Anda di halaman 1dari 10

JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.

1, MEI 2016

Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan dan Pengembangan


terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada BPRS ADECO Langsa

Zulkarnen Mora
Fakultas Ekonomi, Universitas Samudra
e-mail: omzoel.mora@gmail.com

Muhammad Riza
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi,
pelatihan dan pengembangan terhadap prestasi kerja karyawan pada BPRS
ADECO di Langsa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
berupa metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui distribusi
kuesioner kepada responden. Populasi penelitian berupa seluruh karyawan yang
berjumlah 20 orang. Teknik sampling yang digunakan berupa survey sampling.
Hasil penelitian diperoleh dengan cara melakukan analisis persamaan regresi
berganda di mana diperoleh Y’ = 15.111 + 0.345(BO) +0,365(PP). Sementara itu
untuk pengujian statistiknya dengan menggunakan uji t dan uji di mana untuk uji
statistik secara parsial didapati t-hit< t-tabel atau 2.230 > 1.729 dengan tingkat
kesalahan 5% artinya hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima
dengan demikian terdapat pengaruh budaya organisasi secara positif terhadap
prestasi kerja karyawan di BPRS ADECO Langsa. Kemudian untuk variabel
bebas ke dua yaitu t-hit< t-tab atau 2.778 > 1.729 dan ini berarti juga pelatihan
dan pengembangan belum memberikan pengaruh kepada prestasi kerja karyawan
secara positif pada BPRS ADECO Langsa. Untuk pengujian secara simultan di
mana perhitungannya ditekankan pada uji f. F-hit<f-tab atau12.985> 2.74 dan
berarti bahwa secara simultan kedua variabel bebas yaitu budaya organisasi,
pelatihan dan pengembangan belum menunujukan pengaruh yang kuat dan
memiliki arti pengaruh yang kuat pada prestasi kerja karyawan. Sementara itu
untuk uji r2 atau koefesien determinasi diperoleh 0.604 atau hanya 60.4
%variabel bebas mampu menjelaskan terhadap model selebihnya 39.6 %
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Budaya Organisasi, Pelatihan dan Pengembangan, Prestasi kerja

PENDAHULUAN financial intermediare – tentunya beban berat


Kehadiran lembaga perbankan dewasa yang harus dipikul terutama pada saat
ini sangat memberikan warna tersendiri dalam keadaan ekonomi mengalami down turn.
perekonomian suatu Negara.Ada banyak hal Ada dua hal yang membayangi
yang dilakukan oleh pebankan dalam operasionalisasi perbankan dewasa ini, di
menciptkan iklim usaha yang sehat mana disatu sisi bank harus menjalankan
diantaranya melalui penyediaan dana amanat negara khususnya dalam hal
pinjaman kepada sektor bisnis. Dalam penyaluran dana kepada umat namun di sisi
mensikapi peran yang sentral tersebut maka lain akuntabilitas lembaga perbankan tersebut
organisasi yang berorientasi pada profit harus dipertahankan. Dalam situasi seperti ini
maximum ini tetap berlindung di bawah tentunya segala upaya harus
payung hukum yang jelas berupa undang- dikerahkantermasuk penguatan kapasitas
undang perbankanBerperan sebagai media – internal bank tersebut (capacity building)

Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 506
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

terutama sekali usaha perbankan yang hanya setiap perbankan akan mementukan sendiri
mengandalkan feedback usahanya pada sektor corak/budaya organisasi yang akan mereka
pembiayaan semata, seperti Bank aplikasikan. Penentuan corak/budaya
Perkereditan Rakyat Syariah (BPRS). organisasi satu organisasi/perbankan adalah
Ada berbagai pertimbangan dalam sangat tergantung dari arah dan tujuan
menetapkan satu objek penelitian terutama pendirian organisasi/bank tersebut.Untuk
sekali pada lembaga perbankan nasional saat terlaksananya maksud tersebut maka
ini diantaranya, seperti dikemukakan oleh karyawan perlu dibekali dengan pemahaman
Meredith di mana finding the current yang cukup termasuk mensubtitusikan dalam
company’s reputation and reability is program pelatihan dan pengembangan.
essential and can sometimes be difficult to Pelatihan dan pengembangan merupakan
obtain (Meredith, 2000). Bank Perkereditan suatu media teknis yang diinstruksikan
Rakyat Syariah ADECO (BPRS ADECO). kepada karyawan agar mereka dapat
Sepintas tidak ada yang salah dengan mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh
kehadiran bank yang beralamat di Jalan pimpinan. Namun demikian, permasalahan
Ahmad Yani No. 88-92, Kota Langsa ini. yang sering dijumpai adalah pelaksanaan
Layaknya seperti perbankan lainnya yang pelatihan yang tidak sesuai dengan yang
lebih dahulu didirikan. Keunikkan pada BPRS diharapkan. Ada banyak keluhan yang
ini ialah mampu berkompetisi dengan disampaikan karyawan ketika pelatihan yang
perbankan Islam lainnya walaupun hanya diterima tidak sejalan dengan jenis pekerjaan
beromzet, skala usaha, dan pangsa pasar yang yang sedang dipraktikkan. Latihan
kecil. didefiniskan sebagai satu proses yang
Dalam upaya mengantisipasi hal sistematik yang khususnya memberikan
tersebut di atas, manajemen BPRS ADECO pengetahuan, kemahiran dan kemampuan
berusaha tetap terus mempertahankan dalam menjalankan tugas atau pekerjaan yang
popularitas dengan cara memfokuskan diri terfokus pada bidang tertentu yang
pada peningkatan internal quality, menekankan pada prestasi jangka pendek.
diantaranya budaya yang mereka terapkan Sementara pengembangan adalah sebagai
dalam berorganisasi, pemberian pelatihan dan usaha yang lebih menekankan pada pekerjaan
pengembangan karyawan. Walaupun kita dan jabatan yang bakal mereka duduki pada
ketahui bahwa budaya itu merupakan masa sekarang maupun yang akan datang
identitasnya kaum antropolog, seperti yang (Nasir Md. Hussain dan Aziz Yusof, 2005).
ditulis oleh Edgar berupa culture as a concept Proses pengembangan karir karyawan
has used by anthropologists to refer to the yang lambat akan melahirkan suatu
customs and rituals that societies develop perasaan/rasa bosan (burn out) yang tinggi. Di
over the courses of their history samping itu juga akan mempengaruhi
(Schein,1999). Budaya tidak hanya dipandang semangat kerja dan mengurangi kekompakan
sebagai suatu tradisi dan ritual saja.Namun tim dan ini dapat berdampak untuk waktu
saat ini budaya terus berkembang menjadi jangka panjang yaitu menurunya prestasi
konsep yang general dan dapat diterima dalam kerja karyawan. Penurunan prestasi kerja
segala disiplin ilmu. karyawan merupakan satu prahara bagi
Ditambahkan pula oleh Kiptui dalam keberlangsungan hidup suatu organisasi/
Denison (1990), di mana culture refers to the perbankan.Prestasi kerja dapat diartikan
set of values, beliefs, and behavior patterns sebagai hasil atau taraf kesuksesan yang dapat
espoused by an organization (Kiptui, 2014). dicapai seseorang dalam melaksanakan
Selanjutnya perlu kita rujuk pula pada pakar perkejaan, menurut kriteria yang berlaku dari
lainnya yang menyebutkan Culture can be pekerjaan tersebut (Widhiastuti, 2002).
analyzed as a phenomenon that surrounds us Berdasarkan hal tersebut di atas
at all time, being constantly enacted and jelaslah pada kita bahwa budaya organisasi
created by our interactions with others dan pelatihan dan pengembangan merupakan
(Schein,1999). Dalam penerapannya, tentunya hal yang cukup penting yang harus
Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 507
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

diperhatikan oleh BPRS ADECO dalam untuk meningkatkan jiwa gotong royong,
mengantisipasi tuntutan dari masyarakat meningkatkan kebersamaan, saling terbuka
khususnya nasabah dalam rangka satu sama lain, meningkatkan rasa
mendapatkan pelayanan yang optimal. kekeluargaan, membangun komunikasi yang
lebih baik, meningkatkan produktivitas kerja
Budaya Organisasi, Pelatihan Dan tanggap dengan perkembangan dunia luar,
Pengembangan dan lain sebagainya (Cahyaningrum,
Organisasi merupakan suatu Trianingsih dan Sunarso, 2014).
wadah/media untuk berinteraksi satu individu Sementara itu pelatihan dan
dengan individu lainnya.Interaksi tersebut pengembangan (training and development)
muncul disebabkan oleh adaya satu merupakan bagian penting dalam perusahaan
persamaan persepsi, nilai dan sikap diantara yang selalu harus ada. Pelatihan merupakan
individu yang bergabung itu.Sementara itu wahana untuk membangun SDM menuju era
jika kita merujuk kepada pakar organisasi globalisasi yang penuh dengan tantangan
seperti Stephen P. Robbins dan Timothy A. (Zainal, Ramli, Thobi Lubis dan Arafah,
Judge, sebagai satu sarana sosial untuk 2014). Hal ini merupakan urat nadinya
individu dapat berekspresi dalam menggapai perusahaan terutama sekali pada saat
tujuan. Dalam penjelasan yang lebih karyawan telah ditempatkan pada bidang
mendalam organisasi itu dijelaskan sebagai kerja masing-masing dalam satu perusahaan.
suatu unit sosial yang dikoordinasikan secara Meskipun kegiatan pelatihan dapat membantu
sadar, terdiri atas dua atau lebih orang, yang karyawan untuk mngerjakan tugasnya yang
berfungsi dalam suatu basis kontinu untuk ada sekarang, manfaat kegiatan pelatihan
mencapai suatu tujuan bersama atau dapat terus diperluas melalui pembinaan
serangkaian tujuan (Robbins dan Judge, karier karyawan dan membantu
2015). Sementara itu budaya merupakan satu mengembangkan karyawan tersebut untuk
bentuk ekspresi yang beragam yang mengemban tanggung jawabnya dimasa
timbulkan oleh interaksi antar individu baik mendatang (Zainal, Ramli, Thobi Lubis dan
secara sendiri-sendiri atau bersama Arafah, 2014). Dessler (2010), Hasibuan
mempengaruhi ritme dalam suatu organisasi (2012), Gomes (2003), berpendapat pelatihan
tersebut. Culture is the result of a complex adalah proses mengajar keterampilan yang
group learning process that is only partially dibutuhkan karyawan baru untuk melakukan
influenced by leader behaviour pekerjaan. Sementara itu pendapat lain pula
(Schein,1999).Walaupun konsep dasar budaya mengatakan bahwa training refers to a
itu merupakan bagian dari ilmu antropolog, di planned effort by a company to facilitate
mana beberapa pakar yang terdiri dari employees’ learning for job related
Kroeber dan Kluchohn telah menemukan competencies. The competencies include
lebih kurang 164 definisi budaya yang begitu knowledge, skills,or behaviours that are
luas, namun tidak salah jika budaya itu juga critical for sucssesful job performance (Noe,
dapat disubtitusi kedalam perspektif ekonomi 2000).
dan bisnis, sehingga pengertian yang Di tambahkan lagi Noe (2000),
disampaikan hanya pengertian umum memperjelas dengan membuat suatu
(Ernawan, 2011). perbandingan diantaranya yaitu pelatihan dan
Dengan demikian suatu budaya pengembangan (training and development)
organisasi dapat dikatakan dengan yaang dapat dilihat pada tabel 1. Jadi jelas
organization cultures are created in part by pada kita bahwa konsep pelatihan dan
leaders, and one of the most decisive pengembangan itu adalah tidak sama
functions of leadership is the creation, the walaupun secara harfiahnya identik yang
management, and sometimes even the dikarenakan pelaksanaannya sering dilakukan
destruction of culture (Ernawan, 2011). Di secara bersamaan.
lain sisi, budaya organisasi dapat bermanfaat

Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 508
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

Tabel 1. Perbedaan pelatihan dan Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga
Pengembangan faktor penting, yaitu kemampuan dan minat
seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan
Training Development
Focus current future
atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan
Use of work low high tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin
Experience
Goal preparation for current job preparation for changes tinggi ke tiga faktor di atas, semakin besarlah
Participation required voluntary
prestasi kerja karyawan yang bersangkutan
Sumber: Noe (2000: 218) (Hasibuan, 2012).

Tolok Ukur Metode Pengembangan Kendala Penilaian Prestasi Kerja


Metode pengembangan (development) Di samping hal-hal yang positif,
yang diterapkan perlu diukur apakah baik atau ternyata juga terdapat kendala-kendala dalam
tidak.Metode pengembangan dikatakan baik pelaksanaan penilaian prestasi kerja
jika mencapai sasaran sesuai dengan yang karyawan, seperti sulitnya penetapan indek
diinginkan, yaitu dapat meningkatkan kualitas prestasi karyawan. Hal ini disebabkan karena
karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya adanya kendala hallo effect dan tolok ukur
(Hasibuan, 2012). Sebagai satu perusahaan penilaian. Merujuk kepada Hasibuan (2012),
yang bergerak dalam penyediaan jasa sudah untuk kedua kendala tersebut dapat diperjelas
barang tentu dalam memberikan pelayan sebagai berikut:
sangat diharapkan kepada karyawan untuk 1. Hallo effect merupakan kesalahan yang
mampu bertindak terutama dalam memenuhi dilakukan oleh penilai, karena umumnya
keinginan konsumen atau nasabahnya. penilai cenderung akan memberikan
Program pengembangan ditetapkan oleh indeks prestasi baik bagi karyawan yang
penanggung jawab pengembangan, yaitu dikenalnya atau sahabatnya. Dampaknya,
manajer personalia atau suatu tim. Untuk hallo effect ini akan mengakibatkan
mencapai sasaran di atas maka amat indeks prestasi karyawan tidak
diperlukan beberapa metode yang tepat, memberikan gambaran nyata dari
seperti yang jelaskan oleh Hasibuan (2012): karyawan.
1. Prestasi kerja karyawan 2. Tolok ukur penilaian
2. Kedisiplinan karyawan Penetapan satu model penilaian dengan
3. Absensi karyawan menggunakan metode tolok ukur sangat
4. Tingkat kerusakan produksi, alat dan tergantung pada lapangan atau jabatan
mesin-mesin dan unsur-unsur yang harus dinilai dan
5. Tingkat kecelakaan karyawan ini akan mempengaruhi proses penilaian
6. Tingkat pemborosan bahan baku, tenaga andai kata tidak terdapat satu petunjuk
dan waktu mengenai kecakapan karyawan pada satu
7. Tingkat kerja sama karyawan bidang profesi.
8. Tingkat upah insentif karyawan Terdapat beberapa kendala dalam
9. Prakarsa karyawan menggunakan metode ini (Hasibuan,
10. Kepemimpinan dan keputusan manajer. 2012) di antaranya:
a. Linency yaitu kesalahan yang
Konsep Dasar Prestasi Kerja dilakukan penilai karena penilain
Berdasar pembahasan di atas maka memberikan nilai yang tinggi kepada
kedua variabel yang telah dijelaskan karyawan yang dinilainya.
sebelumnya akan memberikan dampak atau b. Strictness yaitu kesalahan penilai yang
orientasi pada prestasi kerja karyawan. cenderung memberikan nilai rendah
Sedianya untuk mengetahui lebih jelas adapun kepada karyawan yang dinilainya.
definisi dari prestasi kerja adalah sesuatu hasil c. Central tendency adalah penilai
kerja yang dicapai seseorang dalam cenderung memberikan nilai sedang
melaksanakan, menyelesaikan pekerjaan yang d. Personal bias adalah penilaian yang
dibebankan kepadanya (Sunyoto, 2015). terjadi akibat adanya prasangka-
Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 509
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

prasangka sebelumnya baik yang Teknik analisis data yang digunakan


positif maupun negatif. dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif
di mana teknik ini berlandaskan pada sumber
Berdasarkan hal tersebut di atas maka data kualitatif yang dikuantifikasikan.
dapatlah dirumuskan bahwa antara variabel Kemudian untuk membantu dalam analisis
budaya organisasi, pelatihan dan data digunakan persamaan regersi berganda.
pengembangan memberikan pengaruh Adapun persamaan yang akan digunakan
terhadap keadaan atau kemampuan dalam dalam penelitian ini akan dipinjam persamaan
prestasi kerja karyawan. Dengan demikian regresi linier berganda Sugiono (2011), yaitu:
untuk mudah dipahami maka diperlukan satu
paradigma/model penelitian. Y = a + b1X1+b2X2
Merujuk pada paradigma/model di atas
maka dapat kita asumsikan bahwa ada Keterangan:
keterkaitan langsung antara variabel budaya Y = variabel terikat/ dependent
organisasi dengan variabel prestasi kerja a = constanta
ditandai dengan ryx1. Selain itu variabel b1,b2 = koefisien variabel bebas 1 dan 2
pelatihan dan pengembangan juga X1 = variabel bebas pertama
diasumsikan memiliki pengaruh secara X2 =variabel bebas kedua
langsung terhadap variabel prestasi ditandai
dengan ryx2.Oleh karena itu dalam penelitian Uji Validitas dan Uji Reabilitas
ini kedua-dua variabel bebas di atas dapat Untuk menghasilkan suatu penelitian
memberi pengaruh terhadap variabel prestasi yang baik tentu perlu diuji instrumennya
kerja secara bersama-sama yang ditandai dengan menggunakan uji validitas. Valid
dengan Ryx1x2. berati instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
METODE PENELITIAN (Sugiono, 2011).
Metode penelitian yang digunakan Uji reabilitas digunakan untuk
adalah metode kuantiatif di mana data mengetahui seberapa konsisten atau handal
dikumpulkan melalui distribusi kuesioner instrumen pada variabel yang diteliti. Uji
kepada karyawan/responden pada BPRS reabilitas diukur dengan membandingkan
ADECO LANGSA di Jalan Ahmad Yani No. Cronbach‘s alpha dan r-tabel. Kriterianya
88 – 92. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah jika Cronbach’s alpha nya lebih besar
karyawan yang bekerja di sana dan semua dari r-tabel pada derajat kebabasan (dk) = N-1
diambil sebagai sampel penelitiannya. dan pada tingkat kesalahan 5 % maka
Instrumen penelitian dirancang dalam bentuk instrumennya dianggap reliabel (handal).
keusioner yang mengacu pada lima skala Sebaliknya jika Cronbach’s alphanya lebih
Likert. Pengolahan instrumen digunakan alat kecil dari pada r-tabel pada dk dan alpha di
bantu berupa software SPSS ver. 17. atas maka instrumen tersebut tidak cukup
reliabel.

Budaya organisasi
(X1) ryx1
Prestasi
Ryx1x2 Kerja (Y)

Pelatihan dan ryx2


pengembangan
(X2)

Gambar 1. Paradigma/ Model Penelitian


Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 510
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

Uji Hipotesis (Uji t) secara keseluruhan, sejauh mana


Untuk menguji kebenaran hipotesis kedua pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas
langkah pertama yang dilakukan adalah (variabel terikat)
pengujian secara parsial melalui uji t. Adapun Pengujian dengan uji F variansnya adalah
rumusan hipotesis dengan menggunakan Uji t dengan membandingkan Fhitung (Fh) dengan
adalah sebagai berikut: Ftabel (Ft) pada  = 0,05 apabila hasil
H0 : b1 = 0 perhitungannya menunjukkan:
Artinya variasi variabel bebas dapat Fh> Ft, maka H0 ditolak dan Ha diterima
menerangkan variabel tidak bebas (variabel Artinya variasi dari model regresi berhasil
terikat) dan terdapat pengaruh diantara kedua menerangkan variasi variabel bebas secara
variabel yang diuji keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya
Ha : b1 0 terhadap variabel tidak bebas (variabel
Artinya variasi variabel bebas tidak dapat terikat)
menerangkan variabel tidak bebas (variabel Fh< Ft, maka H0 diterima dan Ha ditolak
terikat) dan terdapat pengaruh antara dua Artinya variasi dari model regresi tidak
variabel yang diuji. berhasil menerangkan variasi variabel bebas
Pengujian dilakukan melalui uji t dengan secara keseluruhan, sejauh mana
membandingkan thitung (th) dengan t tabel (tt) pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas
pada  0,05. Apabila hasil perhitungan (variabel terikat).
menunjukkan:
th ≥ tt maka H0 ditolak dan Ha diterima Uji Asumsi Klasik
Artinya variasi variabel bebas dapat Untuk memenuhi beberapa syarat dalam
menerangkan variabel tidak bebas (variabel penelitian kuantitatif maka dalam penelelitian
terikat) dan terdapat pengaruh diantara kedua ini juga perlu di uji asumsi klasik,
variabel yang diuji diantaranya, uji multikolieniritas,
th< tt maka H0 diterima dan Ha ditolak heterokedastisitas, normalitas dan uji
Artinya variasi variabel bebas tidak dapat kelayakan model. Adapun uji tersebut akan
menerangkan variabel tidak bebas (variabel diperolehi melalui pembacaan dari output spss
terikat) dan terdapat pengaruh antara dua yang telah diolah dengan menggunakan
variabel yang diuji. software SPSS ver. 17.

Uji Hipotesis (Uji F) HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas
variabel-variabel independen secara bersama- Korelasi antara skor butir pernyataan 1
sama berpengaruh signifikan terhadap hingga butir pernyataan 10 terhadap total skor
variabel dependen. butir pernyataan variabel budaya organisasi
Untuk menguji kebenaran hipotesis pertama pada taraf signifikansi 5 % menginstruksikan
digunakan uji F yaitu untuk menguji kepada kita di mana setiap skor butir
keberartian/signifikansi regresi secara pernyataan tersebut
keseluruhan dengan rumus hipotesis sebagai (0.705;0.757;0.802;0.853;0.673;0.665;0.749;0
berikut: .691;0.650;0.683) adalah lebih besar dari pada
H0 : b1 = b2 = 0, r-tabel (0.632) sehingga dapat dinyatakan
Artinya variasi dari model regresi berhasil valid.
menerangkan variasi variabel bebas secara Kemudian validitas variabel pelatihan
keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya dan pengembangan memberikan gambaran
terhadap variabel tidak bebas (variabel kepada kita bahwa skor butir pernyataan dari
terikat) 1 sampai 10 terhadap total skor butir
Ha : b1 b2 0 pernyataan variabel pelatihan dan
Artinya variasi dari model regresi tidak pengembangan adalah
berhasil menerangkan variasi variabel bebas (0.852;0.727;0.749;0.671;0.820;0.728;0.808;0
.726;0.866 dan 0.861) lebih besar dari pada
Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 511
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

nilai r-tabel (0.632). Sehingga dapat


disebutkan bahwa alat ukurnya valid. Berdasarkan persamaan di atas maka
Hal ini dapat memberikan informasi dapat dikatakan bahwa variabel prestasi kerja
kepada kita di mana skor butir pernyataan dari karyawan dapat dipengaruhi oleh dua
1 hingga 10 terhadap total skor butir variabel prediktor yang terdiri dari variabel budaya
prestasi kerja (0.849; 0.723; organisasi dan variabel pelatihan dan
0.821;0.728;0.738;0.675;0.811;0.848;0.664 pengembangan secara positif. Penerapan
dan 0.697 dengan perbandingan r-tabel budaya organisasi yang dilaksanakan oleh
sebesar 0.632 adalah lebih besar dan dapat manajemen BPRS ADECO dapat mendukung
dikatakan semua alat ukurnya adalah valid. prestasi kerja karyawan termasuk didalamnya
membentuk pola kerja sendiri yang khususnya
Uji Reliabilitas Instrumen sesuai dengan asas organisasi syariah
Untuk uji reliabilitas (uji kehandalan) Oleh karena itu, persamaan di atas dapat
dengan hasil perhitungan r-hitung kita jelaskan sesuai dengan hasil yang telah
(crombach’s alpha) untuk setiap variabel diolah dengan maksud sebagai berikut:
bebas yang terdiri dari variabel budaya a = 15.111 yang berarti bahwa angka tersebut
organisasi dan variabel pelatihan dan menjelaskan bahwa prestasi kerja
pengembangan didapati r-hitungnya masing- karyawan tanpa dipengaruhi oleh kedua
masing 0.911 dan 0.930 serta varibel prekdikor di atas sebesar 15.111.
terikatnya 0.934 adalah lebih besar dari b1 = 0.345 berarti bahwa andai kata prediktor
pembandingnya (r-tabel) sebesar 0.632, budaya organisasi mengalami
sehingga dapat disimpulkan bahwa ke tiga peningkatan sebesar 1 skala satuan maka
variabel tersebut adalah reliabel/handal. akan memberikan pengaruh kenaikan
Untuk menguji variabel tersebut pada prestasi kerja sebesar 0.345 skala
diperlukan ujian statistik dengan satuan.
menggunakan software SPSS for Window b2 = 0.356 memberikan pengertian bahwa
versi 17. Tujuan penggunaan software jika prediktor pelatihan dan
statistic ini adalah untuk memudahkan pengembangan meningkat 1 skala satuan
peneliti dalam menguji baik dengan uji secara maka akan meningkatkan prestasi kerja
parsial (uji t) dan maupun secara simultan sebesar 0.356 skala satuan.
berupa uji f.
Sehingga dengan mudah peneliti dapat Berdasarkan hal tersebut di atas maka
mensubtitusikan persamaan yang telah ada di dapat kita katakan bahwa baik
atas dan untuk kepentingan penelitian ini dan variabel/prediktor pertama (budaya
menjadi seperti di bawah ini: organisasi) mempunyai pengaruh positif
dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan.
Y’= 15.111 + 0.345BO + 0.356 PP Sedangkan prediktor ke dua yaitu

Tabel 2. Hasil Analisis Statistik


Variabel B t Sig. t
Konstanta 15,111 2,934 0,009
Budaya Organisai 0,345 2,230 0,040
Pelatihan & 0,356 2,778 0,013
Pengembangan

R. Square = 0,604
F = 12,985
Sig. F = 0,000
Sumber: Data Primer diolah, 2016

Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 512
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

pelatihan dan pengembangan berpengaruh pada kolom colinierity statistic dalam nilai
positif dan jika kita lihat sumbangsihnya lebih VIF dimana untuk kedua variabel bebasnya
besar dalam mendukung prestasi kerja yaitu budaya organisasi, pelatihan dan
karyawan. Artinya jika pelatihan dan pengembangan menunjukkan nilai yang sama
pengembangan kurang dilaksanakan ini akan yaitu 1.362 serta nilai tolerance nya juga
mempengaruhi terjadinya kekakuan pada sama bagi kedua variabel bebas tersebut yaitu
prestasi kerja karyawan. 0.734. Dengan demikian dari nilai keduanya
Dengan memanfaatkan hasil persamaan tidak lebih dari angka 10 maka tidak terjadi
regresi berganda di atas dengan tujuan melihat multikolinieritas.Berdasarkan hal tersebut
tingkat signifikan setiap variabel bebasnya maka model yang baik adalah model yang
maka untuk variabel/prediktor budaya bebas dari unsur multikolinieritas.
organisasi sebesar 0.040 dan
variabel/prediktor pelatihan dan Uji heterokedastisitas
pengembangan nilai sig. nya sebesar 0.013 Pengujian ini menggunakan scater plot
adalah lebih kecil dari alfa sebesar 5 %. (alur sebaran) antara nilai residual dengan
Berdasarkan hasil temuan penelitian nilai prediksi dari variabel terikat yang telah
yang dilihat dari tabel di mana dapat mengikuti standarisasi. Berikut tabel di atas
dikatakan bahwa telah terpenuhi syarat menjelaskan berkenaan dengan
pengujiannya, yaitu f-hit > f-tabel. Dengan heterokedastisitas sebagai berikut:
ketentuan di mana pembilangnya 2 dan Sebaran titik-titiknya tidak
penyebutnya (20-2-1)= 17 dan dari tabel f menunjukkan satu format atau pola yang
dapat diperoleh nilai dengan tingkat kesalahan mengarah kesatu bentuk atau titik menyebar
(alfa) sebesar 5% adalah 3.59, atau secara luas maka hal ini dapat dikatakan dengan
langsung diperoleh angka 13.985 > 3.59. tidak berhasil mejadi heterokedastisitas atau
Berkenaan dengan itu maka hipotesis null dengan kata lain telah terjadi
atau Ho ditolak dan H1 dapat diterima. homokedasttisitas. Dengan demikain model
Artinya secara bersama-sama variabel bebas ini dapat dikatakan terbebas dari unsur
mempengaruhi variabel terikat antara lain heterokedastisitas dan telah memenuhi unsur
budaya organisasi, pelatihan dan asumsi kelasik. Menurut beberapak pakar
pengembangan ada pengaruh positif terhadap statistik seperti Sugiono, (2011) berpendapat
prestasi kerja karyawan pada BPRS ADECO untuk mengukur scater plott ini tidak terdapat
di Langsa. satu ukuranpun.
Dari tabel di atas dapat diperoleh
informasi tentang koefisien determinasi atau Uji Normalitas
R kuadrat dengan niai 0.604 atau 60.4% Untuk menguji tingkat normalitas data
variabel bebas dapat menjelaskan model maka perlu dilihat pada tabel scater plot di
penelitian ini sedangkan sisanya 0.396 atau atas. Di mana pada gambar tersebut
39.6% dipengaruhi oleh variabel lain yang menjelaskan kepada kita bahwa sebaran titik
tidak termasuk/ dilibatkan dalam penelitian scater plot di atas mengikuti atau menjulur
ini. mengikuti garis lurus sehingga dapat
Selain itu dari penelitian ini juga telah di dikatakan data/residual berdistribusi normal.
uji asumsi klasik dan diantaranya, uji Terdapat kelemahan dengan menggunakan
multikolieniritas, heterokedastisitas, metode ini di mana ukuran jauh dekatnya
normalitas dan uji kelayakan model. Adapun titik-titik di atas sebagai ukuran normalnya
uji tersebut akan dibahas satu persatu seperti data tersebut disebagkan tidak ada informasi
dibawah ini: yang pasti.

Uji multikolieritas SIMPULAN


Pada uji ini diperoleh hasil melalui Berdasarkan pembahasan yang telah
tabel coefisien di atas tepatnya pada tabel di dipaparkan pada diatas maka dapat ditarik
atas di mana pada tabel tersebut dapat dilihat
Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 513
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

beberapa simpulan yang disesuaikan dengan Brinkerhoff, R. O. 2006. Increasing Impact


masalah penelitiannya, antara lain: Of Training Investments: An Evaluation
1. Kontanta diperoleh 19.300, ini berarti Strategy For Building Organizational
bahwa jika diabaikan variabel lainnya Learning Capability. Industrial And
maka prestasi kerja sebagai varibel terikat Commercial Training. Emerald Group
adalah bernilai 19.300 Publishing Limited, 38, (6).
2. Variabel budaya organisasi menunjukkan Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif:
pengaruh positif terhadap variabel prestasi Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
kerja karyawan pada BPRS ADECO Public, dan Ilmu Sosial Lainnya.
LANGSA dengan nilai koefesien variabel Jakarta: Kencana.
bebasnya 1.431. Ini bermaksud jika terjadi Cahyaningrum, Fransisca Hani., Trianingsih,
kenaikan satu satuan budaya organisasi SL dan Sunarso. 2014. Pengaruh
maka akan meningkatkan prestasi kerja Komitmen Organisasi, Budaya
karyawan sebesar 1.431 skala satuan Organisasi, dan Kepuasan Kerja
3. Variabel pelatihan dan pengembangan terhadap Oraganization Citezenship
memiliki pengaruh yang negatif dan kuat Behavior. Jurnal Ekonomi dan
terhadap variabel prestasi kerja karyawan Kewirausahaan. Vol. 14. No. 1.
pada BPRS ADECO LANGSA, dengan Hal.30-42.
nilai koefisien 0.723. Hal ini menunjukkan Cooper, Donald. R and Pemela S. Schindler.
bahwa jika terjadi penurunan satu satuan 2003. Business Research Methods. Int.
pelatihan dan pengembangan maka akan Ed. Singapore: Mc Graw-Hill/ Irwin.
menurunkan prestasi kerja karyawan Chong, Melody, P.M. 2014. Influence
sebesar 0.723 satu skala satuan. Dengan Behaviors And Organizational
kata lain ini dapat dikatakan bahwa Commitment: a comparative study.
pelatihan dan pengembangan merupakan Leadership & Organization
hal yang mutlak harus ada dalam BPRS Development Journal. Vol. 35. No. 1.
ADECO. pp. 54-78.
4. Sementara itu untuk hasil pengaruh Dessler, Gary. 2010. Manajemen Sumber
variabel secara simultan dapat kita lihat Daya Manusia. Jakarta: PT. Indeks,
pada uji f dengan nilai f-hit > f-tabel yaitu Ernawan, Erni R. 2011. Organizational
25.178 > 3.59 pada tingakt alfa 5%. Ini Culture: Budaya Organisasi Dalam
membuktikan bahwa hipotesis diterima Persperktif Ekonomi Dan Bisnis.
dengan penyataan secara bersama-sama Bandung: Alfabeta.
variabel bebas memiliki pengaruh yang Evan, J. R. And Lindsay, W. M. 2005. The
kuat terhadap variabel bebasnya. Management And Control Of
Quality. Australia: South-Western,
Thomson, Co.
DAFTAR PUSTAKA Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Ahmad, Asma. 2002. Latihan Professional:
CV. ANDI.
Strategik, Sistematik dan Proaktif.
Hasibuan, Melayu. S. P. 2012. Manajemen
Kuala Lumpur: Percetakan Nasional
Sumber Daya Manusia. ed.Rev,
Malaysia Berhad.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Anatan, Lina dan Lena Elitan., 2009.
Kiptui, Jhon. 2014. Organizational Strategy,
Manajemen Sumber Daya Manusia
Culture, and Performance of
dalam Bisnis Modern. Bandung:
Commercial Banks in Kenya.
Alfabeta.
BPRS Adeco Manajemen. 2015. Profil BPR European Journal of Business and
Management. Vol. 6. No. 39. pp. 129-
Syariah Adeco. Langsa: BPRS
135.
ADECO.

Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 514
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016

Kubr, Milan. 1996. Management Orpen, C. 1997. The Effects Of Formal


Consulting. Geneva: International Mentoring On Employee Work
Labour Office. Motivation,Organizational Commitment
Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis And Job Performance. The Learning
Organisasional: Konsep dan Aplikasi. Organization. MCB Univerity Press. 4.
Semarang: Badan Penerbit Universitas (2).
Diponogoro. Piaw, Chua Yan. 2006. Kaedah
Md. Hussain, Muhammad Nasri dan Yusof, Penyelidikan. Malaysia: McGraw-Hill.
ab. Aziz. 2005. Pengurusan Sumber Robbins, Stephen P, dan Judge, Timothy A.
Manusia: Dari Perspektif Islam. 2015. Perilaku Organisasi. Jakarta:
Malaysia: Pearson-Printice Hall. Salemba Empat.
Meredith, Meri. 2000. Doing Business Rofi, Ahmad Nur., 2012. Pengaruh Disiplin
Internationally: An Annotated Kerja Dan Pengalaman Kerja Terhadap
Bibliography. Reference Service Prestasi Kerja Karyawan Pada
Review. Vol. 28. No. 3. pp. 223-239. Departemen Produksi PT. Leo Agung
Merriam, S. B. And Caffarella, R. S. 1999. Raya Semarang. Jurnal Ilmu
Learning In Adulthood: A Manajemen dan Akuntansi Terapan.
Comprehensive Guide. San Francisco, Vol. 3. No. 1. hal.1-21.
California: Jossey-Bass, Inc. Schein, Edgar H. 1999. Organizational
Miles, M. B. And Huberman, A. M., Culture and Leadership. 2nd ed. San
1994.Qualitative Data Analysis: An Francisco: Jossey-Bass Publisher.
Expanded Sourcebook (2nd Ed.). Sloman, M. 1994. A Handbook For
Thousand Oaks. CA: Sage Publication. Training Strategy, Hampshire.
Moekijat. 1985. Latihan Dan England: Gower Publishing Limited.
Pengembangan Pegawai. Bandung: Sofyan, Iban. 2006. Kajian Modal Kerja
Penerbit Alumni. Usaha Kecil dalam Rangka Peningkatan
Moleong, Lexy.J. 2006. Metodologi Kinerja Usaha menghadapi Era Pasar
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Bebas di Bandar Lampung. Jurnal
Remaja Rosdakarya. Bisnis dan Manajemen. Vol. 2, No. 3,
Moshavi, D.And Terbon, J. R. 2002. The Job hal. 175-187.
Satisfaction And Performance Of Subekhi, Akhmad dan Mohammad Jauhar.
Contigent And Regular Customer 2012.Pengantar Manajemen Sumber
Service Representatives: A Human Daya Manusia (MSDM). Jakarta:
Capital Perspective. International Prestasi Pustaka.
Journal Of Service Industry Sugiono. 2011. Statistika untuk Penelitian.
Management. 13, (4). Bandung: Alfabeta.
Muhammad Nasri Md Hussain Dan Ab. Aziz _______. 2014. Metode Penelitian
Yusof. 2005. Pengurusan Sumber Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Manusia Dari Perspektif Islam. , Sunyoto, Danang. 2015. Penelitian Sumber
Malaysia: Pearson, Prentice Hall. Daya Manusia: Teori, Kuesioner,
Nkereuwem, E. E. 1996. Job Performance Alat Statistic dan Contoh Riset.
Attributions And Career Advancement Jakarta: CAPS.
Prospects For Women In The Academic Zainal, Viethzal Rivai, Mansyur Ramli, Thobi
Libraries. Librarian Career Mutis dan Willy Arafah. 2009.
Development. MCB University Press. Manajemen Sumber Daya Manusia
4. (1). Untuk Perusahaan: dari Teori ke
Noe, R. A. 2000. Employee Training And Praktek. Rajawali Pers: Jakarta.
Development. Singapore: Irwin-
Mcgraw-Hill.

Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 515

Anda mungkin juga menyukai