Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

Tentang :

LEMBAGA KEUANGAN

KELOMPOK 1 :
1. Raski Afdi ( 21090132 )
2. Afdilla ( 21090109 )
3. Ratna ( 21090060 )
4. Puja hardina sari ( 21090135 )

Dosen Pengampu :

DESI AREVA, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna telah melimpahkan
rahmat serta nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul “
LEMBAGA KEUANGAN” ini dengan tepat waktu.Dengan kemampuan yang kami
miliki, kami juga telah berusaha semaksimal mungkin agar makalah ini dapat tersusun
dengan baik. Namun demikian kami pun menyadari dengan sepenuhnya, terselesaikannya
makalah ini karna kemauan, niat dan juga dukungan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih ke berbagai pihak yang telah
membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini.Kami berharap makalah ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi penulis dan temanteman yang membacanya dan juga menambah
wawasan pengetahuan serta menambah ilmu.
Kami pun menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan
dan juga jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu, kami berharap adanya kritik dan saran dari
temanteman demi perbaikan makalah ini.

Padang, 24 Februari 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lembaga Keuangan................................................................................3
2.2 Fungsi/Peranan Lembaga Keuangan.........................................................................5
2.3 Bentuk/Jenis Lembaga Keuangan.............................................................................8
2.4 Sejarah Dan Perkembangan Lembaga Keuangan di Indonesia................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................12
3.2 Saran………………………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lembaga keuangan (Finansial Institution) adalah suatu perusahaan yang usahanya
bergerak di bidang jasa keuangan. Artinya, kegiatan yang dilakukan oleh lembaga ini
akan selalu berkaitan dengan bidang keuangan, apakah penghimpunan dana masyarakat
dan/atau jasa-jasa keuangan lainnya. Lembaga sektor keuangan sangat dibutuhkan untuk
mendukung permodalan dalam sektor riil, hal ini sudah dirasakan fungsinya sejak
beberapa puluhan tahun yang lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang
berbentuk konvensional maupun yang berprinsip syariah. Akan tetapi perbankan itu
sendiri belum menyentuh terhadap usaha mikro dan kecil (UMK) baik dari pedagang kaki
lima sampai pedagang-pedagang yang berada di pasar tradisional yang yang disebut
sebagai ekonomi rakyat kecil.

Oleh karena itu dibutuhkan instansi keuangan mikro baru yang mempunyai
kompetensi baik dalam profesionalitas dan material yang bisa mengcover kebutuhan
masyarakat akan hal itu dan tidak menjerat mereka dalam lingkaran hutang yang
berkepanjangan, sehingga mendorong ekonomi rakyat kecil sebagai hasil akhirnya. Pada
perkembangannya di Indonesia sekarang, ada beberapa pihak yang menyambungkan
permasalahan ekonomi saat ini dengan kontribusi baitul mal pada masa khekhalifahan
Islam dahulu. Sehingga muncul konsep baitul mal wattamwil walaupun konsep itu hanya
dapat berjalan pada sektor mikro.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Pengertian Lembaga Keuangan
1.2.2 Fungsi/Peranan Lembaga Keuangan
1.2.3 Bentuk/Jenis Lembaga Keuangan
1.2.4 Sejarah Dan Perkembangan Lembaga Keuangan di Indonesia
1.3 Tujuan Masalah
Untuk mengetahui tentang Lembaga Keuangan mulai dari pengertian,
fungsi/peranan,jenis dan Sejarah Dan Perkembangan Lembaga Keuangan di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lembaga Keuangan


Berdasarkan Buku Bank Dan Lembaga Keuangan Oleh Prof. Dr. Bustari Muktar
halaman 23 Terdapat berbagai definisi mengenai konsep lembaga keuangan tergantung
dari sudut mana melihatnya. Salah satu pendapat menyatakan bahwa lembaga keuangan
merupakan lembaga yang kegiatan utamanya melakukan kegiatan ekonomi finansial.
Adapun definisi lain mengatakan lembaga keuangan sebagai suatu badan usaha yang aset
utamanya berbentuk aset keuangan (finan- cial assets) maupun tagihan-tagihan (claims)
yang dapat berupa saham (stocks) obligasi (bonds) dan pinjaman (loans), dibandingkan
dengan aset non-keuangan (nonfinansial assets). Lembaga keuangan terutama mem-
berikan kredit dan menanamkan dananya pada surat-surat berharga. Di samping itu,
lembaga keuangan menawarkan secara luas berbagai jenis jasa keuangan, antara lain:
simpanan kredit, proteksi asuransi, program pensiun, penyediaan mekanisme
pembayaran, dan mekanisme transfer dana.
Lembaga keuangan sering disebut sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial
intermediary) karena fungsi pokoknya melakukan intermediasi antara defisit unit dan
surplus unit.
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 792 Tahun 1990
tentang "Lembaga Keuangan", lembaga keuangan diberi batasan sebagai semua badan
yang kegiatannya di bidang keuangan, mela- kukan penghimpunan dan penyaluran dana
kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meskipun dalam
peraturan tersebut.
Bahan dengan lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan,
namun peraturan tersebut tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga
keuangan hanya untuk investasi perusahaan.
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang
dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui kegiatan-kegiatan di
bidang keuangan menarik uang dari masyarakat dan menyalurkan uang tersebut kembali
ke masyarakat. Lembaga keuangan menyalurkan kredit kepada nasabah atau
menginvestasikan dananya dalam surat berharga di pasar keuangan (financial market).
Lembaga keuangan juga menawarkan bermacam-macam jasa keuangan mulai dan
perlindungan asuransi, menjual program pensiun sampai dengan penyimpanan barang-
barang berharga dan penyediaan suatu mekanisme untuk pembayaran dana dan transfer
dana.
Pada saat ini, lembaga keuangan tidak hanya melakukan kegiatan berupa pembiayaan
investasi perusahaan, namun telah berkembang menjadi pembiayaan untuk sektor
konsumsi, distribusi, modal kerja, dan jasa lainnya. Secara umum lembaga keuangan
dapat dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu bank dan bukan bank.
Pada dasarnya, lembaga keuangan, baik bank maupun bukan bank memiliki tugas yang
sama yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana, perbedaannya terletak pada cara
menghimpun dan menyalurkan dananya. Dalam menghimpun dana dari masyarakat,
lembaga keuangan perbankan melakukannya baik secara langsung maupun tidak
langsung. Adapun lembaga keuangan bukan bank hanya dapat menghimpun dana secara
tidak langsung atau hanya melalui bentuk kertas berharga, pinjaman/ kredit atau
penyertaan. Lembaga keuangan bukan bank di Indonesia di antaranya adalah pasar
modal, asuransi, pegadaian, multi finance, dana pensiun, dan lainnya.
Lembaga keuangan sebagai badan yang melakukan kegiatan-kegiat- an di bidang
keuangan mempunyai peranan sebagai berikut:
1) Pengalihan aset (asset transmutation)
2) Likuiditas (liquidity)
3) Alokasi pendapatan (income allocation)
4) Transaksi (transaction)

Kegiatan-kegiatan di bidang keuangan tersebut dijelaskan sebagai berikut:


1 ) Pengalihan Aset (Asset Transmutation)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank akan memberikan pinjaman kepada
pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana, yaitu unit surplus yang
jangka waktunya dapat di atur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini
bank dan lembaga keuangan bukan bank telah berperan sebagai pengalih aset yang
liquid dari unit surplus (lenders) kepada unit defisit (borrowers). Dalam kasus lain,
pengalihan aset dapat juga terjadi jika bank dan lembaga keuangan bukan bank
menerbitkan sekuritas sekunder (giro, deposito berjangka, dana pensiun dan
sebagainya) yang kemudian dibeli oleh unit surplus dan selanjutnya ditukarkan
dengan sekuritas primer (saham, obligasi, promes, commercial paper, dan sebagainya)
yang diterbitkan oleh unit defisit.
2) Likuiditas (Liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-
produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-produk tersebut
masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Untuk kepentingan
likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan
dan kepentingannya. Dengan demikian, lembaga keuangan memberikan fasilitas
pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus likuiditas. Di sisi lain,
lembaga keuangan juga dapat memberikan fasilitas tambahan likuiditas kepada pihak-
pihak yang mengalami kekurangan likuiditas. Dengan kata lain, lembaga keuangan
secara bersamaan menyalurkan likuiditas kepada pihak yang memerlukan tambahan
likuiditas, dengan cara menyalurkan dana dari pihak yang mengalami kelebihan
likuiditas.

3) Relokasi Pendapatan (Income Reallocation)


Dalam kenyataannya, di masyarakat banyak individu merniliki peng- hasilan
yang memadai dan menyadari bahwa di masa datang mereka akan pensiun sehingga
pendapatannya jelas akan berkurang. Untuk rnenghadapi masa yang akan datang
tersebut mereka menyisihkan atau merealokasi- kan pendapatannya untuk persiapan
di masa yang akan datang. Untuk melakukan hal tersebut pada prinsipnya mereka
dapat saja membeli atau menyimpan barang misalnya: tanah, rumah, dan sebagainya.
Namun de- ngan memiliki sekuritas sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan,
misalnya: program tabungan, deposito, program pensiun, polis asuransi atau saham-
saham, aset mereka akan jauh lebih likuid dibandingkan dengan alternatif pertama dan
risiko kerugiannya juga relatif sangat kecil.

2.2 Fungsi/Peranan Lembaga Keuangan


Lembaga Keuangan mempunyai berbagai fungsi yang berkaitan erat dengan
keseharian masyarakat. Kehadirannya memberi dampak baik bagi kehidupan masyarakat,
sehingga jadi lebih berkualitas. Namun, fungsi Lembaga Keuangan sendiri cukup
berbeda-beda, tergantung dari jenis lembaganya. Meski begitu, berikut beberapa fungsi
Lembaga Keuangan secara umum. Baik Lembaga Keuangan Bank maupun Non-Bank.
1. Memberikan jaminan keamanan penyimpanan uang
Lembaga Keuangan yang berdiri di bawah hukum Indonesia, tentunya segala
kegiatannya akan diawasi dan aktivitas bisnisnya harus sesuai dengan aturan yang
ada. Salah satu aturannya, yaitu memberikan jaminan moral dan hukum pada nasabah
agar mereka merasa aman dan percaya, bahwa dana yang mereka miliki tersimpan
secara utuh. Kemudian akan dikembalikan saat jatuh temponya tiba, misalnya untuk
tabungan deposito.

2. Memberikan informasi pada nasabah


Masyarakat yang menggunakan jasa Lembaga Keuangan wajib mendapatkan
informasi lengkap tentang produk keuangan yang digunakannya. Melalui Lembaga
Keuangan, nasabah dapat menerima informasi yang telah diberikan dan pengetahuan
sejelas-jelasnya untuk kepentingannya. Misalnya, saat nasabah ingin mengambil
produk KPR, pihak bank wajib memberikan informasi tentang produk KPR dari A
sampai Z. Supaya nasabah paham bagaimana sistem KPR yang berlaku di sana dan
bisa mengikutinya dengan baik.

3. Melancarkan pertukaran produk yang menggunakan kredit dan uang tunai


Lembaga Keuangan pun berfungsi melancarkan jasa pertukaran produk yang
mencakup barang dan jasa menggunakan sistem kredit atau uang tunai. Misalnya,
nasabah yang ingin memiliki rumah dapat melakukan pembayaran melalui KPR lewat
Bank.

4. Sebagai alat transaksi untuk segala kegiatan


Lembaga Keuangan juga berfungsi menyediakan alat transaksi yang bisa
digunakan di mana saja untuk berbagai macam keperluan. Contohnya, seperti transfer
antar bank, pembayaran tagihan harian, hingga ke pembayaran untuk belanja.

5. Memberikan pembiayaan untuk usaha dan kebutuhan konsumtif


Dalam hal ini, Lembaga Keuangan berfungsi menghimpun dana masyarakat
dan kemudian memutarnya kembali, melalui produk pinjaman yang tersedia untuk
pembiayaan sesuai keperluan nasabah.

Masyarakat bisa menggunakan jasa pembiayaan ini sesuai kebutuhan dan harus
memenuhi syarat tertentu terlebih dulu. Misalnya, nasabah yang ingin membuat
usahanya lebih besar, mengajukan pinjaman produktif pada Bank.

2.3 Bentuk/Jenis Lembaga Keuangan

Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.792 Tahun


1990 tentang "Lembaga Keuangan, lembaga keuangan diberi batasan sebagai semua
badan yang kegiatannya di bidang keuang an, melakukan penghimpunan dan penyaluran
dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meskipun
dalam pera- turan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai investasi
perusahaan, namun peraturan tersebut tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan
lembaga keuangan hanya untuk investasi perusahaan.

Dalam kenyataannya, kegiatan pembiayaan lembaga keuangan bisa diperuntukkan


bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, serta kegiatan distribusi barang dan jasa.
Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu bank dan
bukan bank, Mengingat kegiatan uta- mu dari lembaga keuangan adalah menghimpun
dan menyalurkan dana. perbedaan antara bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat
dillihat melalui kegiatan utama mereka tersebut. Perbedaan kedua bentuk lembaga
keuangan tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut ini:

Meskipun Tabel 2.1 menunjukkan adanya dua perbedaan antara lembaga keuangan
bank dan bukan bank, perbedaan yang utama antara kedua lembaga tersebut terletak pada
penghimpunan dana. Dalam hal penghimpunan dana, secara tegas disebutkan bahwa
bank dapat meng- himpun dana, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dari
masyarakat, sedangkan lembaga keuangan bukan bank hanya dapat menghimpun dana
secara tidak langsung dari masyarakat.
Dalam hal penyaluran dana, tabel di atas tidak memberikan pembedaan secara te- gas.
Bank dapat menyalurkan dana untuk tujuan modal kerja, investasi, konsumsi, sedangkan
lembaga keuangan bukan bank terutama untuk tujuan investasi. Hal ini tidak berarti
bahwa lembaga keuangan bukan bank tidak diperbolehkan menyalurkan dana untuk
tujuan modal kerja dan konsumsi. Hal yang sama dapat dilihat pada pihak yang
menerima penyaluran dana. Penyaluran dana lembaga keuangan bukan bank dalam
kenyataannya juga tidak hanya kepada badan usaha saja, melainkan juga kepada
individu.Penyaluran tersebut juga tidak hanya jangka menengah dan panjang saja, tetapi
juga untuk jangka pendek.

Bank mempunyai kemampuan untuk meningkatkan atau mengurangi daya beli


masyarakat. Dari berbagai jenis tabungan yang dihimpun dari masyarakat (berupa giro,
tabungan, dan deposito berjangka), bank dapat memberikan pinjaman atau kredit kepada
rumah tangga (individu) dan unit-unit usaha sehingga dapat meningkatkan daya beli
masyarakat. Sebaliknya bank dapat juga mengurangi daya beli masyarakat, yaitu de-
ngan meningkatkan suku bunga deposito. Akibatnya mendorong individu dan unit usaha
untuk menyimpan uangnya di bank sehingga uang yang beredar di masyarakat berkurang
dan kemampuan daya beli masyarakat juga menurun.

Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang "Perubahan atas Undang-


Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan", lembaga ke- uangan bank terdiri atas
bank umum dan bank perkreditan rakyat.

Bank umum dan bank perkreditan rakyat dapat memilih untuk melaksanakan kegiatan
usahanya atas dasar prinsip bank konvensional atau bank berda sarkan prinsip syariah.
Jenis lembaga keuangan bukan bank lebih herva- riasi. Lembaga keuangan bukan bank
dapat berupa lembaga pembiayaan (perusahaan sewa guna usaha, perusahaan modal
ventura, perusahaan jasa anjak plutang, perusahaan pembiayaan konsumen, perusahaan
kartu kredit, perusahaan perdagangan surat berharga), usaha perasuransian. dana pensiun,
pegadaian, pasar modal, dan lain-lain.

Secara keseluruhan lembaga-lembaga keuangan yang ada dalam sistem keuangan di


Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Sistem Moneter

a.Otoritas Moneter

-Bank Sentral

b. Bank Pencipta Uang Giral

-Bank Umum

2. Diluar sistem moneter

a. Bank Bukan Pencipta Uang Giral

-Bank Perkreditan Rakyat

b. Lembaga Pembiayaan

1) Perusahaan Modal Ventura

2) Perusahaan Sewa Guna Usaha

3) Perusahaan Anjak Piutang

4) Perusahaan Pegadaian.

c. Perusahaan Asuransi

1). Asuransi Sosial

2) Asuransi Jiwa

3) Asuransi Kerugian

4) Heasuransi

d. Dana Pensiun
e. Pasar Modal

f. Pasar langsung

g. Perusahaan Reksa Dana

2.4 Sejarah Dan Perkembangan Lembaga Keuangan di Indonesia

Awal Mula Lembaga Keuangan di Indonesia:

 Praktik keuangan di Indonesia sudah ada sejak zaman kerajaan, seperti sistem
upeti dan pajak.
 Pada masa penjajahan Belanda, didirikan beberapa lembaga keuangan, seperti De
Bank van Leening (1746) dan De Javasche Bank (1828).

Perkembangan Lembaga Keuangan di Era Kemerdekaan:

 Setelah kemerdekaan, didirikan Bank Sentral Indonesia (1953) yang kemudian


menjadi Bank Indonesia (1966).
 Didirikan pula berbagai bank pemerintah dan swasta untuk mendukung
pembangunan ekonomi.
 Pada tahun 1988, Pakto 88 membuka peluang bagi bank asing untuk beroperasi di
Indonesia.

Perkembangan Lembaga Keuangan di Era Reformasi:

 Krisis moneter 1997-1998 menyebabkan banyak bank mengalami kesulitan.


 Pemerintah melakukan restrukturisasi perbankan untuk memperkuat sistem
keuangan.
 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk pada tahun 2013 untuk mengawasi dan
mengatur industri keuangan.

Lembaga Keuangan di Indonesia Saat Ini:


 Saat ini, terdapat berbagai jenis lembaga keuangan di Indonesia, seperti bank,
lembaga pembiayaan, perusahaan asuransi, dan dana pensiun.
 Lembaga keuangan di Indonesia terus berkembang dan berinovasi untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tantangan Lembaga Keuangan di Masa Depan:

 Perkembangan teknologi keuangan (fintech) menghadirkan tantangan bagi


lembaga keuangan tradisional.
 Persaingan antar lembaga keuangan semakin ketat.
 Regulasi yang ketat perlu diimbangi dengan inovasi dan efisiensi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lembaga keuangan adalah badan usaha yang memiliki peran penting dalam sistem
perekonomian. Lembaga keuangan ini bertindak sebagai perantara antara pihak yang
memiliki dana (penabung) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam).
Lembaga keuangan memiliki peran penting dalam sistem perekonomian. Lembaga
keuangan membantu melancarkan kegiatan ekonomi, meningkatkan taraf hidup masyarakat,
dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Di tengah perkembangan teknologi dan regulasi yang
ketat, lembaga keuangan perlu terus berinovasi dan meningkatkan layanannya untuk dapat
terus berperan penting dalam perekonomian.
3.2 Saran

Pilihlah lembaga keuangan yang terdaftar dan diawasi oleh OJK, Bandingkan produk dan
layanan keuangan dari beberapa lembaga keuangan sebelum memilih.Perhatikan bunga,
biaya, dan ketentuan lainnya.Pilihlah lembaga keuangan yang memiliki reputasi yang
baik,Gunakan website OJK untuk mengecek status dan kredibilitas lembaga keuangan.Baca
ulasan dan testimoni dari nasabah lain sebelum memilih lembaga keuangan.Konsultasikan
dengan perencana keuangan untuk mendapatkan saran yang lebih profesional.

DAFTAR PUSTAKA
Bustari Muktar 2016, Bank dan Lembaga Keuangan lain Edisi 1. Jakarta: Perpustakaan
Nasional
Thamrin Abdullah 2018, Bank Dan Lembaga Keuangan Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana
Media
Hery 2019, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Grasindo
Muchtar Anshary Hamid Labetubun 2021, Lembaga Keuangan Bank & Non Bank.
Bandung:Widina Bhakti Persada

Anda mungkin juga menyukai