Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PROJECT BASE LEARNING

KAJIAN HUKUM JASA – JASA PERBANKAN DI PT BANK NEGARA


INDONESIA ( PERSERO ) TBK

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Rifky Ilman Maulana 213404035


Rissa Nurfadilah 213404036
M Irsal Asif 213404039
Putri Nurhoeriyah 213404041
M Nuraliman 213404050
Gita Kartina 213404052
Selinda Oktaviani 213404057
Rizky Lukman 213404061
Wini Syarani Hunowu 213404062
Aini Nuril Huda 213404063

JURUSAN D-3 PERBANKAN DAN KEUANGAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT kami ucapkan, atas selesainya laporan “Kajian Hukum
Jasa – Jasa Perbankan di PT Bank Negara Indonesia ( Persero ) Tbk” di mata kuliah Aspek Hukum
Dalam Bank. Tanpa ridha dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya mustahil laporan ini dapat
terselesaikan.
Kemudian kami tak lupa mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Bapak
Dede Arif Rahmani., S.Pd., M.M. selaku dosen mata kuliah Aspek Hukum Dalam Bank yang
memberikan tugas laporan yang mengcangkup seputar Kegiatan Bidang Jasa-Jasa Perbankan,
sehingga menambah wawasan saya tentang ilmu hukum perbankan Indonesia.
Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan
kesalahan dari laporan ini

Tasikmalaya, 1 Mei 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................................... 3
2.1 Bank ...................................................................................................................................... 3
2.2 Jasa Perbankan .................................................................................................................... 10
BAB III PROFIL PERUSAHAAN ............................................................................................... 12
3.1 Sejarah PT Bank Negara Indonesia ( Persero ) Tbk ............................................................ 12
3.2 Visi Misi PT Bank Negara Indonesia ( Persero ) Tbk......................................................... 13
3.3 Jasa-Jasa PT Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk ......................................................... 14
3.4 Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia ( Persero )Tbk .......................................... 22
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................................. 23
4.1 Peran Kegiatan Jasa – Jasa Perbankan ................................................................................ 23
4.2 Dasar Hukum yang berkaitan dengan Kegiatan Jasa – Jasa Keuangan .............................. 26
4.3 Risiko Dalam Perjanjian Safe Deposit Box ........................................................................ 30
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................. 32
5.1 Simpulan.............................................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………...33

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan jasa pelayanan perbankan di Indonesia selalu menjadi pusat perhatian masyarakat.
Faktor-faktor penyebabnya bisa dilihat dari persaingan kualitas produk, pelayanan jasa yang
ditawarkan serta harga promosi diantara banyaknya perusahaan perbankan, oleh karena itu
perusahaan harus memberikan pelayanan yang terbaik, memberikan kepuasan kepada nasabah
untuk memenangkan persaingan dan menarik minat para nasabahnya. Menurut Undang- Undang
No 7 Tahun 1992 tentang perbankan, menyebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang memiliki
fungsi utama untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Jadi, kegiatan utama bank yaitu menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat
sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanya merupakan kegiatan pendukung
sajaLengkap atau tidaknya jasa bank yang diberikan tergantung dari kemampuan bank itu sendiri,
baik dari segi banyaknya modal yang dibutuhkan untuk melengkapi peralatan dan personel,
kemampuan bank dalam mengatur manajemen, karyawan yang mengoperasikan serta
perlengkapan fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki. Semakin lengkap jasa bank yang
diberikan maka semakin baik.
Maka untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat, bank memberikan beberapa
pelayanan jasa. Jasa-jasa yang diberikan seperti tabungan, kiriman uang (transfer) lebih mudah,
penarikan dana melalui kartu kredit, jasa penagihan (inkaso), kliring dan lain lain. Di zaman
sekarang sering terjadi bencana alam yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap dokumen-
dokumen penting. Kerusakan tersebut akan membuat nilai dari dokumen tersebut hilang.
Perusahaan dapat memanfaatkan masalah seperti ini dengan memberikan pelayanan jasa untuk
menyimpan dokumen yang berharga yang dikenal dengan Safe Deposit Box. safe deposit box,
merupakan salah satu jasa pelayanan yang ditawarkan oleh bank umum, berdasarkan Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Salah satu usaha bank. umum menurut Pasal 6
(butir h) adalah menyediakan tempat untuk menyimpan barang atau berharga.
Kajian hukum jasa-jasa perbankan meliputi berbagai aspek, seperti peraturan

1
perbankan, perjanjian dengan nasabah, perlindungan konsumen, stabilitas sistem keuangan,
dan penegakan hukum. Melalui projec ini, diharapkan dapat ditemukan solusi dan
rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan pemahaman dan pengaturan terhadap
kegiatan jasa-jasa perbankan sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi
masyarakat dan perekonomian negara secara keseluruhan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar belakang yang telah diuraikan diatas,maka penulis
mengidentifikasi rumasan masalah sebagai beikut :
1. Bagaimana Peran Kegiatan Jasa – Jasa Perbankan?
2. Bagaimana Kajian Hukum Jasa Perbankan di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk?
3. Bagaimana Risiko Perjanjian Safe Deposit Box di PT Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk?

1.3 Tujuan Masalah


Sejalan dengan rumusan masalah sebelumnya, makalah ini disusun dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui Peran Kegiatan Jasa – Jasa Perbankan.
2. Untuk mengetahui bagaimana Kajian Hukum Jasa Perbankan di PT Bank Negara Indonesia
( Persero) Tbk.
3. Untuk mengetahui Risiko Perjanjian Safe Deposit Box di PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk

2
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Bank

2.1.1 Pengertian Bank

1. Pengertian Bank Secara Umum

Pengertian bank secara umum adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan


umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang,
meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai bank
note.

2. Pengertian Bank Menurut KBBI

Pengertian bank menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah badan
usaha di bidang keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang dalam
masyarakat, terutama memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran
dan peredaran uang.

3. Pengertian Bank Menurut Undang-undang

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998


tentang Perbankan, “bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak”.

2.1.2 Fungsi Bank

Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berdasarkan Demokrasi Ekonomi


dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utamanya adalah sebagai penghimpun
dan pengatur dana masyarakat dan bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
Nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas
nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak (Pasal 2,3 dan 4 UU Perbankan
No. 10 Tahun 1998).

3
Fungsi utama bank yaitu:

1. Menghimpun Dana dari Masyarakat

Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Untuk itu
masyarakat akan mempercayakan dananya untuk disimpan di bank dengan
jaminan keamanan yang diberikan oleh pihak bank. Selain dari segi
keamanan, tujuan masyarakat menyimpan dananya di bank yaitu untuk
berinvestasi, sebab bank akan memberikan keuntungan berupa tingkat
pengembalian atau return yang akan diperoleh nasabah berdasarkan
kebijakan bank yang bersangkutan.

2. Menyalurkan Dana Kepada Masyarakat

Bank akan menyalurkan dananya kepada masyarakat yang membutuhkan


dalam bentuk pinjaman. Melalui penyaluran dana tersebut maka bank akan
memperoleh pendapatan. Pendapatan tersebut berupa pendapatan bunga.
Kegiatan penyaluran dana ini memberikan pendapatan yang cukup besar
bagi bank. Namun untuk mendapat pinjaman dana dari bank (kredit) maka
nasabah harus memenuhi persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh bank.

3. Pelayanan dan Jasa Perbankan

Selain simpanan, bank juga menawarkan berbagai produk pelayanan jasa


perbankan kepada nasabah. Prosuk pelayanan jasa perbankan tersebut
antara lain jasa pengiriman uang (transfer), pemindah bukuan,penagihan
surat-surat berharga, kliring, Letter of Credit, inkaso, garansi bank, dan
pelayanan jasa lainnya. Seiring dengan arus globalisasi saat ini. Terutama
bagi mereka yang bergerak dalam bidang bisnis dan berpacu dengan waktu.
Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan nasabah tersebut, maka saat ini
banyak sektor perbankan yang berlomba untuk melakukan inovasi produk
dan meningkatkan teknologi serta system informasi demi memberikan
kepuasan pelayan kepada nasabah.

2.1.3 Manfaat Bank


1. Sebagai model investasi

4
Berarti transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai salah satu model berinvestasi.
Walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek (yield
enhancement).

2. Sebagai cara lindung nilai

Berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk
menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut
juga sebagai risk management.

3. Informasi harga

Berarti transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana mencari atau


memberikan informasi tentang harga barang komoditas tertentu dikemudian
hari (price discovery).

4. Fungsi spekulatif

Berarti transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan spekulasi (untung-


untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.
Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti,
transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen
produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan
pasar pada masa mendatang.

2.1.4 Jenis – Jenis Bank

Secara sederhana, cara kerja bank berawal dari tabungan yang disetorkan oleh
nasabahnya. Dana yang terkumpul dari tabungan nasabahakan dipinjamkan ke pihak
yang memerlukan modal dengan bunga yanglebih tinggi. Dana yang dikumpulkan
tadi juga bisa diinvestasikan kembali ke instrumen investasi yang lain seperti surat
utang pemerintah (obligasi). Bunga yang didapat dari selisih peminjam atau hasil
investasi dengan yang diberikan kembali ke nasabah inilah yang nantinya akan
menjadi keuntungan pihak bank

A. Jenis-jenis Bank Menurut Fungsinya

1. Bank Perkreditan Rakyat

5
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah jenis bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip-prinsip syariah, yang
dalam kegiatannyatidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan
BPR ini jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

Hal ini dikarenakan BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas,
dan perasuransian sepertiyang dilakukan pada jenis bank secara umum. Tugas Bank
Perkreditan Rakyat: Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Memberikan kredit. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana
berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.

Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),


deposito berjangka, sertifikat deposito, danatau tabungan pada bank lain.

Dengan adanya potensi usaha pembiayaan mikro seperti BPR saat ini, banyak
orang berlomba untuk mendirikan lembaga ini tanpa adanya pembelajaran
komprehensif dan mendasar. Buku Pintar Pengelolaan BPR & Lembaga Keuangan
Pembiayaan Mikro ini disusun dalam rangka memberikan salah satu alternatif
panduan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam lembaga keuangan mikro

2. Bank Sentral

Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang
bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Fungsi dan
peran bank sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas
sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan.

Di Indonesia, fungsi bank sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI).


Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua
aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan
terhadap mata uang negara lain.

Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan
6
tiga bidang tugasnya. Ketigabidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta
mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.

Tugas Bank Indonesia:

Melaksanakan dan menetap kebijakan moneter. Dengan adanya potensi usaha


pembiayaan mikro seperti BPR saat ini, banyak orang berlomba untukmendirikan
lembaga ini tanpa adanya pembelajaran komprehensif dan mendasar. Buku Pintar
Pengelolaan BPR& Lembaga Keuangan Pembiayaan Mikro ini disusun dalamrangka
memberikan salah satu alternatif panduan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam
lembaga keuangan mikro

3. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara


konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikanadalah umum, dalam arti
dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah
operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank
komersial (commercial bank). Tugas Bank Umum:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuksimpanan


b. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman
c. Menerbitkan uang melalui pembayaran kredit dan investasi
d. Menawarkan jasa-jasa keuangan seperti kartu kredit, cek perjalanan,
ATM, transfer uang antar bank, dan lain sebagainya
e. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan antar negara atau
internasional
f. Melayani penyimpanan barang berharga

B. Jenis – Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya

1. Bank Campuran

7
Bank campuran adalah jenis bank yang kepemilikan sahamnya bercampur
antara pihak asing dan pihak swasta nasional. Saham bank ini sebagian besar dimiliki
oleh warga negara Indonesia, namun sebagian juga dimiliki oleh pihak asing.

Contoh Bank Campuran Bank ANZ Indonesia, Bank Commonwealth, Bank


Agris, Bank BNP Paribas Indonesia,Bank Capital Indonesia, Bank Sumitomo Mitsui
Indonesia dan Bank Windu Kentjana International

2. Bank Asing

Bank asing merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik
swasta asing atau pemerintahan negara asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak
luar negeri secara utuh. Contoh Bank Asing: Bank of America, Bangkok Bank, Bank
of China, Citibank, Deutsche Bank,, HSBC, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ.

3. Bank Pemerintah

Bank pemerintah adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki
oleh Pemerintah Indonesia. Contoh Bank Pemerintah Bank Mandiri, Bank Negara
Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN).

4. Bank Swasta Nasional

Bank swasta adalah bank dimana sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, pembagian
keuntungannya juga untuk swasta nasional.

Bank swasta dibedakan menjadi dua, yaitu bank swasta nasional devisa dan
bank swasta nasional nondevisa. Contoh Bank Swasta Nasional Bank Muamalat,
Bank Central Asia (BCA), Bank Danamon, Bank Duta, Bank Nusa Internasional,
Bank Niaga, Bank Universal, Bank Mega,Bank Bumi Putra

5. Bank Koperasi

Bank milik koperasi adalah jenis bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki
oleh perusahaan yangberbadan hukum koperasi. Bank ini menerapkan asas-asas dan
prinsip koperasi pada umumnya. Contoh Bank Koperasi adalah Bank Umum

8
Koperasi Indonesia.

C. Jenis-Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya

1. Bank Konvensional

Bank konvensional adalah jenis bank yang melaksanakan kegiatan usaha


secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran secara umum berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah
ditetapkan.

Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-


produk untuk menyerap danamasyarakat, menyalurkan dana yang telah dihimpun
dengancara mengeluarkan kredit, pelayanan jasa keuangan, danjasa-jasa lainnya.

2. Bank Syariah

Bank syariah merupakan jenis perbankan yang segala sesuatu yang


menyangkut tentang bank syariah dan unitusaha syariah, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, sertacara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Berkaitan dengan bank syariah, ada dua konsep dalam hukum agama Islam,
yaitu: larangan penggunaan sistem bunga, karena bunga (riba) adalah haram
hukumnya Sebagai pengganti bunga digunakan sistem bagi hasil.Prinsip-prinsip
yang berlaku pada Bank Syariah:

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil


(mudharabah).
b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan(murabahah).
d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah).
e. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yangdisewa dari pihak
bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)
D. Jenis – Jenis Bank berdasarkan Bentuk Badan Usaha

1. Bank berbentuk Koperasi

9
Bank jenis ini merupakan bank yang memiliki badan usaha berbentuk
koperasi. Segala struktur dan susunan organisasi dalam bank dibentuk seperti sebuah
koperasi padaumumnya.

2. Bank berbentuk Perusahaan Perseorangan

Bank jenis ini merupakan bank yang memiliki badan usaha berbentuk
perusahaan perseorangan.

3. Bank berbentuk Perseroan Terbatas (PT)

Bank jenis ini memiliki badan usaha yang berbentukPerseroan Terbatas atau
PT. Segala struktur dan susunan organisasi dalam bank dibentuk seperti sebuah
Perseroan Terbatas pada umumnya.

4. Bank berbentuk Firma

Bank jenis ini merupakan bank yang memiliki badanusaha berbentuk firma.
Segala struktur dan susunan organisasi dalam bank dibentuk seperti sebuah firma
pada umumnya.

2.2 Jasa Perbankan

2.2.1 Pengertian Jasa


Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak lain, pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak mengakibatkan
kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.

2.2.2 Pengertian Jasa Perbankan


Jasa perbankan adalah aktivitas bank, baik yang secara langsung maupun tidak langsung
yang berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi, yaitu lembaga
yang memperlancar terjadinya transaksi perdagangan, sebagai lembaga yang memperlancar
peredaran uang serta sebagi lembaga yang memberikan jaminan kepada nasabahnyaJasa
setoran seperti setoran listrik, telepon, air, atau uang kuliah.

10
2.2.3 Sejarah Perbankan
Sejarah perbankan telah dimulai sejak zaman Babylonia dan terus berkembang hingga
zaman yunani kuno dan romawi dan kegiatan perbankan Barat yang dibawa oleh para
pedagang Eropa, dan terus berkembang hingga kegiatan perbankan ini menyebar keseluruh
dunia, terutama daerah jajahan eropa. Pada mulanya kegiatan perbankan dari jasa penukaran
uang, sehinggga dalam sejarah perbankan arti bank dikenal sebagai meja tempat menukarkan
uang, dimana kegiatan penukaran uang tersebut sekarang dikenal dengan perdagangan valuta
asing (Money Changer).

Dalam perkembangan selanjutnya kegiatan perbankan berkembang lagi menjadi tempat


penitipan uang, yang kini dikenal dengan kegiatan simpanan (tabungan). Kegiatan perbankan
bertambah lagi sebagai tempat peminjaman uang. Kegiatan perbankan terus berkembang
seiring dengan perkembangan masyarakat, dimana bank tidak lagi sekedar sebagai tempat
menukar uang atau tempat menyimpan dan meminjam uang. Hingga akhirnya keberadaan
bank sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi masyarakat, hingga tingkat Negara, dan
bahkan sampai tingkat internasional.

Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan


berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan
simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang.
Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada
masyarakatyang membutuhkannya. Jasa - jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.

2.2.4 Tujuan Perbankan

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang peribahan Undang-Undang Nomor 7


Tahun 1992 tentang perbankan (bab II pasal 4) tujuan perbankan adalah untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kea rah peningkatan
kesejahteraan hidup rakyat banyak.

11
BAB III

PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Sejarah PT Bank Negara Indonesia ( Persero ) Tbk

PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (selanjutnya disebut “BNI” atau


“Bank”) pada awalnya didirikan di Indonesia sebagai Bank sentral dengan nama
“Bank Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946. Selanjutnya, berdasarkan Undang-
Undang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”,
dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Selanjutnya, peran BNI sebagai
Bank yang diberi mandat untuk memperbaiki ekonomi rakyat dan berpartisipasi
dalam pembangunan nasional dikukuhkan oleh UU No. 17 tahun 1968 tentang Bank
Negara Indonesia 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1992, tanggal 29 April 1992,


telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi Perusahaan Perseroan
Terbatas (Persero). Penyesuaian bentuk hukum menjadi Persero, dinyatakan dalam
Akta No. 131, tanggal 31 Juli 1992, dibuat di hadapan Muhani Salim, S.H., yang telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 11 September
1992 Tambahan No. 1A.

BNI merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang
menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya pada tahun 1996. Untuk memperkuat struktur keuangan dan
daya saingnya di tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan sejumlah aksi
korporasi, antara lain proses rekapitalisasi oleh Pemerintah di tahun 1999, divestasi
saham Pemerintah di tahun 2007, dan penawaran umum saham terbatas di tahun
2010.

Untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tanggal 16


Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar BNI telah dilakukan
penyesuaian. Penyesuaian tersebut dinyatakan dalam Akta No. 46 tanggal 13 Juni
2008 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, berdasarkan

12
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Mei 2008 dan telah
mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.02-50609 tanggal 12 Agustus
2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal
23 Desember 2008 Tambahan No. 29015.

Perubahan terakhir Anggaran Dasar BNI dilakukan antara lain tentang


penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar sesuai dengan Akta No. 35 tanggal 17
Maret 2015 Notaris Fathiah Helmi, S.H. telah mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan surat keputusan No.
AHU-AH.01.03-0776526 tanggal 14 April 2015.

Saat ini, 60% saham-saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia,
sedangkan 40% sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik individu maupun institusi,
domestik dan asing. BNI kini tercatat sebagai Bank nasional terbesar ke-4 di
Indonesia, dilihat dari total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. Dalam
memberikan layanan finansial secara terpadu, BNI didukung oleh sejumlah
perusahaan anak, yakni Bank BNI Syariah, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, BNI
Life Insurance, BNI Ventures, BNI Remittance dan Bank Mayora.

BNI menawarkan layanan penyimpanan dana maupun fasilitas pinjaman baik


pada segmen korporasi, menengah, maupun kecil. Beberapa produk dan layanan
terbaik telah disesuaikan dengan kebutuhan nasabah sejak kecil, remaja, dewasa,
hingga pensiun.

3.2 Visi Misi PT Bank Negara Indonesia ( Persero ) Tbk

1. Visi BNI:

Menjadi Lembaga Keuangan yang terunggul dalam layanan dan kinerja secara
berkelanjutan.

2. Misi BNI:

a. Memberikan layanan prima dan solusi digital kepada seluruh Nasabah selaku

13
Mitra Bisnis pilihan utama.
b. Memperkuat layanan internasional untuk mendukung kebutuhan Mitra Bisnis
Global.
c. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi Investor.
d. Menciptakan kondisi terbaik bagi Karyawan sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi.
e. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab kepada lingkungan dan
Masyarakat.
f. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik
bagi industri.

3.3 Jasa-Jasa PT Bank Negara Indonesia ( Persero ) Tbk


BNI merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang menjadi
perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya pada tahun 1996. Untuk memperkuat struktur keuangan dan daya saingnya di
tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan sejumlah aksi korporasi, antara lain
proses rekapitalisasi oleh Pemerintah di tahun 1999, divestasi saham Pemerintah di tahun
2007, dan penawaran umum saham terbatas di tahun 2010. Untuk memenuhi ketentuan
Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Anggaran Dasar BNI telah dilakukan penyesuaian. Penyesuaian tersebut dinyatakan dalam
Akta No. 46 tanggal 13 Juni 2008 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., notaris di
Jakarta, berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Mei
2008 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.02-50609 tanggal 12 Agustus 2008
dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 23
Desember 2008 Tambahan No. 29015

1. Safe Deposit Box

Kotak simpanan atau safe deposit box adalah suatu wadah atau kotak penyimpanan harta
atau surat berharga, yang biasanya ditempatkan pada suatu ruang khazanah yang dirancang

14
secara khusus dari bahan baja yang kokoh, tahan bongkar dan tahan api untuk menjaga
keamanan barang yang disimpan dan kenyamanan penggunanya.

BNI menyediakan sarana Safe Deposit Box (SDB) dalam jangka waktu tertentu atau
sesuai dengan permintaan pelanggan dengan keamanan dan perlindungan yang maksimal.

Manfaat :

1. Memberikan perlindungan keamanan dan kerahasiaan terhadap barang-barang yang


disimpan.

2. Ruang penyimpanan didukung oleh sistem keamanan canggih, tahan api dan tahan bongkar
yang dilindungi oleh pengamanan 24 jam dan ditunjang sistem alarm paling canggih.

3. Tarif sewa yang sangat kompetitif.

4. Anda dapat dengan leluasa dan aman mengurus barang atau dokumen di ruangan khusus
dengan nyaman dan aman.

Persyaratan :

1) Hanya dengan mengisi formulir aplikasi, melampirkan fotokopi KTP atau bukti identitas
lain, mengisi perjanjian sewa SDB dan memiliki rekening di BNI.

2) Jangka waktu sewa 6 dan 12 bulan serta dapat diperpanjang secara otomatis.

3) Tersedia bagi penyewa perorangan maupun non perorangan.

4) Dapat memberi kuasa kepada pihak lain untuk mengambil/menyimpan barang simpanan.

5) Tersedia berbagai ukuran box sesuai dengan keutuhan Anda.

Barang barang yang dapat disimpan :

1) Saham Perusahaan.

2) Mata uang.

3) Surat berharga, sertifikat atau dokumen lain.

4) Perhiasan atau logam mulia lainnya.

15
5) Barang lainnya yang mendapat persetujuan BNI secara tertulis.

Ukuran box yang disediakan oleh layanan Safe Deposit Box BNI adalah :

1) 3 x 5 x 24

2) 5 x 5 x 24

3) 3 x 10 x 24

4) 5 x 10 x 24

5) 10 x 10 x 24

6) 15 x 10 x 24

7) 5 x 15 x 24

8) 15 x 15 x 24

9) 15 x 30 x 24

10) 48 x 30 x 24

Keterangan :

a. Ukuran dalan satuan Inchi.

b. Kombinasi ukuran box berbeda untuk setiap cabang.

Tarif :

Nasabah dengan total rata-rata saldo minimal Rp 10 Juta

Ukuran/Type Box Harga Sewa 12 Bulan

3 x 5 x 24 200.000

3 x 10 x 24 400.000

5 x 5 x 24 250.000

5 x 10 x 24 500.000

10 x 10 x 24 850.000

16
15 x 10 x 24 1.350.000

5 x 15 x 24 900.000

15 x 15 x 24 2.000.000

15 x 30 x 24 3.750.000

48 x 30 x 24 11.500.000

Dengan Jaminan Kunci 1.000.000

Nasabah dengan total rata-rata saldo kurang dari Rp 10 Juta

Ukuran/Type Box Harga Sewa 12 Bulan

3 x 5 x 24 400.000

3 x 10 x 24 800.000

5 x 5 x 24 500.000

5 x 10 x 24 1.000.000

10 x 10 x 24 1.500.000

15 x 10 x 24 2.000.000

5 x 15 x 24 1.800.000

15 x 15 x 24 2.500.000

15 x 30 x 24 4.250.000

48 x 30 x 24 12.250.000

Dengan Jaminan Kunci 1.000.000

2. Inkaso

Inkaso adalah sebuah layanan bank untuk penagihan pembayaran atas surat atau
dokumen berharga kepada pihak ketiga di tempat atau kota lain di dalam negeri dalam

17
rangka penyelesaian pembayaran tagihan atau piutang berupa Surat atau dokumen berharga
yang dapat diproses adalah wesel, cek, bilyet giro, kuitansi, surat promes/aksep dan hadiah
undian.

BNI menyediakan layanan untuk menagih pembayaran atau surat/dokumen


berharga kepada pihak ketiga di tempat/kota lain di dalam negeri. Surat/dokumen berharga
yang dapat diinkasokan adalah wesel/draft, cek bilyet giro, kuitansi, surat promes/akswep
dan hadiah undian.

Manfaat :

1) Membantu lebih efektif dan efisien dalam penyelesaian tagihan antar kota.

2) Lebih bonafid dan Nasabah memiliki reputasi yang lebih jelas.

Persyaratan :

Pengirim inkaso menyerahkan surat/dokumen berharga kepada Cabang BNI untuk


ditagihkan kepada pembayaran inkaso di tempat/kota lain di Indonesia

3. BNI Surat Keterangan Bank

Pelayanan SKB (Surat Keterangan Bank) diberikan untuk Nasabah perorangan atau
Badan Hukum. SKB yang berupa keterangan secara tertulis ini diberikan oleh Bank kepada
Nasabahnya untuk satu macam keperluan dan bersifat tidak mengikat, tidak menjanjikan
dan tidak memberikan jaminan.

Manfaat :

- Memudahkan transaksi bisnis.

- Membangun kepercayaan relasi bisnis.

- Memenuhi persyaratan hubungan bisnis, misalnya untuk keperluan :

- Memperoleh Angka Pengenal Impor (API).

- Memperoleh suatu keagenan atas barang dan jasa.

18
- Memperoleh order/pekerjaan borongan.

- Membuka rekening pada Bank lain (untuk Nasabah giro).

- Melanjutkan sekolah/pendidikan di luar negeri.

- Keperluan dagang atau keperluan lain yang biasa memerlukan SKB.

Persyaratan :

- Mengajukan surat permohonan SKB kepada BNI terdekat.

- Pemegang rekening giro/pinjaman tergolong lancar.

- Tidak tercantum dalam daftar hitam Bank Indonesia (lokal/gabungan).

4. Traveller's Cheque

Penyediaan cek sebagai alat pembayaran yang sangat aman bagi nasabah yang
melakukan perjalanan ke luar negeri. Penguangan TC atas dasar kurs beli yang berlaku pada
Bank setempat dengan cara yang sangat mudah. TC yang tersedia di cabang BNI adalah TC
yang diterbitkan oleh koresponden luar negeri seperti Citibank (Citicorp) dan Thomas Cook.

Manfaat :

Memberikan rasa tenteram dan aman dalam perjalanan ke luar negeri. Jika TC hilang dalam
perjalanan, pemegang TC dapat melaporkan dan meminta penggantinya (refund) kepada
Bank ditempat kehilangan.

Persyaratan:

- Pembelian TC dibayar secara tunai :

1) Rupiah atau Bank Notes berdasarkan kurs jual Bank yang berlaku.

2) Beban rekening rupiah atau valuta asing.

- Menandatangani formulir nota penjualan valuta asing dengan menunjukan kartu identitas
(KTP, Paspor)

19
5. Uang Kertas Asing

Uang Kertas yang merupakan alat pembayaran yang sah dinegara penerbitnya. Uang
kertas asing yang dapat diperjualbelikan adalah yang mempunyai catatan kurs resmi Bank
Indonesia, misalnya Dollar Amerika, Poundsterling Inggris, Deutsche Mark Jerman, French
franc Perancis, Netherlands Gulden, Dollar Hong Kong, Ringgit Malaysia dan Dollar
Singapura.

Manfaat :

Untuk mengatasi kebutuhan valuta asing, baik untuk keperluan bepergian ke luar negeri
maupun penyelesaian kewajiban di dalam dan di luar negeri.

Persyaratan :

1) Mengisi formulir nota pembelian/penjualan valuta asing di BNI dengan menunjukkan kartu
identitas diri (KTP/Paspor).

2) Pembelian/penjualan Bank Notes dapat dilakukan secara tunai atau atas beban rekening giro
rupiah/valas

6. FX Mobile

FX Mobile adalah fitur dalam aplikasi BNI Mobile Banking yang dapat digunakan Nasabah
untuk mendapatkan informasi kurs secara real-time dan kompetitif serta, melakukan
transaksi valuta asing (foreign exchange) antar rekening BNI.

Fitur :

- Informasi kurs.

- Jual beli valas.

- Transfer valas antar rekening BNI.

- Histori transaksi.

Keunggulan :

20
- Real-time exchange rate information

Informasi kurs valuta asing ter-update secara real-time mengikuti pergerakan pasar.

- Competitive price

Harga kurs yang ditampilkan bersaing sesuai dengan harga pasar terkini.

- Multiple currencies

Transaksi dapat dilakukan untuk berbagai pasangan mata uang.

Alur Transaksi :

1) Nasabah melakukan Login pada aplikasi BNI Mobile Banking.

2) Pilih menu FX Mobile.

3) Pilih sub menu FX Mobile sesuai dengan kebutuhan Nasabah dan input kelengkapan data
transaksi.

4) Input password transaksi untuk menyelesaikan transaksi.

5) Halaman konfirmasi "Transaksi Berhasil" akan muncul ketika transaksi telah selesai
diproses dan notifikasi transaksi akan dikirimkan ke e-mail Nasabah yang telah terdaftar.

6) Nasabah juga dapat melihat riwayat transaksi pada sub menu histori transaksi

7. Bonds

Bonds adalah salah satu fitur pada BNI Mobile Banking untuk mendistribusikan harga
obligasi secara real-time dan sarana melakukan deal transaksi obligasi di pasar sekunder
dengan Nasabah.

Fitur :

- Transaksi pasar obligasi sekunder.

- Detail informasi obligasi sekunder.

- Informasi harga obligasi sekunder real-time.

Keunggulan:

21
- Simplicity : jual beli obligasi yang terdigitalisasi melalui BNI Mobile Banking yang stabil
dan reliable.

- Real-time pricing : informasi harga obligasi yang kompetitif sesuai dengan pasar terkini.

- Customer Centric : memenuhi kebutuhan alternatif sarana investasi bagi Nasabah.

- Secured and Accountable : Bonds telah lulus IT testing, Compliance testing dan telah
mendapat ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BI.

- Beyond Banking Solution : fitur transaksi obligasi melalui platform mobile pertama diantara
Bank BUMN Indonesia

3.4 Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia ( Persero )Tbk

22
BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Peran Kegiatan Jasa – Jasa Perbankan
Bank sebagai salah satu lembaga keuangan sangat mempunyai nilai strategis dalam
kehidupan perekonomian suatu negara, sebab lembaga ini merupakan perantara bagi pihak
- pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Dengan demikian
perbankan akan bekerja sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku yaitu dapat
bergerak dalam bidang perkreditan dan berbagai jasa-jasa yang diberikan, bank melayani
kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistim pembayaran bagi seluruh
sektor perekonomian. Pelayanan Jasa-Jasa Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 Bank melaksanakan jasa ini tidak hanya untuk menarik perhatian nasabah
semata - mata, namun juga untuk mencari keuntungan yang disebut dengan fee based. Jasa-
jasa perbankan antara lain:
1.Kliring
Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang-piutang dalam bentuk surat-
surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk. Kliring didefinisikan juga sebagai pertukaran
warkat atau data keuangan elektronik antarbank baik atas nama bank maupun nasabah yang
hasil perhitngannya diselesaikan pada waktu tertentu.

2.Transfer
Transfer merupakan jasa pengiriman uang lewat bank baik dalam kota, luar kota atau
pun ke luar negeri. Sarana yang digunakan dalam jasa transfer ini tergantung kemauan
nasabah, dan hal tersebut akan mempengaruhi kecepatan pengiriman dan besar kecilnya
biaya pengiriman. Pelaksanaan transaksi transfer melibatkan pihak-pihak sebagai berikut:
a. Pengirim dana sebagai pihak yang menggunakan jasa bank. Pihak inidapat sebagai nasabah
bank pelaksana transfer atau pihak lain.
b.Bank pelaksana transfer keluar (drawer bank). Sebagai pihak penerima dana dan amanat
dari pihak pengirim untuk melaksanakan transfer kepada pihak yang ditunjuk pengirim.
c. Bank yang menerima transfer masuk, Merupakan bank tertarik (drawee bank) yang akan

23
meneruskan dana kepada pihak yang ditunjuk pengirim.
d.Penerima dana terakhir (beneficiery). Adalah pihak yang berhak menerima dana transfer
dari pengirim. Pihak ini akan menerima dana transfer dari bank penerima transfer masuk
(drawee bank).

3.Inkaso
Inkaso (collection) adalah kegiatan jasa bank melakukan amanat pihak ketiga dalam
bentuk penagihan kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang ditunjuk oleh pihak
pemberi amanat.7 Kegiatan inkaso dilakukan untuk menyelesaikan tagihan pihak pemberi
amanat berupa warkat-warkat atau surat berharga yang tidak dapat segera dibayarkan,
karena pihak tertarik (pihak berutang) berada di luar wilayah kliring atau di kota yang
berbeda.

4.Safe deposit box atau kotak pengaman


Safe deposit box atau kotak pengaman simpanan adalah salah satu bentuk pelayanan
bank terhadap masyarakat, yaitu dengan menyewakan box untuk menyimpan barangbarang
berharga dalam jangka waktu tertentu. Barang-barang berharga yang disimpan di dalam
kotak pengaman, merupakan simpanan dalam bentuk tertutup, dalam artian pejabat bank
tidak dapat memeriksa barang yang disimpan tanpa sepengetahuan penyewa.

5.Bank Garansi
Bank garansi adalah jaminan yang diberikan bank kepada nasabah untuk memenuhi
suatu kewajiban, apabila pada kemudian hari pihak terjamin ternyata tidak memenuhi
kewjiban kepada pihak lain sesuai dengan perjanjian. Bank garansi merupakan salah satu
bentuk pelayanan bank kepada nasabahnya. Bank mengeluarkan bank garansi dengan tujuan
agar nasabah dapat menyelesaikan suatu transaksi.

6.Payment Point
Payment point atau rekening titipan adalah dana pembayaran dari masyarakat yang
dikumpulkan untuk keuntungan rekening giro pihak tertentu. Biasanya berasal dari
penjualan jasa suatu badan (perusahaan) yang pembayarannya melalui bank secara periodik.

24
Misalnya, pembayaran untuk rekening listrik pada PLN, rekening telepon untuk PT
TELKOM, pembayaran PBB untuk Kantor Kas Negara, dan uang sumbangan perkuliahan
untuk suatu perguruan tinggi.

7.Credit Card atau Kartu Kredit


Credit card atau kartu kredit adalah alat pembayaran pengganti uang tunai atau cek.
Kartu kredit merupakan instrumen untuk melakukan pembayaran di toko-toko, restoran,
hotel, dan pihak-pihak lainnya yang menjalin hubungan dengan bank penerbit kartu kredit.
Dapat juga diartikan sebagai fasilitas kredit yang diberikan bank dengan cara menerbitkan
kartu kredit.

8.Travellers Cheque
Travellers cheque atau cek perjalanan adalah warkat berharga atas nama yang
diterbitkan oleh suatu bank dengan masa berlaku tidak terbatas, dapat diuangkan di mana
saja dan kapan saja. Travellers cheque dalam valuta asing dapat digunakan diseluruh dunia
dalam lalu lintas pembayaran.

9.Surat Berharga
Surat berharga pada bahasan ini adalah Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), yaitu surat
berharga yang dapat diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga
keuangan yang ditunjuk oleh Bank Indonesia. Surat Berharga demikian merupakan sumber
dana bagi bank, artinya dapat saja bank menjual surat berharga yang dimilikinya pada Bank
Indonesia atau lembaga keuangan lainnya, jika bank yang bersangkutan memerlukan alat
likuid.

10. Automated Teller Machine (ATM)


ATM merupakan fasilitas yang disediakan bank dalam rangka meningkatkan pelayanan
terhadap nasabah, khususnya kepada nasabah tabungan. ATM disediakan pihak bank untuk
memberikan kemudahan kepada nasabah penabung pada saat mereka melakukan penarikan
tunai.

25
4.2 Dasar Hukum yang berkaitan dengan Kegiatan Jasa – Jasa Keuangan
Kajian hukum tentang kegiatan jasa jasa perbankan mencakup :
➢ Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan. Undang-undang ini merupakan revisi dari UU Perbankan
1992 yang menambahkan beberapa ketentuan mengenai fungsi, struktur, dan pengawasan
bank.
➢ Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Undang-
undang ini mengatur mengenai pembentukan OJK sebagai lembaga independen yang
bertugas mengawasi sektor jasa keuangan, termasuk perbankan, untuk memastikan
keamanan, kestabilan, dan perlindungan konsumen.
➢ Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 6 /POJK.07/2022 Tentang
Perlindungan Konsumen dan Masyarakat di sektor Jasa Keuangan.

Contoh Kegiatan Jasa Bank yang berkaitan dengan kajian hukum

Salah satu layanan dan fasilitas di bank yang saat ini semakin banyak dibutuhkan
dan digunakan masyarakat Indonesia yang semakin maju tingkat perekonomiannya adalah
Safe Deposit Box. Perikatan yang timbul antara pihak bank dan pihak nasabah pengguna
fasilitas Safe Deposit Box adalah berdasarkan perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box.
Di satu sisi, pihak bank berkewajiban menyediakan jaminan keamanan terhadap Safe
Deposit Box yang disewa oleh pihak nasabah, dan pihak nasabah berkewajiban membayar
dan mentaati peraturan penyewaan yang dikeluarkan oleh pihak bank atas penggunaan Safe
Deposit Box. Di sisi lain, pihak bank berhak menerima sejumlah pembayaran terkait
perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box dari pihak nasabah dan pihak nasabah berhak
mendapatkan pelayanan dan keamanan Safe Deposit Box tersebut. Perlindungan hukum
terhadap nasabah pengguna Safe Deposit Box sebagai konsumen yang dirugikan oleh pihak
bank sebagai penyedia fasilitas Safe Deposit Box adalah berdasarkan Pasal 7 Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang mengatur kewajiban
pihak bank sebagai pelaku usaha.

Harga sewa Safe Deposit Box pada dasarnya penetapan besarnya harga sewa
tergantung dari ukuran Safe Deposit Box yang akan digunakan. Dalam hal ini berarti bahwa

26
pihak penyewa dapat menentukan sendiri tipe dan ukuran SDB yang akan digunakan. Akan
tetapi, sesuai dengan pilihan jangka waktu yang ditentukan, maka akan berpengaruh juga
terhadap harga sewa yang yang akan dikenakan antara reguler dengan non reguler.

Harga sewa tersebut belum termasuk PPN sebesar 10 % (sepuluh persen).


Penetapan PPN ini sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pajak NO. SE – 25 / PJ. 51 / 1990
tanggal 24 Desember 1990 dan dipertegas dengan Surat Edaran Dirjen Pajak NO. SE – 02 /
PJ. 321 / 1994 yang menegaskan bahwa besarnya PPN atas jasa sewa Safe Deposit Box
adalah sebesar 10% (sepuluh persen) dari harga sewa Safe Deposit Box dan PPN ini menjadi
beban nasabah penyewa Safe Deposit Box.

Dalam perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box komparasi ini berisi identitas
dari para pihak yang akan melaksanakan perjanjian dalam hal ini pihak bank akan diwakili
oleh Pimpinan Cabang dan pihak penyewa adalah pihak nasabah atau pihak yang akan
menggunakan jasa Safe Deposit Box, akan tetapi apabila dalam perjanjian sewa menyewa
ini akan diwakili oleh orang lain maka orang tersebut adalah orang yang sesuai dengan surat
kuasa yang telah dibuat oleh pihak penyewa yang memberi kuasa tersebut.

Kajian hukum mengenai peraturan perjanajian Safe Deposit Box :

Undang-undang atau peraturan hukum yang memuat hal-hal yang berhubungan dengan
penggunaan Safe Deposit Box, yaitu: Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Undang-Undang
Perbankan), Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-02/PI.321/1994 tanggal 13
April 1994 yang mengatur jasa penyewaan Safe Deposit Box adalah Jasa Kena Pajak yang
atas penyeranannya terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan juga pengaturan hukum
Safe Deposit Box yang dikeluarkan Bank Indonesia.

Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Perbankan menyatakan penitipan adalah


penyimpanan harta berdasarkan perjanjian atau kontrak antara Bank Umum dan penitip,
dengan ketentuan Bank Umum yang bersangkutan tidak rnempunyai hak kepemilikan atas
harta tersebut.

27
Pasal 6 huruf h dan huruf 1 Undang-Undang Perbankan menyatakan bank
menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga, dan melakukan kegiatan
Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.

Pasal 9 Undang-Undang Perbankan disebutkan: Bank Umum yang


menyelenggarakan kegiatan penitipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf i
bertanggung jawab untuk menyimpan harta milik penitip dan memenuhi kewajiban lain
sesuai dengan kontrak. Harta yang dititipkan wajib dibukukan dan dicatat secara tersendiri.
Dalam hal Bank mengalami kepailitan, semua harta yang dititipkan pada Bank tersebut
tidak dimasukkan dalam harta kepailitan dan wajib dikembalikan kepada penitip yang
bersangkutan.

Perjanjian Safe Deposit Box secara umum memiliki hubungan yang erat dengan
ketentuan Bab VII Buku III Kitab Undang - Undang Hukum Perdata tentang perjanjian sewa
menyewa. Pasal 1548 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata menyatakan sewa menyewa
adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu
waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir
itu disanggupi pembayarannya.

Secara umum suatu perjanjian sewa-menyewa tunduk pada ketentuan tentang


perjanjian sewa-menyewa pada Bab VII Buku III K.U.H.Perdata. Menurut perkembangan
yang terjadi dalam praktik, dalam banyak hal bilamana K.U.H.Perdata belum memberikan
pengaturan yang lengkap, maka di samping para pihak menuangkan dalam perjanjian-
perjanjian, juga terdapat peraturan-peraturan, bahkan untuk bidang tertentu pemerintah
bersama DPR menciptakan undang-undang. Dalam hal ini K.U.H.Perdata hanya
memberikan ketentuan tentang perjanjian sewa- menyewa, namun tidak mengatur mengenai
Safe Deposit Box. Dengan demikian sepanjang menyangkut pokok-pokok perjanjian sewa
menyewa maka Safe Deposit Box berpedoman pada perjanjian sewa-menyewa.

Singkatnya Safe Deposit Box tidak diatur oleh suatu undang-undang tersendiri atau
suatu peraturan tersendiri. Sedangkan Undang-undang Perbankan 1998 sifatnya hanya
sebagai dasar hukum untuk penyelenggaraannya. Sehingga pelaksanaan Safe Deposit Box
diserahkan sepenuhnya kepada bank umum penyelenggara yang bersangkutan.

28
4.3 Risiko Dalam Perjanjian Safe Deposit Box

Dasarnya setiap orang memikul sendiri risiko atas kerugian yang menimpa barang
miliknya, kecuali kalau kerugian itu dapat dipersalahkan kepada orang lain atau dengan
membayar sejumlah uang tertentu atau dilimpahkan kepada perusahaan asuransi, namun
dalam hal tidak ada pelimpahan kepada perusahaan asuransi. Risiko menjadi masalah, kalau
terjadi kerugian tetapi tidak ada yang dapat dipersalahkan. Begitu pula keadaannya dalam
pola kemitraan inti perjanjian tidak bisa dilepaskan dari adanya berbagai risiko, baik itu
yang sifatnya intern, ekstern, antarfungsi dan dalam keadaan yang force majeur sekalipun.

1) Risiko pada Perjanjian Sepihak


Bagian umum Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu pasal 1237 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata mengatur tentang pihak yang menggung risiko dalam perjanjian
sepihak. Perikatan sepihak adalah perikatan yang prestasinya hanya ada pada salah satu
pihak saja.

Pasal 1237 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata “dalam perikatan untuk memberikan
sesuatu tertentu, kebendaan itu semenjak perikatan dilahirkan adalah tanggungan si
berpiutang. Jika si berutang lalai akan menyerahkannya, maka semenjak kelalaian,
kebendaan adalah atas tanggungan si berutang”.

Ketentuan pasal 1237 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata diperluas lagi dalam suatu
ketentuan lain, yaitu dalam pasal 1444 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang
mengatakan bahwa “apabila barang dapat diperdagangkan atau hilang, sedemikian hingga
sama sekali tidak diketahui apakah barang itu masih ada, maka hapuslah perikatannya asal
barang itu musnah atau hilang di luar salahnya si berutang dan sebelum ia lalai
menyerahkannya”.

Asas yang terkandung di dalam pasal 1237 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dapat
diketahui bahwa dalam perikatan sepihak apabila terjadi ingkar janji karena force majeur
(di luar kesalahan debitor), maka risiko ada pada kreditor, demikian juga halnya menurut
ketentuan pasal 1444 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

2) Risiko dalam Perjanjian Timbal Balik


Bagian umum Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tidak diatur

29
tentang risiko dalam perjanjian timbal balik. Para pengarang mencari penyelesaian hal ini
di dalam asas kepatutan (billijkheid), menurut kepatutan dalam perjanjian timbal balik,
risiko ditanggung oleh mereka yang tidak melakukan prestasi.

Asas kepatutan di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dituangkan dalam


ketentuan-ketentuan pasal 1545 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata dan pasal 1553
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Menurut pasal 1545 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata “apabila sesuatu barang tertentu
yang dijanjikan musnah di luar salah pemiliknya, maka perjanjian dianggap gugur dan siapa
yang dari pihak telah memenuhi persetujuan dapat menuntut kembali barang yang telah
diberikannya dalam tukar menukar”. Pasal 1553 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata
menyebutkan bahwa “selama waktu sewa, barang yang disewakan sama sekali musnah,
karena suatu kejadian yang tidak disengaja, maka perjanjian gugur demi hukum”.

Kedua ketentuan pasal 1545 dan pasal 1553 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata dapat
disimpulkan bahwa di dalam perjanjian yang timbal balik, apabila terjadi keadaan memaksa,
sehingga suatu pihak tidak memenuhi prestasi, maka risiko adalah atas tanggungan dari
pemilik. Merupakan suatu keadilan dan pantas untuk perjanjian tersebut di mana pihak yang
lain dibebaskan dari kewajibannya untuk menyerahkan barang.

30
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan
Sistem perbankan di Indonesia saat ini merupakan salah satu poros yang memiliki
berbagai macam kegunaan. Selain menjadi salah satu sektor penanaman modal, sistem
perbankan merupakan sebuah fasilitas untuk mempercepat pertumbuhan perekonomian.
Melalui jasa layanan perbankan yang disediakan oleh bank umum. Masyarakat mendapatkan
kemudahan dalam hal transaksi ekonomi. Salah satunya Jasa jasa bank merupakan kegiatan
perbankan.

Tujuan pemberian jasa jasa bank ini adalah untuk mendukung dan memperlancar
kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana semikan lengkap jasa bank yang
diberikanmaka semakin baik, dalam arti jika nasabah hendak melakukan suatu transaksi
perbankan cukup disatu bank saja demikian pula sebaliknya. Maka nasabah terpaksa
mencari bank lain yang menyediakan jasa yang mereka butuhkan. Perbankan Indonesia
dalam melakukan usahanya berdasarkan Demokrasi Ekonomi dengan menggunakan prinsip
kehati-hatian. Fungsi utamanya adalah sebagai penghimpun dan pengatur dana masyarakat
dan bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan Nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak (Pasal 2,3 dan 4 UU Perbankan No. 10 Tahun 1998).

5.2 Saran

1. Bank-bank di Indonesia perlu terus memperbaiki dan meningkatkan jasa layanan yang
disediakan agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan lebih baik.

2. Pemerintah perlu memberikan dukungan dan kebijakan yang kondusif bagi perkembangan
perbankan Indonesia, termasuk dalam hal memperkuat sistem pengawasan dan regulasi
yang memadai.

3. Masyarakat perlu memahami pentingnya memilih bank yang sesuai dengan kebutuhan dan
memperhatikan faktor- faktor seperti keamanan, kualitas layanan, dan biaya-biaya yang
dikenakan oleh bank.

31
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (2021) Pengertian Bank: Fungsi, dan Jenis-Jenis Bank di Indonesia. Diakses 1
Mei 2023, https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-bank/

bni.co.id. (2021). Jasa-jasa. Diakses tanggal 1 Mei 2023, https://www.bni.co.id/id-


id/personal/jasajasa

bni.co.id (2021) Sejarah Bank BNI. Diakses pada 1 Mei 2023, https://www.bni.co.id/id-
id/perseroan/tentang-bni/sejarah

bni.co.id. (2021) visi & misi. Diakses 1 Mei 2023, https://www.bni.co.id/id-


id/perseroan/tentang-bni/visi-misi

ojk.go.id. (2022) PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN MASYARAKAT DI


SEKTOR JASA KEUANGAN. Diakses tanggal 1 Mei 2023,
https://www.ojk.go.id/id/regulasi/Documents/Pages/Perlindungan-Konsumen-dan-
Masyarakat-di-Sektor-Jasa-Keuangan/POJK%206%20-%2007%20-%202022.pdf

32

Anda mungkin juga menyukai