Anda di halaman 1dari 15

JURNAL MADANI: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, Vol. 2, No.

1, Maret 2019: 1 - 14

I L M U P E N G E TA H U A N , T E K N O LO G I , DA N H U M A N I O R A

86
JURNAL MADANI: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, Maret 2019: 87 - 100

ISSN : 2615-1995, E-ISSN : 2615-0654


J. Madani., Vol. 2, No. 1, Maret 2019 (87 - 100)
I L M U P E N G E TA H U A N , T E K N O LO G I , DA N H U M A N I O R A
©2018 Lembaga Kajian Demokrasi
dan Pemberdayaan Masyarakat (LKD-PM)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN


PT BANK X TERHADAP KEPUASAN KERJA

Vivi Iswanti Nursyirwan


Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang
vivie.iswanti26@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh hubungan budaya organisasi dan motivasi
kerja terhadap variabel kepuasan kerja karyawan PT Bank X. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif
yang menjelaskan informasi dan karakteristik populasi atau fenomena yang sedang dipelajari. Uraian yang
digunakan adalah untuk perhitungan statistik. Sedangkan penelitian survei dilakukan untuk mengukur
variabel melalui penyebaran kuesioner dengan 31 pernyataan yang menggunakan lima poin skala Likert.
Metode yang digunakan untuk mengevaluasi hasil survei beberapa penelitian dengan regresi. Data primer
yang dikumpulkan dari responden PT Bank X. Selain itu juga menggunakan data sekunder untuk mendukung
informasi. Untuk menganalisis sampel yang digunakan sebagai data primer, menggunakan purposive
sample. Dengan demikian, data dianalisis dengan hasil menggunakan metode korelasi. Dari hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi dan motivasi kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan PT Bank X.

Kata Kunci : Budaya Organisasi, Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja

Abstract

The objective of this research is to analyze the relationship of organization culture and work motivation towards
to employee’s job satisfaction of PT Bank X. The design of research is decriptive research which describes the
information and characteristics of the population or phenomenon being studied. The description used is for
statistical calculations, whereas a survey investigation was conducted to measure variables with spreading of
questionnaries with 31 statements using five point Likert scale. The method used to calculate the survey results is
multiple regression. The reseacrh is based on primary data which are collected from the respondent of PT Bank
X and also using secondary data to support the information. In order to analyze the primary data, purposive
sampling is used to determine the sample. Thus, data were analyzed using correlation method. The results of this
research is to show that there is a positive and significant relationship between organization culture and work
motivation towards to employee’s job satisfaction of PT Bank X.

Keywords : Organization Culture, Work Motivation, and Job Satisfaction

PENDAHULUAN bentuk hubungan layaknya simbiosis mutu­


Latar Belakang alisme. Jika pegawai berhasil mem­bawa kemajuan
Manajemen Sumber Daya Manusia me­ bagi perusahaan, keun­ tungan yang diperoleh
megang peranan yang sangat penting dalam akan dipetik oleh kedua belah pihak. Tidak
aktifitas perusahaan. Potensi Sumber Daya Ma­ hanya bagi pegawai itu sendiri, melainkan juga
nusia (SDM) yang ada dalam perusahaan harus bagi perusahaan. Bagi pegawai, keberhasilan
dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, se­ me­rupakan aktualisasi potensi diri sekaligus pe­
hingga mampu memberikan hasil yang mak­ luang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
simal. Perusahaan dan pegawai me­rupakan dua Sedangkan bagi peru­ sahaan, keberhasilan pe­
hal yang saling membutuhkan. Keduanya mem­ ga­wai merupakan sarana pertumbuhan dan

87
JURNAL MADANI: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, Maret 2019: 87 - 100

per­ kembangan pe­ rusahaan serta citra positif bangun hubungan jangka panjang yang didasari
perusahaan di mata masyarakat luas. Keberhasilan atas kepercayaan baik dengan nasabah bisnis
perusahaan ti­dak hanya dapat di capai dengan maupun dengan nasabah perorangan. Bank X
menerapkan strategi bisnis tetapi harus didukung melayani seluruh nasabah dengan standar layanan
oleh sum­ber daya manusia yang dimiliki oleh international melalui penyediaan so­lusi keuangan
peru­sahaan. Jadi sumber daya manusia dianggap yang inovatif. Salah satu upa­ya Bank X dalam
se­bagai suatu kekuatan yang kompleks dimana melayani nasabah ialah de­ ngan menciptakan
kinerja karyawan memberikan dampak kepada layanan Contact Center yang bersumber pada
perusahaan secara langsung. Apabila sumber penye­diaan informasi oleh para customer service
daya manusia di dalam perusahaan dapat men­ yang handal dan ber­kualitas, sehingga informasi
capai tujuan maka dapat dikatakan bahwa pe­ yang dihasilkan da­pat dipercaya, informatif, timely
rusahaan tersebut memiliki daya kekuatan un­tuk solution dan akurat. Mengingat pentingnya budaya
berkompetisi dengan perusahaan pesaing. Salah organisasi terhadap pencapaian tujuan organisasi,
satu tuntutan bagi perusahaan adalah dengan serta dampaknya terhadap peningkatan produk­
menciptakan sumber daya manusia yang dapat tifitas pelayanan yang dapat dirasakan lang­sung
menghasilkan kinerja yang optimal dengan men­ oleh nasabah, penulis setidaknya mene­ mu­
jaga kepuasan kerja karyawannya. kan beberapa permasalahan mengenai pe­­ ne­
­
Kualitas sumber daya manusia akan ter­ rap­ an budaya organisasi yang terdapat di PT.
penuhi apabila kepuasan kerja sebagai unsur Bank X, khususnya di Layanan Contact Center,
yang berpengaruh terhadap kinerja dapat ter­cipta diantaranya: Customer Service dalam mem­
dengan sempurna. (Koesmono, 2005). Kar­yawan berikan informasi kurang smailing voice, do dan
yang memiliki rasa puas pada peru­sahaan akan don’t yang sudah di buat oleh manajemen se­
menunjukkan loyalitasnya kepada peru­ sahaan bagai peraturan bagi para agent contact center
serta memberikan effort kerja yang lebih pada tidak dijalankan dengan baik, khususnya dalam
pekerjaannya yang pada akhirnya dapat men­ hal melayani nasabah, sebagai contoh : nasabah
datangkan opportunity keberhasilan peru­sahaan. dibiarkan menunggu terlalu lama.
Salah satu upaya perusahaan dalam men­ Mengingat bahwa setiap karyawan dalam
cipta­ kan kualitas SDM yang handal dan ber­ perusahaan berasal dari berbagai latar belakang
kualitas ialah melalui strategi formulasi yakni yang berbeda, maka sangat penting bagi pe­rusa­
penciptaan budaya organisasi yang dapat di­imple­ haan untuk melihat apa kebutuhan dan harapan
mentasikan oleh masing-masing pega­wai. Budaya karyawannya. Jika perusahaan dapat mengetahui
organisasi ialah sistem nilai yang diyakini semua hal-hal tersebut, maka akan lebih mudah untuk
anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan menempatkan karyawan pada posisi yang tepat,
serta dikembangkan se­cara berkesinambungan, sehingga karyawan akan se­ makin termotivasi
berfungsi sebagai sistem perekat, dan dapat dipe­ (Rivai dan Sagala, 2011).
lajari, diterapkan serta dikembangkan secara ber­ Suatu perusahaan setidaknya harus me­
kesinambungan, budaya organisasi dapat dijadi­ ngu­­sahakan agar karyawannya puas dalam me­
kan acuan ber­perilaku dalam organisasi untuk nik­ mati pekerjaan sehingga mereka bisa lebih
men­capai tu­­juan yang telah ditetapkan. Fungsi produktif dalam menyelesaikan pekerjaan yang
bu­ daya organisasi ialah sebagai perekat sosial menjadi bagian dari tanggung jawabnya. Untuk
dalam mempersatukan anggota-anggota dalam mewujudkan kepuasan kerja, karyawan harus
men­­ capai tujuan organisasi berupa ketentuan- dipelihara dan dirawat dengan baik agar mereka
ke­tentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan tetap memiliki motivasi tinggi (Dar­sono dan Sis­
dan dilakukan oleh para karyawan. Hal tersebut wandoko, 2011). Motivasi untuk bekerja ini sangat
dapat berfungsi pula sebagai kontrol atas perilaku penting bagi tinggi ren­ dahnya produktifitas
karyawan (Moeljono, 2005), keunggulan orga­ perusahaan. Tanpa adanya motivasi dari para
nisasi ditentukan oleh keberhasilan budaya or­ga­ kar­yawan untuk be­kerja sama bagi kepentingan
nisasi yang dimilkinya. peru­sahaan, maka tujuan yang telah ditetapkan
Moeljono (2003) menyatakan bahwa budaya tidak akan tercapai. Sebaliknya, apabila terdapat
organisasi mendukung unggulnya kinerja kor­ motivasi tinggi dari para karyawan, maka hal
porasi, dan pada akhirnya keunggulan kom­pe­ ini merupakan suatu jaminan atas keberhasilan
ti­
tif korporasi, apapun indikator profe­ sio­
nali­ perusahaan dalam mencapai tujuannya (Sutrisno,
tasnya. Semakin efektif pelaksanaan bu­ daya 2009). Meingingat pentingnya unsur motivasi
organisasi, akan semakin memengaruhi pe­ kerja dalam suatu perusahaan dan efek negatifnya
ning­katan produktifitas pelayanan terhadap pe­ jika terdapat penurunan tingkat motivasi kerja
lang­ gannya. Implementasi budaya organisasi karyawan, penulis setidaknya menemukan be­
di Bank X tercermin dalam strategi formulasi berapa permasalahan mengenai motivasi kerja
Cor­porate Culture. Bank X berkomitmen mem­ yang terdapat di PT. Bank X, di antaranya: menge­

88
JURNAL MADANI: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, Maret 2019: 87 - 100

nai sistem jenjang karir, mengenai penilaian ter­ cang 5 (lima) proses langkah, sistem Pride yang
hadap prestasi kerja karyawan, serta kurangnya membantu supervisor dan manajer untuk men­
ketepatan waktu dalam bekerja. ciptakan lingkungan yang efisien, efektif dan
Masalah terakhir yang menjadi kajian dari produktif. Tanggung jawab untuk membangun
penulis ialah mengenai kepuasan kerja karyawan. bu­daya organisasi yang menyenangkan dan untuk
Salah satu faktor yang memengaruhi efektifitas kepuasan kerja kar­yawan perlu dianggap serius
organisasi dalam mencapai tujuan yang telah di oleh pemimpin dalam organisasi mereka dengan
tetapkan ialah kepuasan kerja (Suharsono, 2012). mengikuti pro­ses, sebagai berikut:
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan 1. Menyediakan lingkungan kerja yang positif.
se­seorang terhadap pekerjaannya. Hal ini da­ 2. Reward dan pengakuan.
pat terlihat pada sikap positif karyawan ter­ha­ 3. Melibatkan dan meningkatkan keterlibatan
dap pekerjaan dan segala sesuatu yang di­hadapi karyawan.
di lingkungan kerjanya. Manajemen harus selalu 4. Mengembangkan ketrampilan dan potensi
memonitor kepuasan kerja, ka­rena hal ini me­ tenaga kerja.
mengaruhi sikap absensi dan per­putaran tenaga 5. Mengevaluasi dan mengukur kepuasan kerja.
kerja (Sunyoto, 2012). Se­lain itu ketidakpuasan
dalam bekerja akan dapat menunjukkan sikap Motivasi Kerja
menarik diri dari kon­ tak dengan lingkungan Motivasi kerja menurut Mangkunegara
sosial­nya, sebagai con­toh dengan mengambil si­ (2011) ialah kondisi yang berpengaruh mem­
kap berhenti dari perusahaan, suka bolos dan pe­ bang­kitkan dan memelihara perilaku yang ber­hu­
rilaku lain yang cenderung bersifat meng­hindari bungan dengan lingkungan kerja. Menurut Irum,
dari aktifitas organisasi (Sutrisno, 2009). Dari Sultana, Ahmed dan Mahmood (2012) men­
indi­kator-in­dikator diatas, penulis menemukan jelaskan motivasi kerja ialah serangkaian proses
pula bahwa masalah-masalah yang berhubungan psikologis yang menyebabkan inisiasi, arah,
dengan kepuasan kerja karyawan yang terdapat intensitas dan ketekunan perilaku. Soe­ hartono
di PT Bank X. Masalah-masalah yang dimaksud (2004) menyatakan motivasi ialah suatu kehendak
ialah status kontrak bagi pegawai selama 2 tahun atau keinginan yang muncul dalam diri karyawan
di nilai terlalu lama, masalah promosi yang yang menimbulkan se­ mangat atau dorongan
mem­ butuhkan waktu selama 5 tahun dinilai untuk bekerja secara optimal guna mencapai
merupakan rentang waktu yang tidak sebentar, tuju­an. Sedangkan menurut Mangkunegara
proses mutasi kerja yang sulit bagi seorang (2005) mengatakan motivasi merupakan kondisi
pegawai untuk berpindah ke disi lain. atau sinergi yang menggerakan karyawan secara
terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan orga­
Teori Budaya Organisasi nisasi peru­sahaan.
Menurut Koesmono (2005), Budaya orga­ Hasibuan (2003) mendefinisikan motivasi
nisasi berpengaruh terhadap Motivasi dan Ke­ ialah suatu keahlian dalam mengarahkan pega­
puasan Kerja serta Kinerja karyawan. Secara wai dan organisasi agar mau bekerja secara ber­
indi­vidu maupun kelompok seseorang tidak hasil, sehingga keinginan para pegawai dan
akan terlepas dengan budaya organisasi dan tujuan organisasi sekaligus dapat tercapai. Mathis
pada umumnya mereka akan dipengaruhi oleh dan Jackson (2006) mengungkapkan bah­ wa
ke­anekaragaman sumber-sumber daya yang motivasi ialah keinginan dalam diri sese­ orang
ada sebagai stimulus seseorang dalam ber­ yang menyebabkan seseorang ter­ sebut ber­ tin­
tin­­
dak. Seseorang akan selalu mendambakan dak. Menurut Saleem dan Mah­ mood (2010)
peng­ hargaan terhadap hasil pekerjaannya. Di­ mengemukakan bahwa efektifitas motivasi kerja
per­lu­
kan penilaian kerja seobyektif mung­ kin sebagai akibat dari faktor internal maupun
karena akan memotivasi karyawan dalam me­ ekster­nal yang memaksa karyawan untuk bekerja
la­
kukan kegiatannya. Motivasi seseorang akan dengan lebih giat dan penuh se­ mangat yang
memengaruhi perilaku dalam memenuhi kebu­ hasilnya menjadi kepuasan kerja.
tuhannya. Apabila dalam bekerjanya mem­peroleh
kepuasan kerja sesuai dengan yang diinginkan Teori Motivasi Kerja
maka seseorang akan me­rasa nyaman dan tinggi Menurut Ario (2011) ada enam teknis apli­kasi
kesetiaannya pada pe­rusahaan. teori motivasi, yaitu : (1) manajemen ber­dasarkan
Dalam suatu organisasi, menurut Deming sasaran. (2) Program penghargaan karyawan.
(2014) tujuan kepemimpinan organisasi ha­ rus (3) Program ketertiban karyawan (4). Program
meningkatkan kinerja manusia dan untuk me­ im­balan bervariasi. (5) Rencana pemberian im­
ningkatkan kualitas, meningkatkan output dan balan berdasarkan keterampilan. (6). Manfaat
secara bersamaan untuk membawa ke­banggaan yang fleksibel. Rivai (2006) menyatakan bahwa
pengerjaan untuk orang, Deming (2004) meran­ terdapat beberapa perilaku yang dapat memotivasi
karyawan : (1). Cara interaksi. (2). Menjadi pen­

89
JURNAL MADANI: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, Maret 2019: 87 - 100

dengar aktif. (3). Penyusunan tujuan yang me­ penciptaan simbol-simbol seperti merk
nantang (4). Pen­ dekatan penyelesaian masalah sepatu, merk jam, dan lainnya, merasa bahwa
dan tujuan yang berfokus pada perilaku bukan statusnya meningkat dan dirinya sendiri
pada pri­badi. (5).Informasi yang menggunakan disegani dan dihormati orang.
tek­nik penguatan. Mangkunegara (2005) menge­ 5). Kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan
mukakan bahwa terdapat 2 (dua) teknik me­ yang berhubungan dengan aktualisasi/
motivasi kerja pegawai, yaitu : (1). Teknik pe­ penyaluran diri dalam arti kemampuan/
menuhan kebutuhan pegawai, artinya bahwa mi­nat/potensi diri dalam bentuk nyata da­
pe­menuhan kebutuhan pegawai merupakan lam kehidupannya merupakan tingkat ter­
fun­damen yang mendasari perilaku kerja. (2). tinggi dari teori Maslow, seperti ikut se­
Teknik komunikasi persuasif, merupakan salah minar, loka karya yang sebenarnya ke­ikut­
satu teknik memotivasi kerja pegawai yang dila­ sertaannya itu bukan didorong oleh ingin
kukan dengan catra memengaruhi pegawai secara dapat pekerjaan, tetapi sesuatu yang berasal
ekstra logis. Teknik ini dirumuskan dengan istilah dari dorongan ingin memperlihatkan bah­
“ADIDAS” yaitu Attention (per­hatian), Interest wa ia ingin mengembangkan kapasitas pres­
(minat), Desire (hasrat), Desicion (Keputusan), tasinya yang optimal. Pada prinsipnya teori
Action (aksi atau tindakan), dan Satisfaction (ke­ tingkat kebutuhan menurut Maslow, me­
puasan). ngasumsikan bahwa seseorang akan ber­
usa­ha memenuhi kebutuhan pokok atau
Faktor-Faktor Motivasi ting­kat rendah terlebih dahulu (fisio­ logis)
Beberapa teori tentang motivasi yang me­­ sebe­lum berusaha memenuhi tingkat yang
nerangkan faktor-faktor motivasi dalam penga­ lebih tinggi, begitu seterusnya sampai men­
ruhnya terhadap produktifitas atau kinerja di­ capai tingkat kebutuhan yang tertinggi yaitu
antaranya sebagai berikut : Teori Moti­vasi Ke­ aktualisasi diri Teori Dua Faktor dari Fre­
butuhan (Hierarchy of Needs) dari Abraham H. derick Herzberg. Teori yang dipelopori oleh
Maslow. Teori ini dikemukakan oleh Abraham Frederick Herzberg ini merupakan teori yang
H. Maslow yang menyatakan bahwa manusia di berhubungan langsung dengan kepuasan
motivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan kerja. Menurut teori ini ada dua faktor yang
yang melekat pada diri setiap manusia yang memengaruhi kondisi pekerjaan seseorang.
cenderung bersifat ba­waan. Kebutuhan ini terdiri Kondisi pertama ialah faktor motivator atau
dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu hirarki faktor pemuas. Menurut Herzberg faktor
dalam pe­menuhannya. Kelima jenis kebutuhan motivator me­rupakan faktor pendorong se­
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut seorang untuk berprestasi yang bersumber
(Hariandja, 2002) : dari dalam diri orang yang bersangkutan
1) Kebutuhan fisik yaitu kebutuhan ini ber­ (intrinsik) yang mencakup (1). Kepuasan
kaitan dengan kebutuhan yang harus di­ kerja itu sendiri, (2). Prestasi yang di raih,
penuhi untuk dapat mempertahankan diri (3). Peluang untuk maju, (4). Pengakuan
sebagai makhluk fisik seperti kebutuhan orang lain, (5). Kemungkinan pengembangan
untuk makanan, pakaian, dan perumahan. karir dan (6). Tanggung jawab. Faktor kedua
2) Kebutuhan rasa aman yaitu berkaitan dengan ialah faktor pemelihara, yaitu merupakan
kebutuhan rasa aman dari an­caman-ancaman faktor yang berkaitan dengan pemenuhan
dari luar yang mungkin terjadi seperti ke­ kebutuhan untuk memelihara keberadaan
amanan dari ancaman orang lain, ancaman karyawan. Faktor ini merupakan kebutuhan
bahwa suatu saat tidak dapat bekerja karena yang paling mendasar bagi kehidupan para
faktor usia, pemutusan hubungan kerja pegawai, karena faktor maintenance ini
(PHK) atau faktor lainnya. sebagai faktor yang besar ketidakpuasannya
3). Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan ini di­ yang bila tidak dipenuhi sebagaimana mesti­
tandai dengan keinginan seseorang men­ ­ nya. Faktor ini dikualifikasikan ke dalam
jadi bagian atau anggota kelompok ter­tentu, faktor ekstrinsik yang meliputi, antara lain,
keinginan untuk menjalin hu­bung­an dengan (1). Kompensasi, (2). Kondisi kerja, (3). Ra­
orang lain dan keinginan membantu orang sa aman dan selamat, (4). Su­pervisi, (5). Hu­
lain. bungan antar manusia, (6). Status, (7). Ke­
4). Kebutuhan pengakuan yaitu kebutuhan yang bijaksanaan perusahaan.
berkaitan tidak hanya menjadi bagian dari Da­lam teori motivasi Herzberg, faktor-
orang lain (masyarakat), tetapi lebih jauh faktor motivator, meliputi prestasi, pengakuan,
dari itu, yaitu diakui/dihormati/di­ hargai tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sen­diri
orang lain karena kemampuannya atau ke­ dan kemungkinan berkembang.
kuatannya. Kebutuhan ini ditandai dengan (1). Prestasi adalah kebutuhan untuk mem­

90
JURNAL MADANI: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, Maret 2019: 87 - 100

peroleh prestasi di bidang pekerjaan yang 3. Promosi. Kesempatan promosi mempunyai


ditangani. Seseorang yang memiliki ke­ pengaruh luas terhadap kepuasan kerja.
inginan berprestasi sebagai kebutuhan dapat 4. Pengawasan. Ada dua dimensi gaya penga­
mendorongnya mencapai sasaran. wasan yang memengaruhi kepuasan kerja,
(2). Pengakuan adalah kebutuhan untuk mem­ yaitu employee centeredness dan partisipasi.
peroleh pengakuan dari pimpinan atas hasil Employee centeredness yang diukur de­ngan
karya atau hasil kerja yang telah dicapai. tingkat ketertarikan personal ke­ pa­da kar­
(3). Tanggung jawab adalah kebutuhan untuk yawan yang ditunjukkan de­ngan me­meriksa
memperoleh tanggung jawab dibidang pe­ hasil kerja bawahan, mem­ berikan nasehat
kerjaan yang ditangani. kepada bawahan, dan melakukan komunikasi
(4). Kemajuan adalah kebutuhan untuk mem­ yang baik. Par­tisipasi yaitu meng­ijinkan ba­
peroleh peningkatan karir (jabatan). wahan ber­partisipasi dalam membuat ke­pu­
(5). Pekerjaan itu sendiri adalah kebutuhan un­ tusan yang memengaruhi pekerjaan me­reka.
tuk dapat menangani pekerjaan secara aktif 5. Suasana kerja. Suasana kerja seperti rekan
sesuai minat dan bakat. kerja, kerjasama erat atau kondisi kerja yang
(6). Kemungkinan berkembang adalah kebu­tuh­ mendukung seperti keadaan yang bersih,
an untuk memperoleh peningkatan karir. teratur dan nyaman.
(7). Frederick Herzberg memilah hirarki ke­
butuhan Maslow menjadi kebutuhan ting­kat Kerangka Konseptual
rendah (fisiologis, rasa aman, dan sosial) dan Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
kebutuhan tingkat tinggi (peng­hargaan dan Ke­puasan Kerja Karyawan
aktualisasi diri). Herzberg me­ ngemukakan Dalam hal pencapaian tujuan organisasi,
bahwa cara terbaik untuk me­motivasi sese­ sebuah perusahaan berupaya untuk mencipta­
orang adalah dengan me­menuhi kebutuhan kan lingkungan kerja yang kondusif sehingga
tingkat tingginya. karyawan yang bekerja didalamnya dapat bekerja
secara baik dan menghasilkan pro­duktifitas yang
Kepuasan Kerja tinggi. Budaya organisasi di­ rancang oleh pe­
Kepuasan kerja ialah keadaan emosional rusahaan agar karyawan dapat bekerja sesuai
yang menyenangkan atau tidak menyenangkan di dengan keinginan organisasi. Budaya organisasi
mana para karyawan memandang pekerjaannya dapat didefiniskan sebagai seperangkat norma,
(Sunyoto, 2012). Menurut Saleem, dkk (2010) nilai-nilai, kebijakan dan prosedur diikuti dalam
kepuasan kerja menjelaskan bagaimana kar­ ya­ suatu perusahaan yang penting untuk sukses
wan merasa senang untuk datang bekerja dan men­jalankan bisnis. Budaya organisasi dapat di­
bagaimana mereka bisa dipaksa untuk melakukan sebut sebagai etika tempat kerja, iklim organisasi
pekerjaan mereka dan termasuk hal-hal yang da­ dan lingkungan kerja. Budaya organisasi memiliki
pat membuat karyawan senang melakukan pe­ hubungan kuat dan terlihat dengan kepuasan kerja
kerjaannya dan bukan untuk memilih me­ning­ kar­yawan. Budaya organisasi ialah sistem nilai-
galkan pekerjaannya. Menurut Sutrisno (2009), nilai yang diyakini semua anggota organisasi dan
kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap yang dipelajari, diterapkan serta dikembangkan
dari karyawan terhadap pe­ kerjaannya sen­ secara berkesinambungan, berfungsi sebagai
diri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan sis­tem perekat, dan dapat dijadikan acuan ber­
dengan sesama karyawan. Darmawan (2013) pe­rilaku dalam organisasi untuk mencapai tuju­
mengemukakan kepuasan kerja sebagai suatu an perusahaan yang telah ditetapkan. Fungsi
tanggapan secara kognisi dan afeksi dari seorang budaya organisasi ialah sebagai perekat sosial,
karyawan terhadap segala hasil pekerjaan atau dalam mempersatukan anggota-anggota dalam
kondisi-kondisi lain yang berhubungan dengan mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan-
pekerjaan, seperti gaji, lingkungan kerja, rekan ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan
kerja dan atasan. dan dilakukan oleh para karyawan. Hal tersebut
Faktor-faktor yang Memengaruhi Ke­puas­an dapat berfungsi pula sebagai kontrol atas peri­laku
Kerja (Darmawan, 2013): karyawan (Moeljono, 2005).
1. Pekerjaan itu sendiri. Isi pekerjaan itu sen­ Koesmono (2005) budaya mempunyai ke­
diri ialah sumber utama kepuasan. Hal ini kuatan yang penuh, berpengaruh pada indi­vidu
meliputi kemampuan pekerjaan, me­ nye­ dan kinerjanya bahkan terhadap ling­ kungan
diakan tugas-tugas penting. kerja. Penelitian yang dilakukan oleh koesmono
2. Pembayaran. Karyawan melihat pemba­ (2005) menyatakan bahwa budaya organisasi ber­
yar­an sebagai cerminan bagaimana orga­ni­ pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Se­
sasi melihat kontribusi karyawan ter­ha­dap dangkan penelitian yang dilakukan oleh Swathi
organisasi. (2014) juga menge­ mu­kakan bahwa budaya

91
JURNAL MADANI: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, Maret 2019: 87 - 100

organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan Kapela (2010), budaya organisasi adalah
kerja. komponen kunci dalam pencapaiam misi dan
strategi suatu organisasi, perbaikan efektifitas
Pengaruh Motivasi Kerja terhadap organisasi dan manajemen perubahan dimana
Kepuasan Kerja Karyawan budaya organisasi dapat berfungsi untuk mem­­
Motivasi merupakan suatu hal yang sangat perbaiki kinerja melalui pembentukan peng­
diperlukan oleh setiap manusia. Moti­vasi meru­ hambatan yang mengarahkan pencapaian tuju­
pakan sebuah keahlian dalam me­ngarahkan kar­ an. Dan juga oleh Tseng (2009) menjelaskan bu­
y­a­wan pada tujuan organisasi agar mau be­kerja daya organisasi dianggap sebagai sumber daya
sehingga keinginan para kar­ yawan dan tuju­ pengetahuan karena mengharuskan anggota
an organisasi dapat tercapai. Rivai (2006) me­ untuk berkreasi, memperoleh, berbagi dan me­
nun­jukkan bahwa semakin kuat motivasi kerja, nga­ rahkan pengetahuan menurut suatu kon­
kinerja karyawan akan semakin tinggi. Seseorang teks dimana peran budaya organisasi yang ber­
yang melakukan suatu pe­kerjaan tanpa memiliki hubungan sangat kuat dengan kinerja kom­pe­titif
motivasi akan terasa hasil pekerjaannya itu hanya perusahaan yang dipengaruhi juga oleh ling­
sia-sia belaka. Tetapi sebaliknya, dengan adanya kungan kerja.
motivasi dalam diri seseorang dalam melakukan Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan
sua­tu pekerjaan akan dapat membangkitkan pres­ oleh Jusoh, Simun dan Choy Chong(2010) me­
tasi kerja yang cukup tinggi sehingga bila pe­­ nunjukkan adanya hubungan positif yang
kerjaannya membuahkan hasil yang baik akan signifikan antara budaya organisasi dengan ke­
memberikan suatu kepuasan sendiri bagi ma­ puasan kerja. Hasil penelitiannya menjelaskan
nusia. bahw­ a budaya organisasi merupakan sebuah
Di dalam suatu perusahaan pemberian mo­ pro­ses yang terbentuk dalam waktu yang pan­
tivasi akan menambah semangat dalam mela­ ­ jang dan akan membentuk karakteristik orga­
kukan pekerjaan dan karyawan akan mem­berikan nisasi memiliki nilai-nilai positif sehingga akan
kinerja yang baik untuk perusahaan. Kinerja mendorong kinerja karyawan yang akan meng­
karyawan yang tinggi juga dapat dipengaruhi hasilkan produktifitas dan kepuasan kerja yang
oleh kepuasan kerja karyawan, di mana karyawan tinggi bagi karyawan.
yang merasakan kepuasan kerja yang tinggi Berdasarkan paparan di atas, maka selan­
akan menunjukkan kinerja yang tinggi. Apabila jutnya dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
karyawan mengalami ke­tidakpastian dalam be­ H1 : Terdapat pengaruh antara budaya orga­
kerja akan dapat me­nimbulkan perilaku agresif nisasi dengan kepuasan kerja.
atau sebaliknya akan menunjukkan sikap menarik Motivasi kerja menurut Mangkunegara
diri dari kontak dengan lingkungan sosial. Ke­ (2011) ialah kondisi yang berpengaruh mem­
tidakpuasan ker­ja pada karyawan juga dapat di­ bang­kitkan, mengarahkan dan memelihara peri­
ungkapkan ke­ dalam berbagai cara, misalnya : laku yang berhubungan dengan lingkungan ker­
meninggalkan pekerjaan, menghindari sebagian ja. Saleem, Mahmood dan Mahmood (2010)
tanggung jawab pekerjaan mereka (Sutrisno, mengemukakan efektifitas motivasi kerja se­bagai
2009). Hal ini selaras dengan penelitian oleh akibat dari faktor internal maupun eks­ternal yang
Mafini (2014) menyimpulkan bahwa motivasi memaksa karyawan untuk bekerja dengan lebih
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja semangat untuk menjadi kepuasan kerja.
karyawan. Begitu pula penelitian yang dilakukan Penelitian yang dilakukan oleh Khalid, Salim,
oleh Arifin (2014) yang menyatakan bahwa mo­ & Loke (2011) kepada karyawan yang bekerja
tivasi kerja berpengaruh positif terhadap ke­ pada organisasi publik dan swasta di bidang in­
puasan kerja karyawan. Atas dasar penelitian dustri penyediaan air minum di Malaysia. Hasil
ter­sebut, maka dapat dilihat adanya pengaruh bu­ penelitiannya menyimpulkan ada pengaruh po­
daya organisasi, motivasi kerja terhadap kepuasan sitif dan signifikan antara motivasi kerja de­ngan
kerja karyawan. kepuasan kerja pada kedua organisasi publik
Berdasarkan pendapat nersebut, maka ke­ dan swasta. Pernyataan tersebut sesuai dengan
rangka pemikiran dari penelitian ini ialah sebagai penelitian yang dila­ kukan oleh Saleem, dkk
berikut : (2010) di mana di­simpulkan bahwa motivasi kerja
karyawan ber­pengaruh positif terhadap kepuasan
kerja.
Maka, berdasarkan pendapat tersebut di­
buatlah hipotesis sebagai berikut:
H2 : Terdapat pengaruh antara Motivasi kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian yang dilakukan oleh Arifin (2014)

92
JURNAL MADANI: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, Maret 2019: 87 - 100

menyimpulkan bahwa kompetensi, motivasi pling. Teknik purposive sampling ialah teknik
dan budaya organisasi berpengaaruh positif ter­ pe­­ngambilan sampel dengan pertim­bang­an-
hadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. per­­­timbangan tertentu berdasarkan kriteria
Arti­nya, semakin baik tingkat kompetensi, moti­ yang dipertimbangkan (Sugiono:2005). Per­tim­
vasi kerja dan budaya organisasi yang kuat dalam bang­an menggunakan purposive sampling dila­
suatu organisasi akan berdampak terhadap me­ kukan dengan tujuan untuk mendapatkan da­ta
ningkatnya kepuasan kerja dan kinerja para dan informasi yang memiliki akurasi yang baik
karyawan. Maka, berdasarkan pendapat diatas, sehingga informasi yang didapatkan dapat di­
di­buatlah hipotesisi sebagai berikut : jadikan barometer bagi pengaruh budaya orga­
H3 : Terdapat pengaruh antara budaya orga­ nisasi dan motivasi kerja bagi kepuasan kerja
nisasi dan motivasi kerja terhadap ke­ karyawan di PT Bank X.
puasan kerja karyawan. Berikut ini beberapa kriteria yang dijadikan
pedoman dalam penelitian sampel dalam pe­
Pembatasan Masalah nelitian :
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pe­ 1. Karyawan yang dijadikan sampel dalam
ngaruh budaya organisasi dan motivasi kerja penelitian ini ialah karyawan dengan masa
kar­yawan PT Bank X terhadap kepuasan kerja kerja diatas 1 tahun.
se­hingga masalah penelitian dapat dirumuskan 2. Karyawan yang memiliki jenjang pen­didikan
sebagai berikut : minimal D3
1). Bagaimanakah pengaruh budaya organisasi 3. Merupakan karyawan kontrak maupun kar­
terhadap kepuasan kerja karyawan? yawan tetap dio PT Bank X.
2). Bagaimanakah pengaruh motivasi kerja ter­ Populasi yang digunakan dalam penelitian
hadap kepuasan kerja karyawan? ini ialah karyawan PT. Bank X dengan jumlah
3). Bagaimanakan budaya organisasi dan moti­ populasi sebanyak 202 orang karyawan, dari
vasi kerja secara bersama-sama ber­pengaruh jumlah tersebut, penulis mencoba meneliti dari
terhadap kepuasan kerja kar­yawan? dua divisi yang berbeda, yakni divisi di Layanan
Adapun untuk pembatasan masalah, pe­nulis Perbankan dan Layanan Kartu Kredit, dimana
hanya membatasi penelitian ini di PT Bank X dan jumlah populasi untuk divisi Layanan Perbankan
mengambil sampel dari karyawan yaitu karyawan sebanyak 92 orang, dan divisi Layanan Kartu
yang bekerja di PT Bank X. Kredit sebanyak 110 orang. Penentuan jumlah
sampel pada penelitian ini dilakukan dengan
METODE perhitungan berdasarkan rumus slovin yang
Tempat dan Waktu Penelitian diformulasikan sebagai berikut :
Penelitian ini mengacu kepada jurnal n : N/ 1+Ne2
Swathi (2014): Impact of Organization Culture Keterangan :
on Employee’s Job Satisfaction : A Study of Public n : Jumlah sampel yuang dicari
and Private Sector dan Jurnal Mafini (2014) : N : Jumlah populasi
The relationship between extrinsic motivation, job e : Perkiraan tingkat kesalahan
satisfaction and life satisfaction amongst employees
in a public organization. Penelitian ini dilakukan Hasil perhitungan populasi per divisi antara
untuk membuktikan hipotesis-hipotesis terkait lain :
aadanya pengaruh antara : (1). Budaya organisasi Divisi Layanan Perbankan:
terhadap kepuasan kerja karyawan. (2).Motivasi n : Jumlah sampel yang dicari
kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. (3). N : Jumlah populasi
Budaya organisasi dan Motivasi kerja terhadap e : Perkiraan tingkat kesalahan
kepuasan kerja karya­wan. Tujuan operational pe­
nelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan dan Hasil perhitungan :
pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja n : 92/1+92(0,05)2 = 92/1,23 = 74,79
terhaddap kepuasan kerja karyawan di PT Bank Dengan demikian maka dari jumlah po­
X, maka ditetapkan tujuan penelitian dengan me­ pulasi untuk divisi Layanan Perbankan se­banyak
ng­gunakan variable bebas “Independent Variable”: 92 orang diperoleh ukuran sampel sebesar 74,79
Budaya organisasi dan Motivasi Kerja dan variabel sampel penelitian dan dibulatkan menjadi 75
tidak bebas : ”Dependenet Variable”: Kepuasan orang.
kerja karyawan. Dengan populasi untuk divisi Layanan Kartu
Kredit :
Populasi n : Jumlah sampel yang dicari
Penelitian ini menggunakan teknik pe­ N : Jumlah populasi
ngam­­­bilan sampel berupa teknik purposive sam­ e = perkiraan tingkat kesalahan

93
JURNAL MADANI: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, Maret 2019: 87 - 100

Hasil perhitungan : Dalam perusahaan tempat saya


n : 110/1+110(0.05)2= 110/1,275=86,27 (2) bekerja terdapat Reward dan
pengakuan
0,402 Valid

Dengan demikian maka dari jumlah populasi


Perusahaan melibatkan dan
untuk divisi Layanan Kartu Kredit sebanyak 110 (3)
meningkatkan keterlibatan karyawan
0,548 Valid
orang diperoleh ukuran sampel sebesar 86,27 Perusahaan mengembangkan
sampel penelitian dan dibulatkan menjadi 86 (4) ketrampilan dan potensi tenaga 0,406 Valid
kerja anda
orang.
Penelitian ini menggunakan data primer. (5)
Perusahaan mengevaluasi dan
0,209 Valid
mengukur kepuasan
Data dikumpulkan dengan teknik kuesioner,
Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS
yaitu memberikan pernyataan tertulis kepada
res­ponden. Selanjutnya responden memberikan
tanggapan atas pernyataan yang diberikan. Pada uji reliabilitas dan validitas ini digu­
Kuesioner penelitian bersifat tertutup dimana nakan data berjumlah 131, sehingga nilai r tabel
jawabannya sudah tersedia. Kuesioner seba­ gai adalah 0.17. Uji validitas konstruk dilakukan
instrumen pengumpulan data, dapat di­gu­nakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya sua­
untuk mengukur fenomena sosial yang diamati tu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
pada masing-masing variabel. Untuk men­ da­ jika pertanyaan kuesioner mampu untuk me­
patkan instrumen penelitian yang tepat dan ter­ ngungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
ukur maka sebelumnya dila­kukan uji validitas kuesioner tersebut. Uji signifikansi dilakukan
dan reliabilitas terhadap se­tiap item pernyataan dengan membandingkan rhitung dengan rtabel atau
yang ada pada setiap kuesioner. Selain data pri­ mem­ bandingkan nilai p atau sig dengan level
mer, penelitian ini juga menggunakan data se­ of significance (biasanya=0,05). Jika rhitung lebih
kunder, antara lain : berbagai jurnal, buku-buku besar dari rtabel atau nilai p atau sig < 0.05, maka
serta sumber online. pernyataan tersebut valid.
Pada tabel di atas, karena semua nilai rhitung
(Corrected Item Total Correlation) > rtabel (0.17),
HASIL dan PEMBAHASAN maka disimpulkan bahwa indikator-indikator ini
Hasil dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat
Sebelum suatu kuesioner yang merupakan ukur variabel.
instrumen dalam penelitian digunakan se­ cara
luas terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk
mengukur reliabilitas dan validitas dari alat ukur Tabel 1. Hasil Uji Validitas Konstruk Budaya Organisasi
tersebut. Uji validitas dilakukan un­tuk mengukur Corrected Item-
No Pernyataan Valid
sejauhmana ketepatan dan ke­ cermatan suatu Total Correlation
alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Saya senang dengan gaji dan
Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas (1) sejumlah pekerjaan yang saya 0,374 Valid
lakukan
yang tinggi bila alat ter­sebut menjalankan fungsi
Saya senang dengan sejumlah
ukurnya sesuai dengan fungsi alat ukur tersebut. (2) manfaat yang saya peroleh dari 0,654 Valid
Uji reliabilitas diukur untuk melihat konsis­ pekerjaan saya
tensi dari instrumen pengukuran yang digunakan (3)
Saya senang dengan kebijakan
0,452 Valid
dalam penelitian. Sebuah ins­ tru­men alat ukur liburan/cuti pada pekerjaan saya

dikatakan reliabel bila meng­hasilkan skor yang (4)


Kebijakan gaji pada pekerjaan
0,441 Valid
saya adil
konsisten pada setiap pe­ngukuran (Uyanto,2009).
Saya senang dengan cukupnya
Dalam uji validitas me­ng­gunakan kriteria batas (5)
fasilitas pada pekerjaan saya
0,537 Valid
nilai r kritis sebesar 0,3 apabila nilai r diatas 0,3
Saya senang dengan kondisi kerja
maka item dinyatakan valid. Skala pengukuran (6)
pada pekerjaan saya
0,592 Valid
reliabilitas diukur dari batas nilai alpha cronbach Saya senang dengan kualitas
(7) 0,564 Valid
dengan kriteria skala pengukuran yang reliabel kehidupan pekerjaan saya
memiliki nilai alpha cronbach diatas 0,6. Berikut (8)
Ada kerjasama tim yang baik dalam
0,433 Valid
ini ditampilkan hasil Uji Validitas dan Reliabilitas organisasi

terhadap instrument penelitian yang digunakan Saya selalu bisa berbicara dengan
rekan kerja jika Saya memiliki
dengan hasil sebagai berikut : (9)
masalah yang berhubungan dengan
0,514 Valid
pekerjaan
Hubungan saya dengan anggota
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Konstruk Budaya Organisasi (10) pekerjaan saya senantiasa ramah 0,512 Valid
dan professional
Corrected Item-
No Pernyataan Keputusan Saya telah menetapkan hubungan
Total Correlation
yang saya butuhkan untuk
Perusahaan menyediakan (11) 0,437 Valid
(1) 0,534 Valid melakukan pekerjaan saya dengan
lingkungan kerja yang positif baik

94
JURNAL MADANI: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, Maret 2019: 87 - 100

Unit kerja lain membantu saya setiap dijadikan alat ukur untuk budaya organisasi, mo­
(12) 0,455 Valid
kali bantuan di perlukan tivasi kerja dan kepuasan kerja dinyatakan valid
(13)
Saya senang dengan peluang untuk
0,708 Valid
dan layak digunakan sebagai alat ukur dalam
kemajuan pada pekerjaan saya
penelitian.
Ada peluang yang sama bagi
(14) professional untuk pengembangan
pekerjaan saya
0,667 Valid
Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas berkaitan dengan konsis­
Perusahaan saya akan
mempromosikan saya ke jenjang ten­si, akurasi dan prediktabilitas suatu alat
(15) 0,733 Valid
yang lebih tinggi berdasarkan pada ukur. Reliabilitas adalah untuk mengetahui se­
kemampuan kerja saya
jauhmana hasil pengukuran tetap konsisten, apa­
Kemungkinan untuk promosi pada
pekerjaan memotivasi saya untuk
bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
(16) 0,661 Valid
tampil lebih baik pada pekerjaan ter­hadap gejala yang sama dengan menggunakan
saya
alat ukur yang sama apula. Coefisient reliability
(17)
Saya senang dengan kompetensi
pimpinan saya dalam hal membuat 0,535 Valid
ukur dengan menggunakan Cronbach’s alpha
di­
keputusan bagi setiap variabel, dimana kriteria sua­tu ins­
Saya yakin dalam hal kualitas tru­men penelitian dikatakan relia­bel dengan me­
(18) 0,578 Valid
kepemimpinan atas saya nggunakan teknik ini, bila koe­fisien reliabilitas
Saya senang pemimpin saya 0,6 (Siregar, 2013). Hasil uji reliabilitas pada pe­
(19) memberikan umpan balik positif 0,612 Valid nelitian ini dapat dilihat dalam tabel sebagai
pada pekerjaan saya
berikut :
Pemimpin saya menghargai saya
(20) ketika saya melakukan pekerjaan 0,462 Valid Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas
dengan baik
Variabel Items Cronbach’s Alpha Keputusan
Pemimpin saya memberi saya
(21) perhatian pribadi ketika saya merasa 0,451 Valid Budaya
5 0,659 Reliabel
di abaikan Organisasi

Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS Motivasi Kerja 21 0,908 Reliabel
Kepuasan Kerja 5 0,791 Reliabel
Pada tabel di atas, karena semua nilai rhitung
(Corrected Item Total Correlation) > rtabel (0.17), Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai
maka disimpulkan bahwa indikator-indikator ini Cronbach alpha seluruh variabel lebih besar dari
dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat 0,6 dengan demikian keseluruhan item dalam
ukur variabel. instrumen pengukuran dapat di­nyatakan reliabel.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Konstruk Kepuasan Kerja Metode Analisis Data
Corrected Item-
1. Untuk menganalisis budaya organisasi me­
No Pernyataan Keputusan
Total Correlation nggunakan nilai rata-rata yang di peroleh
Saya merasa bangga dalam bekerja dari hasil olah data.
(1) 0,533 Valid
di perusahaan saya 2. Untuk menganalisis motivasi kerja meng­
(2) Saya merasa aman dalam bekerja 0,588 Valid gunakan nilai rata-rata yang di peroleh dari
Saya setuju bahwa perusahaan hasil olah data.
(3)
saya mempertahankan manfaat
yang dapat dibandingkan dengan
0,611 Valid 3. Untuk menganalisis kepuasan kerja meng­
perusahaan lain di daerah ini gunakan nilai rata-rata yang di peroleh dari
Saya setuju bahwa saya menerima hasil olah data.
(4) kerja sama dengan tepat waktu dari 0,536 Valid 4. Untuk menganalisis budaya organisasi ter­
departemen lainnya
hadap kepuasan kerja menggunakan nilai
Saya setuju bahwa manajemen
(5) mengakui prestasi kerja 0,604 Valid
rata-rata yang diperoleh dari hasil olah data.
karyawannya 5. Untuk menganalisis motivasi kerja terha­dap
Sumber: Data kuesioner diperoleh dengan menggunakan SPSS kepuasan kerja menggunakan nilai rata-rata
yang di peroleh dari hasil olah data.
6. Untuk menganalisis budaya organisasi dan
Pada tabel di atas, karena semua nilai rhitung
motivasi kerja menggunakan nilai rata-rata
(Corrected Item Total Correlation)> rtabel (0.17)
yang di peroleh dari hasil olah data.
maka disimpulkan bahwa indikator-indikator
Data yang dikumpulkan, dianalisis dengan
ini dinyatakan Pada tabel di atas, karena semua
menggunakan analiss regresi. Analisis regresi
nilai rhitung (Corrected Item Total Correlation) >
ialah suatu analisa yang mengukur pengaruh va­
rtabel (0.17), maka disimpulkan bahwa indikator-
riabel bebas dan variabel terikat (Sunyoto, 2011).
indikator ini dinyatakan valid untuk digunakan
Adapun analisis regresi yang digunakan da­lam
sebagai alat ukur variabel.
penelitian ini adalah analisis regresi linier ber­
Berdasarkan hasil uji validitas diatas, maka
ganda dan penelitian ini menggunakan ban­tuan
disimpulkan bahwa semua item kuesioner yang
program SPSS versi 22.

95
JURNAL MADANI: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, Maret 2019: 87 - 100

Pembahasan Kemungkinan untuk promosi pada pekerjaan memotivasi


16. 3.86
Untuk mengetahui persepsi responden saya untuk tampil lebih baik pada pekerjaan saya

terhadap masing-masing variabel dalam pene­ 17.


Saya senang dengan kompetensi pimpinan saya dalam hal
3.64
membuat keputusan
litian yang menggambarkan kondisi objektif dari
variabel yang diamati maka dalam penelitian 18. Saya yakin akan kualitas kepemimpinan atasan saya 3.85

ini dilakukan dengan menggunakan analisis 19.


Saya senang pemimpin saya memberikan umpan balik
3.98
positif pada pekerjaan saya
deskriptif statistik. Analisis deskriptif dalam
penelitian ini dilakukan berdasarkan nilai mean Pemimpin saya menghargai saya ketika saya melakukan
20. 4.08
pekerjaan dengan baik
dari hasil jawaban responden terhadap variabel
Pemimpin saya memberi perhatian pribadi ketika saya
yang dikukur melalui kuisioner. 21.
merasa di abaikan
3.48

Tabel 5. Statistik Deskriptif Variabel Budaya Organisasi Motivasi Kerja 3.7735

No Item Pernyataan Mean


Variabel motivasi kerja pada statistik des­
1. Menyediakan lingkungan kerja yang positif 4.24 kriptif yang terlihat pada tabel 6 menun­jukkan
2.
Dalam perusahaan tempat saya bekerja terdapat Reward
4.18 untuk item per variable yang memiliki angka
dan pengakuan
pa­ling tinggi terdapat pada pernyataan no.9 dan
Perusahaan melibatkan dan meningkatkan keterlibatan
3.
karyawan
3.93 20 sebesar 4.12 dan dari masing-masing item
Perusahaan mengembangkan ketrampilan dan potensi
pernyataan tersebut di peroleh nilai rata-rata se­
4.
tenaga kerja anda
3.96 besar 3.7735 maka dapat disimpulkan bah­ wa
5. Perusahaan mengevaluasi dan mengukur kepuasan kerja 4.08 karyawan PT.Bank X menunjukkan si­kap setuju
Budaya Organisasi 4.0809
dengan adanya pengaruh motivasi kerja.
Sumber : Hasil pengolahan data penelitian menggunakan SPSS Versi 22 Tabel 7. Statistik Deskriptif Variabel Kepuasan Kerja
Variabel budaya organisasi pada sta­ tistik No Item Pernyataan Mean

deskriptif yang terlihat pada tabel 5 me­nunjukkan 1. Saya merasa bangga dalam bekerja di perusahaan saya 3.93
bahwa angka tertinggi terdapat pa­ da item 2. Saya merasa aman dalam bekerja 3.90
pernyataan no.1 dengan angka 4.24, dan dari item- Saya setuju bahwa perusahaan saya mempertahankan
item pernyataan tersebut diperoleh nilai rata-rata 3. manfaat yang dapat dibandingkan dengan perusahaan 3.79
lain didaerah ini
sebesar 4.0809 maka dapat disimpulkan bahwa
Saya setuju bahwa saya menerima kerja sama dengan
karyawan PT. Bank X menunjukkan sikap setuju 4.
tepat waktu dari departemen lainnya
3.62
dengan adanya pengaruh budaya organisasi. Saya setuju bahwa manajemen mengakui prestasi kerja
5. 3.83
karyawannya
Tabel 6. Statistik Deskriptif Motivasi Kerja Kepuasan Kerja 3.8153
No Item Pernyataan Mean Sumber : Hasil pengolahan data penelitian menggunakan SPSS Versi 22
Saya senang dengan gaji dan sejumlah pekerjaan yang saya
1.
lakukan
3.74 Berdasarkan indikator pengukuran ke­puas­
Saya senang dengan sejumlah manfaat yang saya peroleh an kerja diperoleh nilai mean sebesar 3,8153 de­
2. 3.85
dari pekerjaan saya ngan item pernyataan tertinggi diper­oleh pada
3.
Saya senang dengan kebijakan liburan/ cuti pada pekerjaan
3.48
item pernyataan no.1., hal ini berarti jawaban
saya res­
ponden terhadap pernyataan yang diajukan
4. Kebijakan gaji pada pekerjaan saya adil 3.39 mencerminkan setuju adanya pe­ngaruh kepuasan
5. Saya senang dengan cukupnya fasilitas pada pekerjaan saya 3.63 kerja.
6. Saya senang dengan kondisi pekerjaan saya 3.69 Pada uji hipotesis ini, penulis menggunakan
7. Saya senang dengan kualitas kehidupan pekerjaan saya 3.55 metode analisis regresi linier berganda. Analisis
8. Ada kerjasama tim yang baik dalam organisasi 3.93
regresi linier berganda digunakan untuk me­
ngetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas
Saya selalu bisa berbicara dengan rekan kerja jika saya
9.
memiliki masalah yang berhubungan dengan pekerjaan
4.12 terhadap variabel terikat baik secara parsial mau­
Hubungan saya dengan anggota pekerjaan saya senantiasa
pun secara simultan. Untuk uji hipotesis variabel
10. 4.12
ramah dan professional bebas terhadap variabel terikat secara parsial
Saya telah menetapkan hubungan yang saya butuhkan digunakan uji t. Hasil analisa peneliti dapat dije­
11. 3.98
untuk melakukan pekerjaan saya dengan baik laskan sebagai berikut :
Unit kerja lain membantu saya setiap kali bantuan di
12.
perlukan
3.80 Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Saya senang dengan peluang untuk kemajuan pada Model Summaryb
13. 3.82
pekerjaan saya
Adjusted Std. Error of Durbin-
Ada peluang yang sama bagi professional untuk Model R R Square R Square the Estimate Watson
14. 3.64
pengembangan pekerjaan saya
1 .746a .557 .550 .44591 1.781
Perusahaan saya akan mempromosikan saya ke jenjang
15. 3.66 a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (X2), Budaya Organisasi (X1)
yang lebih tinggi berdasarkan pada kemampuan kerja saya
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja (Y)

96
JURNAL MADANI: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, Maret 2019: 87 - 100

Nilai R square = 0.557 dari tabel di atas me­ 0,019.


nunjukkan bahwa 55.7% dari varians Y dapat Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil
dijelaskan oleh perubahan dalam variabel X1 penelitian yang dilakukan oleh Swathi (2014) yang
dan X2. Sedangkan 44.3% sisanya dijelaskan oleh meneliti pengaruh budaya orga­ nisasi terhadap
faktor lain di luar model. ke­
puasan kerja karyawan. Hasil penelitiannya
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif
Tabel 9. Hasil Uji Koefisien Determinasi yang signifikan antara budaya organisasi dengan
Divisi Layanan Perbankan kepuasan kerja karyawan. Hal ini dimungkinkan
Model Summaryb karena penelitian sebe­lumnya dilakukan untuk
Std. Error of the Public dan Private sector.
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .801b .641 .629 .38805 b. Uji signifikansi motivasi kerja terhadap ke­
a. Divisi = Layanan Perbankan puasan kerja karyawan.
b. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (X2), Budaya Organisasi (X1)
c. Dependent Variable : Kepuasan Kerja (Y)
Bunyi hipotesis null (H02) dan hipotesis
alternatif (Ha2) adalah sebagai berikut :
Nilai R Square= 0.641 dari tabel diatas H02 : Motivasi kerja tidak berpengaruh sig­
menunjukkan bahwa pada divisi Layanan Per­ nifikan terhadap kepuasan kerja kar­
bankan 64.1% dari varian Y dapat dijelaskan oleh yawan.
perubahaan dalam variabel X1 dan X2. Se­dangkan Ha2 : Motivasi kerja berpengaruh signifikan
35.9% sisanya dijelaskan oleh faktor lain diluar terhadap kepuasan kerja karyawan.
model. Pada tabel di atas nilai sig variabel X2=0.000
<0.05 sehingga H0 ditolak, yang berarti variabel
Tabel 10. Hasil Uji Koefisien Determinasi independen X2 secara parsial berpengaruh positif
Divisi Layanan Kartu Kredit dan signifikan terhadap variabel Y. Ma­kin tinggi
Model Summaryac X2, makin tinggi Y. Demikian juga sebaliknya.
Std. Error of the Koefisien beta (β) sebesar 0,902 menunjukkan
Model R R Square Adjusted R Square Estimate bahwa setiap ada peningkatan variabel motivasi
1 .730b .533 .519 .47977 kerja sebesar satu satuan maka akan meningkatkan
a. Divisi = Layanan Kartu Kredit kepuasan kerja se­besar 0,902.
b. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (X2), Budaya Organisasi (X1) Hasil penelitian tersebut seduai dengan hasil
c. Dependent Variable: Kepuasan Kerja (Y)
penelitian yang dilakukan oleh Mafini (2014)
Nilai R square= 0.533 dari tabel diatas me­ menyimpulkan bahwa motivasi ber­ pe­
ngaruh
nunjukkan bahwa pada divisi Layanan Kartu positif terhadap kepuasan kerja kar­yawan. Begitu
Kredit 53.3% dari Varians Y dapat dijelaskan oleh pula penelitian yang dilaku­kan oleh Arifin (2014)
perubahan dalam variabel X1 dan X2. Sedangkan yang menyatakan bahwa motivasi kerja ber­
46,7% sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar pengaruh positif terhadap kepuasan kerja kar­
model. yawan. Selain itu, hasil penelitian tersebut juga
a. Uji signifikansi budaya organisasi terhadap sejalan dengan teori motivasi kerja yang dike­
kepuasan kerja karyawan mukakan oleh Saleem dan Mahmood (2010)
Bunyi hipotesis null (H01) dan hipotesis me­ngemukakan bahwa efektifitas motivasi kerja
alternative (Ha1) adalah sebagai berikut : sebagai motivasi kerja merupakan akibat dari
H01 : Budaya organisasi tidak berpengaruh faktor internal maupun eksternal yang memaksa
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan untuk be­kerja dengan lebih semangat
karyawan dan penuh semangat yang hasilnya menjadi ke­
Ha1 : Budaya organisasi berpengaruh sig­ ni­ puasan kerja.
fikan terhadap kepuasan kerja kar­yawan
Tabel 11. Hasil uji t Secara Parsial (t)
Pada perhitungan uji t jika probabilitasnya Divisi Layanan Perbankan
(nilai sig) >0.05 atau – ttabel < thitung < ttabel maka H0
Coefficientsa
tidak ditolak, dan jika probabilitasnya (nilai sig)
Unstandardized Standardized
< 0.05 atau thitung <- ttabel atau thitung > ttabel maka Coefficients Coefficients
Collinearity Statistics
H0 ditolak. Pada tabel diatas nilai sig variabel
Std.
X1= 0.483>0.05 sehingga H0 tidak ditolak, yang Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
berarti variabel independen X1 secara parsial 1 (Constant) .670 .397 1.685 .097
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Budaya
Y. Sedangkan koefisien beta (β) sebesar 0,19 me­ Organisasi (X1)
.066 .103 .056 .641 .524 .809 1.236

nunjukkan bahwa setiap ada peningkatan varia­ Motivasi


.771 .087 .775 8.863 .000 .809 1.236
bel budaya organisasi sebesar satu satuan maka Kerja (X2)
meningkatkan kepuasan kerja karyawan sebesar a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja (Y)

97
JURNAL MADANI: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, Maret 2019: 87 - 100

a. Uji signifikan budaya organisasi terhadap Budaya


.159 .151 .105 1.052 .297 .697 1.434
kepuasan kerja karyawan di divisi Layanan Organisasi (X1)

Perbankan : Motivasi
1.040 .156 .667 6.676 .000 .697 1.434
Kerja (X2)
Bunyi hipotesis null (H0) dan hipotesis
alternatif (Ha) adalah sebagai berikut : a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja (Y)

H01 : Budaya organisasi tidak berpengaruh


signifikan terhadap kepuasan kerja a. Uji signifikan budaya organisasi terhadap
karyawan ke­puasan kerja karyawan di divisi Layanan
Ha1 : Budaya organisasi berpengaruh sig­ ni­ Kartu Kredit:
fikan terhadap kepuasan kerja kar­yawan Bunyi hipotesis null (H0) dan hipotesis
Hasil uji t pada tabel 11 adalah sebagai alternatif (Ha) adalah sebagai berikut :
berikut : H01 : Budaya organisasi tidak berpengaruh
Pada tabel di atas nilai sig variabel X1= sig­nifikan terhadap kepuasan kerja kar­
0.524 > 0.05 sehingga H0 tidak ditolak, yang yawan
ber­­arti variabel independen X1 secara parsial ti­ Ha1 : Budaya organisasi berpengaruh sig­ni­fi­
dak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. kan terhadap kepuasan kerja kar­yawan
Sedangkan koefisien beta (β) sebesar 0,066 me­ Hasil uji t pada tabel 12 adalah sebaagai
nunjukkan bahwa setiap ada peningkatan variabel berikut :
budaya organisasi sebesar satu satuan maka akan Pada tabel di atas nilai sig variabel X1=
meningkatkan kepuasan kerja kar­yawan sebesar 0.297 > 0.05 sehingga H0 tidak ditolak, yang ber­
0,661. arti variabel independen X1 secara parsial tidak
Uji signifikansi motivasi kerja terhadap ke­ berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.
puasan kerja karyawan di divisi Layanan Per­ Sedangkan koefisien beta (β) sebesar 0,159 me­
ban­kan. Bunyi hipotesis null (H02) dan hipotesis nunjukkan bahwa setiap ada peningkatan variabel
alternatif (Ha2) adalah sebagai berikut : budaya organisasi sebesar satu satuan maka akan
H02 : Motivasi kerja tidak berpengaruh sig­ni­ meningkatkan kepuasan kerja kar­yawan 0,159.
fikan terhadap kepuasan kerja karyawan Uji signifikansi motivasi kerja terhadap kepuasan
Ha2 : Motivasi kerja berpengaruh signifikan kerja karyawan di divisi layanan kartu kredit.
terhadap kepuasan kerja karyawan. Bunyi hipotesis null (H02) dan hipotesis alternatif
Hasil uji t pada tabel 11 adalah sebagai (Ha2) adalah sebagai berikut :
berikut : H02 : Motivasi kerja tidak berpengaruh sig­ni­
Jika probabilitasnya (nilai sig) < 0.05 atau fikan terhadap kepuasan kerja karyawan
thitung < - ttabel atau thitung > ttabel maka H0 ditolak. Ha2 : Motivasi kerja berpengaruh signifikan
Pada tabel di atas nilai sig variabel X2= 0.000 terhadap kepuasan kerja karyawan .
< 0.05 sehingga H0 ditolak, yang berarti variabel Hasil uji t pada tabel 12 adalah sebagai
independen X2 secara parsial berpengaruh positif berikut :
dan signifikan terhadap variabel Y. Makin tinggi Jika probabilitasnya (nilai sig) < 0.05 atau
X2, makin tinggi Y. Demikian juga sebaliknya. thitung < -t tabel atau thitung > ttabel maka H0 ditolak.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil Pada tabel diatas nilai sig variabel X2=0.0000 <
penelitian yang dilakukan oleh Mafini (2014) yang 0.05 sehingga H0 ditolak, yang berarti variabel
menyimpulkan bahwa motivasi berpengaruh po­ independen X2 secara parsial berpengaruh positif
sitif terhadap kepuasan ker­ja karyawan. Begitu dan signifikan terhadap variabel Y. Ma­kin tinggi
pula penelitian yang di­lakukan oleh Arifin (2014) X2, makin tinggi Y. Demikian juga sebaliknya.
yang menyatakan bahwa motivasi kerja ber­ Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil
pengaruh positif ter­hadap kepuasan kerja kar­ pe­ nelitian yang dilakukan oleh Mafini (2014)
yawan. menyimpulkan bahwa motivasi berpengaruh
Sedangkan koefisien beta (β) sebesar 0,771 po­sitif terhadap kepuasan kerja karyawan. Be­
menunjukkan bahwa setiap ada peningatan varia­ gitu pula penelitian yang dilakukan oleh Arifin
bel motivasi kerja sebesar satu satuan maka akan (2014) yang menyatakan bahwa motivasi ker­
meningkatkan kepuasan kerja se­besar 0,771. ja berpengaruh positif terhadap ke­puasan ker­
ja karyawan. Sedangkan koefisien beta (β)se­
Tabel 12. Hasil Uji Secara Parsial (t)
Divisi Layanan Kartu Kredit
be­sar 1,040 menunjukkan bahwa se­tiap ada pe­
ningkatan variabel motivasi kerja sebesar satu
Coefficientsa
sa­tuan maka akan meningkatkan kepuasan kerja
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Collinearity Statistics karyawan sebesar 1,040. Per­samaan garis regresi
Std.
dari hasil penelitian pe­ngaruh budaya organisasi
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja kar­
1 (Constant) -.802 .584 -1.373 .174 yawan PT. Bank X dapat disimpukan sebagai

98
JURNAL MADANI: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, Maret 2019: 87 - 100

berikut : di divisi layanan kartu kredit.


Y : 0.331+ 0.019X1+0.902X2 Berdasarkan hasil kesimpulan ini, ma­ ka
Dari persamaan regresi tersebut jika bu­daya penelitian ini dapat bermanfaat untuk me­ning­
organisasi dan motivasi kerja naik, ma­ ka ke­ katkan kepuasan kerja karyawan PT Bank X
puasan kerja karyawan akan naik pula, begitu se­ dengan cara membangun budaya organisasi yang
baliknya. baik dan meningkatkan faktor motivasi kerja
Keterangan : para karyawannya. Budaya organisasi dan moti­
Y : variabel kepuasan kerja vasi kerja yang baik akan secara simultan me­
X1 : variabel budaya organisasi mengaruhi kepuasan kerja para karyawan PT
X2 : variabel motivasi kerja Bank X.
Dengan kepuasan kerja yang meningkat
Tabel 13. Hasil Uji Anova (Uji F) tentu akan memberi energi positif terhadap ki­
ANOVAa nerja yang diharapkan manajemen. Diper­lukan
Sum of Mean
pola membangun budaya organisasi se­cara baik,
Model Squares df Square F Sig. penciptaan lingkungan kerja yang konfusif,
1 Regression 31.959 2 15.979 80.366 .000b mem­bangun karakter kuat da­ri masing-masing
Residual 25.451 128 .199 pegawai, dalam hal pe­ ngimplementasian nilai-
Total 57.409 130
nilai budaya, sehingga nilai-nilai budaya dipegang
teguh oleh seluruh stakeholder.
a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja (Y)
b. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (X2), Budaya Organisasi (X1)
Saran
Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa
signifikan kontribusi variabel bebas terhadap keterbatasan sehingga diharapkan keterbatasan-
variabel terikat secara simultan. Untuk uji F se­ keterbatasan tersebut mampu diperbaiki oleh
cara simultan dapat dilihat pada tabel 13 dengan pe­neliti selanjutnya yang melakukan penelitian
penjelasan sebagai berikut : mengeani pengaruh budaya organisasi dan moti­
Bunyi hipotesis null (H0) dan hipotesis vasi kerja terhadap kepuasan kerja kar­yawan.
alternatif (Ha) adalah sebagai berikut : Adapun beberapa kekurangan dalam pene­
H0 : Budaya organisasi dan motivasi kerja litian ini adalah :
secara bersama-sama tidak ber­pengaruh 1. Objek dalam penelitian ini hanya meng­
terhadap kepuasan kerja karyawan. gunakan satu perusahaan yang bergerak di
Ha : Budaya organisasi dan motivasi kerja bi­dang jasa perbankan sehingga hasilnya be­
secara bersama-sama berpengaruh ter­ lum mampu untuk digeneralisasi se­cara luas,
hadap kepuasan kerja karyawan. untuk penelitian selanjutnya di­harapkan bi­sa
Pada uji ANOVA, Jika probabilitasnya (nilai melakukan penambahan objek dengan me­
sig) > 0.05 atau Fhitung <Ftabel maka H0 tidak ditolak nambahkan objek berupa perusahaan lain
dan jika probabilitasnya (nilai sig) < 0.05 atau yang bergerak di bidang yang sama sehingga
Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak. Pada tabel di atas hasil penelitiannya mampu digeneralisasikan
nilai sig = 0.000 < 0.05, sehingga H0 ditolak, lebih baik.
yang berarti variabel-variabel independen secara 2. Penelitian ini hanya meneliti tentang bu­da­
bersama-sama berpengaruh signifikan ter­hadap ya organisasi dan motivasi kerja yang me­
variabel dependen. mengaruhi kepuasan kerja karyawan, oleh
karena itu, perlu adanya penelitian lebih
lanjut terhadap faktor-faktor lain yang juga
SIMPULAN memengaruhi kepuasan kerja seperti faktor
Kesimpulan disiplin kerja, faktor kompensasi, faktor
Hasil penelitian budaya organisasi dan moti­ kompetensi kerja dan sebagainya.
vasi kerja terhadap kepuasan kerja kar­yawan PT
Bank X adalah sebagai berikut :
1. Secara simultan, budaya organisasi dan mo­ DAFTAR PUSTAKA
tivasi kerja berpengaruh positif dan sig­ni­ A. A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2011.
fikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Manajemen Sumber Daya Manusia. Rosada.
2. Secara parsial, budaya organisasi tidak ber­ Bandung.
pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan A. A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2005.
PT Bank X baik di divisi layanan perbankan Manajemen Sumber Daya Manusia Peru­sa­
maupun divisi layanan kartu kredit. haan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
3. Secara parsial, motivasi kerja berpengaruh Ahmad, Z dan Mahmood, N. 2010. Effects of
terhadap kepuasan kerja karyawan PT Bank Cooperative Learning vs Traditional Instruc­
X baik di divisi layanan perbankan maupun tion on Prospective Teachers, Learning Expe­

99
JURNAL MADANI: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, Vol. 2, No. 1, Maret 2019: 87 - 100

rience and Achievemen., Journal of Faculty of Rivai, Veinthzal. & Sagala, E.J. 2009. Manajemen
Educational Sciences. 43, (1), 154-164. Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan.
Arifin, Zainal. 2014. Penelitian Pendidikan:Metode Rajagrafindo Persada. Jakarta.
dan Paradigma Baru. Remaja Rosdakarya. Rivai, Veinthzal. & Sagala, E.J. 2009. Manajemen
Bandung. Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan.
Ario, Dimas. 2011. Pengertian Metode Delphi. Rajagrafindo Persada. Jakarta
(online). Tersedia : http://dimasarioarum­ Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. PT.
binang.­b logspot.com/2010/06/metode- Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.
delphi.html. Robbins, Stephen P. 2001. Organizational Beha­
Darmawan, Didit. 2013. Prinsip-prinsip Perilaku viour. 9th Ed. Upper Saddle River New Jersey
Organisasi. Pena Semesta. Surabaya. 07458 : Prentice Hall International.
Darsono & Siswandoko, Tjatjuk. 2011. Sumber Soehartono, Irawan. 2004. Metode Penelititian
Daya Manusia Abad 21. Nusantara Consul­ Sosial. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
ting. Jakarta. Stephe, P. Robbins. 2002. Perilaku Organisasi.
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen penerjemah Dr. Hadyana Pujaatmaka (edisi
Sumber Daya Manusia : Pengadaan, Pengem­ ketujuh) dan Benyamin Molan (perevisi) Edisi
bangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan kedelapan. Penerbit PT. Prehallindo. Jakarta.
Produktivitas Pegawai. Grasindo. Jakarta. Sulthana, Afshan., Irum, Sobia.,Ahmed, Kamran
Hasibuan, M. 2003. Manajemen Sumber Daya dan Mehmood, Nasir. 2012. Impact of Trai­
Manusia. PT. Bumi Aksara. Jakarta. ning on Employee Performance. A Study of
Hasibuan, M. 2003. Organisasi dan Motivasi. PT. Telecommunication Sector in Pakistan. Inter­
Bumi Aksara. Jakarta. diciplinary of Journal of Contemporary Re­
Husein Umar. 2008. Metode Riset Bisnis. PT. search in Business, Vol. 4. No. 646-661.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sunyoto, D. 2012 Manajemen Sumber Daya
Koesmono. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi Manusia. CAPS. Yogyakarta.
Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya
Kinerja Karyawan. Jurnal Manajemen dan Manusia. Edisi Pertama, Cetakan Pertama.
Kewirausahaan, Vol 7, no.2, September 2005 Penerbit Kencana. Jakarta.
: 171-188. Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya
Koesmono. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi Manusia. Edisi Pertama, Cetakan Pertama.
Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Penerbit Kencana. Jakarta.
Kinerja Karyawan. Jurnal Manajemen dan Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya
Kewirausahaan, vol. 7, no. 2., September Manusia. Edisi Pertama, Cetakan Pertama.
2005 : 171-188. Penerbit Kencana. Jakarta.
Koesmono H, Teman. 2005. Pengaruh Budaya Umaar, Husein. 2004. Sumber Daya Manusia
Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Dalam Organisasi. Gramedia Pustaka Utama.
Kerja serta Kinerja Karyawan Pada Sub Jakarta.
Sektor Industri Pengolahan Kayu Ekspor di Impact of Organization Culture on Employee’s Job
Jawa Timur. Disertasi. Universitas Airlangga. Satisfaction : A Study of Public and Private
Surabaya. Sectore : Sumedha Journal of Management,
Mathis, L Robert. & Jackson, H, Hohn. 2006. 2014.
Human Resource Management. (Terjemahan The Relationship Between extrinsic Motivation,
Diana Angelica), Edisi Sepuluh. Salemba Job Satisfaction and Life Satisfaction Amongst
Em­pat. Jakarta. Employees in Public Organization, Inter­natio­
Moeljono, Djokosantoso. 2005. Good Corporate nal Journal, Mafini, 2014.
Culture sebagai Inti dari Good Corporate
Governance. PT. Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Moeljono, Djokosantoso. 2003. Budaya Korporat
Dan Keunggulan Koperasi. Elex Media Kom­
putindo. Jakarta.
Munandar, Ashar Sunyoto. 2006. Psikologi Industri
dan Organisasi. Universitas Indonesia (UI-
Press). Jakarta.
Rivai, H.V., dan Sagala, E.J. 2011. Manajemen
Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan
dari Teori ke Praktik. Edisi 2, Rajawali Pers.
Jakarta.

100

Anda mungkin juga menyukai