KELOMPOK V
SEMESTER V/ MANAJEMEN PERTANAHAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting yang dimiliki oleh suatu
instansi. Salah satu implikasinya adalah bahwa investasi terpenting yang mungkin
dilakukan oleh suatu instansi adalah di bidang sumber daya manusia. Tetapi saat ini yang
dihadapi oleh setiap instansi bukan lagi apakah akan melakukan investasi dalam rangka
pengembangan sumber daya manusia yang dimilikinya melainkan berapa besar investasi
yang harus dibuat. Ini berarti bahwa untuk menghadapi tuntutan tugas sekarang maupun
tuntutan masa depan, pengembangan sumber daya manusia merupakan keharusan mutlak.
Sehubungan dengan itu agar seseorang semakin produktif dan kariernya berkembang, ia
memerlukan pengakuan dari instansi dari tempatnya bekerja yang meliputi mutasi yaitu
pemindahan jabatan yang dilakukan pada tingkat yang sederajat atau setingkat lain yang
dianggap lebih tinggi.
Namun demikian meskipun pada umumnya manusia menginginkan kemanjuan dalam
hidupnya tetapi tidak berarti bahwa semua pegawai mau menerima mutasi dan promosi.
Program mutasi dan promosi merupakan bagian dari program pengembangan pegawai.
Oleh karena itu mutasi dan promosi juga merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan karier pegawai. Berkembangnya kerier pegawai pada dasarnya
berorierntasi pada berkembangnya instansi tersebut dalam menjawab tantangan bisnis saat
ini dan di masa mendatang.
B. Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, Bab V Pengembangan Karier, Pengembangan Kompetensi, dan
Sistem Informasi Manajemen Karier Pasal 190 s/d Pasal 200 tentang Mutasi dan Promosi.
C. Rumusan Masalah
1. Peranan Mutasi dan perlukah Mutasi dilaksanakan dalam suatu instansi?
2. Peranan Promosi dan apa dasar serta syarat dan bentuk Promosi Jabatan?
BAB II
PEMBAHASAN
Unsur manusia dalam manajemen berkembang menjadi suatu bidang ilmu manajemen
yang disebut Manajemen Sumber Daya Manusia. Pengertian Manajemen Sumber Daya
Manusia merupakan bagian dari manajemen yang menitik beratkan pada masalah
ketenagakerjaan yang bertujuan untuk mendaya gunakan secara optimal seluruh sumber daya
manusia pada suatu instansi.
A. Mutasi
1. Pengertian dan Peranan Mutasi
Kata Mutasi atau pemindahan sudah dikenal sebagian masyarakat, baik dalam
lingkungan instansi maupun di luar instansi. Mutasi atau pemindahan adalah kegiatan
memindahkan pegawai dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang dianggap setingkat atau
sederajat.
Mutasi atau pemindahan merupakan kegiatan rutin dari perusahaan untuk
melaksanakan prinsip “the right man in the right place” atau “orang yang tepat pada
tempat yang tepat”. Dengan demikian, mutasi dijalankan agar pekerjaan dapat dilakukan
secara lebih efektif dan efesien.
Mutasi atau perpindahan adalah kegiatan memindahkan pegawai sebagai salah satu
cara untuk mengembangkan pegawai tersebut terutama dari segi kemampuan, pengetahuan
dan keterampilanya. Mutasi adalah langkah mundur untuk maju. Artinya jika mundur
hanya selangkah, langkah maju diharapkan sedikitnya sepuluh langkah, bahkan kalau
dapat seratus langkah. Mengapa mutasi disebut langkah mundur untuk maju? Dengan
adanya mutasi berarti ada masa transisi. Pegawai yang dipindahkan ke tempat lain harus
lebih dahulu mempelajari, dan kemudian menyesuaikan diti. Ini harus dilakukan agar ia
dapat mengerjakan tugas paling tidak sama dengan pendahulunya, bahkan kalau dapat
lebih baik lagi.
Dengan demikian Mutasi harus dilakukan untuk meningkatkan produktifitas kerja
secara langsung sehingga diharapkan semangat dan kegairahan kerja pegawai semakin
meningkat.
2. Perlunya Mutasi Dilaksanakan
Ada beberapa alasan mengapa mutasi pegawai perlu dilaksanakan :
a. Bahwa pegawai yang tidak produktif atau tidak dapat berkembang di suatu lingkungan
kerja, tidak berarti ia tidak produktif atau tidak dapat berkembang juga di tempat lain.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Clifford E. Jurgensen: “Tidak ada orang
yang baik dalam setiap hal, demikian juga tidak ada yang jelek dalam setiap hal.
b. Pegawai sebagai manusia biasa memiliki rasa bosan, terutama untuk jenis pekerjaan
yang tetap, monoton dan tidak ada variasi. Apabila rasa bosan, terutama untuk jenis
pekerjaan yang tetap akibatnya kualitas pekerjaan yang dilakukan tidak lagi sempurna
sesuai dengan standard yang ada.
c. Seorang pegawai ternyata tidak mempunyai kesungguhan atau perhatian di tempat
kerja yang sekarang, bukan karena bosan tetapi memang kurang serasi dengan
pribadinya. Jika demikian halnnya, maka akan membawa akibat buruk terharap
instansi dan bahkan juga terhadap dirinya sendiri, terutama di tempat-tempat kerja
yang memerlukan ketelitian, kewaspadaan dan ketekunan (konsentrasi).
d. Adanya perubahan komposisi tenaga kerja yang agak meluas meliputi beberapa Badan
atau Organisai, sehingga menimbulkan kelebihan tenaga di satu pihak dan kekurangan
tenaga di pihak lain. Badan atau Organisasi yang kekurangan tenaga dapat menerima
pelimpahan dari badan atau organisasi yang kelebihan tenaga, sudah tentu dengan
syarat-syarat tertentu, yang jelas syarat ini tidak akan seberat seperti syarat waktu
penerimaan pegawai baru.
Perpindahan pekerjaan dalam suatu instansi biasanya dapat diminta oleh pegawai
yang bersangkutan, tidak seperti halnya semata-mata merupakan hak mutlak dari pimpinan
organisasi, tidak seperti halnya dengan promosi. Apabila permintaan pindah kerja dating
dari pegawai maka alasan yang paling sering dikemukakan adalah ingin mencari
pengalaman baru atau menginginkan situasi kerja yang dirasakannya lebih baik dari tempat
kerja lama. Alasan pertama dilator belakangi biasanya oleh kebosanan dan harapan lain di
tempat kerja yang baru yang diperkirakan lebih menguntungkan. Alasan yang kedua
pegawai yang bersangkutan tidak menemukan situasi yang menggembirakan sehingga
gairah kerja berkurang.
3. Tujuan Mutasi
Pada dasarnya mutasi termasuk dalam fungsi pengembangan pegawai karena
tujuannya adalah untuk meningkatkan efesiensi kerja dalam perubahan tersebut.
Beberapa tujaun mutasi dapat diberikan sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawan
b. Untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi
pekerjaan atau jabatan
c. Untuk memperluas atau menambah pengetahuan pegawai
d. Untuk menghilangkan rasa bosan/jenuh terhadap pegawai
e. Untuk memberikan perangsang agar pegawai mau berupaya menigkatkan karier
yang lebih tinggi
f. Untuk pelaksanaan hukuman/saksi atas pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukannya
g. Untuk memberikan pengakuan dan imbalan terhadap prestasinya
h. Sebagai alat pendorong agar semangat kerja meningkat melalui persaingan
terbuka
i. Untuk tindakan pengamanan yang lebih baik
j. Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik pegawai
k. Untuk mengatasi perselisihan antara sesame pegawai
4. Manfaat Mutasi
Mutasi bermanfaat untuk :
a. Memenuhi kebutuhan tenaga di bagian/unit yang kekurangan tenaga tanpa
merekrut tenaga dari luar
b. Memenuhi keinginan pegawai sesuai dengan minat dan tugasnya masing-masing
c. Menjamin keyakinan pegawai, bahwa mereka tidak akan diberhentikan ketean
kekurangmampuan atau kekurangcakapan mereka
d. Memberikan motivasi kepada pegawai
e. Mengatasi rasa bosan pegawai pada pekerjaan, jabatan dan tempat kerja yang
sama.
5. Macam-macam Mutasi
Mutasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, tergantung dari tinjauan terhadap
mutasi tersebut.
1. Ditinjau dari aktivitas tempat pegawai bekerja
a. Mutasi antar urusan
b. Mutasi antar seksi
c. Mutasi antar bagian
d. Mutasi antar biro
e. Mutasi antar instansi
2. Ditinjau dari tujuan dan maksud mutasi
a. Mutasi dalam jabatan yang sama karena produksi di tempat terdahulu menurun
b. Mutasi dari jabatan yang sudah lama dipegang ke jabatan yang sama di unit/
bagian lain, untuk menggantikan pegawai yang belum lama bekerja atau pegawai
yang diberhentikan
c. Mutasi dari jabatan yang satu ke jabatan yang lain untuk menambah pengetahuan
pegawai yang bersangkutan
d. Mutasi pegawai ke bagian mana saja, dengan tujuan untuk memupuk atau untuk
memperbaiki kerja sama antar pegawai
3. Ditinjau dari masa kerja pegawai
a. Mutasi yang bersifat sementara, untuk menggantikan pegawai yang berhalangan
b. Mutasi yang bersifat tetap
B. Promosi
1. Pengertian dan Peranan Promosi
Promosi (promotion) memberikan peranan penting bagi setiap pegawai, bahkan
menjadi idaman yang selalu dinanti-nantikan oleh pegawai. Karena dengan promosi ini
berarti adanya kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan
karyawan bersangkutan untuk menjabat suatu jabatan yang lebih tinggi. Dengan demikian
promosi akan memberikan status sosial, wewenang (authority) dan tanggung jawab
(responbility) serta penghasilan (outcomes) yang semakin besar bagi karyawan tersebut.
Promosi jabatan mempunyai arti penting baik bagi pegawai maupun bagi instansi
secara keseluruhan. Dengan memberikan kesempatan promosi, berarti instansi melakukan
usaha pengembangan karyawan melalui jenjang karier yang jelas. Sehingga karyawan
akan termotivasi untuk bekerja dan berprestasi.
Menurut Sondang P. Siagian “promosi terjadi apabila seseorang pegawai dipindahkan
dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya
dalam hirarki jabatan lebih tiggi dan penghasilannya lebih besar” (2000,160).
Dari defenisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa promosi jabatan adalah proses
pemindahan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi, yang biasanya
diikuti oleh tugas, tanggung jawab, wewenang dan peghasilan yang juga lebih tinggi dari
jabatan yang diduduki sebelumnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebaikan atau manfaat yang dapat diambil
dengan adanya pelaksanaan promosi jabatan akan dirasakan baik oleh pegawai maupun
oleh instansi, karena antara lain dapat meningkatkan moral pegawai, meningkatkan
efisiensi, dan mempertebal loyalitas pegawai terhadap instansi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Mutasi hendaknya dilakukan dalam jangka waktu tertentu misalnya setiap 4 atau 5 tahun
sekali baik untuk pegawai tetap maupun pegawai tidak tetap/kontrak. Karena dengan mutasi
berarti berarti pegawai akan mempunyai pengalaman dan pengetahuan serta mentalitas dan
kemampuan pegawai akan lebih meningkat sehingga produktifitas kerja juga dapat
ditingkatkan.
Dalam hal promosi jabatan hendaknya pertimbangan senioritas dalam promosi bukan
merupakan ukuran utama, tetapi disamping senioritas sebaiknya juga pegawai yang akan
dipromosikan memiliki kecakapan kerja, prestasi yang ditunjukkan, kepemimpinan,
komunikasi yang baik, pengetahuan dan wawasan yang tinggi dengan memperhatikan prinsip
“the right man in the right place”.
Agar suatu instansi efektif dan efisien sehingga mencapai kemajuan yang diinginkan sesuai
denga visi, misi dan tujuan instansi maka mutasi dan promosi merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Mutasi dan promosi jabatan terhadap pegawai harus dilakukan secara
objektif, sehingga dengan demikian karier pegawai akan berkembang yang berorientasi pula
terhadap berkembangnnya instansi.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko Hani T. 1998 Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2,
Yogyakarta: BPFE
Martoyo Susilo, 1998 Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 3, Yogyakarta: BPFE
Nawawi Hadari H., 1997 Manajemen Sumber Daya Manusia, untuk bisnis yang kompetitif,
Yogyakarta: Gajah Mada University Pers
Wursanto IG, 2000 Manajemen Kepegawaian I dan II, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.