1, MEI 2016
Zulkarnen Mora
Fakultas Ekonomi, Universitas Samudra
e-mail: omzoel.mora@gmail.com
Muhammad Riza
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi,
pelatihan dan pengembangan terhadap prestasi kerja karyawan pada BPRS
ADECO di Langsa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
berupa metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui distribusi
kuesioner kepada responden. Populasi penelitian berupa seluruh karyawan yang
berjumlah 20 orang. Teknik sampling yang digunakan berupa survey sampling.
Hasil penelitian diperoleh dengan cara melakukan analisis persamaan regresi
berganda di mana diperoleh Y’ = 15.111 + 0.345(BO) +0,365(PP). Sementara itu
untuk pengujian statistiknya dengan menggunakan uji t dan uji di mana untuk uji
statistik secara parsial didapati t-hit< t-tabel atau 2.230 > 1.729 dengan tingkat
kesalahan 5% artinya hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima
dengan demikian terdapat pengaruh budaya organisasi secara positif terhadap
prestasi kerja karyawan di BPRS ADECO Langsa. Kemudian untuk variabel
bebas ke dua yaitu t-hit< t-tab atau 2.778 > 1.729 dan ini berarti juga pelatihan
dan pengembangan belum memberikan pengaruh kepada prestasi kerja karyawan
secara positif pada BPRS ADECO Langsa. Untuk pengujian secara simultan di
mana perhitungannya ditekankan pada uji f. F-hit<f-tab atau12.985> 2.74 dan
berarti bahwa secara simultan kedua variabel bebas yaitu budaya organisasi,
pelatihan dan pengembangan belum menunujukan pengaruh yang kuat dan
memiliki arti pengaruh yang kuat pada prestasi kerja karyawan. Sementara itu
untuk uji r2 atau koefesien determinasi diperoleh 0.604 atau hanya 60.4
%variabel bebas mampu menjelaskan terhadap model selebihnya 39.6 %
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 506
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016
terutama sekali usaha perbankan yang hanya setiap perbankan akan mementukan sendiri
mengandalkan feedback usahanya pada sektor corak/budaya organisasi yang akan mereka
pembiayaan semata, seperti Bank aplikasikan. Penentuan corak/budaya
Perkereditan Rakyat Syariah (BPRS). organisasi satu organisasi/perbankan adalah
Ada berbagai pertimbangan dalam sangat tergantung dari arah dan tujuan
menetapkan satu objek penelitian terutama pendirian organisasi/bank tersebut.Untuk
sekali pada lembaga perbankan nasional saat terlaksananya maksud tersebut maka
ini diantaranya, seperti dikemukakan oleh karyawan perlu dibekali dengan pemahaman
Meredith di mana finding the current yang cukup termasuk mensubtitusikan dalam
company’s reputation and reability is program pelatihan dan pengembangan.
essential and can sometimes be difficult to Pelatihan dan pengembangan merupakan
obtain (Meredith, 2000). Bank Perkereditan suatu media teknis yang diinstruksikan
Rakyat Syariah ADECO (BPRS ADECO). kepada karyawan agar mereka dapat
Sepintas tidak ada yang salah dengan mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh
kehadiran bank yang beralamat di Jalan pimpinan. Namun demikian, permasalahan
Ahmad Yani No. 88-92, Kota Langsa ini. yang sering dijumpai adalah pelaksanaan
Layaknya seperti perbankan lainnya yang pelatihan yang tidak sesuai dengan yang
lebih dahulu didirikan. Keunikkan pada BPRS diharapkan. Ada banyak keluhan yang
ini ialah mampu berkompetisi dengan disampaikan karyawan ketika pelatihan yang
perbankan Islam lainnya walaupun hanya diterima tidak sejalan dengan jenis pekerjaan
beromzet, skala usaha, dan pangsa pasar yang yang sedang dipraktikkan. Latihan
kecil. didefiniskan sebagai satu proses yang
Dalam upaya mengantisipasi hal sistematik yang khususnya memberikan
tersebut di atas, manajemen BPRS ADECO pengetahuan, kemahiran dan kemampuan
berusaha tetap terus mempertahankan dalam menjalankan tugas atau pekerjaan yang
popularitas dengan cara memfokuskan diri terfokus pada bidang tertentu yang
pada peningkatan internal quality, menekankan pada prestasi jangka pendek.
diantaranya budaya yang mereka terapkan Sementara pengembangan adalah sebagai
dalam berorganisasi, pemberian pelatihan dan usaha yang lebih menekankan pada pekerjaan
pengembangan karyawan. Walaupun kita dan jabatan yang bakal mereka duduki pada
ketahui bahwa budaya itu merupakan masa sekarang maupun yang akan datang
identitasnya kaum antropolog, seperti yang (Nasir Md. Hussain dan Aziz Yusof, 2005).
ditulis oleh Edgar berupa culture as a concept Proses pengembangan karir karyawan
has used by anthropologists to refer to the yang lambat akan melahirkan suatu
customs and rituals that societies develop perasaan/rasa bosan (burn out) yang tinggi. Di
over the courses of their history samping itu juga akan mempengaruhi
(Schein,1999). Budaya tidak hanya dipandang semangat kerja dan mengurangi kekompakan
sebagai suatu tradisi dan ritual saja.Namun tim dan ini dapat berdampak untuk waktu
saat ini budaya terus berkembang menjadi jangka panjang yaitu menurunya prestasi
konsep yang general dan dapat diterima dalam kerja karyawan. Penurunan prestasi kerja
segala disiplin ilmu. karyawan merupakan satu prahara bagi
Ditambahkan pula oleh Kiptui dalam keberlangsungan hidup suatu organisasi/
Denison (1990), di mana culture refers to the perbankan.Prestasi kerja dapat diartikan
set of values, beliefs, and behavior patterns sebagai hasil atau taraf kesuksesan yang dapat
espoused by an organization (Kiptui, 2014). dicapai seseorang dalam melaksanakan
Selanjutnya perlu kita rujuk pula pada pakar perkejaan, menurut kriteria yang berlaku dari
lainnya yang menyebutkan Culture can be pekerjaan tersebut (Widhiastuti, 2002).
analyzed as a phenomenon that surrounds us Berdasarkan hal tersebut di atas
at all time, being constantly enacted and jelaslah pada kita bahwa budaya organisasi
created by our interactions with others dan pelatihan dan pengembangan merupakan
(Schein,1999). Dalam penerapannya, tentunya hal yang cukup penting yang harus
Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 507
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016
diperhatikan oleh BPRS ADECO dalam untuk meningkatkan jiwa gotong royong,
mengantisipasi tuntutan dari masyarakat meningkatkan kebersamaan, saling terbuka
khususnya nasabah dalam rangka satu sama lain, meningkatkan rasa
mendapatkan pelayanan yang optimal. kekeluargaan, membangun komunikasi yang
lebih baik, meningkatkan produktivitas kerja
Budaya Organisasi, Pelatihan Dan tanggap dengan perkembangan dunia luar,
Pengembangan dan lain sebagainya (Cahyaningrum,
Organisasi merupakan suatu Trianingsih dan Sunarso, 2014).
wadah/media untuk berinteraksi satu individu Sementara itu pelatihan dan
dengan individu lainnya.Interaksi tersebut pengembangan (training and development)
muncul disebabkan oleh adaya satu merupakan bagian penting dalam perusahaan
persamaan persepsi, nilai dan sikap diantara yang selalu harus ada. Pelatihan merupakan
individu yang bergabung itu.Sementara itu wahana untuk membangun SDM menuju era
jika kita merujuk kepada pakar organisasi globalisasi yang penuh dengan tantangan
seperti Stephen P. Robbins dan Timothy A. (Zainal, Ramli, Thobi Lubis dan Arafah,
Judge, sebagai satu sarana sosial untuk 2014). Hal ini merupakan urat nadinya
individu dapat berekspresi dalam menggapai perusahaan terutama sekali pada saat
tujuan. Dalam penjelasan yang lebih karyawan telah ditempatkan pada bidang
mendalam organisasi itu dijelaskan sebagai kerja masing-masing dalam satu perusahaan.
suatu unit sosial yang dikoordinasikan secara Meskipun kegiatan pelatihan dapat membantu
sadar, terdiri atas dua atau lebih orang, yang karyawan untuk mngerjakan tugasnya yang
berfungsi dalam suatu basis kontinu untuk ada sekarang, manfaat kegiatan pelatihan
mencapai suatu tujuan bersama atau dapat terus diperluas melalui pembinaan
serangkaian tujuan (Robbins dan Judge, karier karyawan dan membantu
2015). Sementara itu budaya merupakan satu mengembangkan karyawan tersebut untuk
bentuk ekspresi yang beragam yang mengemban tanggung jawabnya dimasa
timbulkan oleh interaksi antar individu baik mendatang (Zainal, Ramli, Thobi Lubis dan
secara sendiri-sendiri atau bersama Arafah, 2014). Dessler (2010), Hasibuan
mempengaruhi ritme dalam suatu organisasi (2012), Gomes (2003), berpendapat pelatihan
tersebut. Culture is the result of a complex adalah proses mengajar keterampilan yang
group learning process that is only partially dibutuhkan karyawan baru untuk melakukan
influenced by leader behaviour pekerjaan. Sementara itu pendapat lain pula
(Schein,1999).Walaupun konsep dasar budaya mengatakan bahwa training refers to a
itu merupakan bagian dari ilmu antropolog, di planned effort by a company to facilitate
mana beberapa pakar yang terdiri dari employees’ learning for job related
Kroeber dan Kluchohn telah menemukan competencies. The competencies include
lebih kurang 164 definisi budaya yang begitu knowledge, skills,or behaviours that are
luas, namun tidak salah jika budaya itu juga critical for sucssesful job performance (Noe,
dapat disubtitusi kedalam perspektif ekonomi 2000).
dan bisnis, sehingga pengertian yang Di tambahkan lagi Noe (2000),
disampaikan hanya pengertian umum memperjelas dengan membuat suatu
(Ernawan, 2011). perbandingan diantaranya yaitu pelatihan dan
Dengan demikian suatu budaya pengembangan (training and development)
organisasi dapat dikatakan dengan yaang dapat dilihat pada tabel 1. Jadi jelas
organization cultures are created in part by pada kita bahwa konsep pelatihan dan
leaders, and one of the most decisive pengembangan itu adalah tidak sama
functions of leadership is the creation, the walaupun secara harfiahnya identik yang
management, and sometimes even the dikarenakan pelaksanaannya sering dilakukan
destruction of culture (Ernawan, 2011). Di secara bersamaan.
lain sisi, budaya organisasi dapat bermanfaat
Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 508
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016
Tabel 1. Perbedaan pelatihan dan Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga
Pengembangan faktor penting, yaitu kemampuan dan minat
seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan
Training Development
Focus current future
atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan
Use of work low high tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin
Experience
Goal preparation for current job preparation for changes tinggi ke tiga faktor di atas, semakin besarlah
Participation required voluntary
prestasi kerja karyawan yang bersangkutan
Sumber: Noe (2000: 218) (Hasibuan, 2012).
Budaya organisasi
(X1) ryx1
Prestasi
Ryx1x2 Kerja (Y)
R. Square = 0,604
F = 12,985
Sig. F = 0,000
Sumber: Data Primer diolah, 2016
Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 512
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016
pelatihan dan pengembangan berpengaruh pada kolom colinierity statistic dalam nilai
positif dan jika kita lihat sumbangsihnya lebih VIF dimana untuk kedua variabel bebasnya
besar dalam mendukung prestasi kerja yaitu budaya organisasi, pelatihan dan
karyawan. Artinya jika pelatihan dan pengembangan menunjukkan nilai yang sama
pengembangan kurang dilaksanakan ini akan yaitu 1.362 serta nilai tolerance nya juga
mempengaruhi terjadinya kekakuan pada sama bagi kedua variabel bebas tersebut yaitu
prestasi kerja karyawan. 0.734. Dengan demikian dari nilai keduanya
Dengan memanfaatkan hasil persamaan tidak lebih dari angka 10 maka tidak terjadi
regresi berganda di atas dengan tujuan melihat multikolinieritas.Berdasarkan hal tersebut
tingkat signifikan setiap variabel bebasnya maka model yang baik adalah model yang
maka untuk variabel/prediktor budaya bebas dari unsur multikolinieritas.
organisasi sebesar 0.040 dan
variabel/prediktor pelatihan dan Uji heterokedastisitas
pengembangan nilai sig. nya sebesar 0.013 Pengujian ini menggunakan scater plot
adalah lebih kecil dari alfa sebesar 5 %. (alur sebaran) antara nilai residual dengan
Berdasarkan hasil temuan penelitian nilai prediksi dari variabel terikat yang telah
yang dilihat dari tabel di mana dapat mengikuti standarisasi. Berikut tabel di atas
dikatakan bahwa telah terpenuhi syarat menjelaskan berkenaan dengan
pengujiannya, yaitu f-hit > f-tabel. Dengan heterokedastisitas sebagai berikut:
ketentuan di mana pembilangnya 2 dan Sebaran titik-titiknya tidak
penyebutnya (20-2-1)= 17 dan dari tabel f menunjukkan satu format atau pola yang
dapat diperoleh nilai dengan tingkat kesalahan mengarah kesatu bentuk atau titik menyebar
(alfa) sebesar 5% adalah 3.59, atau secara luas maka hal ini dapat dikatakan dengan
langsung diperoleh angka 13.985 > 3.59. tidak berhasil mejadi heterokedastisitas atau
Berkenaan dengan itu maka hipotesis null dengan kata lain telah terjadi
atau Ho ditolak dan H1 dapat diterima. homokedasttisitas. Dengan demikain model
Artinya secara bersama-sama variabel bebas ini dapat dikatakan terbebas dari unsur
mempengaruhi variabel terikat antara lain heterokedastisitas dan telah memenuhi unsur
budaya organisasi, pelatihan dan asumsi kelasik. Menurut beberapak pakar
pengembangan ada pengaruh positif terhadap statistik seperti Sugiono, (2011) berpendapat
prestasi kerja karyawan pada BPRS ADECO untuk mengukur scater plott ini tidak terdapat
di Langsa. satu ukuranpun.
Dari tabel di atas dapat diperoleh
informasi tentang koefisien determinasi atau Uji Normalitas
R kuadrat dengan niai 0.604 atau 60.4% Untuk menguji tingkat normalitas data
variabel bebas dapat menjelaskan model maka perlu dilihat pada tabel scater plot di
penelitian ini sedangkan sisanya 0.396 atau atas. Di mana pada gambar tersebut
39.6% dipengaruhi oleh variabel lain yang menjelaskan kepada kita bahwa sebaran titik
tidak termasuk/ dilibatkan dalam penelitian scater plot di atas mengikuti atau menjulur
ini. mengikuti garis lurus sehingga dapat
Selain itu dari penelitian ini juga telah di dikatakan data/residual berdistribusi normal.
uji asumsi klasik dan diantaranya, uji Terdapat kelemahan dengan menggunakan
multikolieniritas, heterokedastisitas, metode ini di mana ukuran jauh dekatnya
normalitas dan uji kelayakan model. Adapun titik-titik di atas sebagai ukuran normalnya
uji tersebut akan dibahas satu persatu seperti data tersebut disebagkan tidak ada informasi
dibawah ini: yang pasti.
Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 514
JURNAL MANAJEMEN DAN KEUANGAN, VOL.5, NO.1, MEI 2016
Zulkarnen Mora dan Muhammad Riza: Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan, dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja.......... 515