Anda di halaman 1dari 114

Bahan Bulan Kebangsaan

Merdeka
yang Memulihkan
Kesatuan

SINODE GKJ
2022

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |i


Bahan Bulan Kebangsaan
Merdeka yang Memulihkan Kesatuan

Diterbitkan oleh:
Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia

Bekerjasama dengan
Sinode Gereja-gereja Kristen Jawa

Penanggung Jawab : Bapelsin Sinode XXVIII GKJ


Penulis : Pdt. Wahyu Purwaningtyas
Pdt. Hananto Kusumo
Pdt. Temi Setowati
Tata Letak & Sampul : Kantor Sinode GKJ

Cetakan 2022
ISBN 978-602-6414-89-2

ii| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


Kata Pengantar

Gereja-gereja Kristen Jawa menyelenggarakan masa bulan kebangsaan


setiap bulan agustus. Hal ini dilakukan karena gkj sungguh menyadari
bahwa warga gkj adalah orang Indonesia yang beragama Kristen. Hal
ini sudah terbukti dalam sejarah perjalanan Gereja-gereja Kristen Jawa,
sebagai contoh adalah respon GKJ dalam menanggapi Maklumat
Pemerintah tanggal 3 November 1945.

Maklumat tersebut berisi tentang setiap warga negara untuk berhimpin


dalam organisasi sebagai upaya untuk mempertahankan Kemerdekaan,
serta menjadi bukti bahwa keberadaan Bangsa Indonesia itu ada dan
hidup dalam cara yang demokratis, yang dibuktikan dengan adanya
organisasi-organisasi masyarakat. Gereja-gereja Kristen Jawa menjadi
salah satu penggagas dan pendiri PGI, sebagai wadah bersama gereja-
gereja di Indonesia. Ini hanya hanya salah satu dari apa yang dikerjakan
GKJ bagi negara.

Konteks kebangsaan selalu berubah, tetapi panggilan untuk terus


hadir secara relevan bagi bangsa adalah kewajiban bagi warga Gereja-
gereja Kristen Jawa. Konteks yang sekarang ini dihadapi adalah keragaman
dalam banyak hal di Bumi Nusantara ini. Keragaman sebagai kekayaan
dan potensi yang baik bagi kebanggaan bangsa. Namun disisi lain,
keragaman ini bisa saja menjadi potensi perpecahan. Dalam kesadaran
inilah, maka Gereja-gereja Kristen Jawa dipanggil untuk memiliki sikap
dan menghidupi keragaman sebagai anugerah Tuhan dan menjadi
penopang sendi-sendi kebangsaan.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |iii


Semoga hal diatas dapat tercapai dengan diselenggarakannya Bulan
Kebangsaan dibulan Agustus tahun 2022. Tuhan menolong setiap
warga gereja dan Gereja-gereja Krisren Jawa menjadi salah satu
bagian dari anak bangsa yang terlibat aktif menjaga keutuhan Nusantara.

Salatiga, 13 Juni 2022.


Sekretaris Bapelsin XXVIII GKJ

Pdt. Sundoyo

iv| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................. iii


Daftar Isi ........................................................................................................ v
Bahan Materi Dasar: Merdeka yang Memulihkan Kesatuan ....................... 1
Bahan Sarasehan: Enerji Bersatu, Bebas, dan Aktif ..................................... 7
Pemahaman Alkitab Bulan Kebangsaan : Ancaman Keterpecahan dan Cara
Menyikapinya ..................................................................................... 13
Panyuraos Kitab Suci Wulan Kebangsaan : Bebaya Memecah lan Cara
Nyikapi ................................................................................................ 20
Persekutuan Doa Bulan Kebangsaan ......................................................... 27
Kempalan Pandonga Wulan Kebangsaan ................................................... 33
Tata Ibadah Minggu I Bulan Kebangsaan: Hidup Baik Berdasarkan Iman .. 41
Liturgi Minggu I Wulan Kebangsaan: Gesang Sae
Kadasaraken Kapitadosan .................................................................. 49
Tata Ibadah Minggu II Bulan Kebangsaan: Berbuatlah Seperti Kehendak
Allah ................................................................................................... 56
Liturgi Minggu II Wulan Kebangsaan: Awoh Kados
Kersanipun Gusti Allah ....................................................................... 62
Tata Ibadah HUT Kemerdekaan Ke-77 Republik Indonesia:
Merdeka Yang Memulihkan ............................................................... 68
Liturgi HUT 77 Kamardikan Republik Indonesia: Kamardikan Ingkang
Mulihaken .......................................................................................... 76
Tata Ibadah Minggu III Bulan Kebangsaan: Allah Memberi Kelepasan ...... 83
Liturgi Minggu III Wulan Kebangsaan: Allah Paring Kalepasan .................. 90
Tata Ibadah Minggu IV Bulan Kebangsaan: Ketaatan untuk
Kesejahteraan .................................................................................... 96
Liturgi Minggu IV Wulan Kebangsaan: Miturut supados
Ayem Tentrem .................................................................................. 102

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |v


vi| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan
BAHAN MATERI DASAR

MERDEKA YANG MEMULIHKAN KESATUAN

REFLEKSI DARI MURID-MURID YESUS


Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada
mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala
penyakit dan segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu:
Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan
Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan
Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak
Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang
mengkhianati Dia. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia
berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan
bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan
pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah
dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. (Matius 10:1-7)

Ada sejumlah hal menarik pada bacaan di atas:


1. Yesus mengutus 12 murid-Nya dari pelbagai latar belakang cara
beriman maupun sikap politik mereka. Yohanes dan saudaranya,
Yakobus, Andreas, serta Simon Petrus, misalnya, adalah nelayan,

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |1


kalau di masyarakat Jawa dapat dikatakan “wong cilik” (rakyat
biasa). Matius adalah pemungut cukai, dipandang oleh orang Yahudi
sebagai antek-antek penjajah Romawi. Bartolomeus (Natanael)
adalah seorang penyendiri, kemungkinan mendapat pengaruh
kaum Esseni, kaum biarawan yang biasanya memisahkan diri dari
keramaian. Tomas dari kalangan kelas menengah, kemungkinan
dia adalah orang terpelajar. Sedangkan Simon orang Zelot,
dipastikan dari kalangan pemberontak yang biasanya anti terhadap
penjajah Romawi. Sedangkan Yudas Iskariot seorang pengelola
uang (zaman sekarang mungkin akuntan), yang mengkalkulasi
banyak hal berdasarkan uang.

2. Yesus mengutus para murid-Nya untuk ke kalangan satu bangsa. Itu


bukan berarti Yesus tidak menghendaki para murid-Nya untuk
pergi ke segala bangsa, karena hal itu juga kemudian diperintahkan-
Nya (Mat 28:18). Namun Yesus mengajarkan skala prioritas, dan
waktu itu mereka harus menyebarkan kabar baik ke bangsa mereka
dahulu sebelum ke bangsa-bangsa lain di dunia. Penahapan itu
bisa melihat contoh Presiden Joko Widodo yang awalnya memperbaiki
kota, propinsi, lalu negara, baru akhirnya bahkan sampai seluruh
dunia, sebagai pemimpin G-20.

3. Kabar baik yang harus mereka sampaikan berhubungan dengan


sistem pemerintahan, yakni Kerajaan. Padahal waktu itu mereka
sedang ada dalam sebuah pemerintahan juga yakni Kerajaan
(Kekaisaran) Romawi. Uniknya, berbeda dengan kalangan Zelot,
misalnya, Yesus tidak memberitakan tentang Kerajaan manusia,
juga bukan kerajaan diri-Nya sebagai manusia (seperti harapan
tentang kehadiran mesias Israel yang banyak dibayangkan para
murid-Nya). Namun justru Kerajaan Allah, Kerajaan yang bukan
dari dunia ini. Hal itu kemudian, seperti kotbah di bukit, Nampak
dalam hidup yang takut dan mengasihi (Jawa: ajrih asih dhumateng)
Allah Bapa.

2| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


4. Perlu diingat, pengutusannya ini berbeda dengan pengutusan setelah
Paska dan Kebangkitan-Nya. Saat itu pengutusannya adalah untuk
menjadikan bangsanya memberlakukan Allah (Bapa) sungguh-
sungguh sebagai raja, jadi tidak berpusat pada manusia Yesus.
Manifestasinya ialah pewujudan kuasa dan belas kasihan Allah.
Sedangkan pengutusan yang terakhir, yakni yang setelah kebangkitan-
Nya, ialah agar semua bangsa menjadi murid Yesus. Manifestasinya
ialah hidup menghidupi ajaran dan kehidupan Yesus.

ALLAH PEMBEBAS DARI KETERPECAHAN DAN KETERPURUKAN


Setelah Yesus memilih dua belas murid-Nya, mereka memang berbagi
tugas dan mereka melaksanakan mandat untuk membebaskan orang-
orang Yahudi dari penindasan setan, dari penyakit, dan dari
ketidakberdayaan. Saat itu Yesus tak sedikit pun berbicara tentang
pembebasan dari penjajahan Romawi. Para murid pun taat, saat itu
mereka melaksanakan mandat pembebasan dari kuasa setan dan dari
penyakit serta dari kelemahan. Dapat dikatakan para murid cukup
berhasil. Lalu mereka pada saat tertentu berkumpul kembali untuk
menerima pempinan dari Tuhan Yesus. Saat itu mereka telah berprestasi,
dan mereka berbagi pengalaman dahsyat mereka. Secara ilmu sosial
(sosiologis), para murid mengalami yang dinamakan “mobilita vertikal”,
suatu kondisi kenaikan status, dari “bukan siapa-siapa” menjadi “orang
penting”, sebab mereka menjadi rasul (utusan) Yesus yang memiliki
mandat dan kuasa dari Dia.

Sekalipun demikian, kita mencatat bahwa setelah mereka berkumpul


mereka kemudian mulai menonjolkan diri sendiri dan berebut menjadi
“tangan kanan” Tuhan Yesus (misalnya lihat Matius 20:20-28). Persatuan
ternyata penting untuk karya-karya pembebasan, namun persatuan
tidak selalu mudah untuk dipertahankan, apalagi jika komunikasi
dijalankan berdasarkan kepentingan diri sendiri, bukan berdasarkan
kasih serta nilai-nilai Kerajaan Allah lainnya (syalom: keadilan, kebenaran,
dan damai sejahtera).

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |3


Pembebasan dari kuasa dosa dan ketidakberdayaan itu kembali terwujud
saat Pentakosta, ketika para murid Tuhan Yesus bersatu, sehati sepikir,
hingga setelah bersatu selama 10 hari sejak kenaikan Tuhan Yesus,
kuasa Tuhan kembali dinyatakan, dan jemaat hidup sebagai persekutuan
bersama yang saling mempedulikan, bahkan hingga (sempat) tak seorang
pun yang kekurangan, sebab tidak (belum) ada yang egois. Hidup
mereka adalah Kristus, bukan lagi untuk diri mereka sendiri. Bahkan
mereka disukai semua orang. Artinya Kerajaan Allah mereka tampakkan
dengan menyatakan karya pembebasan dan “syalom” dari Allah.

Lantas apa pelajaran yang bisa kita ambil untuk kita terapkan dalam
kehidupan kebangsaan kita? Kita tentu pernah mengalami kondisi
terjajah, dan kondisi terpuruk baik dalam hubungan sosial
(kemasyarakatan), ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Pengalaman
menunjukkan bahwa upaya memperjuangkan kemerdekaan berdasarkan
suku atau agama saja tak berhasil mengusir penjajah. Barulah setelah
bangsa Indonesia bersatu, langkah demi langkah untuk memperoleh
dan mempertahankan kemerdekaan dapat kita raih, seperti sumpah
pemuda, proklamasi kemerdekaan, perlawanan terhadap agresi sekutu,
hingga konperensi meja bundar. Dengan kerjasama rakyat yang berbeda-
beda aliran politik, agama, maupun suku, kemerdekaan, keadilan,
kebenaran dan perdamaian, barulah kita raih. Dampaknya kita menjadi
berdaya, kuat, dan tangguh, tak lagi kamisekengen (merasa lemah).
Sekalipun demikian, sepanjang sejarah, kesatuan bangsa kita sering
terusik lagi oleh ancaman perpecahan berdasarkan pilihan politik,
alasan (aliran) agama, serta ras/suku/budaya.

Belakangan ini seiring dengan berkembangnya media sosial (melalui


internet), perpecahan makin marak dengan makian serta pelbagai
ujaran kebencian yang dilipatgandakan dengan penyebaran hoaks dan
disinformasi. Muncullah stigma-stigma (cap-cap) yang dapat memperkuat
prasangka dan sakit hati, seperti istilah kafir, anjing, babi, asing-aseng,
dungu, cebong, kampret, kadrun, buzzer RI, buzzer khilafah, dan lain-

4| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


lain. Seiring dengan itu, ancaman disintegrasi terjadi di Papua, krisis
ekonomi sebagai imbas Pandemi, penyebaran hoaks seiring makin
memanasnya kondisi sosial politik menjelang 2024, dan lain-lain. Yang
tak kalah penting, ada sejumlah pihak di luar bangsa kita yang begitu
marah dengan nasionalisme pemerintah kita saat ini, di mana pelbagai
mafia (migas, tambang hasil tambang, dll) yang merugikan rakyat
dilawan habis-habisan. Mungkin baru di era Presiden Jokowi sekarang,
sejak reformasi, bangsa Indonesia mulai disegani oleh dunia. Negara-
negara maju yang selama ini “menjajah secara ekonomi” dengan
membeli murah hasil tambang mentah, misalnya, seperti kebakaran
jenggot dengan keberanian pemerintah menghentikan ekspor bahan
mentah. Karena itu sangat mungkin kalangan yang merasa “ladang
emasnya” terganggu tak segan membiayai provokator dan demo-
demo tertentu, sekalipun menggunakan topeng agama, buruh, atau
mahasiswa, demi menjatuhkan pemerintah yang tengah dipakai Tuhan
untuk membebaskan dan menyelamatkan bangsa kita.

Sesungguhnya hal-hal itu tidak akan terjadi jika nilai-nilai persatuan


(sebagaimana yang diajarkan Tuhan) sudah mendarah daging dalam
setiap warga negara, termasuk generasi muda/penerus. Persatuan
Indonesia mestinya dihidupi oleh semangat “merah putih”, yakni
berani dan suci. Jika kita benar, janganlah takut untuk melawan hoaks,
perpecahan, dan ujaran kebencian. Kita harus lebih proaktif dalam
menyebarkan cinta kasih dan persaudaraan, sekalipun kita berbeda-
beda dalam aliran agama atau pandangan politik.

Persoalannya, ancaman perpecahan itu sudah begitu kuat dan dekat.


Dari sejumlah survai dan pengumpulan data, ternyata pikiran radikal
bahkan pro khilafah sudah mencakup angka prosentase yang sangat
mengkhawatirkan. Jangankan di sekolah agama atau partai politik, di
lingkungan perguruan tinggi hingga kepolisian, yang merupakan garda
terdepan melawan pandangan radikal, ternyata penganut paham radikal
sudah bisa mencapai lebih dari angka 10%. Angka ini cukup besar

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |5


untuk sewaktu-waktu melakukan kudeta jika mereka merasa memiliki
peluang, seperti yang telah terjadi di sejumlah wilayah Timur Tengah.
Untuk mengantisipasinya, kita harus menghadapinya secara bersama-
sama secara simultan dengan menggandeng pelbagai pihak dan
komponen bangsa. Di aras Sinode, misalnya, telah belasan tahun
dikembangkan simpul-simpul SOBAT, yakni persaudaran antar umat
beragama, terutama di wilayah Jawa Tengah. Beberapa komunitas
regional juga berhasil menggalang forum kebersamaan yang digalang
kaum muda, misalnya di Gunung Kidul. Secara bersama-sama seluruh
gereja, tiap tahun GKJ juga menyiapkan satu bulan sebagai Bulan
Kebangsaan untuk kembali menghayati nilai-nilai kebangsaan dan nilai-
nilai persatuan. Badan Pelaksana Sinode GKJ juga telah menerbitkan
buku kurikulum Pendidikan Politik (untuk diselenggarakan di klasis-
klasis), agar kader-kader GKJ di bidang politik lebih siap untuk menjadi
garam dan terang demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur,
damai dan sejahtera. Keterlibatan klasis dan gereja-gereja lokal tentu
diwarnai beragam praktik baik yang saling menginspirasi dan memotivasi,
seperti sharing dan live in, pendirian Credit Union / koperasi untuk
kepentingan bersama, saling menjaga keamanan penyelenggaraan ibadah
keagamaan, kerjasama dalam tanggul bencana, kesehatan, Pendidikan,
atau seni budaya, dan lain-lain. Kiranya pelbagai tenunan aktivitas itu
bisa mendorong gerakan bersama untuk memulihkan persatuan, serta
mengatasi ancaman perpecahan dan penindasan dalam bentuk apa pun.

Pada akhirnya mari kita mengingat tiga semboyan berikut.


Pertama : Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
Kedua : Ubi caritas et amor, ubi caritas Deus ibi est
(artinya: Di dalam belas kasih dan cinta Allah itu ada)
Ketiga : Rukun agawe santosa
(artinya; Rukun menghasilkan kesejahteraan)
Tuhan beserta kita…..Merdeka!

(Pdt. Hananto Kusumo)

6| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


BAHAN SARASEHAN

ENERJI BERSATU, BEBAS, dan AKTIF

MENTRANSFORMASI KEKACAUAN…
Pada mulanya bumi belum berbentuk dan kacau adanya. Namun Allah
membuat batas, memisahkan antara daratan dan air. Begitu pulanya
dengan segala isinya, ternyata semua membutuhkan batas,
membutuhkan keteraturan. Saat ada radikal bebas di udara dan makanan,
maka tubuh memerlukan enzim dan nutrisi untuk menghadapinya.
Ibaratnya, setiap tabung blender atau food processor berguna untuk
membatasi penyebaran kandungan makanan/minuman yang dikocok
di tabung itu. Demikian pula, pada saat ada perang, perlu ada
perundingan dan diplomasi untuk mendamaikannya. Pada saat ada
anarki dan sikap yang liar, maka disiplin dan penegakan hukum diperlukan
untuk menjinakkannya. Itulah sebabnya setiap ada demo massa, perlu
ada juga polisi penjaganya.

Dapat dikatakan, selalu ada kebutuhan akan batasan, peraturan, hukum,


disiplin, kendali, pemerintahan, dan sejenisnya, karena kekacauan tidak
baik dibiarkan menjadi makin liar. Namun di sisi lain, segala peraturan
dan ketegasan itu bisa menjadi ‘bumerang” khususnya jika berwujud
penindasan, penjajahan, kekerasan, hingga permusuhan. Dengan
demikian kemerdekaan suatu bangsa pun disadari tidak terjadi untuk
menghilangkan hukum dan ketertiban. Malah kemerdekaan itu
sebenarnya adalah perpindahan penguasa/hukum, dari “yang menindas”
ke “yang menyejahterakan”, demi menegakkan perikeadilan dan
perikemanusiaan. Adapun jika hukum dihasilkan untuk kepentingan
pribadi, keluarga, atau golongannya saja, hukum itu bisa saja cenderung
menindas atau mengekang hak-hak orang. Oleh sebab itu perlu ada
tatanan yang baru yang diinspirasi oleh semangat keadilan, persamaan
hak dasar manusia, solidaritas atau cinta kasih antara sesama manusia,

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |7


kebenaran, damai sejahtera, serta kepedulian pada segala ciptaan
Tuhan. Perlu ada transformasi untuk menghasilkan kebaikan dan
keberhasilan bersama.

Kemerdekaan RI sebenarnya merupakan puncak kesadaran energi


persatuan Indonesia. Kemerdekaan tidak dapat diperoleh jika hanya
mementingkan kelompoknya saja, ras/sukunya saja, atau agamanya
saja. Kesadaran dan semangat itu menjadi energi yang efektif jika
disemai dengan semangat bebas aktif.

HARAPAN-HARAPAN BARU: CAPAIAN RAIHAN YANG


MENJADI INSPIRASI
Dalam dasawarsa terakhir, terutama sejak perhelatan Asian Games di
Indonesia, “Indonesia” mulai “mencuri perhatian” warganet di dunia.
Pendapat ini didukung fakta berturut-turut dalam pelbagai lini, seperti:
Di bidang kesenian, masyarakat dunia mulai mengenal kekayaan seni
pertunjukan Indonesia, seperti seni tari dan musik Indonesia, dari tari
Aceh, Jawa, Bali, hingga Papua. Dunia pun terpesona dengan keunikan
suara gamelan, musik bambu, dan musik etnik lainnya. Demikian pula
petikan gitar fingerstyle Alipbata begitu fenomenal, dikenal sebagai
gitaris fingerstyle terbaik dan terpopuler di dunia. Biduan Indonesia
juga makin dikagumi di kancah global, dari Anggun C. Sasmi (di Eropa),
Agnes Monica (Amerika Serikat), Claudia Emmanuella Santosa (di
Jerman), Cahayadi Kam/Eki (di Italia), Denden Gonzales, Via Vallen,
Judika Sihotang, Cakra Khan, dll. Ditunjang kemajuan teknologi,
sarana drone, serta kekayaan budaya Indonesia, maka para produser
video musik Indonesia yang bernuansa etnik Nusantara atau
campursari juga sudah mulai menuai decak kagum dunia, seperti
Weird Genius, Alfy Rev, dll. Bahkan sejumlah pesulap Indonesia pun
sempat mencuri perhatian dunia dan memiliki banyak pengagum,
seperti Demian dan Sacred Riana. Belum lagi ada banyak kelompok
paduan suara yang memenangkan festival paduan suara kelas dunia.

8| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


Bukan hanya kesenian, pelbagai kuliner Indonesia juga sudah mendunia.
Hidangan lokal seperti rendang, nasi goreng, gado-gado, masuk ke
dalam deretan makanan terfavorit di dunia (menurut CNN). Demikian
pula sate ayam, es cendol, martabak, hingga tempe dan mie, mulai
menjadi buruan para pecinta kuliner dunia. Para chef asal Indonesia juga
sudah dikenal masyarakat luas, misalnya Tasia & Gracia yang menjuarai
My Kitchen Rules Australia 2016. Mereka turut memopulerkan kuliner
Indonesia ke kancah global. Bahkan tahun lalu (2021) Presiden Joko
Widodo telah ikut menggerakkan pemopuleran rempah-rempah
Indonesia di Eropa dengan program Indonesia Spice Up the World.

Begitu pula dunia olah raga di Indonesia mulai merambat bangkit. Dunia
bulutangkis yang dulu menjadi tambang emas Indonesia kembali
bersinar. Demikian pula sejumlah cabang lain, seperti panjat tebing.
Bahkan sepak bola pun, khususnya di usia generasi penerus, kontingen
Garuda Muda meraih kemenangan demi kemenangan fantastis terhadap
para raksasa sepakbola dunia.

Demikian pula pertumbuhan ekonomi ke depan, Indonesia menggeliat


maju. Saat produk sawit diembargo Eropa, Indonesia justru mengolahnya
menjadi bahan bakar pengganti fossil (minyak). Energi bahan bakar
nonmigas pun mulai berkembang, seperti energi biomassa, energi
biogas, energi panel surya, energi geothermal, energi mikrohidro, hingga
energi baterai. Hal itu diperkuat oleh rahmat Tuhan bahwa Indonesia
bukan hanya penghasil emas namun juga penghasil utama tembaga,
nikel dan tanah jarang (rare earth) yang merupakan komponen penting
baterai yang sangat penting bagi energi yang digunakan pelbagai
kendaraan modern dan mesin-mesin pabrik berteknologi tinggi di dunia.
Ditunjang infrastruktur yang jauh lebih baik, ini menjadikan Indonesia
sebagai tujuan menarik para investor luar negeri, sekalipun dengan
syarat mau membangun pabrik di Indonesia dan mau menyiapkan alih
teknologi ke Indonesia.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |9


Destinasi wisata yang menawan yang dilirik dunia saat ini juga tidak
hanya Bali dan Borobudur, namun juga Danau Toba, Bunaken, Gunung
Bromo, Raja Ampat, Pulau Komodo (dengan hewan pasejarahnya),
Kawah Ijen (dengan gunung api birunya), Tumpak Sewu (dengan air
terjun fantastis), dll. Di Jawa sendiri tak sedikit tempat wisata yang
menarik, seperti di daerah Dieng, Prambanan, hingga di Gunung Kidul
Yogyakarta (misalnya Air Terjun Luweng Sampang, Gua Pule Jajar, dan
masih amat banyak lagi). Bahkan dengan bantuan desa-desa, banyak
yang berinsiatif menggerakkan roda ekonomi desa dengan membuat
pelbagai tempat wisata alam maupun buatan, seperti kolam renang,
tempat pemancingan, hingga, taman bermain, hingga misalnya, Taman
Dinosaurus Gandrungmangu Cilacap (yang dibuat oleh seorang aktivis
GKJ).

Pendek kata, saat ini sudah tidak lagi zamannya berpikir kamisekengen
(merasa tak berdaya). Memang ada sejumlah kejadian yang mengancam
dan memukul kehidupan kita, seperti gelombang virus, perang
antarbangsa, hingga politik yang memecah belah. Namum, di sisi lain,
orang dapat mengakses lautan informasi yang dibutuhkan melalui media
sosial/ internet. Orang juga bisa bekerja di Indonesia dengan gaji negara
maju, yakni bekerja secara daring (online). Tinggal bagaimana memilah
dan memilih, bagaimana mengelola sehingga berhasil guna, serta
bagaimana bersinergi dengan teknologi dan banyak pihak yang
menambah nilai.

Semua contoh di atas patut menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita,
bahwa energi positif itu dapat menghasilkan karya-karya besar jika
diyakini dan digarap dengan sungguh-sungguh. Tentu, segala peluang
dan raihan yang ada itu tak bisa dilakukan tanpa izin Tuhan. Oleh
sebab itu dengan bergandengan tangan kita perlu mengingat prinsip
ora et labora (berdoa dan bekerja), peribahasa rawe-rawe rantas

10| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


malang-malang putung (singkirkan segala halangan kemajuan), serta
semboyan holopis kuntul baris (dengan bersama-sama kita bisa
berhasil mewujudkannya).

Untuk mengalami kebangkitan semangat tentu sangat dipengaruhi


oleh sosok penggerak atau motivator yang membuat suatu bangsa atau
kelompok bangkit. Contohnya Presiden Joko Widodo: kepemimpinannya
mengubah dari bangsa yang kerap diremehkan oleh bangsa-bangsa
lain (di era sebelumnya), menjadi bangsa yang dapat menegakkan
dagu berdiri sejajar dengan pelbagai bangsa maju. Bahkan tahun ini
Pak Joko Widodo menjadi pemimpin negara-negara G-20, yang secara
tegas bersikap netral serta bebas aktif di tengah blok barat dan timur,
serta mengupayakan pewujudan perdamaian dunia.

Jadi apa gunanya kemerdekaan kalau kita hanya diam saja? Apa
gunanya talenta jika hanya dipendam dalam tanah? Apa gunanya
peluang emas jika disikapi dengan energi yang negatif? Kita bisa jika
kita mau, ya kita mau mewujudkannya bersama-sama.

Ya, energi positif harus dimiliki oleh setiap orang percaya. Energi
positif ini jika dikomunikasikan dan dikolaborasikan dengan yang lain
menjadi meng-Indonesia, dan menjadi terang dunia.

Apa yang sudah dicontohkan Presiden Joko Widodo sebetulnya juga


sudah dicontohkan para nabi dan tokoh Alkitab, untuk bersatu
mengembangkan tatanan kehidupan baru penuh harapan, seperti
Nuh, Abraham, Yakub, Yusuf, Daud, Daniel, Ezra, Paulus, dan lain-lain.
Mereka tidak bersikap apatis terhadap pejuang kemerdekaan. Mereka
percaya dan taat kepada Allah, dan menghormati hukum. Namun
mereka menjadi kepanjangan tangan Allah untuk mewujudkan damai
sejahtera di bumi. Mereka mengelola pelbagai semangat dan potensi

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |11


yang ada menjadi daya nasional yang efektif, yang mentransformasi
rintangan menjadi batu pijakan, ancaman menjadi kesempatan,
bahkan kepahitan menjadi pelajaran demi kemajuan. Mereka tidak mau
mandeg, mereka memanfaatkan energi positif demi menggelorakan
gerakan yang bebas aktif, namun dalam jalan Tuhan yang penuh harapan
bagi masa depan yang gemilang. Mereka bergandengan tangan dengan
pihak lain lintas kelompok dan lintas iman untuk membawa manfaat
yang terbaik bagi orang banyak. Bagaimana dengan kita?

USULAN BAHAN PERBINCANGAN:


1. Apa saja yang menjadi alasan orang untuk memiliki enerji
negatif/pesimis?
2. Apa saja yang menjadi alasan kita untuk memilih enerji positif?
Bisakah Anda menyebutkan nama orang-orang percaya di Indonesia
yang menjadi penggerak untuk memajukan Indonesia?
3. Bagaimana cara kita mengkombinasi ketaatan pada aturan dengan
daya kreativitas yang bebas aktif?
4. Apa ide Saudara, yang dimungkinkan dapat dikembangkan secara
bersama-sama, untuk melakukan karya atau kesaksian pelayanan
kreatif di tengah-tengah bangsa saat ini?

(Pdt. Hananto Kusumo)

12| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


Pemahaman Alkitab Bulan Kebangsaan 2022

ANCAMAN KETERPECAHAN DAN CARA


MENYIKAPINYA
(KISAH PARA RASUL 6:1-7)

Tujuan : Peserta memiliki tekad dan strategi untuk dapat


mempertahankan kesatuan di tengah ancaman keterpecahan

PENGANTAR
Pernyataan yang berbunyi: “Semakin tinggi pohon, maka semakin
kencang angin yang meniupnya”, tentunya merupakan pernyataan
yang familiar bagi kita. Dalam kehidupan sehari-hari, pernyataan
tersebut sering kali dipakai untuk menggambarkan sebuah kondisi
yang akan dialami oleh seseorang atau sekelompok orang ketika
mereka berada dalam situasi yang semakin mapan, atau ketika
mereka ada berada dalam puncak pencapaian. Sebab, dalam situasi
seperti itu biasanya akan samakin banyak rintangan yang dihadapinya,
dan/atau akan ada semakin banyak pihak yang berusaha untuk
menjatuhkannya. Gambaran akan situasi yang seperti itu pernah juga
dialami oleh para murid Yesus di jaman gereja perdana.

LATAR BELAKANG KISAH


Jika kita memperhatikan kisah yang ditulis oleh Penginjil Lukas dalam
bukunya yang kedua, yaitu Kisah para Rasul, kita akan mendapatkan
gambaran bahwa setelah peristiwa turunnya Roh Kudus pada hari
Pentakosta, jumlah murid Yesus berkembang sangat pesat. Di awal,
ketika Rasul Petrus berkhotbah, jumlah yang memutuskan untuk
percaya saat itu ada 3000 orang, setelah itu di Kisah 4:4 disebutkan
kalau jumlah mereka bertambah menjadi 5000 orang. Saat itu juga

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |13


mereka sudah menjadi orang yang berpengaruh dan dikenal luas di
kalangan masyarakat Yerusalem. Bahkan pola hidup yang mereka
lakukan dalam kehidupan keseharian, menjadi inspirasi banyak orang.

Sekalipun demikian, di saat yang bersamaan ada banyak tantangan


yang dihadapi oleh komunitas para murid Yesus. Tantangan dari pihak
luar terlihat ketika ada beberapa orang yang sengaja menjatuhkan reputasi
mereka. Hal tersebut salah satunya dilakukan oleh para pemimpin
agama Yahudi yang merasa iri dengan pertambahan jumlah murid Yesus
yang sangat signifikan. Bahkan mereka pun sempat memenjarakan para
rasul dan menyidangkan mereka di hadapan Mahkamah Agama (Kisah
5:17-42).

Dari dalam komunitas mereka sendiri, Para Rasul pun diperhadapkan


dengan fakta bahwa ada beberapa orang yang berusaha memanipulasi
persembahan. Salah satunya dilakukan oleh Ananias dan Safira (Kisah
5:1-11).

Selain itu, tantangan lain yang muncul dari dalam komunitas itu sendiri
juga terlihat ketika timbul sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi
yang berbahasa Yunani terkait dengan fakta bahwa para rasul terlihat
abai dalam melakukan pelayanan meja (atau pelayanan diakonia) bagi
para janda di lingkungan mereka. Sungut-sungut itu sendiri tidak dapat
dianggap sebelah mata. Sebab, selain menyangkut kebutuhan dasar
(yaitu pelayanan meja); dalam sungut-sungut itu sendiri terdapat
unsur fanatisme primordial (yang berhubungan dengan suku, ras dan
golongan). Di mana jika hal tersebut “digoreng” oleh kelompok-kelompok
yang tidak suka dengan komunitas tersebut, maka hal itu dapat
dijadikan dasar untuk memecah belah mereka. Apalagi “isu” yang
digulirkan itu menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan HAM.

14| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


SIKAP PARA RASUL DALAM MENYIKAPI ISU KETERPECAHAN
Dalam menyikapi kondisi tersebut, para rasul menghadapinya tidak dengan
reaktif, tetapi dengan tenang dan tertata. Hal tersebut terlihat ketika:
1. Para rasul tetap menunjukkan kerendahan hati.
Sikap kerendahan hati para rasul itu dapat kita lihat dari sikapnya
yang berani mengakui di hadapan semua murid Yesus bahwa
kelalaian terkait pelayanan meja bagi para janda di lingkungan
orang yahudi yang berbahasa Yunani itu karena mereka belum
dapat menata pelayanan dengan baik. Saat itu mereka masih
focus dengan pelayanan firman. Sementara itu jumlah jemaat
semakin banyak, begitu pun dengan keragaman kebutuhan mereka.
Sikap keberanian untuk mengakui keterbatasan tersebut dapat
kita lihat dari pernyataan para rasul yang demikian, “Kami tidak
merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani
meja” (ayat 2).

2. Para rasul tetap memprioritaskan pada kesatuan jemaat


Hal tersebut salah satunya dapat kita lihat ketika para rasul
menyelesaikan persoalan itu tidak dengan caranya sendiri, tapi
dengan mengajak semua jemaat untuk membicarakan hal tersebut
guna mendapatkan solusinya. Hal ini dilakukan oleh Para rasul
pertama-tama bukan karena mereka tidak mau dilihat sebagai
pihak yang mengetahui semua solusi, atau bahkan sebagai pihak
yang otoriter; tetapi lebih karena Para rasul ingin mengajak mereka
(yang memiliki beragam latar belakang suku, bahasa dan golongan)
dapat menyadari bahwa persoalan tersebut bukan persoalan
satu kelompok saja, tetapi persoalan bersama. Dengan harapan
melaluinya, jemaat tidak mudah terpecah tapi justru dapat semakin
menyatu dan saling peduli.
Hal tersebut dapat terlihat dari keterangan yang ditulis oleh
Penginjil Lukas di ayat 2-a yang berbunyi: “Berhubung dengan itu
kedua belas rasul itu memanggiL semua murid berkumpul..”

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |15


3. Para rasul berusaha menata pelayanan dengan melibatkan
unsur dari jemaat.
Hal tersebut terlihat bukan saja ketika para rasul memberi ruang
kepada jemaat untuk terlibat dalam pelayanan meja; tetapi juga
terlihat ketika para rasul tersebut memberi wewenang kepada
para jemaat untuk memilih dan memutuskan sendiri orang-orang
yang dirasa layak melakukan pelayanan meja. Kalaupun ada point
yang ditekankan oleh para rasul dalam proses pemilihan tersebut,
maka hal itu terkait dengan syarat bahwa orang-orang itu harus:
terkenal baik, penuh Roh dan hikmat. Hal tersebut dilakukan
dengan alasan:
- selain untuk menampung aspirasi mereka, juga supaya mereka
dapat terlibat untuk mensupport pelayanan dari orang-orang
yang dipilihnya. Karena biasanya, ketika jemaat dilibatkan
untuk memilih dan memutuskan para pelayan khususnya, maka
jemaat pun akan dapat mensupport pelayanan yang mereka
lakukan.
- Selain itu, syarat tadi disampaikan demi dapat menunjukkan
bahwa bagi para rasul hal yang berhubungan dengan latar
belakang suku, bahasa, pengalaman, lamanya menjadi murid
Yesus, tidak menjadi soal. Yang penting mereka terkenal
baik, penuh Roh dan hikmat.
Dan benar, jika kita memperhatikan 7 orang yang dipilih itu, kita
akan mendapati bahwa mayoritas dari mereka adalah orang
Yahudi yang berlatar belakang budaya Yunani (hal itu terlihat dari
nama-nama mereka); bahkan ada salah satu dari mereka yang
memang orang yunani tetapi sudah memutuskan menjadi proselit ,
yaitu menganut agama yahudi dan disunat (ayat 5)

16| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


4. Para rasul mau melakukan sharing power (berbagi kuasa)
Hal tersebut terlihat ketika para rasul berkenan untuk berdoa dan
meletakkan tangan atas mereka.
Sikap tersebut selain menunjukkan kalau para rasul berkenan
dengan pilihan dari jemaat, juga menunjukkan bahwa para rasul
berkenan untuk berbagai kuasa dari Tuhan dalam melaksanakan
tugas pemeliharaan iman kepada jemaat.

Dan benar, setelah “angin” tersebut dapat dilalui, buah yang dihasilkan
oleh “pohon” itu semakin banyak. Hal tersebut terlihat dari keterangan
yang ditulis oleh Penginjil Lukas di ayat 7, “Firman Allah makin tersebar,
dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah
besar imam menyerahkan diri dan percaya”.

Pertanyaannya sekarang adalah hal apa yang kira-kira menjadikan


para rasul dapat menyikapi, menata dan mengelola permasalahan
tersebut dengan tenang, bahkan menjadikan tentangan tersebut
sebagai peluang untuk melakukan pelayanan yang lebih baik? Bukankah
jika kita mengingat sikap mereka selama 3 tahun mengikut Yesus, kita
akan mendapati bahwa mayoritas dari mereka terlihat reaktif (ex. Petrus);
lebih suka memikirkan kepentingannya sendiri (ex. Yakubus dan
Yohanes); tidak mudah percaya dengan orang lain (ex. Thomas); lebih
suka melarikan diri dari persoalan, dll?

Jika kita memperhatikan bacaan saat ini, kita tidak mendapatkan


keterangan terkait dengan hal tersebut. Tetapi jika kita mengingat
kisah yang ditulis oleh Penginjil Lukas dalam Kitab Kisah para rasul, kita
akan mendapati bahwa perubahan sikap dari para murid yang awalnya
penuh dengan kerapuhan menjadi penuh dnegan kebijaksanaan, itu
selain karena Karunia Roh Kudus yang dicurahkan dalam dari mereka

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |17


saat Hari Pentakosta; juga karena mereka berusaha untuk belajar
menghadapi tiap tantangan yang ada. Mulai dari:
- Tantangan untuk belajar bersehati dan bersekutu (hal itu
mereka lakukan sekitar 10 hari setelah kenaikan Yesus sampai
Pentakosta)
- Tantangan untuk belajar bekerja sama dan mempercayai
orang lain di luar komunitas mereka (itu mereka lakukan saat
mereka memutuskan mencari pengganti Yudas Iskariot)
- Tantang untuk menyampaikan kebenaran saat mereka diterpa
isu bahwa kemampuan mereka berbahasa asing itu karena
mereka mabok oleh anggur manis
- Tantangan untuk mengajak jemaat mula-mula mengejawantahkan
firman Tuhan dengan pola hidup yang didasarkan pada kasih
dan kepedulian
- Tantangan untuk menghadapi intrik politik dan agama dari
pihak di luar mereka
- Dll.

APLIKASI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DI BUMI INDONESIA


Sebagaimana komunitas murid Yesus di abad pertama yang dalam
pertumbuhannya sering berhadapan dengan tantangan, hal yang
sama juga terjadi dengan kehidupan bangsa Indonesia.

Sejarah menunjukkan bahwa setelah Tuhan merahmati kita dengan


kemampuan untuk mengusir penjajah, sehngga kita diberi karunia
untuk merdeka di tahun 1945, hal itu tidak serta-mereta menjadikan
bangsa Indonesia terbebas dari tantangan. Berbagai cobaan justru
datang silih berganti. Diantaranya:
- Adanya kecenderungan dari beberapa daerah yang berusaha
untuk melepaskan diri dari NKRI karena merasa memiliki

18| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


tapak sejarah yang berbeda; dan/atau merasa diperlakukan
tidak adil.
- Adanya konflik dan intrik politik yang dilakukan oleh para elit
demi dapat mengupayakan kekuasaan dan memperjuangkan
kepentingannya sendiri.
- Adanya para penguasa yang korup
- Adanya bahaya radikalisme dalam beragama
- Adanya ketidakadilan dan banyaknya kekerasan yang
dilakukan terhadap kaum rentan (para perempuan, anak,
kaum disabilitas, dan suku-suku terasing)
- Seringnya terjadi bencana alam karena posisi Negara kita di
daerah “cincin api”
- Adanya pandemi covid 19 yang menghancurkan banyak
aspek kehidupan
- Dll

PERTANYAAN UNTUK PENDALAMAN


1. Dari sekian banyak tantangan dan ancama yang dihadapi bangsa
Indonesia sejak kemerdekaan hingga saat ini, ancaman seperti
apakah yang menurut saudara paling membahayakan kesatuan
dan percatuan bangsa? Mohon
2. Strategi seperti apakah yang menurut saudara seharusnya dapat
diambil pemerintah (Pusat maupun daerah) demi menyikapi
ancaman disintegrasi bangsa.
3. Sumbangsih apa sajakah yang dapat diberikan oleh gereja dalam
mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa?

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |19


Panyuraos Kitab Suci Wulan Kebangsaan 2022

BEBAYA MEMECAH LAN CARA NYIKAPI


( Lelakone Para Rasul 6 : 1-7 )

Enering panyuraos : Para warga kagungan tekad lan cara kangge


njagi tetunggilan ing satengahing bebaya
memecah.

BEBUKA
Wonten pratelan ingkang makaten : “ Semakin tinggi pohon, maka
semakin kencang angin yang meniupnya “, punika setunggaling
pratelan ingkang estu asring kita pireng. Wonten ing tata gesang
padintenan , pratelan kasebat asring dipun ginakaken kangge
nggambaraken setunggaling kawontenan ingkang badhe dipun alami
dening sintena kemawon, utawi gelenganing tiyang , nalika mapan ing
satunggaling kawontenan prestasi puncak. Amargi, ing kawontenan
ingkang makaten , biasanipun badhe kathah bebaya ingkang badhe
dipun adhepi, utawi saya kathah ingkang kepengin ngrancang supados
saged dhawah. Gegambaran ingkang sami ugi nate dipun alami dening
para muridipun Gusti Yesus ing jaman greja wiwitan.

KETERANGAN SUWALIKING KISAH.


Nalika kita sami maos kisah ingkang kaserat dening penginjil Lukas ing
kitab Lelakone Para Rasul, kita saged ningali gegambaran bilih sabibaripun
prastawa tumedhakipun Roh Suci ing dinten Pentakosta, cacahing
muridipun Gusti Yesus saya wuwuh kathah kanthi cepet. Wiwitan
nalika Rasul Petrus kotbah, gunggung para ingkang mutusaken pitados
wonten 3000 tiyang, sabibaripun punika kacatet ing Lelakone Para
Rasul 4 : 4, dipun sebat gunggung para pitados sampun cacah 5000
tiyang. Lan nalika semanten gelenganing para pitados punika sampun

20| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


dados gelengan ingkang nggadhahi pengaruh , saha dipun mangertosi
dening sedaya masyarakat ing Yerusalem. Malahan cara gesanging
pasamuwan punika dados inspirasi kangge kathah tiyang.

Senadyan makaten , ing wekdal ingkang sami ugi kelampah tuwuhing


tantangan ingkang dipun adhepi dening para muridipun Gusti Yesus.
Tantangan saking njawi nalika wonten sawetawis tiyang ingkang
ngrancang nindakaken piawon murih naminipun para murid risak. Bab
punika salah setunggalipun dipun tindakaken dening para pemimpin
agami Yahudi, ingkang rumaos lingsem, awit tambahing para muridipun
Gusti Yesus saestu kathah sanget. Malahan para pemimpin agami Yahudi
ugi nindakaken kaculikan nglebetaken para Rasul dhateng pakunjaran,
saha dipun ajengaken dhateng pengadilan Mahkamah Agami ( PR
5:17-42 ). Ing gelenganing para murid piyambak, para rasul dipun aben
ajengaken kaliyan kanyatan bilih wonten sawetawis tiyang ingkang
samidene sekuthon ngunthet pisungsung. Salah setunggalipun Ananias
lan Safira ( PR 5 : 1-11 ).

Kajawi punika, wonten tantangan sanesipun malih saking gegelitan


para murid inggih punika wonten gelengan ingkang sami nepsu
antawisipun tiyang Yahudi ingkang ngginakaken basa Yunani, nalika
kanyatan bilih para Rasul nglirwakaken peladosan Diakonia, kangge
para randha ing lingkungan para murid. Kanepsonipun tiyang-tiyang
punika mboten saged dipun anggep ènthèng . amargi, setunggal sisih
gegayutan kaliyan kabetahan dasar kangge gesang, ugi worsuh kaliyan
sentiment primordial ( gegayutan kaliyan suku, ras lan golongan ). Ing
pundi menawi bab punika dipun “ gorèng “ , dening kelompok-kelompok
ingkang mboten remen dhateng para rasul, saged dipun ginakaken
kangge alesan memecah. Tambah malih isu “gorengan “ punika
kasambetaken kaliyan Hak Azazi Manusia ( HAM ).

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |21


SIKAPIPUN PARA RASUL MAGEPOKAN KALIYAN ISU
MEMECAHBELAH
Para Rasul kanthi sareh mboten grusa grusu, anggenipun nanggapi
isu ingkang memecah punika , dipun adhepi kanthi tenang saha
temata. Bab punika ketingal saking :
1. Para Rasul tetep nggadhahi sikap lembah manah.
Sikapipun para Rasul ingkang lembah manah punika kita tingali
saking, pangaken bilih wonten kalepatan anggenipun nindakaken
peladosan diakonia kangge para randha ing gelenganing tiyang
Yahudi ingkang ngginakaken basa Yunani, amargi para Rasul
dereng saged mranata peladosan diakonia kanthi sae. Wekdal
punika para rasul nembe nengenaken peladosan sabdaning Allah.
Kamangka warganing pasamuwan saya mindhak kathah,
makaten ugi tamtu kabetahanipun ugi sangsaya kathah. Sikap
wantun ngakeni kalepatan saha kawontenan winates punika,
ketingal nalika para Rasul ngendika : “ Aku padha rumangsa ora
marem, dene marga saka leladi mangan banjur nglirwakake
pangandikaning Allah.”

2. Para Rasul tetep nengenaken pasamuwan ingkang nyawiji.


Bab punika ketingal saking, nalikanipun para Rasul ngrampungaken
persoalan mboten ngginakaken caranipun piyambak, ananging
kanthi ngajak warga pasamuwan kangge sami ngrembag margi
kerampunganipun. Bab punika katindakaken dening para Rasul
mboten amargi rumaos bilih para rasul saged mangertosi
sedayanipun, utawi saged dipun wastani ngginakaken “ tangan
besi”/ otoriter, mboten makaten, ananging amargi para Rasul
kepengin ngajak sedaya warga ( saking maneka warni suku, ras,
basa lan golongan), saged sadar bilih persoalan punika sanes soal
setunggal kelompok kemawon, nanging dados persoalan sedaya

22| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


warga. Kanthi pangajab bilih pasamuwan mboten dados pecah,
nanging pasamuwan sangsaya saged nyawiji , lan preduli sesami.
Punika ketingal saking pangandika ingkang kaserat dening Lukas
ing ayat 2 a suraosipun : “ Mulane Rasul rolas banjur nimbali
kabeh para siswa padha diklumpukake lan dipangandikani …..”.

3. Para Rasul mbudidaya mranata peladosan sesarengan warganing


pasamuwan.
Bab punika ketingal nalika para Rasul ugi paring wewengan kangge
para warganing pasamuwan saged tumut olah peladosan diakonia,
ugi ketingal nalika para Rasul paring wewengan dhumateng
pasamuwan kangge saged milih saha mutusaken piyambak, para
tiyang ingkang saged nindakaken peladosan diakonia. Pancen
para Rasul ugi paring kawigatosan mirunggan kangge proses
pemilihan paraga diakonia, perlu syarat bilih kedah para warga
ingkang dipun mangertosi ketitik becik, lan kapenuhan ing Roh
sarta kawicaksanan. Syarat punika dipun betahaken kanthi panimbang :
A. Pilihan paraga punika pancen kangge ngrangkul potensining
warga, supados para warga saged tumut nyengkuyung
dhumateng tiyang-tiyang ingkang kapilih. Amargi padatan,
nalika para warga tumut wonten proses milih saha mutusaken
para peladosing pasamuwan, tumindaking ayahan diakonia
ugi dipun sengkuyung.
B. Syarat ingkang dipun paringaken dening para Rasul kalawau,
nedahaken bilih para Rasul mboten mawang tiyang adhedasar
suku, basa,pengalaman, laminipun dados muridipun Gusti
Yesus. Ingkang penting para paraga ingkang pinilih kedah dipun
mangertosi tiyang ingkang becik, lan kapenuhan ing roh saha
kawicaksanan.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |23


Lan leres, nalika kita ningali para paraga ingkang kapilih cacahipun
tiyang 7 punika, ketingal bilih ingkang kathah tiyang Yahudi ingkang
sami ngginakaken basa lan budaya Yunani. ( mirsanana saking asma-
asma ). Malahan salah setunggal saking paraga kalawau pancen tiyang
Yunani ingkang sampun mutusaken dados proselit, inggih punika
ngrasuk agami Yahudi saha dipun sunat. ( ayat 5 ).

4. Para Rasul kersa andum panguwaos.


Bab punika ketingal saking, nalika para Rasul kersa numpangaken
asta saha ndedonga kangge tiyang 7 kalawau. Sikap punika
mratelakaken bilih para Rasul nyarujuki pilihanipun para warga,
ugi nedahaken bilih para Rasul kersa andum panguwaos ingkang saking
Gusti Allah, kangge nindakaken pangrimating warga pasamuwan.
Pancen lajeng kabukten, bilih nalika “ angin” kasebat saged dipun
langkungi, woh ingkang dipun hasilaken dening “ uwit” punika sangsaya
kathah. Punika ketingal saking keteranganipun penginjil Lukas ing
ayat 7, “ Pangandikaning Allah saya sumebar,sarta cacahe siswa ing
Yerusalem saya mundhak akeh. Dalah para imam akeh kang padha
manut lan manjing pracaya.”

Pitakenanipun samangke makaten; bab punapa ingkang ndadosaken


para Rasul saged nyikapi, mranata, saha ngopeni masalah kanthi wening,
malah kepara masalah punika dipun dadosaken wewengan kangge saged
nindakaken peladosan langkung sae ? Kamangka menawi ningali
sikapipun para Rasul sadangunipun 3 tahun ngetut wingking Gusti
Yesus, kita manggihaken bilih para Rasul punika nggadhahi watak “
reaktif “ ( ex Petrus ), langkung remen mikiraken kabetahanipun pribadi
( ex. Yakobus lan Yohanes ) , mboten gampil pitados dhateng tiyang
sanes ( ex. Thomas ) , langkung remen ngendhani masalah lsp ??

24| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


Menawi kita nggatosaken waosan kita wanci punika, kita mboten
pikantuk keterangan magepokan kaliyan bab punika. Ananging menawi
kita ngemuti kisah ingkang kaserat dening penginjil Lukas ing kitab
Lelakone Para Rasul, kita pikantuk seserepan bilih :, perubahan sikapipun
para murid kalawau ingkang suwaunipun kebak karingkihan lajeng
dados kebak kawicaksanan, punika amargi sampun nampeni sihing
Allah awujud Sang Roh Suci ing prastawa dinten Pentakosata, ugi nalika
para murid mbudidaya sinau ngadhepi tantangan ingkang wonten.
Wiwit saking :
➢ Tantangan kedah sinau olah tetunggilan lan tunggal manah, ( bab
punika dipun tindakaken watawis 10 dinten saksampunipun Gusti
Yesus mekrad ).
➢ Tantangan kangge sinau nyambut damel sesarengan, samidene
mitadosi tiyang sanes , ( bab punika katindakaken nalika sami
mutusaken sinten ingkang nggentosi kalenggahanipun Yudas
Iskariot ).
➢ Tantangan kangge martosaken bebener, nalika samidene nampi
isu bilih kesagedanipun ngginakaken basa sanes punika amargi
para Rasul mabuk anggur manis.
➢ Tantangan kangge ngajak pasamuwan wiwitan, murih maujuding
sabdanipun Gusti wonten ing olah tata gesang ingkang kebak
katresnan saha preduli sesami.
➢ Tantangan aben ajeng kaliyan intrik politik, agami, saking
sakjawining gelenganing para murid.
➢ Lan sanes-sanesipun.

TUMINDAK ING TATA GESANGING BANGSA ING BUMI


INDONESIA
Minangka gelenganing para muridipun Gusti Yesus ing abad kapisan,
ingkang tansah aben ajeng kaliyan tantangan, kawontenan ingkang
sami ugi karaosaken dening bangsa Indonesia.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |25


Sejarah nedahaken bilih Gusti Allah paring berkah kangge bangsa kita
kangge saged ngusir penjajah, ingkang pungkasanipun dipun paringi
kamardikan ing tahun 1945, kawontenan punika kanyatan mboten
nguwalaken bangsa Indonesia saking kathahing tantangan. Kathah
tantangan ingkang gilir gumantos, antawisipun :
➢ Wontenipun sawetawis daerah ingkang mbudidaya medal saking
regemaning NKRI, amargi rumaos nggadhahi sejarah ingkang
beda, utawi rumaos nampi tumindak ingkang mboten adil.
➢ Wontenipun konflik saha intrik politik ingkang katindakaken
dening para pengagenging praja/politik, murih tetep saged
dados panguwaos kangge kepentingan diri pribadi.
➢ Wontenipun panguwaos ingkang nindakaken korupsi.
➢ Wontenipun bebaya radikalisme agami.
➢ Wontenipun kawontenan ingkang mboten adil, lan kathahing
kekerasan ingkang dipun alami dening kaum ingkang ringkih (
Wanita, lare-lare, disabilitas, saha suku-suku terasing )
➢ Asring kelampah wontenipun bencana alam amargi pancen posisi
negari kita wonten wewengkon “ cincin api”
➢ Wontenipun pagebluk Covid 19 ingkang estu ngrisak kathah
tatanan gesang tuwin panggesangan.

PITAKENAN KANGGE NYURAOS LANGKUNG LEBET :


1. Saking kathahing tantangan saha bebaya ingkang dipun adhepi
bangsa Indonesia wiwit jaman kamardikan ngantos dumugi sapriki,
bebaya ingkang kados pundi ingkang paling ageng resikonipun
tumrap kesatuan lan persatuan bangsa ?? kasuwun nerangaken !
2. Strategi ingkang kados pundi ingkang kedahipun kapilih dening
Pamarentah ( Pusat lan Daerah ) aben ajeng kaliyan bebaya
ingkang damel pecahing bangsa ?
3. Sumbangsih punapa ingkang saged dipun tindakaken dening
Greja, kangge tetep wetahing kesatuhan lan persatuan bangsa ?

26| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


PD BULAN KEBANGSAAN 2022

PUJIAN PEMBUKAAN
TERANG MATAHARI (KJ 322:1,3,5)
Terang matahari telah menyinari segala neg’ri
Dan gunung dan padang dan sawah dan ladang senang berseri
Syukur bagi Dia, Gembala setia yang jaga tetap
Anug’rah-Nya juga hariku semua terang dan gelap
Sehari-harian besar pemberian kemurahan-Mu
Ya Tuhan, kiranya kuingat s’lamanya kewajibanku

DOA PEMBUKAAN

PUJIAN PERSIAPAN FIRMAN


YESUS LIHAT UMAT-MU (KJ 57:1&2)
Yesus lihat umat-Mu yang mendamba Kau berfirman
Dan arahkan pada-Mu hati dan seluruh ind’ra
Hingga kami yang di dunia Kau dekatkan pada sorga
Tanpa cah’ya Roh Kudus kami dalam kegelapan
Biar oleh sabda-Mu akal budi Kau cerahkan
Hingga Tuhan kuasai karya dan ucapan kami

MEMBACA FIRMAN TUHAN (MARKUS 5:21-43)

RENUNGAN
MERDEKA ATAU MATI
(MARKUS 5:21-43)

Saudara yang dikasihi Tuhan,


Sebagai warga Indonesia tentunya semua dari saudara tidak lagi asing
dengan semboyan yang berbunyi: MERDEKA ATAU MATI, sebab pada

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |27


jamannya semboyan yang awalnya disampaikan oleh Bung Tomo
sebelum peristiwa 10 November 1945 tersebut telah menggelorakan
semangat para pejuang (terutama arek-arek Suroboyo) untuk
mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru seumur jagung
diproklamirkan.

Semboyan merdeka atau mati itu sendiri dilatar-belakangi ultimatum


dari tentara Inggris yang memaksa tentara Indonesia agar di masa
gencatan senjata di antara mereka (antara tentara Inggris dan bKR –
Badan keamanan Rakyat), dapat menyerahkan senjata-senjata hasil
rampasannya dari tentara Jepang kepada mereka dengan cara berbaris
dan meletakkan tangan di atas kepala, tanda kalau mereka menyerah.
Sekaligus mengentikan perlawanan kepada tentara AFNEI dan administrasi
NICA.

Dalam situasi tersebut, maka Bung Tomo pun membakar semangat


rakyat Surabaya melalui pidato yang disiarkannya lewat radio-radio.
Salah satu isi pidatonya demikian:
“Hai tentara Inggris, kau menghendaki bahwa kita akan membawa
bendera putih untuk takluk kepadamu. Kau menyuruh kita membawa
senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk
diserahkan kepadamu. Kau sekali lagi akan mengancam kita untuk
menggempur kita dengan kekuatan yang ada. Tetapi inilah jawaban
kita: selama banteng-banteng Indonesia mempunyai darah mereh
yang dapat membikin secarik kain putih, menjadi merah dan putih,
maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun.
Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting. Kita
tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin
merdeka. Lebih baik kita hancur lebur dari pada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap: Merdeka atau mati.”

28| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


Dan benar, esok harinya, saat tentara Belanda (yang membonceng
Inggris atau sekutu) mengibarkan benderanya di Hotel Yamato, arek-
arek Suroboyo pun tidak tinggal diam. Mereka pun bertempur habis-
habisan. Akhirnya warna biru pada bendera Belanda dapat dirobek,
sehingga tinggal warna merah-putih yang berkibar. Betapapun untuk
itu terdapat 6.000 pejuang bangsa telah gugur, dan 200.000 rakyat
sipil mengungsi dari kota mereka.

Saudara,
Kisah pertempuran 10 November dan juga penggalan pidato dari Bung
Tomo tersebut diceritakan di sini bukan pertama-tama untuk mengajak
kita mengenang latar belakang dijadikannya tanggal 10 November
sebagai hari pahlawan; tetapi lebih untuk mengingatkan kepada kita
bahwa semangat pantang menyerah merupakan semangat yang ada
dalam darah daging Bangsa kita. Ketika semangat pantang menyerah
itu tetap diperlihatkan dan digelorakan, maka betapapun kita ada dalam
situasi yang seolah berat dan tanpa pengharapan, faktanya kita dapat
dimampukan untuk melaluinya bahkan mendapatkan hal yang lebih
baik dari yang kita bayangkan.

Hal yang seperti itu juga yang dapat kita lihat ada dalam diri 2 tokoh
utama dari bacaan saat ini, yaitu Yairus dan Perempuan yang mengalami
pendarahan selama 12 tahun. Siapa mereka:
1. YAIRUS
Dalam bacaan disebutkan kalau dia merupakan pemimpin rumah
ibadah. Itu artinya secara kedudukan agama, politis dan social,
dia cukup terpandang. Bersamaan dengan itu dia juga dapat
dikategorikan sebagai orang yang terpelajar dan logis. Tetapi
ketika dia mendapatkan kenyataan bahwa anaknya sudah mati
(hal itu terlihat dari pernyataan orang-orang dari keluarga Yairus
yang datang menemui Yairus dengan berkata: “Anakmu sudah

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |29


mati, apa perlunya engkau menyusah-nyusahkan Guru), Yairus
terlihat tidak mau “menyerah” dengan situasi itu. Buktinya di datang
menemui Yesus, tersungkur di depan kaki-Nya, dan memohon
dengan sangat kepada Yesus demikian: “Anakku perempuan sedang
sakit dan hampir mati, datanglah kiranya dan letakkan tangan-Mu
atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup”.
Ketika Yairus melakukan itu terlihat kalau dia tidak peduli dengan
konsekuensi yang akan dia hadapi. Misalnya: dipermalukan karena
mau merendahkan diriya di hadapan Yesus, dan/atau dianggap
sebagai orang yang tidak logis dan tidak mau menerima fakta
bahwa anaknya sudah meninggal. Baginya: selama ada kesempatan
untuk “berjuang”, dia akan melakukannya.

2. PEREMPUAN YANG SAKIT PENDARAHAN 12 TAHUN


Dalam bacaan kita tidak disebutkan namanya. Hal itu bisa saja
terjadi karena keberadaan perempuan bagi masyarakat Yahudi
memang dianggap tidak penting. Apalagi di saat yang bersamaan,
dia juga mengalami sakit pendarahan (sebuah sakit yang
mengharuskan dirinya di ekskomunikasi, karena sakitnya dianggap
sebagai sesuatu yang membawa kenajisan bagi dirinya dan bagi
orang lain yang bersentuhan dengan dirinya). Saat itu dia sebenarnya
sudah ada dalam situasi yang tanpa pengharapan. Sebab, sebab
usaha dia untuk mendapatkan kesembuhan selama 12 tahun
sakit tidak membuahkan hasil, bersamaan dengan itu segala hal
yang dimilikinya juga sudah habis. Sekalipun demikian, hal itu
juga tidak menjadikannya “mengangkat bendera putih” tanda
menyerah pada nasib. Baginya, selama masih ada kesempatan
untuk berjuang, dia pun akan melakukannya. Dan benar, ketika
Yesus lewat, dia tidak pertama-tama memanggil Yesus dan meminta
belas kasihan kepada-Nya, tetapi dia memutuskan untuk menjamah
jumbai jubbah-Nya. Hal itu dilakukan selain karena dia percaya

30| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


bahwa hanya dengan menjamah jumbai jubahnya saja dia akan
sembuh; juga karena dia berusaha tidak menginterupsi Yesus
yang saat itu sedang dalam perjalanan untuk melakukan karya
pemulihan bagi anak Yairus. Tentu saja, sikapnya yang demikian
memiliki konsekuensi yang besar. Karena kalau orang tahu dia
ada di tengah-tengah mereka, maka bisa jadi dia akan semakin
dieksomunikasikan. Tetapi dia tidak memperdulikan hal tersebut.

Dan benar, ketika kedua tokoh tersebut tidak menyerah dengan


kondisi dirinya, betapapun untuk itu mereka harus siap dengan segala
konsekuensi yang dihadapinya, yang mereka dapatkan justru jauh
lebih indah dari yang dibayangkan.
- YAIRUS: Awalnya dia hanya berharap untuk melihat anaknya
selamat dan tetap hidup (artinya apapun kondisi fisiknya, entahkan
masih harus terbaring di tempat tidur, dia tidak masalah, yang
penting tetap hidup). Tapi ternyata dia mendapatkan hal yang
lebih dari itu. Anaknya bisa bangun, bangkit, berjalan dan makan.
Sampai semua orang takjub.
- PEREMPUAN: dia bukan saja merasakan pulih dari sakitnya, tapi
juga dari perasaan rendah diri, dan perasaan tidak berguna karena
distigma selama 12 tahun sebagai orang yang najis dan membawa
kenajisan bagi yang lain.

Kedua tokoh tersebut diakui atau tidak merupakan tokoh yang memiliki
banyak perbedaan latar belakang baik secara politis maupun social.
Sekalipun demikian Penginjil Markus menyatukan kisah mereka dalam
perikop yang sama. Hal tersebut tentu bukan saja karena kisah itu
terjadi di saat yang bersamaan; tetapi juga sebagai gambaran bahwa
semangat untuk tetap berjuang demi bisa hidup, demi bisa pulih, itu
ada dalam tiap nadi kehidupan manusia, siapapun mereka. Dan ketika
semangat tersebut dapat disinergikan, bukan tidak mungkin akan ada
banyak pemulihan.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |31


Saudara,
Situasi kita saat ini tentu sangat berbeda dengan situasi 77 tahun lalu
saat para pejuang bangsa mempertahankan kemerdekaan dengan
pekik “merdeka atau mati”. Sekalipun demikian, hal yang berhubungan
dengan perjuangan untuk tetap hidup, untuk tetap pulih, untuk tetap
tumbuh itu merupakan perjuangan yang berlaku seumur hidup. Terlebih
saat ini, kita baru saja melewati situasi pandemi covid 19 yang
memporak porandakan segala segi kehidupan. Ada banyak upaya
yang dilakukan oleh pemerintah dan kita sendiri untuk mengatasinya.
Tetapi seringkali hal tersebut kurang disinergikan. Padahal jika semua
golongan (pemerintah dan rakyat) yang sama-sama memilik semangat
untuk pilih itu dapat bersinergi, maka pemulihan itu bukan tidak
mungkin dapat terjadi. Bahkan melaluinya keindahan hidup sebagai
bangsa yang berbeda tetapi tetap satu semakin dapat dirasakan.
Amin.

DOA SYAFAAT & PENUTUP

PUJIAN PENUTUP
HAI JANGAN SENDIRIAN (KJ 352:1&3)
Hai jangan sendirian jalanmu kau tempuh
Bebanmu jadi ringan bersama Tuhanmu
Jikalau kau bersusah dan berkeluh kesah
Hai pikullah semua bersama-Nya
Hai pikullah semua bersama-Nya
Hai marilah semua yang susah dan penat
Ikuti Yesus jua beban-Nya tak berat
Derita yang kau tanggung berakhir segera
Serahkan keluhanmu di tangan-Nya
Serahkan keluhanmu di tangannya

32| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


KEMPALAN PANDONGA WULAN KEBANGSAAN 2022

KIDUNG PAMBUKA

( KPJ 356 : 1-2 ) “ ATUSAN TAHUN BANGSA JINAJAH “

1. Atusan taun sabangsa jinajah,


nging samangkya bebas wus mardika,
Sestu mung krana sih-rahmating Allah,
Karana perjuanganing tyang sabangsa.

Refr : . . .
Agung sih-ing Allah Hyang Maluhur,
Swawi kinen tansah saos sokur’
Kanthi giyak tumemen makarya,
Mrih raharja lairwah batos kita.

2. Nagri kita Republik Indonesia


Tetalesnya yeku Pancasila
Tangsul kekah pangiket tyang sabangsa
Mugi Gusti mberkahi mrih lestarinya
Refr :
Agung sih-ing Allah Hyang Maluhur,
Swawi kinen tansah saos sokur’
Kanthi giyak tumemen makarya,
Mrih raharja lairwah batos kita.

PANDONGA PAMBUKA

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |33


KIDUNG PACAWISAN NAMPI SABDA
( KPK BMGJ 196 : 1-2 ) “ SABDANIPUN ALLAH “

1. Sabdaning Allah Hyang Widi yeku kitab suci


panuntuning gung manungsa mring lampah utama
wah mbereg mring pitobat tyang ngorong sih rahmat
nglipur manah kang sisah ngiyatken kang semplah

2. Mugi sabdanipun Gusti sinerat ing ati,


budi saya mindhak murni wit rehing Roh Suci,
tresna mring mengsah ugi wah dhateng sesami,
mbabar bebener nyata wah tentrem raharja.

MAOS SABDANING ALLAH ( INJIL MARKUS 5 : 21-43 )

ANDHARAN
MARDIKA UTAWA MATI
( Markus 5 : 21-43 ).

Para wargaming pasamuwan ingkang dipun kasihi Gusti,


Minangka peranganing warga bangsa, tamtu mboten kesupèn kaliyan
wontenipun semboyan : “ Mardika utawa mati “. Amargi nalika
semanten semboyan punika dipun ucapaken dening tokoh asma Bung
Tomo saderengipun dumados perang 10 Nopember 1945 kangge
nuwuhaken semangat juang tumrap arèk-arèk Suroboyo, murih sami
purun njagi kamardikan ingkang sampun dipun kepyakaken sanadyan
nembé saumur jagung.
Ing suwaliking semboyan Mardika utawa mati punika wonten
pangancam saking tentara Inggris ingkang meksa tentara Indonesia
supados purun ngawontenaken gencatan senjata ( antawisipun
tentara Inggris kaliyan BKR – Badan Kemanan Rakyat ) , lan ugi purun

34| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


masrahaken senjata -senjata hasil rampasan saking tentara Jepang,
kanthi cara purun baris lan angkat tangan , minangka tandha menawi
tentara Indonesia pasrah bongkokan. Makaten ugi tentara Indonesia
kedah ngendhegaken perang kaliyan tentara AFNEI ( NICA ).

Ing salebeting situasi ingkang kebak pangancam punika, Bung Tomo


kanthi makantar-kantar pidato paring semangat dhumateng rakyat
Suroboyo, ingkang dipun siaraken radio-radio ing tlatah Suroboyo.
Isining pidatonipun Bung Tomo makaten :
“Hai tentara Inggris, kau menghendaki bahwa kita akan membawa
bendera putih untuk takluk kepadamu. Kau menyuruh kita membawa
senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk
diserahkan kepadamu. Kau sekali lagi akan mengancam kita
untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada. Tetapi inilah
jawaban kita: selama banteng-banteng Indonesia mempunyai
darah merah yang dapat membikin secarik kain putih, menjadi
merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah
kepada siapapun. Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah
keadaan genting. Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar
orang yang ingin merdeka. Lebih baik kita hancur lebur dari pada
tidak merdeka. Semboyan kita tetap: Merdeka atau mati.”

Lan pancèn leres, dinten enjingipun, nalika tentara Belanda ( ingkang


mbonceng Inggris lan Sekutu ) ngibaraken gendéra mapan ing hotel
Yamato, arek arek Suroboyo tumandang, mboten kèndel kemawon.
Lajeng dumados perang brubuh. Pungkasanipun warni biru saking
gendera Walandi dipun suwèk, kantun warni abrit lan pethak ingkang
terus kapasang . Perang brubuh kasebat mbekta korban 6000 pejuang
kedah tiwas, lan 200.000 warga sipil kedah ngungsi saking kitha Suroboyo.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |35


Para sedherek kinasih,
Kisah peperangan 10 Nopember 1945 lan ugi pidatonipun Bung Tomo
kasebat, kaserat ing mriki mboten amargi kita mligi dipun ajak ngémut-
émut dumadosipun dinten Pahlawan 10 Nopember, ananging langkung
déné kita dipun ajak ngèmuti semangat mboten purun takluk punika
sampun dados darah daging bangsa kita. Nalika semangat mboten purun
takluk punika tansah dipun gegesang, tamtu ing sadhengah kawontenan
sanadyan awrata pisan, malah kados kados tanpa pangajeng-ajeng,
kanyatan kita saged nglangkungi, malahan kita saged nampi bab-bab
ingkang langkung sae ketimbang ingkang kita gambaraken.

Gambaran ingkang kados carios ing nginggil , ugi saged kita tingali
wonten ing 2 tokoh kitab Suci, saking waosan wanci punika, asma
Yairus lan Pawestri ingkang ngalami sakit nggrajag rah sampun 12 tahun
dangunipun.
1. YAIRUS.
Waosan kita mratelakaken bilih Yairus punika pemimpin papan
pangibadah. Punika ateges dipun tingali saking kalenggahan
agami, politik, lan sosial, Yairus pribadi ingkang kajèn kèringan, (
kinurmat ). Lan ugi Yairus punika saged dipun wastani pribadi
ingkang nggadhahi tata pikir lantip lan logis. Ananging nalika
Yairus ngadhepi kanyatan anakipun sampun tilar donya ( bab
punika ketingal nalika kabar saking keluarganipun manggihi
Yairus kanthi atur : “ “….ingkang putra sampun tilar , punapa
prelunipun taksih ngribedi Sang Guru ?”)
Yairus ketingal mboten purun mupus kaliyan lelampahan punika.
Buktinipun Yairus tetep manggihi Gusti Yesus, sujud ing Sampeyanipun
Gusti, nyuwun kanthi sanget dhumateng Gusti Yesus makaten : “
Anak kawula estri saweg sakit mèh pejah, mila mugi Paduka karsaa
ngrawuhi lan numpangi asta, supados wilujeng lan lestantun gesang.”

36| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


Nalika Yairus nindakaken punika, ketingal menawi Yairus mboten
preduli malih kaliyan akibat ingkang badhe dipun adhepi.
Upaminipun ; dipun wewada bilih purun sujud wonten ing
sampeyanipun Gusti Yesus, utawi malah dipun anggep minangka
tiyang ingkang mboten logis lan mboten purun nampi kanyatan
bilih anakipun estri sampun tilar donya. Tumraping Yairus, menawi
taksih wonten wewengan kangge “ berjuang” Yairus badhe
nindakaken.
2. PAWESTRI INGKANG SAKIT NGGRAJAG GETIH 12 TAHUN.
Wonten ing waosan kita wanci punika, pancen asmanipun pawestri
punika mboten dipun sebat. Bab punika saged kemawon kelampah,
amargi ing budaya masyarakat Yahudi pancen mboten dipun
anggep penting. Punapa malih kawontenanipun pawestri punika
nembe sakit nggrajag rah, ( salah setunggaling sesakit ing pundi
si penandhang kedah dipun kiwakaken, amargi dipun anggep
najis, dadosa kangge dhirinipun piyambak , makaten ugi kangge
tiyang sanes ). Ing nalika samanten pawestri punika sampun wonten
ing situasi tanpa pangajeng-ajeng. Amargi, pambudidayanipun
sadangunipun 12 tahun punika kanyatan mboten nuwuhaken
kesarasan, malah sadaya barang darbekipun sampun telas kangge
ngudi kesarasanipun. Elokipun, kanyatan punika mboten ndadosaken
pawestri punika pasrah bongkokan , nginggahaken gendera pethak
tandha kawon, lan pasrah lampahing nasib. Pawestri punika
nggadhahi tekad, menawi taksih wonten wewengan kangge berjuang,
pawestri punika tumindak ngudi kesarasan. Lan pancen leres,
nalika Gusti Yesus langkung , ingkang dipun tindakaken pawestri
kalawau mboten matur sora dhateng Gusti Yesus, nyuwun dipun
welasi, ananging pawestri punika mutusaken : “ …angger aku ndemèk
jubahe bae, aku mesthi mari.” Pawestri punika ugi mboten purun
ndamel tindakipun Gusti Yesus kandheg, anggènipun badhe tindak
nyarasaken anakipun Yairus. Sampun tamtu sikapipun pawestri

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |37


punika wonten resikonipun. Amargi menawi wonten tiyang ingkang
mangertos bilih dhirinipun wonten ing satengahing para tiyang
ingkang ndherek tindakipun Gusti Yesus, pawestri kalawau badhe
nampeni akibat saya dipun kiwakaken dening ngakathah. Ananging
pawestri kalawau sampun mboten preduli tumrap akibat punika.
Pasamuwan, kanyatan estu leres, nalika 2 tokoh kasebat ing nginggil,
mboten purun pasrah bongkokan dhateng kawontenan ingkang dipun
adhepi, sanadyan kangge punika 2 tokoh kasebat samekta nampi
akibatipun, ingkang dipun tampeni malah langkung endah katandhing
kaliyan ingkang dipun bayangaken.
➢ YAIRUS : Suwau namung kepengin anakipun estri wilujeng lan
tetep gesang, ( bab kondisi badanipun namung saged tileman ing
papan patileman, mboten dados petangan, sauger tetep taksih
gesang.) Kanyatan Yairus pikantuk nglangkungi ingkang dipun
gambaraken, anakipun saged tangi, lumampah lan nedha,
ngantos sadaya tiyang sami kaéraman.
➢ PAWESTRI : Piyambakipun mboten namung ngraosaken pulih
saking sesakitipun, nanging ugi pulih saking raos “ rendah dhiri “
makaten ugi raos mboten kaanggep dening ngakathah, amargi
wontenipun cap 12 tahun dados tiyang ingkang najis, saha mbekta
kenajisan kangge tiyang sanes.

Kalih tokoh kasebat , dipun akeni punapa mboten mujudaken 2 tokoh


ingkang nggadhahi prabeda dadosa saking sisih politik, menapa dene
status sosial. Ananging Penginjil Markus ndadosaken kisah punika dados
setunggal wonten ing perikop ingkang sami. Bab punika mboten
namung amargi kisah punika dumados ing wekdal ingkang sami, ananging
ugi minangka gambaran bilih semangat kangge berjuang kangge gesang
lan pulih, punika tetep gesang ing sadhengah tiyang, sintena kemawon,
mboten mawang status. Lan nalika semangat ingkang makaten punika
saged dipun gabungaken, nggadhahi daya ageng kangge mulihaken .

38| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


Pasamuwan,
Situasi kita sapunika tamtu sanget bènten kaliyan situasi 77 tahun
kapengker, nalika para pejuang bangsa njagi kamardikan kanthi semboyan
“ Mardika utawa mati “. Ananging bab ingkang sesambetan kaliyan
perjuangan kangge gesang, kangge pulih, lan saged tetep tuwuh, punika
mujudaken perjuangan selaminipun gesang. Langkung-langkung wekdal
sapunika, kita nembé kemawon saged ngraosaken radi longgar amargi
wontenipun pagebluk Covid 19, ingkang estu ndhatengaken karisakan
ing sadhengah panggesangan. Wonten kathah ingkang sampun dipun
tindakaken dening pamarentah, lan ugi kula panjenengan, kangge saged
uwal. Ananging asring bab punika dèrèng dados tumindak ingkang saged
dipun gabungaken. Kamangka menawi sedaya golongan (Pamarentah lan
rakyat) sami-sami nggadhahi semangat kangge pulih , saged lumampah
sesarengan, pemulihan punika badhe saged gampil kelampahan. Malahan
nglangkungi lan tetales gesang sesarengan ingkang endah, minangka
bangsa ingkang maneka warni suku bangsa lan sapiturutipun, mesthi
badhe ndayani bangsa punika tetep nyawiji dados setunggal. Amin.

PANDONGA SYAFAAT

KIDUNG PANUTUP
KPJ 446 : 1,3. “ NALIKA NGAMBAH MARGI KANG SEPI”.

1. Nalika Ngambah Margi Kang Sepi


Giris Uwas Manah Kula
Sampun Nilar Kawula Dhuh Gusti
Mugi Tansah Angamping – Ampingi
Refr .
Mlampah Pyambak Datan Kedugi
Gusti Mugi Anganthi
Mrih Gesang Maedahi
Sesame Wah Mulyakaken Asmane Gusti

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |39


3. Lamun thathit-kilat sesamberan
Peteng ndhedhet lelimengan
Manah kulak ekes tan kantenan
Nanging Gusti paring pitulungan
Reff..
Mlampah Pyambak Datan Kedugi
Gusti Mugi Anganthi
Mrih Gesang Maedahi
Sesame Wah Mulyakaken Asmane Gusti

40| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


Tata Ibadah Minggu I Bulan Kebangsaan

Tema: Hidup Baik Berdasarkan Iman


Minggu, 7 Agustus 2022

PERSIAPAN
- Semua petugas menempatkan dirinya di tempat yang sudah
disediakan
- Umat memasuki ruang ibadah dengan diiringi instrumen musik
- Doa persiapan ibadah
- Bel berbunyi. Umat berdiri. PL mengajak umat berdiri untuk
memasuki peribadahan Minggu I Bulan Kebangsaan.

PANGGILAN BERIBADAH
PL : Marilah kita mempersiapkan diri dihadapan Tuhan, pemberi
kasih dan rahmat. Serta memohon belas kasih-Nya supaya
kita diperkenankan menyelenggarakan ibadah pembukaan
Bulan Kebangsaan saat ini. “Tuhan Sang Pencipta, kami
datang kehadiratMu, dengan penuh syukur dan rahmat.”
U : Segenap hati dan jiwa kami memuliakan namaMu ya Tuhan.
PL : Merasakan dan menikmati anugerah dan karuniaMu atas
hidup kami.
U : Ya Tuhan, Sang sumber berkat, limpahkanlah berkat-berkatMu.
PL+U : Demikianlah kami bersyukur atas kelimpahan berkatMu
yang tidak pernah berkurang, selalu baru setiap hari. Mari
kita menyanyikan PKJ 13 KITA MASUK RUMAHNYA bait 1, 3
Kita masuk rumahNya, berkumpul menyembah kepadaNya.
Kita masuk rumahNya, berkumpul menyembah kepadaNya.
Kita masuk rumahNya, berkumpul menyembah kepada Kristus,
menyembah Kristus Tuhan.
Muliakan namaNya dan angkat tanganmu kepadaNya.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |41


Muliakan namaNya dan angkat tanganmu kepadaNya.
Muliakan namaNya dan angkat tanganmu kepada Kristus,
menyembah Kristus Tuhan.

PROSESI
Selanjutnya PL mengajak umat menyanyikan. Bersama pujian
dilantunkan, petugas pembawa lilin (P1) dan iringan pemimpin ibadah
memasuki ruang ibadah.

VOTUM DAN SALAM (umat berdiri)


P : Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menjadikan
langit dan bumi. Kasih setiaNya untuk selama-lamanya dan
tidak meninggalkan perbuatan tanganNya. Kasih karunia dan
damai sejahtera dari Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus
menyertai saudara.
U : Dan menyertai saudara juga

KATA PEMBUKA (umat duduk)


P : Umat yang dikasihi Tuhan, hari ini kita memasuki minggu I
Bulan Kebangsaan sekaligus juga pelaksanaan Perjamuan
Kudus. Mari kita pakai waktu anugerah Tuhan untuk
mengakui dengan penuh kerendahan hati, atas anugerah
keselamatan dari Tuhan. Kebaikan Tuhan menciptakan dunia
dan seluruh mahkluk hidup. Kita sebagai ciptaanNya patut
bersyukur atas kasih Tuhan untuk bangsa kita Indonesia.

PENGANTAR PENGAKUAN DOSA


PL : Bagaimana hidup kita saat jatuh dalam dosa? Kelam, menderita,
tak berdaya, putus asa, kehilangan pengharapan? Datang kepada
siapakah supaya kita bisa keluar dari itu semua? Hanya datang

42| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


pada Tuhan sajalah maka terang itu kembali kita dapat,
tinggalkan kelam, sambut terangNya yang tak pernah padam.
U : Menyanyikan KJ 27 MESKI TAK LAYAK DIRIKU bait 1
Meski tak layak diriku, tetapi kar'na darahMu
dan kar'na kau memanggilku, 'ku datang, Yesus, padaMu.

PENGAKUAN DOSA
PL : Saya memberi kesempatan pada umat untuk dapat berdoa
secara pribadi. (Instrumen mengalun selama doa pengakuan
dosa, PL memberi kesempatan kepada jemaat untuk berdoa
secara pribadi, untuk kemudian menutup doa pengakuan dosa).
Umat menyanyikan KJ 27 MESKI TAK LAYAK DIRIKU bait 2
Sebagaimana adanya jiwaku sungguh bercela,
darahMulah pembasuhnya; 'ku datang, Tuhan, padaMu.

BERITA ANUGERAH (umat berdiri)


P : Anugerah Tuhan bagi kita hari ini dari Mazmur 103 :1-4
U : Syukur kepada Allah.
P + U : Menyanyikan PKJ 153 Pakailah Seluruh Hidupmu bait 1-2
1. Pakailah seluruh hidupmu
dalam ladang dunia.
Tiap harta dan talentamu
pergunakan bagiNya.
Refrein:
Berkat Tuhan tersedia
bagi orang yang meminta;
Dia tahu yang kaubutuhkan
kini dan selamanya.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |43


2. Sungguh banyak waktu terbuang
untuk hal yang tak perlu.
Tuhan banyak beri peluang
menyalurkan karsamu.

PEMBERITAAN FIRMAN (umat duduk)


a. Doa Epiklese
b. Pembacaan Alkitab 1
L : Membaca Yesaya 1:1, 10-20. Demikianlah sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah
c. Mazmur tanggapan
L : Membaca Mazmur 50: 1-8, 22-23
U : Syukur kepada Allah
d. Pembacaan Alkitab 2
L : Membaca: Ibrani 11: 1-3, 8-16. Demikianlah sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah
e. Pembacaan Injil
P : Membaca: Yohanes 6:24-35. “Yang berbahagia orang yang
mendengarkan sabda Tuhan serta yang tekun melaksanakannya.
Haleluya
U : (menyanyikan: haleluya – Amin 3x)
f. Khotbah
g. Saat teduh
h. Doa syafaat
i. Persembahan pujian

PENGAKUAN IMAN RASULI


Umat menyanyikan KJ 280 AKU PERCAYA
1. Aku percaya Allah yang kekal,
yang oleh Sabda kita kenal:
Bapa Pencipta alam semesta,
yang mengasihi manusia.

44| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


2. Aku percaya Put'ra TunggalNya
yang disalibkan di Golgota,
yang dari kubur bangkit dan menang,
naik ke sorga dalam terang.

3. Aku percaya pada Roh Kudus


yang mendiami kita terus.
Aku percaya G'reja yang esa;
'ku jadi suci di dalamnya

PELAYANAN PERJAMUAN KUDUS


a. Persiapan Hati
Umat menyanyikan PKJ 155 AMBILAH ROTI INI bait 1-2
1. “Ambillah roti ini dan makanlah.
Roti ini adalah tubuhKu.”
Tubuh serta darah Tuhan Yesus diberi
lambang kasih yang tak terperi.
“Ambillah anggur ini dan minumlah,
semua kamu minum dari sini;
minuman ini adalah darahKu,
darah perjanjian, untukmu ditumpahkan.”
Tubuh serta darah Tuhan Yesus diberi,
lambang kasih yang tak terperi.

2. “Ambillah roti ini dan makanlah.


Roti ini adalah tubuhKu.”
Sungguh tak bertara pengorbanan Penebus
Agar manusia ditebus.
“Ambillah anggur ini dan minumlah,
semua kamu minum dari sini;

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |45


minuman ini adalah darahKu,
darah perjanjian, untukmu ditumpahkan.”
Sungguh tak bertara pengorbanan Penebus,
agar manusia ditebus.

b. Pertelaan dan pelaksanaan Perjamuan Kudus


c. Persembahan Perjamuan Kudus
Umat menyanyikan KJ 302 KUB’RI PERSEMBAHAN bait 1-3
1. Kub’ri persembahan pada Tuhanku
sambil puji Yesus, Jurus’lamatku.

2. Dengan sukaria kub’ri padaMu


dan merasa kaya dalam Tuhanku.

3. Mari kawan-kawan, rela hatilah


bawa persembahan; datanglah seg’ra.

PERSEMBAHAN
a. Dasar Persembahan Markus 12:41-44
b. Pengumpulan Persembahan
Umat menyanyikan KJ 337 BETAPA KITA TIDAK BERSYUKUR bait 1-3
1. Betapa kita tidak bersyukur
bertanah air kaya dan subur;
lautnya luas, gunungnya megah,
menghijau padang, bukit dan lembah.
Refrein:
Itu semua berkat karunia Allah
yang Agung, Mahakuasa;
itu semua berkat karunia Allah
yang Agung, Mahakuasa.

46| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


2. Alangkah indah pagi merekah
bermandi cah’ya surya nan cerah,
ditingkah kicau burung tak henti,
bunga pun bangkit harum berseri.

3. Bumi yang hijau, langitnya terang,


berpadu dalam warna cemerlang;
indah jelita, damai dan teduh,
persada kita jaya dan teguh.

c. Doa persembahan diakhiri dengan Doa Bapa Kami

PENGUTUSAN (umat berdiri)


Umat menyanyikan KJ 413 TUHAN PIMPIN ANAKMU bait 1-2
1. Tuhan, pimpin anakMu, agar tidak tersesat.
Akan jauhlah seteru, bila Kau tetap dekat.
Refrein:
Tuhan, pimpin! Arus hidup menderas;
agar jangan ‘ku sesat, pegang tanganku erat.

2. Hanya Dikau sajalah perlindungan yang teguh.


Bila hidup menekan, Kau harapanku penuh.

BERKAT
P : Kini terimalah berkat Tuhan: “Tuhan memberkati engkau dan
melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya
dan memberI engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan
wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.”
U : Amin.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |47


PUJIAN AKHIR IBADAH
NKB 196 ‘KU BEROLEH BERKAT bait 1
1. ‘Ku beroleh berkat yang tak kunjung lenyap,
yang tidak dib’ri dunia;
Di relung hatiku, walau sarat beban,
ada damai sejaht’ra baka.
Refrein:
Yesus yang selalu tinggal serta;
Ia di dalamku, ‘ku dalamNya.
“Aku senantiasa menyertaimu”
Itulah janjiNya kepadaku

48| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


Liturgi Minggu I Wulan Kebangsaan

Jejer: GESANG SAE KADASARAKEN KAPITADOSAN


Minggu, 07 Agustus 2022

PACAWISAN
• Para petugas samekta dhiri ing papan piniji.
• Pasamuwan rawuh lumebet ing pandonga pribadi
• Gegladhen kidung-kidung anyar.
• Pandonga ing Konsistori
• Bel kaungelaken, pasamuwan jumeneng.
• PL ngajak pasamuwan murwakani pangibadah minggu I Wulan
Kebangsaan.

TIMBALAN PANGIBADAH
PL : Sumangga kita sami ngeningaken manah wonten ngarsanipun
Gusti Allah, ingkang sampun maringaken sih rahmat, kalayan
nyuwun sih piwelasipun, supados kita sami pinanggih pantes,
nindakaken pangabekti Wulan Kebangsaan dinten punika.
U : Sawetahing jiwa raga kawula nyrantos Paduka, kadosdene
pasiten ingkang garing ngorong ing toya, kados makaten
pangorong kawula konjuk Paduka.
PL : Mugi kawula kepareng nyawang Paduka wonten ing Pasucen
Paduka,lan ugi pinarengaken nyumurupi panguwaos saha
kamulyan Paduka.
U : Amargi katresnan Paduka nglangkungi aosing gesang kawula,
pramila kawula sami memuji konjuk ing ngarsa Paduka.
PL+U : Makaten dhuh Allah kawula sami badhe tansah memuji,
tetales Asma Paduka, ngulukaken tangan saha manah kawula.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |49


(PL ngajak pasamuwan ngidung KPK BMGJ 9 PAMUHI KONJUK ALLAH
MAAGUNG podo 1. Binarung ungeling kidung, Petugas ingkang
ngasta lilin, saha rombongan pemimpin pangibadah mlebet wonten
ing papan pangibadah).
1. Puji sokur lan panggunggung konjuk mring Hyang Maagung
kang nitahken jagad raya wah langgeng kasetyannya
makluk wrata rinimatan krana sihing Pangeran
jagad tentrem lan raharja lamun manut pangrehnya

VOTUM LAN SALAM (pasamuwan jumeneng)


P : Pitulungan kita punika wonten ing Asmanipun Allah Sang
Rama, Sang Putra saha Sang Roh Suci.
U : Ugi nganthi panjenengan.

PAMBUKA (pasamuwan lenggah)


P : Pasamuwan ingkang dipun tresnani Gusti Allah, dinten punika
kita sami lumebet minggu I Wulan Kebangsaan ugi kita badhe
nampi Sakramen Bujono. Sumangga kita sami ngagem wekdal
punika minangka peparingipun Gusti kanthi andhap asor ngakeni
bilih sedayanipun naming saking katresnanipun Allah. Sumangga
kita sami dados seksinipun Allah wonten satengahing bangsa
Indonesia ingkang kebak ing sih kadarman Gusti Allah. Sumangga
kita sami ngidungaken KPK BMGJ 23 TANSAH SAOS SOKUR
MRING ALLAH podo 1-2
1. Kula ngaturken sembah bekti de Gusti tansah mberkahi,
sadinten-dinten nambut kardi kanthi temen lan taberi,
abot entheng datan nggresula leladi kang trusing driya,
wohe rejeki sing Maluhur tinampi lan puji sokur.

50| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


2. Kula memuji datan kendhat mring sihe Allah murbeng rat,
wanci enjing surya sumunar mulyaning alam ginelar,
tetuwuhan mawarni-warni wah kewan ngebaki bumi,
sing tilem ngaso kula tangi nindakken karsaning Gusti.

PANGAKENING DOSA
PL : Sumangga kita sami lumebet wonten ing pandonga piyambak-
piyambak. (Instrumen musik taksih kaungelaken, saksampunipun
donga piyambak-piyambak, PL nutup pandonga pangakening
dosa)
U : Ngidungaken KPK BMGJ 53 ANENG NGARSANE GUSTI podo
1-3 kanthi gentosan S (sedaya), W (Wanita), P (Pria).
S : Aneng ngarsane Gusti binuka isining kalbu,
sanyata najis uripku aneng ngarsane Gusti

W : Aneng ngarsane Gusti, katon cetha kluputanku,


mung kebak lamis uripku, aneng ngarsane Gusti.

P : Aneng ngarsane Gusti, kasaosken ringkih semplah,


reribed lan nyawa lungkrah, aneng ngarsane Gusti

PAWARTOS SIH RAHMAT (pasamuwan Jumeneng)


P : Pangandikanipun Gusti Allah saking Mazmur 103 :1-4
U : Puji sokur konjuk Allah.

KPK BMGJ 161 TYANG KANG PRACAYA podo 1, 3


1. Tyang kang pracaya tetep waluya yen nunggil Sang Pamarta
lir pang datan alum lamun tetep ing wit ira

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |51


Reff:
tyang kang tansah manut rehing Gusti mung kabegjan kang
pinanggya
binerkahan rinten lan ratri rineksa astanya.

3. Tyang kang pracaya badhe sampuma karana Sang Pamarta,


lir pang kang kathah wohira mung karana witnya,

Reff:

PELADOSAN SABDA (pasamuwan lenggah)


a. Pandonga pacawisan nampeni Sabda.
b. Maos Kitab Suci 1
L : Maos Yesaya 1:1, 10-20. Makaten sabdanipun Allah.
U : Puji sokur konjuk Allah.
c. Mazmur tanggapan.
L : Maos : Mazmur 50: 1-8, 22-23
d. Maos Kitab Suci 2
L : Maos Ibrani 11: 1-3, 8-16. Makaten sabdanipun Allah.
U : Puji sokur konjuk Allah.
e. Pamaosing Injil
P : Maos Yohanes 6:24-35. Ingkang rahayu inggih punika sedaya
tiyang ingkang mirengaken sabdanipun Gusti, saha telatos
nindakaken. Halelluya.
U : ( Ngidungaken : haleluya- Amin 3 X )
f. Khotbah.
g. Mangsa tidhem
h. Pisungsung pepujian

PANGAKENING IMAN RASULI

52| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


PELADOSAN SAKRAMEN BUJONO
a. Pacawisan
Pasamuwan ngrepekaken KPK BMGJ 201 “TIMBALAN NDHEREK
ING BUJANA“ podo 1
1. Gusti nimbali kula samya ndherek ing sakramen bujana
Nggih tetunggilan klayan Gusti sarta nyawiji lan sesami
Sih sinihan binabar nyata silih leladi den tindakna,
Nging kula asring tan lampah tresna adhuh Gusti nyuwun
pangaksama.

b. Pratelan
c. Pisungsung bujono suci
Pasamuwan ngrepekaken KPK BMGJ 181 SAOSAN SOKUR podo 1-3

1. Kula ananem wiji taberi ngrimati


nging tuwuh miwah suburnya Allah kang mberkahi
Pangeran paring jawah lan sunaring surya
wah saliring wohira nggih berkahing Rama

Reff :
Sumangga misungsung kanthi trusing manah
sadhengah barang darbe kita konjuk mring Allah.

2. Kula sengkut makarya ing saliring kardi


wit iku dados marginya berkah saking Gusti
sawarnining pakaryan tan ana kang nistha
asil gedhe cilaka mesthi murakabi.
Reff :

PANDONGA SYAFAAT & RAMA KAWULA

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |53


PISUNGSUNG (dipun pimpin dening: PL)
a. Tetales pisungsung: Markus 12:41-44
b. Pamupuning pisungsung
Pasamuwan ngrepekaken KPK BMGJ 180 NGATURAKEN
PISUNGSUNG podo 1-3

1. Pisungsung konjuk mring Gusti tan mung sapra sedasan


berkahnya rina lan wengi datan kenging ingetang
sawernaning kang pangaji konjuk ngarsaning Pangeran

2. Nulad randha miskin nyata nging loma pisungsungnya


sadaya kang den darbeki den saosken mring Gusti,
sawetahing gesang kula konjuk Allah Kang Makwasa.

3. Pisungsung kang trus ing ati karenan ngarseng Gusti,


kamirahannya ndhawuhi tyang ajrih asih yekti,
kanthi setya kula tansah lelados bekti mring Allah

c. Pandonga pisungsung

PANGUTUSAN (pasamuwan jumeneng)


Umat ngidungaken KPJ 72 GUSTI KAWULA INGKANG BINERKAHAN
podo 1, 4

1. Gusti kawula ingkang binerkahan;


seda Paduka sung kawilujengan.
Kawula nglari nadyan klayan sisah,
dadosa margi mring resik ing manah.

Reff: Resik pethak ngungkuli salju,


manah resik pethak ngungkuli salju

54| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


4. Samangké sèstu pitados kawula,
tan badhé kemba mituhu Paduka.
Lubèring kamirahan kebak berkah,
mbangun jiwa miwah resiking manah.

BERKAH
P : Nampenana berkahipun Gusti: Pangeran Yehuwah maringi
berkah dhateng panjenengan lan ngayomi panjenengan;
Pangeran Yehuwah nyunaraken cahyaning wadananipun
dhateng panjenengan lan maringi sihrahmat; Pangeran Yehuwah
nungkulaken wadananipun dhateng panjenengan lan maringi
tentrem rahayu. Amin.
U : Haleluya 5 x, amin.

KIDUNG PUNGKASANING PANGIBADAH


KPK BMGJ 314 PASAMUWAN KANG NYAWIJI pada 1
Pasamuwan kang nyawiji netepi sabdaning Gusti
dadya paseksi sanyata Yesus yeku Sang Pamarta
sih rahmating Allah tumrah mring gung manungsa,
sumrambah saliring tyang kang pracaya, basuki gesangira.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |55


Tata Ibadah Minggu II Bulan Kebangsaan

Tema: BERBUATLAH SEPERTI KEHENDAK ALLAH


Minggu, 14 Agustus 2022

PERSIAPAN IBADAH
- Semua petugas menempatkan dirinya di tempat yang sudah
disediakan
- Umat memasuki ruang ibadah dengan diiringi instrumen
- Doa persiapan ibadah
- Bel berbunyi. Umat berdiri. PL mengajak umat berdiri untuk
memasuki peribadatan Minggu II Bulan Kebangsaaan

PANGGILAN BERIBADAH
Umat menyanyikan PKJ 8 Bukalah Gapura Indah bait 1-2
Bukalah gapura indah aku masuk rumahMu,
agar aku bahagia, jiwaku tenang teduh
dan kupandang wajahMu dalam cah'ya mulia.

KepadaMu aku datang: o, Tuhanku datanglah!


Di tempat Engkau berada, sorga pun di situlah.
Masuklah di hatiku, jadikanlah rumahMu!

VOTUM & SALAM (umat berdiri)


P : Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang
menciptakan langit dan bumi
U : Amin.
P : Kasih karunia dan damai sejahtera dan Allah Bapa, dan Tuhan
Yesus Kristus ada pada saudara sekalian,
U : dan pada saudara juga.

56| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


KATA PEMBUKA (umat duduk)
PL : Disaat melakukan banyak hal dalam hidup ini, terkadang lupa
bahwa seharusnya kita melakukan apa yang Tuhan kehendaki.
Bukan apa yang kita pribadi kehendaki. Memang tidak mudah,
namun butuh perjuangan dan komitmen yang kuat. Inilah
bagian kita untuk terus melakukan yang Tuhan kehendaki.
U : Menyanyikan lagu KJ 415 GEMBALA BAIK BERSULING NAN
MERDU bait 1, 3

1. Gembala baik, bersuling nan merdu, membimbing aku pada


air tenang dan membaringkan aku berteduh di padang rumput
hijau berkenan.
Reff:
O, Gembala itu Tuhanku, membuat aku tent'ram hening.
Mengalir dalam sungai kasihku kuasa damai cerlang, bening

3. Di jalan maut kelam sekalipun 'ku tidak takut pada seteru,


sebab Gembala adalah Teman dan Jurus'lamat bagi diriku.

PENGAKUAN DOSA
PL : Banyak keinginan kita yang tidak berkenan dihadapan Tuhan.
Kadang tidak taat cenderung melawan dan keras kepala
karena ego yang tidak terkendali. Ampuni kami ya Tuhan.
U : Menyanyikan lagu KJ 157 INSAN, TANGISI DOSAMU bait 1
1. Insan, tangisi dosamu! Ingatlah, Kristus menempuh jalan
penuh sengsara dan bagai hamba terendah Ia kosongkan diriNya
menjadi Perantara. Yang mati dihidupkanNya, yang sakit
disembuhkanNya,
yang hilang Ia cari, berkurban diri akhirnya, memikul dosa
dunia diatas kayu salib

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |57


PL : Merasa bisa melakukan semua hal dengan kekuatan sendiri,
menjauh dari Tuhan. Tidak percaya atas rancanganNya yang
menuntut kita berjalan pada terangNya.
U : Menyanyikan lagu KJ 157 INSAN, TANGISI DOSAMU bait 2

2. Syukur, pujian dan sembah kepada Dia angkatlah yang mati


bagi kita.
Ikutlah Dia yang menang, pikullah salib dan beban dengan
bersukacita!
KasihNya perkenankanlah dan dalam kuasa namaNya
kalahkanlah yang jahat.
Ingat darahNya yang kudus, yang bagi Allah, Bapamu, berharga
tinggi amat!

BERITA ANUGERAH (umat berdiri)


P : Terimalah berita anugerah dari Yesaya 55:8
U : Syukur kepada Tuhan.
Umat menyanyikan NKB 104 APINYA BERKOBAR DALAM
HATIKU bait 2 & 4
2. ApiNya berkobar dalam hatiku,
gembira hatiku selamanya.
‘Ku bersaksi berseru: ”Yesus Jurus’lamatku”
kar’na ‘ku berpegang pada janjiNya.
Reff :
ApiNya terang, jiwaku senang,
muliakanlah Tuhanku;
Haleluya bergemar, Yesus Raja yang benar,
apiNya berkobar dalam hatiku

58| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


4. ApiNya berkobar dalam hatiku,
dinyalakan iman, harapanku.
‘Ku bersaksi bagiNya, muliakan namaNya,
agar nyata kasih Kristus, Tuhanku.

PELAYANAN FIRMAN (umat duduk)


a. Doa Epiklese
b. Pembacaan Alkitab 1
L : Membaca Yesaya 5:1-7 Demikianlah sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah
c. Mazmur tanggapan
L : Membaca Mazmur 80:2-3, 9-20
U : Syukur kepada Allah
d. Pembacaan Alkitab 2
L : Membaca Ibrani 11:29-12:2 Demikianlah sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah
e. Pembacaan Injil
P : Membaca Lukas 12:49-56. “Yang berbahagia orang yang
mendengarkan sabda Tuhan serta yang tekun
melaksanakannya. Haleluya
U : (menyanyikan: haleluya – Amin 3x)
g. Khotbah
h. Saat teduh
i. Persembahan Pujian

PENGAKUAN IMAN RASULI

DOA SYAFAAT & BAPA KAMI

PERSEMBAHAN
a. Pembacaan dasar Persembahan Mazmur 107:21-22
b. Pengumpulan Persembahan

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |59


c. Umat menyanyikan PKJ 265 BUKAN KAR’NA UPAHMU bait 1-2
1. Bukan kar’na upahmu dan bukan kar’na kebaikan hidupmu
Bukan persembahanmu dan bukan pula hasil perjuanganmu
Allah mengampuni kesalahan umat-Nya
Oleh kar’na kemurahan-Nya
Melalui pengorbanan Put’ra Tunggal-Nya
Ditebus-Nya dosa manusia
Refr :
Bersyukur, hai bersyukur, kemurahan-Nya pujilah
Bersyukur, hai bersyukur, selamanya

2. Janganlah kau bermegah dan jangan pula meninggikan dirimu


Baiklah s’lalu merendah dan hidup dalam kemurahan kasih-Nya
Keangkuhan tiada berkenan kepada-Nya
Orang sombong direndahkan-Nya
Yang lemah dan hina dikasihi-Nya penuh
Yang rendah kan ditinggikan-Nya

c. Doa persembahan dan Doa Bapa Kami

PENGUTUSAN (Umat berdiri)


Umat menyanyikan KJ 63 Tuhan, KaryaMu Sungguh Besar bait 1-2
Tuhan, karyaMu sungguh besar, ya Khalik semesta:
bintang dan bulan, surya terang, gunung,
lembah yang tinggi-rendah, laut yang dalam,
sungai kecil ciptaan firmanMu.

Tuhan, curahkanlah kasihMu, lindungi umatMu.


Biarlah RohMu tinggal serta dan memb’ri
kami hidup kekal. Tuhan, dengarlah
doa syukur, pujian padaMu

60| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


BERKAT (umat berdiri)
P : Arahkanlah hatimu kepada Tuhan
U : Kami mengarahkan hati kepada Tuhan
P : Jadilah saksi Kristus
U : Syukur kepada Allah
P : Terpujilah Tuhan
U : Kini dan selamanya
P : Terimalah berkat Tuhan: “Tuhan memberkati engkau dan
melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-
Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan
wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
Amin
U : (menyanyikan: Heleluya 5X, Amin 3X)

PUJIAN AKHIR IBADAH


Umat menyanyikan KJ 370 ‘KU MAU BERJALAN DENGAN JURUS’LAMATKU
bait 1
‘Ku mau berjalan dengan Jurus’lamatku
di lembah berbunga dan berair sejuk.
Ya, kemana juga aku mau mengikutNya
sampai aku tiba di neg’ri baka.
Refrein:
Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus:
‘ku tetap mendengar dan mengikutNya.
Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus;
ya, ke mana juga ‘ku mengikutNya!

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |61


Liturgi Minggu II Wulan Kebangsaan

Jejer: ”AWOH KADOS KERSANIPUN GUSTI ALLAH“


Minggu, 14 Agustus 2022

PACAWISAN
• Para petugas samekta dhiri ing papan piniji.
• Pasamuwan rawuh lumebet ing pandonga pribadi
• Gegladhen kidung-kidung anyar.
• Pandonga ing Konsistori
• Bel kaungelaken, pasamuwan jumeneng.
• PL ngajak pasamuwan murwakani pangibadah minggu II Wulan
Kebangsaan.

TIMBALAN PANGIBADAH
Pasamuwan ngrepekaken KPK BMGJ 8 ALLAH MAASIH podo 1-2
1. Allah Maasih asung putranya Allah Ma asih mring manungsa.
Reff :
mila kula ngidung Allah Ma asih Allah Ma asih mring manungsa.

2. Gusti ingutus dadya pamarta, Gusti ingutus nebus kula.


Reff :

VOTUM & SALAM (umat jumeneng)


P : Pitulungan kita punika wonten ing asmanipun Allah ingkang
nitahaken langit kaliyan bumi.
U : Amin
P : Sih rahmat lan tentrem rahayu saking Allah Rama kita lan
saking Gusti Yesus Kristus, wontena ing panjenengan sadaya.
U : Wontena ing panjenengan ugi.

62| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


PAMBUKA (umat lenggah)
PL : Sakpunika kita sedaya sami sinau sesarengan kadospundi saged
mangertosi sedaya rancanganipun Gusti Allah ingkang kadang
kala mboten sami kaliyan sedaya pangajeng kita. Lajeng,
kadospundi kita saged nampi sedaya karsanipun Gusti Allah?
Kadospundi kita saged pitados nalika taksih mangu-mangu
tumrap sedaya rancanganipun Gusti Allah ingkang kaleksanan
wonten ing wekdal endah? Menawi kita wantun ngakeni,
kadangkala kita ngantos pasrah lan sumeleh. Ing pungkasan
kita lajeng wangsul malih datheng Gusti Allah, pitados lan gadhah
pangajeng-ajeng lan ngandelkaken Gusti Allah.
U : Ngrepekaken KPK BMGJ 27 ASMANE GUSTI KULA podo 1-2
1. Neng kasa ngumandhang asma sajuga
Kang anepangaken jagad lan swarga
datan wonten asma kados punika
kang kwasa nyirnakken pangrehing dosa
napa sami dereng wanuh
yeku Gusti Yesus Kristus asmane.

2. Wus pantes asmane lan pakaryane,


rawuhe ing donya wit gunging sihe,
nebus tiyang dosa, sinalib seda,
gya wungu nyawisken swarga mring kula,
napa sami dereng wanuh,
yeku Gusti Yesus Kristus asmane.

PANGAKENING DOSA
PL : Kathah pepinginan kita ingkang mboten mranani wonten
ngarsanipun Gusti Allah. Kadangkala kita sami mboten taat,
malah nglawan lan ugi tambeng amargi ego ingkang mboten
saged dipun kendalikan. Nyuwun pangapunten duh Gusti.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |63


U : Ngrepekaken KPK BMGJ 53 ANENG NGARSANE GUSTI podo 1
1. Aneng ngarsane Gusti
binuka isining kalbu,
sanyata najis uripku
aneng ngarsane Gusti.

PL : Kita rumaos saged nglampahi sedaya prekawis gesang


ngandelaken kekiyatan piyambak ugi tebih saking Gusti Allah.
Kita nate mboten pitados kaliyan sedaya rancanganipun Gusti
Allah ingkang saged nganthi sedaya lampah kita datheng
kamulyanipun Gusti Allah.
U : Ngrepekaken KPK BMGJ 53 ANENG NGARSANE GUSTI podo 2
2. Aneng ngarsane Gusti,
katon cetha kluputanku,
mung kebak lamis uripku,
aneng ngarsane Gusti.

PAWARTOS SIH RAHMAT(umat jumeneng)


P : Tampenana pawartos Sih Rahmat Yesaya 55:8 Makaten sabda
sih rahmat saking Allah.
U : Puji sokur konjuk Allah.
Ngrepekaken KPK BMGJ 79 PRACAYA LAN PASRAHA podo 1, 3
1. Pracaya lan pasraha mring Allah Makwasa,
Gunging prihatinira ginantosan begja,
yekti pilihing margi Pangeran mberkahi,
lan sira kaeraman wit gunging kadarman.

3. Sapa bisa njajagi mring karsaning Gusti,


sira tan darbe kwasa nata umurira,
mung tansah mbudidaya sinartan ndedonga,
sumendhe mring Pangeran wah ngambah pepadhang.

64| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


PELADOSAN SABDA (pasamuwan lenggah)
a. Pandonga pacawisan nampeni Sabda.
b. Maos Kitab Suci 1
L : Maos Yesaya 5:1-7. Makaten sabdanipun Allah.
U : Puji sokur konjuk Allah.
c. Mazmur tanggapan.
L : Maos Jabur 80:2-3, 9-20
d. Maos Kitab Suci 2
L : Maos Ibrani 11:29-12:2. Makaten sabdanipun Allah.
U : Puji sokur konjuk Allah.
e. Pamaosing Injil
P : Maos Lukas 12:49-56. Ingkang rahayu inggih punika sedaya
tiyang ingkang mirengaken sabdanipun Gusti, saha telatos
nindakaken. Halelluya.
U : ( Ngidungaken : haleluya- Amin 3 X )
f. Khotbah.
g. Mangsa tidhem
h. Pisungsung pepujian

PANGAKENING IMAN RASULI (pasamuwan jumeneng)

PANDONGA SYAFAAT & RAMA KAWULA (pasamuwan lenggah)

PISUNGSUNG (Dipun pimpin dening PL)


a. Tetales pisungsung: Mazmur 107: 21-22
b. Pamupuning pisungsung
KPK BMGJ 187 PISUNGSUNG JIWA RAGA podo 1-4
1. Jiwa raga kawula konjuk mring Sang Pamarta
mugi dados lantaran kamulyaning Pangeran kamulyaning Pangeran

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |65


2. Tangan suku kawula nindakken pakaryannya,
mrih sesami basuki nampeni sihing Gusti, nampeni sihing Gusti

3. Dalah kedaling ilat nggih ngundhangken sih rahmat,


temah asmaning Gusti datan kendhat pinuji, datan kendhat pinuji

4. Bandha lan kasugihan, wegdal wah kasagedan,


nggih gesang sawetahnya dadya pisungsung nyata, dadya
pisungsung nyata

c. Pandongan pisungsung

PANGUTUSAN (pasamuwan jumeneng)


Ngerpekaken KPK BMGJ 143 MUNG TANSAH PASRAH MRING GUSTI
podo 1-2
1. Aku tan nate mangerti kapan begja cilaka
mung tansah pasrah mring Gusti yeku Pamarta setya
manteb pracaya ing ati manut reh lan sabdaNya
tinuntun dumugeng swargi ing kasampurnan nyata.

2. Aku asring tan mangerti karseng Allah Makwasa,


donga panyuwuning ati tan kajurungan nulya,
nging yektine Gusti nganthi astanya tansah ngreksa,
wit panuntuning Roh Suci kasoran rehing dosa.

BERKAH
P : Ngenerna manah konjuking Allah.
U : Kawula eneraken manah konjuk Allah.
P : Dadosa seksinipun Sang Kristus.
U : Sokur konjuk ing Allah
P : Pinujia Allah
U : Sapunika dumugi selaminipun.

66| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


P : Nampenana berkahing Allah: Pangeran Yehuwah maringi berkah
dhateng panjenengan lan ngayomi panjenengan; Pangeran
Yehuwah nyunaraken cahyaning wadananipun dhateng
panjenengan lan maringi sih-rahmat; Pangeran Yehuwah
nungkulaken wadananipun dhateng panjenengan lan maringi
tentrem rahayu. Amin.
U : Haleluya 5 x, amin.

KIDUNG PANUTUP
KPK BMGJ 344 SIH RAHMAT
Mugi sih rahmate Gusti
lan sihe Allah Sang Rama
wah panunggile Roh Suci
tumrah ing kawula
Amin

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |67


Tata Ibadah HUT Kemerdekaan Ke-77 Republik Indonesia

TEMA: Merdeka Yang Memulihkan


Rabu, 17 Agustus 2022

PERSIAPAN
- Semua petugas menempatkan dirinya di tempat yang sudah
disediakan
- Jamaat memasuki ruang ibadah dengan diiringi instrumen lagu-
lagu perjuangan/nasional
- Doa persiapan ibadah
- Bel berbunyi. Umat berdiri.
- Umat menyanyikan Haleluya (pembawa bendera merah putih,
angka 77 menunjukkan kemerdekaan Indonesia, lilin warna merah
yang sudah nyala, majelis dan pemimpin ibadah memasuki ruang
ibadah melalui pintu utama).
Bermacam-macam kita hadir disini tetapi kita satu
Di dalam Tuhan tidak ada yang putih, tidak ada yang hitam
Kita bersaudara di dalam Dia karena percaya
Yesus Tuhan ! Yesus Raja ! Mahakuasa
Hale….luya….Hale…luya…
Di dalam Dia sgala suku bangsa kan bersatu
Di dalam Dia sgala suku bangsa kan bertelut
Bersama Dia membangun dunia yang percaya
Yesus Tuhan ! Yesus Raja ! Mahakuasa

(Sementara umat memuji, Majelis memberikan Alkitab kepada pemimpin


ibadah, dan semua pelayan menuju tempat masing-masing, demikian
pula pembawa bendera dan angka 77 meletakkannya ditempat yang
sudah disediakan).

68| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


VOTUM & SALAM (umat berdiri)
P : Kemerdekaan Indonesia diberikan Allah kepada kita melalui
para pejuang dengan semangat juang dan kerelaan
pengorbanannya. Bersama kita masuk dalam ibadah
memperingati kemerdekaan Indonesia dengan mengakui
bahwa “Pertolongan kita adalah di dalam nama Tuhan yang
menciptakan langit dan bumi. Kasih karunia dan damai
sejahtera dari Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus turun
atas saudara (kita) sekalian. Amin”
U : Menyanyikan lagu “INDONESIA RAYA” oleh WR. Supratman
Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku, hiduplah negriku


bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya Merdeka Merdeka


Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Indonesia Raya Merdeka Merdeka


Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |69


KATA PEMBUKA (umat duduk)
PL : Indonesia adalah mahakarya sang Ilahi, dicintai dan selalu
diberkati. Tidak pernah berhenti untuk mempercantik diri.
Usia bertambah, semangat semakin kuat untuk berbenah. Tidak
ingin terus berjalan ditempat, terus melangkah bertekad
bulat.banyak berkat yang tercurah, menjadikan Indonesia
tampil gagah. Meski kadang musibah dan bencana hadir tapi
iman tidak goyah tetap tegak berdiri. Terimakasih Sang Ilahi
empunya negeri ini. Kasih dan cintaMu pada negeri kami tidak
tertandingi. Bahkan sampai 77 tahun ini kasih Tuhan begitu abadi.

U : Menyanyikan KJ 336 INDONESIA NEGARAKU bait 1-2


1. Indonesia, negaraku,
Tuhan yang memb’rikannya;
kuserahkan di doaku
pada Yang Mahaesa.

2. Bangsa, rakyat Indonesia,


Tuhanlah pelindungnya;
dalam duka serta suka
Tuhan yang dipandangnya.

REFLEKSI
PL : Kematian Kristus adalah bentuk nyata cintaNya kepada umat
yang berdosa. DarahNya yang tercurah dan tubuhNya
dikorbankan sebagai korban yang sempurna. Seperti dalam
Galatia 5:1 mengatakan ”Supaya kita sungguh-sungguh
merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah
teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” Marilah
bersama-sama kita boleh mengenang kembali pengorbanan
para pahlawan bangsa, karena cintanya mereka mau berkorban
untuk kemerdekaan Indonesia.

70| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


U : Menyanyikan “GUGUR BUNGA” oleh Ismail Marzuki

Betapa hatiku takkan pilu, telah gugur pahlawanku


Betapa hatiku takkan sedih, hamba ditinggal sendiri

Siapakah kini plipur lara, nan setia dan perwira


Siapakah kini pahlawan hati, pembela bangsa sejati

Reff :
Telah gugur pahlawanku, tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh sribu, tanah air jaya sakti

Gugur bungaku di taman hati, di hari baan pertiwi


Harum semerbak menambahkan sari, tanah air jaya sakti

BERITA ANUGERAH (umat berdiri)


P : Betapa Allah mengasihi kita karena melalui anakNya kita
benar-benar dimerdekakan. Allah memberi pengampunan
kepada setiap orang yang datang mengakui kesalahannya.
Jika kita sudah dimerdekakan baiklah hidup kita seperti orang
merdeka yang telah pulih dari setiap belenggu. Jika bangsa ini
sudah merdeka 77 tahun lamanya harusnya kehidupannya
sudah mencerminkan bangsa yang telah dipulihkan. Pemulihan
dari Tuhan adalah kemerdekaan yang sebenarnya.
U : Menyanyikan HARI MERDEKA oleh : Husein Mutahar

Tujuh belas agustus tahun empat lima,


Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa,
hari lahirnya bangsa Indonesia, Merdeka

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |71


Sekali merdeka tetap merdeka,
selama hayat masih di kandung badan
Kita tetap setia tetap setia, mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap setia, membela negara kita

PELAYANAN FIRMAN (umat duduk)


a. Doa Epiklese
b. Pembacaan Alkitab 1
L : Membaca Yesaya 27: 1-13. Demikianlah sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah
c. Mazmur tanggapan
L : Membaca Mazmur 74
U : Syukur kepada Allah
d. Pembacaan Injil
P : Membaca Lukas 19:45-48. “Yang berbahagia orang yang
mendengarkan sabda Tuhan serta yang tekun melaksanakannya.
Haleluya
U : (menyanyikan: haleluya – Amin 3x)
e. Khotbah
f. Saat teduh
g. Persembahan Pujian

PENGAKUAN IMAN RASULI (umat berdiri)


Umat menyanyikan KJ 280 AKU PERCAYA bait 1-3
1. Aku percaya Allah yang kekal, yang oleh Sabda kita kenal:
Bapa Pencipta alam semesta, yang mengasihi manusia.

2. Aku percaya Put'ra TunggalNya yang disalibkan di Golgota,


yang dari kubur bangkit dan menang, naik ke sorga dalam terang.

3. Aku percaya pada Roh Kudus yang mendiami kita terus.


Aku percaya G'reja yang esa; 'ku jadi suci di dalamnya

72| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


DOA SYAFAAT & BAPA KAMI (umat duduk) (dipimpin oleh: PL)

PERSEMBAHAN (dipimpin: PL)


a. Pembacaan Dasar Persembahan Maleakhi 3:10
b. Pengumpulan Persembahan
Umat menyanyikan KJ 337 BETAPA KITA TIDAK BERSYUKUR bait 1-3
1. Betapa kita tidak bersyukur bertanah air kaya dan subur
Lautnya luas gunungnya megah menghijau padang, bukit dan
lembah
Refr:
Itu semua berkat karunia Allah yang Agung, Mahakuasa 2X

2. Alangkah indah pagi mereka bermandi cahya surya nan cerah


Ditingkah kicau burung tak henti, bunga pun bangkit harum berseri
Refr:
Itu semua berkat karunia Allah yang Agung, Mahakuasa 2X

3. Bumi yang hijau, langitnya terang, berpadu dalam warna


cemerlang
Indah jelita, damai dan teduh, persada kita jaya dan teguh
Refr:
Itu semua berkat karunia Allah yang Agung, Mahakusa 2X

c. Doa persembahan dan Doa Bapa Kami (dinyanyikan)

PENGUTUSAN
P : Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita
U : kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya
P : Supaya jalan-Mu dikenal di bumi

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |73


U : dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa
P : Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu ya Allah
U : Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai
P : Sebab engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil
U : dan menuntun bangsa-bangsa di atas bumi
P : Tanah telah memberi hasilnya
U : Allah kita memberkati kita
P+U : Menyanyikan lagu PKJ 282 Tuhan Tolonglah Bangunkan
Iman bait 1,3

Tuhan, tolonglah, bangunkan iman;


pulihkanlah kasih yang remuk.
Ubahlah hatiku, jamahlah diriku
biar di tanganMu berbentuk.
Tuhan, tolonglah bangunkan iman;
pulihkanlah kasih yang remuk.
Harta dan karya, takhta dan nama
kusembahkan bagi namaMu.
T’rimalah, ya Tuhan, baktiku bagiMu
dan berkati akta imanku.
Harta dan karya, takhta dan nama
kusembahkan bagi namaMu.

BERKAT
P : Tuhan memberkati saudara dan melindungi saudara. Tuhan
menyinari saudara dengan wajah-Nya dan memberi saudara
kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepada saudara
dan memberi saudara damai sejahtera. Amin.
U : (menyanyikan: Heleluya 5X, Amin 3X)

74| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


PUJIAN PENUTUP
Umat menyanyikan PKJ 282 Tuhan Tolonglah Bangunkan Iman bait 5
Kasihku, Tuhan, baktiku, Tuhan,
tak setara kemurahanMu.
Tetapi rahmatMu tak hitung jasaku,
sangatlah besar dan mulia.
Kasihku, Tuhan, baktiku, Tuhan,
tak setara kemurahanMu.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |75


Liturgi HUT 77 Kamardikan Republik Indonesia

Jejer: ”Kamardikan Ingkang Mulihaken“


Rabu , 17 Agustus 2022

PACAWISAN
• Para petugas samekta dhiri ing papan piniji.
• Pasamuwan rawuh lumebet ing pandonga pribadi
• Gegladhen kidung-kidung anyar.
• Pandonga ing Konsistori
• Bel kaungelaken, pasamuwan jumeneng lan ngidungaken KPJ 358
GUSTI BADHE KULA PUJI bait 1-2
1. Gusti badhe kula puji ingkang kanthi eklas ing manah,
wonten ngaheng ing pra ageng ngungelaken pujining Allah.
Kawula badhe asujud, ngucap sokur dhumateng Gusti;
dene kadarman Paduka lan kasetyan tan ewah gingsir
2. Para rajanipun bumi badhe muji asma Paduka
sasampuning sami nampi pangandika lesaning Gusti
Sami memuji lan matur sagung sokur dhumateng Allah;
sami ngidungken pangrehnya, wit tetela kaluhurannya.
• Pemimpin ibadah saha para petugas ingkang ngastha bendera,
angka 77, lilin abrit ingkang sampun murup lumebet wonten greja
saking lawang utami.

VOTUM & SALAM (umat berdiri)


P : Kamardikan Indonesia punika peparinganipun Allah saking
para pejuang ingkang gadhah semangat juang ugi pangurbanan
ageng. Sumangga kita sami lumebet wonten ing pangibadah
mengeti kamardikan Indonesia kanthi pengaken “Pitulungan
kita punika wonten ing Asmanipun Allah Sang Rama, Sang Putra

76| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


saha Sang Roh Suci. Sih rahmat lan tentrem rahayu saking Allah
Rama kita lan saking Gusti Yesus Kristus, wontena ing
panjenengan sadaya. Amin”
U : Ngidungaken lagu “INDONESIA RAYA” saking WR. Supratman
Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku, hiduplah negriku


bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya Merdeka Merdeka


Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Indonesia Raya Merdeka Merdeka


Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

PAMBUKA
P : Nagri Indonesia punika ciptaan sang maha Agung ingkang
tansah nresnani ugi mberkahi. Salah satunggalipun nagri ingkang
mboten nate mandheg ndandhosi diri. Yuswa sampun tambah,
gregretipun langkung kiyat kagem bebenah. Mboten badhe
mandeg terah mlampah gadhah tekat ingkang utuh. Ugi kathah
berkah ingkang lumuber ndadosaken nagri Indonesia bakoh

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |77


ugi rosa. Kadangkala wonten musibah ananging kapitadosan
mboten semplah tansah kekeh. Maturnuwun sanget dhuh Gusti,
katresnan paduka mboten wonten katandingan. Ngantos 77
taun katresnan paduka tansah abadi.
U : ngidungaken KPJ 359 INDONESIA NAGRI ADI bait 1-3
1. Indonesia nagri adi, sestu kula tresnani; tanah wutahrah tanah
pusaka, paring Allah Rama, wus tamtu tansah kula labuhi klayan
eklas ing ati.
2. Indonesia nagri adi, gemah ripah loh jinawi, warni warni
kewan, tetaneman, ulam langen lelumban, nedya kula jagi
mrih lestari; niku paringing Gusti
3. Indonesia nagari adi, ewon pulo nyawiji, beda beda suku wah
agama, ras lan golonganira. Tansah kula sesuwun mring Gusti,
mrih bangsa wetah lestari.

REFLEKSI
PL : Sedanipun Gusti Yesus punika bukti nyata katresnanipun
dumatheng manungsa ingkang dosa. Rahipun ugi sariranipun
Gusti Allah sampun dados pangurbanan ingkang sampurna.
Seperti dalam Galatia 5:1 “Supaya kita mardika temenan, Sang
Kristus wus mardikakake kita. Awit saka iku ngadega kang
jejeg lan aja gelem maneh dikalungi pasangan pangawulan”.
Sumangga kita sami ngengeti malih sedaya pangurbanan para
pahlawan, amargi katresnanipun ingkang ageng kersa ngurbanaken
sedaya jiwa raga kagem negri kita Indonesia.
KPJ 358 GUSTI BADHE KULA PUJI
1. Gusti badhe kula puji ingkang kanthi eklas ing manah, wonten
ngaheng ing pra ageng ngungelaken pujining Allah. Kawula
badhe asujud, ngucap sokur dhumateng Gusti; dene kadarman
Paduka lan kasetyan tan ewah gingsir

78| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


2. Para rajanipun bumi badhe muji asma Paduka sasampuning
sami nampi pangandika lesaning Gusti Sami memuji lan matur
sagung sokur dhumateng Allah; sami ngidungken pangrehnya,
wit tetela kaluhurannya.

PAWARTOS SIH RAHMAT & PITEDAH GESANG ANYAR


(Jumeneng)
P : Gusti Allah nresnani kita amargi saking Putranipun kita saestu
mardika. Gusti Allah ngapura dumatheng tiyang ingkang kersa
ngakeni sedaya kalepatanipun. Menawi kita sampun mardika,
mugi gesang kita kados tiyang ingkang mardika ingkang sampun
uwal saking sedaya belenggu. Menawi bangsa kita sampun
wis 77 taun mardika, gesangipun kedhah nggambarakn bangsa
ingkang sampun diberkahi. Pemulihan saking Gusti Allah
punika kamardikan sejati.
J : Puji sokur konjuk Allah.

KIDUNG KESANGGEMAN.
KPJ 362 ING SATENGAHING BEBRAYAN AGUNG
1. Ing satengah ing bebrayan agung, mung Pangeran pantes
ginunggung Rahmat nya binabarken warata, rumentah mring
titah sadaya.
Reff.
Den tansah ndedonga lan makarya, mrih kababaring tentrem
raharja. Nggih gesang memitran wah pasedherekan, wit tyang
sadaya tresna tineresnan.

2. Nadyan beda basa sese bangsa, wah beda adat - budayanya,


nging saestu punika sesami, kang kinasihan dening Gusti.
Reff.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |79


3. Sadaya datan pantes gumunggung, anggongasken dhiri
kumlungkung; prayogi tansah lembah ing manah, ngrumaosi
jejering titah.
Reff.

PELADOSAN SABDA (lenggah)


a. Pandonga pacawisan nampi sabda.
b. Maos Kitab Suci 1.
L : Maos Yesaya 27:1-13. Makaten sabdanipun Allah.
J : Puji sokur konjuk Allah.
L : Maos Jabur 74
J : Puji sokur konjuk Allah.
P : Maos : Lukas19:45-48 Ingkang rahayu inggih punika sedaya
tiyang ingkang mirengaken sabdanipun Allah saha dipun openi.
Haleluya.
J : ( Ngidung : Haleluya – KJ 472 ).
c. Khotbah.
d. Mangsa tidhem.

PISUNGSUNG PEPUJIAN

PANGAKENING IMAN RASULI (jumeneng)

PANDONGA SYAFAAT & RAMA KAWULA (lenggah)


(kapimpin dening: P1)

PISUNGSUNG (Kapimpin dening: P2)


a. Tetales pisungsung : Maleakhi 3:10

80| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


b. Pamupuning pisungsung KPJ 357 ENDAHING SADULURAN
1. Endahing saduluran manut rehing Pangeran, sami dene ngajeni
wah mbiyantoni. Nadyan beda agama wah beda golongannya,
tunggal rasa, pambekan, pri kamanungsan. Kluwung pindhanya,
endahing warna, nyawiji mbangun urip kang adya, tentrem
raharja.
3. Rukun gawe santosa, crah mung bubrah wohira; ngestokna
sabdeng Gusti, tresna sesami. Nadyan panemu beda, nging
tan samya sulaya; olah kawicaksanan, tan nang menangan.
c. Pandonga pisungsung

PANGUTUSAN
P : Gusti Allah nresnani dan berkahi kita
U : Gusti Allah nyunaraken wadananipun
P : Supados lampah Paduka dipunmangertosi wonten donya
U : Lan kaslametan Paduka wonten ing satengahing para bangsa
P : Supados para bangsa caos pangucap syukur dumatheng
Paduka
U : Supados sedaya suku bangsa bingah lan sukarena
P : Amargi Paduka para bangsa kanthi adil
U : Lan nuntun para bangsa wonten ing donya punika
P : Siti lemah sampun ngedalaken hasilipum
U : Gusti Allah mberkahi kita sedaya
P+U : Ngidungaken KPAKA 336 Gusti Kang Nganthi bait 1-2
Mangsa mesthi silih gumanti, wanci rina ganti ratri
Swau kita tetunggilan samangkya kita pepisahan
Reff:
Gusti kang nganthi, Gusti kang nganthi, temah kita tansah basuki
Gusti kang ngreksa, Gusti kang ngreksa, temah kita tansah raharja

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |81


Mangsa nyebar ngantos panenan, sisah gantya kabingahan
Neng ngriya wah kekesahan sadaya ing rehing Pangeran
Reff:

BERKAH
P : Nampenana berkahing Allah : Pangeran Yehuwah maringi berkah
dhateng panjenengan lan ngayomi panjenengan; Pangeran
Yehuwah nyunaraken cahyaning wadananipun dhateng
panjenengan lan maringi sih-rahmat; Pangeran Yehuwah
nungkulaken wadananipun dhateng panjenengan lan maringi
tentrem rahayu. Amin.
J : Haleluya 5 x, amin.

KIDUNG PANUTUP.
KPJ 360 INDONESIA NAGRI ENDAH
1. Indonesia nagri endah, peparinging Yehuwah; mila kula
dongakaken, mrih raharja wah tentrem

2. (kapujekaken tanpa interlude/terusan) Allah yeku kang


ngayomi bangsa dalah negari; ing sisah tanapi bingah, mung
Pangeran sinembah

3. Kabegjan wah kaluberan mung krana sihing Gusti bebener


lan kaadilan tansah kedah denudi

4. (kapujekaken tanpa interlude/terusan) Bangsa nagri Indonesia


mugi tansah lestari, Kalis sing salir bebaya, wit rineksa ing Gusti

82| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


Tata Ibadah Minggu III Bulan Kebangsaan

Tema: ALLAH MEMBERI KELEPASAN


Minggu, 21 Agustus 2022

PERSIAPAN
• Semua petugas menempatkan dirinya di tempat yang sudah
disediakan
• Umat memasuki ruang ibadah dengan diiringi instrumen
• Doa persiapan ibadah
• Bel berbunyi. Umat berdiri. PL mengajak umat berdiri untuk
memasuki peribadatan Minggu III Bulan Kebangsaan

PANGGILAN BERIBADAH
Umat menyanyikan KJ 3 KAMI PUJI DENGAN RIANG bait 1, 4
1. Kami puji dengan riang Dikau, Allah yang besar;
bagai bunga t’rima siang, hati kami pun mekar.
Kabut dosa dan derita, kebimbangan, t’lah lenyap.
Sumber suka yang abadi, b’ri sinarMu menyerap.

4. Mari kita pun memuji dengan suara menggegap,


menyanyikan kuasa kasih yang teguh serta tetap.
Kita maju dan bernyanyi, jaya walau diserang,
ikut mengagungkan kasih dalam lagu pemenang.

VOTUM & SALAM (umat berdiri)


P : Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menciptakan
langit dan bumi.
U : Amin.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |83


P : Kasih karunia dan damai sejahtera dan Allah Bapa, dan Tuhan
Yesus Kristus ada pada saudara sekalian.
U : dan pada saudara juga.

KATA PEMBUKA
PL : Mazmur 139:17 “ Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya
Allah! Betapa besar jumlahnya!”. Lalu siapakah kita ini jika
dibandingkan dengan kuasa Tuhan Allah kita?
U : Menyanyikan PKJ 4 ANGKATLAH HATIMU PADA TUHAN bait 1-2
Angkatlah hatimu pada Tuhan,
bunyikan kecapi dan menari.
Jangan lupa bawa persembahan.
Mari kawan, ajak teman
bersama menyembah.
Refrein:
Sorak-sorak, sorak Haleluya!
Mari, mari, mari, nyanyilah
Pujilah Tuhan yang Mahakudus.
Mari kawan, ajak teman
bernyanyilah terus.

Janganlah mengaku anak Tuhan


Jika engkau mengeraskan hati
Jadilah pelaku firman Tuhan
Mari kawan, ajak teman
bersama menyembah

PENGAKUAN DOSA (dipimpin oleh PL)


PL : Mazmur 32: 5 “Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan
kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan
mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan

84| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.” Mari kita
bersama menaikan doa pribadi dihadapan Tuhan. (Setelah PL
menutup doa, umat diajak menyanyikan lagu penyesalan dosa)
U : Menyanyikan lagu PKJ 37 BILA KURENUNG DOSAKU bait 1-2
1. Bila kurenung dosaku padaMu, Tuhan,
Yang berulang kulakukan dihadapanMu,
Reff:
Kasih sayangMu perlindunganku.
Di bawah naungan sayapMu damai hatiku.
Kasih sayangMu pengharapanku.
Usapan kasih setiaMu s’lalu kurindu.

2. Rasa angkuh dan sombongku masih menggoda,


Iri hati dan benciku kadang menjelma.
Reff:

BERITA ANUGERAH (umat berdiri)


P : Terimalah berita anugerah: Mazmur 25: 10 “Segala jalan TUHAN
adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang
pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya.”
U : Syukur kepada Tuhan. Umat menyanyikan ARTI KEHADIRANMU
JalanMu tak terselami
Oleh setiap hati kami
Namun satu hal ku percaya
Ada rencana yang indah
Tiada terduga kasihMu
Heran dan besar bagiku
Arti kehadiranMu slalu
Nyata di dalam hidupku

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |85


Reff :
Penyertaanmu sempurna
RancanganMu penuh damai
Aman dan sejahtera walau di tengah badai
Ingin ku slalu bersama
Rasakan keindahan
Arti kehadiranMu Tuhan

PELAYANAN FIRMAN (umat duduk)


a. Doa Epiklese
b. Pembacaan Alkitab 1
L : Membaca Yeremia 1:4-10 Demikianlah sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah
c. Mazmur tanggapan
L : Membaca Mazmur 71:1-6
U : Syukur kepada Allah
d. Pembacaan Alkitab 2
L : Membaca Ibrani 12:18-29 Demikianlah sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah
e. Pembacaan Injil
P : Membaca Lukas 13:10-17 “Yang berbahagia orang yang
mendengarkan sabda Tuhan serta yang tekun melaksanakannya.
Haleluya
U : (menyanyikan: haleluya – Amin 3x)
g. Khotbah
h. Saat teduh
i. Persembahan Pujian

PENGAKUAN IMAN RASULI

DOA SYAFAAT & BAPA KAMI

86| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


PERSEMBAHAN (Dipimpin oleh: PL)
a. Pembacaan dasar Persembahan Amsal 3:9-10
b. Pengumpulan Persembahan
Umat menyanyikan NKB 199 SUDAHKAH YANG TERBAIK KU
BERIKAN? bait 1-3

1. Sudahkah yang terbaik ‘ku berikan


kepada Yesus Tuhanku?
Besar pengurbananNya di Kalvari!
DiharapNya terbaik dariku.
Refrein:
Berapa yang terhilang t’lah ‘ku cari
dan ‘ku lepaskan yang terbelenggu?
Sudahkah yang terbaik ‘ku berikan
kepada Yesus, Tuhanku?

2. Begitu banyak waktu yang terluang


sedikit ‘ku b’ri bagiNya.
Sebab kurang kasihku pada Yesus;
mungkinkah hancur pula hatinya?

3. Telah ‘ku perhatikankah sesama,


atau ‘ku biarkan tegar?
‘Ku patut menghantarnya pada Kristus
dan kasih Tuhan harus ‘ku sebar.

c. Doa persembahan dan Doa Bapa Kami

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |87


PENGUTUSAN
Umat menyanyikan KJ 438 APAPUN JUGA MENIMPAMU bait 1, 4

1. Apapun juga menimpamu,


Tuhan menjagamu.
Naungan kasihNya pelindungmu,
Tuhan menjagamu.

Refrein:
Tuhan menjagamu waktu tenang atau tegang,
Ia menjagamu, Tuhan menjagamu.

4. Cobaan apa mengganggumu?


Tuhan menjagamu.
Buatlah Yesus sandaranmu;
Dia menjagamu.

BERKAT
P : Arahkanlah hatimu kepada Tuhan
U : Kami mengarahkan hati kepada Tuhan
P : Jadilah saksi Kristus
U : Syukur kepada Allah
P : Terpujilah Tuhan
U : Kini dan selamanya
P : Terimalah berkat Tuhan: “Tuhan memberkati engkau dan
melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-
Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan
wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
Amin
U : (menyanyikan: Heleluya 5X, Amin 3X)

88| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


PUJIAN AKHIR IBADAH
Umat menyanyikan PKJ 241 TAK ‘KU TAHU ‘KAN HARI ESOK bait 1
1. Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok,
namun langkahku tegap
Bukan surya kuharapkan,
kar’na surya ‘kan lenyap.
O tiada ‘ku gelisah,
akan masa menjelang;
‘ku berjalan serta Yesus.
Maka hatiku tenang.
Refrein:
Banyak hal tak kufahami
dalam masa menjelang.
Tapi t’rang bagiku ini:
Tangan Tuhan yang pegang

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |89


Liturgi Minggu III Wulan Kebangsaan

Jejer:”ALLAH PARING KALEPASAN“


Minggu, 21 Agustus 2022

PACAWISAN
• Para petugas samekta dhiri ing papan piniji.
• Pasamuwan rawuh lumebet ing pandonga pribadi
• Gegladhen kidung-kidung anyar.
• Pandonga ing Konsistori
• Bel kaungelaken, pasamuwan jumeneng.
• PL ngajak pasamuwan murwakani pangibadah minggu III Wulan
Kebangsaan.

TIMBALAN PANGIBADAH
Pasamuwan ngidungaken KPJ 7 GUSTI KAWULA SOWAN podo 1-2

(1) Gusti, kawula sowan atur pangabekti,


pasrah nyawa lan badan kanthi trusing ati.
Mugi Paduka tampi, wah paring kadarman,
dimen kula lestantun wonten ing kraharjan.

(2) Kawula sèstu ngudi manug rèhing Gusti,


nanging ringkihing budi tansah memalangi.
Dhuh Gusti, mugi rawuh, mulunga ing asta,
dadya gondhèlan bakuh, kula tan suwala

VOTUM & SALAM (umat jumeneng)


P : Pitulungan kita punika wonten ing asmanipun Allah ingkang
nitahaken langit kaliyan bumi.
U : Amin.

90| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


P : Sih rahmat lan tentrem rahayu saking Allah Rama kita lan
saking Gusti Yesus Kristus, wontena ing panjenengan sadaya.
U : Wontena ing panjenengan ugi.

PAMBUKA
PL : Jabur 139: 17 “Dhuh Allah, saiba remitipun panggalih Paduka
punika, iba kathahipun gunggungipun!” Lajeng sinten kita punika
menawi dipunbandingaken kaliyan panguwaosipun Gusti Allah?
U : Ngidungaken KPJ 26 PINUJI GUSTI podo 1, 3

1. Pinuji Gusti kang nitahken jagad,


siyang ratri tan kendhat ngganjar sih rahmat.
Reff:
Haleluya, sagung puji tansah konjuk Gusti.
Haleluya, sagung bekti mring Ratu Swargi.

2. Pinuji Gusti Sang Jurubasuki,


kang ngurbanken sarira nebus manungsa.

3. Pinuji Gusti Allah Sang Roh Suci,


kang nuntun ing kraharjan wah kasampurnan.

PANGAKENING DOSA (dipunpimpin: PL)


PL : Jabur 32: 5 “Dosa kawula, kawula lairaken dhumateng Paduka,
kalepatan kawula boten kawula aling-alingi; tembung kawula:
“Dakngakoni panerakku ana ing ngarsane Sang Yehuwah,”
Paduka nunten ngapunten kalepatan kawula margi saking dosa
kawula.” Sumangga kita sami ngaturaken pandonga pribadi
wonten ing ngarsanipun Gusti Allah.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |91


U : Ngidungaken KPJ 64 WONG DOSA REMPU ATIMU podo 1-2

1. Wong dosa rempu atimu, nlangsanana dosamu.


Mbok ya ngungsia mring Gusti, mesthi kinarya suci.
Reff :
Gusti nimbali sira,
Rungokna ta sabdanya,
pasraha jiwa raga.

2. Hé, wong kang ilang kesasar, saparanmu kapirsan.


Gusti nglari lan nimbali, bakal karsa nulungi.

PAWARTOS SIH RAHMAT (pasamuwan jumeneng)


P : Tampenana pawartos Sih Rahmat Jabur 25: 10
U : Puji sokur konjuk Allah.
Umat ngidungaken KPK BMGJ 164 AGUNGING SIH RAHMAT
podo 1-2
1. Sestu adi wah gung yekti sih rahmat sing Gusti
nylametken kula tyang dosa dyan tentrem raharja

2. Nggih sih rahmat kang sung begja mring tyang kang pracaya,
sing pejah wit rehing dosa mangkya gesang nyata.

PELADOSAN SABDA (pasamuwan lenggah)


a. Pandonga pacawisan nampeni Sabda.
b. Maos Kitab Suci 1
L : Maos Yeremia 1:4-10. Makaten sabdanipun Allah.
U : Puji sokur konjuk Allah.
c. Mazmur tanggapan.
L : Maos Jabur 71:1-6

92| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


d. Maos Kitab Suci 2
L : Maos Ibrani 12:18-29. Makaten sabdanipun Allah.
U : Puji sokur konjuk Allah.
e. Pamaosing Injil
P : Maos Lukas 13:10-17. Ingkang rahayu inggih punika sedaya
tiyang ingkang mirengaken sabdanipun Gusti, saha telatos
nindakaken. Halelluya.
U : (Ngidungaken : haleluya- Amin 3 X )
f. Khotbah.
g. Mangsa tidhem
h. Pisungsung pepujian

PANGAKENING IMAN RASULI (pasamuwan jumeneng)

PANDONGA SYAFAAT & RAMA KAWULA (pasamuwan lenggah)

PISUNGSUNG (Dipunpimpin dening PL)


a. Tetales pisungsung: Amsal 3:9-10
b. Pamupuning pisungsung
Ngidungaken KPK BMGJ 188 ASUNG PISUNGSUNG podo 1-4
1. Sumangga sung pisungsung mring Allah Maagung
krana gunging sihrahmat kang luber tan kendhat

2. Misungsung kanthi loma cihnaning panuwun,


de gesang tansah begja wit Allah kang nuntun

3. Bandha, arta pethingan kang katur mring Gusti,


bludaging kabingahan wit berkah tan sepi.

4. Saos pisungsung kathah cacahnya tan tim'bang,


lan gung berkahing Allah tan kenging winilang.
c. Pandongan pisungsung

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |93


PANGUTUSAN (pasamuwan jumeneng)
Umat ngidungaken KPK BMGJ 329 RAHARJANING TYANG SETYA
MRING GUSTI podo 1-2
1. Sestu raharjanira tyang setya mring Gusti
tansah olah katresnan lir tresna wiwit an
mung tyang tuhu sembada sinungan makutha
gesang langgeng ing swarga nunggil lan Gustinya

2. Sestu raharjanira tyang tansah jumaga


wah kukuh ing pracaya unggul nglawan godha
grengseng tulus ngabekti mring Sang Kristus Gusti
sinungan kasugihan kamulyan kaswargan.

BERKAH
P : Ngenerna manah konjuking Allah.
U : Kawula eneraken manah konjuk Allah.
P : Dadosa seksinipun Sang Kristus.
U : Sokur konjuk ing Allah
P : Pinujia Allah
U : Sapunika dumugi selaminipun.
P : Nampenana berkahing Allah: Pangeran Yehuwah maringi berkah
dhateng panjenengan lan ngayomi panjenengan; Pangeran
Yehuwah nyunaraken cahyaning wadananipun dhateng
panjenengan lan maringi sih-rahmat; Pangeran Yehuwah
nungkulaken wadananipun dhateng panjenengan lan maringi
tentrem rahayu. Amin.
U : Haleluya 5 x, amin.

94| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


KIDUNG PANUTUP
KPJ 417 SAURUTING LAKU podo 1
1. Sauruting laku kang dakalami,
Gusti tansah tindak ngrumiyini,
Mula kang dadi osik ing atiku,
Gusti kula se'stu setya tuhu ! "
Reff.
Salaku ku Gusti datan ne'gakken,
klayan setya de'n ira angreksa.
Ing wusanane', Gusti mareng aken
aku ndhe're'k ing kamulyan swarga

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |95


Tata Ibadah Minggu IV Bulan Kebangsaan

Tema: KETAATAN UNTUK KESEJAHTERAAN


Minggu, 28 Agustus 2022

PERSIAPAN
• Semua petugas menempatkan dirinya di tempat yang sudah
disediakan
• Umat memasuki ruang ibadah dengan diiringi instrumen
• Doa persiapan ibadah
• Bel berbunyi. Umat berdiri. PL mengajak umat berdiri untuk
memasuki peribadatan Minggu IV Bulan Kebangsaan

PANGGILAN BERIBADAH
PL : Perjalanan yang kita tempuh tidak mudah, penuh pergumulan
hidup. Perjuangan untuk tetap bisa bertahan dalam segala
kondiri, menghantar bangsa kita memasuki usia 77 tahun.
Namun, di atas semua itu, Tuhanlah Sang pemilik semesta.
Dialah yang memelihara kehidupan manusia dari dulu, kini
dan selamanya. Marilah datang sujud menyembah dengan
membawa kerinduan dan penghormatan kita kepada-Nya
dengan menyanyikan PKJ 14 KUNYANYIKAN KASIH SETIA
TUHAN bait 1
1. Kunyanyikan kasih setia Tuhan
selamanya, selamanya.
Kunyanyikan kasih setia Tuhan
selamanya, kunyanyikan s’lamanya.
Kututurkan tak jemu kasih setiaMu Tuhan;
kututurkan tak jemu kasih setiaMu
turun-temurun.

96| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


VOTUM & SALAM (umat berdiri)
P : Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menciptakan
langit dan bumi.
U : Amin.
P : Kasih karunia dan damai sejahtera dan Allah Bapa, Putera
dan Roh Kudus ada pada saudara sekalian.
U : dan pada saudara juga.

KATA PEMBUKA (umat duduk)


PL : Setiap hari kita menerima berkat Tuhan, sudahkah kita
mensyukurinya? Apakah kita masih ragu atas karya sang pencipta
dalam hidup ini? Jika kita beriman pada kasihNya mari kita
nyatakan melalui sikap hidup yang dimulai dari memuliakan
namaNya, sang sumber kuasa dalam hidup kita.
U : Menyanyikan NKB 7 NYANYIKANLAH NYANYIAN BARU bait
1-2

1. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Allah,


Pencipta cakrawala.
Segala Serafim, Kerubim, pujilah Dia
besarkanlah nama-Nya.
Refrein:
Bersorak-sorai bagi Rajamu!
Bersorak-sorai bagi Rajamu!

2. Puji Dia, wahai mentari, wahai bulan,


Sembahlah Dia terus.
Dan wahai bintang-bintang terang
yang gemerlapan muliakan Penciptamu

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |97


PENGAKUAN DOSA
P : “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan.” 1 Yohanes 1:9 Mari kita renungkan
setiap kesalahan kita pada Tuhan dan sesama dengan melantunkan
pujian.
U : Menyanyikan lagu KJ 23 YA ALLAH BAPA BAIT 2, 3
Aku berlutut dan dosa kupanjatkan, 'ku bertelut memohon
rahmatMu;
ampunilah segala dosaku dan limpahkanlah berkat anugerah.

Aku naikkan puji dan doa ini demi nama Tuhanku Penebus,
Putra kekal, abadi dan kudus, Jurus'lamatku dan Raja semesta.

BERITA ANUGERAH (umat berdiri)


P : “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya
rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!”
(Ratapan 3:22-23) Demikianlah berita anugerah dari Tuhan.
U : Syukur kepada Allah
P : Marilah kita menyatakan syukur dengan manyampaikan
salam damai Kristus kepada saudara kita yang lain.
U : Menyanyi dengan penuh sukacita ungkapan iman kita
melalui lagu TUHAN YESUS BAIK (dinyanyikan 2x)
Tiada berkesudahan kasih setiaMu Tuhan
S'lalu baru rahmatMu bagiku
Hari berganti hari tetap ku lihat kasihMu
Tak pernah berakhir di hidupku
Reff:
Tuhan Yesus baik, sungguh amat baik
Untuk selama-lamanya Tuhan Yesus baik
Tuhan Yesus baik, sungguh amat baik
Untuk selama-lamanya Tuhan Yesus baik

98| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


PELAYANAN FIRMAN (umat duduk)
a. Doa Epiklese
b. Pembacaan Alkitab 1
L : Membaca Yeremia 2:4-13 Demikianlah sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah

c. Mazmur tanggapan
L : Membaca Mazmur 81:2, 11-17
U : Syukur kepada Allah

d. Pembacaan Alkitab 2
L : Membaca Ibrani 13:1-8, 15-16 Demikianlah sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah

e. Pembacaan Injil
P : Membaca Lukas 14:1, 7-14 “Yang berbahagia orang yang
mendengarkan sabda Tuhan serta yang tekun melaksanakannya.
Haleluya
U : (menyanyikan: haleluya – Amin 3x)

g. Khotbah
h. Saat teduh
i. Persembahan Pujian

PENGAKUAN IMAN RASULI

DOA SYAFAAT & BAPA KAMI

PERSEMBAHAN (dipimpin oleh PL)


a. Dasar Persembahan I Tawarikh 29:13-14

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |99


b. Pengumpulan Persembahan
Umat menyanyikan NKB 100 Rindukah Engkau Mendapat Berkat
Tuhan bait 1-2
1. Rindukah engkau mendapat berkat Tuhan yang penuh
di seluruh hidupmu?
Mintalah kepada Bapamu yang janjiNya teguh:
menyertai langkahmu.
Reff
Roh Kudus terus meluap di hatimu,
kar’na Tuhan berpesan: “Bawalah bejanamu”.
Roh Kudus terus meluap di hatimu,
pun dengan kuasaNya.

2. Bawalah bejanamu yang kosong pada Penebus,


wahai kawan yang lesu.
Dengan hati yang rendah tetap nantikan Roh Kudus,
masuk dalam hatimu
c. Doa Persembahan dan Doa Bapa Kami

PENGUTUSAN
Umat menyanyikan PKJ 203 – Ada Damai Sejaht’ra Allah bait 1-2
Ada damai sejaht’ra Allah,
ada damai sejaht’ra Allah,
ada damai sejaht’ra Allah di hatiku.
Ada damai sejaht’ra Allah,
ada damai sejaht’ra Allah,
ada damai sejaht’ra Allah di hatiku.

Kasih Allah berlimpah-limpah,


kasih Allah berlimpah-limpah,
100| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan
kasih Allah berlimpah-limpah di hatiku.
Kasih Allah berlimpah-limpah,
kasih Allah berlimpah-limpah,
kasih Allah berlimpah-limpah di hatiku

BERKAT
P : Arahkanlah hatimu kepada Tuhan
U : Kami mengarahkan hati kepada Tuhan
P : Jadilah saksi Kristus
U : Syukur kepada Allah
P : Terpujilah Tuhan
U : Kini dan selamanya
P : Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan
menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau
kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu
dan memberi engkau damai sejahtera
U : Amin.

PUJIAN AKHIR IBADAH


Umat menyanyikan PKJ 180 KASIH TUHAN MENGIRINGIMU
Kasih Tuhan mengiringimu,
dan sayapNya melindungimu.
Tangan Tuhan pegang di dalam hidupmu;
majulah dalam t’rang kasihNya.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |101


Liturgi Minggu IV Wulan Kebangsaan

Jejer: ”MITURUT SUPADOS AYEM TENTREM“


Minggu, 28 Agustus 2022

PACAWISAN
• Para petugas samekta dhiri ing papan piniji.
• Pasamuwan rawuh lumebet ing pandonga pribadi
• Gegladhen kidung-kidung anyar.
• Pandonga ing Konsistori
• Bel kaungelaken, pasamuwan jumeneng.
• PL ngajak pasamuwan murwakani pangibadah minggu IV Wulan
Kebangsaan.

TIMBALAN PANGIBADAH
PL : Margi ingkang kita sami lampahi punika mboten gampil, kebak
prekawis-prekawis wonten ing panggesangan. Sedaya upaya
sampun kita sampi lampahi supados saged tahan uji wonten
ing sedaya kahanan, ngantos bangsa kita lumebet yuswa 77
tahun. Ananging sedaya kala wau Gusti Allah ingkang kagungan
samukawis. Panjenenganipun ingkang mranata saha ngrumati
panggesangan manungsa wiwit kala rumiyin, sakpunika
ngantos salami-laminipun. Mila sumangga sami sujud manembah,
kanthi manah ingkang saestu kangen lan kurmat dhumateng
Allah ingkang gesang, sesarengan kita ngidungake KPJ 6
GUSTI KANG MURBENG DUMADI
Gusti kang murbèng dumadi,
kawula sami sowan ngaturaken pangabekti ingkang yekti.
Ngunjukaken puja puji,
panuwun lan panyuwun anampèni, sabdeng Gusti

102| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


VOTUM & SALAM (pasamuwan jumeneng)
P : Pitulungan kita punika wonten ing asmanipun Allah ingkang
nitahaken langit kaliyan bumi.
U : Amin.
P : Sih rahmat lan tentrem rahayu saking Allah Rama kita lan
saking Gusti Yesus Kristus, wontena ing panjenengan sadaya.
U : Wontena ing panjenengan ugi.

PAMBUKA (pasamuwan lenggah)


PL : Saben dinten kita nampeni berkahipun Gusti Allah, punapa
kita sampun saos sokur konjuk Allah? Punapa kita taksih
mangu-mangu tumrap sedaya pakaryanipun? Menawi kita
pitados dumatheng sedaya sih rahmatipun? Sumangga kita
sami wujudaken wonten ing panggesangan saben dinten
kanthi mulyakaken asmanipun Sang Pangeran.
U : Ngidungaken KPK BMGJ 25 NGABEKTI MRING GUSTI podo 2-3
2. Ngidung tan kendhat sru nggunggung Kang Murbengrat,
ngetung mukjijad lan sagung sih rahmat,
lubering berkah sing swargi tansah tumrah,
nyantosakken manah nyirnakken semplah.

3. Tansah ndedonga sumarah mring Sang Rama


miwah rumantya nglawan mring panggodha,
pra tyang pracaya klayan saeka praya,
silih mbiyantonana amrih jaya.

PANGAKENING DOSA
PL : “Manawa kita padha ngakoni dosa kita, Panjenengane iku
setya tuhu lan adil, temah bakal ngapura sakehing dosa kita,
sarta ngresiki sakehing piala kita” 1 Yokanan 1:9.

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |103


U : Ngidungaken KPK BMGJ 47 GUSTI PANGUNGSEN KULA podo 3
3. Gusti dados pikekah miwah beteng kawula
karosannya tyang lungkrah pepadhangnya tyang wuta,
kula apes anglentrih Gusti maringi kiyat,
kula tyang kawlas asih tansah nyuwun sih rahmat.
PL : Sumangga kita sami renungaken sedaya dosa lan kesalahan
kita dumatheng Gusti Allah lan sesame kanthi ngrepekaken
kidung.
U : Ngidungaken KPK BMGJ 47 GUSTI PANGUNGSEN KULA podo 4
4. Gusti tuking kadarman mugi mlasi mring kula,
uwala sing momotan wah kalis sing panggodha,
Gusti tuking kraharjan kang kwasa mbirat dosa,
mugi nucekken kula temah gesang sembada.

PAWARTOS SIH RAHMAT (pasamuwan jumeneng)


P : Sih-kamirahane Pangeran Yehuwah iku tanpa pedhot, lan
sih-kawelasane ora ana enteke.
Tansah lumintu, ganti-gumanti saben esuk. Saestu ageng
kasetyan Paduka punika! Kidung Pangadhuh 3:22-23
U : Puji sokur konjuk Allah.
P : Sami nampenana tentrem rahayu ingkang sami purun ngakeni
dosa. Panjenenganipun sampun kersa ngapunteni. Sumangga
sami saged ngaturaken panuwun sokur, kanthi ngaturaken
“Salam Damai” katur para sedherek sedaya.
U : (sami jawat asta)
P : monggo sami kita ngidungaken KPJ 123 KULA PITADOS MRING
GUSTI podo 1-2
(1) Kula pitados mring mring Gusti, peparang ingkang kekah
Saéstu kula ungséni, dimén rineksa tansah
Nadyan ombak nggegirisi, kula datan kuwatos
Prahara nguber jaladri, kula tatag ing batos

104| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


Reff:
Kula tan was-sumelang;
Gusti tan nilar kula
Wajib kawula cumandhang,
gesang manut sabdanya

(2) Kula pitados mring Gusti, dalah sengkut makarya


Ngerancang wah mbudidaya, tan kendhat ing pandonga
Siyaga tansah leladi ing sakatoging driya
Gusti ingkang minangkani, kula dados sembada

PELADOSAN SABDA (pasamuwan lenggah)


a. Pandonga pacawisan nampeni Sabda.
b. Maos Kitab Suci 1
L : Maos Yeremia 2:4-13. Makaten sabdanipun Allah.
U : Puji sokur konjuk Allah.
c. Mazmur tanggapan.
L : Maos Jabur 81:2, 11-17
d. Maos Kitab Suci 2
L : Maos Ibrani 13: 1-8, 15-16. Makaten sabdanipun Allah.
U : Puji sokur konjuk Allah.
e. Pamaosing Injil
P : Maos Lukas 14:1, 7-14. Ingkang rahayu inggih punika sedaya
tiyang ingkang mirengaken sabdanipun Gusti, saha telatos
nindakaken. Halelluya.
U : (Ngidungaken : haleluya- Amin 3 X )
f. Khotbah
g. Mangsa tidhem
h. Pisungsung pepujian

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |105


PANGAKENING IMAN RASULI (pasamuwan jumeneng)

PANDONGA SYAFAAT & RAMA KAWULA (pasamuwan lenggah)

PISUNGSUNG (dipunpimpin PL)


a. Maos tetales pisungsung I Tawarikh 29:13-14
b. Pamupuning pisungsung
Ngidungaken KPJ 175 NENG GUNUNG WAH NENG NGARE podo
1-3
(1) Nèng gunung wah nèng ngaré, Gusti Allah ana
Nyanga ngendi paranku, mesthi ana uga.
Endi kang dadi cipta lan osiking ati,
kabèh mesthi kapirsan ing Allah Hyang Widi

(2) Sang Rama anèng swarga mengku samubarang


Sing sapa kang kumandel mesthi tinulungan
Manuk ing awang-awang, Allah kang ngingoni,
Suket, lan thethukulan, wrata dènpaèsi

(3) Bumi dalasan swarga wengkoné Pangèran


Jasad gedhe-cilika, Allah tan klimengan
Saliring kang tumitah sajagad warata
tansah anélakaké piwlas lan kwasanya
c. Pandonga pisungsung

PANGUTUSAN (pasamuwan jumeneng)


Pasamuwan ngidungaken KPK BMGJ 171 UTUSANING GUSTI podo 2-3
2. Angundhangken sih rahmating Gusti lelabet wah leladi,
margining tyang luwar sing sangsara temah samya raharja,

106| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan


Reff:
sumangga Gusti ngagem kawula mbabar tresna kang sanyata
sumangga Gusti ngutus kula numrahken berkah dhateng
tyang kathah.

3. Ngundhangken Injil kratoning swarga klayan tumindak nyata,


pangluwaran sing kwasaning dosa temah gesang sembada,
Reff:

BERKAH
P : Ngenerna manah konjuk ing Allah.
U : Kawula eneraken manah konjuk Allah.
P : Dadosa seksinipun Sang Kristus.
U : Sokur konjuk ing Allah
P : Pinujia Allah
U : Sapunika dumugi selaminipun.
P : Nampenana berkahing Allah: Pangeran Yehuwah maringi berkah
dhateng panjenengan lan ngayomi panjenengan; Pangeran
Yehuwah nyunaraken cahyaning wadananipun dhateng
panjenengan lan maringi sih-rahmat; Pangeran Yehuwah
nungkulaken wadananipun dhateng panjenengan lan maringi
tentrem rahayu. Amin.
U : Haleluya 5 x, amin.

KIDUNG PANUTUP
KPK BMGJ 170 GUSTI MUGI NUNTUN KAWULA podo 2
2. Gusti mugi nglanting kawula ngambah margi bebener nyata,
nadyan rumpil kathah bebaya nging tatag tan semplah ing driya

Bahan Bulan Kebangsaan 2022 |107


108| Merdeka yang Memulihkan Kesatuan

Anda mungkin juga menyukai