Anda di halaman 1dari 21

PERTEMUAN II

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan II akan dijelaskan mengenai Sejarah dan Perkembangan
Akuntansi Syariah, Anda harus mampu:
2.1.Menjelaskan sejarah akuntansi Syariah
2.2.Menjelaskan perkembangan akuntansi syariah pada masa lampau dan
masa sekarang

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
2.1.Menjelaskan sejarah akuntansi Syariah
Mayoritas ahli sejarah akuntansi, seperti Sieveking, mengira bahwa
akuntansi tumbuh karena tumbuhnya serikat-serikat dagang (partnerships)
(Littleton, 1933 hal. 9). Padahal sebenarnya tumbuhnya serikat-serikat itu
sebagai salah satu fenomena luasnya perdagangan tidaklah menjadi asas dalam
perkembangan akuntansi. Sebab, tumbuhnya serikat-serikat itu termasuk yang
paling baru apabila dibandingkan dengan tumbuhnya negara itu sendiri.
Sepanjang sejarah, berbagai negara seperti negeri Babil, Fir`aun, dan Cina,
telah menciptakan, menggunakan dan mengembangkan salah satu bentuk
pencatatan transaksi keuangan. Penggunaan tersebut menyerupai apa yang
sekarang dikenal dengan nama "Maskud Dafatir" (Bookkeeping), dan bertujuan
mencatat pendapatan dan pengeluaran negara.
Sejarah Islami menunjukkan bahwa negara Islami telah mendahului
Republik Italia sekitar 800 tahun dalam menggunakan sistem pembukuan,
selanjutnya salah satu sistem pembukuan moderen yang dikenal dengan nama
sistem Al Qaidul Muzdawaj yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan negara
dari satu sisi, dan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan para pedagang muslim
dari sisi yang lain. Sesungguhnya pengertian "muhasabah" (akuntansi) di
negara Islami hingga pengklasifikasiannya pada tahun 1924 dan pengertian

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 8


Modul Akuntansi Syariah

inilah yang harus senantiasa ada di dalam masyarakat Islami meskipun pada
saat negara Islami tidak ada lagi, berbeda dengan apa yang ada di masyarakat
lain di luar Islami. Sesungguhnya pengertian "muhasabah" di dalam
masyarakat Islami tidak sekedar masalah pencatatan data-data keuangan, tetapi
lebih sempurna dari itu.
Di antara yang patut disebutkan adalah Al Qur'an tidak menunjukkan kata
"muhasabah" dengan istilah yang kita kenal sekarang, tetapi menunjukkan
kandungannya lebih dari 48 kali (Athiyyah, 1982, 44). Sesungguhnya hajat
dan pengunaan negara Islami, dengan kekuasaannya yang ada di pusat maupun
di daerah, serta hajat dan pengggunaan kaum muslimin terhadap "muhasabah"
menunjukkan bahwa perkembangan muhasabah tidak lain hanyalah hasil
sistem masyarakat dan aktivitasmanusia secara bersama-sama. Selanjutnya
perkembangan muhasabah tidak terbatas pada aktivitasmanusia dalam bidang
perdagangan saja sebagaimana yang dikatakan para ahli sejarah akuntansi
Barat. Sistem masyarakat dan aktivitas manusia ini telah tumbuh, berkembang,
dan menjadi sempurna di dalam lingkup syari`at Islami. Apabila kita
perhatikan perkembangan sekarang ini pada masyarakat non-Islami dan pada
pertengahan terakhir abad ke-20 secara khusus, akan kita dapati bahwa
perkembangan itu mengikuti sistem yang sama dengan sistem yang dilalui oleh
perkembangan muhasabah pada masa negara Islami dengan perbedaan
prosedur sistem tersebut. Sebab, perkembangan akuntansi pada saat sekarang
ini di negera-negara non-Islami hanyalah terpengaruh terpengaruh dengan
perkembangan baru di dalam undang-undang umum (cammon law) dan
berpengaruh terhadap kebutuhan-kebutuhan pribadi dalam bidang
perdagangan, hal ini berbeda sesuai dengan perbedaan kemampuannya dan
sarana pekerjaan yang digunakannya. Semuanya ini terpengaruh dengan sistem
negara dan kebutuhan-kebutuhannya baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Sementara itu orang-orang Barat membedakan antara akuntansi dan
bookkeeping, sedangkan negara dan masyarakat Islami menggunakan kata
akuntansi dalam bentuk yang lebih sempurna, di dalamnya meliputi pengertian

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 9


Modul Akuntansi Syariah

bookkeeping dan juga pengertian akuntansi dan musa'alah


(pertanggungjawaban).
Syari`at Islami dan tuntutan-tuntutannya termasuk faktor yang mengantarkan
kepada perkembangan akuntansi di negara Islami. Sebenarnya, sebagian ahli
sejarah non muslim menyangkal pendapat yang mengatakan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan akuntansi terjadi di Republik Italia
pada abad XV, namun mereka tidak menentukan dimana tempat pertumbuhan
dan perkembangan akuntansi yang sebenarnya. Barangkali mereka dapat
dimaklumi, karena mereka tidak mengetahui hakikat Islami dan tuntutan-
tuntutannya dari satu segi, dan dari segi lain mereka tidak memiliki data dan
bukti-bukti serta tidak melakukan penelitian di dalam masyarakat Islami. Di
antara para ahli sejarah yang menyangkal pendapat tersebut adalah Have, dia
berkata: "Perkembangan akuntansi tidaklah terjadi di Republik Italia kuno,
tetapi yang terjadi adalah Italia mengetahui tentang akuntansi dan ilmu itu
sampai kepada mereka dari bangsa lain". (1976, 13).
Bila diperhatikan sejarah akuntansi dan yang ditulis oleh non muslim
sampai sekarang, bahwa di sana ada penekanan pada dua masa; Pertama, masa
sebelum berdirinya negara Islami. Kedua, masa yang awalnya bersamaan
dengan berakhirnya abad XV dengan munculnya buku Pacioli yang di
dalamnya terdapat satu bab khusus tentang akuntansi. Dengan demikian,
mereka mengabaikan masa sejak munculnya Islami dan hingga tahun 1494 M.
yaitu tahun munculnya buku Pacioli. Masa ini merupakan mata rantai yang
hilang, karena masa ini nampaknya telah dilalaikan secara sengaja, tetapi,
"Barangkali, masa ini telah dilalaikan karena mereka tidak memiliki ilmu dan
jahil tentang Islami serta tuntutan-tuntutannya dari satu sisi, dan dari sisi lain
mereka jahil pula terhadap bahasa Arab". Oleh karena itu, sudah seharusnya
kita sebagai komunitas muslim (terutama) di negara-negara Islami mulai
memberikan dan menyampaikan informasi (ilmu) ini khususnya tentang
akuntansi secara benar kepada semua lapisan masyarakat. Agar persepsi yang
sudah kaprah tidak terjadi lagi untuk masa sekarang dan mendatang.

Tujuan Pembelajaran 2.2:

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 10


Modul Akuntansi Syariah

Menjelaskan perkembangan akuntansi syariah pada masa lampau dan masa


sekarang

1. SEJARAH AKUNTANSI ORANG-ORANG ARAB SEBELUM ISLAMI


Ketika berbicara tentang sejarah akuntansi di kalangan orang-orang Arab,
maka yang dimaksudkan adalah masa yang berakhir dengan hijrahnya
Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam, dari Makkah ke Madinah tahun 622
M, yang setelah itu dimulailah sejarah Islami. Pada masa sebelum berdirinya
negara Islami, bangsa Arab terpecah-pecah, tidak disatukan oleh satu sistem
politik, kecuali tradisi kekabilahan yang dominan. Sekalipun demikian,
mereka memiliki pasar-pasar dan tempat-tempat aktivitas perdagangan di
dalam negeri maupun di luar negeri, yang tercermin dalam dua perjalanan di
musim dingin dan di musim panas, yaitu ke negeri Syam dan ke negeri
Yaman.
Rasul Muhammad SAW berawal pada tahun 609 M, dan beliau selama
tiga belas tahun tinggal di Makkah sampai berhijrah ke Madinah pada tahun
622 M. Dengan hijrahnya Rasul Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah,
mulailah tahun Hijriyah menjadi kalender Islami yang didasarkan pada
peredaran bulan, sedangkan kalender Masehi berdasarkan pada peredaran
matahari.
Kehidupan bangsa Arab di negeri antara dua sungai pada masa lampau
telah mencapai tingkat kehidupan yang makmur. Hal ini berpengaruh terhadap
akuntansi yang ada di kalangan orang-orang Arab, yaitu konstruksi kehidupan
sosial di negeri Rafidin atau yang dikenal dengan nama negeri antara dua
sungai (Mathews dan Perera, 1991, 11) mulai berbuat untuk melayani
kebutuhan-kebutuhan mereka dalam bidang perdagangan dan industri yang
maju pada saat itu. Ensiklopedi Britanian menunjukkan bahwa negeri Rafidin
juga dikenal dengan nama Jaziratul Arabiyah. Antara tahun 4500 SM sampai
tahun 500 SM.
Kehidupan di negeri antara dua sungai mencapai tingkat kehidupan yang
tinggi karena tanahnya subur di satu sisi, dan di sisi yang lain karena
kemajuan dalam bidang pekerjaan dan industri, seperti industri batu bata,

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 11


Modul Akuntansi Syariah

pewarnaan pakaian, pertukangan, dan penukaran uang (Chatfield. 1968, 12).


Negeri antara dua sungai atau negeri Rafidin meliputi wilayah Akkad di Utara
dan Sumar di Selatan. Wilayah-wilayah tersebut memiliki berbagai peradaban
seperti peradaban Sumariyah kuno milik orang-orang Sami, kemudian
peradaban Asyuriyah Babiliyah, dan Kildaniyah. Sebagian besar negeri antara
dua sungai itu menjadi wilayah Iraq, sebagian kecil menjadi wilayah Iran, dan
sebagian lagi menjadi wilayah Suriah (Chatfield, 1968, 12). Peradaban di
negeri antara dua sungai ini telah sampai pada tingkat memaksakan bahasanya
ke dunia, sehingga bahasa mereka menjadi bahasa populer dalam perdagangan
dan politik di dunia, dan Babilonia menjadi pusat jalinan perdagangan di timur
(Brown, 1968, 16-17).
Kemajuan dalam bidang perdagangan, industri, keuangan, dan jasa
sebagaimana yang dikenal pada waktu itu di belahan dunia Arab menjadikan
keberadaan sarana untuk mencatat apa yang terjadi sebagai sesuatu yang
urgen. Sarana tersebut adalah berupa tulisan. Ustadz Mahmud Syakir
menerangkan bahwa orang-orang Arab-lah yang menemukan tulisan
pada tahun 3200 SM, (1991, 6). Penemuan tulisan ini berimplikasi pada
terjadinya perubahan mendasar dalam kehidupan manusia untuk suatu masa
karena telah membantu untuk mencatat dan menukil pengetahuan serta
pemikiran-pemikiran. Salah seorang peneliti Barat berkata bahwa manusia ini
berUtang budi kepada penduduk antara dua sungai karena mereka telah
menemukan tulisan. (Chatfield, 1968, 16). Ustadz Mahmud Syakir tidak
menentukan di negeri Arab bagian mana tulisan itu ditemukan, tetapi
Chatfield menyebutkan bahwa tempat itu di negeri Rafidin.
Tetapi, Ibnu Khaldun menyebutkan bahwa tulisan telah berpindah dari
Yaman ke Iraq, karena di sana terdapat tulisan yang bernama Al Khaththul
Himyari, lalu dari Iraq berpindah ke Hirah" (hal. 463). Ibnu Khaldun
menambahkan, "Orang-orang Himyar memiliki tulisan yang dinamakan Al
Musnad, huruf terpisah dan mereka melarang untuk mempelajari tulisan itu
kecuali atas izin mereka. Dari Himyar, Mesir mempelajari tulisan Arab" (Hal.
464).

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 12


Modul Akuntansi Syariah

Kemajuan dalam bidang perdagangan dan sosial serta keterkaitannya


dengan penemuan tulisan dalam kapasitasnya sebagai sesuatu yang urgen yang
sangat dibutuhkan oleh keadaan pada saat itu, mendorong salah seorang
peneliti untuk mengatakan bahwa orang-orang Finiqiya pernah menggunakan
huruf paku yang pernah digunakan di negeri Rafidin, namun setelah itu
mereka menemukan huruf-huruf khas mereka yang kemudian digunakan oleh
orang-orang Yunani. Huruf-huruf Finiqiya ini memiliki karakter tersendiri,
menarik, ditulis dari arah kanan ke kiri. (Britanica, vol. 9; 392). Pada
hakikatnya, tulisan sejak ditemukan dan untuk masa yang cukup lama hanya
digunakan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran gudang. Hal ini
membuat timbulnya suatu ungkapan bahwa tulisan ditemukan "not to write
book but to keep books" (American Institute of Ceritifield Public Accountants,
1970, 1).
Selanjutnya dapat dikatakan bahwa perkembangan dan kemajuan dalam
bidang perdagangan dan sosial berimplikasi pada penemuan tulisan, dan
tulisan dengan perannya berimplikasi pada peletakan batu fondasi bagi
akuntansi. Semuanya ini terjadi di wilayah tersebut yang merupakan bagian
dari dunia Arab. Dan tidak mustahil hal seperti itu terjadi pula di wilayah-
wilayah yang lain dari dunia Arab, di samping negeri antara dua sungai.
Namun sampai sekarang, berbagai ekskavasi tidak menunjukkan hal itu, atau
dalam bentuk yang lebih rinci lagi tidak ada seorang pun yang mempelajari
ekskavasi-ekskavasi itu dari segi perdagangan dan akuntansi, khususnya
dalam hal yang berkaitan dengan Yaman dan masa-masa keemasan yang
dialaminya.
Tulisan Sumariyah termasuk bentuk tulisan yang terdahulu secara umum,
karena tulisan Mishriyah (Mesir) muncul setelah itu. Kedua bentuk tulisan itu,
yaitu Sumariyah dan Mishriyah terbentuk dari rumus-rumus sesuatu dan
dikenal dengan nama pictographic yaitu tulisan dalam bentuk gambar
(Chatfield, 1968, 16). Demikian pula buku-buku akuntansi yang digunakan di
Sumar dan Babilonia, yang sifatnya mengandung hitungan-hitungan
berimbang (neraca), menurut pemikiran James dan Snyder mungkin

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 13


Modul Akuntansi Syariah

dikategorikan sebagai sistem Sumariyah untuk sistem Al Qaidul Muzdawaj


(Double Entry Bookkeeping), (Snell, 1982, 53).
Penduduk negeri antara dua sungai telah menggunakan papan tulis
tembikar yang bertuliskan dengan huruf paku untuk mencatat hitungan-
hitungan mereka. Meskipun sederhana, itu sudah cukup dan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan mereka dalam bidang perdagangan dan sosial. Babilonia
telah dikenal dengan pekerjaan-pekerjaan penukaran uang sejak masa yang
tidak dikenal sampai abad V SM, (Brown, 968, 18).
Sudah tentu orang-orang Babilonia dan Asyuria tidak mengatur dan
memelihara hitungan-hitungan mereka dengan cara yang digunakan pada
masa kita sekarang ini atau cara yang mendekati hal itu. Tetapi, sistem yang
mereka gunakan dalam mengatur urusan keuangan serta mencatat dan
memelihara hitungan-hitungan mereka telah memberikan andil dalam
perkembangan yang terjadi pada masa berikutnya di tempat lain di dunia
Arab, kemudian di dunia Islami. Di antara yang patut disebutkan adalah papan
tulis tembikar Sumariyah dan Babiliyah yang diungkap oleh berbagai
ekskavasi telah menjelaskan tujuan gudang-gudang umum dan tempat-tempat
ibadah, di samping menjelaskan tentang adanya sistem akuntansi dalam
penggajian dan pengupahan tentara Romawi, dan berbagai tingkatan gaji dan
upah tersebut.
Apabila diperhatikan tempat lain di dunia, maka akan ditemukan
peradaban Mesir yang termasuk paling baru dibandingkan dengan peradaban-
peradaban yang dikenal di negeri antara dua sungai, karena peradaban Mesir
dimulai sekitar tahun 500 SM. Sudah pasti bahwa orang Arab baik yang ada di
negeri antara dua sungai di Mesir telah menemukan sistem akuntansi yang
sesuai dengan lingkungan mereka pada saat itu, dan berbeda dengan
penduduk-penduduk lain.
Di samping itu, orang-orang Arab baik yang ada di negeri Rafidin atau
Mesir, atau negeri Syam, di celah-celah perdagangan mereka, telah
memberikan pengaruh terhadap tetangga mereka di bagian utara. Orang-orang
Romawi dan Yunani telah mengambil manfaat dari sistem akuntansi yang
terkenal di kalangan orang-orang Arab yang ada di negeri antara dua sungai

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 14


Modul Akuntansi Syariah

dan Mesir. Sebab, orang-orang Romawi dan Yunani memperhatikan


pembukuan pedagang, tempat-tempat ibadah, dan negara sebagaimana halnya
orang-orang Babilonia.
Meskipun orang-orang Yunani telah mengambil manfaat dari sistem
akuntansi yang terdahulu yang dikenal di kalangan tetangga mereka orang-
orang Arab pada saat itu, mereka pun secara bertahap memulai
mengembangkan sistem akuntansi yang khusus bagi mereka. Yang
mendukung mereka dalam hal ini adalah penemuan mata uang sekitar tahun
630 SM. Namun, pengembangan mereka terhadap sistem akuntansi khusus
mereka ini memiliki karakter umum, karena perhatian mereka didasarkan pada
pengungkapan kesalahan-kesalahan tanpa adanya efektifitas dan mereka
memperhatikan akuntansi sebagai sarana untuk membantu pengambilan
keputusan atau mengukur efektifitas, atau mengukur keuntungan yang
dipastikan. Pada waktu selanjutnya, orang-orang Romawi mengambil sistem
akuntansi ini dari orang-orang Yunani.
Tujuan dari penggunaan akuntansi di kalangan orang-orang Arab adalah
untuk mengukur keuntungan. Keadaan seperti ini terus berlangsung sampai
munculnya negara Islami pada tahun 1 H/622 M. Adapun akuntansi sebagai
sarana pembantu dalam pengambilan keputusan belumlah difungsikan sampai
munculnya negara Islami. Bagi orang-orang Arab pra Islami, perhitungan
keuntungan dilakukan dengan cara mengetahui kelebihan pada modal murni
antara awal dan akhir (saldo akhir) masa perdagangan. Bagi orang-orang Arab
Hijaz, keuntungan dihitung dua kali: pertama, setelah perjalanan dagang ke
Yaman pada musim dingin, dan kedua setelah perjalanan dagang ke Syam
pada musim panas. Tampaknya, karena minimnya bukti-bukti yang ada yang
menjelaskan tentang sejarah akuntansi di dunia Arab seperti Babilonia, orang-
orang Arab pra Islami tidak memberikan perhatian terhadap pencatatan
penemuan-penemuan mereka dan perkembangan kehidupan mereka. Tidak
adanya perhatian terhadap pencatatan perkara-perkara tersebut kembali kepada
tabiat orang-orang Arab dalam mentransfer pengetahuan. Mereka
menyebarkan pengetahuan kepada para generasi secara lisan, dari orang ke
orang. Orang-orang Arab memiliki keistimewaan dalam hal kekuatan hafalan

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 15


Modul Akuntansi Syariah

dan daya tangkapnya. Hal seperti ini terus berlangsung sampai pada awal
masa Islam. Namun, dengan tumbuhnya negara Islam, hal ini mengalami
perubahan yang cepat, karena pencatatan penemuan-penemuan dan ilmu mulai
mengambil perannya, yaitu berawal dari pencatatan hadits-hadits Rasulullah
Muhammad SAW.
Tahun 1202 M adalah tahun dimasukkannya angka-angka Arab dan
aritmetika yang keduanya ditemukan oleh kaum muslimin kemudian dibawa
ke Eropa, yaitu melalui buku yang ditulis oleh Leonardo of Pisa Putra
Bonnaci (Fibonnaci) yang banyak melakukan perjalanan ke dunia Arab.
(Brown, 1968, 11). Tentu saja, hal ini bukan berarti akuntansi tidak sampai ke
Italia melalui para pedagang muslim, sebelum tahun 1202 M. Sebab, sangat
memungkinkan, hubungan dagang dan akibat yang ditimbulkannya seperti
adanya hubungan cinta kasih antara kaum muslimin dan orang-orang orang
Italia telah membuka jalan bagi penggunaan angka-angka Arab dalam skala
yang terbatas, sehingga buku Leonardo of Pisa mendapatkan sambutan yang
baik ketika terbit.
Dalam buku Leonardo of Pisa ini memuat bab-bab tentang aritmetika
yang menjelaskan cara penjumlahan, pengurangan, menentukan harga, barter
dan persekutuan-persekutuan terutama yang serupa dengan Syirkah Tadlamun.
Buku ini mendapatkan perhatian besar dari para pedagang, karena menyajikan
cara baru penomoran dari satu sampai sepuluh. Cara ini tidak akan disajikan
kepada orang-orang Eropa di Italia kecuali setelah nyata berhasil
penerapannya di negara Islami di sisi penemunya, kaum muslimin. Dengan
sistem ini, masalah-masalah akuntansi yang dihadapi oleh para pedagang pada
saat itu berhasil diselesaikan. Secara umum, bahasa Arab adalah bahasa yang
populer di dunia Islami. Sebagian wilayah Islami bahasanya bukan bahasa
Arab, namun bahasa mereka ditulis dengan huruf-huruf Arab. Sebagian studi
menunjukkan bahwa huruf-huruf Arab digunakan dalam 39 bahasa selain
bahasa Arab, Asia, Afrika, dan Eropa.
Di antara bahasa-bahasa Asia yang menggunakan hurup Arab adalah
bahasa Turki, Parsi, Azerbaijan, Kurdi, Afganistan, Hindustan, Kashmir,
Punjab, Urdu, Tamil, India, Usbek, Jawa, Sunda, Melayu, Sulawesi dan

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 16


Modul Akuntansi Syariah

Indonesia. Adapun bahasa-bahasa Afrika yang ditulis dengan huruf-huruf


Arab antara lain: Qubataliyah, Syalhaniyah, Sawahiliyah, Bumbariyah,
Fulaqiyah, Susatiyah, Ghambiyah, dan Fayarijiyah. Sedangkan di Eropa,
bahasa yang menggunakan huruf Arab antara lain: Sanukan, Qazan, dan
Qumnuk, (Hawaditus Sa’ah, 1995, 52). Sebagaimana telah diketahui, bahwa
orang-orang Eropa dan orang-orang Amerika mengkaitkan peradaban Islami
dengan orang-orang Arab, hal ini karena orang-orang Arab-lah menjadi
pelopor dalam penyebaran agama Allah, Islam. Di samping menyebarkan
agama Allah, mereka juga menyajikan peradaban mereka yang tumbuh dan
berkembang dari celah-celah Islami. Di antaranya adalah perdagangan,
peperangan, ketatanegaraan, dan ilmu-ilmu yang lain.
Hal ini ditegaskan oleh salah seorang peneliti bahwa orang-orang Arab
yang datang dari timur ke Eropa telah membawa dagangan mereka yang
bermacam-macam, berbagai penemuan mereka dalam ilmu pengetahuan, dan
matematika, (Woolk, 1912, 54). Peradaban Islam telah tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tuntutan-tuntutan syari’at Islam yang berasaskan
pada Al Qur’an dan As Sunnah. As Sunnah mengandung seluruh ucapan,
perbuatan, dan ketetapan Rasulullah Muhammad SAW, sebagaimana yang
dihafal oleh para sahabat ridlwanullah ‘alaihim. Namun sangat disayangkan,
kita temukan sebagian penulis dari kalangan non Islam tidak berusaha
memahami Islam secara benar, dan mengulang-ulang pendapat yang tidak
sesuai dengan kedudukan ilmiah mereka tanpa memikirkan hasil dari apa yang
mereka tulis. Di antaranya adalah definisi yang mereka kemukakan tentang
Rasul Muhammad SAW, yaitu seorang pemimpin yang di dalam tulisan-
tulisan sastranya memberikan banyak pengetahuan dan hikmah kepada para
pengikutnya,(Haskins,1900,11).
Dengan definisi tersebut, mereka mempunyai maksud bahwa Al Qur'an
bukan dari sisi Allah. Salah satu penelitian moderen yang dilakukan oleh salah
seorang peneliti Muslim bersama para peneliti Barat menunjukkan bahwa
manfaat yang mungkin dipetik dari Islami dalam pengembangan akuntansi dan
kerangka perdagangan tidak dapat diambil manfaatnya, setelah dilakukan
penelitian yang mendalam, (Hamid et al, 1993, 132).

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 17


Modul Akuntansi Syariah

Hal ini menunjukkan bahwasanya sangat mendesak, kebutuhan untuk


memberikan pemahaman kepada orang-orang non muslim, terutama para
pemikir mereka, tentang hakikat Islam dan apa saja yang dapat
dipersembahkan kepada manusia, di samping apa yang telah dipersembahkan
kepada mereka melalui berbagai ilmu pengetahuan yang dijadikan asas oleh
orang-orang Barat dalam meraih kemajuan ilmu pengetahuan mereka.
2. SEJARAH AKUNTANSI DI NEGARA-NEGARA ISLAM
Di antara karya-karya tulis yang menegaskan penggunaan akuntansi dan
pengembangannya di negara Islam, sebelum munculnya buku Pacioli, adalah
adanya manuskrip yang ditulis pada tahun 765 H/1363 M. Manuskrip ini
adalah karya seorang penulis muslim, yaitu Abdullah bin Muhammad bin
Kayah Al Mazindarani, dan diberi judul “Risalah Falakiyah Kitab As
Siyaqat”. Tulisan ini disimpan di perpustakaan Sultan Sulaiman Al-Qanuni
di Istambul Turki, tercatat di bagian manuskrip dengan nomor 2756, dan
memuat tentang akuntansi dan sistem akuntansi di negara Islami. Huruf
yang digunakan dalam tulisan ini adalah huruf Arab, tetapi bahasa yang
digunakan terkadang bahasa Arab, terkadang bahasa Parsi dan terkadang pula
bahasa Turki yang populer di Daulat Utsmaniyah. Buku ini telah ditulis
kurang lebih 131 tahun sebelum munculnya buku Pacioli. Meskipun, buku
Pacioli termasuk buku yang pertama kali dicetak tentang sistem pencatatan
sisi-sisi transaksi (double entry), dan buku Al Mazindarani masih dalam
bentuk manuskrip, belum di cetak dan belum diterbitkan.
Katakankanlah:”Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah
yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak
diberi makan?’ katakanlah, Sesungguhnya aku diperintahkan supaya aku
menjadi orang yang pertamakali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan
sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik.” (Al An’am: 14).
Sesungguhnya sejarah akuntansi, sebagaimana yang ditulis oleh para ahli
sejarah Barat dan menurut apa yang dikemukakan sebelumnya, menunjukkan
bahwa akuntansi secara umum atau apa yang dinamakan dengan sistem double
entry secara khusus tumbuh dan berkembang di Eropa, yaitu di Republik
Italia. Di antara referensi yang dapat dilihat, baik yang berbahasa Arab

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 18


Modul Akuntansi Syariah

maupun yang berbahasa Inggris, tidak didapati penyebutan apa pun tentang
apa yang terjadi di negara Islami. Boleh jadi, pengabaian peran negera Islami
dalam pengembangan akuntansi karena disengaja atau karena
ketidaktahuannya. Padahal peran yang dimainkan oleh negara Islami dalam
pengembangan berbagai ilmu dan seni adalah cukup besar, seperti dalam
akuntansi keuangan.
3. PEKEMBANGAN AKUNTANSI DI DUNIA ISLAM
Vangermeersch memandang bahwa tempat tumbuhnya sistem pencatatan
sisi-sisi transaksi (double entry) masih diperdebatkan. (Berton, 1933, 1). Hal ini
berarti bahwa dia tidak menerima bahwa tempat tumbuhnya sistem tersebut di
Republik Italia. Dia beralasan bahwa sistem pencatatan sisi-sisi transaksi dalam
buku-buku akuntansi, yang merupakan suatu metode untuk memilah-milah data
sesuai dengan kaidah-kaidah khusus yang telah dikenal secara umum (Have,
1976, 5-6). Berdasarkan hal tersebut, sebagian peneliti memandang bahwa
masih diragukan, sistem pencatatan sisi-sisi transaksi dalam bentuk yang kita
kenal sekarang ini atau yang mendekati hal itu telah dipraktikan secara meluas
pada abad XIV (Weis and Tinuis, 1991, 54), yakni mereka meragukan adanya
praktik tersebut secara meluas di Italia pada abad XIV, terutama Pacioli hanya
menyebutkan adanya praktik secara meluas tanpa menentukan tempatnya.
Keraguan ini pada kenyataannya beralasan, yaitu:
ALASAN PERTAMA, yaitu kosongnya masa sejarah dari sejarah akuntansi, yaitu
masa yang terjadi antara lenyapnya negeri antara dua sungai dan negeri Mesir
di dunia Arab sampai abad XV secara umum. Secara khusus, ketika Pacioli
menyebarkan bukunya yang mengandung satu bab tentang akuntansi, yaitu
pada tanggal 10 Nopember 1494 M. Kekosongan ini hampir mendekati dua
ribu tahun.
ALASAN KEDUA, yaitu penggunaan sistem pencatatan sisi-sisi transaksi secara
luas tidak diragukan lagi mengharuskan adanya suatu praktik kerja dan pusat-
pusat pelatihan yang mampu mencetak pribadi-pribadi yang ahli dan mampu
menggunakan sistem ini secara luas. Pada kenyataannya, pusat-pusat
pelatihan semacam itu tidak ada di Italia, kecuali pada akhir abad XVI,
yaitu setelah kurang lebih dua abad dari munculnya buku Pacioli.

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 19


Modul Akuntansi Syariah

Pusat pelatihan para akuntan yang pertama di Italia didirikan di kota Venice
pada tahun 1581 M, dan dikenal dengan nama Colege of Accountans. Setelah
para peserta studi menerima ilmu dari lembaga tersebut, mereka diharuskan
untuk berlatih (praktik kerja) di kantor-kantor akuntan yang telah teruji selama
enam tahun, setelah itu, mereka diuji sebelum dapat mempraktikkan profesi
akuntansi secara mandiri, (American Institute of Certified Accountants, 1970,
3). Demikian pula praktik kerja belum memiliki wujud yang diperhatikan
sebelum munculnya buku Pacioli. Hal ini kembali pada keterbelakangan ilmu
yang dialami Eropa pada saat itu, yang dikenal dengan masa kegelapan.
Di antara yang patut diperhatikan adalah Pacioli menyebutkan di dalam
bukunya bahwa sistem pencatatan sisi-sisi transaksi telah ada sejak masa yang
lama (Murray, 1930, 16), tetapi ia tidak menyebutkan sejak kapan dan di mana
sistem ini telah ada sejak lama. Apakah hal itu di dalam Republik Italia pada
saat itu, ataukah di tempat lain. Demikian juga salah seorang peneliti, De
Rover, berpendapat bahwa bab yang terdapat di dalam buku Pacioli tentang
akuntansi hanyalah suatu bentuk nukilan dari apa yang ada pada saat itu
beredar di antara para murid dan guru di sekolah aritmetika dan perdagangan
(Venetian Schole) atau dalam bahasa Inggris Schools of Commerce and
Arithmetic. Dengan demikian, Pacioli hanyalah penukil (transcriber) atau
pencatat terhadap apa yang beredar pada saat itu, (Chatfield, 1968, 45).
Sesungguhnya ucapan ini tampak diterima oleh akalnya, namun terganjal
oleh adanya hubungan antara para pedagang muslim dan para pedagang Italia.
Tetapi, pertanyaan yang muncul adalah: Siapakah yang menemukan sistem
pencatatan sisi-sisi transaksi? Di mana hal itu? Dan bagaimana sistem ini bisa
beralih ke tangan orang-orang Italia?
Mungkin dapat dikatakan bahwa pada saat itu Eropa hidup pada masa
kegelapan, kaum muslimin telah menggunakan akuntansi dan ikut andil dalam
mengembangkannya. Sementara itu, peradaban Islam, dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, berdiri di atas asas kebahagiaan manusia melalui hal-hal
yang sesuai dengan syari’at Islam dan hal-hal yang dapat merealisasikan bagi
manusia integrasi antara tuntutan-tuntutan spiritual dan tuntutan-tuntutaan
material. Hal ini dalam rangka mengamalkan firman Allah Ta’ala:

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 20


Modul Akuntansi Syariah

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu


(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.”(AlQashash:77).
Orang-orang Arab, terutama di Makah, kemudian kaum muslimin setelah itu,
menggunakan akuntansi untuk menentukan keuntungan dengan mengukur
kelebihan yang ada pada aset mereka. Peradaban Islami selamanya telah
disifati sebagai peradaban Arab. Tampaknya, hal ini dikarenakan kaum
musliimin menggunakan bahasa Arab, yang merupakan bahasa AlQur’an. Di
samping itu, karena orang-orang Arab adalah para pedagang yang tangguh di
Eropa, Afrika, dan Asia. Pada hakikatnya, peradaban yang dikenal oleh masa
Islami adalah bersumber dari Islam, dan pembangunnya adalah kaum
muslimin.
Peradaban Islam ini, dengan segala karakter, arah pandang, dan
sumbernya, berbeda dengan seluruh peradaban sebelumnya dan yang
sesudahnya. Oleh karena itu, merupakan suatu kesalahan, mengatakan bahwa
ia adalah peradaban Arab. Ia adalah peradaban Islam yang belum pernah ada
bandingannya di dunia ini, sebelum dan sesudahnya. Di samping itu, Islam
menolak fanatisme golongan, maka orang-orang yang ikut andil dalam
membangun peradaban Islami bukan saja orang-rang Arab. Bahkan, banyak
dari ilmu yang ditemukan dan dikembangkan oleh kaum Muslimin non-Arab.
Dengan demikian tidak boleh menyandarkan peradaban Islam kepada orang-
orang Arab saja atau kepada kelompok tertentu selain mereka. Kaum muslimin
memiliki pengaruh yang besar terhadap orang-orang yang dijumpainya dari
berbagai macam bangsa, melalui perjalanan dagang mereka. Sebagai contoh
pengaruh para pedagang Yaman terhadap orang Indonesia dan Malaysia, yakni
mereka itu berpindah agama, dari Budha dan Hindu ke agama Islam.
Demikian pula, banyak orang-orang Eropa yang mengunjungi dunia Islam
terpengaruh dengan apa yang mereka rasakan di negeri Islam. Banyak di antara
mereka yang masuk Islami ketika mereka merasakan kekuatan pendorong yang

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 21


Modul Akuntansi Syariah

merubah orang-orang badui yang memeluk Islam menjadi ulama’ dan


pemimpin. Sebagian peneliti telah merasakan pengaruh peradaban Islam dan
kaum muslimin terhadap dunia, yakni salah seorang dari mereka mengatakan
bahwa para pedagang Italia telah menggunakan huruf-huruf Arab (Have, 1976,
33), di samping angka-angka Arab juga.
Di samping itu, sebagian penulis memandang bahwa sistem pencatatan
sisi-sisi transaksi yang dikenal dengan sistem pembukuan ganda (double entry)
telah dikenal oleh penduduk dahulu, dan sistem ini tersebar di Italia melalui
perdagangan. Demikian pula bahwa di sana terdapat beberapa peristiwa yang
menunjukkan bahwa orang-orang terdahulu telah mencatat pemasukan dan
pengeluaran tunai pada lembaran-lembaran yang berhadapan dengan sistem
debet dan kredit. (Heaps, 1985, hal. 19-20). Tidak diragukan lagi, mereka itu
adalah orang-orang Arab terdahulu sebelum Islam, di Babilonia, Mesir, lalu di
Hijaz, setelah itu diikuti oleh kaum muslimin. Demikian pula perkataan
peneliti ini bahwa sistem pencatatan sisi-sisi transaksi telah tersebar di Italia
melalui perdagangan, yang dimaksudkan adalah melalui kaum muslimin.
Sebab, kaum muslimin pernah menjalin hubungan dagang yang kuat dengan
orang-orang Italia; dan tidak ada seorang pun yang mendahului mereka dalam
melakukan hal itu, sejak Eropa keluar dari masa kegelapan.
Di antara bahasa-bahasa Asia yang menggunakan hurup Arab adalah
bahasa Turki, Parsi, Azerbaijan, Kurdi, Afganistan, Hindustan, Kashmir,
Punjab, Urdu, Tamil, India, Usbek, Jawa, Sunda, Melayu, Sulawesi dan
Indonesia. Adapun bahasa-bahasa Afrika yang ditulis dengan huruf-huruf Arab
antara lain: Qubataliyah, Syalhaniyah, Sawahiliyah, Bumbariyah, Fulaqiyah,
Susatiyah, Ghambiyah, dan Fayarijiyah. Sedangkan di Eropa, bahasa yang
menggunakan huruf Arab antara lain: Sanukan, Qazan, dan Qumnuk
(Hawaditus Sa’ah, 1995, No. 52). Sebagaimana telah dikatakan, orang-orang
Eropa dan orang-orang Amerika mengkaitkan peradaban Islami dengan orang-
orang Arab boleh jadi dikarenakan orang-orang Arab menjadi pelopor dalam
penyebaran agama Allah, Islam. Di samping menyebarkan agama Allah,
mereka juga menyajikan peradaban mereka yang tumbuh dan berkembang dari
celah-celah Islami. Di antaranya adalah perdagangan, dan ilmu-ilmu yang lain.

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 22


Modul Akuntansi Syariah

Hal ini ditegaskan oleh salah seorang peneliti bahwa orang-orang Arab yang
datang dari timur ke Eropa telah membawa dagangan mereka yang bermacam-
macam, berbagai penemuan mereka dalam ilmu pengetahuan, dan matematika,
(Woolk, 1912, 54).
Peradaban Islam telah tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan-
tuntutan syari’at Islam yang berasaskan pada Al Qur’an dan As Sunnah. As
Sunnah mengandung seluruh ucapan, perbuatan, dan ketetapan Rasulullah
Muhammad SAW, sebagaimana yang dihafal oleh para sahabat ridlwanullah
‘alaihim. Sangat disayangkan, kita dapati sebagian penulis dari kalangan non
Islam tidak berusaha memahami Islam secara benar, dan mengulang-ulang
pendapat yang tidak sesuai dengan kedudukan ilmiah mereka tanpa
memikirkan hasil dari apa yang mereka tulis. Di antaranya adalah definisi yang
mereka kemukakan tentang Rasul Muhammad SAW, yaitu seorang pemimpin
yang di dalam tulisan-tulisan sastranya memberikan banyak pengetahuan dan
hikmah kepada para pengikutnya, (Haskins, 1900, 11).
Dengan definisi tersebut, mereka mempunyai maksud bahwa Al Qur'an
bukan dari sisi Allah. Salah satu penelitian moderen yang dilakukan oleh salah
seorang peneliti Muslim bersama para peneliti Barat menunjukkan bahwa
manfaat yang mungkin dipetik dari Islami dalam pengembangan akuntansi dan
kerangka perdagangan tidak dapat diambil manfaatnya, setelah dilakukan
penelitian yang mendalam, (Hamid et al, 1993, 132).
Hal ini menunjukkan, bahwa kebutuhan untuk memberikan pemahaman
kepada orang-orang non muslim sangat mendesak, terutama para pemikir
(peneliti) mereka, tentang hakikat Islami dan apa saja yang dapat
dipersembahkan kepada manusia. Selain apa yang telah dipersembahkan
kepada mereka melalui berbagai ilmu pengetahuan yang dijadikan asas oleh
orang-orang Barat dalam meraih kemajuan ilmu pengetahuan hingga sekarang.
Di antara karya-karya tulis yang menegaskan penggunaan akuntansi dan
pengembangannya di negara Islami, sebelum munculnya buku Pacioli, adalah
adanya manuskrip yang ditulis pada tahun 765 H/1363 M. Manuskrip ini
adalah karya seorang penulis muslim, yaitu Abdullah bin Muhammad bin

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 23


Modul Akuntansi Syariah

Kayah Al Mazindarani, dan diberi judul “Risalah Falakiyah Kitab As Siyaqat”.


Tulisan ini disimpan di perpustakaan Sultan Sulaiman Al-Qanuni di Istambul
Turki, tercatat di bagian manuskrip dengan nomor 2756, dan memuat tentang
akuntansi dan sistem akuntansi di negara Islam. Huruf yang digunakan dalam
tulisan ini adalah huruf Arab, tetapi bahasa yang digunakan terkadang bahasa
Arab, terkadang bahasa Parsi dan terkadang pula bahasa Turki yang populer di
Daulat Utsmaniyah. Buku ini telah ditulis kurang lebih 131 tahun sebelum
munculnya buku Pacioli. Memang, buku Pacioli termasuk buku yang pertama
kali dicetak tentang sistem pencatatan sisi-sisi transaksi (double entry),
sedankan buku Al Mazindarani masih dalam bentuk manuskrip, belum di cetak
dan diterbitkan.
Al Mazindarani menyatakan bahwa ada buku-buku yang dimaksudkan
adalah manuskrip-manuskrip yang menjelaskan aplikasi-aplikasi akuntansi
yang populer pada saat itu, sebelum dia menulis bukunya yang dikenal dengan
judul:"Risalah Falakiyah Kitab As Sayaqat". Dia juga mengatakan bahwa
secara pribadi, dia telah mengambil manfaat dari buku-buku itu dalam menulis
buku"RisalahFalakiyah"tersebut.
Dalam bukunya yang masih dalam bentuk manuskrip itu, Al Mazindarani
menjelaskan hal-hal berikut:

1) Sistem akuntansi yang populer pada saat itu, dan pelaksanaan pembukuan
yang khusus bagi setiap sistem akuntansi.
2) Macam-macam buku akuntansi yang wajib digunakan untuk mencatat
transaksi keuangan, dan
3) Cara menangani kekurangan dan kelebihan, yakni penyetaraan.

Menurut Al Mazindarani, sistem-sistem akuntasni yang populer pada saat itu,


pada tahun 765 H/1363 M, antara lain: Akuntansi Bangunan,
Akuntansi Pertanian, Akuntansi Pergudangan, Akuntansi Pembuatan Uang,
dan Akuntansi Pemeliharaan Binatang. Al Mazindarani juga menjelaskan
pelaksanaan pembukuan yang populer pada saat itu dan kewajiban-kewajiban
yang harus diikuti. Di antara contoh pelaksanaan pembukuan yang disebutkan
oleh Al-Mazindarani adalah: "Ketika menyiapkan laporan atau mencatat di

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 24


Modul Akuntansi Syariah

buku-buku akuntansi harus dimulai dengan basmalah, "Bismillahir Rahmanir


Rahim". Jika hal ini yang dicatat oleh Al Mazindarani pada tahun 765 H/1363
M, maka hal ini pula yang disebut oleh penulis Italia, Pacioli 131 tahun
kemudian. Pacioli berkata, "harus dimulai dengan ungkapan "Bismillah'."
(Brown and Johnson, 1963, 28).

Salah seorang penulis muslim juga menambahkan pelaksanaan pembukuan


yang pernah digunakan di negara Islami, di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Apabila di dalam buku masih ada yang kosong, karena sebab apa pun,
maka harus diberi garis pembatas, sehingga tempat yang kosong itu tidak
dapat digunakan. Penggarisan ini dikenal dengan nama Tarqin.
2) Harus mengeluarkan saldo secara teratur. Saldo dikenal dengan nama
Hashil.
3) Harus mencatat transaksi secara berurutan sesuai dengan terjadinya.
4) Pencatatan transaksi harus menggunakan ungkapan yang benar, dan hati-
hati dalam menggunakan kata-kata.
5) Tidak boleh mengoreksi transaksi yang telah tercatat dengan coretan atau
menghapusnya. Apabila seorang akuntan (bendaharawan) kelebihan
mencatat jumlah suatu transaksi, maka dia harus membayar selisih tersebut
dari kantongnya pribadi kepada kantor.

Demikian pula seorang akuntan lupa mencatat transaksi pengeluaran, maka


dia harus membayar jumlah kekurangan di kas, sampai dia dapat melacak
terjadinya transaksi tersebut. Pada negara Islami, pernah terjadi seorang
akuntan lupa mencatat transaksi pengeluaran sebesar 1300 dinar, sehingga dia
terpaksa harus membayar jumlah tersebut. Pada akhir tahun buku, kekurangan
tersebut dapat diketahui, yaitu ketika membandingkan antara saldo buku
bandingan dengan saldo buku-buku yang lain, dan saldo-saldo bandingannya
yang ada di kantor.

1) Pada akhir tahun buku, seorang akuntan harus mengirimkan laporan secara
rinci tentang jumlah (keuangan) yang berada di dalam tanggung jawabnya,
dan cara pengaturannya terhadap jumlah (keuangan) tersebut.

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 25


Modul Akuntansi Syariah

2) Harus mengoreksi laporan tahunan yang dikirim oleh akuntan, dan


membandingkannya dengan laporan tahun sebelumnya dari satu sisi, dan
dari sisi yang lain dengan jumlah yang tercatat di kantor.
3) Harus mengelompokkan transaksi-transaksi keuangan dan mencatatnya
sesuai dengan karakternya dalam kelompok-kelompok yang sejenis,
seperti mengelompokkan dan mencatat pajak-pajak yang memiliki satu
karakter dan sejenis dalam satu kelompok.
4) Harus mencatat pemasukan di halaman sebelah kanan dengan mencatat
sumber-sumber pemasukan-pemasukan tersebut.
5) Harus mencatat pengeluaran di halaman sebelah kiri dan menjelaskan
pengeluaran-pengeluaran tersebut.
6) Ketika menutup saldo, harus meletakkan suatu tanda khusus baginya.
7) Setelah mencatat seluruh transaksi keuangan, maka harus memindahkan
transaksi-transaksi sejenis ke dalam buku khusus yang disediakan untuk
transaksi-transaksi yang sejenis itu saja.
8) Harus memindahkan transaksi-transaksi yang sejenis itu oleh orang lain
yang berdiri sendiri, tidak terikat dengan orang yang melakukan
pencatatan di buku harian dan buku-buku yang lain.
9) Setelah mencatat dan memindahkan transaksi-transaksi keuangan di dalam
buku-buku, maka harus menyiapkan laporan berkala, bulanan atau tahunan
sesuai dengan kebutuhan.
10) Pembuatan laporan itu harus rinci, menjelaskan pemasukan dan sumber-
sumbernya serta pengalokasiannya. (Lasyin, 1973, 163-165).

Kalau diperhatikan pelaksanaan pembukuan tersebut, seluruhnya atau secara


umum serupa dengan apa yang digunakan sekarang, terutama poin 9 dan 10.
Sebelumnya telah disinggung, salah seorang penulis menyatakan bahwa
orang-orang terdahulu mencatat pemasukan dan pengeluaran pada dua
halaman yang berhadap-hadapan, dengan sistem debet dan kredit. (Heaps,
1985, hal. 19-20). Sesungguhnya pelaksanaan pembukuan yang telah
disebutkan di sini secara umum, khususnya poin 9 dan 10, menggambarkan
bentuk tertentu yang memberikan andil dengan suatu sistem atau dengan yang
lain dalam pengembangan sistem pencatatan sisi-sisi debet di sebelah kiri dan

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 26


Modul Akuntansi Syariah

sisi-sisi kredit di sebelah kanan, baik dalam satu halaman maupun dua
halaman yang berhadap-hadapan.

Di samping apa yang telah disebutkan di atas, perkembangan akuntansi


mencakup penyiapan laporan keuangan, karena negara Islami telah mengenal
laporan keuangan tingkat tinggi. Laporan keuangan ini pernah dibuat
berdasarkan fakta buku-buku akuntansi yang digunakan. Di antara laporan
keuangan yang terkenal di negara Islami adalah Al-Khitamah dan Al
Khitamatul Jami'ah. Al Khitamah adalah laporan keuangan bulanan yang
dibuat pada setiap akhir bulan. Laporan ini memuat pemasukan dan
pengeluaran yang sudah dikelompokkan sesuai dengan jenisnya, di samping
memuat saldo bulanan. Sedangkan Al-Khitamatul Jami'ah adalah laporan
keuangan yang dibuat oleh seorang akuntan untuk diberikan kepada orang
yang lebih tinggi derajatnya. Apabila Al-Khitamatul Jami'ah disetujui oleh
orang yang menerima laporan tersebut, maka laporan itu dinamakan Al
Muwafaqah. Dan apabila Al Khitamatul Jami'ah tidak disetujui karena adanya
perbedaan pada data-data yang dimuat oleh Al Khitamatul Jami'ah, maka ia
dinamakan Muhasabah (akuntansi) saja, (Lasyin, 1973, 138).

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan sejarah akuntansi Syariah !
2. Jelaskan perkembangan akuntansi syariah pada masa lampau dan masa
sekarang !

D. DAFTAR PUSTAKA
Adnan,Akhyar, Akuntansi Syraiah "Arah, Prospek dan Tantangan",
Yogyakarta: UII Press, 2005.

Harahap, Sofyan Syafri, Wiroso, Muhammad Yusuf, Akuntansi Perbankan


Syariah, E-Book, Cet-4 Jakarta: LPFE Usakti, 2010.

Muhamad, 2002, Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta.

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 27


Modul Akuntansi Syariah

Muhammad Syafi'i Antonio, 2007,Bank Syariah dari Teori Ke Praktik.Edisi


ke 1 Jakarta: Gema Insani.

Muhammad, Rifqi.2008. Akuntansi Keuangan Syariah. Yogyakarta: P3EI

Sri Nurhayati. Wasilah. 2009. Akuntansi Syariah di Indonesia. Salemba


Empat: Jakarta

Suwikno, Dwi. 2010.Pengantar Akuntansi Syariah. Pustaka Pelajar


:Yogyakarta

Akuntansi S1 Universitas Pamulang Page 28

Anda mungkin juga menyukai