Hakekat Ketenagakerjaan
Hakekat kenenagakerjaan pada intinya adalah pengaturan, mobilisasi potensi, proses
motivasi, dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan melalui
karyanya. Hal ini berguna untuk tercapainya tujuan individu, organisasi, ataupun komunitas
di mana berkarya.
Keputusan yang diambil tentang ketenagakerjaan sangat dipengaruhi oleh falsafah yang
dianut oleh pimpinan keperawatan tentang pendayagunaan tenaga kerja.
C. C. Pengertian Orientasi
Orientasi adalah program yang dirancang untuk menolong karyawan baru (yang lulus
seleksi) mengenal pekerjaan dan perusahaan tempatnya bekerja. Program orientasi
sering juga disebut dengan induksi. Yakni memperkenalkan para karyawan dengan
peranan atau kedudukan mereka, dengan organisasi dan dengan karyawan lain.
Orientasi dilaksanakan karena semua pegawai baru membutuhkan waktu untuk dapat
menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang baru.
Orientasi pegawai baru adalah proses pengenalan dan penyesuaian pegawai baru
terhadap pekerjaan yang akan dilakukan dan kondisi lingkungan pekerjaan yang akan
dihadapi.
F. Keuntungan Orientasi
Usaha-usaha orientasi yang efektif juga berkontribusi terhadap keberhasilan jangka pendek
dan jangka panjang. Praktik SDM sebagai berikut mengandung saran-saran mengenai
bagaimana membuat orientasi karyawan lebih efektif. Beberapa studi penelitian dan survei
atas pemberi kerja melaporkan bahwasosialisasi dari karyawan-karyawan baru dan
komitmen awal merka padaperusahaan secara positif dipengaruhi oleh orientasi. Sosialisasi
ini meningkatkan“kecocokan antara orang-organisasi”, yang juga menguatkan pandangan-
pandangan positif terhadap pekerjaan, rekan kerja, dan organisasi, para pemberikerja telah
menemukan nilai dari orientasi bahwa tingkat retensi karyawan akanlebih tinggi jika
karyawan-karyawan baru menerima orientasi yang efektif.
Orientasi karyawan baru yang efektif membutuhkan perencanaan dan persiapan. Untuik
mencapai hal tersebut maka hal yang perlu dilakukan adalah :
a. Persiapkan untuk karyawan-karyawan baru
Karyawan baru harus merasa bahwa mereka merupakan bagian dari dan
penting untuk organisasi. Supervisor dan unit SDM harus siap untuk memberikan
persepsi ini kepada setiap karyawan baru. Lebih jauh, para rekan kerja harus siap
untuk menerima kehadiran seorang karyawan baru. Manajer dan supervisor
harus mendiskusikan tujuan dari perekrutan pekerja baru tersebut dengan
semua karyawan yang ada sebelum kehadiran pekerja baru.
b. Pertimbangkan penggunaan pembimbing “teman baik”
Beberapa organisasi menggunakan rekan kerja untuk berperan sebagai teman
baik atau pembimbing sebagai bagian dari orientasi karyawan baru.
Khususnya berguna untuk melibatkan individu-individu yang lebih berpengalaman
dan berkinerja lebih tinggi yang dapat berperan sebagai teladan untuk
karyawan baru.
c. Gunakan sebuah daftar periksa (checklist) orientasi
Sebuah daftar periksa orientasi dapat digunakan oleh staf departemen SDM,
supervisor karyawan baru, atau keduanya untuk menyediakan informasi yang perlu
diketahui oleh karyawan baru. Banyak pemberi kerja mengharuskan para karyawan
baru menandatangani daftar periksa tersebut untuk menyatakan bahwa
mereka telah diberitahu mengenai aturan dan prosedur yang bersangkutan.
d. Sediakan informasi yuang dibutuhkan
Adalah penting untuk memberi informasi kepada karyawan mengenai kebijakan,
aturan kerja, dan tunjangan dari perusahaan. Kebijakan-kebijakan mengenai cuti
sakit, keterlambatan, ketidakhadiran, liburan, tunjangan, hal-hal mengenai rumah
sakit, parkir dan aturan-aturan keselamatan harus diketahui oleh setiap karyawan
baru. Supervisor atau manajer karyawan juga harus mendeskripsikan rutinitas
dari hari kerja normal untuk karyawan pada pagi pertama.
e. Sampaikan informasi orientasi secara efektif
Para manajer dan staf SDM harus menentukan cara yang paling sesuai untuk
menyampaikan informasi orientasi.para karyawan akan mengingat lebih banyak
informasi orientasi tersebut jika disampaikan dalam cara yang mendorong untuk
belajar. Disamping video, film, slide, dan grafik-grafik, orientasi yang
dilakukan sendiri yang disediakan dalam bentuk elektronik dapat juga digunakan.
f. Hindari terlalu banyak informasi
satu kesalahan umum dari program orientasi adalah terlalu banyak informasi.
Para pekerja baru yang diberi terlalu banyak melewatkan detail-detail penting atau
tidak dapat mengingat dengan jelas sebagian besar informasi tersebut.
g. Evaluasi dan tindak lanjut
seorang staf atau manajer SDM dapat mengevaluasi efektivitas dari orientasi
dengan melakukan wawancara tindak lanjut kepada para karyawan baru beberapa
minggu atau bulan setelah orientasi. Kuesioner karyawan juga dapat digunakan.
Sayangnya, tampaknya sebagian besar pemberi kerja hanya melakukan evaluasi
yang terbatas mengenai efektivitas orientasi atau bahkan tidak sama sekali.
Apabila proses orientasi tidak berlangsung seperti yang diharapkan, dapatmenimbulkan
perasaan cemas yang dapat mengakibatkan semakin meningginya pengunduran
personalia baru. Sebaliknya apabila proses orientasi berlangsung dengan baik,
personalia baru akan merasa bahwa dirinya adalah bagian dari organisasi, merasa
diterima, sehingga dapat memotivasi personalia baru lainnya untuk beradaptasi.
Hal-hal yang perlu dihindari dalam orientasi
1. Penekanan pada kertas kerja
2. Tinjauan yang kurang lengkap mengenai dasar-dasar pekerjaan suatu orientasi
yang cepat dan dangkal dan langsung ditempatkan pada pekerjaan.
3. Tugas pertama karyawan baruyang tidak signifikan
4. Memberi informasi yang terlalu cepat, proses orientasi yang terlalu banyak dan
penyampaian yang terlalu cepat dapat mengakibatkan karyawan baru tidak
terkonsentrasi
G. Program Orientasi
1. Company yaitu memahami visi, misi, nilai inti, organisasi dan sistem manajemen yang
digunakan.
2. Customer & competitor dengan fokus materi pada pengenalan siapa pelanggan dan
pesaing perusahaan.
3. Customes & manners yaitu berisi kebiasaan dan peraturan tak tertulis.
4. Teams dengan materi pengenalan karyawan dan pekerjaan / proses kerja di bagiannya.
5. Company regulations yaitu pengenalan etika kerja, serta peraturan-peraturan
perusahaan yang tertulis
6. Job yaitu pengenalan pekerjaan yang akan dilakukan.
7. Facilities yaitu pengenalan tentang segala macam fasilitas perusahaan dalam rangka
menunjang kerja.
Efisiensi suatu organisasi sangat tergantung pada baik buruknya pengembangan anggota
organisasi itu sendiri. Didalam kantor yang bertujuan mencari keuntungan, tujuan ini dapat
dicapai dengan baik kalau pegawai-pegawainya dilatih dengan sempurna.
Pegawai-pegawai baru yang setiap kali ditarik oleh kantor membutuhkan latihan-latihan sebelum
mereka dapat menjalankan tugas-tugas yang menjadi kewajibannya. Sedangkan bagi pegawai
yang lama, mereka membutuhkan latihan-latihan karena adanya tuntutan dari tugas-tugasnya
yang sekarang, ataupun untuk mempersiapkan dirinya berhubung akan ditransfer atau
dipromosikan pada jabatan yang lain.
Baca: Pengertian
Prestasi Kerja Faktor
yang Mempengaruhi dan Penilaian
Di dalam memberikan diklat, pimpinan harus memperhatikan pegawai mana yang perlu dan
mampu mengikuti diklat tersebut agar tujuan dapat tercapai dalam meningkatkan dan
memajukan kantor. Meskipun usaha pengembangan karyawan ini memakan waktu dan biaya
yang sangat besar, tetapi harus dilakukan untuk setiap kantor agar pegawai dapat
melaksanakan pekerjaannya lebih efektif dan efisien. Keterampilan dan sikap-sikap yang lebi
baik dan ilmu pengetahuan yang lebih luas didukung oleh keahlian pribadi setiap karyawan akan
membawa manfaat atau faedah bagi kantor dan pegawai itu sendiri.
Pengembangan pegawai ini sangat penting di dalam kantor, sebelum membahas mengenai
pengembangan pegawai terlebih dahulu harus mengetahui apa yang dimaksud dengan
pengembangan pegawai. Pandangan para ahli mengenai pengembangan tenaga kerja atau
karyawan serta ruang lingkupnya adalah sama.
Menurut Hanafi (2005;73) ”Pengembangan adalah suatu proses pendidikan jangka panjang
yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana karyawan manajerial
mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan yang umum”.
Suatu tujuan kantor akan dapat tercapai dengan baik apabila pegawai dapat menjalankan tugas-
tugas dengan efisien. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan kerja para pegawai,
perusahaan harus menjalankan usaha-usaha pengembangan pegawainya. Jadi tujuan
pengembangan pegawai adalah untuk memperbaiki efekt ivitas kerja karyawan dalam mencapai
hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan.
Tujuan pengembangan hakikatnya dilakukan adalah untuk kepentingan pegawai, kantor atau
masyarakat yang menggunakan jasa yang dihasilkan. Adapun tujuan dari pengembangan
pegawai
a. Pegawai
b. Kantor
1. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya manusia; dengan program
pengembangan kantor melakukan upaya bersama untuk secara benar mendapatkan
sumber daya manusia yang memenuhi kebutuhan kantor.
2. Penghematan; program pelatihan yang dilakukan dapat mengurangi biaya produksi
karena pelatihan dan pendidikan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan
pegawai (teknis, manusia, dan konseptual).
3. Mengurangi tingkat kesalahan dalam bekerja.
4. Memperkuat komitmen karyawan; kantor yang gagal menyediakan pendidikan dan
pelatihan akan kehilangan pegawai yang berorientasi pencapaian yang merasa frustasi
karena merasa tidak ada kesempatan untuk promosi.
Salah satu prinsip pengembangan pegawai adalah memiliki suatu metode atau sistem latihan
yang paling sesuai dengan tingkat pendidikan dan ketermpilan para karyawan serta kebutuhan
pegawai. Metode pengembangan harus berdasarkan pada kebutuhan pekerjaan tergantung
kepada berbagai faktor, seperti waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat pendidikan dasar peserta,
latar belakang peserta, dan lain-lain.
Berbagai cara dapat dipergunakan untuk melakukan program pengembangan. Menurut Siagian
(2003;37-40) metode atau pendekatan yang digunakan dalam pendidikan dan pelatihan
pegawai ada 2 macam, yaitu :
2. Metode-Metode Simulasi
Simulasi adalah suatu penentuan karakteristik atau perilaku tertentu dari dunia riil sedemikian
rupa, sehingga para peserta diklat dapat merealisasikan seperti keadaan sebenarnya. Metode-
metode simulasi ini mencakup :
Simulator Alat-alat, misalnya simulasi sumur pompa tangan bagi pendidikan sanitasi.
Studi Kasus (case study) dimana para peserta diklat diberikan suatu kasus, kemudian
dipelajari dan didiskusikan antara para peserta diklat.
Permainan Peranan (role playing) dimana para peserta diminta untuk memainkan
(berperan), bagian-bagian dari berbagai karakter (watak) dalam kasus.
Teknik Didalam Keranjang (in basket). Metode ini dilakukan dengan memberi bermacam-
macam persoalan kepada para peserta latihan.
Mengingat pentingnya suatu pengembangan, maka seorang manajer sumber daya manusia
harus dapat mengembangkan program pelatihan dan pendidikan yang efektif. Menurut
Notoadmodjo (2003;33-36) beberapa proses atau kegiatan yang harus dilakukan dalam upaya
mengembangkan program pelatihan dan pendidikan yang efektif adalah:
b. Menetapkan Tujuan
Tujuan pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya ialah perumusan kemampuan yang
diharapkan dari diklat tersebut. Dasar untuk menyusun tujuan diklat ini adalah hasil dari analisis
kebutuhan pelatihan yang telah dilakukan.
c. Pengembangan Kurikulum
Yaitu mengidentifikasikan materi-materi atau bahan-bahan pelajaran yang akan diberikan dalam
pendidikan atau pelatihan. Kemudian dilakukan identifikasikan waktu yang diperlukan untuk tiap-
tiap materi atau topik/sub topik yang lebih terinci. Setelah itu ditentukan metode belajar mengajar
yang bagaimana yang akan dipakai, serta alat bantu belajar mengajar yang diperlukan dalam
diklat tersebut.
f. Evaluasi
Setelah berakhirnya pendidikan dan pelatihan, dilakukan evaluasi, yang mencakup:
2. Evaluasi terhadap hasilnya, yang mencakup evaluasi sejauh mana materi yang diberikan
itu dapat dikuasai atau diserap oleh peserta diklat dan apakah ada peningkatan
kemampuan atau keterampilan, pengetahuan, dan sikap dari para peserta diklat.
Adapun program pengembangan yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik adalah:
Job training
Diklat demografi, diklat PDRB, dan lain-lain
Seminar/workshop
Pelatihan instruktur
Job training
Kursus statistik dasar
Mengikuti D-1 Statist ik
Berbagai pelatihan survei/ seminar.
Didalam pelaksanaan pengembangan karyawan, beberapa faktor yang juga diperhatikan oleh
Badan Pusat Statistik dalam penyusunan program pelatihan, yaitu:
1. Kebutuhan pelatihan; dengan penjajangan kebutuhan dapat ditentukan jenis dan jumlah
pelatihan yang diperlukan.
2. Cara penyelenggaraan pelatihan; cara memberikan pelatihan diserasikan dengan tujuan,
jenis kegiatan, materi, dan peserta pelatihan bersangkutan.
3. Biaya pelatihan; penetapan besarnya biaya yang diperlukan disesuaikan dengan
kebutuhan latihan dan sumber dana yang tersedia.
4. Hambatan-hambatan; pertimbangan hambatan atau rintangan yang mungkin terjadi
terhadap pekerjaan sebagai akibat pelatihan itu.
5. Pesarta latihan; penetapan jumlah tenaga yang tepat untuk mengikuti pelatihan, dilihat
dari sudut kebutuhan kantor, kenaikan jabatan atau yang mungkin keluar atau pindah.
6. Fasilitas latihan; mempertimbangkan fasilitas-fasilitas latihan yang diperlukan dalam
penyelenggaraan pelatihan tersebut.
7. Pengawasan latihan; mempertimbangkan hal-hal yang perlu mendapat pengawasan
(misalnya: biaya, nama peserta, hasil ujian), dan teknik pengembangan yang
diperlukan.
Penghargaan :
a. Promosi : kenaikan pangkat
-Suatu reward individu yang berprestasi atau kesempatan
pengembangan.
-Senioritas
Manfaat :
Mempertinggi semangat kerja bagi yang berprestasi
menciptakan keseimbangan
memotivasi
b. Mutasi : Pemindahan dari pekerjaan / jabatan satu ke pekerjaan/ jabatan lain.
Tujuan:
Pengembangan
Mengurangi kejenuhan
Reorganisasi
Memperbaiki penempatan yang kurang cocok
Memberi kepuasan kerja
Kondisi kesehatan.
a. kemangkiran/absen
Merupakan kehilangan waktu yang berakibat kerugian secara kualitas dan
ekonomi bagi instansi.
Prosentase absen:
jumlah hari kerja yang hilang
---------------------------------------- X 100
jumlah hari kerja efektif
Faktor absen :
tempat tinggal jauh
kelompok karyawan yang banyak
sakit
Pola absensi :
sering pendek-pendek
jarang panjang
hari - hari tertentu
Mengurangi turn-over :
pada proses penerimaan karyawan
peningkatan penugasan
perubahan job - deskripsi
pengembangan
Penjadwalan
Penentuan pola dinas dan libur untuk karyawan pada suatu bangsal / unit
tertentu.
Didalam penjadwalan pimpinan mempertimbangkan pertanyaan sbb:
1. Untuk berapa lama jadwal disiapkan
2. Hari apa kalender penjadwalan dimulai
3. Hari libur mingguan dapat dipecah atau beruntun
4. Berapa lama waktu kerja maksimum dan minimum
5. Berapa lama sebelumnya dapat mengajukan hari libur mingguan atau cuti
tahunan
6. Berapa lama sebelumnya jadwal sudah dapat dilihat oleh staf
7. Berapa lama ada pergantian / rotasi shift
8. Apakah tenaga extra ( part-time) akan dimanfaatkan, kalau ya, bagaimana
ketentuan ratio secara ekonomis antara tenaga full time dan part time
9. Bagaimana penjadwalan disusun sentralisasi oleh kepala rawat inap,
supervisor/penyelia atau kepala ruangan
10. Bagaimana menciptakan, komunikasi terbuka antara staf dan pembuat jadwal.
Penanggulangan tenaga :
Yaitu mengontrol variasi ketenagaan antara lain dengan kombinasi jam dinas
tenaga lepas ( flosting) dan pemerataan / leveling tenaga.
Untuk 10 jam/shift kurang populer di Indonesia, karena negara tropis, kurang efektif.