediakan seseorang dengan keterampilan-keterampilan baru dan suatu prospektif lain yang
membuatnya menjadi calon untuk dapat di promosikan. Transfer juga dapat memperbaiki tingkat
motivasi dan kepuasan kerja, khususnya jika pegawai menemukan sedikit tantangan pada jabatan
lamanya. Posisi baru, meskipun bukan suatu promosi, bisa menawarkan tantangan-tantangan baru (baik
dari segi teknis maupun hubungan antar pribadi).

b. Demosi.

Demosi terjadi jika seorang pegawai dipindahkan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang pembayaran,
tanggung jawab, tingkat jabatannya lebih rendah. Demosi umumnya mempunayi efek positif yang
sangat kecil bagi individu ataupun bagi perusahaan. Umumnya demosi banyak berkaitan dengan
masalah disiplin kerja. Seorang pegawai didemosi, karena kinerjanya sangat rendah atau tingkat
absensinya terlalu banyak. Satu akibat dari demosi adalah demotivated. Kadang kala demosi digunakan
sebagai suatu cara halus untuk memecat pegawai, dengan harapan pegawai tersebut mau
mengundurkan diri.

PROSEDUR PENEMPATAN SDM

Syarat prosedur penempatan SDM:

a. Harus ada wewenang untuk menempatkan personalia yang datang dari daftar personalia yang di
kembangkan melalui analisis tenaga kerja.

b. Harus mempunyai standar yang digunakan untuk membandingkan calon pekerjaan.

c. Harus mempunyai pelamar pekerjaan yang akan diseleksi untuk ditempatkan. Apabila terjadi salah
penempatan (missplacement) maka perlu diadakan suatu program penyesuaian kembali (redjustment)
pegawai yang bersangkutan sesuai dengan keahlian yang dimiliki, yitu dengan melakukan penempatan
kembali (replacement) pada posisi yang lebih sesuai atau menugaskan kembali (reasignment) dengan
tugas-tugas yang sesuai dengan bakat dan kemampuan.

TUJUAN PENEMPATAN SDM

Menempatkan seorang pegawai bertujuan antara lain agar pegawai bersangkutan berdaya guna dalam
melaksakan pekerjaaan yang dibebankan, serta untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
sebagai dasar kelancaran tugas. Menurut B. Siswanto Sastrohadiwiryo yang dikutip oleh suwatno (2003)
maksud diadakan penempatan pegawai adalah untuk menempatakan pegawai sebagai unsur pelaksana
pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut:

1. Kemampuan

2. Kecakapan

3. Keahlian

Anda mungkin juga menyukai