Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KAJIAN TEORI

KOMPETENSI

Oleh:

Sunarto 0232000001
Bayu Prasetyo 0232000001
Bimo Prasetyo 0232000001
Guntur rasetyo 0232000001
Guruh Prasetyo 0232000001

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KUSUMA NEGARA


JAKARTA
2022

1
KOMPETENSI

1. 1 Teori Kompetensi

Kompetensi pegawai adalah suatu untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas yang
dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut
oleh pekerjaan tersebut. Keterampilan atau kemampuan yang diperlukan pegawai yang
ditunjukkan oleh kemampuan dengan konsisten memberikan tingkat kinerja yang memadai
atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan.

Pengertian kompetensi dalam organisasi publik maupun privat sangat diperlukan


terutama untuk menjawab tuntutan organisasi, dimana adanya perubahan yang sangat cepat,
perkembangan masalah yang sangat kompleks dan dinamis serta ketidakpastian masa depan
dalam tatanan kehidupan masyarakat. Ada yang menginterpretasikan kompetensi sepadan
dengan kemampuan atau kecakapan, ada lagi yang mengartikan sepadan dengan
keterampilan, pengetahuan dan berpendidikan tinggi. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan
beberapa pengertian tentang kompetensi. Pengertian kompetensi menurut Spencer yang
dikutip oleh Moeheriono (2014:5) menyatakan bahwa sebagai karakteristik yang mendasari
seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau
karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab akibat
dengan kriteria yang dijadikan acuan. Menurut Spencer ini, kompetensi terletak pada bagian
dalam setiap manusia dan selamanya ada pada kepribadian seseorang yang dapat
memprediksikan tingkah laku dan performansi secara luas pada semua situasi dan tugas
pekerjaan. Menurut Wibowo (2016:271) kompetensi merupakan suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan
dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Dengan demikian, kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan
oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai
unggulan bidang tersebut.

Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang


memuaskan di tempat kerja, termasuk di antaranya kemampuan seseorang untuk
mentransfer dan mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan tersebut dalam situasi

2
yang baru dan meningkatkan manfaat yang disepakati. Kompetensi juga menunjukkan
karakteristik pengetahun dan keterampilan yang dimiliki atau dibutuhkan oleh setiap
individu yang memampukan mereka untuk melakukan tugas dan tanggung jawab mereka
secara efektif dan meningkatan standar kualitas profesionalisme dalam pekerjaan mereka.

Kompetensi menjelaskan apa yang dilakukan orang ditempat kerja pada berbagai
tingkatan dan memperinci standar masing-masing tingkatan, mengidentifikasi
karakteristik, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh individu yang
memungkinkan menjalankan tugas dan tanggung jawab secara efektif sehingga mencapai
standar kualitas profesional dalam bekerja dan mencakup semua aspek catatan manajemen
kinerja, keterampilan dan pengetahuan tertentu, sikap, komunikasi, aplikasi dan
pengembangan.

Selanjutnya Spencer dan Spencer dalam Wibowo (2014:272) menyatakan bahwa


kompetensi merupakan landasan dasar karakteristik orang dan mengindikasikan cara
berprilaku atau berpikir, menyamakan situasi, dan mendukung untuk periode waktu cukup
lama.

1.2 Tipe Kompetensi


Tipe kompetensi yang berbeda dikaitkan dengan aspek perilaku manusia dan dengan
kemampuannya mendemonstrasikan kemampuan perilaku tersebut. Ada beberapa tipe
kompetensi menurut Wibowo (2014:275) yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Planning Competency, dikaitkan dengan tindakan tertentu seperti menetapkan tujuan,
menilai risiko, dan mengembangkan urutan tindakan untuk mencapai tujuan.
b) Influence competence, dikaitkan dengan tindakan seperti mempunyai dapmapk pada
orang lain, memaksa melakukan tindakan tertentu atau membuat keputusan tertentu, dan
memberi inspirasi untuk bekerja menuju tujaun organisasional. Kedua tipe kompetensi
ini melibatkan aspek yang berbeda dari perilaku manusia. Kompetensi secara
tradisional dikaitkan dengan kinerja yang sukses.
c) Communication competency, dalam bentuk kemampuan berbicara,
mendengarkan orang lain, komunikasi tertulis dan nonverbal.
d) Interpersonal competency, meliputi empati, membangun konsensus,
networking, persuasi, negosiasi, diplomasi, manajemen konflik, menghargai orang lain,
dan menjadi team player.

3
e) Thinking competency, berkenaan dengan berpikir strategis, berpikir analitis,
berkomitmen terhadap tindakan, memerlukan kemampuan kognitif, mengidentifikasi
mata rantai dan membangkitkan gagasan kreatif.
f) Organizational competency, meliputi kemampuan merencanakan pekerjaan,
mengorganisasi sumber daya, mendapatkan pekerjaan dilakukan, mengukur kemajuan,
dan mengambil risiko yang diperhitungkan.
g) Human resources management competency, merupakan kemampuan dalam bidang
team buiding, mendorong partisipasi, mengembangkan bakat, mengusahakan
umpan balik kinerja, dan menghargai keberagaman.
h) Leadreship competency, merupakan kompetensi meliputi kecakapan
memosisikan diri, pengembangan organisasional, mengelola transisi, orientasi
strategis, membangun visi, merencanakan masa depan, menguasai perubahan dan
memelopori kesehatan tempat kerja.
i) Client service competency, merupakan kompetensi berupa: mengidentifikasi dan
menganalisis pelanggan, orientasi pelayanan dan pengiriman, bekerja dengan
pelanggan, tindak lanjut dengan pelanggan, membangun partnership dan berkomitmen
terhadap kualitas.
j) Business competency, merupakan kompetensi yang meliputi: manajemen finansial,
keterampilan pengambilan bisnis, bekerja dalam sistem, menggunakan ketajaman
bisnis, membuat keputusan bisnis dan membangkitkan pendapatan.
k) Self management competency, kompetensi berkaitan dengan menjadi motivasi diri,
bertindak dengan percaya diri, mengelola pembelajaran sendiri, mendemonstrasikan
fleksibilitas, dan berinisiatif.
l) Technical/operation competency, kompetensi berkaitan dengan mengerjakan tugas
kantor, bekerja dengan teknologi komputer, menggunakan peralatan lain,
mendemonstrasikan keahlian teknis dan profesioanal, dan membiasakan bekerja
dengan data dan angka.

1.3 Manfaat Kompetensi

Kompetensi begitu penting dalam dunia usaha sebagai dasar perekrutan


(recruitment) pegawai. Bahkan beberapa pakar menyatakan IQ yang tinggi belum tentu
menjamin suatu keberhasilan karena hasil IQ lebih banyak ke arah “kecenderungan”.

4
Begitu pentingnya kompetensi membuat sistem perkembangannya bagi setiap perusahaan/
organisasi yang ingin sukses wajib dan harus dilakukan seluas-luasnya, lebih-lebih pada
perusahaan modern. Adapun dasar dalam konsep atau pengembangan sistem berbasis
kompetensi adalah sebagai berikut:
a. Pelatihan yang spesifik
Pelatihan-pelatihan diarahkan secara spesifik sesuai dengan bidang yang ditanganinya,
misalnya seorang resepsionis sebuah hotel dilatih bagaimana cara ia melayani
pelanggan dan cara ia menerima panggilan telepon. Masing-masing cara ada
standarnya. Bagi yang belum memenuhi standar, ia akan dilatih secara terus-menerus
sampai memiliki kompetensi dari seluruh cara dan standar yang ada di bagiannya.
Selain itu, pelatihan berbasis kompetensi mengajarkan perilaku-perilaku positif, seperti
keramahan dan kesopanan.

b. Dasar Rekrutmen
Penerimaan pegawai yang selama ini lebih didasarkan pada surat keterangan tentang
pengalaman dan keahlian diubah ke arah penilaian berbasis kompetensi, misalnya
penilaian terhadap calon teknisi, dimana calon teknisi harus mampu menunjukkan
keahliannya melakukan perbaikan sesuai dengan standar dan waktu yang
dipersyaratkan. Tentunya penilaian ini akan berbeda untuk calon manajer. Manajer
dituntut untuk memahami kompetensi teknis, konseptual, dan kepemimpinan.

c. Pengukuran kinerja
Standar kompetensi dapat dijadikan indikator untuk penilaian kinerja, misalnya dalam
mengukur hasil dengan pertanyaan, apakah hasil telah diselesaikan dengan baik.
Sebaliknya, jika “tidak”, berarti kinerjanya kurang, dan ini dapat menjadi umpan balik
(feedback) untuk meningkatkan kompetensi.
d. Dasar Penghargaan
Dengan adanya penilaian berbasis kompetensi dan kinerja, maka dapat dijadikan
sebagai salah satu acuan di dalam memberikan penghargaan, dan atau mengaitkannya
pada poin kompetensi.

1.4 Elemen Kompetensi

Menurut Kandula (2013:6) menyatakan bahwa elemen kompetensi diklasifikasikan


menjadi dua jenis yaitu pengetahuan & keterampilan (knowledge & skills) dan kompetensi

5
perilaku/atribut personal (behavioural competencies/personal attributes). Pengetahuan dan
keterampilan umumnya memiliki kontribusi terhadap kinerja minimal yang harus
ditunjukkan dalam melaksanakan pekerjaan (threshold competencies), sementara
perilaku/atribut personal adalah faktor yang membedakan individu dengan kinerja unggul
(differentiating competencies). Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai elemen-
elemen kompetensi tersebut:

a. Pengetahuan (Knowledge)
Merujuk kepada penyimpanan pengetahuan. Contohnya seperti seberapa informatif
seorang sekretaris mengenai kebijakan organisasi, perpajakan, dan sebagainya.
b. Keterampilan (Skills)
Merujuk pada kapabilitas pengaplikasian yang terdiri dari serangkaian tindakan.
Kemampuan mendemonstrasikan, mempengaruhi, serta mengendalikan suatu proses
dalam mencapai sebuah tujuan.
c. Motif (Motives)
Motif adalah perhatian terus-menerus akan sebuah hasil atau kondisi yang mendorong,
mengarahkan, dan menentukan perilaku individu. Dalam konteks kompetensi motif
menggambarkan kebutuhan akan pencapaian. Keinginan untuk melampaui kinerja dan
standar normal serta memaksimalkan potensi diri secara terus menerus.
d. Sifat (Traits)
Sifat bersifat unik bagi setiap individu. Sifat merupakan perilaku yang selalu mirip
atau sama yang ditunjukkan oleh individu dalam berbagai situasi yang berbeda.
Contohnya, seorang individu yang cenderung menyerahkan pencapaian tujuan kepada
faktor keberuntungan daripada melalui usaha sendiri merupakan bentuk perwujudan
dari sebuah sifat.
e. Citra Diri (Self-Image)
Citra diri adalah istilah yang menggambarkan opini/pemahaman kepercayaan
seseorang akan dirinya sendiri. Citra diri juga melambangkan nilai-nilai yang dianut
oleh individu.

1.5 Karakteristik Kompetensi


Kompetensi harus memiliki hubungan positif terhadap kinerja serta
berkontribusi terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Untuk dapat terkualifikasi sebagai
kompetensi, sebuah elemen harus memiliki karakteristik sebagai berikut (Srinivas,

6
2013:8):
a. Kompetensi harus dapat dipertunjukkan. Contohnya: kompetensi efektifitas
berkomunikasi. Ciri daripada efektifitas dalam berkomunikasi tersebut harus tegas,
dapat diobservasi, dapat dinilai serta dapat jelas terlihat oleh mata professional.
b. Kompetensi harus dapat dipindahtangankan. Contohnya seperti kompetensi
pemahaman produk yang dapat digunakan dalam berbagai situasi dan pekerjaan.
c. Kompetensi harus relevan terhadap posisi, jenis pekerjaan, dan organisasi.
d. Ketika relevansi tersebut tidak tampak, sebuah elemen akan kehilangan nilai dan
tidak terkualifikasi sebagai sebuah kompetensi.
e. Kompetensi harus mencerminkan karakteristik dari pegawai yang bertanggung jawab
atas efektifitas kinerja dalam sebuah pekerjaan.
f. Kompetensi harus mampu memberikan prediksi terhadap kinerja seseorang.
g. Kompetensi harus dapat diukur dan distandarisasi.
h. Kompetensi harus dapat dikembangkan, diberikan, dan dipelihara.

1.6 Dimensi dan Indikator Kompetensi

Indikator kompetensi Wibowo (2014:283), diantaranya :


a. Keyakinan dan Nilai-nilai
Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat
mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak kreatif dan
inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara baru atau berbeda
dalam melakukan sesuatu. Untuk itu, setiap orang harus berpikir positif baik
tentang dirinya maupun terhadap orang lain dan menunjukkan ciri orang yang
berpikir ke depan.
b. Keterampilan
Keterampilan memainkan peran di kebanyakan kompetensi. Berbicara didepan
umum merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, dipraktikkan dan diperbaiki.
Selain itu pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti juga akan menambah kemampuan.
c. Pengalaman
Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman mengorganisasi orang,
komunikasi dihadapan kelompok, menyelesaikan masalah dan sebagainya.
Pengalaman dapat di kembangkan berdasarkan lamanya waktu kerja dalam

7
perusahaan atau organisasi.
d. Karakteristik Kepribadian
Orang merespon dan berinteraksi dengan kekuatan dan lingkungan sekitarnya.
e. Motivasi
Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi dengan memberikan dorongan,
apresiasi terhadap pekerjaan bawahan, memberikan pengakuan dan perhatian
individual dari atasan dapat mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi
seseorang bawahan.
f. Kemampuan intelektual
Kecakapan dalam bekerja sama dan kemamupuan dalam berkomunikasi dapat
meningkatkan dalam hal kompetensi.
g. Budaya Organisasi
Budaya organisasi meliputi lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi
kompetensi sumber daya manusia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kandula R. Srinivas.2013. Competency Based Human Resource Management: A


Complette Text With Case Studies on Competency Mapping, Modelling,
Asessing, and Applying. Gtae Corporation. Bungalore, Delhi.

Moeheriono.2014. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Edisi Revisi. Jakarta:


Rajawali Pers.

Wibowo.2014. Manajemen Kinerja . Edisi Keempat. Jakarta : Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai