Anda di halaman 1dari 7

No.

Kriteria Y Kualitas Laporan Keuangan X1


1. Fenomena  BPK RI Perwakilan Jawa
Barat menyerahkan laporan
hasil pemeriksaan (LHP) atas
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD)
TA 2017 kepada 27
kabupaten kota. Hasilnya,
Kota Bandung, Kabupaten
Bandung Barat dan
Kabupaten Subang yang
gagal raih opini wajar tanpa
pengecualian (WTP). Kepala
BPK Perwakilan Jabar Arman
Syifa mengatakan penyerahan
LPH LKPD TA 2017 ini
dilakukan secara bertahap
kepada 27 kabupaten kota.
TA 2017, hanya Kota
Bandung, Kabupaten
Bandung Barat dan
Kabupaten Subang yang
masih mendapat opini wajar
dengan pengecualian (WDP)
(Dinillah, 2018 dalam
www.news.detik.com)
 BPK Perwakilan Jawa Barat
menemukan temuan di Kota
Bandung berupa ada beberapa
kontrak penyewaan tanah
yang tidak jelas pembaharuan
kontraknya, sehingga, tidak
ada perhituangan akurat
mengenai piutang penyewaan
tanah tersebut. Temuan
lainnya, sekitar Rp 400 miliar
aset tetap milik Pemkot
Bandung berupa gedung,
bangunan dan mesin tidak
jelas keberadannya. "Ada
juga persoalan sebagian saldo
jangka pendek tidak ada
rinciannya. Rincian ini
harusnya ada supaya kita bisa
verifikasi ini utang wajar atau
enggak," jelas Arman Kepala
BPK Perwakilan Jawa Barat
(Ramdhani, 2018 dalam
www.kompas.com)
2. Teori  Laporan keuangan daerah  Pengelolaan barang milik daerah adalah bagian dari suatu
yang disajikan diharapkan sistem, yakni sistem akuntansi yang merupakan dari sistem
benar-benar harus berkualitas informasi manajemen. Sistem ini direncanakan untuk
menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak luar maupun
dengan tingkat karakteristik
dalam organisasi. Sejalan dengan pengertian tersebut,
yang memadai (Salamun, pengelolaan barang milik daerah bertujuan untuk menghasilkan
2007:97) informasi mengenai keadaan barang milik daerah disuatu
 Diperlukan laporan keuangan wilayah. Jika penyajian informasi dalam pengelolaan barang
yang handal dan dapat milik daerah tersebut memadai, maka informasi tersebut
dipercaya agar dapat berkualitas (S.P. Hariningsih 2006:2)
menggambarkan sumber daya  Menurut Siregar (2004:518), pengelolaan aset telah
keuangan daerah berikut berkembang cukup pesat, namun di Indonesia hal ini
khususnya dalam konteks pengelolaan aset pemerintah daerah
dengan analisis pengelolaan
sepenuhnya belum dipahami oleh para pengelola barang milik
sumber daya keuangan daerah daerah. Pengelolaan aset pemerintah daerah dapat dibagi dalam
itu sendiri (Bastian 2005:33) lima bentuk yaitu:
 Sesuai dengan Standar a. Inventarisasi aset;
Akuntansi Pemerintahan b. Legal audit;
(SAP) Peraturan Pemerintah c. Penilaian aset;
Nomor 71 Tahun 2010, d. Pengawasan dan pengendalian.
karakteristik kualitatif laporan
keuangan adalah ukuran-
ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi
akuntansi sehingga dapat
memenuhi tujuannya.
Keempat karakteritik berikut
ini merupakan prasyarat
normatif yang diperlukan
agar laporan keuangan
pemerintah daerah dapat
memenuhi kualitas yang
dikehendaki:
a. Relevan
b.Andal
c. Dapat dibandingkan
d.Dapat dipahami

3. GAP
4. Variabel Konsep Variabel Dependen Variabel Independen
Y = Kualitas Laporan Keuangan X1 = Pengelolaan Barang Milik Daerah
6. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
7. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2014:173). Menurut Sekaran (2016:121)
populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti
investigasi. Populasi penelitian ini adalah Seluruh unit SKPD dalam lingkungan Pemerintahan Kota
Bandung
DAFTAR PENELITIAN TERDAHULU

No. Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian Perbedaan


1. Anshari Efrizal Syofyan Pengaruh Pengelolaan Y = Kualitas Laporan Koefisien regresi
(2016) Barang Milik Daerah Keuangan inventarisasi menunjukan
Terhadap Kualitas X1 = Inventarisasi hubungan positif terhadap
Laporan Keuangan X2 = Legal Audit kualitas laporan keuangan.
Pemerintah Kota Padang X3 = Penilaian Koefesien regresi legal
X4 = Pengendalian dan audit menunjukan
Pengawasan hubungan positif terhdapa
kualitas laporan keuangan.
Koefesien regresi
penilaian menunjukan
hubungan positif terhadap
kualitas laporan keuangan.
Koefesien regresi
pengendalian dan
pengawasan menunjukan
hubungan positif terhadap
kualitas laporan keuangan.
2. Fitria Ningrum Sayekti Penerapan Sistem Y = Kewajaran Laporan Kewajaran laporan
(2017) Pengelolaan Barang Milik Keuangan Pemerintah keuangan dapat
Daerah dan Kewajaran Daerah dipengaruhi oleh
Laporan Keuangan X1 = Sistem Pengelolaan penerapan system
Pemerintah Daerah (Studi Barang Milik Daerah pengelolaan barang milik
pada Pemerintah Daerah daerah. Penerapan system
Provinsi Jawa Barat) pengelolaan barang milik
daerah berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kewajaran
laporan keuangan.
3. Yulpi Poae,Ventje Pengaruh Pengelolaan Y = Kualitas Laporan Hasil penelitian
Ilat,Jessy D.L Warongan Barang Milik Daerah Keuangan menunjukan bahwa secara
(2017) Terhadap Kualitas X1 = Perencanaan parsial penilaian,
Laporan Keuangan X2 = Penilaian penatausahaan,
Pemerintah Daerah X3 = Penatausahaan pengawasan dan
Kabupaten Kepulauan X4 = Pengawasan pengendalian BMD
Talaud X5 = Pengendalian memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah,
sedangkan perencanaan
BMD memiliki pengaruh
negative dan tidak
signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah. Hasil
pengujian secara simultan
menunjukan bahwa
perencanaan, penilaian,
penatausahaan,
pengawasan dan
pengendalian BMD
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah
4. Monika Sutri Kolinug, Analisis Pengelolaan Y = Peraturan Menteri Hasil penelitian
Ventje Ilat, Sherly Pinatik Asset Tetap Pada Dinas Dalam Negeri No.17 menunjukkan bahwa
(2015) Pendapatan Pengelolaan Tahun 2007 DPPKAD Kota Tomohon
Keuangan Dan Asset X1 = Pengelolaan Aset sebagai pembantu
Daerah Kota Tomohon Tetap pengelola telah
menerapkan 6 siklus
dalam pengelolaan aset
tetap. Dari 15 dokumen
sumber yang diperlukan
hanya ada 13 dokumen
saja, sehingga pengelolaan
aset tetap pada DPPKAD
Kota Tomohon dengan
Permendagri No.17 Tahun
2007 belum sepenuhnya
sesuai. Sebaiknya,
DPPKAD Kota Tomohon
melakukan koordinasi
yang lebih baik lagi
dengan semua SKPD
selaku pengguna/pihak
yang bertanggungjawab
dalam pembuatan Daftar
Kebutuhan Pemeliharaan
Barang Milik Daerah
(DKPBMD) dan Daftar
Hasil Pemeliharaan
Barang sebagai bentuk
kepatuhan terhadap
peraturan yang berlaku.
5. Jamaludin (2017) Pengaruh Inventarisasi Y = Optimalisasi Variable Inventarisasi dan
Asset, Legal Audit Asset Pemanfaatan Aset Penilaian aset memiliki
Dan Penilaian Asset Tetap pengaruh positif dan
Terhadap Optimalisasi X1 = Invetarisasi Asset signifikan terhadap
Pemanfaatan Aset Tetap X2 = Legal Audit Asset optimalisasi pengelolaan
(Tanah dan Bangunan X3 = Penilaian Asset dan manajemen aset tetap
Milik Pemerintah Provinsi (tanah dan bangunan).
NTB) Sedangkan Legal audit
memiliki pengarih
negative dan tidak
signifikan terhadap
optimalisasi pengelolaan
dan manajemen aser tetap
(tanah dan bangunan).
6. Esa Destia Caesarima Pengelolaan Aset Tetap Y = Kualitas Laporan Hasil pengujian
(2017) Terhadap Kualitas Keuangan Pemerintah hipotesis menunjukkan
Laporan Keuangan Daerah bahwa baik secara parsial
Pemerintah Daerah (Studi X1 = Pengelolaan Aset dan simultan Pengelolaan
Kasus Pada Kabupaten Tetap Aset Tetap berpengaruh
Bandung Barat) positif dan signifikan
terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah
Daerah.
7. Nurmeida Rahmalia Pengaruh Penerapan Y = Keandalan Laporan Hasil pengujian hipotesis
(2017) Sistem Akuntansi Keuangan menunjukkan bahwa baik
Keuangan Daerah Dan Pemerintah Daerah secara parsial maupun
Pengelolaan Aset Tetap X1 = Penerapan Sistem simultan Penerapan
Daerah Terhadap Akuntansi Sistem Akuntansi
Keandalan Laporan Keuangan Keuangan Daerah dan
Keuangan Pemerintah X2 = Pengelolaan Aset
Pengelolaan Aset Tetap
Daerah (Studi Kasus Pada Tetap Daerah
Daerah berpengaruh
Badan Pengelolaan
positif dan signifikan
Keuangan Dan Aset Kota
terhadap Keandalan
Bandung)
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah.

Anda mungkin juga menyukai