Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SENGKETA HUKUM PERBANKAN

DISUSUN OLEH :
1. Dela Aulia (5504200009)
2. Salsabila Shifa Dewi (5504200020)
3. Satrio Danu Saputro (5504200017)

KELAS A

DOSEN PENGAMPU :
Lukmanul Hakim Aziz, SEI., MM.

MATA KULIAH :
HUKUM PERBANKAN

PRODI D3 PERBANKAN DAN KEUANGAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan penulis
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah tentang Sengketa
Hukum Perbankan. Tidak lupa pula shalawat serta salam selalu penulis panjatkan kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad saw yang telah membawa kita semua ke alam yang gelap
menuju alam yang terang benderang yakni agama islam.
Bank merupakan salah satu lembaga yang mempunyai kewenangan untuk menyimpan dan
memberikan dana kepada masyarakat sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh bank
sentral dalam hal ini Bank Indonesia. Selain menghimpun dana masyarakat, bank juga
mempunyai banyak produk jasa lain yang memberikan kemudahan bagi para nasabah untuk
memanfaatkan jasa perbankan. Maka dari itu kami menyusun makalah ini yang mengambil topik
tentang Sengketa Hukum Perbankan agar kita semua bisa mengetahui apa saja sengketa yang
terjadi di dunia perbankan.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang
bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan
makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................. 1
1.4 Manfaat ............................................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Sengketa Hukum Perbankan ............................................................................................. 2
2.2 Proses Penyelesaian Sengketa Hukum Perbankan .............................................................................. 3
BAB III ......................................................................................................................................................... 4
PENUTUP .................................................................................................................................................... 4
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................................... 4
3.2 Saran ................................................................................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Mediasi (PERMA No. 1 Tahun
2016), pengertian mediasi disebutkan pada Pasal 1 angka (1), yaitu mediasi adalah cara
penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak
dengan dibantu oleh mediator. Dalam pasal tersebut disebutkan kata mediator yang berperan
dalam mencari berbagai kemungkinan penyeleseaian sengketa yang diterima para pihak.
Pengertian mediator disebut dalam Pasal 1 angka (2) PERMA No. 1 Tahun 2016, yaitu hakim
atau pihak lain yang memiliki sertifikat mediator sebagai pihak netral yang membantu para pihak
dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengeketa tanpa
menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian.
Menurut John W. Head, mediasi adalah suatu prosedur penengahan dimana seseorang
bertindak sebagai “kendaraan” untuk berkomunikasi antara para pihak, sehingga pandangan
mereka yang berbeda atas sengketa tersebut dapat dipahami dan mungkin didamaikan, tetapi
tanggung jawab utama tercapainya suatu perdamaian tetap berada di tangan para pihak sendiri
(John W. head, 1997: 42). Dalam praktik, sebagai bagian dari proses mediasi, mediator berbicara
secara rahasia dengan masing- masing pihak. Mediator perlu membangun kepercayaan para
pihak yang bersengketa lebih dahulu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sengketa hukum perbankan?
2. Bagaimana proses penyelesaian sengketa hukum perbankan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sengketa hukum perbankan.
2. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian hukum perbankan.

1.4 Manfaat
1. Manfaat bagi pribadi penulis
Hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan penambahan wawasan
bagi pribadi penulis, khususnya agar penulis lebih memahami dengan baik mengenai
Permasalahan Pada Dunia Perbankan.
2. Manfaat bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, penambahan wawasan
dan pencerahan kepada pembaca dan khususnya dapat memberikan informasi dan
pengetahuan mengenai Permasalahan Pada Dunia Perbankan

1
BAB II
PEMBAHASAN

Sengketa adalah perselisihan antara konsumen dengan lembaga jasa keuangan dalam
kegiatan penempatan dana oleh konsumen pada lembaga jasa keuangan dan/atau pemnfaatan
pelayanan dana tau produk lembaga jasa keuangan setelah melalui proses penyelesaian
pengaduan oleh lembaga jasa keuangan (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
1/POJK.07/2014 Tentang Lembaga Alternatif di Sektor Jasa Keuangan) Perbankan adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998). Sengketa
perbankan adalah perselisihan antara konsumen dengan lembaga jasa keuangan dalam kegiatan
perbankan.

2.1 Pengertian Sengketa Hukum Perbankan


Sengketa perbankan adalah perselisihan antara konsumen dengan lembaga jasa keuangan
dalam kegiatan perbankan. Sengketa perbankan merupakan perselisihan antara konsumen dengan
lembaga jasa keuangan dalam kegiatan perbankan. Sengketa perbankan dapat diselesaikan
melalui Otoritas Jasa Keuangan ataupun lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa yang dimuat
dalam daftar Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Otoritas Jasa keuangan. Sengketa
Perbankan Isu strategis yang yang mengemuka sehubungan dengan mediasi perbankan adalah
mengenai lingkup sengketa uang dapat dimediasikan.

Pasal 1 Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006 Tentang Mediasi Perbankan tidak
tegas mendefinisikan sengketa. Dalam peraturan Bank Indonesia ini sengketa diartikan sebagai
permasalahan yang diajukan oleh nasabah atau perwakilan nasabah kepada penyelenggara
mediasi perbankan, setelah melalui proses penyelesaian pengaduan oleh bank sebagaimana 16
diatur dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah. Definisi
mengandung unsur subjektif yaitu sengketa antara nasabah dan bank, tetapi tidak tegas tentang
unsur objektifnya. Pasal 8 angka (4) Peraturan Bank Indonesia tersebut baru diperoleh sedikit
kejelasan tentang unsur objektif dari sengketa yaitu sengketa keperdataan. Sementara itu pasal 6
memberikan batasan nilai dari objek sengketa yaitu paling banyak Rp. 500.000.000,- relatif tidak
ada perdebatan yang signifikan tentang sengketa keperdataan murni sebagai objek mediasi.
Sengketa-sengketa perbankan yang diajukan oleh masyarakat (nasabah) adakalanya merupakan
sengketa perdata yang mengandung unsur perbuatan melawan hukum yang bersifat pidana.

Perdebatan sangat tajam tentang bisa tidaknya sengketa-sengketa yang mengandung unsur
perbuatan melawan hukum yang bersifat piadana. Dalam hukum positif tidak ditemukan adanya
kaidah hukum yang secara tegas dan jelas membenarkan penyelesaian tindak pidana melalui
proses mediasi. Namun masalahnya dalam dunia perbankan adalah banyaknya sengketa yang
diajukan nasabah terkait dengan suatu tindak pidana, misalnya penipuan, penggelapan,

2
pembobolan rekening nasabah dan lain sebagainya. Apabila seluruh masalah ini secara ketat
harus diselesaikan melalui proses pidana, maka nasabah pada umumnya akan dihadapkan pada
kelemahan proses litigasi yaitu proses lambat, biaya mahal dan kurang memberikan kepastian
dan perlindungan hukum atas perbankan.

2.2 Proses Penyelesaian Sengketa Hukum Perbankan


 Bentuk-bentuk penyelesaian sengketa perbankan melalui LAPSPI berupa Mediasi,
Ajudikasi, dan Arbitrase. Kedua, para pihak dapat memilih Arbitrase sebagai
penyelesaian sengketa yang pertama dan terakhir. Putusan arbitrase harus terlebih dahulu
didaftarkan di pengadilan negeri untuk dapat dilaksanakan.
 Proses Penyelesaian Sengketa hukum menurut PBI:
Proses penyelesaian sengketa melalui mediasi perbankan menurut Peraturan Bank
Indonesia adalah sebagai berikut :
1) Nasabah atau perwakilan nasabah mengajukan penyelesaian sengketa kepada
pelaksanaan fungsi mediasi perbankan Pengajuan penyelesaian sengketa melalui
mediasi perbankan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) Diajukan secara tertulis dengan disertai dokumen pendukung yang memadai.
b) Pernah diajukan upaya penyelesaian oleh nasabah kepada bank.
c) Sengketa yang diajukan tidak sedang dalam proses atau belum pernah diputus
oleh lembaga arbitrase atau peradilan atau belum terdapat kesepakatan yang
difasilitasi oleh lembaga mediasi lainnya (LMP).
d) Sengketa yang diajukan merupakan sengketa keperdataan.
e) Sengketa yang diajukan belum pernah diproses dalam mediasi perbankan yang
difasilitasi oleh Bank Indonesia.
f) Pengajuan penyelesaian sengketa tidak melebihi 60 hari kerja sejak tanggal
surat hasi penyelesaian pengaduan yang disampaikan bank kepada nasabah atau
perwakilan nasabah mengajukan secara tertulis kepada Bank Indonesia sebagai
pelaksanaan fungsi mediasi perbankan dilengkapi dengan dokumen pendukung
kepada Direktorat Investigasi dan Mediasi Perbankan.
 Pengajuan penyelesaian sengketa dilakukan secara tertulis dengan menyertakan dokumen
berupa:
1) Fotokopi surat hasil penyelesaian pengaduan yang diberikan kepaa nasabah.
2) Fotokopi surat bukti identitas nasabah yang masih berlaku.
3) Surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai yang cukup bahwa sengketa yang
diajukan tidak sedang dalam proses atau telah mendapatkan keputusan dari lembaga
arbitrase, pengadilan atau lembaga mediasi lainnya dan belum pernah diproses dalam
mediasi perbankan yang difasilitasi oleh Bank Indonesia.
4) Fotokopi dokumen pendukung yang terkait dengan sengketa yang diajukan.
5) Fotokopi surat kuasa, dalam hal pengajuan penyelesaian sengketa dikuasakan.

3
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk
memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator. Dalam pasal tersebut
disebutkan kata mediator yang berperan dalam mencari berbagai kemungkinan
penyeleseaian sengketa yang diterima para pihak. Sengketa perbankan adalah
perselisihan antara konsumen dengan lembaga jasa keuangan dalam kegiatan perbankan.
Sengketa perbankan merupakan perselisihan antara konsumen dengan lembaga jasa
keuangan dalam kegiatan perbankan. Sengketa perbankan dapat diselesaikan melalui
Otoritas Jasa Keuangan ataupun lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa yang dimuat
dalam daftar Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Otoritas Jasa keuangan

3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca untuk lebih dalam mengetahui dan mengenal lebih
dalam tentang sengketa hukum perbankan, karena ini semua bermanfaat dalam
kehidupan, dan juga untuk memperluas pada wawasan.

4
DAFTAR PUSTAKA

Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia,

Jakarta, hal.13 24 Suparmoko, 1991, Metode Penelitian Praktis, Yogyakarta, hal. 1.

Peter Mahmud Marzuki, 2011, Penelitian Hukum, Edisi Pertama Cetakan ke-7, Kencana

Prenada Media Group, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai