Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUGAS AKHIR

MANAJEMEN RESIKO & KEAMANAN TI


STUDI KASUS TOSERBA ADA BARU SALATIGA

DISUSUN OLEH :
Ilfa Failla Sufa ( 682016075 )
Chandra Husada ( 682016012 )
Kevin Brilian TC ( 682016015 )
Alwin Adi Putra ( 682016094 )
Gamaliel Krismo W. ( 682016039 )
Richad Agustinus K.D ( 682016059 )
Yizreel Ratu Kaho ( 682016033 )
Dian Elvana P. ( 682016067 )

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2019
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 2


A. LATAR BELAKANG ORGANISASI .................................................................................... 2
B. VISI MISI .................................................................................................................................. 2
C. TUJUAN DAN SASARAN ....................................................................................................... 2
D. STRUKTUR ORGANISASI .................................................................................................... 3
E. JOBDESC .................................................................................................................................. 3
BAB II METODE PENGUMPULAN DATA ..................................................................................... 5
A. Metode Pengumpulan Data ...................................................................................................... 5
BAB III HASIL DAN ANALISA DATA ............................................................................................ 6
A. Analisis Teknologi Informasi ................................................................................................... 6
BAB IV TEMUAN DAN REKOMENDASI ....................................................................................... 8

1
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ORGANISASI


Toko Serba Ada ( Toserba ) Ada Baru Salatiga termasuk pusat perbelanjaan di
Salatiga karena letaknya yang strategis, berada di Jalan Jendral Sudirman No. 20
Salatiga ini, berdiri hampir 23 ( dua puluh tiga ) tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal
21 Juli 1984. Toserba ini didirikan oleh Bapak Arifin selaku pemimpin tunggal. Dengan
luas bangunan ±2000 m2 dan luas tanah total ±2500 m2, bangunan pada Toserba ini
memiliki 3 ( tiga ) lantai beserta parkir pada lantai basement. Lantai dasar yang
digunakan untuk area penjualan barang kebutuhan sehari-hari, counter cosmetic,
barang elektronik, kafe, area bermain anak, dan counter-counter yang disewa. Lantai
dua digunakan untuk area penjualan produk fashion untuk anak-anak sampai orang
dewasa. Dan pada lantai tiga terdapat ballroom yang dapat digunakan untuk acara-acara
tertentu.
Toserba ada baru di Salatiga memiliki 9 ( sembilan ) department yang terdiri
dari : departemen kosmetik, alat tulis, kebutuhan sehari-hari ( swalayan ), kafe, buah-
buahan, daging kemasan, elektronik, fashion, dan mainan anak anak. Toserba ini
beroperasi setiap hari dengan jam kerja mulai pukul 09.00 s.d. pukul 21.00 WIB. Pada
hari besar dan hari libur nasional seperti Natal, Lebaran, Tahun Baru dan hari libur
lainnya toserba ini tetap buka seperti biasa.

B. VISI MISI
VISI
“Selalu Ada yang Baru”
Selalu menampilkan hal-hal yang baru baik barang maupun suasana.

MISI
“Pusat Belanja dan Hiburan Keluarga”
Pusat yang berarti menjadi pusat perhatian dalam berbelanja maupun hiburan keluarga

C. TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan Toserba Ada Baru adalah toko yang selalu menyediakan barang barang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, sekaligus sebagai toko yang dikagumi konsumen
dan menjadi pusat hiburan bagi masyarakat salatiga dan sekitarnya.

2
D. STRUKTUR ORGANISASI

Direktur Utama

Manager

Administration Supervisor Security

Accounting Purchasing Debt


g

Gudang Counter Counter Counter

K K K K K K K K K

E. JOBDESC
Direktur Utama :
1. Pemilik Perusahaan
2. Mengawasi perkembangan SDM dan pertumbuhan penjualan perusahaan.
3. Menyetujui dan mengesahkan segala laporan dari bawahan
Manajer :
1. Mengurus perjanjian kontrak
2. Memberlakukan adanya diskon
3. Berhubungan dengan pihak luar, misalknya kantor pajak
4. Menyetor uang ke bank
Administrator :
1. Mencatat pemesanan barang dari vendor
2. Mencatat persediaan gudang
3. Mencatat mutasi barang dari gudang ke counter
4. Mencatat hutang

3
Supervisor :
1. Mengawasi karyawan bagian counter dan bagian gudang
2. Mengadakan promosi-promosi
3. Memberikan perintah mutase barang dari gudang ke counter
4. Melakukan order pembelian barang
Security :
1. Menjaga keamanan dan ketertiban di Ada Baru
2. Mengantar manajer pada saat menyetor uang ke Bank
Accounting :
1. Mencatat jurnal penjualan harian dan jurnal kasir
2. Menerima kas atas penjualan yang terjadi dalam 1 hari
Purchasing :
1. Input data barang ke computer
2. Melakukan order pembelian barang
Debt :
1. Menerima dan meneliti jumlah tagihan
2. Menerima jumlah tagihan yang sudah jatuh tempo
Gudang :
1. Menerima dan mengecek barang sesuai dengan faktur pengiriman dan order
2. Melaksanakan mutasi barang dari gudang ke counter
3. Memberikan label pada barang yang terdiri dari kode dan harga barang
Pramuniaga bagian Counter :
1. Melayani pelanggan
2. Mengawasi penjualan barang
3. Mengatur tata letak barang
4. Menjaga kebersihan counter
5. Mencatat penjualan pada nota penjualan

4
BAB II METODE PENGUMPULAN DATA

A. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini:
1. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang diperlukan
untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab
pertanyaan penelitian, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk
evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan
balik terhadap pengukuran tersebut. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian,
peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu. (Sujarweni, 2014). Observasi dalam
penelitian ini dilakukan di Toserba Ada Baru Salatiga pada hari senin, 1 April 2019.
2. Wawancara
Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi
secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian.
Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah
diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya. (Sujarweni, 2014). Dan pada
penelitian ini penulis menggunakan wawancara terstruktur. Menurut Esteberg
(2002) wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang
akan diperoleh. (Sugiono, 2011). Oleh karena itu dalam proses wawancara, penulis
telah menyiapkan pedoman wawancara. Narasumber kita adalah bapak Surya
sebagai manager di Toserba Ada Baru. Hasil dari wawancara ini nantinya akan
digunakan untuk membuat sebuah laporan
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2011: 240). Dokumentasi ini penting untuk pembuktian bahwa telah
melaksanakan penelitian. Bentuk dokumentasi yang dilakukan penulis pada saat
penelitian adalah dokumentasi dalam bentuk foto yang seperti terlampir di laporan
ini.

5
BAB III HASIL DAN ANALISA DATA

Ada Baru memiliki Sistem informasi yang bernama “ Expert ”, yang dimana sistem
tersebut digunakan oleh beberapa bagian dalam Toserba Ada Baru. Seperti contohnya Bagian
Akuntansi memiliki tugas yaitu menginputkan jurnal penjualan harian dan jurnal kasir. Bagian
Penjualan memiliki tugas yaitu menginput data penjualan pada nota penjualan, Bagian Gudang
memiliki tugas yaitu Menginputkan informasi barang yang masuk dalam bagian gudang sesuai
dengan faktur pengiriman dan order, Bagian Pembelian memiliki tugas yaitu Menginput data
barang, Bagian Administrasi memiliki beberapa tugas yaitu Menginput informasi pemesanan
barang, Menginputkan informasi persediaan barang, Menginputkan informasi mutasi barang
dari gudang ke counter dan Menginputkan informasi hutang. Bagian Hutang memiliki tugas
yaitu Mengelola jumlah tagihan atau hutang yang telah jatuh tempo. Untuk backup dan
recovery data dilakukan setiap hari yaitu sebelum dan sesudah Toserba beroperasi yang
dilakukan oleh karyawan tertentu, yang telah diajarkan oleh pembuat sistem.

A. Analisis Teknologi Informasi


Hardware

Jumlah Unit
No Hardware Bagian yang memakai
( buah )
1 Monitor 20 Administrasi, Akuntasi,
Hutang, Pembelian,
Gudang, Penjualan.
2 Keyboard 20 Administrasi, Akuntasi,
Hutang, Pembelian,
Gudang, Penjualan.
3 Mouse 20 Administrasi, Akuntasi,
Hutang, Pembelian,
Gudang, Penjualan.
4 CPU 20 Administrasi, Akuntasi,
Hutang, Pembelian,
Gudang, Penjualan.

6
5 Printer 5 Administrasi, Akuntasi,
Hutang, Pembelian,
Gudang.
6 Scanner Barcode 14 Penjualan
7 Struk Printer 14 Penjualan
8 Finger Print 1 Administrasi, Akuntasi,
Hutang, Pembelian,
Gudang, Penjualan.
9 Router 1 Administrasi, Akuntasi,
Hutang, Pembelian,
Gudang, Penjualan.
10 Check Pricest 3 Penjualan

Sistem Operasi

No Sistem Operasi Bagian yang memakai


1 DOS Akuntasi, Hutang,
Pembelian, Gudang,
Penjualan.
2 Windows XP Akutansi

Software

No Software Bagian Yang Memakai


1 EXPERT Administrasi, Akuntasi,
Hutang, Pembelian, Gudang,
Penjualan.

7
BAB IV REKOMENDASI
Temuan berdasarkan pada perbandingan kondisi (apa yang sebenarnya terjadi) dengan
kriteria (apa yang seharusnya terjadi). Mengungkap Deskripsi (kekurangan atau kelemahan
apa yang terjadi), Permasahan (penyebab terjadi perbedaan antara kondisi dan kriteria),
Resiko (hal yang ditimbulkan dari adanya perbedaan antara kondisi dan kriteria), Resiko
(termasuk jenis resiko rendah, sedang atau tinggi), dan Rekomendasi (yang dapat dilakukan
untuk memperbaikinya). Berikut temuan pada Toserba Ada Baru ;

1. Tidak adanya SDM untuk bagian khusus, seperti Teknisi IT


Deskripsi : Perusahaan tidak memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) untuk bagian
khusus yang bertanggung jawab untuk pemantauan perangkat lunak pada komputer
perusahaan, mendiagnosis dan memperbaiki kesalahan, dan membantu untuk mengelola
jaringan yang digunakan oleh perusahaan.
Jika terjadi kerusakan sistem,
Permasalahan : Sulitnya mendapatkan tenaga kerja di bidang IT
Resiko : Apabila terdapat kerusakan atau kesalahan yang tidak diinginkan,
maka perusahaan akan membutuhkan lebih banyak waktu dan biaya untuk memanggil
tenaga ahli dari luar.
Tingkat resiko : Tinggi
Rekomendasi : Sebaiknya, jika diberlakukan double jobdesc. Yaitu karyawan yang
telah ada, diberikan pelatihan sebagai teknisi IT. Dianjurkan untuk memilih karyawan yang
memiliki jobdesc tidak terlalu berat, sehingga dapat handling lebih dari 1 kerjaan.

2. Tidak adanya prosedur tertulis untuk menggunakan Sistem


Deskripsi : Ada Baru tidak memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP)
mengenai penggunaan Sistem.
Permasalahan : Karena dari pihak Ada Baru sendiri dirasa belum memerlukan SOP
mengenai penggunaan Sistem.
Resiko : Membutuhkan lebih banyak waktu untuk melatih karyawan baru
Tingkat resiko : Rendah
Rekomendasi : Sebaiknya, tetap dibuat dan ditetapkan SOP dalam penggunaan Sistem.
Sehingga tidak membutuhkan banyak waktu untuk melatih karyawan, dan apabila ada

8
penyalahgunaan sistem atau semacamnya dapat diberlakukan sanksi karna aturannya jelas
tertulis pada SOP.

3. Terdapat kabel yang tidak tersusun secara rapi.


Deskripsi : Kabel-kabel yang ada pada perusahaan tidak tersusun secara rapi
Permasalhan : Tidak adanya karyawan
Resiko : Penataan kabel yang berantakan, dapat membuat pengunjung terjatuh
karena kabel yang melintang sembarangan dan dijadikan mainan oleh pengunjung (anak-
anak). Bahkan dampak terbesarnya adalah kebakaran karena konsleting listrik.
Tingkat resiko : Tinggi
Rekomendasi : Menyusun ulang kabel menggunakan cable trunking agar rapih dan
aman dari binatang yang sering merusak kabel.

4. Asset terletak pada ruang yang sama


Deskripsi : Perusahaan menempatkan asset dan server ditempat yang sama.
Permasalahan : Perusahaan tidak menyediakan ruangan khusus untuk asset.
Resiko : Jika terjadi kecelakaan seperti bencana alam atau kebakaran…
Tingkat resiko : Tinggi
Rekomendasi : Menyediakan ruangan khusus untuk asset dengan standarisasi ruang IT
yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

5. Tidak adanya pengamanan ruang server


Deskripsi : Perusahaan tidak memiliki standar keamanan untuk akses masuk ke
ruang server.
Permsalahan : Perusahaan tidak menyediakan ruangan khusus server yang disertai
dengan keamanan masuk kedalam ruangan.
Resiko : Apabila tidak adanya keamanan akses masuk ruang server,
kemungkinan besar orang yang tidak berkepentingan dapat keluar masuk ruangan dan tidak
dapat terdeteksi apabila terdapat pengerusakkan bahkan pencurin data maupun hardware.
Tingkat resiko : Tinggi
Rekomendasi : Menyediakan ruangan khusus server beserta keamanan dengan
standarisasi ruang IT server yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Ruang server
harus dijaga keamanannya dengan menggunakan perangkat-perangkat keamanan seperti
akses ke dalam ruangan dengan menggunakan kunci yang dapat mendeteksi siapa yang
9
masuk/keluar, untuk ini dapat menggunakan finger scan device yang terhubung langsung ke
dalam anak kunci pintu. Dan pintu hanya terbuka untuk beberapa orang yang memang diberi
hak masuk ke dalam ruangan tersebut. Kamera CCTV juga harus terpasang di dalam dan di
luar ruangan untuk memonitoring segala aktifitas baik di dalam maupun di luar ruangan.
Apabila masih dipandang tidak perlu untuk memasang perangkat-perangkat tersebut maka
dapat dibuatkan log book (buku pencatatan) yang didalamnya tercatat siapa saja yang masuk
dan keluar, waktu dan tanggal, keperluannya masuk ruang server dan ditandatangani oleh
orang.

10
Lampiran

11

Anda mungkin juga menyukai