Anda di halaman 1dari 65

USULAN PENELITIAN

PENGARUH BUDAYA KERJA, BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN


KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PADA PT. CIRCLE K OFFICE BALI
HALAMAN SAMPUL DEPAN
S Usulan penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyusun skripsi S1 Program Studi Manajemen

OLEH:

NAMA : IDA BAGUS NYOMAN PRAMANA ADI


NIM : 2002612010717
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2023

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus

meningkat pesat, telah menciptakan suatu kondisi yang dinamis dan telah merubah

paradigma baru dalam perkembangan dunia antar institusi. Dengan kondisi seperti ini

ternyata telah menciptakan persaingan yang memerlukan perhatian serius dari setiap

organisasi yang dituntut untuk mempunyai kemampuan yang strategis dan konkrit dalam

mengambil langkah-langkah agar dapat beradaptasi terhadap perubahan iklim yang

semakin dinamis. Berpijak dari kondisi tersebut maka sangatlah memerlukan suatu

pemikiran untuk melihat bahwa kondisi sosial masyarakat, banyaknya ragam kelas-kelas

sosial, agama dan latar belakang pendidikan menjadi konsentrasi yang harus diperhatikan

secara serius, sehingga sumber daya manusia dalam suatu institusi atau perusahaan dapat

berjalan selaras.

Sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal yang berperan

penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Sumber daya manusia adalah asset perusahaan

yang harus dirawat. Pemberdayaan sumber daya manusia yang di kelola secara teratur dan

sistematis akan menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni dan

kompetitif. Di zaman yang berkembang pesat saat ini perusahaan harus extra selektif dalam

memilih sumber daya manusia yang kompetitif, mumpuni serta memiliki daya saing yang

tinggi. Manajemen perusahaan khususnya bagian HRD (Human Resource Development)

harus selektif dalam menyeleksi calon pegawainya. Menurut Hamali (2016:2) menyatakan

bahwa sumber daya manusia merupakan suatu pendekatan yang strategis terhadap

keterampilan, motivasi, pengembangan dan manajemen pengorganisasian sumber daya.

2
Surmber daya manusia merupakan salah satu faktor yang penting dalam suatu organisasi

atau perusahaan, disamping faktor lain seperti aktiva dan modal. Oleh karena itu sumber

daya manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektifitas dan efisien

organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal dengan manajemen

sumber daya manusia. Menurut Hamali (2016:2) menyatakan bahwa sumber daya manusia

merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang

yang melakukan aktivitas. Sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi bisa

dikelompokkan atas dua macam, yakni sumber daya manusia (human resource) dan sumber

daya non manusia (nonhuman resource). Kelompok sumber daya non manusia ini

mencakup modal, mesin, teknologi, bahan-bahan (material) dan lain-lain.

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah Kegiatan perencanaan,

pengadaan, pengembangan, pemeliharaan, serta penggunaan SDM untuk mencapai tujuan

baik secara individu maupun organisasi, (Edy Sutrisno, 2016). Menurut Hasibuan (2016:

10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan

peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,

karyawan, dan masyarakat. Sedangkan menurut Kasmir (2016:25), menyatakan bahwa

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah Proses pengelolaan manusia, melalui

perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelatihan, pengembangan, pemberian kompensasi, karier,

keselamatan dan kesehatan serta menjaga hubungan industrial sampai pemutusan

hubungan kerja guna mencapai tujuan perusahaan dan peningkatan kesejahteraan

stakeholder. Menurut Bintoro dan Daryanto (2017:15) menyatakan bahwa Manajemen

sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur

hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara

efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan bersama

perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.

3
Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku

untuk pekerjaan yang bersangkutan. Afandi (2018). Menurut Priansa (2018), kinerja

merupakan hasil yang dicapai karyawan dalam mengemban tugas dan pekerjaan yang

berasal dari organisasi dan tingkat keberhasilan karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaannya. Menurut Fahmi (2017), mengatakan bahwa kinerja adalah hasil dari suatu

proses yang mengacu dan diukur selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan

atau kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari beberapa definisi yang

dikemukakan oleh beberapa ahli, maka kinerja merupakan hasil kerja karyawan yang

diperoleh selama periode tertentu apakah hasil kerja yang dilakukan sudah sesuai dengan

standar perusahaan atau sebaliknya. Adapun indikator untuk mengukur kinerja karyawan

menurut Robbins (2016), yaitu kualitas kerja, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas dan

kemandirian.

Setiap perusahaan membutuhkan karyawan sebagai tenaga yang menjalankan

setiap aktivitas yang ada dalam organisasi perusahaan. Karyawan merupakan aset

terpenting yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap kesuksesan sebuah perusahaan.

Tanpa mesin canggih, perusahaan dapat terus beroperasi secara manual, akan tetapi tanpa

karyawan, perusahaan tidak akan dapat berjalan sama sekali

Penelitian ini dilakukan pada PT. Circle K Office Bali. Selama lebih dari 25

tahun, PT. Circle K Office Bali telah menjadi salah satu perusahaan convenience store

yang paling populer dan sukses di Indonesia. Saat ini ada lebih dari 500 gerai Circle K di

seluruh Indonesia dari 7 kota (Jakarta, Bali, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Makassar

dan Batam). Visi PT. Circle K Office Bali adalah menjadi Convenience Store Pilihan

no.1 untuk Belanja Harian. PT. Circle K Office Bali terus menerus melakukan inovasi

untuk memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan bagi pelanggan. PT. Circle

K Office Bali dikenal di seluruh dunia khususnya di Indonesia yang menawarkan

4
berbagai macam produk dan layanan berkualitas secara cepat, ramah, dan bersih

lingkungan. PT. Circle K Office Bali menyediakan berbagai variasi pilihan product

seperti Circle K Coffee, Froster, Fresh Food, minuman sehari-hari, makanan ringan,

permen, ATM, Circle K Gift Cards, Money Changer, dan lain sebagainya.

Di dalam menjalankan operasionalnya, PT. Circle K Office Bali harus memiliki

sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara

peneliti terhadap beberapa karyawan PT. Circle K Office Bali, fenomena yang berkaitan

dengan kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali dapat dilihat dari indikator

kualitas kerja yaitu menurunnya kualitas kerja karyawan yang dihasilkan didalam

menyelesaikan pekerjaan serta tidak melakukan 3S (salam, sapa, dan senyum) yang

merupakan standar kerja dari PT. Circle K Office Bali dan masih terdapat karyawan yang

kurang disiplin dalam bekerja misalnya terlambat masuk kerja. Pada perusahaan PT. PT.

Circle K Office Bali belum dapat mengelola pengendalian internal dengan baik misalnya

masih kurangnya pengawasan dari pimpinan PT. Circle K Office Bali secara langsung

karena pemimpin tidak selalu berada di toko sehingga masih banyak ruang bagi karyawan

untuk melakukan kecurangan dan pertukaran informasi yang berkaitan dengan kegiatan

operasional perusahaan juga menjadi sedikit terhambat. Hal ini jika terjadi secara terus

menerus akan mengakibatkan menurunnya kinerja karyawan pada PT. Circle K Office

Bali.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah budaya kerja.

Menurut Triguno dalam Ruliyansa (2018:83) Budaya kerja merupakan hal yang perlu

diperhatikan dalam kegiatan perusahaan atau organisasi dalam membangun prestasi dan

produktivitas kerja para pegawai sehingga mengarahkan perusahaan kepada keberhasilan

yang dilakukan dengan kesadaran masing-masing individu, sedangkan kesadaran adalah

merupakan sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar

akan tugas dan tanggung jawabnya. Selanjutnya Robbins (2015:721) budaya kerja
5
mengarah kepada kesatuan sistem makna bersama yang dianut oleh anggota organisasi

yang membedakan organisasi itu dengan organisasi yang lain. Budaya kerja adalah

perwujudan dari kehidupan yang dijumpai di tempat kerja.

Adapun dari hasil penelitian sebelumnya bahwa budaya kerja mempengaruhi

kinerja karyawan seperti penelitian yang dilakukan oleh Adha, dkk (2019), Irmayanti,

dkk (2020), Marzuki, dkk (2023), Nasution (2023), dan Nurkarim (2023) bahwa hasil

penelitian menunjukkan bahwa budaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan. Artinya apabila budaya keja baik dan bagus maka akan diikuti

meningkatkatnya kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti terhadap beberapa karyawan

pada PT. Circle K Office Bali, fenomena yang berkaitan dengan budaya kerja pada PT.

Circle K Office Bali dapat dilihat dari indikator inovasi dan pengambilan resiko yaitu

kurangnya tingkat daya pendorong karyawan untuk bersikap inovatif dan berani

mengambil resiko dalam sebuah keputusan, sehingga sering terjadinya perbedaan

pendapat yang menyebabkan konflik.

Selain budaya kerja, beban kerja juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan

pada PT. Circle K Office Bali. Menurut Vanchapo (2020:1) Beban kerja merupakan

sebuah proses atau kegiatan yang harus segera diselesaikan oleh seorang pekerja dalam

jangka waktu tertentu. Apabila seorang pekerja mampu menyelesaikan dan

menyesuaikan diri terhadap sejumlah tugas yang diberikan, maka hal tersebut tidak

menjadi suatu beban kerja. Namun, jika pekerja tidak berhasil maka tugas dan kegiatan

tersebut menjadi suatu beban kerja. Sedangkan menurut Monika (2018) beban kerja

adalah proses yang dilakukan seseorang dalam menyelesaikan tugas dari suatu pekerjaan

atau suatu kelompok jabatan yang dilakukan dalam keadaan normal dalam suatu jangka

waktu tertentu.

6
Adapun hasil penelitian sebelumnya dilatar belakangi oleh research gap yang

ditemukan pada penelitian terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Maghfira, dkk

(2023), Tossa, dkk (2023) dan Rahim, dkk (2023) menunjukkan bahwa beban kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila beban

kerja meningkat atau bertambah maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja

karyawan. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukmadewi, dkk (2023)

dan Ariati, dkk (2023) menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila tingkat beban kerja berkurang atau

mengalami penurunan maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dengan

beberapa karyawa pada PT. Circle K Office Bali terdapat fenomena yang berkaitan

dengan beban kerja pada PT. Circle K Office Bali dapat dilihat dari indikator target yang

harus dicapai yaitu hasil kerja yang diselesaikan dalam jangka waktu tertentu belum

memenuhi standar yang ditetapkan perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaannya,

misalnya karyawan kurang baik dalam mengatur waktu dalam bekerja sehingga

menyebabkan beberapa masalah seperti keterlambatan dalam pengumpulan berkas-

berkas laporan harian pekerjaan. Pada Tabel 1.1 terdapat fenomena hasil pengukuran

kinerja dapat dilihat dalam tabel realisasi target dalam tuntutan tugas yang ditetapkan

pada PT. Circle K Office Bali yang akan dijelaskan pada Tabel berikut:

Table 1.1
Rekapitulasi Penjualan Pada PT. Circle K Office Bali
Periode Januari – Desember 2022

Target Realisasi
Jumlah Kriteria
No Bulan Pemasukan Pemasukan
Nasabah Pencapaian
(Bulan) (Bulan)
Tidak
1 Januari 205 500,000,000 100.000.000
Terealisasi
Tidak
2 Februari 247 500,000,000 150.000.000
Terealisasi

7
Tidak
3 Maret 330 500,000,000 185.000.000
Terealisasi
Tidak
4 April 450 500,000,000 250.000.000
Terealisasi
Tidak
5 Mei 659 500,000,000 495.000.000
Terealisasi
Tidak
6 Juni 550 500,000,000 420.000.000
Terealisasi
Tidak
7 Juli 789 500,000,000 225.500.000
Terealisasi
Tidak
8 Agustus 990 500,000,000 385.000.000
Terealisasi
Tidak
9 September 650 500,000,000 387.000.000
Terealisasi
Tidak
10 Oktober 450 500,000,000 388.000.000
Terealisasi
Tidak
11 November 850 500,000,000 458.000.000
Terealisasi
Tidak
12 Desember 660 500,000,000 408.000.000
Terealisasi
Tidak
Jumlah Capain 6.000.000.000 3.851.500.000
Terealisasi
Sumber: PT. Circle K Office Bali Tahun 2022

Tabel 1.1 menunjukkan data pemasukan serta realisasinya di PT. Circle K Office

Bali Bulan Januari – Desember Tahun 2022. Berdasarkan data tersebut dapat di analisis

bahwa, customer yang berkunjung ke PT. Circle K Office Bali Bulan Januari –

Desember Tahun 2022 mengalami fluktuatif. Selain itu pemasukan yang diterimapun

mengalami fluktuatif setiap bulannya dengan jumlah target yang ditetapkan perusahaan

dari Januari – Desember 2022 yaitu sebesar 6.000.000.000, namun hanya terealisasi

sebesar 3.851.500.000 selama Tahun 2022. Hasil pencapaian ini dapat disimpulkan

bahwa kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali belum maksimal sesuai target

yang direncanakan.

Selain beban kerja, lingkungan kerja juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan

pada PT. Circle K Office Bali. Menurut Sedarmayanti (2017:25) lingkungan kerja adalah

keseluruhan alat perkakas dan bahan yang di hadapi, lingkungan sekitar dimana

8
seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan

maupun sebagai kelompok. Sedangkan Menurut Sukanto dan Indryo (2018:151)

lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja yang dapat

mempengaruhi dalam bekerja meliputi pengaturan penerangan, pengontrolan suara

gaduh, pengaturan kebersihan tempat kerja dan pengaturan keamanan tempat kerja.

Dalam hal ini pengaruh lingkungan kerja tehadap kinerja atau prestasi kerja karyawan

sangat penting bagi sebuah perusahaan baik lingkungan internal maupun lingkungan

eksternal karena akan mempengaruhi tujuan dari organisasi (peusahaan).

Oleh karena itu, tidak kalah penting apabila perusahaan untuk meyediakan

lingkungan kerja yang mendukung kinerja karyawan. Karena dengan tempat kerja yang

layak, alat-alat kerja yang memadai, dan suasana kerja yang menyenangkan tentunya

akan membuat karyawan betah dan senang hati dalam melaksanakan tugasnya. Dengan

disediakannya lingkungan kerja yang baik, akan memungkinkan karyawan bekerja secara

optimal, mendukung terciptanya kinerja yang baik, produktif, dan menguntungkan bagi

perusahaan itu sendiri. Sedangkan lingkungan kerja yang kurang memadai dapat

membuat pekerja merasa terganggu dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga kinerja

akan menurun. Lingkungan kerja adalah faktor-faktor yang memegang peranan cukup

penting di dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dengan adanya lingkungan kerja yang

kondusif karyawan pun akan terdorong untuk melakukan pekerjaannya lebih baik lagi

dibandingkan sebelumnya.

Adapun dari hasil penelitian sebelumnya bahwa lingkungan kerja mempengaruhi

kinerja karyawan seperti penelitian yang dilakukan oleh Sihaloho & Siregar (2019),

Siahaan & Bahri (2019), Yuliya, dkk (2019), dan Kurniawan, dkk (2022) bahwa hasil

penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila lingkungan kerja baik dan bagus maka akan

diikuti meningkatkatnya kinerja karyawan. Berbeda dengan hasil penelitian yang


9
dilakukan oleh Warongan, dkk (2022) menunjukkan bahwa lingkungan berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila tingkat lingkungan

kerja berkurang atau mengalami penurunan maka akan diikuti dengan menurunnya

kinernya karyawan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti terhadap beberapa karyawan

pada PT. Circle K Office Bali, fenomena yang berkaitan dengan lingkungan kerja pada

PT. Circle K Office Bali dapat dilihat dari indikator penerangan yaitu kurangnya

penerangan pada ruang kerja sehingga lingkungan yang gelap dan samar-samar

menyebabkan ketegangan pada mata, dengan intensitas cahaya yang tepat dapat

membantu pegawai dalam memperlancar aktivitas kerjanya. Tingkat yang tepat dari

intensitas cahaya juga tergantung pada usia pegawai. Pencapaian prestasi kerja pada

tingkat penerangan yang lebih tinggi adalah lebih besar untuk pegawai yang lebih tua

dibanding yang lebih muda.

Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa fenomena yang terkait dengan budaya

kerja, beban kerja, lingkungan kerja dan kinerja karyawan, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dibidang kinerja dengan judul “Pengaruh Budaya Kerja, Beban

Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Circle K Office

Bali”

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka pokok permasalahan dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah budaya kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K Office

Bali?

2. Apakah beban kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali?

10
3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K Office

Bali?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh budaya kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K

Office Bali.

2. Untuk mengetahui pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K

Office Bali.

3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Circle K

Office Bali.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat ganda baik teoritis maupun praktis sebagai berikut:

14.1 Manfaat Teoritis

a) Bagi peneliti lain, untuk menambah informasi, sumbangan pemikiran dan bahan kajian

dalam penelitian tentang budaya kerja, beban kerja dan lingkungan terhadap kinerja

karyawan.

14.2 Manfaat Praktis

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

b) Bagi lembaga atau instansi yang lain untuk mengetahui seberapa besar budaya kerja,

beban kerja dan lingkungan terhadap kinerja karyawan. Kemudian hasilnya dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun strategi dan menyusun kebijakan

pemimpin untuk meningkatkan kinerja karyawan.

11
a) Bagi para akademisi sebagai implikasi lebih lanjut dalam memberikan informasi guna

menciptakan peningkatan kemampuan dan pemahaman.

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Goal Setting Theory

Goal setting theory yang dikembangkan oleh Edwin Locke (1968) teori ini

merupakan salah satu bentuk teori motivasi. Teori penetapan tujuan menekankan pada

pentingnya hubungan antara tujuan yang ditetapkan dengan kinerja yang dihasilkan.

Konsep dasarnya yaitu seseorang yang mampu memahami tujuan yang diharapkan oleh

organisasi, maka pemahaman tersebut akan mempengaruhi kinerjanya Purnamasari

(2019) Teori ini menjelaskan bahwa salah satu dari karakteristik perilaku yang

mempunyai tujuan adalah perilaku tersebut terus berlangsung sampai perilaku itu

mencapai titik penyelesainnya, seperti seseorang dalam memulai suatu pekerjaan, dan ia

berambisi untuk menyelesaikannya dan terus mendesak sampai tujuan itu tercapai. Hal

ini berarti bahwa Goal Setting Theory mengisyaratkan bahwa seorang individu

berkomitmen berdasarkan tujuan, apabila seorang individu berkomitmen untuk mencapai

tujuannya, maka hal ini akan mempengaruhi tindakannya sehingga akan mempengaruhi

konsekuensi kinerjanya.

Keberhasilan kinerja karyawan dalam perusahaan bisa dikatakan optimal jika

beberapa faktor kinerja seperti budaya kerja, beban kerja dan lingkungan kerja

diperusahaan dapat berjalan dengan baik. Persepsi seseorang untuk membuat penilaian

mengenai orang lain sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal orang

tersebut.

13
2.1.2 Budaya Kerja

1) Pengertian Budaya Kerja

Kesadaran tentang keberhasilan kinerja berakar pada nilai-nilai yang bermula

dari adat istiadat, kebiasaan, agama dan kaidah lainnya yang menjadi suatu

keyakinan selanjutnya menjadi kebiasaan dalam perilaku orang-orang dalam

melaksanakan pekerjaan. Sikap dan perilaku individu dan kelompok yang didasari

atas nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi sifat serta kebiasaan

dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari itulah yang kemudian

dinamakan budaya kerja (Putranti,dkk 2018:191).

Perilaku yang telah menjadi kesehariannya serta nilai-nilai yang

dilaksanakannya merupakan permulaan darikesuksesan dalam bekerja. Nilai-nilai

itu berawal dari pola kebiasaan, beragama serta kaidah/aturan yang menjadi

panutannya sehingga menjadi rutinitas reflek berperilaku dalam bekerja dan

berorganisasi. Kesemua itu dinamakan dengan budaya. Maka dari itu, budaya

dihubungkan terhadap kualitas daripada kerja tersebut, karenanya disebut dengan

budaya kerja.

Budaya kerja adalah serangkaian bentuk perilaku yang secara total menyatu

pada tiap diri individu disuatu organisasi. Membangun budaya dimaksudkan juga

untuk melindungi dan meningkatkan segi-segi positif, serta berusaha melatih

bentuk perilaku tertentu sehingga dapat terbentuk sesuatu hal baru yang tentunya

membaik. Kesuksesan dalam melaksanakan kegiatan budaya kerja diantaranya bisa

diketahui dari meningkatnya tanggung jawab, meningkatnya disiplin kerja dan

taatnya terhadap suatu kaidah/aturan, terciptanya hubungan komunikasi dan

interaksi yang lebih harmonis terhadap setiap orang di semua tingkatan,

meningkatnya perhatian dan keikutsertaan, meningkatnya kesempatan untuk

14
penyelesaian masalah dan mengurangnya tingkat keluh kesah dan mangkir

(Suwanto, 2019:45).

Budaya kerja merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan,

harapan, sikap dan norma-norma yang dimiliki secara bersama serta mengikat

dalam suatu komunitas tertentu. Secara spesifik budaya dalam organisasi akan

ditentukan oleh kondisi kerja tim, kepemimpinan dan karakteristik organisasi serta

proses administrasi yang berlaku. Budaya kerja penting, karena merupakan

kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam hirarki organisasi yang mewakili

normanorma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi. Budaya yang

produktif adalah budaya yang dapat menjadikan organisasi menjadi kuat dan tujuan

perusahaan dapat terakomodasi (Kusumawati, 2015:2). Menurut Sudiyanto

(2015:18) menyatakan Budaya kerja adalah cara kerja yang berdasarkan suatu

sistem nilai yang dipegang oleh setiap kaki tangan dalam organisasi. Cara kerja

yang diamalkan seperti itu sudah menjadi kebiasaan atau tradisi organisasi tersebut.

Dan menurut Hardimon,dkk (2017:4) Budaya kerja adalah salah satu komponen

kualitas manusia yang sangat melekat dengan identitas bangsa dan menjadi tolak

ukur dasar dalam pembangunan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat

disimpulkan bahwa budaya kerja adalah komponen kualitas manusia, seperti

serangkaian cara kerja/kebiasaan-kebiasaan kerja, cara pandang, nilai-nilai, sikap,

dan norma yang dimiliki secara bersama serta berdasarkan suatu sistem.

Saat dilakukannya budaya kerja, terdapat peran penting nilai-nilai dan

keyakinan dalam memengaruhi bentuk kerja. Sebab pada sistem pelaksanaan kerja

pada suatu organisasi atau instansi, nilai dan keyakinan itu menjadi suatu panutan

atau landasan. Terdapat lima komponen yang merupakan kunci dari nilai-nilai dan

keyakinan dalam budaya diantaranya:

15
1. Nilai merupakan keyakinan.

2. Terkait perilaku yang diperkenalkan.

3. Kondisi yang sangat penting.

4. Pegangan dalam melaksanakan seleksi atau evaluasi keadaan dan perilaku.

5. Urutan prioritas.

Jadi, nilai-nilai dan keyakinan dapat mempengaruhi kinerja karena di dalam

nilai tersebut terdapat suatu kepercayaan yang harus dilaksanakan yang

menentukan perilaku yang sudah dikehendaki oleh setiap organisasi atau lembaga

pendidikan.

Setiap karyawan dalam menghadapi pekerjaannya baik itu sikap, semangat,

pendayagunaan waktu dalam bekerjanya merupakan cerminan dari adanya

produktivitas. Yang mana produktivitas ini adalah dampak dari adanya budaya

kerja yang terbetuk atas budaya dalam organisasi. Dalam mengetahui mutu dan

model pimpinan instant dalam melaksanakan program operasional suatu instansi

sering kali menggunakan budaya kerja sebagai pengukur. Budaya itu adalah suatu

nilai yang menjadi acuan para karyawan di lingkungan kerja dalam berperilaku

ketika berorganisasi.

Kuatnya budaya kerja dapat menjadikan suatu budaya instansi yang baik pula

serta menunjukkan bahwa budaya itu berakar kuat, maksudnya adalah telah dapat

dihayati dan diimplementasikan dalam setiap kegiatan. Seperti halnya apa saja

nilai-nilai yang harus dipunya, bagaimana tingkah laku orang-orang ini akan

mampu memberikan pengaruh terhadap kinerjanya, selanjutnya falsafah yang

diikutinya. Proses yang panjang terus menerus disempurnakan sesuai dengan

tuntutan dan kebutuhan. Manfaat utama dari budaya kerja berakibat pada

meningkatnya produktivitas kerja atau kinerja pegawai. Hal ini dapat disebabkan

16
karena penetapan budaya kerja yang ada di organisasi sudah sesuai dengan tujuan,

visi dan misi yang ada di organisasi. Jika hal tersebut terjadi maka hal tersebut akan

memudahkan para pegawai untuk menerapkan budaya kerja yang berimplementasi

pada produktivitas kerja organisasi. (Suwanto, 2019:11).

2) Tujuan Budaya Kerja

Menurut Frinaldi (2014:183) Tujuan budaya kerja itu adalah :

1. Meningkatkan kualitas hasil kerja

2. Meningkatkan kualitas pelayanan

3. Menciptakan budaya kualitas

4. Meningkatkan profesionalitas

5. Mengurangi kelemahan birokrasi

Sedangkan menurut Sobirin (2013:44) Tujuan Budaya Kerja adalah untuk

mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan

produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan

datang.

3) Manfaat Budaya Kerja

Menurut Purnamasari (2019:60) Adapun manfaat dari penerapan Budaya Kerja

yang baik:

1. Meningkatkan jiwa gotong royong

2. Meningkatkan kebersamaan

3. Saling terbuka satu sama lain

4. Meningkatkan jiwa kekeluargaan

5. Meningkatkan rasa kekeluargaan

6. Membangun komunikasi yang lebih baik

7. Meningkatkan produktivitas kerja

17
8. Tanggap dengan perkembangan dunia luar

Menurut Sudirman (2005:94) Budaya Kerja mempunyai manfaat:

1. Menjamin hasil kerja dengan kualitas/mutu baik

2. Membuka seluruh komunikasi, keterbukaan, cepat menemukan kesalahan

dan cepat memperbaikinya

3. Cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan dari luar

4. Mengurangi laporan salah/palsu.

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi budaya kerja

Kekuatan budaya kerja ditentukan oleh 2 faktor utama, yaitu kebersamaan dan

intensitas.(Suwanto, 2019:48):

1. Kebersamaan

Kebersamaan adalah sejauh mana anggota organisasi memiliki nilai-nilai

yang dianut secara bersama. Derajat kebersamaan dipengaruhi oleh unsur

orientasi dan imbalan. Orientasi dimaksudkan pembinaan kepada

anggotaanggota organisasi khususnya anggota baru maupun melalui

program-progam latihan. Melalui program orientasi, anggota-anggota baru

organisasi diberi nilai-nilai budaya yang perlu dianut secara bersama oleh

anggota-anggota organisasi. Disamping orientasi kebersamaan, juga

dipengaruhi oleh imbalan dapat berupa kenaikan gaji, jabatan (promosi),

hadiah- hadiah, tindakantindakan lainnya yang membantu memperkuat

komitmen nilai-nilai inti budaya kerja.

2. Intensitas Intensitas adalah derajat komitmen dari anggota-anggota kepada

nilai-nilai inti budaya kerja. Derajat intensitas bisa merupakan suatu hasil

dari struktur imbalan. Oleh karena itu, pimpinan perlu mmeperhatikan dan

menaati struktur imbalan yang diberikan kepada anggota-anggota guna

18
menanamkan nilai-nilai budaya kerja. Menurut Sudirman (2005:95) Fakor-

faktor yang mempengaruhi Budaya Kerja:

1. Diskriminatif

2. Tidak efisien & efektif

3. Tidak menghormati hak asasi manusia

4. Kurang Tanggap

5. Tidak kreatif dan inovatif

6. Tidak peduli

7. Sikap konfrontatif berlebihan, sering menentang tidak kooperatif

8. Kurang menghargai perbedaan pendapat

9. Etos kerja rendah

10. Sering mengeluh secara berlebihan

11. Sikap tidak terbuka dan tidak jujur

12. Kurang inisiatif menunggu perintah

5) Indikator Budaya Kerja

Menurut Nurhadijah (2017:175), indikator budaya kerja adalah sebagai berikut:

a. Inovasi dan Pengambilan Resiko

Tingkat daya pendorong karyawan untuk bersikap inovatif dan berani

mengambil resiko.

b. Perhatian Terhadap Detail

Tingkat tautan terhadap karyawan untuk mampu memperlihatkan

ketepatan, analisis, dan perhatian terhadap detail

c. Konsitensi

Organisasi cendrung memiliki budaya kuat yang konsisten, terkoordinasi

dan terintergrasi secara baik. Norma-norma prilaku didasarkan pada nilai-

19
nilai inti. Para pemimpin dan bawahan mencapai kesepakatan meskipun

dengan sudut pandang yang berbeda.

d. Perlibatan

Organisasi memberdayakan karyawan, mengorganisir, tim dan

pengembangan SDM nya, semua tingkat organisasi merasa bahwa mereka

memiliki kontribusi yang akan mempengaruhi pekerjaan dan tujuan

organisasinya,

2.1.3 Beban Kerja

1) Pengertian Beban Kerja

Menurut Yusuf dalam Leonardo Hendy Lukito & Ida Martini Alriani (2018: 25)

menyatakan bahwa beban kerja karyawan merupakan salah satu faktor yang

menjadi pertimbangan dalam menentukan kinerja karyawan. Hal yang harus

dihindari adalah beban kerja karyawan yang terlalu berlebihan sebagai akibat tidak

seimbangnya pekerjaan dengan jumlah karyawan, atau beban kerja karyawan yang

terlalu rendah diakibatkan oleh jumlah karyawan yang terlalu banyak.

Sedangkan, menurut Sutarto dalam Muhammad et al (2016: 46) Beban aktivitas

satuan organisasi atau beban kerja masing-masing pejabat atau pegawai hendaknya

merata sehingga dapat dihindarkan adanya satuan organisasi yang terlalu banyak

aktivitasnya dan ada satuan organisasi terlalu sedikit aktivitasnya demikian pula

dapat dihindarkan adanya pejabat atau pegawai yang terlalu bertumpuk-tumpuk

tugasnya dan ada pejabat atau pegawai yang sedikit beban kerjanya sehingga

nampak terlalu banyak menganggur.

Beban kerja yang terlalu berat atau ringan akan berdampak terjadinya

inefisiensi kerja. Menurut Permendagri No. 12/2008 Pasal 7 ayat (2) dalam Arifin

et al (2016: 65) beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu

20
jabatan atua unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan

norma waktu.

2) Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Menurut Rodahl dalam Antonius Rino Vanchapo, S.Kep., (2020: 4-5) menyatakan

bahwa beban dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal,

antara lain:

a. Faktor Eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti:

1. Tugas-tugas yang bersifat fisik Tugas bersifat diantaranya seperti

stasiun kerja, tata ruang tempat kerja, kondisi ruang kerja, kondisi

lingkungan kerja, sikap kerja, cara angkut, beban yang diangkat.

Sedangkan tugas yang bersifat mental meliputi tanggung jawab,

kompleksitas pekerjaan, emosi pekerjaan dan lain sebagainya.

2. Organisasi kerja Faktor ini meliputi lamanya waktu kerja, waktu

istirahat, shift kerja, sistem kerja, mutu pelayanan yang ditetapkan

dan kebijakan pembinaan dan pengembangan.

3. Lingkungan kerja Faktor ini meliputi tipe dan lokasi rumah sakit,

lay out keperawatan, fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan,

kelengkapan peralatan medik atau diagnostik, pelayanan penunjang

dari instalasi lain dan macam kegiatan yang dilaksanakan.

b. Faktor Internal meliputi faktor somatik (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh,

status gizi dan kondisi kesehatan) dan faktor psikis (motivasi, persepsi,

kepercayaan, keinginan dan kepuasan).

3) Indikator Beban Kerja

Menurut Putra dalam Rolos et al., (2018: 21) ada beberapa indikator beban kerja,

diantaranya yaitu:

21
a. Target yang harus dicapai

Pandangan mengenai hasil kerja yang harus diselesaikan dalam jangka

waktu tertentu. Pandangan mengenai besarnya target kerja yang diberikan

untuk menyelesaikan pekerjaannya.

b. Kondisi pekerjaan

Mencakup tentang bagaimana pandangan yang dimiliki oleh individu

mengenai kondisi pekerjaannya.

c. Penggunaan waktu

Kerja waktu yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan

dengan produksi (waktu buku atau dasar, waktu lingkaran).

d. Standar pekerjaan

Kesan yang dimiliki oleh individu mengenai pekerjaannya, salah satu

contohnya yaitu perasaan yang timbul mengenai beban kerja yang harus

diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

2.1.4 Lingkungan Kerja

1) Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah semua hal yang ada disekitar pekerjaan dan bisa

memberikan pengaruh kepada pekerja (Ahyanti 2019). Lingkungan kerja adalah

segala sesuatu yang ada disekitar karyawan dan dapat mempengaruhi dalam

menjalankan tugas yang diberikan kepadanya seperti adanya pendingin ruangan,

penerangan yang memadai dan lain-lain (Nitisemito, 2017). Lingkungan kerja

adalah sesuatu yang ada di lingkungan para pekerja yang dapat mempegaruhi

dirinya dalam menjalankan tugas seperti temperatur, kelembapan, ventilasi,

penerangan, kegaduhan, kebersihan tempat kerja dan memadai tidaknya alat-alat

perlengkapan kerja (Isyandi, 2016). Lingkungan kerja dapat diartikan sebagai

22
keseluruhan alat perkakas yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seorang

bekerja, metode kerjanya, sebagai pengaruh kerjanya baik sebagai perorangan

maupun sebagai kelompok (Simanjuntak, 2018). Lingkungan kerja adalah

keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan kerja di sekitarnya

dimana seorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerja yang baik sebagai

perseorangan maupun sebagai kelompok (Sedarmayanti,2018: 26).

2) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat

melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Banyak faktor

yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja. Menurut

Sedarmayanti (2019) beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu

kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan manusia/karyawan,

diantaranya adalah:

a) Penerangan/cahaya di tempat kerja

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi pegawai guna mendapat

keselamatan dan kelancaran kerja, oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya

penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang

jelas (kurang cukup) mengakibatkan penglihatan menjadi kurang jelas, sehingga

pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya

menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan

organisasi sulit dicapai. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu:

a. Cahaya alam yang berasal dari sinar matahari

b. Cahaya buatan, berupa lampu

b) Temperatur di tempat kerja

23
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur yang

berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan

normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan

diri dengan perubahan yang terjadi diluar tubuh. Apabila kondisi temperatur

terlalu dingin akan mengakibatkan gairah kerja menurun, sedangkan temperatur

udara yang terlampau panas, akan mengakibatkan cepat timbul kelelahan tubuh

dan dalam bekerja cenderung membuat banyak kesalahan.

c) Kelembaban di tempat kerja

Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasa

dinyatakan persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh

temperatur udara, dan secara bersama-sama antara kelembaban, kecepatan udara

bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh

manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu

keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan

menimbulkan pengurangan panas dari dalam tubuh secara besar-besaran, karna

sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut jantung karna

makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh

manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antar panas tubuh dan

disekitarnya.

d) Sirkulasi udara di tempat kerja

Oksigen merupakan gas yang diperlukan oleh mahluk hidup untuk menjaga

kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. Udara di sekitar kotor

apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan tercampur

dengan gas dan bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama

adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar tampat kerja. Tanaman

24
merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan manusia. Dengan cukup oksigen

disekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran

jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat

pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.

e) Kebisingan di tempat kerja

Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya

adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak

dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat

mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan

kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa

menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka

suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan

dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.

f) Getaran mekanis di tempat kerja

Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang

sebagian getaran ini sampai ketubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat

yang tidak diinginkan. Getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu

tubuh karena ketidakteraturannya, baik tidak teratur dalam intesitas maupun

frekuensinya. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila

frekuensi ala mini beresonasi dengan frekuensi dari getaran mekanis. Secara

umum getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal:

1) Konsentrasi dalam bekerja

2) Datangnya kelelahan

3) Timbulnya beberapa penyakit diantaranya karena gangguan terhadap mata,

syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain-lain.

25
g) Bau-bauan di tempat kerja

Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran

karena dapat menggangu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus

menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian air conditioner

yang tepat merupakan cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-

bauan yang mengganggu disekitar tempat kerja.

h) Tata warna di tempat kerja

Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-

baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan

dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar

terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa

senang, sedih dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan

manusia.

i) Dekorasi di tempat kerja

Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak

hanya berkaitan dengan hiasan ruang kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara

mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan dan lainnya untuk bekerja.

j) Musik di tempat kerja

Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu

dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang pegawai untuk bekerja. Oleh

karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk dikumandangkan di

tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang di perdengarkan di tempat kerja akan

menganggu konsentrasi kerja.

k) Keamanan di tempat kerja

26
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman

maka perlu diperhatikan adanya keamanan dalam bekerja. Oleh karena itu faktor

keamanan perlu diwujudkan keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga

keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Pengaman

(SATPAM).

3) Indikator Lingkungan Kerja

Indikator-indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2019:46) adalah

sebagai berikut:

a) Penerangan

b) Suhu udara

c) Suara bising

d) Penggunaan warna

e) Ruang gerak yang diperlukan

f) Keamanan kerja

g) Hubungan karyawan.

Menurut Robbins (2018) indikator-indikator yang terdapat di lingkungan kerja,

yaitu:

a) Suhu Udara

Suhu adalah suatu variabel dimana terdapat perbedaan individual yang besar.

Dengan demikian untuk memaksimalkan produktivitas, adalah penting bahwa

pegawai bekerja di suatu lingkungan dimana suhu diatur sedemikian rupa

sehingga berada diantara rentang kerja yang dapat diterima setiap individu.

Manusia dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan

temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk

kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.

27
b) Kebisingan

Bukti dari telaah-telaah tentang suara menunjukkan bahwa suara-suara yang

konstan atau dapat diramalkan pada umumnya tidak menyebabkan penurunan

prestasi kerja sebaliknya efek dari suara-suara yang tidak dapat diramalkan

memberikan pengaruh negatif dan mengganggu konsentrasi pegawai. Kriteria

pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan

agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien.

c) Penerangan

Bekerja pada ruangan yang gelap dan samar-samar akan menyebabkan

ketegangan pada mata. Intensitas cahaya yang tepat dapat membantu pegawai

dalam memperlancar aktivitas kerjanya. Tingkat yang tepat dari intensitas cahaya

juga tergantung pada usia pegawai. Pencapaian prestasi kerja pada tingkat

penerangan yang lebih tinggi adalah lebih besar untukpegawai yang lebih tua

dibanding yang lebih muda.

d) Mutu

Udara Merupakan fakta yang tidak bisa diabaikan bahwa jika menghirup udara

yang tercemar membawa efek yang merugikan pada kesehatan pribadi. Udara

yang tercemar dapat mengganggu kesehatan pribadi pegawai. Udara yang

tercemar di lingkungan kerja dapat menyebabkan sakit kepala, mata perih,

kelelahan, lekas marah dan depresi.

e) Keamanan di tempat kerja

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman,

maka perlu diperhatikan adanya keamanan dalam bekerja. Oleh karena itu faktor

kemanan perlu diwujudkkan keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga

28
keamanan di tempat kerja adalah dengan memanfaatkan tenaga Satuan Petugas

Keamanan (SATPAM) serta mendirikan pos keamanan setempat.

2.1.5 Kinerja Karyawan

1) Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan

dengan produksi barang atau penyampaian jasa. Informasi tentang kinerja

organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting digunakan untuk mengevaluasi

apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan

tujuan yang diharapkan atau belum. Secara etimologi, kinerja berasal dari kata

prestasi kerja (performance). Mangkunegara (2015), menyatakan bahwa istilah

kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja

atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Mangkunegara (2015), menyatakan bahwa pada umumnya kinerja dibedakan

menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah

hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar

kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari

kinerja individu dengan kinerja kelompok.

Menurut Simamora (2015), Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh individu, kelompok, dan organisasi yang sesuai dengan

tugas dan tanggung jawabnya. Berdasarkan beberapa teori di atas dapat

disimpulkan bahwa kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dapat dicapai

pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

yang diberikan organisasi dalam upaya mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi

29
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral

maupun etika.

2) Jenis-Jenis Penilaian Kinerja

Menurut Rivai (2015), jenis-jenis penilaian kinerja dikelompokkan sebagai berikut:

a. Penilaian hanya oleh atasan

b. Penilaian oleh kelompok lini

c. Penilaian oleh kelompok staff

d. Penilaian pleh keputusan komitmen

e. Penilaian berdasarkan peninjauan lapangan

f. Penilaian oleh bawahan atau sejawat

3) Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Rivai dan Sagala (2013), tujuan perusahaan dalam penilaian kinerja yaitu

sebagai berikut:

a. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan

Karyawan membutuhkan pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan

kinerja sehingga dapat mencapai suatu pencapaian kinerja yang telah

ditetapkan.

b. Meningkatkan prestasi kerja

Salah satu tujuan memberikan penilaian kinerja yaitu untuk meningkatkan

prestasi kerja karyawan, karena semakin baik nilai prestasi yang dicapai

karyawan akan mempertahankan untuk mencapai prestasi yang lebih baik

lagi dalam hal bekerja.

c. Memberikan kesempatan kerja yang adil

Penilaian kinerja akan berdampak seorang karyawan akan merasa memiliki

kesempatan yang adil dalam hal mengerjakan pekerjannya.

30
4) Faktor yang mempengaruhi Kinerja

Sutrisno (2016), mengatakan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi

kinerja atau prestasi kerja yaitu faktor individu dan faktor lingkungan, faktor-faktor

individu yang dimaksud adalah:

1) Faktor Individu

a. Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang

digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas.

b. Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan

suatu tugas.

c. Role/ Task Perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa

perlu oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

2) Faktor Lingkungan

a. Kondisi fisik

b) Peralatan

c) Waktu

d) Material

e) Pendidikan

f) Supervisi

g) Desain organisasi

h) Pelatihan

i) Keberuntungan

5) Indikator Kinerja Karyawan

Menurut Robbins (2016), indikator kinerja adalah alat untuk mengukur sajauh mana

pencapain kinerja karyawan. Berikut beberapa indikator untuk mengukur kinerja

karyawan adalah:

31
a. Kualitas Kerja

Kualitas kerja karyawan dapat diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas

pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan

kemampuan karyawan. Kualitas kerja dapat digambarkan dari tingkat baik

buruknya hasil kerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan juga

kemampuan dan keterampilan karyawan dalam mengerjakan tugas yang

diberikan padanya.

b. Kuantitas

Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah jumlah

unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Kuantitas yaitu ukuran jumlah

hasil kerja unit maupun jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan oleh karyawan

sehingga kinerja karyawan dapat diukur melalui jumlah (unit/siklus) tersebut.

misalnya karyawan dapat menyelesaikan pekekerjaannya dengan cepat dari

batas waktu yang ditentukan perusahaan.

c. Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu

yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta

memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Kinerja Karyawan

juga dapat diukur dari ketepatan waktu karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Sehingga tidak mengganggu pekerjaan

yang lain yang merupakan bagian dari tugas karyawan tersebut.

d. Efektifitas

Efektifitas disni merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi

(tenaga, uang, teknologi dan bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud

menaikan hasil dari setiap unit dalam penggunakan sumber daya. Bahwa dalam

32
pemanfaatan sumber daya baik itu sumber daya manusia itu sendiri maupun

sumber daya yang berupa teknologi, modal, informasi dan bahan baku yang ada

di organisasi dapat digunakan semaksimal mungkin oleh karyawan.

e. Kemandirian

Kemandirian merupakan tingkat seseorang yang nantinya akan dapat

menjalankan fungsi kerjanya tanpa menerima bantuan, bimbingan dari atau

pengawas. Kinerja karyawa itu meningkat atau menurun dapat dilihat dari

kualitas kerja karyawan, kuantitas kerja karyawan, ketepatan waktu karyawan

dalam bekerja disegala aspek, efektifitas dan kemandirian karyawan dalam

bekerja. Artinya karyawan yang mandiri, yaitu karyawan ketika melakukan

pekerjaannya tidak perlu diawasi dan bisa menjalankan sendiri fungsi kerjanya

tanpa meminta bantuan, bimbingan dari orang lain atau pengawas.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relavan dan terkait dengan penelitian yang sedang

dilaksanakan antara lain:

1. Adha, dkk (2019) dengan judul Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja,

Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dinas Sosial Kabupaten Jember.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan

antara budaya kerja terhadap kinerja karyawan. Alat analisis menggunakan

analisis regresi linier berganda. Dari penelitian sebelumnya dan penelitian yang

sedang dilaksanakan terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaan yang

nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana penelitian pertama

dilaksanakan di Dinas Sosial Kabupaten Jember, sedangkan penelitian

sekarang dilaksanakan di PT. Circle K Office Bali. Persamaan penelitian

terdahulu dengan penelitian sekarang terdapat pada bagian objek penelitian

33
yaitu budaya kerja dan lingkungan kerja sebagai variabel bebas dan kinerja

karyawan sebagai variabel terikat.

2. Irmayanti, dkk (2020) dengan judul Pengaruh Kompetensi Dan Budaya Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan Pada Rumah Sakit Umum Karya Dharma Husada

Bros Singaraja. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif

dan signifikan antara budaya kerja terhadap kinerja karyawan. Alat analisis

menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari penelitian sebelumnya dan

penelitian yang sedang dilaksanakan terdapat perbedaan dan persamaan.

Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana penelitian

pertama dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Karya Dharma Husada Bros

Singaraja, sedangkan penelitian sekarang dilaksanakan di PT. Circle K Office

Bali. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terdapat pada

bagian objek penelitian yaitu budaya kerja sebagai variabel bebas dan kinerja

karyawan sebagai variabel terikat.

3. Marzuki, dkk (2023) dengan judul Pengaruh Budaya Kerja dan Kompetensi

Melalui Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Pelabuhan Indonesia

(Persero) Regional IV Makassar. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat

pengaruh positif dan signifikan antara budaya kerja terhadap kinerja karyawan.

Alat analisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari penelitian

sebelumnya dan penelitian yang sedang dilaksanakan terdapat perbedaan dan

persamaan. Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana

penelitian pertama dilaksanakan di PT. Pelabuhan Indonesia (Persero)

Regional IV Makassar, sedangkan penelitian sekarang dilaksanakan di PT.

Circle K Office Bali. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian

34
sekarang terdapat pada bagian objek penelitian yaitu budaya kerja sebagai

variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat.

4. Nasution, dkk (2023) dengan judul Pengaruh Disiplin Kerja dan Budaya Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor BNN Sumatera Utara. Hasil penelitian

menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara budaya

kerja terhadap kinerja karyawan. Alat analisis menggunakan analisis regresi

linier berganda. Dari penelitian sebelumnya dan penelitian yang sedang

dilaksanakan terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaan yang nampak

adalah dari segi lokasi penelitian dimana penelitian pertama dilaksanakan di

Kantor BNN Sumatera Utara, sedangkan penelitian sekarang dilaksanakan di

PT. Circle K Office Bali. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian

sekarang terdapat pada bagian objek penelitian yaitu budaya kerja sebagai

variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat.

5. Syamsu (2023) dengan judul Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

terhadap Kinerja Karyawan PT. Swadharma Sarana Informatika. Hasil

penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

budaya kerja terhadap kinerja karyawan. Alat analisis menggunakan analisis

regresi linier berganda. Dari penelitian sebelumnya dan penelitian yang sedang

dilaksanakan terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaan yang nampak

adalah dari segi lokasi penelitian dimana penelitian pertama dilaksanakan di

PT. Swadharma Sarana Informatika, sedangkan penelitian sekarang

dilaksanakan di PT. Circle K Office Bali. Persamaan penelitian terdahulu

dengan penelitian sekarang terdapat pada bagian objek penelitian yaitu budaya

kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat.

35
6. Maghfira, dkk (2023) dengan judul Pengaruh Beban Kerja Dan Keselamatan

Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan PT. Hokkan Deltapack

Industri Branch Kampar. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat

pengaruh positif dan signifikan antara beban kerja terhadap kinerja karyawan.

Alat analisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari penelitian

sebelumnya dan penelitian yang sedang dilaksanakan terdapat perbedaan dan

persamaan. Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana

penelitian pertama dilaksanakan PT. Hokkan Deltapack Industri Branch

Kampar, sedangkan penelitian sekarang dilaksanakan di PT. Circle K Office

Bali. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terdapat pada

bagian objek penelitian yaitu beban kerja sebagai variabel bebas dan kinerja

karyawan sebagai variabel terikat.

7. Rahim, dkk (2023) dengan judul Pengaruh Beban Kerja, Stres Kerja Dan

Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Unit Kapal Latih Hasanuddin

Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar. Hasil penelitian menunjukan bahwa

terdapat pengaruh positif dan signifikan antara beban kerja terhadap kinerja

karyawan. Alat analisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari

penelitian sebelumnya dan penelitian yang sedang dilaksanakan terdapat

perbedaan dan persamaan. Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi

penelitian dimana penelitian pertama dilaksanakan Unit Kapal Latih

Hasanuddin Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar, sedangkan penelitian

sekarang dilaksanakan di PT. Circle K Office Bali. Persamaan penelitian

terdahulu dengan penelitian sekarang terdapat pada bagian objek penelitian

yaitu beban kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel

terikat.

36
8. Tossa, dkk (2023) dengan judul Pengaruh Locus of Control dan Beban Kerja

terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Biringkanaya Kota

Makassar. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara beban kerja terhadap kinerja karyawan. Alat analisis

menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari penelitian sebelumnya dan

penelitian yang sedang dilaksanakan terdapat perbedaan dan persamaan.

Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana penelitian

pertama dilaksanakan Kantor Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar,

sedangkan penelitian sekarang dilaksanakan di PT. Circle K Office Bali.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terdapat pada

bagian objek penelitian yaitu beban kerja sebagai variabel bebas dan kinerja

karyawan sebagai variabel terikat.

9. Sukmadewi, dkk (2023) dengan judul Pengaruh Pengaruh Lingkungan Kerja,

Beban Kerja dan Person Organization Fit terhadap Kinerja Karyawan Pada

Yan’s House Hotel Kuta Bali. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat

pengaruh negatif dan signifikan antara beban kerja terhadap kinerja karyawan.

Alat analisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari penelitian

sebelumnya dan penelitian yang sedang dilaksanakan terdapat perbedaan dan

persamaan. Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana

penelitian pertama dilaksanakan Yan’s House Hotel Kuta Bali, sedangkan

penelitian sekarang dilaksanakan di PT. Circle K Office Bali. Persamaan

penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terdapat pada bagian objek

penelitian yaitu beban kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan

sebagai variabel terikat.

37
10. Penelitian Sihaloho & Siregar (2019) dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Super Setia Sagita Medan. Hasil

penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Alat analisis menggunakan

analisis regresi linier sederhana. Dari penelitian sebelumnya dan penelitian

yang sedang dilaksanakan terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaan yang

nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana penelitian pertama

dilaksanakan di PT. Super Setia Sagita Medan, sedangkan penelitian sekarang

dilaksanakan di PT. Circle K Office Bali. Persamaan penelitian terdahulu

dengan penelitian sekarang terdapat pada bagian objek penelitian yaitu

lingkungan kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel

terikat.

11. Siahan & Bahri (2019) dengan judul Pengaruh Penempatan Pegawai,

Motivasi, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada PT PLN

(Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara. Hasil penelitian

menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan

kerja terhadap kinerja karyawan. Alat analisis menggunakan analisis regresi

linier berganda. Dari penelitian sebelumnya dan penelitian yang sedang

dilaksanakan terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaan yang nampak

adalah dari segi lokasi penelitian dimana penelitian pertama dilaksanakan di

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Utara,

sedangkan penelitian sekarang dilaksanakan di PT. Circle K Office Bali.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terdapat pada

bagian objek penelitian yaitu lingkungan kerja sebagai variabel bebas dan

kinerja karyawan sebagai variabel terikat.

38
12. Penelitian Yuliya, dkk (2019) dengan judul Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja,

Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. FIF Group

Manado. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Alat analisis

menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari penelitian sebelumnya dan

penelitian yang sedang dilaksanakan terdapat perbedaan dan persamaan.

Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana penelitian

pertama dilaksanakan di PT. FIF Group Manado, sedangkan penelitian

sekarang dilaksanakan di PT. Circle K Office Bali.. Persamaan penelitian

terdahulu dengan penelitian sekarang terdapat pada bagian objek penelitian

yaitu lingkungan kerja dan beban kerja sebagai variabel bebas dan kinerja

karyawan sebagai variabel terikat.

13. Penelitian Warongan, dkk (2022) dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja,

Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Jordan Bakery

Tomohon. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh negatif dan

signifikan antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Alat analisis

menggunakan analisis regresi linier berganda. Dari penelitian sebelumnya dan

penelitian yang sedang dilaksanakan terdapat perbedaan dan persamaan.

Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana penelitian

pertama dilaksanakan di PT. Jordan Bakery Tomohon, sedangkan penelitian

sekarang dilaksanakan di PT. Circle K Office Bali.. Persamaan penelitian

terdahulu dengan penelitian sekarang terdapat pada bagian objek penelitian

yaitu lingkungan kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai

variabel terikat.

39
14. Penelitian Kurniawan & Purwanto (2022) dengan judul Pengaruh Lingkungan

Kerja, Stres Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Hasil

penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Alat analisis menggunakan

analisis regresi linier berganda. Dari penelitian sebelumnya dan penelitian yang

sedang dilaksanakan terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaan yang

nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana penelitian pertama

dilaksanakan di PT. Jordan Bakery Tomohon, sedangkan penelitian sekarang

dilaksanakan di PT. Circle K Office Bali.. Persamaan penelitian terdahulu

dengan penelitian sekarang terdapat pada bagian objek penelitian yaitu

lingkungan kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel

terikat.

15. Penelitian Kurniawan & Purwanto (2022) dengan judul Pengaruh Lingkungan

Kerja, Stres Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Hasil

penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Alat analisis menggunakan

analisis regresi linier berganda. Dari penelitian sebelumnya dan penelitian yang

sedang dilaksanakan terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaan yang

nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana penelitian pertama

dilaksanakan di PT. Jordan Bakery Tomohon, sedangkan penelitian sekarang

dilaksanakan di PT. Circle K Office Bali.. Persamaan penelitian terdahulu

dengan penelitian sekarang terdapat pada bagian objek penelitian yaitu

lingkungan kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel

terikat.

40
BAB III

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

penting (Sugiyono, 2017). Teori penetapan merupakan dimana seseorang

memahami tujuan akan mempengaruhi perilaku kinerjanya. Kinerja adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh seseorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah budaya kerja.

Budaya kerja adalah serangkaian bentuk perilaku yang secara total menyatu pada

tiap diri individu disuatu organisasi. Membangun budaya dimaksudkan juga untuk

melindungi dan meningkatkan segi-segi positif, serta berusaha melatih bentuk

perilaku tertentu sehingga dapat terbentuk sesuatu hal baru yang tentunya membaik.

Kesuksesan dalam melaksanakan kegiatan budaya kerja diantaranya bisa diketahui

dari meningkatnya tanggung jawab, meningkatnya disiplin kerja dan taatnya

terhadap suatu kaidah/aturan, terciptanya hubungan komunikasi dan interaksi yang

lebih harmonis terhadap setiap orang di semua tingkatan, meningkatnya perhatian

dan keikutsertaan, meningkatnya kesempatan untuk penyelesaian masalah dan

mengurangnya tingkat keluh kesah dan mangkir (Suwanto, 2019:45). Hasil

penelitian yang mendukung budaya kerja mempengaruhi kinerja karyawan

mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Adha, dkk (2019), Irmayanti, dkk

(2020), Marzuki, dkk (2023), Nasution (2023), dan Nurkarim (2023) bahwa hasil

penelitian menunjukkan bahwa budaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap

41
kinerja karyawan. Artinya apabila budaya keja baik dan bagus maka akan diikuti

meningkatkatnya kinerja karyawan.

Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan adalah beban kerja.

Menurut Yusuf dalam Leonardo Hendy Lukito & Ida Martini Alriani (2018: 25)

menyatakan bahwa beban kerja karyawan merupakan salah satu faktor yang

menjadi pertimbangan dalam menentukan kinerja karyawan. Hal yang harus

dihindari adalah beban kerja karyawan yang terlalu berlebihan sebagai akibat tidak

seimbangnya pekerjaan dengan jumlah karyawan, atau beban kerja karyawan yang

terlalu rendah diakibatkan oleh jumlah karyawan yang terlalu banyak. Hasil

penelitian yang mendukung beban kerja mempengaruhi kinerja karyawan mengacu

pada penelitian yang dilakukan oleh Maghfira, dkk (2023), Tossa, dkk (2023) dan

Rahim, dkk (2023) menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila beban kerja meningkat atau

bertambah maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja karyawan. Berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukmadewi, dkk (2023) dan Ariati,

dkk (2023) menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila tingkat beban kerja berkurang atau

mengalami penurunan maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja karyawan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah lingkungan

kerja. Lingkungan kerja adalah semua hal yang ada disekitar pekerjaan dan bisa

memberikan pengaruh kepada pekerja (Ahyanti 2019). Hasil penelitian yang

mendukung lingkungan kerja mempengaruhi kinerja karyawan mengacu pada

penelitian yang dilakukan oleh Sihaloho & Siregar (2019), Siahaan & Bahri (2019),

Yuliya, dkk (2019), dan Kurniawan, dkk (2022) bahwa hasil penelitian

menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

42
kinerja karyawan. Artinya apabila lingkungan kerja baik dan bagus maka akan

diikuti meningkatkatnya kinerja karyawan. Berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Warongan, dkk (2022) menunjukkan bahwa lingkungan

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila

tingkat lingkungan kerja berkurang atau mengalami penurunan maka akan diikuti

dengan menurunnya kinernya karyawan.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan pada beberapa faktor yang

mempengaruhi kinerja seorang karyawan diantaranya yaitu budaya kerja, beban

kerja dan lingkungan kerja. Kinerja karyawan yang tinggi merupakan hal yang

sangat diharapkan oleh perusahan, oleh karena itu jika perusahaan mengharapkan

pencapaian kinerja karyawan yang maksimal maka harus memperhatikan faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri. Sumber daya manusia

merupakan komponen utama suatu perusahaan yang menjadi perencanaan dan

pelaku aktif dalam setiap perusahaan. Dalam pengelolaan sumber daya manusia

maka diperlukan pengelolaan yang tepat agar pencapaian tujuan berjalan dengan

efektif dan efisien, sehingga kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada

didalamnya menjadi tinggi. Untuk dapat mengetahui ada pengaruh antara budaya

kerja, beban kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja Karyawan, maka dapatlah

dibuat secara skematis kerangka berpikir penelitian yang nampak pada gambar 3.1

berikut ini:

43
Gambar 3. 1
Kerangka Berfikir

Fenomena Penelitian / Research GAP:


Menurunnya kualitas hasil kerja yang dihasilkan pegawai dalam menyelesaikan setiap pekerjaan, kurangnya tingkat
daya pendorong karyawan untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko dalam sebuah keputusan, target
belum memenuhi standar yang ditetapkan perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaannya dan karyawan kurang baik
mengatur waktu dalam bekerja karena kurangnya penerangan pada ruang kerja yang sehingga lingkungan yang
gelap dan samar-samar menyebabkan ketegangan pada mata,

Rumusan Permasalahan:
1. Apakah budaya kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali?
2. Apakah beban kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali?
3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali ?

Grand Theory: Hipotesis: Penelitian Sebelumnya:


Teori penetapan 1. Budaya kerja berpengaruh positif dan
tujuan (Goal Signifikan terhadap kinerja karyawan.
Setting Theory) 2. Beban Kerja berpengaruh negatif dan sigifikan
terhadap kinerja karyawan.
1. Adha, dkk (2019)
Edwin Locke 3. Displin Kerja berpengaruh positif dan signifikan 2. Irmayanti, dkk (2020)
(1968) terhadap kinerja karyawan. 3. Marzuki, dkk (2023)
4. Nasution (2023)
5. Nurkarim (2023)
Teknik Analisis Data: 6. Maghfira, dkk (2023)
Teknik Analisis Data: Teknik analisis 7. Tossa, dkk (2023)
yang digunakan pada penelitian ini: 8. Rahim, dkk (2023)
Uji instrumen yang meliputi uji 9. Sukmadewi, dkk (2023)
validitas dan uji realibilitas. Uji 10. Ariati, dkk (2023)
asumsi klasik meliputi uji normalitas, 11. Sihaloho & Siregar
(2019)
uji multikolinearitas, dan uji
12. Siahan & Bahri (2019)
heteroskedastisitas. Dalam analisis
13. Yuliya, dkk (2019)
deskriptif untuk mengawal rumusan 14. Warongan, dkk (2022)
masalah mengenai kondisi masing- 15. Kurniawan & Purwanto
masing variabel. Selanjutnya analisis (2022)
inferensial meliputi analisis regresi
linier berganda, analisis koefisien
determinasi, dan Uji t

Pembahasan Hasil Penelitian

Kesimpulan,Keterbatasan, dan Saran

Sumber: Hasil Pemikiran Peneliti (2022)

44
Gambar 3.2
Kerangka Konseptual
Model Penelitian Pengaruh Budaya Kerja, Beban Kerja Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Circle K Office Bali

Budaya Kerja H1
X1

H2 Kinerja
Beban Kerja
Karyawan
X2
Y

Lingkungan
KerjaX3 H3

Sumber : Hasil Pemikiran Peneliti (2022)

Dari gambar 3.2 di jelaskan bahwa budaya kerja, beban kerja dan lingkungan kerja

berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Budaya kerja, beban kerja dan lingkungan kerja dapat

diukur dengan kuisioner, kemudian dihubungkan dengan kinerja karyawan.

3.2 Hipotesis

Hipotesis Penelitian merupakan dugaan sementara yang digunakan sebelum dilakukannya

penelitian. Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti,

dimana kebenarannya perlu diuji secara empiris (Sugiyono, 2014). Berdasarkan perumusan

masalah dan kajian pustaka maka dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut:

3.2.1 Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Budaya kerja merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan,

harapan, sikap dan norma-norma yang dimiliki secara bersama serta mengikat dalam

45
suatu komunitas tertentu. Secara spesifik budaya dalam organisasi akan ditentukan oleh

kondisi kerja tim, kepemimpinan dan karakteristik organisasi serta proses administrasi

yang berlaku. Budaya kerja penting, karena merupakan kebiasaan-kebiasaan yang terjadi

dalam hirarki organisasi yang mewakili normanorma perilaku yang diikuti oleh para

anggota organisasi. Budaya yang produktif adalah budaya yang dapat menjadikan

organisasi menjadi kuat dan tujuan perusahaan dapat terakomodasi (Kusumawati,

2015:2). Menurut Sudiyanto (2015:18) menyatakan Budaya kerja adalah cara kerja yang

berdasarkan suatu sistem nilai yang dipegang oleh setiap kaki tangan dalam organisasi.

Cara kerja yang diamalkan seperti itu sudah menjadi kebiasaan atau tradisi organisasi

tersebut.

Hasil penelitian yang mendukung budaya kerja mempengaruhi kinerja karyawan

mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Adha, dkk (2019), Irmayanti, dkk (2020),

Marzuki, dkk (2023), Nasution (2023), dan Nurkarim (2023) bahwa hasil penelitian

menunjukkan bahwa budaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan. Artinya apabila budaya keja baik dan bagus maka akan diikuti

meningkatkatnya kinerja karyawan.

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian sebelumnya dapat di rumuskan

sebagai berikut:

H1: Budaya kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

3.2.2 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Yusuf dalam Leonardo Hendy Lukito & Ida Martini Alriani (2018: 25)

menyatakan bahwa beban kerja karyawan merupakan salah satu faktor yang menjadi

pertimbangan dalam menentukan kinerja karyawan. Hal yang harus dihindari adalah

beban kerja karyawan yang terlalu berlebihan sebagai akibat tidak seimbangnya

pekerjaan dengan jumlah karyawan, atau beban kerja karyawan yang terlalu rendah

46
diakibatkan oleh jumlah karyawan yang terlalu banyak. Sedangkan, menurut Sutarto

dalam Muhammad et al (2016: 46) Beban aktivitas satuan organisasi atau beban kerja

masing-masing pejabat atau pegawai hendaknya merata sehingga dapat dihindarkan

adanya satuan organisasi yang terlalu banyak aktivitasnya dan ada satuan organisasi

terlalu sedikit aktivitasnya demikian pula dapat dihindarkan adanya pejabat atau pegawai

yang terlalu bertumpuk-tumpuk tugasnya dan ada pejabat atau pegawai yang sedikit

beban kerjanya sehingga nampak terlalu banyak menganggur.

Hasil penelitian yang mendukung beban kerja mempengaruhi kinerja karyawan

mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Maghfira, dkk (2023), Tossa, dkk (2023)

dan Rahim, dkk (2023) menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila beban kerja meningkat atau

bertambah maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja karyawan. Berbeda dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukmadewi, dkk (2023) dan Ariati, dkk (2023)

menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan. Artinya apabila tingkat beban kerja berkurang atau mengalami penurunan

maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja karyawan.

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian sebelumnya dapat di rumuskan

sebagai berikut:

H2: Beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

3.2.3 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di lingkungan para pekerja yang dapat

mempegaruhi dirinya dalam menjalankan tugas seperti temperatur, kelembapan,

ventilasi, penerangan, kegaduhan, kebersihan tempat kerja dan memadai tidaknya alat-

alat perlengkapan kerja (Isyandi, 2016). Lingkungan kerja dapat diartikan sebagai

keseluruhan alat perkakas yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seorang bekerja,

47
metode kerjanya, sebagai pengaruh kerjanya baik sebagai perorangan maupun sebagai

kelompok (Simanjuntak, 2018). Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan

bahan yang dihadapi, lingkungan kerja di sekitarnya dimana seorang bekerja, metode

kerjanya, serta pengaturan kerja yang baik sebagai perseorangan maupun sebagai

kelompok (Sedarmayanti,2018: 26).

Hasil penelitian yang mendukung lingkungan kerja mempengaruhi kinerja

karyawan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sihaloho & Siregar (2019),

Siahaan & Bahri (2019), Yuliya, dkk (2019), dan Kurniawan, dkk (2022) bahwa hasil

penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila lingkungan kerja baik dan bagus maka akan

diikuti meningkatkatnya kinerja karyawan. Berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Warongan, dkk (2022) menunjukkan bahwa lingkungan berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila tingkat lingkungan

kerja berkurang atau mengalami penurunan maka akan diikuti dengan menurunnya

kinernya karyawan.

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian sebelumnya dapat di rumuskan

sebagai berikut:

H3: Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

48
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Circle K Office Bali yang berlokasi

di Jl. MT. Haryono No.20, Dauh Puri, Kec. Denpasar Bar., Kota Denpasar, Bali 80232.

Selama lebih dari 25 tahun, PT. Circle K Office Bali telah menjadi salah satu perusahaan

convenience store yang paling populer dan sukses di Indonesia. Saat ini ada lebih dari

500 gerai Circle K di seluruh Indonesia dari 7 kota (Jakarta, Bali, Bandung, Yogyakarta,

Surabaya, Makassar dan Batam). Visi PT. Circle K Office Bali adalah menjadi

Convenience Store Pilihan no.1 untuk Belanja Harian. PT. Circle K Office Bali terus

menerus melakukan inovasi untuk memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan

bagi pelanggan. PT. Circle K Office Bali dikenal di seluruh dunia khususnya di Indonesia

yang menawarkan berbagai macam produk dan layanan berkualitas secara cepat, ramah,

dan bersih lingkungan. PT. Circle K Office Bali menyediakan berbagai variasi pilihan

product seperti Circle K Coff¬ee, Froster, Fresh Food, minuman sehari-hari, makanan

ringan, permen, ATM, Circle K Gift Cards, Money Changer, dan lain sebagainya.

4.2 Obyek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian adalah mengenai budaya kerja, beban kerja,

lingkungan kerja dan kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali.

4.3 Identifikasi Variabel

Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya Sugiyono (2017). Dalam penelitian ini menggunakan empat

variabel yaitu tiga variabel bebas dan satu variabel terikat diantaranya:

49
1) Variabel independen (variabel bebas)

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi

variabel lain (Timotius, 2017). Adapun variabel independen dalam penelitian ini

adalah budaya kerja (X1), beban kerja (X2) dan lingkungan kerja (X3).

2) Variabel dependent (variabel terikat)

Variabel dependen (Variabel Terikat) Variabel dependen atau variabel terikat adalah

variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain (Timotius, 2017). Adapun variabel

dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan (Y).

4.4 Definisi Oprasional Variabel

Menurut Sugiyono (2017) definisi operasional variabel merupakan suatu definisi

yang dinyatakan dalam bentuk istilah yang diuji secara spesifik atau dengan pengukuran

kriteria. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:

1) Budaya Kerja

Budaya kerja adalah serangkaian bentuk perilaku yang secara total menyatu

disetiap diri individu pada PT. Circle K Office Bali. Adapun indikator yang

digunakan sebagai berikut:

a) Inovasi dan Pengambilan Resiko

Tingkat daya pendorong karyawan PT. Circle K Office Bali untuk bersikap

inovatif dan berani mengambil resiko.

b) Perhatian Terhadap Detail

Tingkat tautan karyawan PT. Circle K Office Bali untuk mampu memperlihatkan

ketepatan, analisis, dan perhatian terhadap detail

c) Konsitensi

Organisasi cendrung memiliki budaya kuat yang konsisten, terkoordinasi dan

terintergrasi secara baik pada PT. Circle K Office Bali.

50
d) Perlibatan

Memberdayakan karyawan, mengorganisir, tim dan pengembangan SDM nya

pada PT. Circle K Office Bali.

2) Beban Kerja

Beban kerja merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan dalam

menentukan kinerja karyawan, akibat tidak seimbangnya pekerjaan dengan jumlah

karyawan, atau beban kerja karyawan yang terlalu rendah diakibatkan oleh jumlah

karyawan yang terlalu banyak. Adapun indikator yang digunakan sebagai berikut:

a) Target yang harus dicapai

Pandangan mengenai hasil kerja yang harus diselesaikan dalam jangka waktu

tertentu pada PT. Circle K Office Bali.

b) Kondisi pekerjaan

Pandangan yang dimiliki oleh individu mengenai kondisi pekerjaannya pada PT.

Circle K Office Bali.

c) Penggunaan waktu

Waktu yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

produksi pada pada PT. Circle K Office Bali.

d) Standar pekerjaan

Perasaan yang timbul mengenai beban kerja yang harus diselesaikan dalam

jangka waktu tertentu pada PT. Circle K Office Bali.

3) Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah semua hal yang ada disekitar pekerjaan dan bisa

memberikan pengaruh kepada pekerja pada PT. Circle K Office Bali. Adapun

indikator yang digunakan sebagai berikut:

a) Suhu Udara

51
Karyawan pada PT. Circle K Office Bali dapat menyesuaikan dirinya dari

keadaan normal tubuh.

b) Kebisingan

Suara bising memberikan pengaruh negatif dan mengganggu konsentrasi pegawai

pada PT. Circle K Office Bali.

c) Penerangan

Intensitas cahaya yang tepat dapat membantu pegawai pad PT. Circle K Office

Bali dalam memperlancar aktivitas kerjanya.

d) Mutu

Udara yang tercemar dapat mengganggu kesehatan pribadi pegawai pada PT.

Circle K Office Bali

e) Keamanan di tempat kerja

Memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan (SATPAM) serta mendirikan

pos keamanan setempat pada PT. Circle K Office Bali.

4) Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan adalah catatan tentang hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi

pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya pada PT. Circle K Office Bali

maka terdapat indikator sebagai berikut menurut Robbins (2016):

a) Kualitas Kerja

Hasil aktifitas yang dilakukan memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu

aktifitas pada PT. Circle K Office Bali

b) Kuantitas

Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dan tepat waktu pada PT. Circle K

Office Bali.

52
c) Ketepatan Waktu

Karyawan pada PT. Circle K Office Bali mampu menyelesaikan berbagai

tugas sesuai waktu yang sudah ditentukan.

d) Efektifitas Biaya

PT. Circle K Office Bali memberikan gaji yang lebih pada karyawan guna

mendapatkan keuntungan kinerja yang lebih.

e) Kemandirian

Karyawan PT. Circle K Office Bali dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa

minta bantuan bimbingan dari pengawas.

4.5 Jenis dan Sumber Data

4.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu

sebagai berikut.

1. Data Kuantitatif

Sugiyono (2019: 17) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif diartikan sebagai

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotetsis yang telah ditetapkan. Data kuantitatif yang digunakan dalam

penelitian ini seperti jumlah pegawai dan data skor dari kuesioner tentang hasil

budaya kerja, beban kerja dan lingkungan kerterhadap kinerja pegawai PT. Circle K

Office Bali.

2. Data Kualitatif

53
Sugiyono (2019: 17) menyatakkan bahwa data kualitatif adalah data yang berbentuk

kalimat, kata atau gambar. Dalam penelitian ini data kualitatif adalah data mengenai

sejarah instansi, struktur organisasi, dan job deskripsi.

4.5.2 Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung pada lokasi penelitian atau didapat

dari sumber pertama baik dari individu atau sesorang dari hasil wawancara dan hasil

pengisian kuisioner mengenai budaya kerja, beban kerja, lingkungan kerja dan kinerja

karyawan.

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh sari sumber kedua atau sumber sekunder dari

data kita butuhkan. Data Sekunder dapat diperoleh dari referensi berbagai sumber

bacaan atau riteratur yang berkaitan dengan objek penelitian.

4.6 Populasi dan Sampel

4.6.1 Populasi

Sugiyono (2019: 126) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah pegawai pada PT. Circle K

Office Bali sebanyak 40 orang.

4.6.2 Sampel

Sugiyono (2019: 127), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakeristik yang dimiliki

oleh, populasi tersebut. Adapun teknik pengambilan sampel adalah teknik sampling

54
sensus. Teknik ini digunakan karena populasi yang diteliti kurang dari 100 orang.

Sehingga dalam penelitian ini sampel yang diambil berasal dari keseluruhan populasi

yang digunakan yaitu seluruh pegawai yang berjumlah 40 orang karyawan.

4.7 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan

cara.

1) Metode observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun

dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sugiyono, 2019). Obersevasi

adalah teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung ke lokasi untuk

mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh budaya kerja, beban kerja

dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali

yang menjadi objek penelitian, sehingga dapat ditemukannya fakta ataupun

realitas yang dibutuhkan dalam menyusun skripsi ini.

2) Metode wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab sehingga dapat di kontruksikan makna dalam suatu topik

tertentu (Sugiyono, 2019). Wawancara atau interview adalah teknik

pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara melakukan tanya

jawab secara langsung dengan pihak yang bersangkutan.

3) Metode kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab (Sugiyono, 2019). Dalam kuesioner ini nantinya dapat digunakan

model pertanyaan tertutup, yakni bentuk pertanyaan yang sudah disertai

55
alternatif jawaban sebelumnya, sehingga responden memilih salah satu dari

alternatif pertanyaan tersebut.

Dalam kuesioner terdapat sistem skala likert untuk menilai jawaban sesuai

dengan pertanyaan. Menurut Sugiyono (2019: 146), skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau kelompok orang tentang

fenomena sosial dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan lagi

menjadi indikator – indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagi titik tolak untuk menyusun item – item instrumen yang dapat berupa

pertanyaan. Pada penelitian ini jawaban dari hasil kuesioner di beri skor, sebagai

gambaran dari skala likert dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 4.1
Skala Likert
Jawaban Singkatan Skor
Sangat tidak setuju STS 1
Tidak setuju TS 2
Kurang Setuju KS 3
Setuju S 4
Sangat setuju SS 5

4.8 Uji Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2017: 149) uji instrumen penelitian adalah suatu

alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati

dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS version 23 for

windows. Pada penelitian ini kesungguhan responden dalam menjawab

peryataan merupakan hal yang paling penting dikarenakan keabsahan

(validitas) suatu hasil penelitian sangat tergantung oleh alat pengukur

instrument yang digunakan dan data yang diperoleh. Berdasarkan

pertimbangan tersebut, dalam penelitian ini teknik analisis data diawali dengan

56
pengujian instrument yaitu dengan menguji validitas dan reliabilitas

instrument sehingga dapat diketahui apakah jawaban responden tersebut telah

dijawab dengan benar atau tidak

1) Uji Validitas

Pengertian validitas menurut Sugiyono (2017: 125) adalah derajat ketetapan

antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang

dikumpulkan oleh peneliti. Untuk mencari validitas sebuah item maka, kolom

yang dilihat yaitu kolom corrected item-Total Correlation pada tabel item-total

Statistic hasil pengolahan data dengan menggunakan Statistical Program For

Social Science (SPSS). Kriteria penilaian uji validitas adalah sebagai berikut:

1. Apabila rhitung > rtabel, maka item kuesioner tersebut valid.

2. Apabila rhitung < rtabel, maka item kuesioner tersebut dikatakan tidak valid.

2) Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2017: 130) menyatakan bahwa uji reliabilitas adalah sejauh

mana hasil penguku ran dengan menggunakan objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama. Suatu kuisioner dikatan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pernyataan konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu. Alat untuk mengukur reabilitas adalah Cronbach Alpha.

Hasil 𝛼 > 0,60 = reliabel atau konsisten.

Hasil 𝛼 < 0,60 = tidak reliabel atau tidak konsisten.

4.9 Teknik Analisis Data

Dalam rangka untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis dalam

penelitian ini, maka digunakan metode analisis dengan menggunakan pendekatan

statistik. Adapun langkah-langkah dalam analisis dapat disampaikan sebagai berikut.

4.9.1 Analisis Deskriptif

57
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat keputusan yang bersifat umum.

Termasuk dalam analisis deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel,

grafik, diagram, pengukuran tendensi sentral (modus, median dan mean),

perhitungan penyebaran data (perhitungan rata-rata dan standar deviasi) dan

perhitungan persentase (Sugiyono, 2019). Pada penelitian ini analisis deskripsi

digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden dan variabel - variabel

penelitian.

4.9.2 Analisis Infrensial

Inferensial adalah teknik analisis untuk menjawab uji hipotesis berdasarkan

hasil respon dari responden atau sampel pada kuesioner. Suatu kesimpulan dari data

simple yang akan dberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan

kebenaran. Bila peluang kesalahan 5% maka peluang kepercayaan sebesar 95%

(Sugiyono, 2019) hal ini disebut dengan taraf signifikan yang mencerminkan

kemampuan suatu sampel untuk dilakukan generalisasi terhadap suatu populasi

dengan taraf kesalahan tertentu.

1) Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui atau memperoleh

gambaran mengenai pengaruh budaya kerja (X1), beban kerja (X2), lingkungan

kerja (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y). Analisis ini digunakan dengan bantuan

SPSS (Statistic Package of Social Science) For Windows. Model regresi linier

berganda yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan dalam persamaan

sebagai berikut:

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3 ......................(e)

58
Keterangan:

Y = Kinerja Karyawan

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi dari X1

b2 = Koefisien regresi dari X2

b3 = Koefisien regresi dari X3

X1 = Budaya kerja

X2 = Beban kerja

X3 = Lingkungan Kerja

e = Error

2) Uji Asumsi Klasik

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analsisis regresi linier

berganda. Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, maka terlebih

dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Tujuan ini untuk mengetahui keberartian

hubungan antar variabel independen dan variabel dependen sehingga hasil analisis

dapat di interpretasikan dengan lebih akurat, efisien dan terbatas dari kelemahan –

kelemahan yang terjadi karena masih adanya gejala asumsi klasik. Dalam penelitian

ini, teknik analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 23 for

windows. Menurut Ghozali (2017) uji asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah

data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Terdapat dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis

grafik dan uji statistik. Ghozali (2017). Dalam penelitian ini uji asumsi normalitas

59
menggunakan analisis grafik dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal, dan uji statistik dengan

menggunakan Kolmogorov- Smirnov. Pada prinsipnya, normalitas dapat dideteksi

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan

histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan untuk asumsi normalitas

antara lain:

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau

grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas

b) Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau

grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi

tidak memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan dalam uji statistik Kolmogorov-

Smirnov, penentuan normal atau tidaknya suatu distribusi data ditentukan

berdasarkan taraf signifikansi hasil hitung. Dasar pengambilan keputusannya:

a) Apabila nilai signifikan kurang dari 0,05, maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada data

residual terdistribusi tidak normal.

b) Apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti data

residual terdistribusi normal

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna

antara satu variabel independen dengan variabel independen lainnya. Uji

multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling

berkorelasi, maka variabel -variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal

60
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen

sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam

regresi pada penelitian ini, dapat dilihat nilai Varians Inflation Factor (VIF). Suatu

model regresi dapat dikatakan multikolonieritas ketika nilai VIF >10 maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi tersebut memiliki masalah multikolonieritas.

Ghozali (2017).

c. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari uji heteroskedasitas dalam penelitian ini adalah untuk menguji

apakah didalam regresi terjadi kediaksamaan varians dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Apabila varians dari residualsatu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka dapat disebut sebagai homoskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ghozali (2017). Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan nilai absolut ei dengan

variabel bebasnya. Jika tingkat signifikansi masing-masing variabel bebas lebih

besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas.

3) Analisis Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi disini adalah antara 0 dan 1. Nilai koefisien determinasi

yang kecil berarti kemampuan-kemampuan variabel independen dlam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Ghozali (2017).

4) Uji t

61
Menurut Ghozali (2017), uji parsial yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

masing-masing variabel independent terhadap dependent. Uji ini menunjukan

seberapa jauh pengaruh variabel motivasi, loyalitas dan beban kerja secara

individual terhadap variabel kinerja karyawan. Kriteria pengujian adalah dengan

membandingkan derajat kepercayaan taraf signifikan (alpha) sebesar 0,5.

Pengujian dilakukan dengan bantuan Program Statistical Pockage Sosial Science

Version 25.0 for window. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan

keputusan untuk uji statistika t adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah pengujian:

a) Merumuskan hipotesis statistik

(1) Ho : β1,2,3 = 0, budaya kerja, beban kerja dan lingkungan kerja,

tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.

(2) Ha ; β1,2,3 ≠ 0, budaya kerja, beban kerja dan lingkungan kerja,

berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.

b) Kriteria daerah penerimaan dan penolakan Ho

(1) Ho ditolak apabila Sig. t < α

(2) Ho diterima apabila Sig. t ≥ α

c) Uji penarikan kesimpulan

(1) Jika nilai signifikan t hitung < 0,05 maka Ha diterima dan H0

ditolak ini berarti ada pengaruh antara budaya kerja, beban kerja dan

lingkungan kerja terhadap Kinerja Karyawan.

(2) Jika nilai signifikan t hitung ≥ 0,05 Ha ditolak dan H0 diterima

ini berarti tidak ada pengaruh antara budaya kerja, beban kerja, dan

lingkungan kerja terhadap Kinerja Karyawan.

62
DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Adha R, Qomariah N & Hafidzi A. 2019. Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Budaya
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dinas Sosial Kabupaten Jember. Jurnal Penelitian
Ipteks Vol 4 No 1 Januari 2019
Afandi, P., 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia; Teori, Konsep dan Indikator, edisi 1. ed.
Zanafa, Pekanbaru.
Arif Yusuf Hamali. 2016. Pemahaman manajemen sumberdaya mausia. Yogyakata: Center for
Academic Publishing Servive
Aziza, R. F. A., & Hidayat, Y. T. (2019). Analisa Usability Desain User Interface Pada Website
Tokopedia Menggunakan Metode Heuristics Evaluation. . . ISSN, 13(1), 5.
Edy, Sutrisno, (2016), Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta.
Fahmi, Irham. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta
Hamali, Arif Yusuf. 2016. Pemahaman Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS.
Herman Sofyandi. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kurniawan, I & Purwanto, A. Pengaruh Lingkungan Kerja, Stres Kerja Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan. 2022. Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan
(Mankeu) Volume 11, No 4 Desember 2022
Kusumawati, Mia. (2015). Penelitian pendidikan penjasorkes. Bandung: Alfabeta.
Lantara, D., & Nusran, M. (2019). Dunia Industri Perspektif Psikologi Tenaga Kerja.
Makassar: Nas Media Pustaka.
Maghfira A, Joesyiana K & Harahap A. 2023. Pengaruh Beban Kerja Dan Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Hokkan Deltapack Industri
Branch Kampar. Jurnal Pajak & Bisnis Volume 4, No 1 Maret 2023.
Moeheriono, 2014, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Edisi Revisi, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Natasya Simanjuntak, C.,2018. Upaya Peningkatan Kinerja Karyawan Pada Pt. Mangli Djaya
Rayajember.
Priansa, Donni Juni. 2018. Perencanaan & Pengembangan SDM. Bandung. Alfabeta.
Rahim M, Idris, M & Asri. 2023. Pengaruh Beban Kerja, Stres Kerja Dan Motivasi Terhadap
Kinerja Pegawai. Gendhera Buana Jurnal Volume 2, No 1 Februari 2023
Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. (2016). Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta: Salemba
Empat.

63
Siahan, S & Bahri, S. 2029. Pengaruh Penempatan Pegawai, Motivasi, Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmiah Magister Manajemen Volume 2, No 1 Maret
2029
Sihaloho, R & Hotlin S. 2019. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada
PT. Super Setia Sagita Medan. Jurnal Ilmiah Socio Secretum Volume 9, No 2 November
2019
Sudiyanto, Totok. 2015. Pengaruh Disiplin, Budaya Kerja, Dan Motivasi Terhadap Kepuasan
Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Palembang. Jurnal Media Wahana
Ekonomika, Vol. 12, No.1, April 2015: 14 – 29,Universitas PGR, Palembang.
Sukanto., Indriyo., (2018:151), Manajemen Produksi, Edisi keempat, BPFE, Yogyakarta.
Suwanto, 2019. Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Rumah Sakit Umum Tangerang Selatan. Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya
Manusia Vol. 3 No. 1.
Tossa, Rinna & Hafipah. 2023. Pengaruh Locus of Control dan Beban Kerja terhadap Kinerja
Pegawai pada Kantor Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Journal Of
Management Volume 6, 218-226
Robbins, P. S dan Judge, T. A. 2017. Organizational Behaviour, Edisi 13, Jilid 1, Salemba
Empat. Jakarta.
Rolos, et al. 2018. Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Asuransi Jiwa
Sraya Cabang Manado Kota. Jurnal Administrasi Bisnis, 2338–9605. Manado.
Sedarmayanti. (2017). Manajemen Sumber daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama.
Sedarmayanti. 2018. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV.Mandar
Maju.
Sutrisno, E. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana, Jakarta
Sinambela, Lijan Poltak. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sukmadewi I, Sugianingra I & Agustina M. 2023. Pengaruh Lingkungan Kerja, Beban Kerja
dan Person Organization Fit terhadap Kinerja Karyawan Pada Yan’s House Hotel Kuta
Bali. Jurnal Manajemen, Kewirausahaan dan Pariwisata Volume 3, No 3 Maret 2023
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT.Alfabet
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: PT.Alfabet
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: PT.Alfabet

64
65

Anda mungkin juga menyukai