Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“MANAJEMEN SDM 1 ”

Disusun Oleh :
YULAN SEPTI PURNAMA SARI
NPM : 20100915302290

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANGKINANG


BANGKINANG
2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
            Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmar,
karunia, serta taufik dan hidayahnya karena kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Ukuran Pemusatan (mean, median, modus, kuartil, desil, dan persentil” ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Tak lupa pada nabi junjungan dan baginda
Rasullullah kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak H.
YULIZAR BAHARUDDIN, S.Ag, M.M selaku dosen mata kuliah Manajemen SDM 1 yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
            Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Statistik. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini terdapat kekurangan yang jauh dari ata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
            Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah
ini diwaktu yang akan datang.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
 Bangkinang,  08 November 2021

                                                                                   Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................… 2


DAFTAR ISI ...................................................................................................… 3

BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………
A. Latar belakang………………………………………………….. …… ……… 4

BAB II: PEMBAHASAN………………………………………………………………


A. Pengertian Orientasi……………………………………………………… 5
B. Tujuan Orientasi ………………………………………………………… 5-6
C. Manfaat Orientasi………………………………………………………… 6
D. Pengertian Penempatan…………………………………………………… 6
E. Pengkajian Dan Konsep Penempatan…………………………………….. 7
F. Dasar Acuan Penilaian Dalam Penempatan……………………………….7-8
G. Penempatan Dan Promosi Karyawan………………………………...8-9

BAB II: PENUTUP……………………………………………………………


A. KESIMPULAN……………………………………………………………….10
B. SARAN………………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...11

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bagi banyak karyawan, hari pertama memasuki dunia kerja dan memulai pekerjaan
yang baru bukanlah hal yang mudah. Banyak karyawan yang merasa gugup ketika kali
pertama bekerja. Kegugupan pada hari pertama ini pada dasarnya bersifat alamiah namun hal
itu dapat mengurangi kepuasan karyawan baru dan kemampuan untuk belajar kerja jika
manajer SDM tidak mengantisipasinya lebih dini. Untuk membantu karyawan menjadi
anggota yang puas dan produktif, manajer dan departemen SDM harus membuat kesan awal
tersebut menjadi sesuatu yang menyenanagkan bagi karyawan baru. Karyawan baru perlu
disiapkan sejak awal agar nantinya mampu melakukan sesuatu tugas yang dibebankan
perusahaan kepada mereka dengan baik. Untuk membantu karyawan yang baru agar merasa
cocok, maka program orientasi dan sosialisasi sangat penting untuk membuat mereka untuk
lebih mengenal peran-perannya, perusahaan , kebijakan-kebijakan dan karyawan lainnya.

Disamping itu, hari-hari pertama seorang karyawan baru sangat menentukan dalam
perjalanan karirnya selanjutnya terutama meniti karir dalam organisasi yang tempatnya
bekerja. Merupakan hal yang sangat normal dan wajar bahwa pada hari-hari pertama itu,
berbagai pertanyaan timbul dalam diri pekerja baru tersebut, misalnya: apakah organisasi
yang baru menerimanaya bekerja benar-benar cocok sebagai tempat berkarya dan meniti karir
atau tidak, apakah pegawai baru yang bersangkutan mampu melaksanakan tugas yang
dipercayakan kepadanya, apakah pegawai baru bersangkutan akan disenangi oleh orang-
orang lain dengan siapa ia akan berinteraksi seperti atasan,rekan kerja, dan bagi mereka yang
menduduki jabatan manajerial, para bawahan dan berbagai pertanyaan lainya yang sejenis.

Dapat dipastikan bahwa berbagai pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak akan terjawab


secara tuntas pada hari-hari pertama seseorang mulai bekerja. Memperoleh jawaban yang
tuntas tentunya merupakan sebuah proses. Akan tetapi meskipun demikian, kesan permulaan
menjadi sangat penting. Karena itu merupakan tugas penting dari berbagai pihak dalam
organisasi dengan siapa pekerja baru berinteraksi untuk menciptakan suasana akrab bagi
pekerja baru tersebut.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ORIENTASI

Orientasi berarti penyediaan informasi dasar berkenaan dengan perusahaan bagi


pegawai baru, yaitu informasi yang mereka perlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
memuaskan. Informasi dasar ini mencakup fakta-fakta seperti jam kerja, cara memperoleh
kartu pengenal, cara membayar gaji dan orang-orang yang akan bekerja sama
denganya.orientasi pada dasarnya merupakan salah satu komponen proses sosialisasi pegawai
baru, yaitu suatu proses penanaman sikap, standar nilai, dan pola perilaku yang berlaku dalam
perusahaan kepada pegawai baru.

Dengan demikian menjadi jelas bahwa kegiatan orientasi merupakan persiapan atau
pembekalan kepada seorang karyawan yang baru dengan menyediakan informasi dasar
mengenai segala sesuatu berkaitan dengan tempatnya bekerja supaya dapat memahami
pekerjaanya dan melaksanakan pekerjaanya secara memuaskan.

B. TUJUAN ORIENTASI

Tujuan orientasi adalah untuk membantu seseorang memahami sekitarnya dengan


baik. Dalam lingkup perusahaan, tujuan orientasi adalah untuk membantu para pegawai baru
dapat bekerja dengan baik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerjanya yang pada
akhirnya akan mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Tujuan orientasi akan diulas lebih jelas berikut ini:

1. Karyawan bisa beradaptasi dan berinteraksi dengan kondisi lingkungan baru yang
dimasuki.
2. Karyawan mampu memahami organisasi dan budaya perusahaan seperti visi , misi,
nilai inti, hingga kegiatan operasional perusahaan.
3. Orientasi juga berguna untuk bekal karyawan sebelum ditempatkan di tempat kerja
masing-masing.

5
4. Membuat karyawan merasa diterima dan menjadi bagian dalam tim perusahaan.
5. Menghindari terjadinya masalah yang mungkin terjadi saat karyawan baru menerima
tugas dan tanggungjawab dalam pekerjaannya.

C. MANFAAT ORIENTASI

Selain memiliki tujuan, orientasi juga memiliki manfaat yang besar untuk pegawai
baru maupun perusahaan yang bersangkutan. Beberapa manfaat orientasi adalah sebagai
berikut:

1. Mengurangi perasaan diasingkan, kecemasan, dan kebimbangan pegawai baru.


2. Dalam waktu yang relative singkat pegawai baru bisa merasa menjadi bagian dari
organisasi.
3. Hasil lain untuk pegawai baru yang diorientasikan adalah cukup baik, tingkat
ketergantungan kecil, kecenderungan untuk keluar dari perusahaan juga kecil, dan
program orientasi juga akan mempercepat sosialisasi.
4. Karyawan baru menjadi lebih mandiri
5. Karyawan baru menjadi lebih baik
6. Karyawan baru bisa memperlajari tugasnya dengan lebih baik
7. Karyawan memiliki ekspektasi yang lebih realsitis mengenai pekerjaanya

D. PENGERTIAN PENEMPATAN
Penempatan merupakan penugasan kembali dari seorang karyawan pada
sebuah pekerjaan baru. Kebanyakan keputusan penempatan dibuat oelh manajer lini.
Biasanya penyedia karyawan dalam konsultasi dengan tingkat manajer lini yang lebih
tinggi memustuskan penempatan masa depan untuk setiap karyawan. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan Fahmi (2012). Peranan Departemen SDM adalah
member pendapat pada manajer  lini tentang kebijakan perusahaan dan menyediakan
bimbingan kepada para karyawan. Yang selalu menjadi perhatian adalah kesiapan
mereka yang akan ditempatkan baik dari sisi kemampuan beradaptasi maupun
mengetahui apa yang harus dilakukan dengan jenis pekerjaan yang baru diterimanya.
Selain itu kesiapan unit yang akan menerima karyawan baru dari unit lainya juga
dinilai penting. Karena itu sebaiknya setiap karyawan unit harus siap untuk merima
karyawan baru tanpa harus apriori terhadap masalah personality karyawan baru

6
bersangkutan.

E. PENGKAJIAN DAN KONSEP PENEMPATAN


Bahwa analisis penempatan dilakukan dengan melakukan pengkajian yang
mendalam dan serius dengan tujuan untuk menghindari kesalahan dalam penempatan
nantinya. Kajian itu biasanya mengabungkan tiga pendekatan, yaitu:
a. Kualitatif
b. Kuantitatif

Konsep sumber karyawan yang ditempatkan di sebuah perusahaan secara


umum ada 2 (dua) dasar justifikasi yang umumnya dipakai atau diterapkan pada
berbagai perusahaan, yaitu:
a. Bersumber dari karyawan di lingkungan internal.
Jika bersumber dari lingkungan internal maka akan dilihat siapa
karyawan yang dianggap memiliki kualifikasi dan kemampuan dengan dasar
catatan penilaian yang telah dilakukan selama ini memenuhi kualifikasi yang
ditetapkan. Namun jika pihak internal tidak diperoleh maka memungkinkan
diambil dari lingkungan eksternal yaitu berasal dari perusahaan atau lembaga
lain.

b. Bersumber dari pihak eksternal.


Karyawan dari lingkungan eksternal ini dianggap ketika karyawan dari
lingkungan internal tidak ada memenuhi kualifikasi yang diharapkan. Sehingga untuk
menempati posisi dan pekerjaan tersebut maka satu-satunya cara harus diambil orang
yang berasal dari lingkungan eksternal, dan jika tidak segera dilakukan artinya
masalah yang dihadapi akan semakin parah.

F. DASAR ACUAN PENILAIAN DALAM PENEMPATAN


Dalam penilaian siapa yang layak untuk ditempatkan pada posisi yang tepat
maka secara umum ada 2 (dua) pendekatan yang dipakai, yaitu:
a. Kualitatif
Penilaian secara kualitatif maka dibutuhkan format model penilaian yang
harus diterapkan, yaitu:
1) Melakukan wawancara dengan calon yang bersangkutan.

7
2) Melihat catatan laporan kemajuan atau prestasi kerja selama ini.
3) Melakukan diskusi dan tanya jawab dengan pimpinan divisi tempat ia
bekerja.

Ada satu hal yang harus diingat oleh karyawan yang dinilai adalah
kemampuan berkomunikasi yang sebesarnya memiliki pengaruh besar dalam
wawancara dan diskusi. Komunikasi sebenarnya bukan hanya ilmu pengetahuan,
tapi juga seni bergaul agar kita dapat berkomunikasi efektif, kita dituntut tidak
hanya memahami prosesnya, tapi juga mempu menerapkan pengetahuan secara
kreatif (Kincaid dan Schramm,1977;22).
Komunikasi yang efektif membutuhkan kepekaan dan keterampilan yang
hanya dapat kita lakukan setelah kita mempelajari proses komunikasi dan
kesadaran akan apa yang kita dan orang lain lakukan ketika kita sedang
berkomunikasi.

b. Kuantitatif
Adapun untuk melakukan penilaian dengan pendekatan secara
kuantitatif maka dipakai 2 (dua) dasar penilaian yang harus diterapkan, yaitu:
1. Melakukan tes tertulis. Dalam bentuk ujian Tes Potensi Akademik (TPA),
tes uji kepemimpinan, tes pengambilan keputusan, dan lain sebagainya.
2. Melakukan tes kesehatan. Ini bertujuan agar karyawan tersebut sehat
jasmani dan rohani sehingga mampu melaksanakan pekerjaan dengan lancar.
Contohnya tidak menjadi pengguna narkoba dan sejenisnya.

Hasil dari penilaian dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif maka


nantinya akan dibuat suatu kesimpulan penilaian untuk 14 mengukur dan
menegaskan siapa yang paling layak dalam menempati posisi tersebut, tentunya
semua ini diikuti dengan skor penilaian. Dengan kata lain kita ingin menegaskan
bahwa penempatan seseorang sebagai karyawan harus dilakukan dengan cara-cara
yang memiliki dasar acuannya bukan bersifat sangat umum dan tidak jelas
keputusannya.

G. PENEMPATAN DAN PROMOSI KARYAWAN

8
Harus diakui jika penempatan merupakan dasar posisi awal seseorang untuk
meniti karir secara lebih realistis, termasuk starting point awal bagi karyawan tersebut
dalam karir perjalanannya. Maka penempatan arti lebih jauh adalah promosi dari
posisi yang sebelumnya ke posisi yang jauh lebih baik. Promosi adalah peningkatan
status seseorang yang semakin meningkat. Jika tidak meningkat maka itu bukan
promosi akan tetapi adalah demosi, sehingga wajar jika konsep penempatan sering
dihubungkan dengan kata promosi. Promosi hanya diberikan kepada karyawan yang
dianggap memiliki kompetensi dan kualitas sesuai dengan yang diinginkan.

Ketertinggalan karyawan terjadi ketika seorang karyawan tidak lagi memiliki


pengetahuan atau kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang
penuh tantangan dan sukses. Penempatan jabatan hanya boleh diisi oleh mereka-
mereka yang dianggap mampu melaksanakan pekerjaan dan tugas secara baik.

9
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Orientasi adalah suatu bentuk pengenalan secara detail terhadap
lingkungan kerja dengan cara mengajak karyawan memahami setiap job
description yang dimiliki oleh setiap divisi kerja termasuk output yang
dihasilkan oleh setiap divisi tersebut.

Penempatan adalah sebuah proses penugasan atau penugasan kembali


pekerja untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau menempati suatu posisi baru
dalam perusahaan. Penempatan bertujuan untuk menempatkan seorang
karyawan pada suatu posisi atau jabatan tertentu yang dianggap pas untuk
dirinya

B. SARAN
Perusahaan perlu memiliki peraturan yang baku untuk mengatur
tentang orientasi, penempatan dan pemisahan, dengan menyediakan informasi-
informasi terkait organisasi baik dalam bentuk cetakan maupun elektronik
yang dapat diakses dengan mudah oleh karyawan. Semua pihak yang terlibat
dalam organisasi agar mempersiapkan semua bahan yang dibutuhkan dan
melaksanakan orientasi secara menyeluruh sehingga dapat mengurangi
kecemasan karyawan dan karyawan baru merasa diterima ditempatnya
bekerja.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://mmnsyahadat.blogspot.com/2016/11/orientasi-penempatan-dan-phk.html
http://dwinanmanurunp.blogspot.com/2016/06/orientasi-dan-penempatan-sdm.html
https://pdfcoffee.com/qdownload/orientasi-penempatan-dan-pemisahan-pdf-free.html
Handoko, Hani. 1989. Manajemen Sumber Daya Manusia.

11

Anda mungkin juga menyukai