Anda di halaman 1dari 5

Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST)

Maret 2015, pp. 188~192

188

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL


TERHADAP KINERJA KARYAWAN
1 2
Isah Aisyah , Srie Wijaya Kesuma Dewi
1
Universitas BSI
e-mail: isah.ihh@bsi.ac.id
2
Universitas BSI
e-mail: srie.swk@bsi.ac.id

Abstrak
Karyawan merupakan peranan yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan dan
tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan. Kemajuan suatu perusahaan dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya kinerja yang dimiliki karyawannya dan juga kemampuan pimpinan
menggerakkan bawahannya. Oleh karena itu, Hal ini perlu dikaji pengaruh gaya kepemimpinan
situasional terhadap kinerja karyawan sehingga dapat bermanfaat untuk mengetahui nilai
penting dari gaya kepemimpinan situasional yang dimiliki pimpinan. Metode penelitian
deskriptif survey dan verifikatif survey digunakan untuk mengkaji variabel bebas yaitu gaya
kepemimpinan situasional dan variabel terikat yaitu kinerja karyawan dengan melakukan
observasi kepada karyawan PT. BPR Sarikusuma Surya. Hasil dari penelitian ini yaitu
menunjukkan nilai thitung jatuh didaerah penolakan Ho (thitung 2,684 > ttabel 2,023) sehingga
sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan menerima Ha, artinya
secara parsial gaya kepemimpinan situasional direktur utama berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan di PT. BPR Sarikusuma Surya. Penelitian ini bersifat improvement dari
penelitian yang telah ada, dan model penelitian ini bisa digunakan oleh perusahaan di Bandung
khususnya dan Indonesia pada umumnya terkait dengan sumber daya manusia dalam dunia
kerja khususnya yang berhubungan dengan perilaku-perilaku tenaga kerja.

Keywords: Gaya Kepemimpinan Situasional, Kinerja

1. Pendahuluan efektif. Gaya kepemimpinan yang tepat


Sumber daya manusia memiliki peranan yang sesuai dengan situasi dan kondisi tingkat
sangat penting untuk mencapai keberhasilan kesiapaan karyawan dirasa mampu untuk
dan tujuan dari suatu organisasi atau dapat menggerakkan bawahannya agar
perusahaan. Menurut Yuniarsih & Suwatno melaksanakan tugas pekerjaannya
(2013) manajemen sumber daya manusia semaksimal mungkin Pada umumnya, ada
memberikan pengakuan tentang pentingnya begitu banyak gaya kepemimpinan yang
tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya dapat diterapkan oleh seorang pemimpin di
manusia utama yang memberikan kontribusi dalam suatu perusahaan, yang mana gaya
bagi perbankan juga membutuhkan karyawan kepemimpinan tersebut memiliki ciri-ciri dan
yang berkinerja tinggi untuk mendukung karakteristik yang berbeda-beda.. Gaya
tercapainya keberhasilan yang diinginkan kepemimpinan tersebut yang dianggap paling
perusahaan. Demi tercapainya tujuan sesuai digunakan untuk mengelola
perusahaan, BPR Sarikusuma Surya harus perusahaan dan sumber daya yang ada di
berupaya untuk meningkatkan dan dalamnya, yang mana gaya
memperbaiki kinerja karyawannya secara kepemimpinannya ini diharapkan dapat
berkesinambungan. Seorang pemimpin berpengaruh positif terhadap kinerja
dalam suatu perusahaan harus berusaha karyawan sehingga berimbas pada kemajuan
mempengaruhi karyawannya untuk perusahaan.Yuniarsih & Suwatno (2013)
melakukan tugas-tugas yang sesuai seperti menegaskan bahwa ketercapaian kinerja
yang diinginkannya demi tercapainya tujuan produktif perlu ditunjang oleh kemauan kerja
perusahaan. Upaya pemimpin mempengaruhi yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai
karyawan tersebut dapat dilakukan dengan dengan isi kerja, lingkungan kerja yang
menerapkan gaya kepemimpinan yang paling nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi

Diterima 9 Januari 2015; Revisi 18 Februari 2015; Disetujui 15 Maret 2015


ISBN: 978-602-61242-3-4

kebutuhan hidup minimum, jaminan sosial masih sering ditemukan adalah masih
yang memadai, kondisi kerja yang adanya pemimpin yang kurang berkoordinasi
manusiawi, dan hubungan kerja yang dengan baik dengan para karyawannya
harmonis. Kinerja karyawan sangat sehingga hal ini menyebabkan pemecahan
diperlukan untuk mencapai tujuan permasalahan yang ada pada karyawan
perusahaan. Masalah tinggi rendahnya ataupun perusahaan dilakukan secara kurang
kinerja karyawan sangat berkaitan dengan optimal Masalah lainnya yang sering
hal-hal yang mempengaruhinya, salah ditemukan yaitu masih ada pemimpin yang
satunya seperti gaya kepemimpinan kurang tegas dalam menegakkan aturan
pemimpinnya. Karena tanpa gaya yang telah ditetapkan perusahaan sehingga
kepemimpinan yang efektif akan sulit masih ada karyawan yang melanggar aturan
mewujudkan tercapainya kinerja karyawan yang ada dalam perusahaan. Fenomena lain
yang tinggi yang tentu diharapkan oleh yaitu masih ada karyawan yang
semua perusahaan PT. BPR Sarikusuma menghasilkan performa atau kinerja yang
Surya yang berlokasi di Kabupaten Bandung kurang maksimal. Dengan mengamati
adalah sebuah perusahaan yang bergerak fenomena tersebut, dapat dilihat bahwa gaya
dalam bidang Perbankan yang berfokus pada kepemimpinan yang diterapkan masih kurang
perkreditan, tabungan, dan deposito. PT. tepat di PT. BPR Sar1ikusuma Surya. Hal ini
BPR Sarikusuma Surya dituntut untuk perlu dikaji lebih lanjut apakah terkait dengan
memiliki sumber daya manusia yang trampil kinerja karyawan karena hal tersebut
dan kompeten sehingga mampu dibutuhkan untuk kelangsungan perusahaan
mengerjakan semua tugas yang menjadi dimasa yang akan datang. Berdasarkan hal
tanggung jawabnya termasuk memberikan tersebut maka dalam penelitian ini akan dikaji
pelayanan yang terbaik kepada seluruh pengaruh gaya kepemimpinan situasional
nasabah. Oleh karena itu, PT. BPR terhadap kinerja karyawan, mengingat
Sarikusuma Surya membutuhkan seorang penelitian sebelumnya terdapat hubungan
direktur utama untuk mengelola dan antar variabel tersebut.
mengarahkan karyawan yang tersedia kearah Gaya Kepemimpinan
tujuan yang diinginkan oleh perusahaan Menurut Hersey, Blanchard, Kenneth, &
Keberhasilan perusahaan sangat ditentukan Johnson (2006) berpendapat bahwa
oleh kemampuan seorang direktur utama kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
dalam menerapkan suatu model gaya kegiatan individu atau kelompok dalam upaya
kepemimpinan dalam mengelola karyawan menuju pencapaian tujuan dalam situasi
dan perusahaannya. Gaya kepemimpinan tertentu.
yang digunakan direktur utama dalam Menurut Hersey, Blanchard, Kenneth, &
melaksanakan tugas dan perannya sebagai Johnson (2006), perilaku dan gaya
seorang pemimpin baik secara langsung atau kepemimpinan itu bersifat situasional. Dalam
tidak langsung akan mempengaruhi model kepemimpinan situasional, tidak ada
lingkungan internal perusahaan terutama gaya kepemimpinan yang dapat dinyatakan
bagi karyawannya. Gaya kepemimpinan yang paling baik dari gaya kepemimpinan lainnya.
ada pada seorang direktur utama sangat Gaya kepemimpinan adalah perilaku dari
berpengaruh dalam penciptaan kondisi kerja seorang pemimpin yang diterima dan
yang kondusif dan nyaman bagi ditanggapi oleh karyawannya, artinya gaya
karyawannya. Ketika gaya kepemimpinan kepemimpinan dapat efektif ketika gaya
yang diterapkan direktur utama dapat kepemimpinan tersebut sesuai dengan situasi
diterima dengan baik oleh semua pihak dan tingkat kesiapan karyawannya. Ada tiga
dapat berjalan dengan seefektif mungkin, unsur penting dalam gaya kepemimpinan
maka para karyawan pun tentu akan situasional ini yaitu tingkat arahan dan
berupaya melaksanakan peran dan tugasnya bimbingan tugas yang diberikan pemimpin,
dengan sebaik-baiknya. Gaya kepemimpinan tingkat hubungan bawa seberapa besar
yang digunakan oleh direktur utama secara dukungan pemimpin terhadap karyawannya,
langsung maupun tidak langsung akan dan yang ketiga adalah tingkat atau situasi
berpengaruh terhadap kinerja karyawan kesiapan karyawannya. Artinya pimpinan
Peningkatan kinerja karyawan akan harus menyesuaikan responsnya menurut
membawa kemajuan yang signifikan bagi kondisi atau tingkat perkembangan
PT. BPR Sarikusuma Surya agar mampu kematangan, kemampuan, dan minat
bertahan dan bersaing dalam industri karyawan dalam menyelesaikan tugas-
perekonomian Indonesia. Fenomena yang tugasnya (Hersey, Blanchard, Kenneth, &

KNiST, 30 Maret 2015


189
ISBN: 978-602-61242-3-4

Johnson, 2006). Hersey, Blanchard, Kenneth, prestasi nyata yang ditampilkan seseorang
& Johnson, (2006) mengklasifikasikan gaya setelah yang bersangkutan menjalankan
kepemimpinan situasional ke dalam empat tugas dan perannya dalam organisasi.
tipe, yaitu mengarahkan (telling), melatih Simanjuntak (2005) mengemukakan kinerja
(selling), menggalang partisipasi adalah tingkat pencapaian hasil atas
(participation), dan mendelegasikan pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja
(delegating). Adapun yang dijadikan dimensi perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil
dan indikator gaya kepemimpinan dalam dalam rangka mewujudkan tujuan
penelitian ini adalah 4 gaya kepemimpinan perusahaan. Manajemen kinerja adalah
situasional mengarahkan (telling), melatih keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk
(selling), menggalang partisipasi meningkatkan kinerja perusahaan atau
(participating), dan mendelegasikan organisasi, termasuk kinerja masing-masing
(delegating) dengan tingkat kesiapan individu dan kelompok kerja di perusahaan
bawahan menurut Hersey dan Blanchard tersebut. Mathis & Jackson (2006)
yaitu kemampuan (ability) dan kemauan mendefinisikan kinerja sebagai sebagai apa
(willingness). Gaya kepemimpinan dan yang dilakukan atau yang tidak dilakukan
kinerja memiliki keterkaitan satu sama lain seorang karyawan. Berdasarkan pengertian
seperti yang dinyatakan Sedarmayanti (2013) tentang kinerja oleh beberapa ahli di atas
gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
yang digunakan pimpinan untuk suatu hasil atau taraf keberhasilan yang
memengaruhi bawahan agar sasaran dicapai oleh karyawan dalam pekerjaannya
tercapai atau gaya kepemimpinan adalah berdasarkan kriteria tertentu dan kemudian
pola perilaku dan strategi yang disukai dan kinerja tersebut diukur dan dievaluasi oleh
sering diterapkan seorang pemimpin. pimpinannya. Adapun indikator kinerja
Kinerja menurut Mathis & Jackson (2006) adalah
Sedarmayanti (2014) menjelaskan bahwa kuantitas hasil kerja, kualitas hasil kerja,
kinerja didefinisikan sebagai catatan jangka waktu hasil kerja, tingkat kehadiran,
mengenai outcome yang dihasilkan dari dan kerjasama. Dari pernyataan diatas dapat
suatu aktivitas tertentu, selama kurun waktu kita ketahui bahwa ada pengaruh dari
tertentu pula. Sedarmayanti (2011) juga pimpinan dalam menerapkan gaya
menjelaskan bahwa kinerja adalah sarana kepemimpinannya untuk membangkitkan
untuk mendapatkan hasil lebih baik dari performa kinerja yang baik dari para
organisasi, tim, dan individu dengan cara karyawan.
memahami dan mengelola kinerja dalam
kerangka tujuan dan standar, persyaratan 2. Metode Penelitian
atribut yang disepakati. Menurut Dessler Metode penelitian yang digunakan dalam
(2009) kinerja (prestasi kerja) karyawan penelitian ini adalah metode survey dengan
adalah prestasi aktual karyawan jenis penelitian deskriptif dan verifikatif.
dibandingkan dengan prestasi yang Penelitian ini menggunakan kuesioner pada
diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja populasi besar untuk mengkaji secara
yang diharapkan adalah prestasi standar deskripsi semua variabel dan hubungan antar
yang disusun sebagai acuan sehingga dapat variabel dalam penelitian dengan jumlah
melihat kinerja karyawan sesuai dengan populasi 42 orang karyawan PT. BPR
posisinya dibandingkan dengan standar yang Sarikusuma Surya. Seluruh sampel dari
dibuat. Selain itu dapat juga dilihat kinerja populasi ini diberikan kuisoner yang mana
dari karyawan tersebut terhadap karyawan dipakai untuk pengolahan data sebesar 100%
lainnya. amus Besar Bahasa Indonesia yang dari responden. Berdasarkan kajian terhadap
dikutip dan diterjemahkan oleh Hadari (2006) teori dan penelitian yang berhubungan
mengatakan bahwa Kinerja adalah sesuatu dengan gaya kepemimpinan situasional dan
yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kinerja , maka desain penelitian terlihat pada
kemampuan kerja. Kinerja dikatakan tinggi Gambar 1 dibawah ini
apabila suatu target kerja dapat diselesaikan
pada waktu yang tepat atau tidak melampui Tabel 1. Operasionalisasi Variabel
batas waktu yang disediakan. Kinerja menjadi Variabel Dimensi
Telling
rendah jika diselesaikan melampui batas Selling
waktu yang disediakan atau sama sekali tidak Variabel Gaya
Participating
kepemimpinan
terselesaikan. Yuniarsih & Suwatno (2013) Delegating
situasional (X)
Ability
menyatakan bahwa kinerja merupakan Willingness

KNiST, 30 Maret 2015


190
ISBN: 978-602-61242-3-4

Variabel Kinerja Kuantitas hasil kerja


(Y) Kualitas hasil kerja Dae Dae
rah rah
Rumusan hipotesis parsial yang akan diuji
Daerah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Penerima
Ha : ρyx1 ≠ 0 Artinya, secara parsial X1
berpengaruh signfikan terhadap Y.
ttab 0 ttab
Ho : ρyx1= 0 Artinya, secara parsial X1 thitu
tidak berpengaruh signfikan terhadap Y. ng

3. Pembahasan
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner Pada gambar kurva pengujian hipotesis
yang disebar kepada 42 orang karyawan di parsial di atas, dapat dilihat bahwa nilai t hitung
PT. BPR Sarikusuma Surya, diperoleh profil jatuh didaerah penolakan Ho (thitung 2,684 >
responden dengan hasil yaitu mayoritas dari ttabel 2,023) sehingga sesuai dengan kriteria
karyawan yang menjadi responden pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan
didominasi oleh laki-laki, dominasi usia 41-50 menerima Ha, artinya secara parsial gaya
tahun, mayoritas karyawan adalah lulusan kepemimpinan situasional direktur utama
SMA/SMK, dengan status perkawinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
mayoritas sudah menikah, dan lama bekerja karyawan di PT. BPR Sarikusuma Surya.
mayoritas >10 tahun. Latar belakang dari Hasil penelitian di atas dapat memberikan
profil responden tersebut tidak dapat manfaat bagi perusahaan bahwa gaya
dijadikan pedoman mutlak untuk mengukur kepemimpinan situasional berpengaruh bagi
baik buruknya kinerja karyawan di PT. BPR kinerja karyawan. Kemudian hal ini dapat
Sarikusuma tersebut. Karena tinggi maupun menjadi bahan pertimbangan bagi
rendahnya kinerja karyawan juga dapat perusahaan dalam menyusun strategi dalam
dipengaruhi oleh pengaruh lain seperti gaya rangka menerapkan gaya kepemimpinan
kepemimpinan dari pemimpinnya. Deskripsi situasional yang efektif sehingga kinerja
untuk variabel gaya kepemimpinan karyawan dapat ditingkatkan. Selain itu
situasional berdasarkan data hasil temuan penelitian ini dapat dijadikan
pengolahan terhadap 42 responden referensi yang relevan atau bahan masukan
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan perbandingan bagi peneliti lain dan juga
situasional mendapat interpretasi yang baik. dapat menambah khasanah ilmu
Nilai rata-rata jawaban responden yang pengetahuan pada umumnya. Penelitian ini
didapat dalam kuisoner penelitian adalah menemukan bahwa tidak adanya masalah
79,1% yang berarti bahwa responden yang serius terkait gaya kepemimpinan
memberikan persepsi dalam kategori “baik” situasional dan kinerja karyawan pada PT.
terhadap butir-butir pertanyaan dalam BPR Sarikusuma Surya secara keseluruhan
indikator variabel gaya kepemimpinan walaupun masih terdapat beberapa masalah
situasional. Deskripsi untuk variabel kinerja seperti kurangnya koordinasi antara pimpinan
didapatkan bahwa para responden dan para karyawan, kurang tegasnya
menunjukkan kinerja yang baik. Nilai rata-rata pimpinan dalam menegakkan aturan. Namun
jawaban responden yang didapat dalam demikian, hal ini perlu dikaji kembali pada
kuesioner penelitian adalah 80,7% yang penelitian selanjutnya, mengingat tidak
berarti bahwa responden atau karyawan terbahas dalam penelitian ini. Pada
memiliki kinerja yang tergolong dalam penelitian ini juga ditemukan hal yang sesuai
kategori “baik”. Hasil analisis secara deskripsi dengan dugaan awal bahwa gaya
di atas menandakan bahwa antara gaya kepemimpinan situasional berpengaruh
kepemimpinan situasional dan kinerja terhadap kinerja. Kinerja karyawan akan
memiliki hubungan yang baik dan sejalan tinggi bila gaya kepemimpinan situasional
dimana semua penilaian menunjukkan diterapkan dengan baik. Temuan ini
kategori “baik” dari hasil temuan penelitian menyempurnakan (improvement) penelitian
secara sebelumnya dari Indra Tarunapradja (2012)
deskripsi. Selanjutnya untuk hasil penelitian dan Sarly Sariadi (2013) yang membedakan
dari analisis verifikasi yaitu pengaruh antar adalah latar belakang permasalahan pada
variabel dijelaskan melalui gambar berikut. organisasi yang diteliti.

4. Simpulan

KNiST, 30 Maret 2015


191
ISBN: 978-602-61242-3-4

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa model


penelitian terkait pengaruh gaya
kepemimpinan situasional terhadap kinerja
dapat dipergunakan untuk perusahaan jenis
PT (persero) yang bergerak pada bidang
perbankan atau perusahaan dengan jenis
yang lain.

Referensi
Dessler, G. (2009). Manajemen SDM.
Jakarta: Indeks.

Hadari, N. (2006). Manajemen Sumber Daya


Manusia untuk Bisnis yang
Kompetitif. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.Hersey, P., Blanchard,
Kenneth, & Johnson, D. E. (2006).
Management of Organizational
Behaviour (7th ed.). New Jersey:
Prentice Hall.Kreiner, R., & Angelo,
K. (2014). Perilaku Organisasi (9th
ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Mangkunegara, A. P. (2008). Perilaku dan


Budaya Organisasi. Bandung: PT.
Refika Aditama.

Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (2006).


Human Resource Management.

Robbins, S. (1998). Organizational Behavior:


Concepts, Controversies, and
Applications. New Jersey: Prentice
Hall.

Robbins, S. P. (1993). Organizational


Behavior:

KNiST, 30 Maret 2015


192

Anda mungkin juga menyukai