Anda di halaman 1dari 6

Perbedaan partikel “de” dan “ni”

Pada dasarnya partikel “ni” secara umum bearti di, pada, ke, untuk. Sedangkan partikel “de”
secara umum bearti di, dengan, sebab. Arti “di” pada partikel “ni” dan “de” sama-sama
digunakan untuk menunjukkan suatu tempat atau lokasi. Namun, ada perbedaan yang
sangat jelas di antara kedua partikel ini. Partikel “de” digunakan untuk menunjukkan lokasi
berlangsungnya suatu aktivitas (bergerak), sedangkan partikel “ni” digunakan untuk
menunjukkan keberadaan sesuatu (tidak bergerak). Contoh : 家で食べます。/ Ie de
tabemasu. / Makan di rumah. (ada aktivitas) / 家にいます。/ Ie ni imasu. / Ada di rumah.
(menunjukkan keberadaan saja). Sebagai tambahan, baik partikel “de” maupun “ni” memiliki
fungsi lainnya selain menunjukkan lokasi atau tempat. Untuk lebih jelasnya silakan baca
langsung di artikel partikel “de” dan partikel “ni”.
Perbedaan partikel “wa” dan “ga”

Partikel “wa” merupakan partikel penanda topik. Menunjukan subjek pembicaraan atau topik
kalimat. Contoh : Kore wa hon desu. / Ini adalah buku. “Kore” adalah topik dari kalimat ini,
tetapi yang menjadi fokus utama dalam kalimat ini adalah yang dibicarakan setelah “wa”
yaitu “hon (buku)”. Sebagai tambahan, partikel “wa” sering kali dihilangkan bersamaan
dengan subjek dalam sebuah kalimat, jiga subjek tersebut berupa kata ganti orang seperti
“watashi (saya)”. Partikel “ga” sendiri memiliki fungsi yang beragam. Salah satunya
menunjukkan subjek dari kalimat intransitif, memberikan penegasan terhadap subjek yang
ada dalam kalimat, atau sebagai penunjuk objek. Pada umumnya partikel “wa” menunjukkan
topik kalimat dan pada kalimat “ga” biasanya tidak memiliki topik kalimat. Partikel “ga”
menekankan apa atau siapa yang mengambil tindakan. Dalam penggunaan partikel “wa”,
kata yang datang setelahnya (hon dalam contoh di atas) adalah kata yang menjadi fokus
utama dalam kalimat. Namun, dalam kalimat berpartikel “ga”, kata sebelum partikel “ga” lah
yang menjadi fokus utamanya, atau yang ditekankan. Selain itu, jika sebuah kata yang
diikuti “wa” seringkali dihilangkan, maka kata yang diikuti partikel “ga” tidak bisa dihilangkan
karena akan membuat kalimat tersebut menjadi tidak sempurna. Contoh : (1) これはわたしの
ペンです。/ Kore WA watashi no pen desu. / Ini adalah pensil saya. Kalimat ini menunjukkan
bahwa topiknya adalah “kore” dan yang menjadi fokus pembicaraa adalah “watashi no pen”.
(2) これがわたしのペンです。/ Kore GA watashi no pen desu. Partikel “ga” menunjukkan
bahwa “hanya” pulpen ini lah yang milik saya. Penggunaan partikel “wa” dan “ga” mungkin
sering membingungkan. Untuk lebih memahaminya, silakan baca penjelasan dan
contoh-contoh kalimat di artikel tentang partikel “wa” dan partikel “ga”.
Partikel “toka”

Fungsi partikel “toka”


1.Memberi beberapa contoh suatu hal yang serupa
Pola kalimat:

Kata kerja bentuk kamus 1 + partikel “toka” + kata kerja bentuk kamus 2 +partikel “toka”
Kata sifat i/na (tanpa “na”) 1 + partikel “toka” + kata sifat i/na (tanpa “na”) 2 +partikel “toka”
Kata benda 1 + partikel “toka” + kata benda 2 + partikel “toka”
Partikel “toka” bisa juga hanya disampaikan satu kali, Dalam hal ini, partikel “toka”
digunakan untuk menyampaikan beberapa contoh hal yang serupa, sehingga bisa diartikan
dengan kata “dan lain-lain”, “atau”, atau dengan “atau sejenisnya”. Partikel “toka” ini
digunakan dalam bahasa lisan dan dalam situasi non-formal.

Fungsi ini mirip dengan salah satu fungsi partikel “ya”, tetapi partikel “toka” terkesan lebih
kasual. Di samping itu, partikel “ya” hanya untuk kata benda. Terdapat sedikit pola yang
berbeda, misalnya :

Watashi wa neko toka inu toka ga suki da.


Watashi wa neko ya inu ga suki da. (partikel ya tidak bisa digunakan sebelum partikel “ga”)
2.Menyampaikan hal yang dikatakan orang lain
Pola kalimat : hal yang disampaikan orang lain + partikel “toka” + kata “iu”
(menyampaikan)/kata lain yang serupa
Partikel “toka” di sini berfungsi untuk menyampaikan hal yang diungkapkan orang lain, yang
cenderung tidak secara utuh, dalam nuansa percakapan kasual.

3.Menyatakan suatu hal secara halus dan tidak langsung


Pola kalimat : subjek + partikel “toka” + predikat
Partikel “toka” ini digunakan dalam percakapan kasual untuk menyatakan sesuatu secara
tidak langsung, yang fungsinya untuk memperhalus suatu ungkapan atau pertanyaan. Ada
kalanya, ungkapan dengan partikel “toka” ini tidak bisa diartikan dalam bahasa Indonesia.

4.Mengungkapkan suatu dugaan yang belum diketahui dengan jelas/pasti


Pola kalimat : suatu dugaan/hal yang belum diketahui dengan jelas + partikel “toka” (di akhir
kalimat)
Partikel “toka” di sini digunakan untuk menyampaikan suatu dugaan atau alasan yang belum
diketahui kebenarannya dalam situasi percakapan kasual.

CONTOH KALIMAT

1.Memberi beberapa contoh suatu hal yang serupa

Watashi wa jazu toka poppusu toka kiiteru.


Saya mendengarkan musik jazz, pop, dan sejenisnya.
Keizai-gaku toka seiji-gaku toka wa bunkei da ne.
Ilmu Ekonomi, Ilmu Politik, dan sejenisnya adalah bidang soshum ya.

Nihon ni ittara, Harajuku toka Akihabara toka ni itte mitai.


Kalau pergi ke Jepang, (aku) ingin coba pergi ke Harajuku, Akihabara, dan lain-lain.

Koko wa kitanai toka atsui toka, monku wo iwanaide.


Tolong jangan mengatakan keluhan seperti di sini kotor, panas, dan sejenisnya.

2.Menyampaikan hal yang dikatakan orang lain

Jinsei mou iya da toka iwanaide yo!


Tolong jangan mengatakan sudah benci dengan kehidupan atau sejenisnya!

Kare wa watashi ni isshou awanai toka itteta yo. Hidoi yo ne?


Dia (laki-laki) mengatakan tidak akan bertemu lagi selamanya kepadaku loh. Jahat kan?

Kanojo wa mou nidoto koko ni konai toka itte ita ne.


Dia (perempuan) mengatakan tidak akan datang ke sini untuk kedua kalinya ya.

Mou aenai toka iu na!


Jangan mengatakan tidak akan bisa bertemu lagi!

3.Menyatakan suatu hal secara halus dan tidak langsung

Ashita toka jikan aru?


Apakah besok (kamu) ada waktu?

Kore toka dou?


Yang ini bagaimana?

Suki na hito toka iru?


Apa ada orang yang (kamu) suka?

Keeki toka taberu?


Mau makan kue atau yang sejenisnya?

4.Mengungkapkan suatu dugaan yang belum diketahui dengan jelas/pasti

Kare wa osoi na. Nebou shita toka kana?


Dia (laki-laki) lambat ya. Apa terlambat bangun ya?

Kanojo kara henji ga nai. Ima baito toka?


Tidak ada balasan dari dia (perempuan) ya. Apa sekarang sedang kerja paruh waktu?

Ano ko, nande ore wo mushi shitan darou? Masaka, kirawarete iru toka?
Anak itu, kenapa mengabaikan aku? Jangan-jangan, aku dibenci?
Rina-chan wa saikin ochikonde iru ne. Kareshi to wakareta toka?
Rina akhir-akhir ini tampak murung. Apa putus dengan pacarnya?

Anda mungkin juga menyukai