Merdeka
yang Memulihkan
Kesatuan
SINODE GKJ
2022
Diterbitkan oleh:
Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia
Bekerjasama dengan
Sinode Gereja-gereja Kristen Jawa
Cetakan 2022
ISBN 978-602-6414-89-2
Pdt. Sundoyo
Lantas apa pelajaran yang bisa kita ambil untuk kita terapkan dalam
kehidupan kebangsaan kita? Kita tentu pernah mengalami kondisi
terjajah, dan kondisi terpuruk baik dalam hubungan sosial
(kemasyarakatan), ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Pengalaman
menunjukkan bahwa upaya memperjuangkan kemerdekaan berdasarkan
suku atau agama saja tak berhasil mengusir penjajah. Barulah setelah
bangsa Indonesia bersatu, langkah demi langkah untuk memperoleh
dan mempertahankan kemerdekaan dapat kita raih, seperti sumpah
pemuda, proklamasi kemerdekaan, perlawanan terhadap agresi sekutu,
hingga konperensi meja bundar. Dengan kerjasama rakyat yang berbeda-
beda aliran politik, agama, maupun suku, kemerdekaan, keadilan,
kebenaran dan perdamaian, barulah kita raih. Dampaknya kita menjadi
berdaya, kuat, dan tangguh, tak lagi kamisekengen (merasa lemah).
Sekalipun demikian, sepanjang sejarah, kesatuan bangsa kita sering
terusik lagi oleh ancaman perpecahan berdasarkan pilihan politik,
alasan (aliran) agama, serta ras/suku/budaya.
MENTRANSFORMASI KEKACAUAN…
Pada mulanya bumi belum berbentuk dan kacau adanya. Namun Allah
membuat batas, memisahkan antara daratan dan air. Begitu pulanya
dengan segala isinya, ternyata semua membutuhkan batas,
membutuhkan keteraturan. Saat ada radikal bebas di udara dan makanan,
maka tubuh memerlukan enzim dan nutrisi untuk menghadapinya.
Ibaratnya, setiap tabung blender atau food processor berguna untuk
membatasi penyebaran kandungan makanan/minuman yang dikocok
di tabung itu. Demikian pula, pada saat ada perang, perlu ada
perundingan dan diplomasi untuk mendamaikannya. Pada saat ada
anarki dan sikap yang liar, maka disiplin dan penegakan hukum diperlukan
untuk menjinakkannya. Itulah sebabnya setiap ada demo massa, perlu
ada juga polisi penjaganya.
Begitu pula dunia olah raga di Indonesia mulai merambat bangkit. Dunia
bulutangkis yang dulu menjadi tambang emas Indonesia kembali
bersinar. Demikian pula sejumlah cabang lain, seperti panjat tebing.
Bahkan sepak bola pun, khususnya di usia generasi penerus, kontingen
Garuda Muda meraih kemenangan demi kemenangan fantastis terhadap
para raksasa sepakbola dunia.
Pendek kata, saat ini sudah tidak lagi zamannya berpikir kamisekengen
(merasa tak berdaya). Memang ada sejumlah kejadian yang mengancam
dan memukul kehidupan kita, seperti gelombang virus, perang
antarbangsa, hingga politik yang memecah belah. Namum, di sisi lain,
orang dapat mengakses lautan informasi yang dibutuhkan melalui media
sosial/ internet. Orang juga bisa bekerja di Indonesia dengan gaji negara
maju, yakni bekerja secara daring (online). Tinggal bagaimana memilah
dan memilih, bagaimana mengelola sehingga berhasil guna, serta
bagaimana bersinergi dengan teknologi dan banyak pihak yang
menambah nilai.
Semua contoh di atas patut menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita,
bahwa energi positif itu dapat menghasilkan karya-karya besar jika
diyakini dan digarap dengan sungguh-sungguh. Tentu, segala peluang
dan raihan yang ada itu tak bisa dilakukan tanpa izin Tuhan. Oleh
sebab itu dengan bergandengan tangan kita perlu mengingat prinsip
ora et labora (berdoa dan bekerja), peribahasa rawe-rawe rantas
Jadi apa gunanya kemerdekaan kalau kita hanya diam saja? Apa
gunanya talenta jika hanya dipendam dalam tanah? Apa gunanya
peluang emas jika disikapi dengan energi yang negatif? Kita bisa jika
kita mau, ya kita mau mewujudkannya bersama-sama.
Ya, energi positif harus dimiliki oleh setiap orang percaya. Energi
positif ini jika dikomunikasikan dan dikolaborasikan dengan yang lain
menjadi meng-Indonesia, dan menjadi terang dunia.
PENGANTAR
Pernyataan yang berbunyi: “Semakin tinggi pohon, maka semakin
kencang angin yang meniupnya”, tentunya merupakan pernyataan
yang familiar bagi kita. Dalam kehidupan sehari-hari, pernyataan
tersebut sering kali dipakai untuk menggambarkan sebuah kondisi
yang akan dialami oleh seseorang atau sekelompok orang ketika
mereka berada dalam situasi yang semakin mapan, atau ketika
mereka ada berada dalam puncak pencapaian. Sebab, dalam situasi
seperti itu biasanya akan samakin banyak rintangan yang dihadapinya,
dan/atau akan ada semakin banyak pihak yang berusaha untuk
menjatuhkannya. Gambaran akan situasi yang seperti itu pernah juga
dialami oleh para murid Yesus di jaman gereja perdana.
Selain itu, tantangan lain yang muncul dari dalam komunitas itu sendiri
juga terlihat ketika timbul sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi
yang berbahasa Yunani terkait dengan fakta bahwa para rasul terlihat
abai dalam melakukan pelayanan meja (atau pelayanan diakonia) bagi
para janda di lingkungan mereka. Sungut-sungut itu sendiri tidak dapat
dianggap sebelah mata. Sebab, selain menyangkut kebutuhan dasar
(yaitu pelayanan meja); dalam sungut-sungut itu sendiri terdapat
unsur fanatisme primordial (yang berhubungan dengan suku, ras dan
golongan). Di mana jika hal tersebut “digoreng” oleh kelompok-kelompok
yang tidak suka dengan komunitas tersebut, maka hal itu dapat
dijadikan dasar untuk memecah belah mereka. Apalagi “isu” yang
digulirkan itu menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan HAM.
Dan benar, setelah “angin” tersebut dapat dilalui, buah yang dihasilkan
oleh “pohon” itu semakin banyak. Hal tersebut terlihat dari keterangan
yang ditulis oleh Penginjil Lukas di ayat 7, “Firman Allah makin tersebar,
dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah
besar imam menyerahkan diri dan percaya”.
BEBUKA
Wonten pratelan ingkang makaten : “ Semakin tinggi pohon, maka
semakin kencang angin yang meniupnya “, punika setunggaling
pratelan ingkang estu asring kita pireng. Wonten ing tata gesang
padintenan , pratelan kasebat asring dipun ginakaken kangge
nggambaraken setunggaling kawontenan ingkang badhe dipun alami
dening sintena kemawon, utawi gelenganing tiyang , nalika mapan ing
satunggaling kawontenan prestasi puncak. Amargi, ing kawontenan
ingkang makaten , biasanipun badhe kathah bebaya ingkang badhe
dipun adhepi, utawi saya kathah ingkang kepengin ngrancang supados
saged dhawah. Gegambaran ingkang sami ugi nate dipun alami dening
para muridipun Gusti Yesus ing jaman greja wiwitan.
PUJIAN PEMBUKAAN
TERANG MATAHARI (KJ 322:1,3,5)
Terang matahari telah menyinari segala neg’ri
Dan gunung dan padang dan sawah dan ladang senang berseri
Syukur bagi Dia, Gembala setia yang jaga tetap
Anug’rah-Nya juga hariku semua terang dan gelap
Sehari-harian besar pemberian kemurahan-Mu
Ya Tuhan, kiranya kuingat s’lamanya kewajibanku
DOA PEMBUKAAN
RENUNGAN
MERDEKA ATAU MATI
(MARKUS 5:21-43)
Saudara,
Kisah pertempuran 10 November dan juga penggalan pidato dari Bung
Tomo tersebut diceritakan di sini bukan pertama-tama untuk mengajak
kita mengenang latar belakang dijadikannya tanggal 10 November
sebagai hari pahlawan; tetapi lebih untuk mengingatkan kepada kita
bahwa semangat pantang menyerah merupakan semangat yang ada
dalam darah daging Bangsa kita. Ketika semangat pantang menyerah
itu tetap diperlihatkan dan digelorakan, maka betapapun kita ada dalam
situasi yang seolah berat dan tanpa pengharapan, faktanya kita dapat
dimampukan untuk melaluinya bahkan mendapatkan hal yang lebih
baik dari yang kita bayangkan.
Hal yang seperti itu juga yang dapat kita lihat ada dalam diri 2 tokoh
utama dari bacaan saat ini, yaitu Yairus dan Perempuan yang mengalami
pendarahan selama 12 tahun. Siapa mereka:
1. YAIRUS
Dalam bacaan disebutkan kalau dia merupakan pemimpin rumah
ibadah. Itu artinya secara kedudukan agama, politis dan social,
dia cukup terpandang. Bersamaan dengan itu dia juga dapat
dikategorikan sebagai orang yang terpelajar dan logis. Tetapi
ketika dia mendapatkan kenyataan bahwa anaknya sudah mati
(hal itu terlihat dari pernyataan orang-orang dari keluarga Yairus
yang datang menemui Yairus dengan berkata: “Anakmu sudah
Kedua tokoh tersebut diakui atau tidak merupakan tokoh yang memiliki
banyak perbedaan latar belakang baik secara politis maupun social.
Sekalipun demikian Penginjil Markus menyatukan kisah mereka dalam
perikop yang sama. Hal tersebut tentu bukan saja karena kisah itu
terjadi di saat yang bersamaan; tetapi juga sebagai gambaran bahwa
semangat untuk tetap berjuang demi bisa hidup, demi bisa pulih, itu
ada dalam tiap nadi kehidupan manusia, siapapun mereka. Dan ketika
semangat tersebut dapat disinergikan, bukan tidak mungkin akan ada
banyak pemulihan.
PUJIAN PENUTUP
HAI JANGAN SENDIRIAN (KJ 352:1&3)
Hai jangan sendirian jalanmu kau tempuh
Bebanmu jadi ringan bersama Tuhanmu
Jikalau kau bersusah dan berkeluh kesah
Hai pikullah semua bersama-Nya
Hai pikullah semua bersama-Nya
Hai marilah semua yang susah dan penat
Ikuti Yesus jua beban-Nya tak berat
Derita yang kau tanggung berakhir segera
Serahkan keluhanmu di tangan-Nya
Serahkan keluhanmu di tangannya
KIDUNG PAMBUKA
Refr : . . .
Agung sih-ing Allah Hyang Maluhur,
Swawi kinen tansah saos sokur’
Kanthi giyak tumemen makarya,
Mrih raharja lairwah batos kita.
PANDONGA PAMBUKA
ANDHARAN
MARDIKA UTAWA MATI
( Markus 5 : 21-43 ).
Gambaran ingkang kados carios ing nginggil , ugi saged kita tingali
wonten ing 2 tokoh kitab Suci, saking waosan wanci punika, asma
Yairus lan Pawestri ingkang ngalami sakit nggrajag rah sampun 12 tahun
dangunipun.
1. YAIRUS.
Waosan kita mratelakaken bilih Yairus punika pemimpin papan
pangibadah. Punika ateges dipun tingali saking kalenggahan
agami, politik, lan sosial, Yairus pribadi ingkang kajèn kèringan, (
kinurmat ). Lan ugi Yairus punika saged dipun wastani pribadi
ingkang nggadhahi tata pikir lantip lan logis. Ananging nalika
Yairus ngadhepi kanyatan anakipun sampun tilar donya ( bab
punika ketingal nalika kabar saking keluarganipun manggihi
Yairus kanthi atur : “ “….ingkang putra sampun tilar , punapa
prelunipun taksih ngribedi Sang Guru ?”)
Yairus ketingal mboten purun mupus kaliyan lelampahan punika.
Buktinipun Yairus tetep manggihi Gusti Yesus, sujud ing Sampeyanipun
Gusti, nyuwun kanthi sanget dhumateng Gusti Yesus makaten : “
Anak kawula estri saweg sakit mèh pejah, mila mugi Paduka karsaa
ngrawuhi lan numpangi asta, supados wilujeng lan lestantun gesang.”
PANDONGA SYAFAAT
KIDUNG PANUTUP
KPJ 446 : 1,3. “ NALIKA NGAMBAH MARGI KANG SEPI”.
PERSIAPAN
- Semua petugas menempatkan dirinya di tempat yang sudah
disediakan
- Umat memasuki ruang ibadah dengan diiringi instrumen musik
- Doa persiapan ibadah
- Bel berbunyi. Umat berdiri. PL mengajak umat berdiri untuk
memasuki peribadahan Minggu I Bulan Kebangsaan.
PANGGILAN BERIBADAH
PL : Marilah kita mempersiapkan diri dihadapan Tuhan, pemberi
kasih dan rahmat. Serta memohon belas kasih-Nya supaya
kita diperkenankan menyelenggarakan ibadah pembukaan
Bulan Kebangsaan saat ini. “Tuhan Sang Pencipta, kami
datang kehadiratMu, dengan penuh syukur dan rahmat.”
U : Segenap hati dan jiwa kami memuliakan namaMu ya Tuhan.
PL : Merasakan dan menikmati anugerah dan karuniaMu atas
hidup kami.
U : Ya Tuhan, Sang sumber berkat, limpahkanlah berkat-berkatMu.
PL+U : Demikianlah kami bersyukur atas kelimpahan berkatMu
yang tidak pernah berkurang, selalu baru setiap hari. Mari
kita menyanyikan PKJ 13 KITA MASUK RUMAHNYA bait 1, 3
Kita masuk rumahNya, berkumpul menyembah kepadaNya.
Kita masuk rumahNya, berkumpul menyembah kepadaNya.
Kita masuk rumahNya, berkumpul menyembah kepada Kristus,
menyembah Kristus Tuhan.
Muliakan namaNya dan angkat tanganmu kepadaNya.
PROSESI
Selanjutnya PL mengajak umat menyanyikan. Bersama pujian
dilantunkan, petugas pembawa lilin (P1) dan iringan pemimpin ibadah
memasuki ruang ibadah.
PENGAKUAN DOSA
PL : Saya memberi kesempatan pada umat untuk dapat berdoa
secara pribadi. (Instrumen mengalun selama doa pengakuan
dosa, PL memberi kesempatan kepada jemaat untuk berdoa
secara pribadi, untuk kemudian menutup doa pengakuan dosa).
Umat menyanyikan KJ 27 MESKI TAK LAYAK DIRIKU bait 2
Sebagaimana adanya jiwaku sungguh bercela,
darahMulah pembasuhnya; 'ku datang, Tuhan, padaMu.
PERSEMBAHAN
a. Dasar Persembahan Markus 12:41-44
b. Pengumpulan Persembahan
Umat menyanyikan KJ 337 BETAPA KITA TIDAK BERSYUKUR bait 1-3
1. Betapa kita tidak bersyukur
bertanah air kaya dan subur;
lautnya luas, gunungnya megah,
menghijau padang, bukit dan lembah.
Refrein:
Itu semua berkat karunia Allah
yang Agung, Mahakuasa;
itu semua berkat karunia Allah
yang Agung, Mahakuasa.
BERKAT
P : Kini terimalah berkat Tuhan: “Tuhan memberkati engkau dan
melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya
dan memberI engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan
wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.”
U : Amin.
PACAWISAN
• Para petugas samekta dhiri ing papan piniji.
• Pasamuwan rawuh lumebet ing pandonga pribadi
• Gegladhen kidung-kidung anyar.
• Pandonga ing Konsistori
• Bel kaungelaken, pasamuwan jumeneng.
• PL ngajak pasamuwan murwakani pangibadah minggu I Wulan
Kebangsaan.
TIMBALAN PANGIBADAH
PL : Sumangga kita sami ngeningaken manah wonten ngarsanipun
Gusti Allah, ingkang sampun maringaken sih rahmat, kalayan
nyuwun sih piwelasipun, supados kita sami pinanggih pantes,
nindakaken pangabekti Wulan Kebangsaan dinten punika.
U : Sawetahing jiwa raga kawula nyrantos Paduka, kadosdene
pasiten ingkang garing ngorong ing toya, kados makaten
pangorong kawula konjuk Paduka.
PL : Mugi kawula kepareng nyawang Paduka wonten ing Pasucen
Paduka,lan ugi pinarengaken nyumurupi panguwaos saha
kamulyan Paduka.
U : Amargi katresnan Paduka nglangkungi aosing gesang kawula,
pramila kawula sami memuji konjuk ing ngarsa Paduka.
PL+U : Makaten dhuh Allah kawula sami badhe tansah memuji,
tetales Asma Paduka, ngulukaken tangan saha manah kawula.
PANGAKENING DOSA
PL : Sumangga kita sami lumebet wonten ing pandonga piyambak-
piyambak. (Instrumen musik taksih kaungelaken, saksampunipun
donga piyambak-piyambak, PL nutup pandonga pangakening
dosa)
U : Ngidungaken KPK BMGJ 53 ANENG NGARSANE GUSTI podo
1-3 kanthi gentosan S (sedaya), W (Wanita), P (Pria).
S : Aneng ngarsane Gusti binuka isining kalbu,
sanyata najis uripku aneng ngarsane Gusti
Reff:
b. Pratelan
c. Pisungsung bujono suci
Pasamuwan ngrepekaken KPK BMGJ 181 SAOSAN SOKUR podo 1-3
Reff :
Sumangga misungsung kanthi trusing manah
sadhengah barang darbe kita konjuk mring Allah.
c. Pandonga pisungsung
BERKAH
P : Nampenana berkahipun Gusti: Pangeran Yehuwah maringi
berkah dhateng panjenengan lan ngayomi panjenengan;
Pangeran Yehuwah nyunaraken cahyaning wadananipun
dhateng panjenengan lan maringi sihrahmat; Pangeran Yehuwah
nungkulaken wadananipun dhateng panjenengan lan maringi
tentrem rahayu. Amin.
U : Haleluya 5 x, amin.
PERSIAPAN IBADAH
- Semua petugas menempatkan dirinya di tempat yang sudah
disediakan
- Umat memasuki ruang ibadah dengan diiringi instrumen
- Doa persiapan ibadah
- Bel berbunyi. Umat berdiri. PL mengajak umat berdiri untuk
memasuki peribadatan Minggu II Bulan Kebangsaaan
PANGGILAN BERIBADAH
Umat menyanyikan PKJ 8 Bukalah Gapura Indah bait 1-2
Bukalah gapura indah aku masuk rumahMu,
agar aku bahagia, jiwaku tenang teduh
dan kupandang wajahMu dalam cah'ya mulia.
PENGAKUAN DOSA
PL : Banyak keinginan kita yang tidak berkenan dihadapan Tuhan.
Kadang tidak taat cenderung melawan dan keras kepala
karena ego yang tidak terkendali. Ampuni kami ya Tuhan.
U : Menyanyikan lagu KJ 157 INSAN, TANGISI DOSAMU bait 1
1. Insan, tangisi dosamu! Ingatlah, Kristus menempuh jalan
penuh sengsara dan bagai hamba terendah Ia kosongkan diriNya
menjadi Perantara. Yang mati dihidupkanNya, yang sakit
disembuhkanNya,
yang hilang Ia cari, berkurban diri akhirnya, memikul dosa
dunia diatas kayu salib
PERSEMBAHAN
a. Pembacaan dasar Persembahan Mazmur 107:21-22
b. Pengumpulan Persembahan
PACAWISAN
• Para petugas samekta dhiri ing papan piniji.
• Pasamuwan rawuh lumebet ing pandonga pribadi
• Gegladhen kidung-kidung anyar.
• Pandonga ing Konsistori
• Bel kaungelaken, pasamuwan jumeneng.
• PL ngajak pasamuwan murwakani pangibadah minggu II Wulan
Kebangsaan.
TIMBALAN PANGIBADAH
Pasamuwan ngrepekaken KPK BMGJ 8 ALLAH MAASIH podo 1-2
1. Allah Maasih asung putranya Allah Ma asih mring manungsa.
Reff :
mila kula ngidung Allah Ma asih Allah Ma asih mring manungsa.
PANGAKENING DOSA
PL : Kathah pepinginan kita ingkang mboten mranani wonten
ngarsanipun Gusti Allah. Kadangkala kita sami mboten taat,
malah nglawan lan ugi tambeng amargi ego ingkang mboten
saged dipun kendalikan. Nyuwun pangapunten duh Gusti.
c. Pandongan pisungsung
BERKAH
P : Ngenerna manah konjuking Allah.
U : Kawula eneraken manah konjuk Allah.
P : Dadosa seksinipun Sang Kristus.
U : Sokur konjuk ing Allah
P : Pinujia Allah
U : Sapunika dumugi selaminipun.
KIDUNG PANUTUP
KPK BMGJ 344 SIH RAHMAT
Mugi sih rahmate Gusti
lan sihe Allah Sang Rama
wah panunggile Roh Suci
tumrah ing kawula
Amin
PERSIAPAN
- Semua petugas menempatkan dirinya di tempat yang sudah
disediakan
- Jamaat memasuki ruang ibadah dengan diiringi instrumen lagu-
lagu perjuangan/nasional
- Doa persiapan ibadah
- Bel berbunyi. Umat berdiri.
- Umat menyanyikan Haleluya (pembawa bendera merah putih,
angka 77 menunjukkan kemerdekaan Indonesia, lilin warna merah
yang sudah nyala, majelis dan pemimpin ibadah memasuki ruang
ibadah melalui pintu utama).
Bermacam-macam kita hadir disini tetapi kita satu
Di dalam Tuhan tidak ada yang putih, tidak ada yang hitam
Kita bersaudara di dalam Dia karena percaya
Yesus Tuhan ! Yesus Raja ! Mahakuasa
Hale….luya….Hale…luya…
Di dalam Dia sgala suku bangsa kan bersatu
Di dalam Dia sgala suku bangsa kan bertelut
Bersama Dia membangun dunia yang percaya
Yesus Tuhan ! Yesus Raja ! Mahakuasa
REFLEKSI
PL : Kematian Kristus adalah bentuk nyata cintaNya kepada umat
yang berdosa. DarahNya yang tercurah dan tubuhNya
dikorbankan sebagai korban yang sempurna. Seperti dalam
Galatia 5:1 mengatakan ”Supaya kita sungguh-sungguh
merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah
teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” Marilah
bersama-sama kita boleh mengenang kembali pengorbanan
para pahlawan bangsa, karena cintanya mereka mau berkorban
untuk kemerdekaan Indonesia.
Reff :
Telah gugur pahlawanku, tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh sribu, tanah air jaya sakti
PENGUTUSAN
P : Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita
U : kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya
P : Supaya jalan-Mu dikenal di bumi
BERKAT
P : Tuhan memberkati saudara dan melindungi saudara. Tuhan
menyinari saudara dengan wajah-Nya dan memberi saudara
kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepada saudara
dan memberi saudara damai sejahtera. Amin.
U : (menyanyikan: Heleluya 5X, Amin 3X)
PACAWISAN
• Para petugas samekta dhiri ing papan piniji.
• Pasamuwan rawuh lumebet ing pandonga pribadi
• Gegladhen kidung-kidung anyar.
• Pandonga ing Konsistori
• Bel kaungelaken, pasamuwan jumeneng lan ngidungaken KPJ 358
GUSTI BADHE KULA PUJI bait 1-2
1. Gusti badhe kula puji ingkang kanthi eklas ing manah,
wonten ngaheng ing pra ageng ngungelaken pujining Allah.
Kawula badhe asujud, ngucap sokur dhumateng Gusti;
dene kadarman Paduka lan kasetyan tan ewah gingsir
2. Para rajanipun bumi badhe muji asma Paduka
sasampuning sami nampi pangandika lesaning Gusti
Sami memuji lan matur sagung sokur dhumateng Allah;
sami ngidungken pangrehnya, wit tetela kaluhurannya.
• Pemimpin ibadah saha para petugas ingkang ngastha bendera,
angka 77, lilin abrit ingkang sampun murup lumebet wonten greja
saking lawang utami.
PAMBUKA
P : Nagri Indonesia punika ciptaan sang maha Agung ingkang
tansah nresnani ugi mberkahi. Salah satunggalipun nagri ingkang
mboten nate mandheg ndandhosi diri. Yuswa sampun tambah,
gregretipun langkung kiyat kagem bebenah. Mboten badhe
mandeg terah mlampah gadhah tekat ingkang utuh. Ugi kathah
berkah ingkang lumuber ndadosaken nagri Indonesia bakoh
REFLEKSI
PL : Sedanipun Gusti Yesus punika bukti nyata katresnanipun
dumatheng manungsa ingkang dosa. Rahipun ugi sariranipun
Gusti Allah sampun dados pangurbanan ingkang sampurna.
Seperti dalam Galatia 5:1 “Supaya kita mardika temenan, Sang
Kristus wus mardikakake kita. Awit saka iku ngadega kang
jejeg lan aja gelem maneh dikalungi pasangan pangawulan”.
Sumangga kita sami ngengeti malih sedaya pangurbanan para
pahlawan, amargi katresnanipun ingkang ageng kersa ngurbanaken
sedaya jiwa raga kagem negri kita Indonesia.
KPJ 358 GUSTI BADHE KULA PUJI
1. Gusti badhe kula puji ingkang kanthi eklas ing manah, wonten
ngaheng ing pra ageng ngungelaken pujining Allah. Kawula
badhe asujud, ngucap sokur dhumateng Gusti; dene kadarman
Paduka lan kasetyan tan ewah gingsir
KIDUNG KESANGGEMAN.
KPJ 362 ING SATENGAHING BEBRAYAN AGUNG
1. Ing satengah ing bebrayan agung, mung Pangeran pantes
ginunggung Rahmat nya binabarken warata, rumentah mring
titah sadaya.
Reff.
Den tansah ndedonga lan makarya, mrih kababaring tentrem
raharja. Nggih gesang memitran wah pasedherekan, wit tyang
sadaya tresna tineresnan.
PISUNGSUNG PEPUJIAN
PANGUTUSAN
P : Gusti Allah nresnani dan berkahi kita
U : Gusti Allah nyunaraken wadananipun
P : Supados lampah Paduka dipunmangertosi wonten donya
U : Lan kaslametan Paduka wonten ing satengahing para bangsa
P : Supados para bangsa caos pangucap syukur dumatheng
Paduka
U : Supados sedaya suku bangsa bingah lan sukarena
P : Amargi Paduka para bangsa kanthi adil
U : Lan nuntun para bangsa wonten ing donya punika
P : Siti lemah sampun ngedalaken hasilipum
U : Gusti Allah mberkahi kita sedaya
P+U : Ngidungaken KPAKA 336 Gusti Kang Nganthi bait 1-2
Mangsa mesthi silih gumanti, wanci rina ganti ratri
Swau kita tetunggilan samangkya kita pepisahan
Reff:
Gusti kang nganthi, Gusti kang nganthi, temah kita tansah basuki
Gusti kang ngreksa, Gusti kang ngreksa, temah kita tansah raharja
BERKAH
P : Nampenana berkahing Allah : Pangeran Yehuwah maringi berkah
dhateng panjenengan lan ngayomi panjenengan; Pangeran
Yehuwah nyunaraken cahyaning wadananipun dhateng
panjenengan lan maringi sih-rahmat; Pangeran Yehuwah
nungkulaken wadananipun dhateng panjenengan lan maringi
tentrem rahayu. Amin.
J : Haleluya 5 x, amin.
KIDUNG PANUTUP.
KPJ 360 INDONESIA NAGRI ENDAH
1. Indonesia nagri endah, peparinging Yehuwah; mila kula
dongakaken, mrih raharja wah tentrem
PERSIAPAN
• Semua petugas menempatkan dirinya di tempat yang sudah
disediakan
• Umat memasuki ruang ibadah dengan diiringi instrumen
• Doa persiapan ibadah
• Bel berbunyi. Umat berdiri. PL mengajak umat berdiri untuk
memasuki peribadatan Minggu III Bulan Kebangsaan
PANGGILAN BERIBADAH
Umat menyanyikan KJ 3 KAMI PUJI DENGAN RIANG bait 1, 4
1. Kami puji dengan riang Dikau, Allah yang besar;
bagai bunga t’rima siang, hati kami pun mekar.
Kabut dosa dan derita, kebimbangan, t’lah lenyap.
Sumber suka yang abadi, b’ri sinarMu menyerap.
KATA PEMBUKA
PL : Mazmur 139:17 “ Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya
Allah! Betapa besar jumlahnya!”. Lalu siapakah kita ini jika
dibandingkan dengan kuasa Tuhan Allah kita?
U : Menyanyikan PKJ 4 ANGKATLAH HATIMU PADA TUHAN bait 1-2
Angkatlah hatimu pada Tuhan,
bunyikan kecapi dan menari.
Jangan lupa bawa persembahan.
Mari kawan, ajak teman
bersama menyembah.
Refrein:
Sorak-sorak, sorak Haleluya!
Mari, mari, mari, nyanyilah
Pujilah Tuhan yang Mahakudus.
Mari kawan, ajak teman
bernyanyilah terus.
Refrein:
Tuhan menjagamu waktu tenang atau tegang,
Ia menjagamu, Tuhan menjagamu.
BERKAT
P : Arahkanlah hatimu kepada Tuhan
U : Kami mengarahkan hati kepada Tuhan
P : Jadilah saksi Kristus
U : Syukur kepada Allah
P : Terpujilah Tuhan
U : Kini dan selamanya
P : Terimalah berkat Tuhan: “Tuhan memberkati engkau dan
melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-
Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan
wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
Amin
U : (menyanyikan: Heleluya 5X, Amin 3X)
PACAWISAN
• Para petugas samekta dhiri ing papan piniji.
• Pasamuwan rawuh lumebet ing pandonga pribadi
• Gegladhen kidung-kidung anyar.
• Pandonga ing Konsistori
• Bel kaungelaken, pasamuwan jumeneng.
• PL ngajak pasamuwan murwakani pangibadah minggu III Wulan
Kebangsaan.
TIMBALAN PANGIBADAH
Pasamuwan ngidungaken KPJ 7 GUSTI KAWULA SOWAN podo 1-2
PAMBUKA
PL : Jabur 139: 17 “Dhuh Allah, saiba remitipun panggalih Paduka
punika, iba kathahipun gunggungipun!” Lajeng sinten kita punika
menawi dipunbandingaken kaliyan panguwaosipun Gusti Allah?
U : Ngidungaken KPJ 26 PINUJI GUSTI podo 1, 3
2. Nggih sih rahmat kang sung begja mring tyang kang pracaya,
sing pejah wit rehing dosa mangkya gesang nyata.
BERKAH
P : Ngenerna manah konjuking Allah.
U : Kawula eneraken manah konjuk Allah.
P : Dadosa seksinipun Sang Kristus.
U : Sokur konjuk ing Allah
P : Pinujia Allah
U : Sapunika dumugi selaminipun.
P : Nampenana berkahing Allah: Pangeran Yehuwah maringi berkah
dhateng panjenengan lan ngayomi panjenengan; Pangeran
Yehuwah nyunaraken cahyaning wadananipun dhateng
panjenengan lan maringi sih-rahmat; Pangeran Yehuwah
nungkulaken wadananipun dhateng panjenengan lan maringi
tentrem rahayu. Amin.
U : Haleluya 5 x, amin.
PERSIAPAN
• Semua petugas menempatkan dirinya di tempat yang sudah
disediakan
• Umat memasuki ruang ibadah dengan diiringi instrumen
• Doa persiapan ibadah
• Bel berbunyi. Umat berdiri. PL mengajak umat berdiri untuk
memasuki peribadatan Minggu IV Bulan Kebangsaan
PANGGILAN BERIBADAH
PL : Perjalanan yang kita tempuh tidak mudah, penuh pergumulan
hidup. Perjuangan untuk tetap bisa bertahan dalam segala
kondiri, menghantar bangsa kita memasuki usia 77 tahun.
Namun, di atas semua itu, Tuhanlah Sang pemilik semesta.
Dialah yang memelihara kehidupan manusia dari dulu, kini
dan selamanya. Marilah datang sujud menyembah dengan
membawa kerinduan dan penghormatan kita kepada-Nya
dengan menyanyikan PKJ 14 KUNYANYIKAN KASIH SETIA
TUHAN bait 1
1. Kunyanyikan kasih setia Tuhan
selamanya, selamanya.
Kunyanyikan kasih setia Tuhan
selamanya, kunyanyikan s’lamanya.
Kututurkan tak jemu kasih setiaMu Tuhan;
kututurkan tak jemu kasih setiaMu
turun-temurun.
Aku naikkan puji dan doa ini demi nama Tuhanku Penebus,
Putra kekal, abadi dan kudus, Jurus'lamatku dan Raja semesta.
c. Mazmur tanggapan
L : Membaca Mazmur 81:2, 11-17
U : Syukur kepada Allah
d. Pembacaan Alkitab 2
L : Membaca Ibrani 13:1-8, 15-16 Demikianlah sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah
e. Pembacaan Injil
P : Membaca Lukas 14:1, 7-14 “Yang berbahagia orang yang
mendengarkan sabda Tuhan serta yang tekun melaksanakannya.
Haleluya
U : (menyanyikan: haleluya – Amin 3x)
g. Khotbah
h. Saat teduh
i. Persembahan Pujian
PENGUTUSAN
Umat menyanyikan PKJ 203 – Ada Damai Sejaht’ra Allah bait 1-2
Ada damai sejaht’ra Allah,
ada damai sejaht’ra Allah,
ada damai sejaht’ra Allah di hatiku.
Ada damai sejaht’ra Allah,
ada damai sejaht’ra Allah,
ada damai sejaht’ra Allah di hatiku.
BERKAT
P : Arahkanlah hatimu kepada Tuhan
U : Kami mengarahkan hati kepada Tuhan
P : Jadilah saksi Kristus
U : Syukur kepada Allah
P : Terpujilah Tuhan
U : Kini dan selamanya
P : Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan
menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau
kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu
dan memberi engkau damai sejahtera
U : Amin.
PACAWISAN
• Para petugas samekta dhiri ing papan piniji.
• Pasamuwan rawuh lumebet ing pandonga pribadi
• Gegladhen kidung-kidung anyar.
• Pandonga ing Konsistori
• Bel kaungelaken, pasamuwan jumeneng.
• PL ngajak pasamuwan murwakani pangibadah minggu IV Wulan
Kebangsaan.
TIMBALAN PANGIBADAH
PL : Margi ingkang kita sami lampahi punika mboten gampil, kebak
prekawis-prekawis wonten ing panggesangan. Sedaya upaya
sampun kita sampi lampahi supados saged tahan uji wonten
ing sedaya kahanan, ngantos bangsa kita lumebet yuswa 77
tahun. Ananging sedaya kala wau Gusti Allah ingkang kagungan
samukawis. Panjenenganipun ingkang mranata saha ngrumati
panggesangan manungsa wiwit kala rumiyin, sakpunika
ngantos salami-laminipun. Mila sumangga sami sujud manembah,
kanthi manah ingkang saestu kangen lan kurmat dhumateng
Allah ingkang gesang, sesarengan kita ngidungake KPJ 6
GUSTI KANG MURBENG DUMADI
Gusti kang murbèng dumadi,
kawula sami sowan ngaturaken pangabekti ingkang yekti.
Ngunjukaken puja puji,
panuwun lan panyuwun anampèni, sabdeng Gusti
PANGAKENING DOSA
PL : “Manawa kita padha ngakoni dosa kita, Panjenengane iku
setya tuhu lan adil, temah bakal ngapura sakehing dosa kita,
sarta ngresiki sakehing piala kita” 1 Yokanan 1:9.
BERKAH
P : Ngenerna manah konjuk ing Allah.
U : Kawula eneraken manah konjuk Allah.
P : Dadosa seksinipun Sang Kristus.
U : Sokur konjuk ing Allah
P : Pinujia Allah
U : Sapunika dumugi selaminipun.
P : Nampenana berkahing Allah: Pangeran Yehuwah maringi berkah
dhateng panjenengan lan ngayomi panjenengan; Pangeran
Yehuwah nyunaraken cahyaning wadananipun dhateng
panjenengan lan maringi sih-rahmat; Pangeran Yehuwah
nungkulaken wadananipun dhateng panjenengan lan maringi
tentrem rahayu. Amin.
U : Haleluya 5 x, amin.
KIDUNG PANUTUP
KPK BMGJ 170 GUSTI MUGI NUNTUN KAWULA podo 2
2. Gusti mugi nglanting kawula ngambah margi bebener nyata,
nadyan rumpil kathah bebaya nging tatag tan semplah ing driya