Ferryal Abadi
Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis, Jakarta
ferryal.abadi@kalbis.ac.id
Azhar Affandi
Universitas Pasundan, Bandung
Horas Djulius
Universitas Pasundan, Bandung
ABSTRAK
ABSTRACT
1
langsung dengan para karyawan atau
I.PENDAHULUAN pekerja di Kawasan Industri Berikat
Nusantara, dari para karyawan diperoleh
Dengan pertumbuhan yang stabil informasi bahwa mereka kurang mendapat
Indonesia berusaha untuk menarik pengarahan dan bimbingan dari para
investasi yang lebih banyak yang dapat supervisor dalam pelaksanaan kerjanya,
mengurangi pengangguran. Selain itu sehingga para pekerja (karyawan) banyak
Indonesia mempunyai banyak potensi yang mengalami kesalahan dalam
ekonomi yang dapat menarik investasi melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
seperti luasnya daratan maupun lautan Kondisi diatas mencerminkan bahwa para
Indonesia, pertumbuhan kelas menengah supervisor yang menjadi atasan
yang cepat, konsumsi dalam negeri yang (pimpinan) langsung bagi para karyawan
kuat, ketersediaan tenaga kerja yang besar dilapangan masih sangat kurang dalam
dan letak geografis yang strategis. memberikan motivasi semangat dan
kurang membantu karyawan dalam
Organisasi masa depan perlu memberikan problem solving apabila
memfokuskan dirinya pada kebijakan terjadi permasalahan dilapangan.
sumber daya manusia yang baru. Budaya organisasi yang kuat
Organisasi – organisasi tersebut harus mendukung tujuan-tujuan perusahaan,
membantu karyawannya untuk sebaliknya yang lemah atau negatif
memperoleh bekal ketrampilan dan menghambat atau bertentangan dengan
kemandirian dalam menyesuaikan diri ke tujuan - tujuan perusahaan. Budaya yang
dalam lingkungan baru, sebab bekal kuat dan positif sangat berpengaruh
ketrampilan dan kemandirian tersebut akan terhadap perilaku dan efektifitas kinerja
memberikan rasa aman dan dukungan pada perusahaan sebagaimana dinyatakan oleh
saat mereka tidak bisa lagi Robbins ( 2008 ).
menggantungkan diri pada perusahaan Untuk melihat fenomena mengenai
besar yang menyediakan hal-hal tersebut. budaya organisasi, pada tahapan penelitian
Perusahaan – perusahaan tersebut harus awal, peneliti melakukan wawancara
menyadari bahwa dengan memberikan kepada karyawan dari berbagai perusahaan
nilai lebih pada modal sumber daya garmen di KBN. Dari hasil tersebut
manusia (human capital) dan menekankan diketahui bahwa banyak karyawan yang
pentingnya kerjasama antar kelompok tidak mengetahui misi dan visi perusahaan,
merupakan salah satu jalan untuk banyak perusahaan tidak memberikan
menghadapi tantangan perekonomian penghargaan jika ada karyawan yang
global. berprestasi serta banyak perusahaan yang
Daft ( 2010 ) menjelaskan bahwa tidak melibatkan karyawan dalam
pemimpin seseorang yang mempunyai pengambilan keputusan jika ada
suatu program dan perilaku secara permasalahan dikerjaan. Artinya budaya
bersama-sama dengan anggota organisasi diperusahaan garmen seperti
kelompoknya dengan mengaplikasikan misi dan visi karyawan, memberikan
cara atau gaya tertentu, sehingga gaya penghargaan dan budaya melibatkan
kepemimpinan tersebut menjadi sebuah karyawan dalam pengambilan keputusan
kekuatan dinamik yang mampu belum sepenuhnya terjadi. .
mendorong, memotivasi dan Robbins (2011) mengemukakan
mengkoordinasikan perusahaan dalam motivasi sebagai suatu kerelaan berusaha
menetapkan tujuan yang akan dicapai. seoptimal mungkin dalam pencapaian
Pada kegiatan penelitian awal peneliti tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh
mengadakan wawancara dan observasi
2
kemampuan usaha memuaskan beberapa karyawan terhadap Kepuasan Kerja
kebutuhan individu. karyawan pada perusahaan garmen di
Berdasarkan hasil wawancara wilayah DKI Jakarta.(4) Untuk
penelitian awal dengan para karyawan mengetahui, menganalisis dan mengkaji
ditemukan beberapa hal penyebab pengaruh Kepemimpinan, Budaya
kurangnya motivasi diantaranya (1). Gaji Organisasi, Motivasi terhadap Kepuasan
yang tidak mencukupi (2). Atasan yang Kerja karyawan pada perusahaan garmen
tidak baik dan (3). Suasana kerja yang di wilayah DKI Jakarta. (5) Untuk
tidak menyenangkan. mengetahui, menganalisis dan mengkaji
McShane dan Von Glinow ( 2010 ) pengaruh Kepuasan kerja karyawan
memandang kepuasan kerja sebagai terhadap Kinerja karyawan pada
evaluasi seseorang atas pekerjaannya dan perusahaan garmen di wilayah DKI
konteks pekerjaan. Merupakan penilaian Jakarta. (6).Untuk mengetahui,
terhadap karakteristik pekerjaan, menganalisis dan mengkaji pengaruh
lingkungan kerja dan pengalaman Lingkungan Kerja dalam memoderasi
emosional pekerja yang dirasakan. pengaruh Kepuasan kerja karyawan
Pada kegiatan penelitian awal terhadap Kinerja karyawan pada
berdasarkan hasil wawancara dengan perusahaan garmen di wilayah DKI
beberapa karyawan dan supervisor pada Jakarta.
perusahaan yang dijadikan sampel
penelitian di wilayah KBN dan II.TEORI
Pulogadung diperoleh informasi bahwa
sebagian karyawan masih mengeluhkan Kepemimpinan
minimnya Upah Minimum Propinsi George R Terry (2008) mengartikan
(UMP) beserta fasilitas tunjangan yang bahwa kepemimpinan adalah aktivitas
mereka terima, karena upah yang diterima untuk mempengaruhi orang-orang supaya
masih belum mampu mencukupi untuk diarahkan mencapai tujuan organisasi.
memenuhi kebutuhan hidup karyawan Kepemimpinan meliputi proses
beserta keluarganya, terlebih bagi mempengaruhi dalam menentukan tujuan
karyawan yang masih berstatus kontrak organisasi, memotivasi perilaku pengikut
upah yang diterima dirasakan masih jauh untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
dari yang diharapkan. Dalam jangka untuk memperbaiki kelompok dan
panjang apabila permasalahan ini tidak budayanya.
segera diantisipasi oleh manajemen Gibson, Ivancevich, Donnelly dan
perusahaan dapat berdampak pada Konopaske (2012). Terdapat tiga
rendahnya kepuasan kerja dan menurunkan karakteristik berkaitan dengan efektivitas
produktifitas serta kinerja karyawan. kepemimpinan adalah :
(1) Kepribadian : tingkat energi,
Tujuan Penelitian toleransi terhadap stress, percaya diri,
kedewasaan emosional dan integritas.(2)
(1) Untuk mengetahui, menganalisis dan Motivasi : orientasi kekuasaan
mengkaji pengaruh Kepemimpinan tersosialisasi, kebutuhan kita untuk
terhadap Kepuasan Kerja pada perusahaan berprestasi, memulai diri, membujuk.(3)
garmen di wilayah DKI Jakarta.(2) Untuk Kemampuan : ketrampilan interpersonal,
mengetahui, menganalisis dan mengkaji ketrampilan kognitif, ketrampilan teknis.
pengaruh Budaya Organisasi terhadap
Kepuasan Kerja karyawan pada Budaya Organisasi
perusahaan garmen di DKI Jakarta.(3) Budaya organisasi adalah kerangka
Untuk mengetahui, menganalisis dan kerja kognitif yang terdiri dari sikap-sikap,
mengkaji pengaruh Motivasi Kerja nilai-nilai, norma perilaku dan harapan
3
bersama yang dirasakan oleh anggota Dari berbagai pandangan tersebut
organisasi. Green Berg & Baron,( 2008). kiranya dapat disimpulkan bahwa pada
Budaya organisasi adalah pandangan hakikatnya kepuasan kerja adalah
hidup organisasi yang dihasilkan melalui merupakan tingkat perasaan senang
pergantian generasi pegawai. Budaya seorang sebagai penilaian positif terhadap
mencakup siapa kami, apa yang kita pekerjaannya dan lingkungannya tempat
percaya, apa yang kita lakukan (Zwell, pekerjaannya, Persoalan yang sering
2005). dihadapi adalah bagaimana cara yang
Budaya organisasi merupakan dapat dilakukan untuk mengukur kepuasan
keyakinan, sikap, dan nilai yang umumnya kerja. Komponen atau unsur apa saja yang
dimiliki yang timbul dalam suatu dapat dipergunakan untuk mengukur
organisasi (Armstrong,2011) kepuasan kerja. Apa yang dapat dijadikan
indikator untuk mengatakan bahwa
Motivasi seseorang pekerja mendapatkan kepuasan
Motivasi kerja adalah hasil dari kerja. Ada beberapa pandangan pakar
kumpulan kekuatan internal dan eksternal tentang hal tersebut.
yang menyebabkan pekerja memilih jalan
bertindak yang sesuai dan menggunakan Lingkungan Kerja
perilaku tertentu. Idealnya perilaku ini Menurut Sedarmayanti (2007) secara
diarahkan pada pencapaian tujuan garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi
organisasi Newstrom (2011). menjadi 2 (dua) bagian yakni: 1)
Colquitt, LePine dan Wesson (2011) lingkungan kerja fisik, dan 2) lingkungan
memberikan definisi motivasi sebagai kerja non fisik”. Lingkungan kerja fisik
sekumpulan kekuatan energik yang adalah semua yang terdapat disekitar
dimulai baik dari dalam maupun diluar tempat kerja yang dapat mempengaruhi
pekerja, dimulai dari usaha yang berkaitan karyawan baik secara langsung maupun
dengan pekerjaan dan mempertimbangkan tidak langsung. Menurut Wibowo (2013)
arah, intensitas dan ketekunannya. lingkungan kerja fisik adalah tempat
Motivasi adalah pertimbangan kritis kerja pegawai melakukan aktivitasnya”.
karena kinerja yang efekif sering Lingkungan kerja fisik mempengaruhi
memerlukan baik kemampuan dan semangat dan emosi kerja para
motivasi tingkat tinggi. karyawan. Faktor-faktor fisik ini
mencakup suhu udara di tempat kerja,
Kepuasan Kerja luas ruang kerja, kebisingan, kepadatan,
Kepuasan kerja adalah tingkat dan kesesakan. Faktor-faktor fisik ini
perasaan menyenangkan yang diperoleh sangat mempengaruhi tingkah laku
dari penilaian pekerjaan seseorang atau manusia
pengalaman kerja. Colquitt, LePine dan
Wesson (2011). Dengan kata lain, Kinerja Karyawan
kepuasan kerja mencerminkan bagaimana
kita merasakan tentang pekerjaan kita dan Cascio (2013) menjelaskan bahwa
apa yang kita pikirkan. Robin dan Judge kinerja memastikan pekerja individu atau
(2011) memberikan definisi kepuasan tim mengetahui apa yang mereka harapkan
kerja sebagai perasaan positif tentang dan mereka fokus pada kinerja yang
pekerjaan sebagai hasil evaluasi dari efektif. Terdapat tiga elemen kunci yaitu
karakteristiknya. Pendapat lain goals, measures and assessment. Goals
mengemukakan bahwa kepuasan kerja setting merupakan sebuah pembuktian
adalah respon afektif atau emosional track record kesuksesan pada
terhadap berbagai aspek dari pekerjaan pengembangan kinerja pada sebuah varian
seseorang. Kreitner & Kinicki (2010). seting dan budaya. Measures maksudnya
4
memiliki ukuran yang luas dalam Teknik sampling dalam penelitian ini
mencapai tujuan. Assesstment adalah menggunakan 2 tahap, yaitu tahap pertama
merupakan progress mencapai tujuan menggunakan cluster random sampling
khusus dengan perhatian dan upaya dari dan tahap kedua proposional simple
seorang pekerja atau tim. random sampling.
Campbell ( dalam Boxall et. al, 2007) Tahap pertama, dibuat cluster random
mendefinisikan kinerja sebagai berikut sampling dengan klasifikasi perusahaan
performance as behavior or action relevant PMA dan perusahaan PMDN. Jumlah
to the attainment of an organization's goal populasi perjumlah 56 perusahaan yang
that can be scale, that is, measured. Bahwa terdiri 48 perusahaan PMA dan 8
kinerja adalah perilaku atau kegiatan yang perusahaan PMDN. Untuk perusahaan
relevan dengan hasil yang dicapai pada PMA yang akan dijadikan sampel
sebuah tujuan organisasi yang terukur, berjumlah 326 karyawan dan untuk
Dari definisi tersebut dapat dijabarkan perusahaan PMDN berjumlah 54
bahwa kinerja berupa perilaku atau karyawan. Total sample 380 karyawan.
aktivitas yang sesuai dengan tuntutan
organisasi. Kinerja didasarkan pada Hipotesis
standar yang ada dalam organisasi, apabila H1 Kepemimpinan berpengaruh signifikan
standar tercapai atau bahkan melebihi terhadap Kepuasan Kerja pada perusahaan
maka kinerja seseorang maksimal, garmen di Jakarta.
demikian juga sebaliknya. H2 Budaya Organisasi berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Kerja pada
perusahaan garmen di Jakarta.
III.METODOLOGI PENELITIAN H3 Motivasi Kerja berpengaruh signifikan
terhadap Kepuasaan Kerja pada
Analisis jalur merupakan suatu perusahaan garmen di Jakarta.
metode penelitian yang utamanya H4 Kepemimpinan, budaya organisasi, dan
digunakan untuk menguji kekuatan dari motivasi secara simultan berpengaruh
hubungan langsung dan tidak langsung di signifikan terhadap kepuasan kerja di
antara variabel. Hal tersebut sejalan perusahaan garmen.
dengan salah satu tujuan penelitian di H5 Kepuasan Kerja berpengaruh
bidang pengetahuan sosial yaitu signifikan terhadap Kinerja Karyawan
mengetahui adanya hubungan kausal. pada perusahaan garmen.
Bidang penelitian ini adalah H6 Lingkungan Kerja memperkuat
manajemen sumber daya manusia, pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
khususnya sumber daya manusia dalam Karyawan pada perusahaan garmen.
konteks perilaku organisasi. Dalam
penelitian umumnya terbagi atas 3 bentuk IV.PEMBAHASAN
yaitu penelitian eksploratif (explorative
research), penelitian deskripsi (descriptive Uji Validitas
research) dan penelitian eksplanatori Validitas menunjukkan sejauh
(explanatory research) Umar, (1999). mana suatu alat pengukur itu mengukur,
apakah sesuai dengan standar yang
Populasi dan Sampling ditetapkan atau apakah sesuai dengan yang
Populasi dalam penelitian ini adalah diukur (Ancok, 1989). Untuk mengukur
karyawan produksi yang bekerja di validitas kuesioner dilakukan dengan
perusahaan garmen yang berasal di KBN metode korelasi pearson product moment
Cakung, KBN Marunda dan Kawasan yaitu hasil dari seluruh kuesioner berupa
Industri Pulogadung. skor dikorelasikan (Nazir, 2005).
5
0,
Motivasi 95 0, Reli
(X3) 1 7 abel
Tabel 1 Rekapitulasi Item Pernyataan 0,
Kepuasan 95 0, Reli
Instrumen Kerja (Y) 0 7 abel
Lingkunga 0,
n Kerja 96 0, Reli
Jumlah (M) 5 7 abel
Variabel
Valid Kinerja 0,
Kepemimpinan (X1) 18 Karyawan 90 0, Reli
(Z) 2 7 abel
Budaya Organisasi (X2) 17
Motivasi (X3) 17 Analisa Korelasi
Kepuasan Kerja (Y) 16 Terdapat dugaan yang menyatakan
Lingkungan Kerja (M) 16 bahwa terdapat hubungan yang positif
Kinerja Karyawan (Z) 17 antara variabel : Kepemimpinan, Budaya
Jumlah 101 organisasi dan Motivasi. Kriteria keeratan
hubungan antara variabel mengacu pada
Secara keseluruhan item pernyataan nilai korelasi pearson product moment.
dinyatakan valid dan layak untuk diujikan Korelasi dilambangkan dengan (r) dengan
kepada responden karena secara ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1
keseluruhan berada di atas angka ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya
ketentuan validitas. korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya
tidak korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya
Uji Realibilitas sangat kuat. Interpretasi nilai r sebagai
Teknik pengujian reliabilitas yang berikut.
digunakan dalam penelitian ini yaitu uji
reliabilitas dengan menggunakan teknik Tabel 3 Interpretasi Nilai Koefisien
Cronbach Alpha. Merujuk pada Korelasi (r)
Soehartono (2008) “Pengujian reliabilitas
dengan Cronbach Alpha dilakukan dengan Interval
Tingkat Hubungan
Koefisien
menghitung koefisien alpha yang
0,80 – 1,000 Sangat kuat
merupakan rata-rata dari koefisien belah 0,60 – 0,799 Kuat
dua yang dihitung untuk semua 0,40 – 0,599 Cukup kuat
kemungkinan membelah dua item-item 0,20 – 0,399 Lemah
score”. Setelah didapatkan nilai reliabilitas 0,00 – 0,199 Sangat Lemah
alpha-cronbach, kemudian nilai tersebut Sumber: Riduwan, 2005
dibandingkan dengan nilai r tabel yang Berdasarkan pada hasil perhitungan
diambil besarnya 0,700. Jika nilai mengenai hubungan antar variabel
reliabilitas lebih dari 0,700 atau mendekati independent diperoleh hasil sebagai
nilai 1,00, maka tingkat kepercayaan dari berikut :
hasil suatu pengukuran semakin tinggi.
Tabel 4 Hasil Korelasi Kepemimpinan,
Tabel 2 Uji Reliabilitas Keseluruhan Budaya Organisasi dan Motivasi
Variabel
Kepem Bu Mo
r- r- Variab
hit ta Kete impina da tiva
un b rang el
Variabel g el an n ya si
0, Kepe
Kepemimp 94 0, Reli .63 .55
inan (X1) 6 7 abel mimpi 1.000
Budaya 0, 0 1
Organisasi 90 0, Reli nan
(X2) 9 7 abel
6
Buday Berdasarkan pada tabel diatas
a 1.0 .45
diperoleh hasil koefisien jalur dengan
.630 persamaan:
Organi 00 1
7
Sehingga semakin baik Motivasi, maka Berdasarkan pada tabel di atas dapat
akan memberikan kontribusi positif diketahui bahwa pengaruh Kepemimpinan,
terhadap Kepuasan Kerja sebesar 0,348. Budaya Organisasi dan Motivasi Terhadap
Pengaruh variabel di luar model Kepuasan Kerja dipengaruhi oleh
adalah sebesar 0,372 (Y1). pengaruh langsung dan tidak langsung.
Pengaruh langsung variabel
Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja
sebesar 8,24% sedangkan pengaruh tidak
langsungnya sebesar 11,23% melalui 2
Tabel 6 Uji Pengaruh Simultan X1, X2, variabel yang lain, yaitu budaya organisasi
dan X3 terhadap Y sebesar 5,73% dan melalui motivasi
sebesar 5,50%. Pengaruh tidak langsung
Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja
Change Statistics
memberikan pengaruh sangat besar
R
dibandingkan dengan pengaruh
R Adjusted Square F Sig. F langsungnya, yaitu melalui budaya
Model R Square R Square Change Change df1 df2 Change organisasi dan motivasi hal ini
1 .792a .628 .625 .628 211.625 3 376 .000
mengindikasikan bahwa Kepemimpinan
bukan salah satu faktor yang dominan
dalam meningkatkan Kepuasan Kerja
karyawan. Meskipun demikian
Berdasarkan pada tabel 6 dapat dilihat
kepemimpinan berperan dalam
bahwa pengaruh secara simultan atau
pengambilan keputusan, dengan
bersama-sama variabel Kepemimpinan,
kepemimpinan yang baik dan bagus, maka
Budaya Organisasi dan Motivasi Terhadap
kepuasan kerja karyawan akan terwujud.
Kepuasan Kerja sebesar 0,628, artinya
Pengaruh langsung variabel Budaya
bahwa hasil tersebut menandakan bahwa
organisasi terhadap Kepuasan Kerja
62,8% variabel Kepuasan Kerja dapat
sebesar 10,05% sedangkan pengaruh tidak
dijelaskan oleh variabel Kepemimpinan,
langsungnya sebesar 10,71% melalui 2
Budaya Organisasi dan Motivasi.
variabel yang lain, yaitu Kepemimpinan
Sedangkan sisanya 37,2% dipengaruhi
sebesar 5,73% dan Motivasi sebesar
oleh variabel lain di luar model yang tidak
4,98%. Pengaruh tidak langsung budaya
diteliti dalam penelitian ini
kerja terhadap Kepuasan Kerja
memberikan pengaruh sangat besar
Tabel 7 Pengaruh Langsung dan Tidak
dibandingkan dengan pengaruh
Langsung Kepemimpinan, Budaya
langsungnya, hal ini mengindikasikan
Organisasi dan Motivasi Terhadap
bahwa budaya yang ada ditempat kerja
Kepuasan Kerja
belum bisa memberikan kepuasan kerja
Pengaruh Tidak Langsung secara langsung kepada karyawan, tetapi
Melalui
harus ditunjang dengan kepemimpinan dan
Jumlah
motivasi. Dengan 2 variabel tersebut
Budaya Organisasi
Pengaru Pengar
Kepemimpinan
Variabe h uh Total
budaya organisasi baru bisa dirasakan oleh
Motivasi
8
Kepuasan Kerja memberikan pengaruh dibawah ini menunjukkan niai rata-rata
sangat besar dibandingkan dengan dan standar deviasi serta kriteria jawaban
pengaruh tidak langsungnya, hal ini responden, dimana kriteria jawaban
mengindikasikan bahwa motivasi yang responden berada pada kriteria kurang
dirasakan oleh para karyawan memberikan baik sampai dengan sangat tinggi untuk
dampak yang langsung diperoleh oleh lebih jelasnya dapat kita lihat sebagai
karyawan tetapi motivasi tersebut harus berikut :
diberikan dengan cara yang berbeda
sehingga karyawan merasa bahwa yang Tabel 8 Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi,
sedang diberikan itu adalah motivasi. Rentang Nilai dan Kriteria Jawaban
Berdasarkan pada perhitungan Responden
tersebut pengaruh parsial atau individu
yang paling besar adalah variabel motivasi Variabel Rentang Kategori
sebesar 22,59% terhadap Kepuasan Kerja,
budaya organisasi sebesar 20,76% X1 2.843 s/d 4.626 Cukup s/d Sangat Baik
berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja X2 2.652 s/d 4.377 Cukup s/d Sangat Baik
sedangkan kepemimpinan berpengaruh
X3 2.660 s/d 4.562 Cukup s/d Sangat Baik
terhadap Kepuasan Kerja sebesar 19,47%.
Berdasarkan pada hasil tersebut dapat Y 2.855 s/d 4.601 Cukup s/d Sangat Baik
disimpulkan bahwa dalam meningkatkan M 2.861 s/d 4.613 Cukup s/d Sangat Baik
Kepuasan Kerja, pimpinan harus
memberikan motivasi yang dapat diterima Z 2.662 s/d 4.374 Cukup s/d Sangat Baik
9
al n Jalur pengaruh yang
siginifikan
H0 ditolak, Budaya
terdapat Organisasi kerja
pengaruh yang terhadap
6,52 1,99
YX1 0,287 signifikan Kepuasan Kerja.
7 9
Kepemimpinan
terhadap
Kepuasan Kerja.
Untuk koefisien jalur X2 terhadap Y
sebesar 0,317 diperoleh nilai thitung
Untuk koefisien jalur X1 terhadap Y sebesar 7,734 dengan taraf signifikansi α
sebesar 0,287 diperoleh nilai thitung sebesar 5%, maka nilai ttabel atau
sebesar 6,527 dengan mengambil taraf t0,05.380 = 1,999, karena thitung = 7,734
signifikansi α sebesar 5%, maka nilai lebih besar dari ttabel = 1,999, maka H0
ttabel atau t0,05.380 = 1,999, sehingga ditolak atau dengan kata lain Budaya
dikarenakan thitung = 6,527 lebih besar Organisasi berpengaruh terhadap
dari ttabel = 1,999, maka H0 ditolak atau Kepuasan Kerja (Y). Dengan demikian
dengan kata lain terdapat pengaruh maka terdapat pengaruh antara budaya
Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja. organisasi terhadap kepuasan kerja
Dengan demikian maka terdapat pengaruh karyawan produksi perusahaan garmen di
antara kepemimpinan terhadap kepuasan DKI Jakarta.
kerja karyawan produksi perusahaan
garmen di DKI Jakarta. Uji Hipotesis Pengaruh Motivasi (X3)
terhadap Kepuasan Kerja (Y)
Uji Hipotesis Pengaruh Budaya Pengaruh parsial variabel Motivasi (X3)
Organisasi (X2) terhadap Kepuasan terhadap Kepuasan Kerja (Y) perlu dilakukan
Kerja (Y) pengujian statistik, maka hipotesis statistiknya
Pengaruh parsial variabel Budaya adalah sebagai berikut.
Organisasi (X2) terhadap Kepuasan Kerja H0:ρYX3= 0 Tidak terdapat
(Y) perlu dilakukan pengujian statistik, pengaruh Motivasi
maka hipotesis statistiknya adalah sebagai terhadap Kepuasan
berikut. Kerja.
Ha:ρYX3≠ 0 Terdapat pengaruh
H0:ρYX2= 0 Tidak terdapat Motivasi terhadap
pengaruh Budaya Kepuasan Kerja.
Organisasi
terhadap Tabel 11 Hasil Uji Pengaruh Motivasi
Kepuasan Kerja. (X3) terhadap Kepuasan Kerja (Y)
Ha:ρYX2≠ 0 Terdapat pengaruh
Koe
Budaya Stru fisi th tt Kesi
Organisasi ktur en itu ab mpul
terhadap al Jal ng el an
ur
Kepuasan Kerja.
YX3 0,3 9 1 H0
48 , , ditol
1 9 ak,
Tabel 10 Hasil Uji Pengaruh Budaya 1 9 terda
7 9 pat
Organisasi (X2) terhadap Kepuasan Kerja peng
(Y) aruh
yang
signif
Struktur Koefisie
thitung ttabel Kesimpulan ikan
al n Jalur
Motiv
YX2 0,317 7,73 1,99 H0 ditolak, asi
4 9 terdapat terha
10
dap H0 ditolak Terdapat
Kepu pengaruh Kepemimpinan,
211,62 2,6
asan yx1,x2,x3 Budaya Organisasi dan
5 0
Kerja Motivasi Terhadap
. Kepuasan Kerja.
11
nilai thitung sebesar 4,712 dengan
Koefi mengambil taraf signifikansi α sebesar 5%,
Struktural sien thitung ttabel Kesimpulan
jalur maka nilai ttabel atau t0,05.380 = 1,999,
karena thitung = 4,712 lebih besar dari
H0 ditolak,
terdapat ttabel = 1,999, maka H0 ditolak atau
27,88
pengaruh yang dengan kata lain terdapat pengaruh
ZY 0,820 1,999 siginifikan
6
dari Kepuasan
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Kerja terhadap karyawan yang dimoderasi Lingkungan
Kinerja Kerja.
Karyawan
12
Boxall, Peter et al. 2007. The Oxford Riduwan. 2005. Skala Pengukuran
Handbook of Human Resource Variabel-Variabel Penelitian.
Management. Oxford University Press Bandung: Alfabeta.
Inc., New York. Robbins, Stephen P., & Judge, Timothy
Colquitt, Jason A, Jeffery A Le Pine and A. 2011. Organizational Behavior
Michael J Wesson. 2011.Organizational 14th. Pearson, Boston.
Behavior. McGraw Hill. New York. Sandjojo Nidjo, 2011, Metode Analisis
Daft, Richard L. 2010.Manajemen, Jalur, SInar Harapan, Jakarta.
Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Schein Edgar H, 2010, Organzational
Dessler, Gary. 2011. Human Resource Culture and Leadership, Jossey
Management: Global Edition. Pearson Bass, A Wiley Imprint, San
Higher Education. Francisco.
Eugene McKenna, Nic Beech 2013, Schermerhorn, Jr, John R, James G.
Human Resources Management : A Hunt, Richard N Osborn and Marry
Concise Analysis. 3rd , Pearson Uhl Bien. 2011. Organizational
Gibson, Ivancevich, Donnelly. 2012. Behavior. John Wiley & Sons, Inc.
Organisations: Behaviour, New Jersey.
Structure, Processes, 13th ed. Sedarmayanti, 2009, Sumber Daya
Irwin. McGraw-Hill, New York. Manusia dan Produktivitas, Mandar
George R Terry dan Leslie Rue . 2008, Maju.
Dasar-dasar Manajemen, Bumi ___________. 2007. Manajemen
Aksara, Jakarta. Sumber Daya Manusia. Cetak
Greenberg, Jerald and Robert A Baron. Pertama. PT. Refika Aditama,
2008. Behavior in Organizations. Bandung.
Prentice Hall, USA. Sugiyono, 2009, Metode Penelitian
Ivancevich, Konopaske, & Mattesson. Bisnis, Alfabeta, Bandung.
2005, Perilaku dan Manajemen ___________, 2014, Metode Penelitian
Organisasi, Erlangga, Jakarta. Manajemen, Alfabeta Bandung.
Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo. Sudarmanto. 2009. Kinerja dan
2010. Organizational Behavior-Ed Pengembangan Kompetensi SDM.
9th, McGraw Hill Education . Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Mathis Robert L & Jackson John L. Want, Jerome. 2006. Corporate Culture.
2010, Human Resources New York: St. Martin’s Press
Management, South Western Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja.
College Publising, USA. PT. Raja Grafindo Parsada: Jakarta.
McShane, Steven L., Von Glinow, ________, 2013, Perilaku Organisasi,
Marry Ann. 2007.Organizational RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Behavior. McGraw Hill
Michael Amstrong & Angela Baron,
2004. Managing Performance :
Performance management in action
(Developing Practice), 2 edition,
Chartered Institute of Personnel
and Development (CIDPD).
Newstrom, John W. 2011. Organization
Behavior, Human Behavior at
Work. New York McGraw Hill
Companies.
13