Partikel penanda kejadian (kaku-joshi)➝ ga, no, ni, wo, he, de, to, kara, yori
Partikel penanda kesejajaran (heiritsu-joshi)➝ no, ka, ya, ni, to, yara, dano, nari
Partikel akhir kalimat (shuu-joshi) ➝ no, ka, ya, na, wa, tomo, kashira, kamo, zo
Partikel adverbia (fuku-joshi)➝ made, dake, hodo, kurai, bakari, nari, yara, nado
Partikel pengikat (kakari-joshi)➝ wa, mo, demo, shika, koso, sae, dani
Partikel konjungsi (setsuzoku-joshi)➝ ya, ga, te, ba, noni, node, kara, tokoroga, keredemo, tsutsu,
shite
Partikel “wa” biasa ditulis dengan hiragana HA(は)memiliki beberapa fungsi sebagai partikel. Wa
memberi tahu topik kalimat, atau bagian dari kalimat dan paragraf. Mari kita lihat penggunaannya
sebagai berikut!
Di sini ditunjukkan bahwa yang orang Indonesia adalah saya. Dari sini ada kemungkinan untuk
melanjutkan pembicaraan tentang saya.
Arti kalimatnya sama, hanya saja yang satu menggunakan partikel “wo”, yang satu menggunakan
partikel “wa”. Kalimat pertama hanya sekadar menginformasikan kepada lawan bicara bahwa saya
sudah makan. Kalimat yang menggunakan “wa” lebih menekankan “kalau nasi sih, saya sudah
makan” tapi mungkin kalau cemilan belum makan.
Koohii wa suki desu ga, ocha wa suki dewa arimasen = (saya) suka kopi, tapi tidak suka teh.
Kono omise no keeki wa oishii desu ga, pan wa mazui desu = Kue di toko ini enak, tapi rotinya
hambar.
Partikel Bahasa Jepang Ga(が)
Ga lebih sering digunakan untuk menunjukkan siapa/apa tokoh utama dalam kalimat tersebut.
1.Ga sebagai penanda subjek dari kalimat intransitif (kalimat yang tidak membutuhkan
objek)
Ada dua pola untuk menunjukkan keberadaan sesuatu. Gunakan ~ga arimasu (~があります) untuk
menunjukkan keberadaan benda mati, dan ~ga imasu (~がいます)untuk keberadaan makhluk
hidup).
Penggunaan ga sebelum arimasu/imasu sudah menjadi “paket” yang tidak bisa dipisahkan.
Yang ditegaskan di sini adalah permen. Permen ini paling enak di antara yang lain.
Partikel no secara umum adalah partikel yang menunjukkan kepemilikan. Tapi ternyata tidak hanya
kepemilikan, no bisa berubah fungsi tergantung posisi dan kata-kata yang melekat pada partikel ini.
Dengan penggunaan ini, kata benda pertama menjelaskan atau melengkapi kata benda setelahnya.
Contohnya:
➝Musim panas. Kita ingin lebih tau informasinya musim panas di mana?
Nihon no natsu = Musim panas Jepang
2.Wo sebagai penanda lokasi kata kerja intransitif (kata kerja yang tidak membutuhkan
objek)
Artinya dalam bahasa Indonesia sama-sama “jalan-jalan di taman”. Tapi kok penggunaan partikelnya
beda? Ternyata beda penggunaan partikel ini juga berpengaruh pada suasana kalimatnya.
Kouen WO sanpo suru → menunjukkan kegiatan berjalan-jalan dari tempat tujuan menuju taman.
Atau ada suasana taman ini tidak terlalu besar sehingga berjalan-jalan di sini bisa juga diterjemahkan
sebagai “mengitari” taman.
Selain partikel “e”, partikel “ni” juga berarti “ke”. Tapi terdapat perbedaan nuansa dalam
penggunaanya. Perhatikan kalimat berikut:
Keduanya sama-sama menunjukkan arti ke, tapi jika dilihat dari nuansanya:
【e】 : Menuju ke arah Tokyo, tapi siapa tahu dia akan berkeliling sekitar Tokyo juga. Jika digunakan
dalam percakapan sehari-hari terdengar lebih formal.
【ni】: Pergi ke Tokyo, menjadikan Tokyo sebagai poin lokasi yang akan didatangi. Lebih sering
digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Contohnya:
Partikel E juga digunakan untuk menunjukkan sambutan selamat datang dan artinya sedikit bergeser
ke “di” dalam bahasa Indonesia.
Partikel NI bisa berarti di, ke, kepada, pada. Kamu bisa menggunakan partikel NI
untuk menunjukkan lokasi suatu benda/makhluk hidup berada, arah, lokasi tempat
berlangsungnya kegiatan dan lain-lain. Ni menunjukkan keberadaan “di”
Partikel NI di sini menunjukkan keberadaan atau dalam bahasa Indonesia, sama penggunaannya
seperti “di”.
Contoh 1:
Kegiatan “membangun” yang dilakukan di hutan jadi patokan. Tidak terbatas dengan adanya rumah di
dalam hutan atau tidak.
Rumah yang sudah dibangun “Ada di hutan”. Keberadaan rumah jadi patokan.
Keduanya punya arti yang sama ketika diubah ke dalam bahasa Indonesia tapi punya penekanan
nuansa yang berbeda.
Contoh 2:
Melakukan kegiatan “hidup” di desa. Di sini juga kegiatan “menjalani hidup” jadi titik berat dari kalimat
ini. Fokus terhadap apa yang dikerjakan.
Tempat di mana dia menjalani hidup adalah “desa”. Lebih fokus terhadap di mana orang tersebut
melakukan sesuatu.
Ni menunjukkan “kepada”
Partikel DE bisa berarti “di, dengan, karena”. Biasanya digunakan untuk menunjukkan sarana,
tempat, jumlah waktu, atau penyebab dari suatu kalimat.
Arti “dengan” di sini menunjukkan sarana apa yang kamu pakai. Jika ingin menyatakan “dengan” yang
berarti “bersama”, gunakan partikel TO.
Contoh perbandingan:
Kyou no jugyou wa kore de owarimasu = dengan ini, pelajaran hari ini selesai
Ketika ingin menyatakan seseorang sedang melakukan satu kegiatan dinamis di tempat tertentu,
kamu bisa menggunakan partikel DE setelah menyebutkan lokasi/tempat dan diakhiri dengan kata
kerja yang menunjukkan kegiatannya.
De untuk waktu, jumlah, harga yang dibutuhkan
Secara umum, partikel bahasa Jepang TO menunjukkan “dan, dengan, bersama” seperti dalam
bahasa Indonesia. Selain itu, dalam beberapa grammar, TO digunakan juga sebagai penanda kalimat
pengandaian. Selengkapnya, simak contoh kalimat berikut!
Partikel bahasa Jepang TO biasanya hanya digunakan untuk menyatakan dua benda/hal dalam satu
kalimat. Meskipun ada juga yang menggunakan partikel TO untuk menyatakan lebih dari dua
benda/hal, jika kamu ingin menyatakan banyak hal, gunakan partikel YA (akan dibahas di bawah)
agar kalimat terdengar lebih alami.
Sushi to sashimi to chawanmushi wo tabetai Ingin makan sushi dan sashimi dan chawanmushi
Untuk penggunaan partikel TO yang satu ini, kata kerja yang menempel padanya tidak banyak
sehingga mudah untuk diingat. Kata kerja yang umumnya digunakan adalah:
Contoh kalimat:
Kyou wa buchou no tanjoubi da to Saya dengar hari ini adalah ulang tahunnya kepala
kikimashita bagian
Partikel TO yang digunakan sebagai penanda kalimat pengandaian. Partikel TO di sini digunakan
sebagai formula grammar “Jika A, Maka B”. Perhatikan contoh berikut:
Natsu ni naru to, semi no oto ga urusaku Jika masuk musim panas, maka suara cicada akan
narimasu jadi berisik
Taifuu ga kuru to, doko ni mo ikenai Jika badai datang, maka tidak bisa pergi kemanapun
To menunjukkan kejadian yang berlangsung setelah suatu hal terjadi “begitu…”
“segera…”
Partikel TO di sini juga digunakan sebagai formula grammar “Begitu A, maka segera B”. Contoh:
Ie ni tsuku to, kanojo ni denwa shita Sesampainya di rumah, langsung menelepon pacar
Ie wo deru to, ame ga futtekita Begitu keluar dari rumah, hujan turun
Partikel YA sama-sama memiliki arti “dan” seperti partikel TO. Namun ada perbedaan yang mencolok
di antara keduanya. Ketika kamu menggunakan TO, kamu hanya menggunakannya untuk dua hal, “A
dan B, ini dan itu”. Pada penggunaan YA, ada makna “dan lain-lain” atau kamu bisa menggunakan
YA untuk mengungkapkan lebih dari dua benda namun terlalu banyak untuk dijabarkan semua. Coba
perhatikan contoh kalimat berikut:
Ketika kamu menggunakan TO, kamu menginformasikan bahwa hanya ada puding dan kue. Tapi
ketika menggunakan YA, selain puding dan kue, masih ada cemilan makanan manis lainnya.
Sama seperti contoh di atas, ketika menggunakan TO, kamu hanya membeli sepatu dan topi saja.
Jika YA yang digunakan, artinya kamu tidak hanya belanja sepatu dan topi, tapi mungkin juga telah
membeli baju atau aksesori.
Partikel MO berarti “juga” dalam bahasa Indonesia. Penggunaannya sangat mudah dan simpel.
Contoh kalimat:
Nihon shoku mo kankoku ryouri mo tabemashou = Ayo kita makan makanan Jepang dan juga
makanan Korea.
Kata kerja dalam Bahasa jepang
Berikut ini adalah daftar kata kerja golongan pertama godandoshi 五段動詞
Berikut ini adalah daftar kata kerja golongan kedua ichidandoushi 一段動詞
Berikut ini adalah daftar kata kerja golongan ketiga fukisokudoushi 不規則動詞