PROPOSAL
Oleh :
Nama : Faiz Takhta Maulana
NIM : 20.05.51.0242
Program Studi : S1 Manajemen
Kelompok : D1
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Menurut Wibowo (2014:3) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil
kerja yang berkaitan dengan tujuan organisasi seperti efiensi, kriteria
efektivitas, dan kualitas. Memiliki karyawan yang berkualitas sangat
dibutuhkan agar tujuan perusahaan dapat dicapai dengan baik. Sehingga
dengan peningkatan kinerja karyawan dapat membawa kemajuan perusahaan,
serta akan memungkinkan perusahaan untuk mampu bertahan dalam
lingkungan ekonomi persaingan yang tidak stabil. Selain itu, upaya
peningkatan kinerja karyawan merupakan sebagai tantangan manajemen yang
paling serius karena keberhasilan dalam mencapai tujuan dan menunjang
kehidupan perusahaan bergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia
yang ada di dalamnya. Namun, kinerja karyawan yang baik tidak akan diraih
tanpa adanya model gaya kepemimpinan, etos kerja, dan work life balance
yang mendukung berjalannya perusahaan itu sendiri.
Menurut Hidayat (2018:143) gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku
yang dirancang sedemikian rupa untuk mempengaruhi bawahannya agar dapat
memaksimalkan kinerja yang dimiliki bawahannya sehingga kinerja organisasi
dan tujuan organisasi dapat dimaksimalkan, serta memotivasi karyawan
sehingga diharapkan akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Hubungan
antara pemimpin dan bawahan dapat diukur dengan penilaian karyawan
terhadap gaya kepemimpinan para pemimpin dalam mengarahkan dan
mendorong serta membina bawahan untuk melaksanakan tugasnya.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dari Rahardian Fernanda (2016),
Asih Andayani dan Tjiptogoro Dinarjo Soehari (2019), dan Fimce Masambe,
et.al (2015), dikatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Selain itu, terdapat peneliti dari Happy
Y. Mogot, et.al (2019) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan tidak
berpengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
Menurut Mac Clelland yang dikutip oleh Purwanti (2019:10) mengartikan
etos kerja dengan Need of Achievment (N. Ach) yakni virus mental yang
mendorong untuk meraih hasil atau prestasi hidup yang lebih baik dari keadaan
sebelumnya, atau dengan kata lain, sebuah semangat dan sikap mental yang
3
selalu berpandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari kehidupan
kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Etos kerja karyawan dapat
timbul karena berbagai faktor, salah satunya lingkungan. Lingkungan dalam
suatu perusahaan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk
diperhatikan. Namun peran perusahaan dalam mendesain lingkungan kerja
dapat pula turut mempengaruhi pegawai yang akan mendukung terciptanya
etos kerja yang positif hingga menjadi loyal pada perusahaan. Berdasarkan
beberapa penelitian terdahulu dari Mouren Bawelle dan Jantje Sepang (2016),
dikatakan bahwa etos kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Selain itu, terdapat peneliti dari Imanuel Frans Paul Sagay, et.al
(2018) yang menyatakan bahwa etos kerja berpengaruh negatif yang signifikan
terhadap kinerja karyawan.
Work life balance menurut Hudson dalam Nur dan Kadarisman (2016)
adalah tingkat kepuasan yang berkaitan dengan peran ganda dalam kehidupan
seseorang. Work life balance umumnya dikaitkan dengan keseimbangan, atau
mempertahankan segala aspek yang ada di dalam kehidupan manusia.
Keseimbangan hidup kerja (work life balance) merupakan faktor penting bagi
organisasi dalam hal menyeimbangkan kualitas karyawan dan untuk
meningkatkan kinerja karyawan. Keseimbangan hidup kerja (work life
balance) yang berkualitas dapat memberikan semangat kerja yang baik, karena
dengan adanya perasaan yang senang terhadap pekerjaan yang dimiliki akan
berdampak terhadap tanggung jawab yang diberikan didalam suatu pekerjaan.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dari Dewi Melinia Kurniasari dan
Qi Mangku Bahjahtulla (2022) dan Alfian Ranny Poluan (2018), dikatakan
work life balance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Selain itu, terdapat peneliti dari Daylen Kembuan, et.al (2021) yang
menyatakan bahwa work life balance tidak berpengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan.
Ketiga komponen seperti gaya kepemimpinan, etos kerja, dan work life
balance merupakan komponen yang penting dalam suatu perusahaan.
Karyawan dan pimpinan pastinya ingin suasana perusahaan dapat berjalan
4
dengan lancar dan kondusif, agar kedua belah pihak tersebut dapat mengemban
tugas dengan nyaman. Dalam suatu perusahaan kerja sama tim juga sangat
dibutuhkan, sehingga perusahaan perlu memperhatikan baik secara faktor
internal maupun eksternal, agar perusahaan tersebut juga dapat berjalan dengan
lancar.
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah yang terjadi di atas maka
diajukan penelitian dengan judul “PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN,
ETOS KERJA, dan WORK LIFE BALANCE TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) BREBES”
5
2. Untuk mengetahui pengaruh etos kerja terhadap kinerja karyawan.
3. Untuk mengetahui pengaruh work life balance terhadap kinerja
karyawan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN EMPIRIS, DAN HIPOTESIS
7
2.1.2 Gaya kepemimpinan
Menurut Hidayat (2018:143) gaya kepemimpinan adalah bentuk
watak yang dirancang sedemikian rupa untuk mempengaruhi
karyawannya untuk memaksimalkan kinerja yang dimiliki karyawannya
sehingga tujuan organisasi dan kinerja organisasi dapat dimaksimalkan,
serta juga memberi motivasi karyawan yang mana diharapkan akan
menghasilkan produktivitas yang tinggi. Gaya kepemimpinan dapat
dikatakan baik jika gaya kepemimpinan tersebut dapat diterapkan oleh
seorang pemimpin dengan baik dan dapat diterima oleh karyawan yang
ada di perusahaan tersebut sehingga kinerja karyawan tersebut dapat
ditingkatkan.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh pemimpin dalam
mengendalikan, mempengaruhi, dan mengarahkan perilaku
karyawannya untuk menacapai tujuan perusahaan. Interaksi tersebut bisa
dilakukan untuk dua orang (karyawan) atau lebih dalam suatu
perusahaan.
2.1.2.1 Indikator Gaya kepemimpinan
Menurut Kartono (2016:86) terdapat indikator gaya
kepemimpinan, sebagai berikut :
1) Sifat
2) Kebiasaan
3) Tempramen
4) Watak
5) Kepribadian
8
semangat dan sikap mental yang selalu berpandangan bahwa kehidupan
hari ini harus lebih baik dari kehidupan kemarin, dan hari esok harus
lebih baik dari hari ini. Etos kerja yang tinggi seyogyanya harus dimiliki
oleh setiap pegawai karena setiap organisasi sangat membutuhkan kerja
keras dan komitmen yang tinggi setiap pegawai, kalau tidak organisasi
akan sulit berkembang, dan memenangkan persaingan pangsanya.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa etos kerja
adalah perilaku yang mendasar pada diri untuk mencapai hasil atau
prestasi yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Untuk melihat etos
kerja karyawan itu dari perilakunya, seperti kerja keras dan bersikap adil.
2.1.3.1 Indikator Etos Kerja
Berikut indikator – indikator untuk mengukur etos kerja
menurut Sinamo (2011), sebagai berikut :
1. Kerja adalah rahmat.
2. Kerja adalah amanah.
3. Kerja adalah panggilan.
4. Kerja adalah aktualisasi.
5. Kerja adalah ibadah.
6. Kerja adalah seni.
7. Kerja adalah kehormatan.
8. Kerja adalah pelayanan.
9
tetap berpegang teguh pada keluarga mereka, serta tanggung jawab diluar
pekerjaan lainnya.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa work life balance
adalah keadaan seimbang antara peran dalam pekerjaan dan juga peran
dalam kehidupan yang dimiliki seorang individu, tanpa mengorbankan
salah satu peran yang dimilikinya, serta untuk tercapainya kepuasan pada
semua aspek kehidupan.
2.1.4.1 Indikator Work Life Balance
Berikut indikator – indikator untuk mengukur work life balance
menurut Hudson (2005:3), sebagai berikut :
1) Time balance
2) Involment balance
3) Statisfaction balance
10
Sebagai Variabel Variabel
Intervening (Studi Kasus Dipenden :
Bank BTN Syariah KC Kinerja
Solo) Karyawan,
Kepuasan Kerja
2. Daylen Pengaruh Work Life Variabel - Work Life Balance
Kembuan, Balance Dan Independen : berpengaruh negatif dan
Rosalina A M Lingkungan Kerja Work Life signifikan terhadap Kinerja
Koleangan, Terhadap Kinerja Balance dan Karyawan
dan Imelda Karyawan Pada PT. Lingkungan
Ogi (2021) Bank Sulutgo Cabang Kerja
Utama Di Manado
Variabel
Independen :
Kinerja
Karyawan
3. Erni Pengaruh Gaya Variabel - Gaya Kepemimpinan
Sukmawati, Kepemimpinan, Independen : berpengaruh Positif dan
Sri Langgeng Komunikasi, Pelatihan, Gaya signifikan terhadap Kinerja
Ratnasari, dan Etos Kerja, Dan Kepemimpinan, Karyawan
Zulkifli Karakteristik Individu Komunikasi,
(2020) Terhadap Kinerja - Etos Kerja berpengaruh
Pelatihan, Etos positif tetapi tidak
Karyawan Yayasan Al
kerja, dan signifikan terhadap Kinerja
Muhajirin Dotamana
Karakteristik
Indah Batam Karyawan
Individu
Variabel
Dipenden :
Kinerja
Karyawan
4. Asih Pengaruh Budaya Variabel - Gaya Kepemimpinan
Andayani dan Organisasi, Independen : berpengaruh positif dan
Tjiptogoro Komitmen Organisasi, Budaya signifikan terhadap Kinerja
Dinarjo dan Gaya Organisasi, Karyawan
Soehari Kepemimpinan Komitmen
(2019) Terhadap Kinerja Organisasi, dan
Karyawan Badan Gaya
Nasional Sertifikasi Kepemimpinan
Profesi (BNSP) Di
Jakarta Variabel
Dipenden :
Kinerja
Karyawan
11
5. Happy Y. Pengaruh Gaya Variabel - Gaya Kepemimpinan tidak
Mogot, Kepemimpinan, Etos Independen : berpengaruh dan signifikan
Christoffel Kerja, Kompetensi Dan Gaya terhadap Kinerja Karyawan
Kojo, dan Disiplin Kerja Terhadap Kepemimpinan,
Victor P.K Kinerja Karyawan Pada Etos Kerja, - Etos Kerja berpengaruh
Lengkong PT. PLN Cabang Kompetensi, dan signifikan terhadap Kinerja
(2019) Manado Disipilin Kerja Karyawan
Variabel
Dipenden :
Kinerja
Karyawan
6. Rochim Sidiq Pengaruh Kemampuan, Variabel - Work Life Balance
(2019) Work Life Balance, dan Independen : berpengaruh negatif dan
Kepuasan Kerja terhadap Kemampuan, signifikan terhadap Kinerja
Kinerja Karyawan pada Work Life Karyawan
Karyawan BMT Permata Balance, dan
Jawa Timur Kepuasan Kerja
Variabel
Independen :
Kinerja
Karyawan
7. Imanuel Frans Pengaruh Iklim Variabel - Etos Kerja berpengaruh
Paul Sagay, Organisasi, Lingkungan Independen : negatif dan signifikan
Bernhard Kerja Fisik, Dan Etos Iklim Organisasi, terhadap Kinerja
Tewal, dan Kerja Lingkungan Karyawan
Greis Sendow Terhadap Kinerja Kerja Fisik, dan
(2018) Karyawan PT. Etos Kerja
Pelabuhan Indonesia Iv
(Persero) Variabel
Terminal Petikemas Dipenden :
Bitung Kinerja
Karyawan
8. Alfian Ranny Pengaruh Work Life Variabel - Work Life Balance
Poluan (2018) Balance, Beban Kerja, Independen : berpengaruh positif dan
dan Gaya Work Life signifikan terhadap
Kepemimpinan Balance, Beban Kinerja Karyawan
Terhadap Kinerja Kerja, dan Gaya
Karyawan PT. Bank Kepemimpinan - Gaya Kepemimpinan
Negara Indonesia berpengaruh negatif dan
(PERSERO) TBK, signifikan terhadap
Variabel
Kantor Cabang Manado Kinerja Karyawan
Independen :
12
Kinerja
Karyawan
Variabel
Dipenden :
Kinerja
Karyawan
10. Rahardian Pengaruh kompensasi, Variabel - Gaya Kepemimpinan
Fernanda kepuasan kerja, motivasi Independen : berpengaruh positif dan
(2016) kerja, dan gaya Kompensasi, signifikan terhadap Kinerja
kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja, Karyawan
kinerja karyawan pada Motivasi Kerja,
umkm di wisata Bobung dan Gaya
Yogyakarta Kepemimpinan
Variabel
Dipenden :
Kinerja
Karyawan
11. Fimce Pengaruh Gaya Variabel - Gaya kepemimpinan
Masambe, Kepemimpinan, Budaya Independen : berpengaruh positif dan
Agus S. Organisasi, dan Inovasi Gaya signifikan terhadap
Soegoto, dan Pemimpin Terhadap kepemimpinan, Kinerja Karyawan
Jacky Kinerja Karyawan budaya
Sumarauw Daihatsu Kharisma organisasi, dan
(2015) Manado inovasi
pemimpin
Variabel
Dipenden
Kinerja karyawan
13
2.3 Hipotesis
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang dan tinjuan
pustaka, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :
2.3.1 Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan
Gaya kepemimpinan merupakan stategi dan pola perilaku yang
digunakan pemimpin dalam memimpin serta mempengaruhi
bawahannya agar tujuan perusahaan tercapai. Gaya kepemimpinan
memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, artinya bahwa
semakin tinggi peningkatan yang terjadi dari variabel gaya
kepemimpinan maka juga akan berpengaruh pada tingkat kinerja
karyawan. Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh
Asih Andayani dan Tjiptogoro Dinarjo Soehari (2019) mengatakan
bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan variabel gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Sehingga hipotesis yang
diajukan sebagai berikut :
H1 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.
2.3.2 Hubungan Antara Etos Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Etos kerja adalah suatu sikap yang timbul dari kemauan dan
kesadaran seseorang, berdasarkan sistem nilai budaya kerja dan etos
kerja yang menggambarkan sikap, watak, dan keyakinan seseorang
tentang sesuatu. Etos kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
karyawan, artinya bahwa semakin tinggi peningkatan yang terjadi dari
variabel etos kerja maka juga akan berpengaruh pada tingkat kinerja
karyawan. Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh
Imanuel Frans Paul Sagay, Bernhard Tewal, dan Greis Sendow (2018)
mengatakan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan variabel etos
kerja terhadap kinerja karyawan. Sehingga hipotesis diajukan sebagai
berikut :
14
H2 : Etos kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
2.3.3 Hubungan Antara Work Life Balance Terhadap Kinerja Karyawan
Work life balance adalah pandainya seseorang dalam memisahkan
kepentingan pribadi dengan kepentingan pekerjaan tanpa terganggunya
pekerjaan yang ditentukan oleh tempat seseorang tersebut bekerja. Work
life balance memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, artinya
bahwa semakin tinggi peningkatan yang terjadi dari variabel Work Life
Balance maka juga akan berpengaruh pada tingkat kinerja karyawan.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Alfian
Ranny Poluan (2018) mengatakan bahwa adanya pengaruh positif dan
signifikan variable Work Life Balance terhadap kinerja karyawan.
Sehingga hipotesis diajukan sebagai berikut :
H3 : Work Life Balance berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
15
Berdasarkan model penelitian diatas maka dapat disusun persamaan matematis
berikut ini :
𝑦 = 𝑎 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝜖
KETERANGAN :
Y = Kinerja Karyawan
X1 = Gaya Kepemimpinan
X2 = Etos Kerja
X3 = Work Life Balance
= konstanta
𝛽 1. 𝛽 2. 𝛽 3 = Koefisien Regresi
ɛ = Eror
16
BAB III
17
adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Perencanaan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
populasi dari karyawan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) sejumlah 100
karyawan. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel non
probability sampling dengan teknik purposive sampling. Alasan
menggunakan metode ini adalah memiliki tujuan / target tertentu dalam
memilih sampel secara tidak acak, atau memiliki karakteristik tertentu.
Kriteria sampel yang digunakan yakni :
1. Karyawan dengan minimal bekerja 2-4 tahun di Bank Rakyat
Indonesia
2. Karyawan yang merupakan staff tetap
18
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala likert yang diperoleh
dari daftar pertanyaan yang digolongkan kedalam lima tingkat, sebagai
berikut (Sugiyono, 2009) ;
a. STS (Sangat Tidak Setuju) =1
b. TS (Tidak Setuju) =2
c. N (Netral) =3
d. S (Setuju) =4
e. SS (Sangat setuju) =5
Pengukura
Variabel Definisi Konsep Indikator Definisi Operasional
n Varibel
19
akan
menghasilkan
produktivitas
yang tinggi
Hidayat
(2018:143).
Etos Kerja Etos kerja adalah 1. Kerja adalah 1. Harus bekerja tulus Skala Likert
(X2) perilaku yang penuh syukur. 1-5
rahmat.
mendorong untuk 2. Harus bekerja 1. STS
meraih hasil atau 2. Kerja adalah 2. TS
penuh dengan
prestasi hidup 3. N
amanah. integritas.
yang lebih baik 4. S
dari keadaan 3. Kerja adalah 3. Harus bekerja 5. SS
sebelumnya, atau tuntas penuh
panggilan.
dengan kata lain, dengan tanggung
sebuah semangat 4. Kerja adalah jawab.
dan sikap mental 4. Harus bekerja
aktualisasi.
yang selalu
penuh semangat.
berpandangan 5. Kerja adalah
bahwa kehidupan 5. Harus bekerja
ibadah. serius dengan
hari ini harus lebih
baik dari 6. Kerja adalah penuh pengabdian.
kehidupan 6. Harus bekerja
seni.
kemarin, dan hari penuh suka cita.
esok harus lebih 7. Kerja adalah 7. Harus bekerja
baik dari hari ini
kehormatan unggul penuh
Purwanti
(2019:10). 8. Kerja adalah dengan ketekunan.
8. Bekerja sempurna
pelayanan.
penuh kerendahan
Sinamo (2011) hati.
Work Life Work life balance 1. Time balance 1. Jumlah waktu yang Skala Likert
Balance (X3) adalah tingkat 2. Involment 1-5
diberikan untuk
kepuasan yang balance
berkaitan dengan 3. Satisfaction bekerja dan peran 1. STS
menggunakan balance
di luar pekerjaan. 2. TS
peran ganda pada Hudson
kehidupan (2005:3) 2. Keterlibatan 3. N
seseorang. work
tingkat psikologis 4. S
life balance
biasanya atau komitmen
dikaitkan dengan 5. SS
untuk bekerja di
menggunakan
keseimbangan, luar pekerjaan.
atau
20
mempertahankan 3. Tingkat kepuasan
segala aspek yang
dalam pekerjaan
terdapat pada
kehidupan maupun luar
manusia Hudson
pekerjaan.
(2016).
21
pearson dengan nilai signifikansi 0,05 (5%). Jika nilai signifikansi < 0,05
maka data tersebut dikatakan valid.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2016:48) uji reliabilitas adalah uji yang digunakan
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel.
Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel jika jawaban responden
terhadap peryataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Dalam
menguji reliabilitas suatu data ini dapat menggunakan bantuan SPSS
dengan uji reliability. Kriteria yang digunakan dalam menentukan
reliabilitas instrumen adalah reliabilitas > 0,5 . Maka suatu instrumen
dikatakan reliable apabila mempunyai nilai koefisien Alpha Cronbach’s
> 0,5.
22
besaran yang sejajar. Pengujian linieritas dilakukan melalui program
SPSS (Stastitical Package for Social Science).
C. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2016:103) uji multikolinearitas digunakan untuk
menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Variabel independen dinyatakan
terbebas dari masalah multikolinieritas bila nilai tolerance > 0,1 dan
nilai VIF < 10.
3. Uji Model
A. Koefisien Determinasi
Menurut Kuncoro (2011) Koefisien determinasi (R2) digunakan
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
23
variasi variabel terikat. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan
program Stastitical Package for Social Science (SPSS). Nilai koefisien
determinasi adalah diantara nol dan satu.
B. Uji F
Analisis uji stimulant (Uji F) bertujuan untuk melihat adanya
pengaruh secara simultan antar variabel X1, X2 dan X3 terhadap
variabel Y.
1. Apabila nilai fhitung > ftabel maka H0 ditolak atau H1 diterima, hal
tersebut menandakan bahwa adanya pengaruh secara stimulan dari
variabel independent terhadap dependen.
2. Apabila fhitung < ftabel maka H0 diterima atau H1 ditolak, maka
variabel independent dengan variabel dependen secara stimulant
tidak memiliki pengaruh satu sama lain
4. Pengujian Hipotesis
A. Uji T
Dalam sebuah penelitian uji parsial (Uji T) ini berguna untuk
menguji pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen
secara parsial. Pengujian ini dimaksudkan apakah variabel bebas
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
1. Apabila nilai thitung > ttabel maka H0 ditolak atau H1 diterima, hal
tersebut menandakan bahwa adanya pengaruh secara parsial dari
variabel independent terhadap dependen.
2. Apabila thitung < ttabel maka H0 diterima atau H1 ditolak, maka
variabel independent dengan variabel dependen secara parsial tidak
memiliki pengaruh satu sama lain.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta.
Sagay, I. F. P., Tewal, B., & Sendow, G. (2018). PENGARUH IKLIM
ORGANISASI, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN ETOS KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. PELABUHAN INDONESIA IV
(Persero) TERMINAL PETIKEMAS BITUNG EFFECTS OF
ORGANIZATIONAL CLIMATE, PHYSICAL WORK ENVIRONMENT
AND WORK ETHIC TOWARDS THE EMPLOYEE PERFORMANCE OF
PT. PELABUHAN INDONESIA IV (Persero) TERMINAL PETIKEMAS
BITUNG. In Pengaruh Iklim…… 1708 Jurnal EMBA (Vol. 6, Issue 3).
Sukmawati, E., & Langgeng Ratnasari, S. (2020). THE INFLUENCE OF
LEADERSHIP STYLE, COMMUNICATION, TRAINING, WORK ETHOS,
AND INDIVIDUAL CHARACTERISTICS ON EMPLOYEES
PERFORMANCE. DIMENSI, 9(3), 461–479.
Sidik, R. (2019). PENGARUH KEMAMPUAN, WORK LIFE BALANCE,
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
KARYAWAN BMT PERMATA JAWA TIMUR. 1(1)
26
LAMPIRAN
Jurnal 1
Jurnal 2
Jurnal 3
27
Jurnal 4
Jurnal 5
28
29