Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ORIENTASI DAN PENEMPATAN


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :
Manajemen Sumber Daya Manusia
Dosen pengampu :
Novika Rosari SE, M.Si,Ak CA

Disusun oleh :
Muhammad Rizki Ramadani (1910313210030)
Putri Miranda Andari (1910313320035)
Selvia Ramadhanti (1910313320022)
Muhammad Hadid Ramadhan (1910313210048)

Program studi S1 Akuntansi


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dalam
penulisan makalah ini mungkin masih banyak terdapat kesalahan, untuk itu kritik dan
saran sangat kami harapkan agar penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.

Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan sebelumnya kami mengucapkan banyak terima
kasih.

Banjarmasin, 1 Maret 2023


Daftar Isi

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………….1
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………….1
1.2 RUMUSAN MASALAH…………….…………………………………………..2
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………3
2.1 PENEMPATAN SUMBER DAYA MANUSIA………………………………….3
2.2 ORIENTASI KARYAWAN……………………………………………………...7
2.3 APLIKASI BISNIS KECIL……………………………………………………….10
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………11
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan organiasasi saat ini, sumber daya manusia merupakan aspek
yang sangat penting,karena sumber daya manusia dinilai sangat signifikan dalam
mencapai tujuan organisasi. Tercapainya tujuan organisi akan tergantung pada
bagaimana SDM yang ada dalam organisasi tersebut dapat mengembangkan
kemampuan baik dibidang managerial, hubungan antar manusia maupun teknis
operasional. Kesuksesan suatu organisasi dapat ditentukan dari kualitas pegawai
yang handal dan terampil. Bagaimanapun juga, suatu organisasi akan diuntungkan
dengan adanya SDM yang berkualitas baik. Dari semua harta kekayaan, maka
sumber daya manusialah satu-satunya harta yang besar potensinya bagi tingkat
produktivitasnya.
Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas,organisasi harus
merancang sistem pengadaan karyawan yang tepat, salah satunya adalah dengan
mengadakan proses seleksi. Setelah proses seleksi selesi dilakukan, organisasi
perlu menempatkan calon karywan yang telah diterima pada jabatan-jabatan yang
dibutuhkan organisasi sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing,
sehingga para calon karyawan tersebut dapat bekerja secara maksimal. Proses
penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam
mendapatkan karyawan yang kompeten yang di butuhkan perusahaan, karena
penempatan yang tepat dalam posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu
perusahaan dalam mencapai tujuan yang di harapkan.
Kemudian, langkah yang perlu diperhatikan kembali adalah orientasi untuk
memberikan informasi kepada karyawan baru dan keterampilan yang mereka
butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan baru di kantor yang baru pula. Dalam
orientasi karyawan baru, intinya adalah proses sosialisasi karyawan baru terhadap
pimpinan perusahaan baik dalam proses penanaman dalam diri karyawan tentang
sikap, standar, nilai-nilai, dan pola perilaku yang diharapkan oleh organisasi dan
departemen. Biasanya karyawan diberikan informasi tentang jam kerja, penilaian
kerja, pembayaran gaji, dan liburan atau cuti.
Untuk itu, makalah ini disusun untuk menjelaskan mulai dari definisi
penempatan dan orientasi, sampai dengan hal apa saja yang perlu diperhatikan
dalam melakukan orientasi dan penempatan karyawan dalam organisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi penempatan dan hal-hal apasaja yang harus diperhatikan
dalam penempatan karyawan?
2. Bagaimana definisi orientasi dan hal-hal apasaja yang harus diperhatikan
dalam orientasi karyawan?

C. Tujuan
1. Memahami definisi penempatan dan hal-hal apasaja yang harus diperhatikan
dalam penempatan karyawan.
2. Memahami definisi orientasi dan hal-hal apasaja yang harus diperhatikan
dalam orientasi karyawan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penempatan Sumber Daya Manusia
1. Definisi Penempatan
Penempatan merupakan penugasan atau penugasan kembali dari seorang
karyawan pada sebuah pekerjaan baru, baik untuk karyawan yang baru
diterima ataupun karyawan lama yang ditempatkan pada posisi pekerjaan yang
baru. Kebanyakan keputusan penempatan dibuat oleh manajer lini. Adapun
penempatan menurut para ahli antara lain:
a. Menurut Mathis & Jackson
Penempatan SDM adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi
pekerjaan yang tepat, seberapa baik seseorang karyawan cocok dengan
pekerjaannya akan mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan.
b. Menurut Sastrohadiwiryo
Penempatan adalah proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada
karyawan yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang
telah ditetapkan, serta mampu mempertanggungjawabkan segala resiko dan
kemungkinan-kemungkinan yang terjasi atas tugas dan pekerjaan,
wewenang serta tanggung jawab.

2. Faktor yang mempengaruhi penempatan SDM


Suatu perusahaan atau organisasi akan menempatkan karyawannya pada
pekerjaan yang sesuai untuk menunjang produktifitasnya di kemudian hari.
Faktor perusahaan melakukan penempatan SDM dilakukan karena:
1. Pertumbuhan perusahaan
Pertumbuhan bisnis menyebabkan terjadinya pengisian posisi pekerjaan
baru, baik melalui promosi karyawan yang sudah ada atau yang baru sama
sekali. Adanya pengaruh ekspansi bisnis yang mampu menciptakan posisi
pekerjaan baru.
2. Reorganisasi
Sebuah rekonstruksi dari perusahaan akan menghasilkan jenis yang
beragam dalam hal kegiatan – kegiatan personal, misalnya jika terjadi
merger dan reorganisasi perusahaan. Pembelian /penjualan perusahaan
merger dengan perusahaan lain akan mempengaruhi aktivitas departemen
SDM, seperti rancangan perjaan, kompensasi, manfaat, hubungan
pekerjaan, dan program pensiun dini. Hal ini akan mempengaruhi
keputusan penempatan karyawan.

3. Kecenderungan Ekonomi Umum


Satu konsekuensi dari pengaruh menurunnya pertumbuhan ekonomi
adalah secara signifikan akan menurunkan ketersediaan pekerjaan, baik
bagi mereka/karyawan yang permanen dan temporer serta sekaligus bagi
pencari kerja. Resesi ekonomi akan mengakibatkan terjadinya
pengangguran besar-besaran. Sebaliknya, jika kondisi ekonomi membaik
maka departemen SDM akan proaktif melakukan kegiatannya, seperti
promosi, rekrutmen dan seleksi karyawan baru.
4. Atrisi
Atrisi merupakan pengurangan karyawan yang disebabkan terjadinya
terminasi, pengunduran diri, pengalihan keluar dari unit bisnis dan
meninggal. Secara khusus program pensiun dini telah meningkat selama
terjadinya penurunan aktivitas usaha dan kelambanan aktivitas ekonomi
sehingga karyawan berada pada posisi tertekan dan terjadi pemangkasan
kelebihan karyawan (rasionalisasi).
Dalam pelaksanaan penempatan pegawai ada beberapa faktor yag harus
dipertimbangakan, diantaranya:
a) Faktor Prestasi Akademis
Tenaga kerja yang memiliki prestasi akademis tinggi harus
ditempatkan pada tugas dan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya,
sebaliknya tenaga kerja yang memiliki latar belakang akademis rata-rata
atau dibawah standar harus ditempatkan pada tugas dan pekerjaan ringan
dengan beban wewenang dan tanggung jawab yang relatif rendah. Latar
belakang pendidikan pun harus menjadi pertimbangan dalam menempatkan
karyawan. Misalnya, sarjana ekonomi harus ditempatkan pada pekerjaan
yang berhubungan dalam bidang ekonomi. Latar belakang akademis ini
dimaksudkan untuk menempatkan karyawan  yang tepat pada posisi yang
tepat pula (The Right Man on The Right Place).
b) Faktor Pengalaman

Pengalaman kerja sebelumnya ketika seseorang pernah bekerja


ditempat lain , perlu mendapatkan perhatian dalam penempatan karyawan,
apalagi jika seseorang karyawan tersebut melamar pada bidang yang sama
atau sejenis di tempat sebelumnya. Pengalaman bekerja benyak
memberikan keahlian dan keterampilan kerja. Pengalaman bekerja yang
dimiliki seseorang kadang-kadang lebih dihargai daripada  tingkat
pendidikan yang menjulang tinggi. Karyawan yang berpengalaman dapat
langsung menyelesaikan tugas dan pekerjaanya. Karyawan hanya
memerlukan pelatihan dan petunjuk yang relatif singkat. Sebaliknya
karyawan yang hanya mengandalkan latar belakang pendidikan dan gelar
yang disandangnya, belum tentu mampu mengerjakan tugas dan pekerjaan
yang diberikan kepadanya dengan cepat. Mereka perlu diberikan pelatihan
yang memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit karena teori yang
pernah diperoleh dari bangku pendidikan kadang-kadang berbeda dengan
praktek di lapangan pekerjaan.
c) Faktor kesehatan fisik dan mental
Manajer sumber daya manusia haruslah mempertimbangkan juga
dalam penempatan karyawan berdasarkan kesehatan fisik dan mental
karyawan yang akan ditempatkan pada bagian perusahaan tersebut.
Perusahaan harus mempertimbangkan faktor kesehatan karyawannya untuk
menghindari kerugian perusahaan di kemudian hari.

d) Faktor status perkawinan


Status perkawinan sumber daya manusia perlu menjadi bahan
pertimbangan dalam penempatannya, karena banyak pekerjaan yang
mempersyaratkan penerimaan sumber daya manusia yang belum menikah.
Bagi sumber daya manusia yang sudah menikah apalagi yang mempunyal
anak tentu penempatannya tidak seluas sumber daya manusia yang belum
menikah. Oleh sebab itu banyak perusahaan mempunyai toleransi besar
yang menempatkan kedua suami istri itu dalam satu kota atau dalam satu
kantor. Hal ini dengan pertimbangan agar para sumber daya manusia yang
bersangkutan dapat tenang bekerja.
e) Faktor Usia
Faktor usia tenaga kerja yang lulus seleksi perlu dipertimbangkan
dalam penempatan tenaga  kerja. Penempatan tenaga kerja berdasarkan usia
perlu dilakukan untuk menghindari rendahnya produktivitas yang
dihasilkan oleh  karyawan yang bersangkutan. Jika karyawan sudah berusia
agak tua sebaiknya ditempatkan pada pekerjaan yang tidak perlu
mempunyai resiko tenaga fisik dan tanggung jawab yang berat, tetapi untuk
karyawan yang masih muda maka perlu diberikan tanggung jawab yang
agak berat yang dirasa mampu untuk menjalankannya.

3. Prinsip-prinsip penempatan SDM.


Prinsip-prinsip yag harus diperhatikan dalam penempatan karyawan yaitu:
1. Prinsip kemanusiaan
Prinsip yang menganggap manusia sebagai unsur pekerja yang mempunyai
persamaan harga diri, kemauan, keinginan, cita-cita, dan kemampuan harus
di hargai posisinya sebagai manusia yang layak tidak di anggap mesin.

2. Prinsip Demokrasi
Prinsip ini menunjukan adanya saling menghormati, saling menghargai,
dan saling mengisi dalam melakasanakan pekerjaan.  

3. Prinsip the right man on the right place


Prinsip ini penting di laksanakan dalam arti bahwa penempatan setiap
orang dalam setiap organisasi yang berarti bahwa penempatan setiap orang
dalam organisasi perlu didasarkan pada kemampuan, keahlian, pengalaman,
serta pendidikan yang di miliki oleh orang yang bersangkutan.

4. Prinsip equal pay for equal work


Pemberian balas jasa terhadap karyawan baru didasarkan atas hasil prestasi
kerja yang di dapat oleh pegawai yang bersangkutan.
5. Prinsip Kesatuan Arah
Prinsip ini di terapkan dalam perusahaan terhadap setiap karyawan yang
bekerja agar dapat melaksanakan tugas-tugas, di butuhkan kesatuan arah,
kesatuan pelaksanaan tugas sejalan dengan program dan rencana yang di
gariskan.

6. Prinsip Kesatuan Tujuan


Prinsip ini erat hubungannya dengan kesatuan arah artinya arah yang
dilaksanakan karyawan harus di fokuskan pada tujuan yang di capai.

7. Prisip Kesatuan Komando


Karyawan yang bekerja selalu di pengaruhi adanya komando yang di
berikan sehingga setiap karyawan hanya mempunyai satu orang atasan.

8. Prinsip Efisiensi dan Produktifitas Kerja


Prinsip ini merupakan kunci ke arah tujuan perusahaan karena efisiensi dan
produktifitas kerja harus dicapai dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan.
Menyesuaikan prinsip tersebut tidak mudah bagi seorang karyawan yang baru
yang belum dikenal, karena alasan itulah maka penempatan pertama biasanya
berstatus “percobaan”. Penempatan karyawan baru ini harus dilakukan
orientasi dan induksi.

B. Orientasi Karyawan
1. Definisi Orientasi
Orientasi adalah suatu bentuk pengenalan secara detil terhadap
lingkungan kerja dengan cara mengajak karyawan untuk berkeliling dan
menjelaskan setiap job description yang dimiliki oleh setiap divisi kerja
termasuk out put yang dihasilkan oleh setiap divisi tersebut. Program orientasi
sering juga disebut induksi, yaitu memperkenalkan para tenaga kerja atau
karyawan baru dengan peran serta kedudukan mereka dengan organisasi dan
karyawan lainnya.
Orientasi dilaksanakan kerena semua karyawan baru membutuhkan
tenggang waktu untuk bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan
lingkungan kerja dia yang baru. Masa orientasi ini, karyawan akan diberikan
informasi dasar yang mencakup faktor-faktor seperti jam kerja, cara
memperoleh kartu pengenal, cara membayar gaji dan oang-orang yang akan
bekerja sama dengannya. Selain itu, pada masa ini, adanya orientasi karyawan
diharapkan mampu menanamkan sikap, standar nilai dan pola perilaku yang
berlaku dalam perusahaan kepada karywan baru.
Secara praktik, masa orientasi biasanya dapat berlangsung selama 2-3
hari kerja, namun bagi organisasi kecil masa orientasi mungkin cukup hanya 1
hari kerja saja. Dan sebaliknya, jika organisasi besar yang memiliki beberapa
kantor cabang maka kemungkinan masa orientasi bisa lebih dari tiga hari
kerja, karena menyangkut dengan penjelasan secara detail serta melakukan
diskusi dengan setiap kepala devisi secara detail.

2. Tujuan Orientasi
Tujuan yang diharapkan dari masa orientasi secara umum adalah
diharapkan bisa menciptaan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) setiap
devisisecara detil kepada para karyawan, khususnya pada karyawan baru yang
pada dasarnya belum memahami secara detil lingkungan kerja perusahaan.
Selain itu, bagi pegawai sendiri tujuan orientasi sebgai berikut:
1. Pegawai baru akan lebih mengenal keadaan perusahaan.
2. Pegawai baru akan terhindar dari adanya kekacauan yang disebabkan
karna pekerjaan mereka yang baru. Dan mereka akan terhindar dari
rintangan atau tindakan hukuman yang akan terjadi kerana pelanggaran
peraturan yang tidak mereka ketahui.
3. Pegawai baru akan mendapat kesempatan untuk bertanya masalah tentang
pekerjaan mereka yang baru.
4. Pegawai baru akan merasa bahwa mereka adalah bagian penting di dalam
sebuah perusahaan.
Dalam bukunya dalam bukunya Fahmi yang mengutip pendapat Desseler,
orientasi yang berhasil harus memenuhi empat hal utama:
a) Karyawan baru harus merasa diterima dan nyaman.
b) Orang itu harus memahami organisasi tersebut dalam makna luas (masa
lalu, masa kini, budaya dan visi masa depan)
c) Fakta kunci seperti kebijakan dan prosedur, karyawan harus jelas
mengenai apa yang diharapkan dalam hal pekerjaan dan perilaku.
d) Orang itu harus mulai menjalankan proses untuk membiasakan diri
dengan cara perusahaan bertindak dan melakukan banyak hal.

3. Manfaat Orientasi
Secara umum ada dua sisi manfaat yang sering dijelaskan untuk melihat
manfaat masa orientasi tersebut, yaitu:
a. Jangka pendek.
Secara jangka pendek orientasi bermanfaat bagi pengenalan awal terhadap
lingkungan kerja, termasuk mampu mengetahui tujuan setiap job
description yang harus dipahami secara detil oleh karyawan agar bisa
bekerja dengan jelas.
Karyawan juga tidak akan merasa cemas dengan pekerjaan dan lingkungan
yang baru, sehingga tidak mengganggu produktivitas karyawan.
b. Jangka panjang.
Secara jangka panjang dengan pengalaman orientasi yang lebih komplek
dan mendalam mampu membangun konsep perencanaan pekerjaan secara
lebih sistematis, termasuk terbangunnya sistem manajemen kerja yang
terorganisasi secara modern dan bernilai kompetitif.
Selain itu, adanya orientasi diharapkan karyawan kedepannya bisa menjadi
loebih mandiri dan lebih baik lagi. Manfaat lain yang dirasa penting yaitu
orientasi diharapkan mampu mencegah pengaruh buruk dari rekan kerja
atau atasan yang kurang mendukung serta mengurangi kecenderungan
untuk mengundurkan diri dari pekerjaan.
C. Aplikasi Bisnis Kecil

UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan sektor penggerak
utama perekonomian tanah air. Pemerintah pun mulai fokus pada UMKM, salah satunya
lewat Kementerian BUMN.  Perkembangan dunia kewirausahaan juga tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh dunia digital. Dengan digitalisasi yang semakin meluas,
banyak bermunculan aplikasi-aplikasi yang dapat memudahkan pengusaha untuk
mengatur segala hal yang berkaitan dengan bisnis, mulai dari sumber daya manusia,
gaji, keuangan, hingga jadwal kerja.

Berikut adalah beberapa aplikasi bisnis yang dapat menunjang jalannya usaha
perusahaan UMKM

1. Majoo
Majoo adalah salah satu aplikasi yang dapat membantu penggunanya dalam
mengelola bisnis. Di dalam Majoo, terdapat berbagai fitur dan layanan yang
dapat menunjang kegiatan bisnis UMKM. Fitur dari Majoo terbilang lengkap,
yaitu ada kasir online, aplikasi karyawan, aplikasi relationship management atau
CRM, aplikasi akuntansi, aplikasi analisa bisnis, dan aplikasi toko online. Fitur-
fitur tersebut sangat membantu pemilik UMKM dalam mengelola usaha, mulai
dari proses transaksi, mengelola stok, absensi karyawan, memantau kondisi
usaha, hingga mencatat biaya dan pengeluaran.
2. BukuKas
BukuKas merupakan salah satu aplikasi untuk mengatur keuangan suatu usaha.
BukuKas dapat mempermudah pemilik UMKM dalam melakukan pengelolaan
keuangan dan pembukuan secara otomatis, mulai dari mencatat transaksi,
mencatat hutang piutang, mengunduh laporan hingga mengirimkan pengingat
hutang
3. Aplikasi Pemasaran
Dengan adanya digitalisasi, para pemilik UMKM kini dapat memasarkan
produknya dengan mudah dan cepat melalui beberapa media sosial yang
tersedia. Beberapa media sosial tersebut diantaranya seperti Instagram,
Facebook, bahkan TikTok. Melalui berbagai fitur iklan yang disediakan oleh
aplikasi media sosial tersebut, pemilik UMKM dapat meningkatkan persentase
pangsa pasar usahanya.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Penempatan dan orientasi mempunyai peran yang sangat penting dalam
memastikan karyawan baru maupun karyawan lama yang ditempatkan pada bidang
yang baru untuk dapat menunjukkan kinerjanya dengan maksimal dan produktivitas
kerja yang diharapkan.
Memang para karyawan tersebut bisa jadi sudah memahami dengan baik
mengenai aspek-aspek umum perusahaan, seperti strategi, kompensasi, peraturan dan
sebagainya. Namun mereka pasti mengalami kecemasan terkait masalah interpersonal
dan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan barunya. Untuk itulah, orientasi masih
harus terus dilakukan ketika ditempatkan dibidang yang baru.
Penempatan pegawai merupakan usaha manajemen untuk mengisi setiap posisi
yang lowong dalam suatu organisasi dengan pegawai yang memenuhi syarat pada saat
yang dibutuhkan. Proses seleksi dan penempatan pegawai di dalam perusahaan sesuai
dengan bidang peminatan dan keahlian yang dimilikinya juga, karenanya berpengaruh
bagi produktivitas perusahaan. Proses seleksi dan penempatan yang baik dan benar akan
membuat pegawai memiliki semangat dalam bekerja, karena bidang yang digelutinya
merupakan apa yang diminati oleh dirinya dan pekerjaan itu merupakan sesuatu hal
yang dikuasai dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses
seleksi dan penempatan pegawai berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai.

Anda mungkin juga menyukai