OLEH:
i
BAB I
PENDAHULUAN
meningkat pesat, telah menciptakan suatu kondisi yang dinamis dan telah merubah
paradigma baru dalam perkembangan dunia antar institusi. Dengan kondisi seperti ini
ternyata telah menciptakan persaingan yang memerlukan perhatian serius dari setiap
organisasi yang dituntut untuk mempunyai kemampuan yang strategis dan konkrit dalam
semakin dinamis. Berpijak dari kondisi tersebut maka sangatlah memerlukan suatu
pemikiran untuk melihat bahwa kondisi sosial masyarakat, banyaknya ragam kelas-kelas
sosial, agama dan latar belakang pendidikan menjadi konsentrasi yang harus diperhatikan
secara serius, sehingga sumber daya manusia dalam suatu institusi atau perusahaan dapat
berjalan selaras.
Sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal yang berperan
penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Sumber daya manusia adalah asset perusahaan
yang harus dirawat. Pemberdayaan sumber daya manusia yang di kelola secara teratur dan
sistematis akan menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni dan
kompetitif. Di zaman yang berkembang pesat saat ini perusahaan harus extra selektif dalam
memilih sumber daya manusia yang kompetitif, mumpuni serta memiliki daya saing yang
harus selektif dalam menyeleksi calon pegawainya. Menurut Hamali (2016:2) menyatakan
bahwa sumber daya manusia merupakan suatu pendekatan yang strategis terhadap
2
Surmber daya manusia merupakan salah satu faktor yang penting dalam suatu organisasi
atau perusahaan, disamping faktor lain seperti aktiva dan modal. Oleh karena itu sumber
daya manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektifitas dan efisien
organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal dengan manajemen
sumber daya manusia. Menurut Hamali (2016:2) menyatakan bahwa sumber daya manusia
merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang
yang melakukan aktivitas. Sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi bisa
dikelompokkan atas dua macam, yakni sumber daya manusia (human resource) dan sumber
daya non manusia (nonhuman resource). Kelompok sumber daya non manusia ini
baik secara individu maupun organisasi, (Edy Sutrisno, 2016). Menurut Hasibuan (2016:
10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah Proses pengelolaan manusia, melalui
sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur
hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara
efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan bersama
3
Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku
untuk pekerjaan yang bersangkutan. Afandi (2018). Menurut Priansa (2018), kinerja
merupakan hasil yang dicapai karyawan dalam mengemban tugas dan pekerjaan yang
pekerjaannya. Menurut Fahmi (2017), mengatakan bahwa kinerja adalah hasil dari suatu
proses yang mengacu dan diukur selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan
atau kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari beberapa definisi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, maka kinerja merupakan hasil kerja karyawan yang
diperoleh selama periode tertentu apakah hasil kerja yang dilakukan sudah sesuai dengan
standar perusahaan atau sebaliknya. Adapun indikator untuk mengukur kinerja karyawan
menurut Robbins (2016), yaitu kualitas kerja, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas dan
kemandirian.
setiap aktivitas yang ada dalam organisasi perusahaan. Karyawan merupakan aset
terpenting yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap kesuksesan sebuah perusahaan.
Tanpa mesin canggih, perusahaan dapat terus beroperasi secara manual, akan tetapi tanpa
Penelitian ini dilakukan pada PT. Circle K Office Bali. Selama lebih dari 25
tahun, PT. Circle K Office Bali telah menjadi salah satu perusahaan convenience store
yang paling populer dan sukses di Indonesia. Saat ini ada lebih dari 500 gerai Circle K di
seluruh Indonesia dari 7 kota (Jakarta, Bali, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Makassar
dan Batam). Visi PT. Circle K Office Bali adalah menjadi Convenience Store Pilihan
no.1 untuk Belanja Harian. PT. Circle K Office Bali terus menerus melakukan inovasi
untuk memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan bagi pelanggan. PT. Circle
4
berbagai macam produk dan layanan berkualitas secara cepat, ramah, dan bersih
lingkungan. PT. Circle K Office Bali menyediakan berbagai variasi pilihan product
seperti Circle K Coffee, Froster, Fresh Food, minuman sehari-hari, makanan ringan,
permen, ATM, Circle K Gift Cards, Money Changer, dan lain sebagainya.
sumber daya manusia yang berkualitas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
peneliti terhadap beberapa karyawan PT. Circle K Office Bali, fenomena yang berkaitan
dengan kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali dapat dilihat dari indikator
kualitas kerja yaitu menurunnya kualitas kerja karyawan yang dihasilkan didalam
menyelesaikan pekerjaan serta tidak melakukan 3S (salam, sapa, dan senyum) yang
merupakan standar kerja dari PT. Circle K Office Bali dan masih terdapat karyawan yang
kurang disiplin dalam bekerja misalnya terlambat masuk kerja. Pada perusahaan PT. PT.
Circle K Office Bali belum dapat mengelola pengendalian internal dengan baik misalnya
masih kurangnya pengawasan dari pimpinan PT. Circle K Office Bali secara langsung
karena pemimpin tidak selalu berada di toko sehingga masih banyak ruang bagi karyawan
untuk melakukan kecurangan dan pertukaran informasi yang berkaitan dengan kegiatan
operasional perusahaan juga menjadi sedikit terhambat. Hal ini jika terjadi secara terus
menerus akan mengakibatkan menurunnya kinerja karyawan pada PT. Circle K Office
Bali.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah budaya kerja.
Menurut Triguno dalam Ruliyansa (2018:83) Budaya kerja merupakan hal yang perlu
diperhatikan dalam kegiatan perusahaan atau organisasi dalam membangun prestasi dan
merupakan sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar
akan tugas dan tanggung jawabnya. Selanjutnya Robbins (2015:721) budaya kerja
5
mengarah kepada kesatuan sistem makna bersama yang dianut oleh anggota organisasi
yang membedakan organisasi itu dengan organisasi yang lain. Budaya kerja adalah
kinerja karyawan seperti penelitian yang dilakukan oleh Adha, dkk (2019), Irmayanti,
dkk (2020), Marzuki, dkk (2023), Nasution (2023), dan Nurkarim (2023) bahwa hasil
kinerja karyawan. Artinya apabila budaya keja baik dan bagus maka akan diikuti
pada PT. Circle K Office Bali, fenomena yang berkaitan dengan budaya kerja pada PT.
Circle K Office Bali dapat dilihat dari indikator inovasi dan pengambilan resiko yaitu
kurangnya tingkat daya pendorong karyawan untuk bersikap inovatif dan berani
Selain budaya kerja, beban kerja juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan
pada PT. Circle K Office Bali. Menurut Vanchapo (2020:1) Beban kerja merupakan
sebuah proses atau kegiatan yang harus segera diselesaikan oleh seorang pekerja dalam
menyesuaikan diri terhadap sejumlah tugas yang diberikan, maka hal tersebut tidak
menjadi suatu beban kerja. Namun, jika pekerja tidak berhasil maka tugas dan kegiatan
tersebut menjadi suatu beban kerja. Sedangkan menurut Monika (2018) beban kerja
adalah proses yang dilakukan seseorang dalam menyelesaikan tugas dari suatu pekerjaan
atau suatu kelompok jabatan yang dilakukan dalam keadaan normal dalam suatu jangka
waktu tertentu.
6
Adapun hasil penelitian sebelumnya dilatar belakangi oleh research gap yang
ditemukan pada penelitian terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Maghfira, dkk
(2023), Tossa, dkk (2023) dan Rahim, dkk (2023) menunjukkan bahwa beban kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila beban
kerja meningkat atau bertambah maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja
karyawan. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukmadewi, dkk (2023)
dan Ariati, dkk (2023) menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila tingkat beban kerja berkurang atau
beberapa karyawa pada PT. Circle K Office Bali terdapat fenomena yang berkaitan
dengan beban kerja pada PT. Circle K Office Bali dapat dilihat dari indikator target yang
harus dicapai yaitu hasil kerja yang diselesaikan dalam jangka waktu tertentu belum
misalnya karyawan kurang baik dalam mengatur waktu dalam bekerja sehingga
berkas laporan harian pekerjaan. Pada Tabel 1.1 terdapat fenomena hasil pengukuran
kinerja dapat dilihat dalam tabel realisasi target dalam tuntutan tugas yang ditetapkan
pada PT. Circle K Office Bali yang akan dijelaskan pada Tabel berikut:
Table 1.1
Rekapitulasi Penjualan Pada PT. Circle K Office Bali
Periode Januari – Desember 2022
Target Realisasi
Jumlah Kriteria
No Bulan Pemasukan Pemasukan
Nasabah Pencapaian
(Bulan) (Bulan)
Tidak
1 Januari 205 500,000,000 100.000.000
Terealisasi
Tidak
2 Februari 247 500,000,000 150.000.000
Terealisasi
7
Tidak
3 Maret 330 500,000,000 185.000.000
Terealisasi
Tidak
4 April 450 500,000,000 250.000.000
Terealisasi
Tidak
5 Mei 659 500,000,000 495.000.000
Terealisasi
Tidak
6 Juni 550 500,000,000 420.000.000
Terealisasi
Tidak
7 Juli 789 500,000,000 225.500.000
Terealisasi
Tidak
8 Agustus 990 500,000,000 385.000.000
Terealisasi
Tidak
9 September 650 500,000,000 387.000.000
Terealisasi
Tidak
10 Oktober 450 500,000,000 388.000.000
Terealisasi
Tidak
11 November 850 500,000,000 458.000.000
Terealisasi
Tidak
12 Desember 660 500,000,000 408.000.000
Terealisasi
Tidak
Jumlah Capain 6.000.000.000 3.851.500.000
Terealisasi
Sumber: PT. Circle K Office Bali Tahun 2022
Tabel 1.1 menunjukkan data pemasukan serta realisasinya di PT. Circle K Office
Bali Bulan Januari – Desember Tahun 2022. Berdasarkan data tersebut dapat di analisis
bahwa, customer yang berkunjung ke PT. Circle K Office Bali Bulan Januari –
Desember Tahun 2022 mengalami fluktuatif. Selain itu pemasukan yang diterimapun
mengalami fluktuatif setiap bulannya dengan jumlah target yang ditetapkan perusahaan
dari Januari – Desember 2022 yaitu sebesar 6.000.000.000, namun hanya terealisasi
sebesar 3.851.500.000 selama Tahun 2022. Hasil pencapaian ini dapat disimpulkan
bahwa kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali belum maksimal sesuai target
yang direncanakan.
Selain beban kerja, lingkungan kerja juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan
pada PT. Circle K Office Bali. Menurut Sedarmayanti (2017:25) lingkungan kerja adalah
keseluruhan alat perkakas dan bahan yang di hadapi, lingkungan sekitar dimana
8
seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja yang dapat
gaduh, pengaturan kebersihan tempat kerja dan pengaturan keamanan tempat kerja.
Dalam hal ini pengaruh lingkungan kerja tehadap kinerja atau prestasi kerja karyawan
sangat penting bagi sebuah perusahaan baik lingkungan internal maupun lingkungan
Oleh karena itu, tidak kalah penting apabila perusahaan untuk meyediakan
lingkungan kerja yang mendukung kinerja karyawan. Karena dengan tempat kerja yang
layak, alat-alat kerja yang memadai, dan suasana kerja yang menyenangkan tentunya
akan membuat karyawan betah dan senang hati dalam melaksanakan tugasnya. Dengan
disediakannya lingkungan kerja yang baik, akan memungkinkan karyawan bekerja secara
optimal, mendukung terciptanya kinerja yang baik, produktif, dan menguntungkan bagi
perusahaan itu sendiri. Sedangkan lingkungan kerja yang kurang memadai dapat
akan menurun. Lingkungan kerja adalah faktor-faktor yang memegang peranan cukup
penting di dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dengan adanya lingkungan kerja yang
kondusif karyawan pun akan terdorong untuk melakukan pekerjaannya lebih baik lagi
dibandingkan sebelumnya.
kinerja karyawan seperti penelitian yang dilakukan oleh Sihaloho & Siregar (2019),
Siahaan & Bahri (2019), Yuliya, dkk (2019), dan Kurniawan, dkk (2022) bahwa hasil
terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila lingkungan kerja baik dan bagus maka akan
negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila tingkat lingkungan
kerja berkurang atau mengalami penurunan maka akan diikuti dengan menurunnya
kinernya karyawan.
pada PT. Circle K Office Bali, fenomena yang berkaitan dengan lingkungan kerja pada
PT. Circle K Office Bali dapat dilihat dari indikator penerangan yaitu kurangnya
penerangan pada ruang kerja sehingga lingkungan yang gelap dan samar-samar
menyebabkan ketegangan pada mata, dengan intensitas cahaya yang tepat dapat
membantu pegawai dalam memperlancar aktivitas kerjanya. Tingkat yang tepat dari
intensitas cahaya juga tergantung pada usia pegawai. Pencapaian prestasi kerja pada
tingkat penerangan yang lebih tinggi adalah lebih besar untuk pegawai yang lebih tua
Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa fenomena yang terkait dengan budaya
kerja, beban kerja, lingkungan kerja dan kinerja karyawan, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dibidang kinerja dengan judul “Pengaruh Budaya Kerja, Beban
Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Circle K Office
Bali”
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka pokok permasalahan dalam
1. Apakah budaya kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K Office
Bali?
2. Apakah beban kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali?
10
3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K Office
Bali?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi tujuan dalam
1. Untuk mengetahui pengaruh budaya kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K
Office Bali.
2. Untuk mengetahui pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K
Office Bali.
3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Circle K
Office Bali.
a) Bagi peneliti lain, untuk menambah informasi, sumbangan pemikiran dan bahan kajian
dalam penelitian tentang budaya kerja, beban kerja dan lingkungan terhadap kinerja
karyawan.
b) Bagi lembaga atau instansi yang lain untuk mengetahui seberapa besar budaya kerja,
beban kerja dan lingkungan terhadap kinerja karyawan. Kemudian hasilnya dapat
11
a) Bagi para akademisi sebagai implikasi lebih lanjut dalam memberikan informasi guna
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Goal setting theory yang dikembangkan oleh Edwin Locke (1968) teori ini
merupakan salah satu bentuk teori motivasi. Teori penetapan tujuan menekankan pada
pentingnya hubungan antara tujuan yang ditetapkan dengan kinerja yang dihasilkan.
Konsep dasarnya yaitu seseorang yang mampu memahami tujuan yang diharapkan oleh
(2019) Teori ini menjelaskan bahwa salah satu dari karakteristik perilaku yang
mempunyai tujuan adalah perilaku tersebut terus berlangsung sampai perilaku itu
mencapai titik penyelesainnya, seperti seseorang dalam memulai suatu pekerjaan, dan ia
berambisi untuk menyelesaikannya dan terus mendesak sampai tujuan itu tercapai. Hal
ini berarti bahwa Goal Setting Theory mengisyaratkan bahwa seorang individu
tujuannya, maka hal ini akan mempengaruhi tindakannya sehingga akan mempengaruhi
konsekuensi kinerjanya.
beberapa faktor kinerja seperti budaya kerja, beban kerja dan lingkungan kerja
diperusahaan dapat berjalan dengan baik. Persepsi seseorang untuk membuat penilaian
mengenai orang lain sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal orang
tersebut.
13
2.1.2 Budaya Kerja
dari adat istiadat, kebiasaan, agama dan kaidah lainnya yang menjadi suatu
melaksanakan pekerjaan. Sikap dan perilaku individu dan kelompok yang didasari
atas nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi sifat serta kebiasaan
itu berawal dari pola kebiasaan, beragama serta kaidah/aturan yang menjadi
berorganisasi. Kesemua itu dinamakan dengan budaya. Maka dari itu, budaya
budaya kerja.
Budaya kerja adalah serangkaian bentuk perilaku yang secara total menyatu
pada tiap diri individu disuatu organisasi. Membangun budaya dimaksudkan juga
bentuk perilaku tertentu sehingga dapat terbentuk sesuatu hal baru yang tentunya
14
penyelesaian masalah dan mengurangnya tingkat keluh kesah dan mangkir
(Suwanto, 2019:45).
harapan, sikap dan norma-norma yang dimiliki secara bersama serta mengikat
dalam suatu komunitas tertentu. Secara spesifik budaya dalam organisasi akan
ditentukan oleh kondisi kerja tim, kepemimpinan dan karakteristik organisasi serta
normanorma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi. Budaya yang
produktif adalah budaya yang dapat menjadikan organisasi menjadi kuat dan tujuan
(2015:18) menyatakan Budaya kerja adalah cara kerja yang berdasarkan suatu
sistem nilai yang dipegang oleh setiap kaki tangan dalam organisasi. Cara kerja
yang diamalkan seperti itu sudah menjadi kebiasaan atau tradisi organisasi tersebut.
Dan menurut Hardimon,dkk (2017:4) Budaya kerja adalah salah satu komponen
kualitas manusia yang sangat melekat dengan identitas bangsa dan menjadi tolak
ukur dasar dalam pembangunan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat
dan norma yang dimiliki secara bersama serta berdasarkan suatu sistem.
keyakinan dalam memengaruhi bentuk kerja. Sebab pada sistem pelaksanaan kerja
pada suatu organisasi atau instansi, nilai dan keyakinan itu menjadi suatu panutan
atau landasan. Terdapat lima komponen yang merupakan kunci dari nilai-nilai dan
15
1. Nilai merupakan keyakinan.
5. Urutan prioritas.
menentukan perilaku yang sudah dikehendaki oleh setiap organisasi atau lembaga
pendidikan.
produktivitas. Yang mana produktivitas ini adalah dampak dari adanya budaya
kerja yang terbetuk atas budaya dalam organisasi. Dalam mengetahui mutu dan
sering kali menggunakan budaya kerja sebagai pengukur. Budaya itu adalah suatu
nilai yang menjadi acuan para karyawan di lingkungan kerja dalam berperilaku
ketika berorganisasi.
Kuatnya budaya kerja dapat menjadikan suatu budaya instansi yang baik pula
serta menunjukkan bahwa budaya itu berakar kuat, maksudnya adalah telah dapat
dihayati dan diimplementasikan dalam setiap kegiatan. Seperti halnya apa saja
nilai-nilai yang harus dipunya, bagaimana tingkah laku orang-orang ini akan
tuntutan dan kebutuhan. Manfaat utama dari budaya kerja berakibat pada
meningkatnya produktivitas kerja atau kinerja pegawai. Hal ini dapat disebabkan
16
karena penetapan budaya kerja yang ada di organisasi sudah sesuai dengan tujuan,
visi dan misi yang ada di organisasi. Jika hal tersebut terjadi maka hal tersebut akan
4. Meningkatkan profesionalitas
mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan
datang.
yang baik:
2. Meningkatkan kebersamaan
17
8. Tanggap dengan perkembangan dunia luar
Kekuatan budaya kerja ditentukan oleh 2 faktor utama, yaitu kebersamaan dan
intensitas.(Suwanto, 2019:48):
1. Kebersamaan
organisasi diberi nilai-nilai budaya yang perlu dianut secara bersama oleh
nilai-nilai inti budaya kerja. Derajat intensitas bisa merupakan suatu hasil
dari struktur imbalan. Oleh karena itu, pimpinan perlu mmeperhatikan dan
18
menanamkan nilai-nilai budaya kerja. Menurut Sudirman (2005:95) Fakor-
1. Diskriminatif
4. Kurang Tanggap
6. Tidak peduli
mengambil resiko.
c. Konsitensi
19
nilai inti. Para pemimpin dan bawahan mencapai kesepakatan meskipun
d. Perlibatan
organisasinya,
Menurut Yusuf dalam Leonardo Hendy Lukito & Ida Martini Alriani (2018: 25)
menyatakan bahwa beban kerja karyawan merupakan salah satu faktor yang
dihindari adalah beban kerja karyawan yang terlalu berlebihan sebagai akibat tidak
seimbangnya pekerjaan dengan jumlah karyawan, atau beban kerja karyawan yang
satuan organisasi atau beban kerja masing-masing pejabat atau pegawai hendaknya
merata sehingga dapat dihindarkan adanya satuan organisasi yang terlalu banyak
aktivitasnya dan ada satuan organisasi terlalu sedikit aktivitasnya demikian pula
tugasnya dan ada pejabat atau pegawai yang sedikit beban kerjanya sehingga
Beban kerja yang terlalu berat atau ringan akan berdampak terjadinya
inefisiensi kerja. Menurut Permendagri No. 12/2008 Pasal 7 ayat (2) dalam Arifin
et al (2016: 65) beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu
20
jabatan atua unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan
norma waktu.
Menurut Rodahl dalam Antonius Rino Vanchapo, S.Kep., (2020: 4-5) menyatakan
bahwa beban dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal,
antara lain:
a. Faktor Eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti:
stasiun kerja, tata ruang tempat kerja, kondisi ruang kerja, kondisi
3. Lingkungan kerja Faktor ini meliputi tipe dan lokasi rumah sakit,
b. Faktor Internal meliputi faktor somatik (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh,
status gizi dan kondisi kesehatan) dan faktor psikis (motivasi, persepsi,
Menurut Putra dalam Rolos et al., (2018: 21) ada beberapa indikator beban kerja,
diantaranya yaitu:
21
a. Target yang harus dicapai
b. Kondisi pekerjaan
c. Penggunaan waktu
d. Standar pekerjaan
contohnya yaitu perasaan yang timbul mengenai beban kerja yang harus
Lingkungan kerja adalah semua hal yang ada disekitar pekerjaan dan bisa
segala sesuatu yang ada disekitar karyawan dan dapat mempengaruhi dalam
adalah sesuatu yang ada di lingkungan para pekerja yang dapat mempegaruhi
22
keseluruhan alat perkakas yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seorang
keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan kerja di sekitarnya
dimana seorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerja yang baik sebagai
Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat
melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Banyak faktor
diantaranya adalah:
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi pegawai guna mendapat
keselamatan dan kelancaran kerja, oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya
penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang
organisasi sulit dicapai. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
23
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur yang
normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan yang terjadi diluar tubuh. Apabila kondisi temperatur
udara yang terlampau panas, akan mengakibatkan cepat timbul kelelahan tubuh
bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh
manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu
keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan
sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut jantung karna
makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh
manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antar panas tubuh dan
disekitarnya.
Oksigen merupakan gas yang diperlukan oleh mahluk hidup untuk menjaga
apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan tercampur
dengan gas dan bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama
adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar tampat kerja. Tanaman
24
merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan manusia. Dengan cukup oksigen
jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya
adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak
Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang
sebagian getaran ini sampai ketubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat
frekuensinya. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila
frekuensi ala mini beresonasi dengan frekuensi dari getaran mekanis. Secara
2) Datangnya kelelahan
25
g) Bau-bauan di tempat kerja
karena dapat menggangu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus
yang tepat merupakan cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-
baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan
dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar
senang, sedih dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan
manusia.
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak
hanya berkaitan dengan hiasan ruang kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara
mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan dan lainnya untuk bekerja.
Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu
dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang pegawai untuk bekerja. Oleh
tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang di perdengarkan di tempat kerja akan
26
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman
maka perlu diperhatikan adanya keamanan dalam bekerja. Oleh karena itu faktor
(SATPAM).
sebagai berikut:
a) Penerangan
b) Suhu udara
c) Suara bising
d) Penggunaan warna
f) Keamanan kerja
g) Hubungan karyawan.
yaitu:
a) Suhu Udara
Suhu adalah suatu variabel dimana terdapat perbedaan individual yang besar.
sehingga berada diantara rentang kerja yang dapat diterima setiap individu.
temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk
27
b) Kebisingan
prestasi kerja sebaliknya efek dari suara-suara yang tidak dapat diramalkan
c) Penerangan
ketegangan pada mata. Intensitas cahaya yang tepat dapat membantu pegawai
dalam memperlancar aktivitas kerjanya. Tingkat yang tepat dari intensitas cahaya
juga tergantung pada usia pegawai. Pencapaian prestasi kerja pada tingkat
penerangan yang lebih tinggi adalah lebih besar untukpegawai yang lebih tua
d) Mutu
Udara Merupakan fakta yang tidak bisa diabaikan bahwa jika menghirup udara
yang tercemar membawa efek yang merugikan pada kesehatan pribadi. Udara
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman,
maka perlu diperhatikan adanya keamanan dalam bekerja. Oleh karena itu faktor
28
keamanan di tempat kerja adalah dengan memanfaatkan tenaga Satuan Petugas
organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting digunakan untuk mengevaluasi
apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan
tujuan yang diharapkan atau belum. Secara etimologi, kinerja berasal dari kata
kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja
atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah
hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar
kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari
Menurut Simamora (2015), Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh individu, kelompok, dan organisasi yang sesuai dengan
disimpulkan bahwa kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dapat dicapai
pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
yang diberikan organisasi dalam upaya mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi
29
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
maupun etika.
Menurut Rivai dan Sagala (2013), tujuan perusahaan dalam penilaian kinerja yaitu
sebagai berikut:
ditetapkan.
prestasi kerja karyawan, karena semakin baik nilai prestasi yang dicapai
30
4) Faktor yang mempengaruhi Kinerja
kinerja atau prestasi kerja yaitu faktor individu dan faktor lingkungan, faktor-faktor
1) Faktor Individu
a. Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang
suatu tugas.
c. Role/ Task Perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa
2) Faktor Lingkungan
a. Kondisi fisik
b) Peralatan
c) Waktu
d) Material
e) Pendidikan
f) Supervisi
g) Desain organisasi
h) Pelatihan
i) Keberuntungan
Menurut Robbins (2016), indikator kinerja adalah alat untuk mengukur sajauh mana
karyawan adalah:
31
a. Kualitas Kerja
Kualitas kerja karyawan dapat diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas
diberikan padanya.
b. Kuantitas
unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Kuantitas yaitu ukuran jumlah
hasil kerja unit maupun jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan oleh karyawan
c. Ketepatan Waktu
yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
d. Efektifitas
menaikan hasil dari setiap unit dalam penggunakan sumber daya. Bahwa dalam
32
pemanfaatan sumber daya baik itu sumber daya manusia itu sendiri maupun
sumber daya yang berupa teknologi, modal, informasi dan bahan baku yang ada
e. Kemandirian
pengawas. Kinerja karyawa itu meningkat atau menurun dapat dilihat dari
pekerjaannya tidak perlu diawasi dan bisa menjalankan sendiri fungsi kerjanya
Penelitian terdahulu yang relavan dan terkait dengan penelitian yang sedang
1. Adha, dkk (2019) dengan judul Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja,
analisis regresi linier berganda. Dari penelitian sebelumnya dan penelitian yang
33
yaitu budaya kerja dan lingkungan kerja sebagai variabel bebas dan kinerja
2. Irmayanti, dkk (2020) dengan judul Pengaruh Kompetensi Dan Budaya Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Rumah Sakit Umum Karya Dharma Husada
dan signifikan antara budaya kerja terhadap kinerja karyawan. Alat analisis
Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana penelitian
bagian objek penelitian yaitu budaya kerja sebagai variabel bebas dan kinerja
3. Marzuki, dkk (2023) dengan judul Pengaruh Budaya Kerja dan Kompetensi
pengaruh positif dan signifikan antara budaya kerja terhadap kinerja karyawan.
persamaan. Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana
34
sekarang terdapat pada bagian objek penelitian yaitu budaya kerja sebagai
4. Nasution, dkk (2023) dengan judul Pengaruh Disiplin Kerja dan Budaya Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor BNN Sumatera Utara. Hasil penelitian
sekarang terdapat pada bagian objek penelitian yaitu budaya kerja sebagai
regresi linier berganda. Dari penelitian sebelumnya dan penelitian yang sedang
dengan penelitian sekarang terdapat pada bagian objek penelitian yaitu budaya
kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat.
35
6. Maghfira, dkk (2023) dengan judul Pengaruh Beban Kerja Dan Keselamatan
pengaruh positif dan signifikan antara beban kerja terhadap kinerja karyawan.
persamaan. Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana
bagian objek penelitian yaitu beban kerja sebagai variabel bebas dan kinerja
7. Rahim, dkk (2023) dengan judul Pengaruh Beban Kerja, Stres Kerja Dan
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara beban kerja terhadap kinerja
perbedaan dan persamaan. Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi
yaitu beban kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel
terikat.
36
8. Tossa, dkk (2023) dengan judul Pengaruh Locus of Control dan Beban Kerja
Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana penelitian
bagian objek penelitian yaitu beban kerja sebagai variabel bebas dan kinerja
Beban Kerja dan Person Organization Fit terhadap Kinerja Karyawan Pada
Yan’s House Hotel Kuta Bali. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
pengaruh negatif dan signifikan antara beban kerja terhadap kinerja karyawan.
persamaan. Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana
penelitian yaitu beban kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan
37
10. Penelitian Sihaloho & Siregar (2019) dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Super Setia Sagita Medan. Hasil
lingkungan kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel
terikat.
11. Siahan & Bahri (2019) dengan judul Pengaruh Penempatan Pegawai,
bagian objek penelitian yaitu lingkungan kerja sebagai variabel bebas dan
38
12. Penelitian Yuliya, dkk (2019) dengan judul Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja,
Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. FIF Group
Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana penelitian
yaitu lingkungan kerja dan beban kerja sebagai variabel bebas dan kinerja
13. Penelitian Warongan, dkk (2022) dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja,
Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Jordan Bakery
Perbedaan yang nampak adalah dari segi lokasi penelitian dimana penelitian
yaitu lingkungan kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai
variabel terikat.
39
14. Penelitian Kurniawan & Purwanto (2022) dengan judul Pengaruh Lingkungan
Kerja, Stres Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Hasil
analisis regresi linier berganda. Dari penelitian sebelumnya dan penelitian yang
lingkungan kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel
terikat.
15. Penelitian Kurniawan & Purwanto (2022) dengan judul Pengaruh Lingkungan
Kerja, Stres Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Hasil
analisis regresi linier berganda. Dari penelitian sebelumnya dan penelitian yang
lingkungan kerja sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel
terikat.
40
BAB III
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh seseorang pegawai dalam
Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah budaya kerja.
Budaya kerja adalah serangkaian bentuk perilaku yang secara total menyatu pada
tiap diri individu disuatu organisasi. Membangun budaya dimaksudkan juga untuk
perilaku tertentu sehingga dapat terbentuk sesuatu hal baru yang tentunya membaik.
mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Adha, dkk (2019), Irmayanti, dkk
(2020), Marzuki, dkk (2023), Nasution (2023), dan Nurkarim (2023) bahwa hasil
41
kinerja karyawan. Artinya apabila budaya keja baik dan bagus maka akan diikuti
Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan adalah beban kerja.
Menurut Yusuf dalam Leonardo Hendy Lukito & Ida Martini Alriani (2018: 25)
menyatakan bahwa beban kerja karyawan merupakan salah satu faktor yang
dihindari adalah beban kerja karyawan yang terlalu berlebihan sebagai akibat tidak
seimbangnya pekerjaan dengan jumlah karyawan, atau beban kerja karyawan yang
terlalu rendah diakibatkan oleh jumlah karyawan yang terlalu banyak. Hasil
pada penelitian yang dilakukan oleh Maghfira, dkk (2023), Tossa, dkk (2023) dan
Rahim, dkk (2023) menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila beban kerja meningkat atau
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukmadewi, dkk (2023) dan Ariati,
dkk (2023) menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila tingkat beban kerja berkurang atau
kerja. Lingkungan kerja adalah semua hal yang ada disekitar pekerjaan dan bisa
penelitian yang dilakukan oleh Sihaloho & Siregar (2019), Siahaan & Bahri (2019),
Yuliya, dkk (2019), dan Kurniawan, dkk (2022) bahwa hasil penelitian
42
kinerja karyawan. Artinya apabila lingkungan kerja baik dan bagus maka akan
tingkat lingkungan kerja berkurang atau mengalami penurunan maka akan diikuti
Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan pada beberapa faktor yang
kerja dan lingkungan kerja. Kinerja karyawan yang tinggi merupakan hal yang
sangat diharapkan oleh perusahan, oleh karena itu jika perusahaan mengharapkan
faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri. Sumber daya manusia
pelaku aktif dalam setiap perusahaan. Dalam pengelolaan sumber daya manusia
maka diperlukan pengelolaan yang tepat agar pencapaian tujuan berjalan dengan
efektif dan efisien, sehingga kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada
didalamnya menjadi tinggi. Untuk dapat mengetahui ada pengaruh antara budaya
kerja, beban kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja Karyawan, maka dapatlah
dibuat secara skematis kerangka berpikir penelitian yang nampak pada gambar 3.1
berikut ini:
43
Gambar 3. 1
Kerangka Berfikir
Rumusan Permasalahan:
1. Apakah budaya kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali?
2. Apakah beban kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali?
3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali ?
44
Gambar 3.2
Kerangka Konseptual
Model Penelitian Pengaruh Budaya Kerja, Beban Kerja Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Circle K Office Bali
Budaya Kerja H1
X1
H2 Kinerja
Beban Kerja
Karyawan
X2
Y
Lingkungan
KerjaX3 H3
Dari gambar 3.2 di jelaskan bahwa budaya kerja, beban kerja dan lingkungan kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Budaya kerja, beban kerja dan lingkungan kerja dapat
3.2 Hipotesis
penelitian. Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti,
dimana kebenarannya perlu diuji secara empiris (Sugiyono, 2014). Berdasarkan perumusan
masalah dan kajian pustaka maka dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut:
harapan, sikap dan norma-norma yang dimiliki secara bersama serta mengikat dalam
45
suatu komunitas tertentu. Secara spesifik budaya dalam organisasi akan ditentukan oleh
kondisi kerja tim, kepemimpinan dan karakteristik organisasi serta proses administrasi
yang berlaku. Budaya kerja penting, karena merupakan kebiasaan-kebiasaan yang terjadi
dalam hirarki organisasi yang mewakili normanorma perilaku yang diikuti oleh para
anggota organisasi. Budaya yang produktif adalah budaya yang dapat menjadikan
2015:2). Menurut Sudiyanto (2015:18) menyatakan Budaya kerja adalah cara kerja yang
berdasarkan suatu sistem nilai yang dipegang oleh setiap kaki tangan dalam organisasi.
Cara kerja yang diamalkan seperti itu sudah menjadi kebiasaan atau tradisi organisasi
tersebut.
mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Adha, dkk (2019), Irmayanti, dkk (2020),
Marzuki, dkk (2023), Nasution (2023), dan Nurkarim (2023) bahwa hasil penelitian
karyawan. Artinya apabila budaya keja baik dan bagus maka akan diikuti
sebagai berikut:
H1: Budaya kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Menurut Yusuf dalam Leonardo Hendy Lukito & Ida Martini Alriani (2018: 25)
menyatakan bahwa beban kerja karyawan merupakan salah satu faktor yang menjadi
pertimbangan dalam menentukan kinerja karyawan. Hal yang harus dihindari adalah
beban kerja karyawan yang terlalu berlebihan sebagai akibat tidak seimbangnya
pekerjaan dengan jumlah karyawan, atau beban kerja karyawan yang terlalu rendah
46
diakibatkan oleh jumlah karyawan yang terlalu banyak. Sedangkan, menurut Sutarto
dalam Muhammad et al (2016: 46) Beban aktivitas satuan organisasi atau beban kerja
adanya satuan organisasi yang terlalu banyak aktivitasnya dan ada satuan organisasi
terlalu sedikit aktivitasnya demikian pula dapat dihindarkan adanya pejabat atau pegawai
yang terlalu bertumpuk-tumpuk tugasnya dan ada pejabat atau pegawai yang sedikit
mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Maghfira, dkk (2023), Tossa, dkk (2023)
dan Rahim, dkk (2023) menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila beban kerja meningkat atau
bertambah maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja karyawan. Berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukmadewi, dkk (2023) dan Ariati, dkk (2023)
menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Artinya apabila tingkat beban kerja berkurang atau mengalami penurunan
sebagai berikut:
H2: Beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di lingkungan para pekerja yang dapat
ventilasi, penerangan, kegaduhan, kebersihan tempat kerja dan memadai tidaknya alat-
alat perlengkapan kerja (Isyandi, 2016). Lingkungan kerja dapat diartikan sebagai
keseluruhan alat perkakas yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seorang bekerja,
47
metode kerjanya, sebagai pengaruh kerjanya baik sebagai perorangan maupun sebagai
kelompok (Simanjuntak, 2018). Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan
bahan yang dihadapi, lingkungan kerja di sekitarnya dimana seorang bekerja, metode
kerjanya, serta pengaturan kerja yang baik sebagai perseorangan maupun sebagai
karyawan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sihaloho & Siregar (2019),
Siahaan & Bahri (2019), Yuliya, dkk (2019), dan Kurniawan, dkk (2022) bahwa hasil
terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila lingkungan kerja baik dan bagus maka akan
negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya apabila tingkat lingkungan
kerja berkurang atau mengalami penurunan maka akan diikuti dengan menurunnya
kinernya karyawan.
sebagai berikut:
H3: Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
48
BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Circle K Office Bali yang berlokasi
di Jl. MT. Haryono No.20, Dauh Puri, Kec. Denpasar Bar., Kota Denpasar, Bali 80232.
Selama lebih dari 25 tahun, PT. Circle K Office Bali telah menjadi salah satu perusahaan
convenience store yang paling populer dan sukses di Indonesia. Saat ini ada lebih dari
500 gerai Circle K di seluruh Indonesia dari 7 kota (Jakarta, Bali, Bandung, Yogyakarta,
Surabaya, Makassar dan Batam). Visi PT. Circle K Office Bali adalah menjadi
Convenience Store Pilihan no.1 untuk Belanja Harian. PT. Circle K Office Bali terus
bagi pelanggan. PT. Circle K Office Bali dikenal di seluruh dunia khususnya di Indonesia
yang menawarkan berbagai macam produk dan layanan berkualitas secara cepat, ramah,
dan bersih lingkungan. PT. Circle K Office Bali menyediakan berbagai variasi pilihan
product seperti Circle K Coff¬ee, Froster, Fresh Food, minuman sehari-hari, makanan
ringan, permen, ATM, Circle K Gift Cards, Money Changer, dan lain sebagainya.
Yang menjadi objek penelitian adalah mengenai budaya kerja, beban kerja,
lingkungan kerja dan kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali.
Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
variabel yaitu tiga variabel bebas dan satu variabel terikat diantaranya:
49
1) Variabel independen (variabel bebas)
variabel lain (Timotius, 2017). Adapun variabel independen dalam penelitian ini
adalah budaya kerja (X1), beban kerja (X2) dan lingkungan kerja (X3).
Variabel dependen (Variabel Terikat) Variabel dependen atau variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain (Timotius, 2017). Adapun variabel
yang dinyatakan dalam bentuk istilah yang diuji secara spesifik atau dengan pengukuran
1) Budaya Kerja
Budaya kerja adalah serangkaian bentuk perilaku yang secara total menyatu
disetiap diri individu pada PT. Circle K Office Bali. Adapun indikator yang
Tingkat daya pendorong karyawan PT. Circle K Office Bali untuk bersikap
Tingkat tautan karyawan PT. Circle K Office Bali untuk mampu memperlihatkan
c) Konsitensi
50
d) Perlibatan
2) Beban Kerja
Beban kerja merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan dalam
karyawan, atau beban kerja karyawan yang terlalu rendah diakibatkan oleh jumlah
karyawan yang terlalu banyak. Adapun indikator yang digunakan sebagai berikut:
Pandangan mengenai hasil kerja yang harus diselesaikan dalam jangka waktu
b) Kondisi pekerjaan
Pandangan yang dimiliki oleh individu mengenai kondisi pekerjaannya pada PT.
c) Penggunaan waktu
d) Standar pekerjaan
Perasaan yang timbul mengenai beban kerja yang harus diselesaikan dalam
3) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah semua hal yang ada disekitar pekerjaan dan bisa
memberikan pengaruh kepada pekerja pada PT. Circle K Office Bali. Adapun
a) Suhu Udara
51
Karyawan pada PT. Circle K Office Bali dapat menyesuaikan dirinya dari
b) Kebisingan
c) Penerangan
Intensitas cahaya yang tepat dapat membantu pegawai pad PT. Circle K Office
d) Mutu
Udara yang tercemar dapat mengganggu kesehatan pribadi pegawai pada PT.
4) Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan adalah catatan tentang hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi
pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya pada PT. Circle K Office Bali
a) Kualitas Kerja
Hasil aktifitas yang dilakukan memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu
b) Kuantitas
Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dan tepat waktu pada PT. Circle K
Office Bali.
52
c) Ketepatan Waktu
d) Efektifitas Biaya
PT. Circle K Office Bali memberikan gaji yang lebih pada karyawan guna
e) Kemandirian
Karyawan PT. Circle K Office Bali dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu
sebagai berikut.
1. Data Kuantitatif
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotetsis yang telah ditetapkan. Data kuantitatif yang digunakan dalam
penelitian ini seperti jumlah pegawai dan data skor dari kuesioner tentang hasil
budaya kerja, beban kerja dan lingkungan kerterhadap kinerja pegawai PT. Circle K
Office Bali.
2. Data Kualitatif
53
Sugiyono (2019: 17) menyatakkan bahwa data kualitatif adalah data yang berbentuk
kalimat, kata atau gambar. Dalam penelitian ini data kualitatif adalah data mengenai
Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung pada lokasi penelitian atau didapat
dari sumber pertama baik dari individu atau sesorang dari hasil wawancara dan hasil
pengisian kuisioner mengenai budaya kerja, beban kerja, lingkungan kerja dan kinerja
karyawan.
2. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh sari sumber kedua atau sumber sekunder dari
data kita butuhkan. Data Sekunder dapat diperoleh dari referensi berbagai sumber
4.6.1 Populasi
Sugiyono (2019: 126) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah pegawai pada PT. Circle K
4.6.2 Sampel
Sugiyono (2019: 127), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakeristik yang dimiliki
oleh, populasi tersebut. Adapun teknik pengambilan sampel adalah teknik sampling
54
sensus. Teknik ini digunakan karena populasi yang diteliti kurang dari 100 orang.
Sehingga dalam penelitian ini sampel yang diambil berasal dari keseluruhan populasi
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
cara.
1) Metode observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh budaya kerja, beban kerja
dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Circle K Office Bali
2) Metode wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab sehingga dapat di kontruksikan makna dalam suatu topik
3) Metode kuesioner
untuk dijawab (Sugiyono, 2019). Dalam kuesioner ini nantinya dapat digunakan
55
alternatif jawaban sebelumnya, sehingga responden memilih salah satu dari
Dalam kuesioner terdapat sistem skala likert untuk menilai jawaban sesuai
dengan pertanyaan. Menurut Sugiyono (2019: 146), skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena sosial dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan lagi
sebagi titik tolak untuk menyusun item – item instrumen yang dapat berupa
pertanyaan. Pada penelitian ini jawaban dari hasil kuesioner di beri skor, sebagai
Tabel 4.1
Skala Likert
Jawaban Singkatan Skor
Sangat tidak setuju STS 1
Tidak setuju TS 2
Kurang Setuju KS 3
Setuju S 4
Sangat setuju SS 5
alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati
pertimbangan tersebut, dalam penelitian ini teknik analisis data diawali dengan
56
pengujian instrument yaitu dengan menguji validitas dan reliabilitas
1) Uji Validitas
antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang
dikumpulkan oleh peneliti. Untuk mencari validitas sebuah item maka, kolom
yang dilihat yaitu kolom corrected item-Total Correlation pada tabel item-total
Social Science (SPSS). Kriteria penilaian uji validitas adalah sebagai berikut:
2. Apabila rhitung < rtabel, maka item kuesioner tersebut dikatakan tidak valid.
2) Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2017: 130) menyatakan bahwa uji reliabilitas adalah sejauh
mana hasil penguku ran dengan menggunakan objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Suatu kuisioner dikatan reliabel atau handal jika
Dalam rangka untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis dalam
57
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
Termasuk dalam analisis deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel,
penelitian.
hasil respon dari responden atau sampel pada kuesioner. Suatu kesimpulan dari data
simple yang akan dberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan
(Sugiyono, 2019) hal ini disebut dengan taraf signifikan yang mencerminkan
gambaran mengenai pengaruh budaya kerja (X1), beban kerja (X2), lingkungan
kerja (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y). Analisis ini digunakan dengan bantuan
SPSS (Statistic Package of Social Science) For Windows. Model regresi linier
sebagai berikut:
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3 ......................(e)
58
Keterangan:
Y = Kinerja Karyawan
a = Konstanta
X1 = Budaya kerja
X2 = Beban kerja
X3 = Lingkungan Kerja
e = Error
berganda. Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, maka terlebih
dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Tujuan ini untuk mengetahui keberartian
hubungan antar variabel independen dan variabel dependen sehingga hasil analisis
dapat di interpretasikan dengan lebih akurat, efisien dan terbatas dari kelemahan –
kelemahan yang terjadi karena masih adanya gejala asumsi klasik. Dalam penelitian
ini, teknik analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 23 for
windows. Menurut Ghozali (2017) uji asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah
data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Terdapat dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik. Ghozali (2017). Dalam penelitian ini uji asumsi normalitas
59
menggunakan analisis grafik dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal, dan uji statistik dengan
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan
antara lain:
a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau
grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi
a) Apabila nilai signifikan kurang dari 0,05, maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada data
b) Apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Hal ini berarti data
b. Uji Multikolinieritas
korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak
60
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen
sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam
regresi pada penelitian ini, dapat dilihat nilai Varians Inflation Factor (VIF). Suatu
model regresi dapat dikatakan multikolonieritas ketika nilai VIF >10 maka dapat
Ghozali (2017).
c. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari uji heteroskedasitas dalam penelitian ini adalah untuk menguji
apakah didalam regresi terjadi kediaksamaan varians dari residual satu pengamatan
regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ghozali (2017). Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan nilai absolut ei dengan
besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas.
4) Uji t
61
Menurut Ghozali (2017), uji parsial yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
seberapa jauh pengaruh variabel motivasi, loyalitas dan beban kerja secara
Langkah-langkah pengujian:
(1) Jika nilai signifikan t hitung < 0,05 maka Ha diterima dan H0
ditolak ini berarti ada pengaruh antara budaya kerja, beban kerja dan
ini berarti tidak ada pengaruh antara budaya kerja, beban kerja, dan
62
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Adha R, Qomariah N & Hafidzi A. 2019. Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Budaya
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dinas Sosial Kabupaten Jember. Jurnal Penelitian
Ipteks Vol 4 No 1 Januari 2019
Afandi, P., 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia; Teori, Konsep dan Indikator, edisi 1. ed.
Zanafa, Pekanbaru.
Arif Yusuf Hamali. 2016. Pemahaman manajemen sumberdaya mausia. Yogyakata: Center for
Academic Publishing Servive
Aziza, R. F. A., & Hidayat, Y. T. (2019). Analisa Usability Desain User Interface Pada Website
Tokopedia Menggunakan Metode Heuristics Evaluation. . . ISSN, 13(1), 5.
Edy, Sutrisno, (2016), Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta.
Fahmi, Irham. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta
Hamali, Arif Yusuf. 2016. Pemahaman Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS.
Herman Sofyandi. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kurniawan, I & Purwanto, A. Pengaruh Lingkungan Kerja, Stres Kerja Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan. 2022. Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan
(Mankeu) Volume 11, No 4 Desember 2022
Kusumawati, Mia. (2015). Penelitian pendidikan penjasorkes. Bandung: Alfabeta.
Lantara, D., & Nusran, M. (2019). Dunia Industri Perspektif Psikologi Tenaga Kerja.
Makassar: Nas Media Pustaka.
Maghfira A, Joesyiana K & Harahap A. 2023. Pengaruh Beban Kerja Dan Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Hokkan Deltapack Industri
Branch Kampar. Jurnal Pajak & Bisnis Volume 4, No 1 Maret 2023.
Moeheriono, 2014, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Edisi Revisi, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Natasya Simanjuntak, C.,2018. Upaya Peningkatan Kinerja Karyawan Pada Pt. Mangli Djaya
Rayajember.
Priansa, Donni Juni. 2018. Perencanaan & Pengembangan SDM. Bandung. Alfabeta.
Rahim M, Idris, M & Asri. 2023. Pengaruh Beban Kerja, Stres Kerja Dan Motivasi Terhadap
Kinerja Pegawai. Gendhera Buana Jurnal Volume 2, No 1 Februari 2023
Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. (2016). Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta: Salemba
Empat.
63
Siahan, S & Bahri, S. 2029. Pengaruh Penempatan Pegawai, Motivasi, Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmiah Magister Manajemen Volume 2, No 1 Maret
2029
Sihaloho, R & Hotlin S. 2019. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada
PT. Super Setia Sagita Medan. Jurnal Ilmiah Socio Secretum Volume 9, No 2 November
2019
Sudiyanto, Totok. 2015. Pengaruh Disiplin, Budaya Kerja, Dan Motivasi Terhadap Kepuasan
Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Palembang. Jurnal Media Wahana
Ekonomika, Vol. 12, No.1, April 2015: 14 – 29,Universitas PGR, Palembang.
Sukanto., Indriyo., (2018:151), Manajemen Produksi, Edisi keempat, BPFE, Yogyakarta.
Suwanto, 2019. Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Rumah Sakit Umum Tangerang Selatan. Jurnal Ilmiah, Manajemen Sumber Daya
Manusia Vol. 3 No. 1.
Tossa, Rinna & Hafipah. 2023. Pengaruh Locus of Control dan Beban Kerja terhadap Kinerja
Pegawai pada Kantor Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Journal Of
Management Volume 6, 218-226
Robbins, P. S dan Judge, T. A. 2017. Organizational Behaviour, Edisi 13, Jilid 1, Salemba
Empat. Jakarta.
Rolos, et al. 2018. Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Asuransi Jiwa
Sraya Cabang Manado Kota. Jurnal Administrasi Bisnis, 2338–9605. Manado.
Sedarmayanti. (2017). Manajemen Sumber daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama.
Sedarmayanti. 2018. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV.Mandar
Maju.
Sutrisno, E. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana, Jakarta
Sinambela, Lijan Poltak. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sukmadewi I, Sugianingra I & Agustina M. 2023. Pengaruh Lingkungan Kerja, Beban Kerja
dan Person Organization Fit terhadap Kinerja Karyawan Pada Yan’s House Hotel Kuta
Bali. Jurnal Manajemen, Kewirausahaan dan Pariwisata Volume 3, No 3 Maret 2023
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT.Alfabet
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: PT.Alfabet
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: PT.Alfabet
64
65