Dosen Pengampu :
Drs Ec NURMANSYAH SR,BSc.,MM
Disusun Oleh :
INDAH PUTRI DEWI (1961201196)
NISA LOLA SARI (19
FEBRY DRYA ANANDA
LAMINDO SANTA
RIDO
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang karyawan bernama sugianto telah bekerja selama 10 tahun dibagian service &
utilities department pada salah satu perusahaan minyak asing di Sumatra terakhir dengan
pangkat Foreman. Sugianto sangat sering tampil sebagai ketua panitia diberbagai kegiatan yang
ada dilingkungan perusahaan, salah satunya sebagai ketua panitia ulang tahun perusahaan.
Karena keaktifannya Sugianto dipercaya oleh rekan sekerjanya sebagai pengurus serikat
pekerja dari perwakilan karyawan. Sedangkan yang menjadi perwakilan perusahaan salah
satunya adalah Mustafa Kamal sebagai direktur eksplorasi dan produksi perusahaan yang
merupakan atasan dari Area Manager Sumatera.
Selanjutnya Sugianto meneruskan pendidikannya dengan kuliah dimalam hari dan akhirnya
berhasil lulus menjadi Sarjana Ekonomi dibidang Manajemen.
Ternyata keaktifan dan prestasi yang ditunjukkannya diberbagai daerah operasi perusahaan
yang kegiatan nya ditampilkan kedalam majalah perusahaan yang terbit setiap tiga bulan sekali.
Sugianto selalu mendampingi area menager sumatera untuk meliput kegiatannya sekaligus
sebagai protocol sebelum area manager memberikan kata sambutan yang mengiformasikan
tentang kegiatan perusahaan saat ini dan yang akan datang. Kerier Sugianto yang dapat
dikatakan mulus membuat iri karyawan lainnya, sementara rekan kerjanya yang lain tetap pada
posisi yang lama tidak mendapatkan promosi. Melihat hal itu rekan kerja Sugianto mencoba
menjumpai atasannya mempertanyakan tetang kariernya. Atasannya mengatakan tidak ada
jabatan yang lowong sehingga sangat sulit untuk mempromosikannya.
Beberapa tahun berikutnya ternyata prestasi Sugianto terus meningkat dan kemudian pimpinan
perusahaan mempromosikan dari penyelia (supervisor) menjadi kepala seksi (section head) dan
tiga tahun selanjutnya dia dipromosikan kembali karena kepala departemen (department head)
humas memasuki pension.
Pada tahun 1985 PT Esson Indonesia sebagian wilayah konsesinya telah habis masa kontrak
dan selanjutnya diambil alih oleh pemerintah dibawah kendali perusahaan Negara yang
ditunjuk pemerintah Indonesia. Sebagian besar asset yang dimilki yang berada diwilayah yang
habis masa kontraknya diserahkan kepada perusahaan Negara yang ditunjuk. Selaian
pengambil-alihan asset, juga penarikan karyawan yang ingin bergabung dengan perusahaan
bentukan pemerintah. Selanjutnya perusahaan Negara tersebut membuat MTQ dilingkungan
perusahaan dalam skop provinsi, dan Sugianto terpilih sebagai ketua panitia. Pelaksanaan MTQ
sangat berhasil dan mendapat apresiasi dari perusahaan dan pemerintah daerah yang
mengantarkan kerier Sugianto ke kantor pusat Jakarta sebagai direktur Pers dalam Negri
sampai dia memasuki masa pensiun.
1. Apa yang menyebabkan Sugianto ditransfer ke bagian Humas atau Public Affair?
2. Kenapa Sugianto dapat mengembangkan kariernya dibagian Humas?
3. Apakah Sugianto pada awalnya telah merencanakan kariernya dibagian Humas?
4. Tindakan karier pribadi apa yang ditunjukkan oleh Sugianto kepada pemimpin
perusahaan?
5. Apakah Sugianto sebagai ketua serikat pekerja di area kerjanya dapat membantu
pengembangan kariernya?
6. Kenapa teman kerja Sugianto di services & utilities tidak dapat mengembangkan
kariernya? Apakah karena tidak memiliki prestasi?
BAB II
LANDASAN TEORI
Muhdar (2021 : 154) menyatakan bahwa Mutasi atau transfer terjadi kalau seorang karyawan
dipindahkan dari satu bidang tugas ke bidang tugas lainnya yang tingkatannya hampir sama
baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun tingkat strukturalnya.
Prinsip fleksibilitas adalah sering digunakan sebagai kunci sukses perusahaan. Para pembuat
keputusan harus mengalokasikan SDM untuk menghadapi tantangan internal dan eksternal.
Sistem yang umum digunakan di sini adalah mutasi/transfer karyawan. Dengan
memindahkan seorang karyawan ke bidang kerja tertentu, bukan promosi, juga bukan demosi,
para manajer mungkin dapat melakukan perbaikan pemanfaatan SDM yang ada.
Mutasi/transfer bahkan mungkin Iebih bermanfaat bagi para karyawan, karena pengalaman
kerja mereka
akan bertambah dan mempunyai keahlian baru dan dalam perspektif yang berbeda mereka
juga akan menjadi karyawan yang Iebih baik sehingga menjadi calon kuat untuk dipromosikan
di masa mendatang. Mutasi juga akan memperoleh motivasi dan kepuasan individu, terutama
ketika karyawan tersebut mengalami hambatan pada bidang tugas yang lama. Bahkan jika itu
hanya hambatan tinggal sedikit saja, maka mutasi juga paling tidak memberikan berbagai
variasi kerja yang dapat meningkatkan kepuasan kerja. Mutasi, berupa kepindahan bersifat
geografìs (pindah kota/pulau), dapat meningkatkan pengaruh/dwal-career families atau
keluarga di mana suami dan istri adalah meminta berhenti bekerja. Baik melalui promosi,
demosi ataupun mutasi, keputusan penempatan karyawan yang berupa pemindahan ke kota
lain, yang terlibat adalah tidak hanya karyawan tersebut, melainkan juga melibatkan suami atau
istri dan karyawan tersebut. Departemen SDM melaksanakan mutasi ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Para profesional di bidang SDM sering bergabung dengan jaringan
profesional lainnya melalui organisasi “Manajemen Sumber Daya Manusia dan Masyarakat”
setempat. Hubungan kerja sama ini dapat digunakan untuk mencari lapangan kerja bagi suami
atau istri karyawan yang dipindahkan ke suatu kota. Beberapa departemen SDM menyarankan
agar memanfaatkan dan bahkan membayar organisasi profesional tersebut untuk membantu
suami atau istri karyawan yang dimutasikan. Dalam beberapa kasus ekstrim, terutama dalam
mutasi yang bersifat internasional/lintas negara, perusahaan mungkin akan menyarankan untuk
memberikan gaji yang Iebih tinggi agar dapat menutup kerugian/kekurangan penghasilannya.
Dyah Eko Setyowati (2019:226) Transfer (pemindahan) tersebut misalnya pegawai merasa
kurang tepat pada jabatannya atau kurang bisa kerja sama dengan
kawan-kawan sepekerjaan atau dengan atasan langsungnya. Pemindahan karena keinginan
perusahaan dapat terjadi karena dua sebab. Sebab pertama adalah untuk menjamin bahwa
kepercayaan pegawai bahwa mereka tidak akan diberhentikan karena kekurangan
kecakapan dalam jahatan yang lama. Sebab yang kedua adalah untuk mengurangi rasa bosan
pegawai karena dianggap terlalu lama memegang jabatan yang sama.
Menurut Manullang pemindahan pegawai karena keinginan perusahaan dapat terjadi karena
berbagai sebab yaitu:
1. Kebutuhan untuk menyesuaikan sementara, seperti seseorang tidak masuk kerja
2. Mengatasi keadaan darurat karena fluktuasi volume pekerjaan
3. Kebutuhan latihan, seperti rotasi jabatan
4. Kebutuhan ploeg pekerjaan
Pemindahan dilakukan agar karyawan berada di posisi yang tepat & memperoleh suasana baru
& kepuasan kerja setinggi mungkin & dapat menunjukkan prestasi yang lebih tinggi lagi.
Pemindahan dapat terjadi karena kehendak pegawai sendiri (Personel Transfer) atau kehendak
perusahaan (Production Transfer).
Khotim Fadhli ( 2021:75) Sebab-sebab pelaksanaan transfer menurut Siswandi (1999) sebagai
berikut :
1. Permintaan sendiri
Transfer atas permintaan sendiri adalah transfer yang dilakukan atas keinginan
sendiri dan karyawan yang bersangkutandan dengan mendapat persetujuan
pimpinan organisasi.
2. Alih Tugas Produktif (ATP)
Alih tugas produktif adalah transfer karena kehendak pimpinan perusahaan
untuk meningkatkan produksi dengan menempatkan karyawan yang bersangkutan
pejabat atau pekerjaannya dan sesuai dengan percakapannya.
Khotim Fadhli ( 2021:74 ) Tujuan transfer adalah agar karyawan atau karyawan tidak kelelahan dalam
rutinitas kerja yang terkadang membosankan dan memiliki fungsi sasaran lain, sehingga seseorang dapat
menguasai dan mendalami pekerjaan lain diberbagai area perusahaan. Transfer terkadang dapat
digunakan sebagai titik awal atau batu loncatan untuk promosi di masa mendatang.
Tujuan transfer menurut Mudjiono (2000)
Seorang karyawan bernama sugianto telah bekerja selama 10 tahun dibagian service &
utilities department pada salah satu perusahaan minyak asing di Sumatra terakhir dengan
pangkat Foreman. Sugianto sangat sering tampil sebagai ketua panitia diberbagai kegiatan yang
ada dilingkungan perusahaan, salah satunya sebagai ketua panitia ulang tahun perusahaan.
Karena keaktifannya Sugianto dipercaya oleh rekan sekerjanya sebagai pengurus serikat
pekerja dari perwakilan karyawan. Sedangkan yang menjadi perwakilan perusahaan salah
satunya adalah Mustafa Kamal sebagai direktur eksplorasi dan produksi perusahaan yang
merupakan atasan dari Area Manager Sumatera.
Selanjutnya Sugianto meneruskan pendidikannya dengan kuliah dimalam hari dan akhirnya
berhasil lulus menjadi Sarjana Ekonomi dibidang Manajemen.
Ternyata keaktifan dan prestasi yang ditunjukkannya diberbagai daerah operasi perusahaan
yang kegiatan nya ditampilkan kedalam majalah perusahaan yang terbit setiap tiga bulan sekali.
Sugianto selalu mendampingi area menager sumatera untuk meliput kegiatannya sekaligus
sebagai protocol sebelum area manager memberikan kata sambutan yang mengiformasikan
tentang kegiatan perusahaan saat ini dan yang akan datang. Kerier Sugianto yang dapat
dikatakan mulus membuat iri karyawan lainnya, sementara rekan kerjanya yang lain tetap pada
posisi yang lama tidak mendapatkan promosi. Melihat hal itu rekan kerja Sugianto mencoba
menjumpai atasannya mempertanyakan tetang kariernya. Atasannya mengatakan tidak ada
jabatan yang lowong sehingga sangat sulit untuk mempromosikannya.
Beberapa tahun berikutnya ternyata prestasi Sugianto terus meningkat dan kemudian pimpinan
perusahaan mempromosikan dari penyelia (supervisor) menjadi kepala seksi (section head) dan
tiga tahun selanjutnya dia dipromosikan kembali karena kepala departemen (department head)
humas memasuki pension.
Pada tahun 1985 PT Esson Indonesia sebagian wilayah konsesinya telah habis masa kontrak
dan selanjutnya diambil alih oleh pemerintah dibawah kendali perusahaan Negara yang
ditunjuk pemerintah Indonesia. Sebagian besar asset yang dimilki yang berada diwilayah yang
habis masa kontraknya diserahkan kepada perusahaan Negara yang ditunjuk. Selaian
pengambil-alihan asset, juga penarikan karyawan yang ingin bergabung dengan perusahaan
bentukan pemerintah. Selanjutnya perusahaan Negara tersebut membuat MTQ dilingkungan
perusahaan dalam skop provinsi, dan Sugianto terpilih sebagai ketua panitia. Pelaksanaan MTQ
sangat berhasil dan mendapat apresiasi dari perusahaan dan pemerintah daerah yang
mengantarkan kerier Sugianto ke kantor pusat Jakarta sebagai direktur Pers dalam Negri
sampai dia memasuki masa pensiun.