Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI


TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Disusun Oleh :

Indra Dharma Jaya - 2301882571

MANAGEMENT

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

JAKARTA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gaya Kepemimpinan seorang manajer di perusahaan mempunyai
dampak yang signifikan pada sikap dan kinerja karyawannya. Karyawan
yang berkualitas di dorong dari proses komunikasi yang baik antara atasan
dan bawahan. Diera globalisasi ini semua perusahaan dituntut untuk dapat
memperbaiki hal – hal yang terkait dalam perusahaan disemua aspek
termasuk sumber daya manusia agar dapat terus bertahan dan berkembang.
Kinerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni; gaya
kepemimpinan dan Budaya Organisasi.

Menurut Effendi & Graduate (2020) “gaya kepemimpinan adalah


kemampuan untuk memberikan pengaruh konstruktif kepada orang lain
atau sekitar untuk melakukan upaya kalaboratif untuk mencapai tujuan
yang direncanakan”. Dalam mencapai tujuan tersebut pemimpin juga akan
membentuk budaya organisasi sebagai simbol dan nilai yang dimiliki oleh
semua anggota organisasi”. Selain itu para ahli lain juga mengungkapkan
pendapat yaitu Pawirosumato (2017) “mengatakan bahwa Budaya
Organisasi adalah simbol atau nilai yang dimiliki oleh semua anggota
organisasi dan budaya organisasi bersifat mengikat karyawan untuk
bersama-sama memberikan arah bagi pertumbuhan perusahaan”.

Pada Penelitian ini penulis melakukan penelitian pada perusahaan


PT Bank Syariah Mandiri Area Tanggerang. Saat ini perusahaan Bank
mandiri Area Tanggerang sedang mengalami penurunan hal ini disebabkan
karena gaya kepemimpinan yang kurang cocok dengan karyawan, tentunya
hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan menjadi tidak
maksimal. Hal ini dikarenakan pemimpin kurang memahami bawahan
yang memiliki perbedaan karakteristik seperti kemampuan, pengetahuan
sikap dan perilaku yang beragam membuat pemimpin sulit untuk
mengenal bawahannya. Selain itu hal yang menjadi indikasi masalah
penurunan kinerja karyawan adalah budaya organisasi di perusahaan yang
selalu berorientasi pada hasil tanpa mempertimbangkan kesiapan dan
kemampuan karyawan. Hal ini membuat karyawan merasa tidak puas pada
pekerjaanya yang membuat karyawan tidak termotivasi untuk
meningkatkan kinerjanya.

Berdasarkan uraian diatas untuk mengatasi masalah tersebut PT.


Bank Syariah Mandiri Area Tanggerang perlu melakukan upaya
peningkatan gaya kepemimpinan dan budaya organisasi untuk
memperbaiki kinerja karyawan yang turun. Menurut pendapat yang
dikemukakan oleh Ahli Inuwa (2016) mengatakan “bahwa dalam
meningkatkan efektivitas dan efisiensi karyawan didalam organisasi
pemimpin harus belajar memahami dan memperhatikan kepuasan kerja
karyawannya karena hal tersebut berdampak besar pada produktivitas dan
kinerja karyawan”. Untuk itu jika karyawan puas dengan pekerjaanya akan
ada kemungkinan karyawan tersebut akan mengeluarkan kemampuan
maksimal dalam menyelesaikan pekerjaanya.

Menurut Para ahli lainnya yaitu Setiawan (2020) juga menjelaskan


“bahwa kepuasan kerja mencerminkan perasaan karyawan selama bekerja
diperusahaan, dan kepuasan itu tergantung pada kondisi individu
karyawan karena setiap karyawan/individu memiliki penilaian sendiri
mengenai tingkat kepuasan kinerjanya”. Untuk itu menurut penulis
diharapkan bagi karyawan yang memiliki tingkat kepuasan yang tinggi
dapat mampu mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk menghasilkan
kinerja yang optimal.

1.2 Formulasi Masalah


Berdasarkan uraian di latar belakang maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi
terhadap kinerja karyawan?
2. Gaya Kepemimpinan apa yang cocok untuk meningkatkan kinerja
karyawan PT. Bank Syariah Mandiri Area Tanggerang?
3. Budaya seperti apa yang efektif untuk meningkatkan kinerja
karyawan?

1.3 Ruang Lingkup


Ruang Lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilakukan terhadap kinerja karyawan PT. Bank
Syariah Mandiri
2. Yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh gaya
kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan
3. Penelitian mulai dilakukan sejak bulan Oktober sampai Desember
4. Penelitian ini dilakukan di PT Bank Syariah Mandiri Area
Tanggerang

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan dan
budaya organisasi terhadap kinerja karyawan
2. Mengetahui apa saja gaya kepemimpinan yang cocok untuk
meningkatkan kinerja karyawan
3. Mengetahui bagaimana cara membangun budaya organisasi yang
efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan

1.5 State of The Art


No Peneliti Judul Paper Nama Jurnal Tahun Hasil Penelitian
1 Bambang The Effect of A multifaceted 2020 Hasil penelitian ini adalah
Raditya Leadership Sytle, review journal bahwa gaya
Purnomo, Anis Organization Culture in the field of kepemimpinan dan budaya
Eliyana, Elvina and Job Satisfaction pharmacy organisasi sangat
Dyah Pramesti. on Employee berpengaruh terhadap
Perfomance with kinerja karyawan untuk
Organizational mencapai tujuan
Commitment as the perusahaan.
Intervening Variable
2 Suharno The effect of work International 2017 Hasil dari penelitian ini
Pawirosumarto, environment, Journal of Law adalah gaya
Purwanto leadership style, and and kepemimpinan sangat
Katijan Sarjana, organizational Management berpengaruh positif dan
Rachmad culture towards job signifikan terhadap kinerja
Gunawan job satisfaction and karyawan. Gaya
its implication kepemimpinan adalah
towards employee perilaku atau cara yang
performance in digunakan oleh pemimpin
Parador Hotels and untuk berhubungan dengan
Resorts, Indonesia bawahannya untuk
mencapai tujuan atau
tujuan yang sudah menjadi
komitmen bersama.

3 Maartje Paais, Effect of Motivation, Journal of Asian 2020 Hasil Penelitian ini bahwa
Jozef -R. Leadership, and Finance, kepemimpinan diperlukan
Pattiruhu Organizational Economics and untuk meningkatkan
Culture on Business Vol 7 perusahaan untuk
Satisfaction and No 8 (2020) bersaiang secara
Employee 577–588 bekerlankjutan.
Performance. Kepemimpinan yang
cocok untuk bawahan akan
secara signifikan
mempengaruhi kinerja
mereka, yaitu dengan
mengalami pekerjaan
kepuasan bagi mereka
sehingga karyawan
melaksanakan pekerjaan
akan terasa lebih aman dan
terlindungi. Begitupula
dengan budaya organisasi
menjadi suatu aturan atau
kebiasaan yang harus
ditaati dalam organisasi.
Untuk itu pemimpin harus
menciptakan budaya
organisasi yang sesuai
dengan keinginan
karyawan.
4 Liridon Veliu, The Influence of Vadyba 2017 Hasil dari penelitian ini
Mimoza Leadership Sytles on Journal of adalah bahwa gaya
Manxhari, Visar Employee’s Management kepemimpinan yang
Demiri, Liridon Perfomance 2017, No. 2 (31) berbeda diperlukan dalam
Jhaj ISSN 1648-7974 berbagai situasi yang
berbeda. Ada beberapa
contoh gaya
kepemimpinan yakni ;
kepemimpinan yang
demokratis, otokratis, dan
transformasional yang
bertujuan untuk
memberikan dampak
positif untuk kinerja
karyawan.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis :
Untuk memahami dan memperluas pengetahuan mengenai apa itu gaya
kepemimpinan dan budaya organisasi.

2. Manfaat Praktis
Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
mengetahui gaya kepemimpinan seperti apa yang cocok untuk diterapkan
di perusahaan serta budaya organisasi apa yang efektif dalam
meningkatkan kinerja karyawan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen
2.1.1 Pengertian Manajemen
Manajemen Menurut M. S. Hasibuan (2016) manajemen berasal
dari kata to manage yang artinya mengatur. Apa yang diatur, apa
tujuannya diatur, mengapa harus diatur, siapa yang mengatur, dan
bagaimana mengaturnya. Menurut Firmansyah (2018) Manajemen adalah
seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan
dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Menurut Sarah & Magdalena
(2017) Manajemen adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan
dengan bekerja sama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi
lainnya.

Pendapat lainnya menurut Handoko (2012) Manajemen adalah


proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha
– usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut
Siswanto (2012) mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu
dalam perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, dan pengendalian
terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.

Jadi Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh para ahli di atas


dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah segala sesuatu yang
dilakukan untuk mengatur dan mengelola berbagai sumber untuk
mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien.

2.1.2. Fungsi – Fungsi Manajemen


Menurut Molan (2012) Fungsi manajemen dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Perencanaan (Planning): Fungsi manajemen ini adalah untuk
mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi untuk mencapai
sasaran yang dituju. Lebih tepatnya adalah mendefinisikan
sasaran, menetapkan strategi, dan menyusun bagian – bagian
rencana untuk mengkoordinasikan sejumlah kegiatan.
2. Pengorganisasian (Organizing): fungsi manajemen yang
mencakup tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang harus
melakukan, dan bagaimana cara mengelompokkan tugas-tugas
itu.
3. Memimpin (Leading): Fungsi manajemen untuk memotivasi
bawahan, mempengaruhi individu atau tim pada saat bekerja
dan memecahkan berbagai masalah perilaku karyawan.
4. Pengendalian (Controlling): Fungsi manajemen untuk
memantau pekerjaan bawahan agar kegiatan tersebut dapat
diselesaikan sesuai dengan arahan atau yang telah
direncanakan.

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia


Menurut Rivai (2014) manajemen sumber daya manusia adalah
(SDM) adalah sumber daya yang berkaitan dengan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian karyawan. Hal ini
artinya sebuah perusahaan berpikir kompleks mengenai SDM sudah
harus memiliki rencana dalam tahap perekrutan sampai pada masa
PHK atau pensiun. dan dalam pengorganisasian juga harus diatur
tanggung jawab atau pekerjaan yang harus dikerjakan karyawan dan
proses leading yang nantinya leader memberikan arahan dan masukan
agar karyawan dapat mengerti mengenai tugas yang akan ia kerjakan
dan selanjutnya tahap contolling untuk memantau agar pekerjaan sesuai
dengan yang direncanakan.
Hasibuan (2014), berpandangan bahwa sumber daya manusia
adalah sebuah ilmu yang mengatur manusia, maka akan terlihat sebuah
keteraturan dan ketertiban, di mana setiap orang saling terhubung, dan
ini adalah sebuah keindahan di dalam organisasi. Oleh karenanya, tidak
berlebihan jika kita mengatakan bahwa Manajemen SDM adalah seni,
karena sesungguhnya terdapat harmonisasi antar manusia yang mampu
menghasilkan sebuah karya (kinerja, produktivitas, prestasi, kreativitas,
dan inovasi), dengan karya tersebut semua orang mendapatkan
kebahagiaan yang adicita-citakan.

Menurut Mangkunegara (2017), manajemen SDM berupa


aktivitas-aktivitas terstruktur dan sistematis yang dikerjakan oleh
sumber daya manusia dengan kualifikasi dan kompetensi tertentu guna
mencapai tujuan. Penjelasan ini mempertegas peran SDM dalam sebuah
organisasi yang dikontrol atau dikendalikan oleh sebuah sistem kerja
atau yang disebut sistem manajemen.

Menurut Bintoro dan Daryanto (2017 : 15) menyatakan bahwa


“Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu
ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya
(tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif
serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan
bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal”

Menurut Herman Sofyandi (2013:6) menyatakan bahwa


“Manajemen SDM didefinisikan sebagai suatu strategi dalam
menerapkan fungsi – fungsi manajemen yaitu planning, organizing,
leading dan controling, didalam setiap aktivitas/fungsi operasional
SDM mulai dari proses penarikan, seleksi, pelatihan dan
pengembangan, penempatan yang meliputi promosi, demosi dan
transfer, penilaian kinerja, pemberian kompensasi, hubungan industrial,
hingga pemutusan hubungan kerja, yang ditunjukkan bagi peningkatan
kontribusi produktif dari SDM organisasi terhadap pencapaian tujuan
organisasi secara lebih efektif dan efisien”.
Jadi berdasarkan definisi dari para ahli MSDM adalah suatu hal yang
berkaitan dengan pendayagunaan manusia dalam melakukan suatu
pekerjaan untuk mencapai tingkat maksimal atau efektif dan efisien
dalam mewujudkan tujuan yang akan dicapai dalam perusahaan,
seorang karyawan dan juga masyarakat.

2.3 Gaya Kepemimpinan


Menurut Abadiyah, (2020) berpendapat bahwa “kepemimpinan
adalah cara bagaimana mengajak dan mengarahkan pengikut atau
bawahan untuk mencapai tujuan bersama dengan menciptakan
lingkungan yang lebih berwibawa, efektif, terarah, dan
dikendalikan”.dan pendapat lainnya juga dikemukakan oleh Abadiyah
(2020) mengungkapkan Kepemimpinan adalah satu kemampuan yang
dibutuhkan oleh seorang pemimpin dalam suatu perusahaan untuk
memimpin perusahaan. kemudian menurut para ahli lainnya yaitu
(Bastari (2020): Kepemimpinan berasal dari kata “memimpin” yang
berarti petunjuk, sedangkan orang yang melaksanakan bimbingan
disebut pemimpin.

Gaya kepemimpinan akan dikaitkan dengan tindakan seorang


pemimpin ketika memimpin pengikut atau memberikan bimbingan
(Rohman dkk., 2020). Gaya kepemimpinan ditentukan oleh Efendi &
Graduate, (2020) sebagai kemampuan yang digunakan untuk
memberikan pengaruh konstruktif pada orang lain atau sekitar untuk
melakukan upaya kolaboratif dalam mencapai tujuan yang
direncanakan. Di dalam Selain itu, menurut Pawirosumarto (2017)
“Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan seseorang
ketika orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain, dan
diketahui bahwa setiap pemimpin memiliki pola yang berbeda untuk
merangsang, membina, dan mengarahkan potensi para pengikutnya”.
Dengan demikian, melalui gaya kepemimpinan dapat dibentuk suatu
usaha untuk mengarahkan atau mempengaruhi orang lain dengan
memobilisasi yang tersedia sumber daya secara efektif dan efisien di
seluruh proses manajemen untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2.4 Budaya Organisasi


Budaya organisasi adalah simbol dan nilai yang dimiliki bersama
oleh seluruh anggota organisasi. Budaya organisasi dikenal untuk
mengikat karyawan bersama-sama dan menyediakan arah pertumbuhan
perusahaan (Pawirosumarto et al., 2017). Budaya organisasi akan
menentukan bagaimana menyelesaikan tugas karyawan dan berinteraksi
satu sama lain dalam organisasi (Narayana, 2017). Pola budaya ini
terdiri dari berbagai nilai, kepercayaan, ritual dan simbol yang
mengatur gaya operasi masyarakat dalam sebuah perusahaan. Ini
budaya akan dimiliki secara unik oleh organisasi tertentu sebagai
pembeda antara organisasi yang satu dengan yang lainnya.

Pawirosumarto (2017). “Budaya organisasi juga merupakan sistem


nilai yang diyakini oleh seluruh anggota organisasi yang diterapkan,
dipelajari, dan dikembangkan sebagai sistem perekat sebagai acuan bagi
perusahaan untuk mencapai tujuannya” dan peneliti lainnya yaitu (Raf
et al.,2014). berpendapat “budaya akan menjadi inti dari apa yang ada
penting dalam organisasi. Karena organisasi Kebudayaan meliputi
kegiatan memberi perintah dan larangan dan menjelaskan hal-hal yang
dilakukan dan tidak dilakukan yang mengatur perilaku anggota
(Rantesalu et al., 2017).

Dengan demikian, budaya akan berisi apa yang kita bisa atau tidak
bisa lakukan sehingga dapat dianggap sebagai pedoman yang digunakan
untuk membawa kegiatan di luar organisasi. Pada dasarnya, organisasi
dalam budaya perusahaan yang mapan adalah alat untuk
mempersatukan setiap individu yang melakukan kegiatan bersama
dalam mencapai tujuan.

2.5 Kinerja Karyawan


Menurut Kasmir (2016) “menyebutkan bahwa kinerja merupakan
hasil kerja dan perilaku kerja yang telah dicapai dalam menyelesaikan
tugas – tugas dan tanggung jawab yang diberikan dalam suatu periode
tertentu”.

Menurut Rivai & Basri (2017) berpendapat bahwa “kinerja adalah


hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran maupun
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama”.

Menurut Mathis dan Jackson (2017) juga berpendapat bahwa


“Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
pegawai. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan
untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja
masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut”.

Selanjutnya menurut Mangkunegara (2017) juga menyatakan


bahwa “kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Dari pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat


disimpulkan bahwa kinerja Karyawan adalah prestasi kerja atau hasil kerja
baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai karyawan pada periode
tertentu.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Menurut Sugiyono (2016:6) metode penelitian diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, menceritakan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


penelitan kuantitatif. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Menurut Creswell (2009) “metode penelitian kuantitatif
merupakan metode – metode yang menguji teori – teori tertentu dengan cara
meneliti hubungan antara variabel. Variabel – variabel biasanya diukur
dengan instrumen penelitian yang terdiri dari angka – angka yang dapat
dianalisis berdasarkan prosedur - prosedur statistik”.

Jenis penelitian ini dilakukan secara deskriptif. Deskriptif artinya


adalah memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau
fenomena. Menurut para ahli yaitu V. Wiratna Sujarweni (2014) menjelaskan
bahwa “ penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai masing – masing variabel, baik satu variabel atau lebih yang
sifatnya independen tanpa membuat hubungan maupun perbandingan dengan
variabel lain”.

Menurut Suharsini Arikunto (2013) “Unit Analisis adalah satuan yang


diteliti bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial
seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok yang diperhitungkan
sebagai subjek penelitian. Dari definisi yang dikemukakan diatas dapat
dikatakan bahwa unit analisis adalah tempat dimana peneliti akan
mengumpulkan serta memperoleh data sehingga dapat digunakan untuk
penelitian”. Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah kinerja
karyawan PT Bank Syariah Mandiri area Tanggerang. Dan Time Horizon
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional, menurut Sekaran
& Bougie (2013:106), cross section adalah data yang di kumpulkan dilakukan
pada kurun waktu satu kali.

Berikut Tabel Desain Penelitian beserta penjelasannya sebagai berikut :


Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Jenis Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizon


Penelitian Penelitian
T1 Deskriptif Kuantitatif PT. Bank Cross Sectional
Syariah Mandiri
area Tanggerang
T2 Deskriptif Kuantitatif PT. Bank Cross Sectional
Syariah Mandiri
area Tanggerang
T3 Deskriptif Kuantitatif PT. Bank Cross Sectional
Syariah Mandiri
area Tanggerang

Keterangan :
1. T-1 = Untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan
dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.

2. T-2 = Mengetahui apa saja gaya kepemimpinan yang cocok untuk


meningkatkan kinerja karyawan

3. T-3 = Mengetahui bagaimana cara membangun budaya organisasi


yang efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan

3.2 Operasional Variabel


Penelitian ini terdiri dari 3 variabel yaitu Gaya
Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Kinerja Karyawan. Berikut
tabel yang menggambarkan rincian variabel operasional penelitian.
Tabel 3.3 Operasional Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala No.


Ukur Butir
Gaya Menurut Abadiyah, (2020)
Kepemimpinan berpendapat bahwa
“kepemimpinan adalah cara
bagaimana mengajak dan
mengarahkan pengikut atau
bawahan untuk mencapai
tujuan bersama dengan
menciptakan lingkungan
yang lebih berwibawa,
efektif, terarah, dan
dikendalikan”.
Budaya Budaya organisasi adalah
Organisasi simbol dan nilai yang
dimiliki bersama oleh
seluruh anggota organisasi.
Budaya organisasi dikenal
untuk mengikat karyawan
bersama-sama dan
menyediakan arah
pertumbuhan perusahaan
(Pawirosumarto, 2017).
Kinerja Menurut Mangkunegara
Karyawan dalam Masram (2017)
menyatakan “Kinerja
karyawan adalah hasil
kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh
seseorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya
sesuai dengan
tanggungjawab yang
diberikan kepadanya”.

3.3 Metode Pengumpulan Data


3.3.1 Jenis Data
1. Data Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2015) data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
2. Data Kualitatif
Menurut Sugiyono (2015) data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata, skema, dan gambar.

3.3.2 Sumber Data


1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2016:225) Data Primer
merupakan sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Sumber data primer didapatkan
melalui kegiatan wawancara dengan subjek penelitian dan
dengan observasi atau pengamatan langsung di lapangan.

2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2016:225) Data Sekunder
adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau
lewat dokumen. Sumber data sekunder berfungsi untuk
melengkapi data primer.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel


1. Wawancara
Menurut Sugiyono (2016:317) Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang mendalam.
2. Kuisioner
Menurut Sugiyono (2014: 230), kuesioner adalah teknik
pengumpulan data dengan cara peneliti memberikan daftar
pertanyaan atau pernyataan yang tertulis untuk dijawab oleh
responden. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
pembagian kuesioner secara langsung.
Referensi :

Melisa, T., & Subarto, S. (2021). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Syariah Mandiri Area
Tangerang. Jurnal Ilmiah PERKUSI, 1(1), 22-26.

Purnomo, B. R., Eliyana, A., & Pramesti, E. D. (2020). The Effect of Leadership
Style, Organizational Culture and Job Satisfaction on Employee Performance
with Organizational Commitment as the Intervening Variable. Systematic
Reviews in Pharmacy, 11(10), 446-458.

Pawirosumarto, S., Sarjana, P. K., & Gunawan, R. (2017). The effect of work
environment, leadership style, and organizational culture towards job
satisfaction and its implication towards employee performance in Parador
Hotels and Resorts, Indonesia. International Journal of Law and Management.

Paais, M., & PATTIRUHU, J. R. (2020). Effect of motivation, leadership, and


organizational culture on satisfaction and employee performance. The Journal
of Asian Finance, Economics, and Business, 7(8), 577-588.

Veliu, L., Manxhari, M., Demiri, V., & Jahaj, L. (2017). THE INFLUENCE OF
LEADERSHIP STYLES ON EMPLOYEE'S PERFORMANCE. Management
(16487974), 31(2)

Harras, H., Sugiarti, E., & Wahyudi, W. (2020). Kajian Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Mahasiswa.

Kusumastuti, A., Khoiron, A. M., & Achmadi, T. A. (2020). Metode Penelitian


Kuantitatif. Deepublish.

http://repositori.unsil.ac.id

https://raharja.ac.id/2020/11/08/data-primer
ttps://raharja.ac.id/2020/11/08/data-sekunder

Carolina, F. A. (2017). Analisis Penerimaan Pengguna Sistem Informasi


Akuntansi Dalam Perspektif Technology Acceptance Model (Studi Empiris
Pada Perusahaan Distributor Alat Kesehatan Di Semarang) (Doctoral
dissertation, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang).

Siregar, M. M. (2019). PENGARUH REKRUTMEN (X1) DAN MOTIVASI (X2)


TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Y) PADA DIVISI PEMASARAN PT.
BHINNEKA LIFE INDONESIA CABANG MEDAN (Doctoral dissertation,
UNIVERSITAS DHARMAWANGSA).

Anda mungkin juga menyukai