Anda di halaman 1dari 9

MISIONARIS DI BANTEN PASCA

KEMERDEKAAN 1945 – 2000

Disusun Oleh :
Salsabila Shifa Dewi (5504200020)
Daffa Fitra Isnaen (5504200014)

Kelas : 3A
Dosen Pengampu : M. Ainun Najib, Lc., MA

PROGRAM STUDI D3 KEUANGAN DAN PERBANKAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
202

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah swt., yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini,
banyak kesulitan yang kami alami terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan
sumber-sumber info yang masih terbilang terbatas.
Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Oleh
karena itu, kami selaku penyusun memohon maaf apabila ada kekurangan ataupun kesalahan.
Kritik dan saran sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik serta berguna dimasa
yang akan datang.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ iii
BAB 1 ........................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................. 1
BAB II........................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Misionaris ......................................................................................................................... 2
2.2 Peristiwa Misionaris di Banten Pasca Kemerdekaan RI ..................................................................... 2
 Pemilihan Residen Banten ............................................................................................................ 3
 Pergantian Pangreh Praja Karesidenan ......................................................................................... 3
BAB III ......................................................................................................................................................... 5
PENUTUP .................................................................................................................................................... 5
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................................... 5
3.2 Saran ................................................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 6

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hubungan antara manusia dengan kepercayaannya dinilai erat dalam pembentukan corak
sebuah masyarakat. Indonesia merupakan negara muslim terbesar yang memiliki tingkat
toleransi cukup besar Manusia dan kebudayaan (pembentuk peradaban) saling berkaitan.

Perkembangan agama menjadi salah satu cara memahami perkembangan budaya dalam
sebuah daerah. Sebagaimana dikutip Zoetmulder tentang agama, “Agama adalah kunci sejarah
Kita tidak dapat memahami hakikat tata masyarakat tanpa mengerti agama”.

Kita tidak dapat memahami hasil-hasil budaya mereka tanpa mengerti kepercayaan
keagamaan yang melatar belakanginya. Dalam semua zaman, hasil utama budaya didasarkan
pada gagasan-gagasan keagamaan dan diabadikan untuk tujuan keagamaan.

Kristenisasi masuk ke Indonesia bermula saat bangsa Portugis mendarat di Malaka dengan
motif 3G (gold,glory, gospel) pada abad ke-16. Bicara tentang Kristenisasi, ini diartikan sebagai
tugas besar yang terencana secara matang dan sistematis dengan tujuan dapat mengubah peta
populasi penganut agama penduduk Indonesia dalam jangka waktu tertentu. Proses
penyebarannya dilengkapi dengan berbagai sarana program yang masuk dalam sektor elemen
kehidupan: politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya. Kristenisasi juga diartikan sebagai
obsesi untuk menyebarkan agama Kristen yang mereka yakini kebenarannya. Kegiatan
Kristenisasi ini diperlukan pemikiran dan ide-ide untuk menyebarluaskan kepada masyarakat.

Banten merupakan daerah yang termasuk dalam daftar wilayah yang di jadikan tempat untuk
menyebarkan Kristenisasi, terdapat beberapa wilayah yang digunakan dalam menyebarkan
paham Kristenisasi dan telah dibentuk beberapa agen Kristen, wilayah yang di maksud adalah
Kota Tangerang, Tanah Tinggi, Kresek, Jengkol, Leuwi Damar, Rangkasbitung, Maja, dan
Badui.Terkhusus untuk Banten wilayah selatan yang telah dipola untuk pengembangan
Kristenisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apakah pengertian dari Misionaris!
2) Bagaimana peristiwa minionaris di Banten pasca kemerdekaan RI?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari minionaris.
2) Untuk mengetahui peristiwa misionaris di Banten pasca kemerdekaan RI.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Misionaris


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Misionaris adalah imam kristen katolik
yang melakukan kegiatan misi atau orang yang melakukan penyebaran warta injil kepada orang
yang sama sekali belum mengenal kristus. Jadi, pengertian misionaris secara singkat dapat
disimpulkan bahwa Misionaris adalah sebutan bagi seseorang yang menyebarkan agama kristen
yang bertujuan untuk mengundang oranglain supaya datang secara sukarela kepada kristus
dengan bertaubat, beriman, dibaptiskan serta ditetapkan menjadi anggota gereja tuhan yang
benar sampai akhir hayat.

2.2 Peristiwa Misionaris di Banten Pasca Kemerdekaan RI


Kedatangan pastur di Banten pada bulan Juni 1642, daerah Banten kedatangan beberapa
pastur untuk yang pertama kali. Mereka adalah 5 orang sambil menunggu kesempatan berlayar
menuju Maluku daerah Indonesia Timur, mereka menetap di Banten kira-kira satu tahun. Pada
waktu itu sudah ada beberapa imam, berada suster dan dokter misi yang sedang singgah dalam
perjalanan dari Tompi menuju Madras di India. Selain itu, pada zaman pemerintahan Sultan
Ageng Tirtayasa sudah banyak orang katolik tinggal di daerah Banten. Mereka adalah orang
Eropa, India, Cina, Maluku, Filipina bahkan sudah ada pastur-pastur dari kongres Prancis. Pada
tahun 1672 VOC menaklukan Banten, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap orang-orang asing dan
Belanda diusir dan agama katolik dimusuhi. Selanjutnya, akhirnya bibir katolik satu persatu
lenyap dan baru muncul lagi ketika kebebasan beragama dicanangkan oleh gubernur Jenderal
Daendels.

Benedict Anderson dalam bukunya mengutarakan pendapat yang menarik seputar pemilihan
gubernur pertama dari provinsi-provinsi yang disahkan PPKI pada 19 Agustus 1945.
Menurutnya, alasan utama diterimanya usulan pembagian provinsi oleh panitia kecil ialah agar
para anggota PPKI yang datang mewakili wilayah-wilayah tersebut dapat dilantik menjadi
gubernur pertama guna meratakan sistem pertahanan pemerintahan republik (hal. 88-89).
“Menurut pertimbangan, jaringan komunikasi sudah sangat sulit dibentuk sepanjang masa
pendudukan Jepang, ketika sekutu memasuki wilayah Nusantara keadaannya akan kembali tidak
menentu,” tulis Anderson.

Agar pembentukan sistem pemerintahan republik di daerah berjalan lanacar, seluruh provinsi
di luar Jawa yang dibentuk saat itu wajib mengikuti skema tersebut. Anggota PPKI dari luar
Jawa seperti Teuku Hasan, Ratulangi, Latuharhary, dan I Ketut Pudja masing-masing ditunjuk
sebagai gubernur Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil. Selain mereka, ada pula
Pangeran Mohammed Noor, seorang bangsawan Banjar yang didaulat memimpin provinsi
Kalimantan.

2
Di samping mencetuskan pembagian provinsi dan pemilihan gubernur pertama, sidang PPKI
juga membahas pembentukan kabinet yang pertama. Sebelum sidang PPKI secara resmi dimulai,
Sukarno sempat meminta Ahmad Subardjo membentuk panitia kecil lainnya yang bertugas
membuat usulan daftar departemen tanpa personalia. Usulan Ahmad Subardjo kemudian
disetujui anggota sidang dan menghasilkan 12 departemen dalam sebuah kabinet
presidensial.Pada pertengahan bulan September 1945, diadakan perundingan dengan para tokoh
masyarakat Kabupaten Serang di kediaman Zulkarnain Suria Kartalegawa, di antaranya dengan
Kiai Haji Ahmad Chatib dan Kiai Haji Syam'un. Dalam perundingan tersebut dibicarakan
pembagian tugas pemerintahan di Banten, para pemuda kemudian mengusulkan kepada
Pemerintah Republik Indonesia agar segera mengangkat Kiai Haji Ahmad Chatib sebagai
Residen Banten yang menangani administrasi dan pemerintahan sipil di Banten, serta Kiai Haji
Syam'un untuk menangani segala unsur militer.

 Pemilihan Residen Banten


Setelah dilantik sebagai Residen Banten, K.H. Amad Chatib menunjuk Zulkarnaen
Suria Kertalegawan menjadi Wakil Residen. Untuk mengisi jabatan bupati di daerah
Serang, Pandeglang dan Lebak, K.H. Ahmad Chatib meminta para bupati lama untuk
sementara tetap dalam jabatan dan meneruskan tugasnya. Sementara Kiai Haji Syam'un
yang ditunjuk menangani bidang militer segera mewujudkan pembentukan Badan
Keamanan Rakyat di Banten. Yang menjadi anggota BKR di Banten ini antara lain
adalah bekas anggota PETA, Heiho, Hizbullah, Sabilillah, API, dan bentuk kelaskaran
lainnya.
Atas desakan masyarakat banten pada tanggal 2 september 1945 KH. Achmad Chatib
diangkat pemerintah RI sebagai Residen Banten Setelah beberapa waktu pemerintahan
Karesidenan Banten, masyarakat menilai pejabat yang menjabat saat itu sebagian besar
karena keturunan dan dianggap tidak bekerja dengan baik. Sehingga KH. Achmad Chatib
membuat kebijakan untuk mendudukan unsur ulama dalam pemerintahan. Namun
ternyata kebijakan ini tidak memuaskan Ce Mamat sebagai ketua KND Kabupaten
Serang dan juga pernah terlibat dalam pemberontakan Komunis 1926.

 Pergantian Pangreh Praja Karesidenan


Pertengahan Oktober, seluruh pangreh praja Karesidenan Banten diganti oleh ulama.
Kaum komunis tak menentang penempatan ulama di jabatan-jabatan resmi itu. Namun
sebagai gantinya, kaum kiri di bawah kepemimpinan Ce Mamat membentuk Dewan
Rakyat beranggotakan orang-orang radikal dan revolusioner. Dewan Rakyat adalah badan

3
eksekutif pemerintahan, dan kekuasaan residen bersifat simbolis saja. Dewan rakyat
menaungi aparat, polisi, hingga dewan ekonomi.
Namun polah Dewan Rakyat semakin brutal. Pasukan Dewan Rakyat bernama Laskar
Gulkut melakukan aksi teror. Gulkut adalah akronim 'gulung bukut', yang artinya
'menggulung pamong praja'. Adapun kata yang bunyinya hampir sama yakni 'gutgut'
bermakna 'jawara'. Laskar Gulkut beranggotakan jawara berseragam hitam dengan
lencana palu-arit di dada. Laskar Gulkut menculik dan membunuh siapa saja yang
mereka anggap antek penjajah. Laskar Gulkut menculik Bupati Hilman Jayadiningrat
kemudian menjebloskannya ke penjara Serang. Gara-gara aksi Laskar itu, Wakil Residen
Zulkarnain Surya Kartalegawa melarikan diri ke Priangan."Beberapa pejabat di daerah
yang kelakuannya kejam terhadap rakyat (kemudian -red) dibunuh oleh lasykar gulkut,"
tulis Suharto dalam hasil penelitiannya tersebut.
Situasi di Banten jadi semakin mengerikan, sampai-sampai Presiden dan Wakil
Presiden, Sukarno dan Mohammad Hatta turun langsung ke Banten, pada 9 sampai 11
Desember 1945. Mohammad Hatta berbicara bahwa pemerintahannya tak menghendaki
"anarki" semacam itu. Saat itu tak seperti biasanya, Hatta berubah menjadi sosok yang
tegas.
Namun Ce Mamat tetap bersikukuh. Menurutnya, Dewan Rakyat lebih absah sebagai
perwujudan pemerintahan demokrasi ketimbang KNIP (Komite Nasional Indonesia
Pusat). Soalnya, Ce Mamat menilai KNIP adalah pemberian penjajah Jepang. Dewan
Rakyat kembali beraksi saat Sukarno ke Rangkasbitung, 10 Desember 1945, seolah
pamer kekuatan di depan Proklamator.

4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Misionaris adalah sebutan bagi seseorang yang menyebarkan agama kristen yang
bertujuan untuk mengundang oranglain supaya datang secara sukarela kepada kristus
dengan bertaubat, beriman, dibaptiskan serta ditetapkan menjadi anggota gereja tuhan
yang benar sampai akhir hayat. Tahun 1999 Presiden BJ Habibie mengunjungi Banten,
saat itu Rakyat Banten yang diwakili oleh H. Embay Mulya Syarif dan beberapa tokoh
agama memaparkan keingainan untuk menjadikan eks karisidenan Banten menjadi
Provinsi Banten.
Lalu pada 18 Juli 1999 dibentuk KPPB, dan 1 Agustus dibentuk Pokja PPB. 2
desember 1999 DPRD Tk II Serang memberikan keputusan untuk menyetujui
Pembentukan Provinsi Banten. Lalu 18 Juli 2000 tokoh Banten bertemu Presiden
Abdurahman Wahid 1.

3.2 Saran
Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat
mengambil sisi positif dari pembahasan mengenai Misionaris di Banten Pasca
Kemerdekaan, dan sisi negatif dari pembahasan diatas bisa di jadikan sebagai bahan
pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://kbbi.web.id/misionaris
https://youtu.be/J6ddEPlkFk0

Anda mungkin juga menyukai