Istilah “sektor publik” dipakai pertama kali pada tahun 1952. Pada waktu itu, sektor publik sering
dikaitkan sebagai bagian dari manajemen ekonomi makro yang terkait dengan pembangunan dan
lembaga pelaksanaan pembangunan. Pada tahun 1970-an, muncul kritikan dan serangan yang
mempertanyakan peran sektor publik dan di tahun 1980-an reformasi sektor publik dilakukan di
negara-negara industri maju sebagai jawaban atas berbagai kritikan.
Dunia memiliki badan yang mengatur mengenai sektor publik, yaitu IPSAS. International Public
Sector Accounting Standards (IPSAS) adalah standar akuntansi untuk entitas sektor publik yang
dikembangkan oleh International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB). IPSASB
merupakan badan yang bernaung di bawah International Federation of Accountants (IFAC),
organisasi profesi akuntansi di tingkat internasional yang didirikan tahun 1977. Keberadaan IPSASB
bermula dari kesadaran akan manfaat nyata informasi keuangan yang konsisten dan terbandingkan
(comparable) lintas-jurisdiksi. IPSAS, sebagai standar internasional akuntansi sektor publik,
diharapkan memainkan peran kunci untuk merealisasikan manfaat tersebut.
Di Indonesia, badan Standar Akuntansi Sektor Publik yaitu Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK) dibentuk pada saat Kongres VIII IAI tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK
diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dengan diberikan otonomi untuk
menyusun dan mengesahkan PSAK dan ISAK. Selain itu, juga telah dibentuk Komite Akuntansi
Syariah (KAS) dan Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK). Komite Akuntansi
Syariah (KAS) dibentuk tanggal 18 Oktober 2005 untuk menopang kelancaran kegiatan penyusunan
PSAK yang terkait dengan perlakuan akuntansi transaksi syariah yang dilakukan oleh DSAK.
Sedangkan DKSAK yang anggotanya terdiri atas profesi akuntan dan luar profesi akuntan, yang
mewakili para pengguna, merupakan mitra DSAK dalam merumuskan arah dan pengembangan SAK
di Indonesia.
Kekuatan sosial masyarakat, yang umumnya berbentuk pemerintahan-organisasi sektor publik ini,
diklasifikasikan dalam :
Tidak bisa dipungkiri bahwa sektor publik mempunyai pengaruh yang besar dalam suatu negara. Di
Inggris, dampak yang ditimbulkan dapat diidentifikasi pada warga negara Inggris dan warga negara
lain yang berkunjung ke Inggris. Di Inggris, pendatang diperbolehkan untuk mempunyai akses ke
pelayanan publik seperti bantuan polisi tanpa dikenai biaya. Dalam keadaan tertentu, pendatang
juga mempunyai akses ke pusat pelayanan kesehatan dan kebakaran, tanpa mengeluarkan biaya.
Selain itu, sektor publik juga menyerap lima juta tenaga kerja yang cukup signifikan bagi
perekonomian Inggris pada tahun 1992.
Kondisi di Indonesia, melihat luas wilayah dan jumlah penduduk, jumlah serapan tenaga kerja yang
bergerak di bidang sektor publik masih sangat diharapkan. Pertimbangan lain adalah terbentuknya
departemen-departemen yang membawahi bidang tertentu dalam pemerintahan maupun
organisasi nonpemerintahan, struktur pemerintahan pusat maupun daerah, dan kepolisian-TNI.
Cakupan organisasi sektor publik di setiap kota membuktikan peranan organisasi sektor publik dalam
penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat sangatlah besar.
Karakter akuntansi adalah sebagai penyedia jasa yang relevan bagi berbagai jenis individu dan
organisasi. Karakter organisasi sektor publik menunjukan variasi sosial, ekonomi, politik, dan
karakteristik menurut undang-undangan. Masing-masing memiliki perbedaan dalam hal kekuatan
dan tanggung jawab serta memperlihatkan contoh perbedaan pertanggungjawaban.
Sektor publik digambarkan sebagai institusi pemerintah atau, dengan kalimat yang lebih jelas,
pemerintah yang berkuasa, pemerintah negara, dan industri nasional (perusahaan milik
pemerintahan, badan hukum publik, perusahaan publik). Profesi akuntan dengan disiplin ilmu
akuntansinya dianggap oleh Anglo-Amerika sangat mempengaruhi pertumbuhan bisnis di seluruh
dunia.
Uang merupakan alat tukar penengah dan sumber kekayaan, sehingga akuntan dibayar untuk
mengembangkan kekayaan orang lain. Kelompok sosial dimana uang (dalam pemahaman ini)
berperan penting, akan menentukan nilai disiplin ilmu akuntansi, tetapi kelompok sosial dimana
uang tidak memainkan peranan ini (seperti Uni Soviet sebelum runtuh), akuntansi tidak akan
dianggap penting. Dengan demikian, kritik-kritik terhadap peran disiplin ilmu akuntansi akan lebih
mudah dijawab.
Proses pengembangan bidang akuntansi sektor publik sangat dipengaruhi oleh kapasitas dan tujuan
kebijakan ekonomi, sehingga aspek budaya, sosial dan politik ekonomi menjadi dominan. Selain itu,
orientasi pengelolaan organisasi sektor publik juga akan mengubah arah pengembangan organisasi
akuntansi.