Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Bisnis dan Pembangunan, Edisi Januari- Juni 2019

Vol 8, No. 1, E-ISSN 2541-187X

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja


Karyawan dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening
(Studi Pada Pt. Bank Kalteng Cabang Puruk Cahu)

Roy Romadhony Ampitrian Noor1, Hairudinor2, Irwansyah2


1. Mahasiswa Magister Ilmu Administrasi Bisnis, Fisip ULM Banjarmasin
2. Dosen Magister Ilmu Administrasi Bisnis, Fisip ULM Banjarmasin
Jl. Brigjen H. Hasan Basry Banjarmasin 70123
Telp. / Fax (0511) 3304595, 3304968

ABSTRAC

This study aims to analyze the influence of situational leadership style variables (X1), organizational climate
(X2), on employee performance (Y) with job satisfaction (X3) as intervening variable at PT. Bank Kalteng Branch
Puruk Cahu. The number of samples determined is as much as 32 respondents who are the entire population on the
object of research. Measurement in questionnaires using Likert scale. Data analysis method used is path analysis.
The results of testing on the hypothesis, indicating that the variables of leadership style situasional
significant to job satisfaction with regression coefficient of 0.538. The organizational climate has an insignificant
effect on job satisfaction with regression coefficient of 0.181. Situational leadership style significant effect on
employee performance through job satisfaction with a value of 0.408. Organizational climate has an insignificant
effect on employee performance through job satisfaction with a value of 0.137.

Keywords: Situational Leadership Style, Organizational Climate, Job Satisfaction, Employee Performance

1. Latar Belakang memandang kerja suatu hal mulia tanpa


Tingkat keberhasilan pada setiap mengabaikan manusia yang melakukan pekerjaan
perusahaan baik itu ialah perusahaan jasa ataupun tersebut.
manufaktur maupun suatu organisasi dapat Sebagai perusahaan yang bergerak di
ditinjau dari beberapa aspek penting, misalnya bidang perbankan dan keuangan, PT. Bank
aspek yang terpenting ialah dari bagian sumber Kalteng memiliki banyak pesaing. Dunia
daya manusia. SDM memiliki posisi sangat perbankan di Indonesia sangat kompetitif, terilhat
strategis dalam organisasi, artinya unsur manusia dari banyaknya bank yang berdiri dan membuka
memegang peranan penting dalam melakukan cabang di seluruh Indonesia, baik bank nasional
aktivitas untuk mencapai tujuan. Untuk itulah maupun bank asing. Bank-bank tersebut berusaha
eksistensi sumber daya manusia dalam organisasi menarik nasabah dan senantiasa berusaha
sangat kuat. Untuk mencapai kondisi yang lebih meningkatkan eksistensinya guna mendapat
baik maka perlu adanya manajemen sumber daya kepercayaan dari para nasabahnya terhadap bank
manusia secara memadai sehingga terciptalah tersebut. Seluruh perusahaan perbankan tersebut
sumber daya manusia yang berkualitas, loyal dan terus berinovasi dan berkembang, tentunya
berprestasi. dengan mempersiapkan segala konsekuensi yang
Pada hakekatnya manajemen sumber daya mungkin saja bisa terjadi. Salah satunya
manusia merupakan suatu upaya pengintegrasian menciptakan iklim organisasi yang baik,
kebutuhan personil dengan tujuan organisasi, ditambah dengan gaya kepemimpinan yang baik
agar individu dapat memuaskan kebutuhannya guna meningkatkan kinerja karyawan tersebut.
sendiri walaupun bekerja untuk tujuan organisasi. Faktor penting lain yang dapat
Saat ini pengakuan terhadap manusia senantiasa mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu faktor
mempunyai kedudukan yang semakin penting. gaya kepemimpinan. Dalam banyak penelitian
Meskipun kita berada, atau sedang menuju dalam tentang peranan kepemimpinan mampu
masyarakat yang berorientasi kerja yang meningkatkan kinerja karyawan (Heather et.al,

10
Jurnal Bisnis dan Pembangunan, Edisi Januari- Juni 2019
Vol 8, No. 1, E-ISSN 2541-187X

2001, Chen, 2004). Gaya kepemimpinan adalah pemimpin dengan bawahan serta anggota
pola perilaku konsisten yang diterapkan organisasi lainnya. Pendekatan ini berdasarkan
pemimpin dengan melalui orang lain, yaitu pola asumsi bahwa kemampuan untuk memimpin dan
perilaku yang diperlihatkan pimpinan pada saat mengikuti sangat tergantung pada gaya
mempengaruhi orang lain, seperti dipersepsikan kepemimpinan. Gaya kepemimpinan situasional
orang lain. Melalui gaya kepemimpinan yang menempatkan situasi yang dalam hal ini
dimiliki seorang pemimpin, ia akan mentransfer kematangan bawahan mempunyai pengaruh
beberapa nilai seperti penekanan kelompok, terhadap gaya yang diterapkan pimpinan.
dukungan dari orang-orang/karyawan, toleransi Pada tahun 2014 survey dilakukan tentang
terhadap resiko, kriteria pengupahan dan kepuasan karyawan terhadap seluruh karyawan
sebagainya. Pada sisi lain, pegawai akan PT. Bank Kalteng Cabang Puruk Cahu, dengan
membentuk suatu persepsi subyektif mengenai jumlah responden 30 orang. Survey ini memiliki
dasar-dasar nilai yang ada dalam organisasi 5 item yang diteliti dalam hal kepuasan kerja
sesuai dengan nilai-nilai yang ingin disampaikan karyawan yaitu gaji dan tunjangan, sistem
pimpinan melalui gaya kepemimpinan. promosi, rekan kerja, atasan, dan pekerjaan itu
Pendekatan gaya kepemimpinan untuk sendiri. Kesimpulan dari survey tersebut adalah
menjelaskan interaksi yang terjadi antara sebagai berikut :

Tabel 1.1 Kepuasan Kerja Karyawan Tahun 2014


Tingkat Kepuasan
No. Item
Tidak Puas Sedang Puas
1 Gaji dan Tunjangan 33,3% 50% 26,7%
2 Sistem Promosi 40% 30% 30%
3 Rekan Kerja 33,3% 40% 26,7%
4 Atasan 33,3% 40% 26,7%
5 Pekerjaan 20% 50% 30%
Sumber: PT. Bank Kalteng Cabang Puruk Cahu

Berdasarkan tabel di atas hasil kepuasan 3. Untuk menganalisis apakah gaya


kerja karyawan tahun 2014 terdapat item gaji dan kepemimpinan situasional berpengaruh
tunjangan, sistem promosi, rekan kerja, atasan, signifikan terhadap kinerja karyawan melalui
dan pekerjaan itu sendiri, yang menunjukkan kepuasan kerja
bahwa ketidakpuasan karyawan lebih besar 4. Untuk menganalisis apakah iklim organisasi
persentase dibanding kepuasan kerja karyawan. berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Berdasarkan atas permasalahan tersebut, maka karyawan melalui kepuasan kerja
perlu dilakukan penelitian bagaimana faktor gaya
kepemimpinan situasional serta iklim organisasi 3. Tinjauan Teori
mampu mempengaruhi kepuasan kerja karyawan Kepemimpinan situasional
sehingga dapat mempengaruhi kinerja karyawan Kepemimpinan merupaakan keunggulan
individu atau beberapa individu pada kelompok,
2. Tujuan Penelitian dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial.
Adapun yang menjadi tujuan dari Brown (1936) menjelaskan bahwa pemimpin
penelitian ini adalah : merupakan bagian kelompok, akan tetapi bisa
1. Untuk menganalisis apakah gaya dipandang menjadi suatu posisi pada potensi
kepemimpinan situasional memiliki tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan Crutcfield menjelasakn bahwa dengan kebaikan
kerja pada posisinya yang khusus pada kelompok ia
2. Untuk menganalisis apakah iklim organisasi berperan merupakan agen primer agar penentuan
memiliki berpengaruh signifikan terhadap ideologi kelompok, struktur kelompok, tujuan
kepuasan kerja

11
Jurnal Bisnis dan Pembangunan, Edisi Januari- Juni 2019
Vol 8, No. 1, E-ISSN 2541-187X

kelompok, suasana kelompok dan aktivitas (Toulson & Smith, 1994:455). Pada tulisan
kelompok. Litwin dan Stringer, seperti dikutip Toulson &
Gaya kepemimpinan situasional Smith (1994:457) mendefinisikan iklim
diterapkan dengan mengukur tingkat kesiapan organisasi sebagai suatu yang dapat diukur pada
dan kematangan dari para karyawan untuk lingkungan kerja baik secara langsung maupun
menjalankan tugas yang diberikan oleh pimpinan. tidak langsung berpengaruh pada karyawan dan
Dalam gaya kepemimpinan situasional, perilaku pekerjaannya dimana tempat mereka bekerja,
pemimpin berhubungan dengan bagaimana tugas dengan asumsi akan berpengaruh pada motivasi
kepemimpinan serta berkaitan dengan hubungan dan perilaku karyawan.
ke bawahan. Dalam melakukan pendekatan Toulson dan Smith (1994:457)
tentang sifat/perilaku masih tidak sepenuhnya mendefinisikan yang terdapat pada jurnalnya
mampu menjelaskan kepemimpinan. Selain itu, yaitu konsep iklim organisasi yang di ternagkan
pada penelitian yang terjadi saat ini menyatakan oleh Litwin dan Stringer (1968). Ada 5 (lima)
bahwa masih tidak ada gaya kepemimpinan yang dimensi yang dikemukakan oleh Litwin dan
lebih tepat bagi manajer/pimpinan di setiap Stringer tentang iklim organisasi yaitu
kondisi. Pendekatan situasional menjelaskan Tanggungjawab/Responsibility,
bahwa gaya yang digunakan adalah tergantung Identitas/Identity, Kehangatan/Warmth,
atas kondisi maupun faktor misalnya tugas, Dukungan/Support dan Konflik/Conflict.
situasi, karyawn, organisasi, dan variabel- Sedangkan Menurut Higgins (1994:477-478),
variabel lingkungan lainnya. iklim dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu
Teori kepemimpinan situasional dari Manajer/pimpinan, Tingkah laku karyawan,
Hersey dan Blanchard mengidentifikasi empat Tingkah laku kelompok kerja dan Faktor
level kesiapan pengikut dalam notasi R1 hingga eksternal organisasi.
R4. Tingkat kesiapan/kematangan pengikut Kepuasan Kerja
ditandai oleh dua karakteristik sebagai berikut: (i) Herzberg dengan teorinya tentang
the ability and willingness for directing their own kepuasan kerja menyatakan bahwa kepuasan
behavior; dan(ii) the extent to which people have kerja berkaitan dengan faktor Motivator-Hygiene
and willingness to accomplish a specific task. (Kreitner& Kinichi, 2005). Faktor motivator
Kategori dari keseluruhan gaya berkaitan dengan pekerjaan yang menawarkan
kepemimpinan di atas diidentifikasi mereka prestasi, pengakuan, pekerjaan yang menantang,
dalam 4 dimensi/bentuk tentang kombinasi atas tanggungjawab serta prospek kemajuan.
dua perilaku tersebut yaitu Sedangkan faktor hygiene yang berkaitan
Memberitahukan/Telling, Menjajakan/Selling, kebijakan perusahaan, pengawasan, gaji,
Mengikutsertakan/Participating, dan hubungan kerja dan kondisi kerja. Disimpulkan
Mendelegasikan/Delegating. Sedangkan Thoha faktor hygiene hanya dapat mengeliminasi
(2007) mengemukakan ada beberapa gaya ketidakpuasan saja, tidak mampu untuk
kepemimpinan, diantaranya adalah gaya meningkatkan kepuasan kerja, sedangkan faktor
kepemimpinan situasional, yaitu gaya motivator akan dapat meningkatkan kepuasan
kepemimpinan yang didasarkan pada saling kerja, apabila faktor ini ada
berhubungannya hal-hal berikut ini: 1) jumlah Menurut Celluci dan De Vries (1978)
petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh dalam Fuad Mas’ud (2004) menyatakan bahwa
pimpinan, 2) jumlah dukungan emosional yang ada 5 (lim) demensi dari kepuasan kerja yaitu
diberikan oleh pimpinan, 3) tingkat kesiapan atau kepuasan atas gaji, kepuasan atas promosi,
kematangan para pengikut dalam melaksanakan kepuasan atas penyelia, kepuasan atas rekan kerja
tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu. dan kepuasan atas pekerjaan itu sendiri.
Iklim Organisasi Lund (2003) dalam penelitiannya
Definisi iklim organisasi pertama kali menunjukkan bahwa kepuasan kerja yang
dikemukakan oleh Forehand and Gilmers (1964) digambarkan pada kepuasan gaji, promosi,
yang menyatakan bahwa iklim organisasi adalah supervisi dan kerjasama antar pekerja sangat
serangkaian deskripsi dari karakteristik besar pengaruhnya dalam meningkatkan
organisasi yang bertahan dalam waktu lama kinerjanya, namun hal tersebut sangat

12
Jurnal Bisnis dan Pembangunan, Edisi Januari- Juni 2019
Vol 8, No. 1, E-ISSN 2541-187X

dipengaruhi iklim organisasi yang kondusif. keseluruhan, selain itu hasil kerja juga dapat di
Kepuasan Kerja telah diteliti secara luas selama tunjukan dengan bukti baik secara kualitas
empat dekade terakhir dalam penelitian ataupun kuantitas. Baik buruk hasil kerja
organisasi (Currivan, 1999). Sejumlah studi telah karyawan dapat dipertimbangkan dengan stadar
meneliti hubungan antar kepuasan kerja dan kerja yang telah di targetkan perusahaan.
berbagai variabel organisasi, diantaranya Sedangkan menurut Simanjuntak (2005)
hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja menyatakan bahwa yang dimaksud kinerja ialah
(Lawler dan Porter,1969; Locke, 1970; Trovik tingkat dalam melakukan pencapaian setiap hasil
dan Mc.Givern, 1997). atas pelaksanaan tugas-tugas tertentu. Jika
Dapat disimpulkan bahwa pemahaman seorang karyawan melakukan suatu pekerjaan
tentang kepuasan kerja mempunyai aspek yang sesuai dengan standar kerja yang di tentukan oleh
luas, kepuasan kerja tidak hanya dapat dipahami perusahaan, maka kinerja karyawan tersebut akan
dari aspek fisik pekerjaannya itu sendiri, akan tergolong baik. Penilaian kinerja dalam
tetapi dari sisi non fisik. Kepuasan kerja berkaitan melakukan pencapaian atas potensinya, dalam
dengan fisik dalam melaksanakan tugas-tugas melakukan segala sesuatu tidak cukup dengan
pekerjaannya, kondisi lingkungan pekerjaannya, tindakan melaikan harus melakukan penilaian itu.
ia juga berkaitan dengan interaksinya dengan Menurut Mahmudi (2005) faktor-faktor
sesama rekan kerjanya, serta sistem hubungan yang mempengaruhi Kinerja adalah Faktor
diantara mereka. Selain itu, kepuasan kerja juga personal/individu, Faktor kepemimpinan, Faktor
berkaitan dengan prospek dengan pekerjaannya tim, meliputi, Faktor system dan Faktor
apakah memberikan harapan untuk berkembang kontekstual (situasional). Sedangkan Indikator
atau tidak. Semakin aspek-aspek harapan dari kinerja pegawai menurut Bernadine (dalam
terpenuhi, maka semakin tinggi tingkat kepuasan Mas’ud, 2004) adalah Kualitas, Kuantitas,
kerja. Tinggi rendahnya kepuasan kerja dapat Ketepatan Waktu, Efektifitas dan Kemandirian.
dilihat dari beberapa aspek seperti tingkat
produktivitas, tingkat absensi, serta tingkat 4. Model Penelitian
pengunduran diri dari pekerjaan. Selain itu Adapun model penelitian dan hipotesis
ketidakpuasan kerja dalam banyak hal sering dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
dimanifestasikan dalam tindakan-tindakan
destruktif aktif dan pasif, seperti suka mengeluh,
menjadi tidak patuh terhadap peraturan, tidak
berusaha menjaga aset perusahaan, membiarkan
hal-hal buruk terus terjadi, dan menghindar dari
tanggung jawabnya.
Kinerja karyawan
Istilah kinerja digunakan dalam setiap
mengukur suatu hasil yang telah tercapai
sehubungan dengan kegiatan atau aktivitas
perusahaan, apakah kinerja perusahaan telah baik
atau perlu adanya evaluasi-evaluasi kebelakang Berdasarkan pada landasan teori dan
mengenai hasil yang dicapai. Kinerja selalu kerangka pemikiran tersebut di atas, hipotesis
digunakan dalam mengukur prestasi maupun yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
tingkat kesuksesan individu maupun kelompok. berikut :
Kinerja bisa di ukur atau diketahui apabila H1 : Gaya kepemimpinan situasional
kriteria kesuksesan telah di tentukan terlebih berpengaruh secara signifikan terhadap
dahulu. Kriteri kesuksisan dalam hal tujuan atau kepuasan karyawan
target tertentu yang ingin di capai. H2 : Iklim organisasi berpengaruh secara
Sedarmayanti (2010) mengemukakan signifikan terhadap kepuasan karyawan
bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang telah H3 : Gaya kepemimpinan situasional
diperoleh karyawan, sehingga proses dalam berpengaruh signifikan terhadap kinerja
melakukan manajemen atau organisasi secara karyawan melalui kepuasan kerja

13
Jurnal Bisnis dan Pembangunan, Edisi Januari- Juni 2019
Vol 8, No. 1, E-ISSN 2541-187X

H4 : Iklim organisasi berpengaruh signifikan pada PT. Bank Kalteng Cabang Puruk Cahu.
terhadap kinerja karyawan melalui Dimana sampel pada penelitian ini adalah seluruh
kepuasan kerja karyawan sebanyak 23 karywan.
Pengumpulan data dalam penelitian ini
5. Metode Penelitian dilakukan dengan Kuisioner (Data Primer) dan
Penelitian ini menggunakan metode Dokumentasi (Data Sekunder). Sedangkan teknik
kuantitatif penelitian kuantitatif (positivisme), penentuan skor menggunakan skala likert.
yaitu suatu keyakinan dasar yang berakar dari Penggunaan skala likert ini didasarkan pada
faham ontologi realisme yang menyatakan bahwa kegunaan yang sesuai untuk mengukur pendapat,
realitas itu ada (exist) dalam kenyataan yang sikap dan persepsi seseorang atau sekelompok
berjalan sesuai hukum alam (natural laws). orang tentang permasalahan sosial (Sugiono,
Metode kuantitatif merupakan penelitian dengan 2008:132)
memperoleh data yang berbentuk angka atau data
kualitatif yang diangkakan. Tipe atau 6. Hasil Penelitian dan Pembahasan
metode penelitian kuantitatif ini adalah dengan Pengujian Linieritas
menggunakan metode survei. Menurut Zikmund Pengujian linieritas dimaksudkan untuk
(1997), metode penelitian survei merupakan satu mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara
bentuk teknik dalam penelitian untuk mencari variabel eksogen terhadap variabel endogen.
informasi yang dikumpulkan dari sejumlah Kriteria pengujian menyebutkan bahwa apabila
sampel berupa orang, dengan pertanyaan- nilai probabilitas < level of significance (alpha
pertanyaan. (α=5%)) maka dinyatakan ada hubungan linier
Penelitian ini menjelaskan pengaruh gaya antara variabel eksogen terhadap variabel
kepemimpinan situasional dan iklim organisasi endogen. Hasil pengujian linieritas disajikan
terhadap kepuasan kerja untuk meningkatkan dalam tabel berikut :
kinerja karyawan. Penelitian ini dilaksanakan

Tabel 1.2 Hasil pengujian linieritas


Eksogen Endogen F Sig.
Gaya Kepemimpinan Situasional Kepuasan Kerja 22.296 0.000
Iklim Organisasi Kepuasan Kerja 11.285 0.002
Gaya Kepemimpinan Situasional Kinerja Karyawan 23.300 0.000
Iklim Organisasi Kinerja Karyawan 19.813 0.000
Kepuasan Kerja Kinerja Karyawan 114.047 0.000
Sumber : Data diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa R-square variabel kepuasan kerja bernilai
semua hubungan eksogen terhadap endogen 0.446 atau 44.6%. Hal ini dapat menunjukkan
menghasilkan probabilitas <level of significance bahwa keragaman kepuasan kerja mampu
(alpha (α=5%)). Dengan demikian dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan situasional
dinyatakan semua hubungan eksogen terhadap dan iklim organisasi sebesar 44.6%, atau dengan
endogen dinyatakan linier kata lain kontribusi gaya kepemimpinan
Goodness of Fit Model situasional dan iklim organisasi terhadap
Adapun hasil Goodness of fit Model yang kepuasan kerja sebesar 44.6%, sedangkan sisanya
telah diringkas dalam tabel berikut : sebesar 55.4% merupakan kontribusi variabel
Tabel 1.3 hasil Goodness of fit Model lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Variabel R2 R-square variabel kinerja karyawan
Kepuasan Kerja 0.446 bernilai 0.830 atau 83.0%. Hal ini dapat
Kinerja Karyawan 0.830
menunjukkan bahwa keragaman kinerja
𝐑𝟐𝐦 = 𝟏 – ((𝟏 − 𝑹𝟐Komitmen ) ∗ (𝟏 − 𝑹𝟐Kinerja Karyawan ))
𝐑𝟐𝐦 = 𝟏 – ((𝟏 − 𝟎. 𝟒𝟒𝟔) ∗ (𝟏 − 𝟎. 𝟖𝟑𝟎)) = 𝟎. 𝟗𝟎𝟔 karyawan mampu dijelaskan oleh gaya
Sumber: Data diolah, 2017 kepemimpinan situasional, iklim organisasi, dan

14
Jurnal Bisnis dan Pembangunan, Edisi Januari- Juni 2019
Vol 8, No. 1, E-ISSN 2541-187X

kepuasan kerja sebesar 83.0%, atau dengan kata bahwa keragaman kinerja karyawan mampu
lain kontribusi gaya kepemimpinan situasional, dijelaskan oleh model secara keseluruhan sebesar
iklim organisasi, dan kepuasan kerja terhadap 90.6%, atau dengan kata lain kontribusi gaya
kinerja karyawan sebesar 83.0%, sedangkan kepemimpinan situasional, iklim organisasi, dan
sisanya sebesar 17.0% merupakan kontribusi kepuasan kerja secara keseluruhan terhadap
variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian kinerja karyawan sebesar 90.6%, sedangkan
ini sisanya sebesar 9.4% merupakan kontribusi
Koefisien Determinasi Total (𝐑𝟐𝐦 ) bernilai variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian
0.906 atau 90.6%. Hal ini dapat menunjukkan ini.

Pengujian Hipotesis Parsial


Pengujian hipotesis dapat diketahui melalui ringkasan pada tabel berikut :

Tabel 1.4 Hasil Pengujian Hipotsis


Eksogen Endogen Koef. T statistics Prob.
Gaya Kepemimpinan Situasional Kepuasan Kerja 0.538 3.006 0.005
Iklim Organisasi Kepuasan Kerja 0.181 1.015 0.319
Gaya Kepemimpinan Situasional Kinerja Karyawan 0.029 0.254 0.801
Iklim Organisasi Kinerja Karyawan 0.216 2.102 0.045
Kepuasan Kerja Kinerja Karyawan 0.758 7.234 0.000
Sumber: Data diolah, 2017

Pengaruh gaya kepemimpinan situasional probabilitas < alpha (5%). Hal ini berarti terdapat
terhadap kepuasan kerja menghasilkan nilai T pengaruh signifikan Iklim organisasi terhadap
statistics sebesar 3.006 dengan probabilitas kinerja karyawan.
sebesar 0.005. Hasil pengujian tersebut Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja
menunjukkan bahwa probabilitas < alpha (5%). karyawan menghasilkan nilai T statistics sebesar
Hal ini berarti terdapat pengaruh signifikan gaya 7.234 dengan probabilitas sebesar 0.000. Hasil
kepemimpinan situasional terhadap kepuasan pengujian tersebut menunjukkan bahwa
kerja. probabilitas < alpha (5%). Hal ini berarti terdapat
Pengaruh iklim organisasi terhadap pengaruh signifikan secara langsung kepuasan
kepuasan kerja menghasilkan nilai T statistics kerja terhadap kinerja karyawan.
sebesar 1.015 dengan probabilitas sebesar 0.319. Selanjutnya pengaruh gaya kepemimpinan
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa situasional terhadap kinerja karyawan melalui
probabilitas > alpha (5%). Hal ini berarti tidak kepuasan kerja diketahui bahwa terdapat
terdapat pengaruh signifikan iklim organisasi pengaruh signifikan gaya kepemimpinan
terhadap kepuasan kerja. situasional terhadap kepuasan kerja, dan terdapat
Pengaruh gaya kepemimpinan situasional pengaruh signifikan kepuasan kerja terhadap
terhadap kinerja karyawan menghasilkan nilai T kinerja karyawan. Oleh karena kedua jalur
statistics sebesar 0.254 dengan probabilitas signifikan maka dapat dinyatakan bahwa terdapat
sebesar 0.801. Hasil pengujian tersebut pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan
menunjukkan bahwa probabilitas > alpha (5%). situasional terhadap kinerja karyawan melalui
Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh signifikan kepuasan kerja. dengan demikian kepuasan kerja
gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja mampu memediasi pengaruh gaya kepemimpinan
karyawan. situasional terhadap kinerja karyawan.
Pengaruh Iklim organisasi terhadap kinerja Berikutnya pengaruh iklim organisasi terhadap
karyawan menghasilkan nilai T statistics sebesar kinerja karyawan melalui kepuasan kerja
2.102 dengan probabilitas sebesar 0.045. Hasil diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh
pengujian tersebut menunjukkan bahwa signifikan iklim organisasi terhadap kepuasan

15
Jurnal Bisnis dan Pembangunan, Edisi Januari- Juni 2019
Vol 8, No. 1, E-ISSN 2541-187X

kerja, dan terdapat pengaruh signifikan kepuasan Konversi Diagram Jalur ke dalam Model
kerja terhadap kinerja karyawan. Oleh karena Pengukuran
salah satu jalur tidak signifikan maka dapat Konversi diagram jalur ke dalam model
dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang pengukuran dimaksudkan untuk mengubah
signifikan iklim organisasi terhadap kinerja model diagram menjadi model pengukuran
karyawan melalui kepuasan kerja. Dengan berbasis data empiric yang digunakan untuk
demikian kepuasan kerja tidak dapat memediasi mengetahui pengaruh variabel eksogen terhadap
pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja variabel endogen secara langsung maupun secara
karyawan. tidak tidak langsung

.
Koef = 0.538
Gaya Kepemimpinan Prob = 0.005
Situasional (X1) Koef = 0.758
Kepuasan Kerja (X3) Kinerja Karyawan (Y)
Prob = 0.000

Iklim Organisasi (X2)


Koef = 0.181
Prob = 0.319

Model empirik yang dihasilkan adalah sebagai berikut :


Model 1 : KK = 0.538 GKS + 0.181 IO
Model 2 : KI = 0.029 GKS + 0.216 IO + 0.758 KK

Adapun pengaruh secara langsung maupun secara tidak langsung sebagaimana disajikan dalam tabel
berikut :
Tabel 1.5 Hasil Pengaruh Langsung dan tidak Langsung
Koefisien
Eksogen Mediasi Endogen
Direct Indirect Total
GKS KK 0.538* 0.538
IO KK 0.181 0.181
GKS KK KI 0.029 0.408* 0.437
IO KK KI 0.216* 0.137 0.353
KK KI 0.758* 0.758
Keterangan : * (signifikan)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa: cenderung dapat meningkatkan kepuasan kerja,
Koefisien pengaruh langsung gaya meskipun peningkatan tersebut tidak signifikan.
kepemimpinan situasional terhadap kepuasan Koefisien pengaruh tidak langsung gaya
kerja sebesar 0.538*. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan situasional terhadap kinerja
gaya kepemimpinan situasional berpengaruh karyawan melalui kepuasan kerja sebesar 0.408*.
signifikan terhadap kepuasan kerja. Dengan Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
demikian semakin baik gaya kepemimpinan situasional berpengaruh signifikan terhadap
situasional maka cenderung dapat meningkatkan kinerja karyawan melalui kepuasan kerja.
kepuasan kerja. Dengan demikian semakin tinggi kepuasan kerja
Koefisien pengaruh langsung iklim yang disebabkan oleh semakin baiknya gaya
organisasi terhadap kepuasan kerja sebesar 0.181. kepemimpinan situasional maka cenderung dapat
Hal ini menunjukkan bahwa iklim organisasi meningkatkan kinerja karyawan.
tidak signifikan terhadap kepuasan kerja. Dengan Koefisien pengaruh tidak langsung iklim
demikian semakin baik iklim organisasi maka organisasi terhadap kinerja karyawan melalui
kepuasan kerja sebesar 0.137. Hal ini

16
Jurnal Bisnis dan Pembangunan, Edisi Januari- Juni 2019
Vol 8, No. 1, E-ISSN 2541-187X

menunjukkan bahwa iklim organisasi Pengembangan Sumber Daya Manusia,


berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja Bumi Aksara, Jakarta
karyawan melalui kepuasan kerja. Dengan Handoko, T. Hani, 2003. Manajemen Edisi 2,
demikian semakin tinggi kepuasan kerja yang BPKE, Yogyakarta
disebabkan oleh semakin baiknya iklim Harini Agustina, 2002. Analisis Hubungan
organisasi maka cenderung dapat meningkatkan Antara Komitmen Pegawai Dengan Iklim
kinerja karyawan Organisasi dan Kinerja Pegawai
Hersey, Paul & Ken Blancard, 1993.
7. Saran Management Of Organizational
Dari kesimpulan penelitian ini, maka dapat Behaviour, Prentice Hall Inc, Engelwood
disarankan: Cliffs, New Jersey
1. Kepada pihak PT. Bank Kalteng Cabang Locke, E.A, 1976. The Nature and Causes of Job
Puruk Cahu dimana gaya kepemimpinan Satisfaction, John Willy and Sons, New
situasional menunjukan pengaruh yang York
paling dominan terhadap kepuasan kerja, Luthans, Fred, 2006. Perilaku Organisasi : Edisi
dan kepuasan kerja merupakan variabel Sepuluh, Penerbit Andi Yogyakarta
yang paling berpengaruh atau memiliki Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja Sektor
pengaruh yang paling dominan terhadap Publik, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
kinerja karyawan. maka hal ini dapat Mas’ud, Fuad, 2004. Survei Diagnosis
dijadikan titik fokus untuk meningkatkan Organisasional (Konsep dan Aplikasi),
kinerja karyawan PT. Bank Kalteng Cabang Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Puruk Cahu. Semarang
2. Walaupun iklim organisasi berpengaruh Porter, L.W & Lawler, E.E III, 1986. Managerial
tidak secara signifikan, namun memberikan Attitudes and Performance, Richard D.
pengaruh positif terhadap kinerja karyawan Irwin, Homewood
melalui kepuasan kerja. Maka sepatutnya Rivai, Veithzal dan Basri Mohdfawzi Ahmad,
pihak PT. Bank Kalteng Cabang Puruk 2005. Performance Appraisal System Yang
Cahu meningkatkan kualitas iklim Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan
organisasi, misalnya dengan meningkatkan dan Meningkatkan Daya Saing
kegiatan pada hari-hari libur, seperti Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada,
gathering day atau kegiatan outbond Jakarta
untuk mengurangi rasa kesenjangan antara Robbins, Stephen P, 2006. Perilaku Organisasi,
karyawan dengan pimpinan Edisi Sepuluh, PT. Indeks, Jakarta

Salim, Peter, 2002. Kamus Besar Bahasa


Indonesia Kontemporer, English Press,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta
Buku Sedarmayanti, 2010. Manajemen Sumber Daya
Ferdinand, Augusty, 2006. Metode Penelitian Manusia, Reformasi Birokrasi dan
Manajemen, Edisi Kedua, Badan Penerbit Manajemen Pegawai Negeri Sipil, PT.
Universitas Diponegoro, Semarang Rafika Aditama, Bandung
Gay, L.R & Diehl, P.L, 1992. Research Method Simanjuntak, J. Payaman, 2008. Manajemen dan
For Bussiness and Management Evaluasi Kinerja, Lembaga Penerbit
Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Multivariat Dengan Program SPSS, Badan Jakarta
Penerbit Universitas Diponegoro, Sugiyono, 2006. Manajemen Penelitian
Semarang Administrasi Dilengkapi Dengan Metode
Gilmer, V.H, 1996. Industrial Psychology, Mc R & D, Alfabeta, Bandung
Graw Hill Book Company, USA Thoha, Miftah, 2007. Kepemimpinan Dalam
Hamalik, Oemar, 2007. Manajemen Pelatihan Manajemen, Edisi 12, PT. Raja Grafindo
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu : Perkasa, Jakarta

17
Jurnal Bisnis dan Pembangunan, Edisi Januari- Juni 2019
Vol 8, No. 1, E-ISSN 2541-187X

Thoha, Miftah, 2007. Perilaku Organisasi, Terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada
Konsep Dasar dan Aplikasinya, PT. karyawan PT. Taspen KUC Malang)
Raja Grafindo Perkasa, Jakarta Ostroff, C, 1992. The Relationship Between
Attitudes and Performance An
Jurnal Organozation Level Analysis, Journal Of
Brighide Lynch, 2015. Partnering For Applied Psychology. 77 (68) : 933-974
Performance In Situational Leadership : a Ridwan, 2012. Analisis Gaya Kepemimpinan
person-centered leadership approach Situasional Terhadap Kinerja Karyawan
Edward E. Lawler III, Douglas T. Balai, Greg R. pada Sekretariat DPRD Kota Kediri.
Oldham, 1974. Organizational Climate : Rio Leanderita Farindra, dkk, 2009. Analisis
Relationship To Organizational Structure, Variabel Kepemimpinan, Iklim
Process and Performance Organisasi, Komunikasi dan Budaya
Lok dan Crawford, 2004. The Effect of Nasional Yang Mempengaruhi Kinerja
Organizational Culture and Leadership Karyawan.
Style On Job Satisfation and Soon Hee Kim, 2002. Participative Management
Organizational Commitment Acros- and Job Satisfaction : Lesson For
National Comparison, The Journal of Management Leadership, Public
Management Development Administration Review, Vol 62. No.2, P.
Lund, Daultram B, 2003. Organizational Culture 231-241
and Job Satisfation, Journal of Bussiness Sri Junandi dan Maryono, 2012. Pengaruh Iklim
& Industrial Marketing, Vol. 18 No. 3 PP. Organisasi Terhadap Kinerja Pustakawan
219-236 Universitas Gajah Mada.
Nurul Hidayat, Djamhur Hamid, Ika Ruhana. Toulson dan Smith, http://jurnal-
Pengaruh Gaya Kepemimpinan sdm.blogspot.com/2009-
Situasional dan Budaya Organisasi _06_01_archive.html

18

Anda mungkin juga menyukai