Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGGOLONGAN BANK

MATA KULIAH: MANAJEMEN PERBANKAN


DOSEN PENGAMPU: GEDE WIRA KUSUMA, S.PD., M.M.

OLEH :

Margaretha Mika Puspanendra; 2017041041

Komang Ayu Tri Astiti ; 2017041042

Zuhdi Arif; 2017041043

Kadek Erza Sri Dantini ; 2017041085

Yemima Siskia Angelina; 2017041086

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia dan rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penggolongan Bank” ini dengan tepat
waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak Gede
Wira Kusuma, S.Pd., M.M., pada mata kuliah Manajemen Perbankan di Universitas
Pendidikan Ganesha. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
definisi, tugas, juga beberapa contoh dari penggolongan bank yang telah berdasarkan jenis-
jenisnya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Gede Wira Kusuma, S.Pd., M.M. selaku dosen
mata kuliah Manajemen Perbankan yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan demi kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 09 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH ............................................................................................................................... i
PENGGOLONGAN BANK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Bank ........................................................................................................ 3
2.2 Jenis-jenis Bank ......................................................................................................... 3
BAB III .................................................................................................................................... 14
PENUTUP ............................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 14
3.2 Saran......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lembaga-lembaga keuangan yang didirikan di Indonesia tentunya memiliki tujuan untuk
dapat menunjang perkembangan pembangunan nasional negara dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dinegara Indonesia. Sebagai pelaksana ketentuan yang tercantum pada
pasal 55 ketetapan MPRS Nomor XXIII/MPRS/1966 yang berbunyi “Dalam rangka
pengamanan keuangan negara pada umumnya dan pengawasan serta penyehatan tata
perbankan pada khususnya, maka segera harus ditetapkan Undang-Undang Pokok Perbankan
dan Undang-Undang Bank Sentral”. Akhirnya dikeluarkanlah UU No. 14 tahun 1967
mengenai Undang-Undang Pokok Perbankan dan UU No. 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral.
Setiap negara memiliki pusat perekonomian yang dinamakan perbankan, perputaran roda
ekonomi digerakan secara langsung maupun tidak langsung oleh bank. Bank merupakan
lembaga keuangan yang memiliki kegiatan utama yaitu simpanan giro, deposito, dan tabungan.
Selain itu juga bank merupakan tempat untuk meminjam uang, menukar uang, memindahkan
uang, atau menerima berbagai bentuk pembayaran serta setoran uang.
Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, tertulis bahwa definisi
bank yaitu merupakan sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Seperti yang kita ketahui, semakin berkembangnya zaman maka semakin banyak juga
keinginan juga kebutuhan masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut akan berpengaruh kepada
siklus perekonomian negara. Maka dari itu, diperlukannya bank untuk mengatur siklus
tersebut. Sebuah bank saja tidak akan cukup, maka dari itu terdapat satu pusat untuk benar-
benar mengatur siklus perekonomian disertai dengan beberapa bank kecil untuk membantu
bank pusat dalam menjalankan tugasnya. Pada makalah ini, kelompok kami akan menjelaskan
penggolongan bank-bank tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa saja pengertian bank menurut para ahli?
2) Apa saja definisi, tugas, dan contoh dari penggolongan bank berdasarkan jenis-
jenisnya?

1.3 Tujuan
1) Mahasiswa mengetahui mengenai pengertian bank menurut para ahli, dan dapat
menarik kesimpulan dari beberapa pengertian tersebut.
2) Mahasiswa dapat mengetahui mengenai definisi, tugas, serta contoh dari
penggolongan bank berdasarkan jenis-jenisnya secara lebih mendalam.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya
dengan rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan).
Menurut A, Abdurrachman (2014:6) “Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang
melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang,
pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda
berharga, membiayai usaha perusahaan-perusahaan”.
Menurut Kasmir (2008:7) menyatakan secara sederhana bahwa “Bank diartikan sebagai
lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya”.
Menurut G.M Veryn (2014:5) “Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk
memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri, dengan uang yang
diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukaran uang
berupa uang giral”.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2014:6) “Bank adalah lembaga yang berperan
sebagai perantara keungangan anatara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu
lintas pembayaran”. Menurut B.N. Ajuha (2017:2) “Bank menyalurkan modal dari mereka
yang tidak dapat menggunakan secara menguntungkan kepada mereka yang dapat
membuatnya lebih produktif untuk keuntungan masyarakat”.

2.2 Jenis-jenis Bank


A. Menurut undang-undang No 7 Tahun 1992, bank dapat digolongkan menurut kegiatan
usahanya, yaitu :
- Bank Umum
Bank umum didefinisikan oleh undang-undang No. 10 Tahun 1998 sebagai bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan usaha yang dilakukan bank umum yaitu :

3
1. Menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
2. Memberikan kredit
3. Menerbitkan surat pengakuan utang
4. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan
dan atas perintah nasabahnya (surat-surat wesel, surat pengakuan utang dan kertas
dagang lainnnya, kertas pembendaharaan Negara dan surat jaminan pemerintah,
Sertifikat Bank Indonesia, obligasi, surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1
tahun, instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu 1 tahun)
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah (transfer)
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada
bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan
wesel unjuk, cek atau sarana lainnya
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melekukan perhitungan
dengan atau antar pihak ketiga
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga (safe deposit
box)
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
kontrak
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk
surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek
11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat
12. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip
syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
13. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia
14. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang
keuangan seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta
lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia
15. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
4
16. Berdiri sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku
17. Membeli sebagian atau seluruh agunan, baik melalui pelelangan maupun diluar
pelelangan berdasarkan penyerahan secara suka rela
18. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilalukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang dan peraturan perundangan yang berlaku.
Contoh Bank Umum diantaranya :
1) Bank BNI
2) Bank BRI
3) Bank Mandiri
4) Bank Syariah
5) dll.
- Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat didefinisikan oleh Undang-undang No. 10 Tahun 1998
sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Tugas yang dilakukan Bank Perkreditan Rakyat yaitu :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
2. Memberikan kredit
3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, dan atau tabungan pada bank lain.
Contoh Bank Perkreditan Rakyat diantaranya :
1) BPR Indra
2) BPR Kanaya
3) BPR Nusamba
4) dll.
- Bank Sentral
Bank sentral sendiri yang secara umum yang memiliki pengertian sebuah
instansi yang memiliki banyak tanggung jawab atas kebijakan moneter sebuah
wilayah negara. Bank sentral mempunyai sebuah peran untuk menjaga stabilitas

5
harga maupun nilai mata uang yang telah berlaku pada negara tersebut, yang
banyak dikenal dengan istilah inflasi. Tugas yang dilakukan Bank Sentral yakni :
1. Membuat dan Melaksanakan Kebijakan Moneter. Dilaksanakan untuk
mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat sehingga harga barang dan
jasa di masyarakat terkendali.
2. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran. Sistem pembayaran yang
diatur adalah sistem pembayaran tunai dan nontunai. Bank sentral bertanggung
jawab untuk menciptakan aturan, kesepakatan, standar serta prosedur yang
digunakan dalam peredaran uang di masyarakat.
3. Mengatur dan Mengawasi Perbankan. Pengawasan yang dilakukan adalah
pengawasan makroprudensial, yaitu kebijakan yang dibuat untuk membatasi risiko
dan biaya krisis sistemik agar keseimbangan sistem keuangan tetap terjaga.
Bank sentral di Indonesia yakni Bank Indonesia

B. Ada pula bank berdasarkan kepemilikannya


Bank berdasarkan kepemilikannya dapat dilihat dari kepemilikan tanah dan saham
yang dimiliki oleh pihak yang memiliiki bank tersebut. Adapun jenis bank berdasarkan
kepemilikannya dibagi menjadi 5 yaitu Bank Campuran, Bank Asing, Bank
Pemerintah, Bank Swasta Nasional, dan Bank Koperasi. Jenis bank berdasarkan
kepemilikannya adalah sebagai berikut:
- Bank Campuran
Bank campuran merupakan jenis bank yang didirikan oleh pihak campuran baik
pihak dalam negeri maupun pihak luar negeri, dan juga kepemilikan sebagian maupun
keseluruhan saham pada bank campuran ini dimiliki oleh pihak swasta nasional
maupun pihak asing. Adapun contoh dari bank campuran yaitu:
1) Bank ANZ Indonesia
2) Bank Commonwealth
3) Bank Capital Indonesia
4) Bank DBS Indonesia
5) Bank Chinatrust Indonesia.
- Bank Asing
Bank asing merupakan jenis bank yang kepemilikannya dimiliki oleh pihak
pemerintah maupun swasta asing yang memiliki cabang bank di luar negeri. Fungsi
dari adanya bank asing ini pada umumnya sama seperti fungsi bank umum yaitu
6
menyalurkan dana melalui produk pinjaman dan menghimpun dana melalui produk
simpanan/tabungan. Manfaat berdirinya bank asing di Indonesia adalah memberikan
fasilitas dalam perkembangan teknologi dan inovasi produk baru terhadap negara
Indonesia dan juga untuk memaksimalkan persaingan dan meningkatkan pasar dalam
industri perbankan. Contoh dari bank kepemilikan asing yaitu:
1) Bank of America
2) Bangkok Bank
3) Bank of China
4) Citibank
5) Hongkong and Shanghai Banking (HSBC).
- Bank Pemerintah
Bank pemerintah merupakan bank yang kepemilikan modalnya secara sebagian
maupun keseluruhan dimiliki oleh pemerintah lokal. Adapun contoh dari bank yang
dimiliki oleh pemerintah Indonesia yaitu:
1) Bank Mandiri;
2) Bank Negara Indonesia;
3) Bank Rakyat Indonesia;
4) Bank Tabungan Negara
- Bank Swasta Nasional
Bank swasta nasional merupakan bank yang kepemilikan modalnya serta akta
kepemilikannya dimiliki oleh pihak swasta. Keuntungan yang diperoleh dari pihak
bank ini tidak dibagikan kepada pemerintah melainkan untuk pihak swasta nasional.
Bank swasta nasional juga memberikan layanan terhadap transaksi mata uang asing
sehingga disebut sebagai bank swasta nasional devisa, serta untuk layanan transaksi
mata uang yang tidak berhubungan dengan valas disebut sebagai bank swasta nasional
nondevisa contoh bank swasta nasional yaitu:
1) Bank Central Asia
2) Bank Bumi Putra
3) Bank Danamon
4) Bank Mega
5) Bank Niaga.
- Bank Koperasi
Bank koperasi merupaka bank yang kepemilikan modalnya dimiliki oleh
perusahaan yang berbadan hukum koperasi yang sesuai dengan prinsip koperasi
7
dalam melakukan aktivitas perbankannya. Contoh dari bank kepemilikan koperasi
adalah Bank Umum Koperasi Indonesia.

C. Jenis-jenis bank berdasarkan operasional


- Bank Konvensional
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank konvensional adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional. Sedangkan berdasarkan buku
Dampak Dana Pihak Ketiga Bank Konvensional dan Bank Syariah oleh Supiah
Ningsih, bank konvensional adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara
konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Ciri khas dari bank konvensional adalah keuntungan berdasarkan metode penetapan
bunga dan biaya-biaya dalam nominal tertentu sebagaimana yang ada dalam kegiatan
usaha pada umumnya. Contoh kegiatan menghimpun dana misalnya mengumpulkan
dana masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Lalu kegiatan
menyalurkan dana dapat berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Selain itu,
bank juga bisa punya kegiatan jasa dapat berupa jasa setoran tagihan (tagihan listrik,
telepon, air, atau biaya pendidikan), jasa pembayaran (gaji, pensiun, atau hadiah), jasa
pengiriman uang (transfer), dan lainnya. Pengawasan bank konvensional diawasi oleh
dewan komisaris. Hal ini berbeda dengan bank syariah yang juga diawasi oleh dewan
syariah nasional (DSN). Pola hubungan bank konvensional berupa debitur dan kreditur.
Dalam menjalankan aktivitasnya, bank konvensional menggunakan metode
penetapan harga sesuai dengan tingkat suku bunga yang sudah dikeluarkan oleh Bank
Indonesia. Contoh bank konvensional adalah Bank Mandiri, Bank BRI, BNI, BTN dan
masih banyak lagi.
- Bank Syariah
Ekonomi syariah diprediksi akan terus berkembang dan bertumbuh pesat di
Indonesia seiring dengan tingginya permintaan akan kebutuhan produk dan jasa
berbasis syariah. Salah satu kebutuhan masyarakat akan produk dan jasa syariah
adalah bank syariah.
Dilansir dari OJK, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum Islam yang diatur dalam fatwa Majelis
Ulama Indonesia (MUI), seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun),
kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar,
maysir, riba, zalim dan obyek yang haram. Prinsip inilah yang mendasari perbedaan
8
antara bank syariah dan konvensional. Contoh Bank Syariah adalah Bank Muamalat,
Bank Mandiri Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah, BSI.
Berkaitan dengan bank syariah, ada dua konsep dalam hukum agama Islam, yaitu:
larangan penggunaan sistem bunga, karena bunga (riba) adalah haram hukumnya.
Sebagai pengganti bunga digunakan sistem bagi hasil. Prinsip-prinsip yang berlaku
pada Bank Syariah:
1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).
5) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain (ijarah wa iqtina).

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional


Selain perbedaan prinsip seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat ragam
perbedaan lainnya antara bank syariah dan bank konvensional, antara lain:
➢ Fungsi
Secara umum, bank syariah memiliki fungsi yang lebih luas dibanding bank
konvensional. Meskipun keduanya berperan menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat, namun pada bank syariah meliputi beberapa peran lain, yaitu bank
syariah menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal; menerima
dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat; serta menghimpun dana
sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf
(nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
➢ Regulasi
Dari sisi regulasi, pengawasan bank syariah dan konvensional sama-sama
dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun,
ada tambahan pengawas untuk bank syariah yang diperankan oleh Dewan
Pengawas Syariah (DPS). Hadirnya DPS ini bertujuan untuk memastikan semua
bank syariah beroperasi dengan tetap mematuhi prinsip-prinsip perbankan syariah.
➢ Sumber Pendapatan
Jika pada bank syariah sumber pendapatan diperoleh dengan sistem bagi hasil,
dimana bank syariah berperan sebagai perantara antara penjual dan pembeli

9
seperti perdagangan pada umumnya dan menjadikan selisih harga penjualan
menjadi sumber pendapatan bank syariah; maka bank konvensional menggunakan
sistem bunga yang sifatnya tetap.
➢ Selain itu, bank syariah berinvestasi hanya pada usaha yang masuk dalam kategori
halal, sedangkan pada bank konvensional bebas nilai atau tidak dibatasi.
Perbedaan yang terakhir adalah bank syariah besaran bagi hasilnya dapat berubah-
ubah tergantung kinerja usaha, sedangkan pada bank konvensional besaran bunga
tetap.

D. Jenis-Jenis bank berdasarkan Bentuk Badan Usaha


- Bank Berbentuk Koperasi
Bank jenis ini merupakan bank yang memiliki badan usaha berbentuk koperasi.
Segala struktur dan susunan organisasi dalam bank dibentuk seperti koperasi pada
umumnya. Kegiatan usaha perbankan dapat dijalankan oleh badan usaha yang
berbentuk koperasi. Pendiriannya, selain harus tunduk pada UU Perbankan, juga harus
memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 yang
telah diubah dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.
Menurut UU Perkoperasian, Koperasi didefinisikan sebagai badan hukum yang
didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan
kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi
aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan
nilai dan prinsip Koperasi.
Nilai yang mendasari kegiatan Koperasi, yaitu:
a. Kekeluargaan;
b. Menolong diri sendiri;
c. Bertanggung jawab;
d. Demokrasi;
e. Persamaan;
f. Berkeadilan; dan
g. Kemandirian.
Sedangkan prinsip Koperasi meliputi sebagai berikut:
a. Keanggotaan sukarela dan terbuka;
b. Pengawasan oleh Anggota;
c. Partisipasi aktif Anggota;
10
d. Otonom dan Independen;
e. Pendidikan dan pelatihan Anggota;
f. Melayani Anggota;
g. Pembangunan berkelanjutan.
Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan. Melihat tujuan dan
prinsip-prinsip dari koperasi itu sendiri, anggota koperasi sangat dijunjung tinggi baik
dari kesejahteraannya hingga pengawasan yang dilakukan terhadap koperasi.
Sehingga bank yang berbentuk hukum koperasi dimiliki oleh anggota koperasi yang
kegiatan usahanya ditujukan untuk mensejahterakan para anggota koperasi yang
bersangkutan selain masyarakat pada umumnya. Salah satu contoh bank berbentuk
koperasi adalah Bank Umum Koperasi Indonesia.
- Bank Berbentuk Perusahaan Perseorangan
Bank jenis ini memiliki badan usaha berbentuk perusahaan perseorangan. Bank
jenis ini juga dimiliki oleh perseorangan. Pemilik bank berbentuk perusahaan
perseorangan tidak hanya mengambil keuntungannya sendiri tetapi juga bertanggung
jawab penuh apabila mengalami kerugiannya. Suatu bank dapat dikatakan memiliki
badan usaha berbentuk perusahaan perseorangan apabila memiliki ciri-ciri tertentu,
antara lain:
a. Pemilik perusahaan adalah perseorangan;
b. Tugas serta tanggung jawabnya tidak terbatas;
c. Keberlanjutan usahanya tergantung pada pemiliknya;
d. Melakukan kegiatan usaha;
e. Modal melibatkan aset pribadi;
Dari unsur-unsur diatas terlihat bahwa bank berbentuk perusahaan perseorangan
dikelola dan diawasi oleh perseorangan, sehingga akan memperoleh seluruh
keuntungan perusahaannya tanpa perlu membaginya kepada orang lain. Meskipun
begitu, perusahaan perseorangan harus menanggung seluruh risiko yang akan muncul
dalam kegiatan usahanya. Bank berbentuk perusahaan perseorangan ini memiliki
sistem informasi manajemen yang bebas dan tidak ada intervensi atau campur tangan
dari pihak lain secara langsung, contohnya seperti pemerintah.
- Bank Berbentuk Perseroan Terbatas (PT)

11
Bank jenis ini memiliki badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
Segala struktur dan susunan organisasi dalam bank dibentuk seperti Perseroan
Terbatas. Pada umumnya, Bank di Indonesia saat ini banyak yang berbentuk Perseroan
Terbatas. Unsur-unsur yang dimiliki oleh Perseroan Terbatas, antara lain:
a. Badan Hukum;
b. Persekutuan Modal;
c. Didirikan berdasarkan perjanjian;
d. Melakukan kegiatan usaha; dan
e. Modal terbagi kedalam saham-saham.
Dari unsur-unsur di atas terlihat bahwa perseroan merupakan persekutuan modal,
maka tujuan perseroan adalah mendapat keuntungan atau keuntungan untuk dirinya
sendiri. Sehingga wajar apabila bank berbentuk Perseroan Terbatas juga mencari
keuntungan, disamping menjalankan fungsi untuk meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Berbeda dengan bank dalam bentuk koperasi maupun perusahaan perseorangan,
bank dengan bentuk Perseroan Terbatas dapat memiliki modal yang besar dari pihak
manapun dan melakukan kegiatan usaha yang sesuai demi tercapainya fungsi bank.
Dengan adanya modal yang kuat yang dimiliki oleh bank merupakan salah satu
indikator kesehatan bank. Kemudian bank dalam bentuk Perseroan Terbatas dapat
melakukan kegiatan usaha yang tidak terbatas selama tidak melanggar undang-
undang yang berlaku, dengan begitu mampu memenuhi fungsi bank secara sempurna.
Adapun beberapa contoh dari bank berbentuk perseroan terbatas adalah antara lain:
a. PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) tbk;
b. PT Bank Mandiri (PERSERO) tbk;
c. PT Bank Negara Indonesia (PERSERO) tbk;
d. PT Bank Tabungan Negara (PERSERO) tbk.
- Bank Berbentuk Firma
Bank jenis ini merupakan bank yang memiliki badan usaha berbentuk firma.
Segala struktur dan susunan organisasi dalam bank dibentuk seperti sebuah firma pada
umumnya. Bank berbentuk firma merupakan persekutuan badan usaha untuk
menjalankan dan mengembangkan bisnis yang dikelola dua orang atau lebih dengan
nama usaha bersama. Maka bank berbentuk firma ini mampu memperoleh modal yang
lebih besar daripada bank berbentuk perseorangan. Meskipun begitu, setiap anggota
firma memiliki tanggung jawab penuh atas perusahaan.
12
Pada mulanya, seluruh bank berbentuk badan usaha firma yang didirikan untuk
membangun kembali perekonomian suatu negara. Berdasarkan Undang-Undang
Perbankan, bank merupakan suatu badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan kemudian menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya yang bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Bank berbentuk firma merupakan badan hukun Seperti halnya perseroan terbatas.
Jenis bank ini diatur sebagai badan usaha yang dibentuk Berdasarkan persekutuan,
bukan sebagai badan hukum menurut undang-undang. Selain itu, bank berbentuk firma
juga tidak memenuhi persyaratan badan hukum lainnya yaitu kekayaan yang terpisah
dengan kekayaan mlik pengurusnya masing-masing.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa jasa perbankan sangat
diperlukan oleh masyarakat dalam melakukan kegiatan perekonomian dewasa ini. Hal ini
dikarenakan oleh semakin banyaknya kegiatan perekonomian yang dimasuki oleh masyarakat
sehingga masyarakat akan mendapatkan kemudahan dalam melakukan perekonomian. Untuk
itu, pengetahuan mengenai bank dan berbagai produk jasanya harus dipupuk sedini mungkin
meski hanya sebatas pengetahuan saja sehingga pengetahuan semakin meningkat dan
mendapatkan informasi terlebih dahulu mengenai jasa produk perbankan. Bank merupakan
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dengan rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank memiliki beberapa jenis diantaranya
berdasarkan kegiatan usahanya, kepemilikan, operasional dan bentuk badan usaha.

3.2 Saran
Dengan adanya penjelasan diatas, diharapkan kepada pembaca untuk mengetahui lebih
jelas mengenai bank serta jenis- jenis bank karena banyak manfaat bank dalam kehidupan
masyarakat. Selain itu, dengan mengetahui jenis bank, maka kita akan mengetahui lebih jelas
tentang bank dan keuntungan lainnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fauzan Fadlan, S. E. S. K. M. M. (2022) Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.


Publica Indonesia Utama. Available at:
https://books.google.co.id/books?id=oml3EAAAQBAJ.
Jasman, J. (2021). Analisis fee based income dan dampaknya terhadap profitabilitas (studi
kasus pada bank bri (persero) tbk. Kantor cabang jakartas cempaka mas). Diss.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Jakarta.
Nurhaliza, Shifa. 2021. Simak Yuk 5 Contoh Bank Syariah Terbaik di Indonesia.
https://www.idxchannel.com/amp/syariah/simak-yuk-5-contoh-bank-syariah-terbaik-
di-indonesia diakses pada tanggal 10 September 2022.
Prabangkara, M. A. A., & Putri, R. A. F. M. Orientasi Dasar Bank Umum Sebagai Badan
Hukum. Business Law Review: Volume One.
Puspita, Nikita. 2022. Bank Syariah. https://www.ukmindonesia.id/baca-deskripsi-
posts/bank-syariah diakses pada tanggal 10 September 2022.
Sumartik dan Haruasih Misti. 2018. Buku Ajar Manajemen Perbankan. Sidoarjo: Umsida
Press.
Supadilah, 2022. Bank Konvensional. https://ukmindonesia.id/baca-deskripsi-posts/bank-
konvensional/ diakses pada tanggal 10 September 2022.
Waliyunisa dan Imaniyati, Neni Sri. 2020. Kedudukan Bank Asing dalam Perbankan
Indonesia dihubungkan dengan Undang-Undanag Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Aktualia,
vol. 3 No. 1.

15

Anda mungkin juga menyukai