Anda di halaman 1dari 25

arab (PD), mop Liow

Nan Pn
apo »
Keuan
,
Soon jangan petang
agai komponen Laporan
, Sgaran (LRA), Laporan Keuangan PD:
Laporan Perubahan Ekuitas Operasional (LO),Neraca (Balance Sheet),
(LPE), dan Catatan atas Lapo
ran Keuangan (CaLK)

Indikator Keberhasilan:

Setelah mempelajari materi bagian


ini, Anda dapat:
menjelaskan isi laporan keuangan
PD:
menjelaskan manfaat Laporan Keu
angan:
menyebutkan prinsip penyusunan Lap
oran Keuangan:
menguraikan komponen Laporan Keuang
an PD:
menyusun Laporan Realisasi Anggaran (LRA):
menyusun Laporan Operasional (LO):
menyusun Neraca (Balance Sheet),
menyusun Laporan Perubahan Ekuitas (LPE):
menyusun Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK).

A. Pengertian Laporan Keuangan PD


Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur Dengan posisi
keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas ujuan amami
laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi “uangan, realisasi
anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, danper aan e na vatu
dani mengevaluasi
“Ntitas yang bermanfaat bagi : para pengguna dalam membuat i
putusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik,K tuj uan pelap ela Oran

&) CamScanner
keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang bc
pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas dita AA Untu |
daya yang dipercayakan kepadanya.
“aa Ilmbep |
Laporan keuangan terdiri atas laporan pelaksanaan anggaran ( |
bu
dan laporan finansial. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri atas Lapordgetar La |
' 5)
Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan
SAL. Sementara itu, lapora, ' alias |
terdiri atas Neraca,
Laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas (LA 9 Tania
Perubahan Ekuitas (LPE), dan Gatatan atas Laporan Keuangan, Peri “@poran
bawahi bahwa untuk Laporan Perubahan SAL dan Laporan Arus Kas (LAK
garis
disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum as
ini pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan. Laporan keuangan dia hal
sekurang-kuranganya sekali dalam setahun. Dalam setiap laporan keuan Ban
diidenufikasikan secara jelas, dan, jika dianggap perlu, diulang pada setiap ba
laporan, informasi berikut. “at
a. Nama entitas atau sarana identifikasi lainnya.
Cakupan entitas.
An

Periode yang dicakup.


Mata uang pelaporan.
Satuan angka yang digunakan.
rp

Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah


anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar
standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri atas berikut ini.
a. Asumsi kemandirian entitas.
b. Asumsi kesinambungan entitas.
Cc. Asumsi keterukuran dalam satuan uang.
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, baik entitas pelaporan maupun akuntansi, berau
bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempuny”
kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacan,
antarunit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu aa
terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk eny aa
anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertangs” »
ng"
jawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk ke penti.abe
yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan Ts aa
daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat putusan entitas, serta teri
tidaknya program yang telah ditetapkan.

CamScanner
», Kesinambungan Entitas

Laporan keuangan entitas


pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan
yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang.
Hal ini diperlukan agar
memungkink an dilakukannya ana lisis dan
pengukuran dalam akuntansi.
Karakteristik kualitatif laporan keuan
gan adalah ukuran-ukuran normatif yang
perludiwujudkan dalam informasi akunt
ansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Keempat karakteristik berikut ini meru
pakan prasyarat normatif yang diperlukan
agar laporan k Cuangan pemerintah dapat mem
enuhi kualitas yang dikehendaki.
a) Relevan.
b) Andal.
c) Dapat dibandingkan.
d) Dapat dipahami.

a. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang
termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu
mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan
,
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan
demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan
maksud penggunaannya.
Informasi yang relevan adalah informasi yang memenuhi karakteristik berikut.
1) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value).
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi
ekspektasi mereka di masa lalu.
2) Memiliki manfaat prediktif (predictive value). 0
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan
datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
3) Tepat waktu.
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna
dalam pengambilan keputusan.
? Lengkap
Informasi
an
akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin,
e
yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi

CamScanner
pengambilan keputusan. Informasi yang melatarbelaka aAnpj
informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan di “tiap b
. . un
jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi Cersebu kan den,Uti,
Apa die
b. Andal Cgah
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujun dp e
diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau Haa
tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut se Nya
cara
dapat menyesatkan. Otensiag
Informasi yang andal memenuhi karakteristik sebagai berikut.
1) Penyajian Jujur.
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa |
2.0 : ainny
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan ”
disajikan. ntuk
2) Dapat Divenifikasi.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila
pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap
menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
3) Netralitas.
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu.
. Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan
entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara interna
dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu Cu
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan
secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerap"
pemerintah akan menerpa"
kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas
kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang Tn
diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perub
. Dapat Dipahami ceui
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh P an 1
dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas Pe. yang
para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahu adan : |
. . 2 . . erta
memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, $
kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

CamScanner
B. Manfaat Laporan Keuangan
Laporan keuangan Merupakan
| | b agian dari pelaporan keuangan. Laporan
keuangan disusun untuk menyediak
i yang relevan mengen ai posisi
cuangan dan seluruhuh t transaksi v: an informas
| |
keuar 5 ansaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan
selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk
membandingkan realisasi (pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan) dengan
anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuanyan, mengevaluasi efektivitas
dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya
terhadap peraturan perundang-undangan.
Mahsun
sebagai (2007)
berik menyebutkan beberap a tujuan pelaporan keuangan sektor publik,
yaitu sebagai berikut.

a. Kepatuhan dan pengelolaan. Memberikan jaminan kepada pengguna dan


penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.
b. Akuntabilitas dan pelaporan restropektif. Bentuk pertanggungjawaban kepada
publik dan sebagai alat untuk memonitor dan menilai efisiensi kinerja, yang
memungkinkan pihak eksternal untuk menilai efektivitas dan efisiensi penggunaan
sumber daya.
c. Perencanaan dan informasi otorisasi. Memberikan dasar perencanaan kebijakan
dan aktivitas di masa yang akan datang serta memberikan informasi pendukung
mengenai otorisasi penggunaan dana.
d. Kelangsungan organisasi. Membantu para pengguna laporan untuk menentukan
apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat melangsungkan usahanya.
e. Hubungan masyarakat. Sebagai alat komunikasi dan media untuk menyatakan
prestasi yang telah dicapai oleh organisasi.
£.'Sumber fakta dan gambaran. Merupakan sumber informasi bagi berbagai
kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam.

Pelaporan keuangan tidak hanya meliputi komponen laporan keuangan, tetapi


juga meliputi laporan-laporan lain yang diperlukan. Public Sector Committee IFAC
(1996) menyebutkan tujuan pelaporan keuangan sektor publik secara umum adalah
untuk memberikan informasi yang bermanfaat dan memenuhi kebutuhan pengguna.
Lebih lanjut disebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan sektor publik, khususnya
pemerintah daerah, adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi sumber daya yang didapat dan digunakan sesuai dengan

anggaran yang telah disetujui oleh DPRD.


ngan dan penggunaannya.
Menyediakan informasi tentang sumber daya keua

CamScanner
an informasi tentang cara pemerintah daerah membia
Menyediak han kasnya. | Ya Ak,
dan memenuhi kebutu $

ed ia ka n in fo rm as i ya ng da pa t di gu na kan untuk mengevaluasi ke


Meny hi kewajiban
tasnya dan memenu
manajemen dalam membiayai aktivi
n fo rm as i me ng en ai ko nd is i ke uangan dan kinerja
Menyediaka in
efi sie hi ya operasi dan PemerTin
nsi amr bia
ma yan g ber kai i
tan den gan Encan.:
daerah, teruta
target P “@palan

Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan menyebutkan bahwa se


la
entitas pelapo ran mempu nyai kewaj iban untuk melap orkan upaya -upay a ya
Ng telah
dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan, secara siste Matis dan
terstruktur pada suatu periode pelaporan, untuk kepentingan berikut.
a. Akuntabilitas: mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
Manajemen: membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan, sehingga memudahkan fungsi
perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan
ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
Transparansi: memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban
pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan
ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
Keseimbangan Antargenerasi: membantu para pengguna dalam mengetahui
kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayal
seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang
diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
.. . yang bermanfaat bag gi
Pelaporan keuangan pemerintah menyajikan informasi
uat keputusan,
para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan memb
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan cara berikut.
uk
a. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan un!
membiayai seluruh pengeluaran.
b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sum ber daya
ratura!
ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan ps
perundang-undangan.
digunaka"
Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai

CamScanner
a Entitas pelaporan mendanai
c. Menyediakan informasi n mencukupi1g kebut '
m e n g e n a i utuhan kas nya,
|berkai| tan dengan sumb posisi keuan
CT-sumber pe gan dan kondisi entitas pelaporan
jangka panj an nerim aa
g, termasuk yan
g berasal dari
nnya, baik jangka pendek maupun
Pungutan pajak dan pinjaman.

Untuk memenuhi tujuan-t


- ujuan tersebut. Ja
informasi mengenai pendapat
. .
poran keuangan menyediakan
an, belanja, transfer d
,

ke
.. .
wajiban, ekuitas dana, dan ana cadangan, pembiayaa
,
n, aset,
laporan keuangan, aru s kas sua tu ent it as pelaporan. Lebih lanjut mengenai
yang merupakan
daerah, dibahas dalam bentuk pertanggungjawab
bagian tersendiri. an pemerintah

C. Prinsip Penyusunan
Laporan Keuangan
Prinsip pelaporan keuangan
dimaksudkan sebagai ketentuan yan
ditaati oleh penyelenggara aku g dipahami dan
ntansi dan pe laporan keuangan dal
kegiatannya, serta oleh pengguna am melakukan
laporan keu angan dalam memahami
keuangan yang disajikan laporan

Berikut ini prinsip-prinsip yang diguna


kan dalam pelaporan keuangan
pemerintah.
(a) Prinsip nilai historis.
(b) Prinsip realisasi.
(c) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal.
(d) Prinsip periodisitas.
2D

(e) Prinsip konsistensi.


(0 Prinsip pengungkapan lengkap.
(9 Prinsip penyajian wajar.
1. Nilai Historis
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang bayar atau tebar
nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset terse 2 Pe a 2
Perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara »kaga harap an
akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di Len d Pang an data Tg am
Pelaksanaan kegiatan pemerintah. Nilai historis lebih dapat diandalkan daripad:z
0. | L t
bjektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak
Peni
terdlaia
apain " yang lain karena
Ni toris, dapat lebi
dighunao kan nilai
AN waja: r aset atau kew
cewaaji ban terkait.
jibz
at nilai Nistoris, Kai
«

CamScanner
2. Realisasi
Bagi pemerintah, pendapatan yang tersedia yang telah diotorisasika,,
One li
anggaran pemerintah selama suatu tahun fiskal akan digunakan untuk
utang dan belanja dalam periode tersebut. Prinsip merpertandingkan pa
pendapatan dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan « ebagai laya.
Man
dipraktikkan dalam akuntansi komersial.
3. Substansi Mengungguli Bentuk Formal
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta
Peristiwa
lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut per
dan bukan ha
dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi,
aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidakkonsistey
berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan
jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
4. Periodisitas

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi


menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi
sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah
tahunan. Namun, periode bulanan, triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.
5. Konsistensi
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari
periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal
ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke
metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan
syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang
lebih baik dibanding metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode
ini diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
6. Pengungkapan Lengkap
dibutuhkan
Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang
oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuanga
tas
dapat ditempatkan pada halaman depan laporan keuangan atau pada Catatan ?
Laporan Keuangan.
71. Penyajian Wajar
. NP garan,
Laporan keuangan menyaj
a ikan dengan wajar Laporan Realisasi A aktor
a
Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuanga": hadapi c 4

pertimbangan sehat bagi penyusun laporan keuangan diperlukan ketika mengh


aera
Keuangan
Akuntansi

CamScanner
ketidakpastian peristiwa dan kcadaan tertentu. Ketidakpastian
seperti itu
diakui dengan mengungkapkan hakikat Serta tingkatnya dengan menggunakan
pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertim
bangan schat
mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi
ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu
tinggi
dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah.
Namun demikian, penggunaan
pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misa
lnya, pembentukan cadangan
tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau pend
apatan yang terlampau rendah, atau
sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang terlampau tinggi, schingga lapo
ran
keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.
8. Basis Akuntansi
Selain prinsip-prinsip pelaporan keuang
an te rsebut di atas, terdapat satu
hal penung yang harus diperhatikan dalam pelaporan keuangan, yait
u masalah
penggunaan basis akuntansi. Basis akuntansi yang diguna
kan dalam laporan
keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pen
dapatan, belanja, dan
pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis
akrual untuk pengakuan
aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca.
Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan
diakui
pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/ Daerah atau oleh
entitas
pelaporan, dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas
Umum
Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Entitas pelaporan tidak menggunakan
istilah
laba. Penentuan sisa pembiayaan anggaran (baik lebih atau kurang) untuk setiap
periode tergantung pada selisih realisasi penerimaan dan pengeluaran. Pendapatan
dan belanja bukan tunai seperti bantuan pihak luar asing dalam bentuk barang dan
jasa disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran.
Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara
kas
diterima atau dibayar. Entitas pelaporan yang menyajikan Laporan Kinerja Keuangan
menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan
sepenuhnya basis akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan,
Maupun dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Namun
,
.

demikian,
. -

Penyajian Laporan Realisasi Anggaran tetap berdasarkan basis kas.

Salah satu upaya konkret untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas


Pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban
Cuangan pemerintah yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan
Mengikur standar akuntansi pemerintah yang telah diterima secara umum.

a
Peran Keuangan Perangkat Daerah (PD) 2
125

&) CamScanner
Dalam undang-undang ini ditetapkan bahwa laporan pertan Sean
jawaha,
pelaksanaan APBN/APBD disampaikan berupa laporan keuanga n yang
tidak
tidaknya terdiri atas laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan cat .
atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi Pemeriny
Laporan keuangan pemerintah pusat yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriko
Keuangan harus disampaikan kepada DPR selambat-lambatnya 6 (enam) bulan
setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan, demikian pula lapor
keuangan pemerintah daerah yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Kevanga,
harus disampaikan kepada DPRD selambat-lambatnya 6 (enam) bulan etelah
s
berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.
Dalam rangka akuntabilitas pengelolaan keuangan negara menteri/
lembaga/ gubernur/ bupati/walikota selaku pengguna anggaran/penggunaPimpinan
barang
bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan
dalam undang-undan
tentang APBN/ Peraturan Daerah tentang APBD, dari segi manfaat/ha
sil ( outcome).
Sedangkan pimpinan unit organisasi kementerian negara/lembaga
bert anggun g
jawab atas pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan dalam
undang-undang tentang
APBN, demikian pula kepala satuan kerja perangkat daerah
bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan dalam peraturan daera
h tentang APBD), dari
segi barang dan/atau jasa yang disediakan (output). Sebaga
i konsekuensinya, dalam
undang-undang ini diatur sanksi yang berlaku bagi mente
ri/pimpinan lemb aga/
gubernur/ bupati/walikota, serta pimpinan unit organis
asi kementerian negara/
lembaga/satuan kerja perangkat daerah yang terbukti melak
ukan penyimpangan
kebijakan/kegiatan yang telah ditetapkan dalam undang-undang
tentang APBN/
peraturan daerah tentang APBD. Ketentuan sanksi tersebut dimaksudkan
sebagai
upaya preventif dan represif, serta berfungsi sebagai jaminan atas ditaatinya
undang-
undang tentang APBN/peraturan daerah tentang
APBD y ang bersangkutan.
Selain itu, perlu ditegaskan prinsip yang berl
aku universal bahwa barang
siapa yang diberi wewenang untuk menerim
a, menyimpan dan membayar atau
menyerahkan uang, surat berharga
secara pribadi atas semua kekuranga n atau barang milik negara bertanggung jawab
yang terjadi dalam pengurusannya. Kewajiban
untuk mengganti kerugian keuang an negara
oleh para pengelola keuangan nega ra
dimaksud merupak an unsur pengendalian
intern yang andal.

D. Komponen Laporan Keua


ngan PD
1. Laporan Realisasi Anggar
an (LRA)
.Laporan Realisasi Anggaran
(LRA) merupakan laporan pelaksanaan ang5 arah
yang menggambarkan perbandingan a 0... alam
ntara anggaran dengan realisasinya di
126 h
aerd
Akuntansi Keuangan! D

CamScanner
iode pelapor ormac! .
satu periode pelaporan. Informasi yang terdapat dalam LRA berguna bagi para
pengguna laporanak dalam ih mengev: aluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber
daya ekonom, a untabilitas dan ketaatan entitas terhadap
anggaran.
Laporan realisasi anggaran merupak an laporan yang membandingkan antara
anggaran pendapatan, belanja d an pembiayaan dengan realisasinya. Laporan
Laporan Realisasi Ang garan adalah laporan yang menyajikan perhitungan atas
pelaksanaan dari semua yang telah dianggarkan dalam tahun anggaran tertentu
yang meliputi kelompok pendapatan, belanja dan pembiayaan. Pada dasarnya,
laporan ini menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi
yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya dalam satu tahun anggaran.
Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi
pendapatan, belanja dan pembiayaan dari suatu pemerintah daerah yang masing-
masing diperbandingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para
pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber
daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan pemerintah daerah terhadap anggaran.
Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi
sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah
daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif.
Laporan Realisasi Anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna
laporan tentang indikasi apakah sumber daya ekonomi yang diperoleh.
Unsur atau elemen yang dicakup dalam Laporan Realisasi Anggaran terdiri
atas pendapatan, belanja, transfer, surplus/ defisit, pembiayaan, dan sisa lebih
pembiayaan anggaran. Laporan Realisasi Anggaran disajikan sedemikian rupa
sehingga menonjolkan berbagai unsur pendapatan, belanja, transfer, surplus/ defisit
dan pembiayaan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Laporan Realisasi
Anggaran menyandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/ defisit dan
pembiayaan dengan anggarannya. Laporan ini dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan
atas Laporan Keuangan yang memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan
anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan
yang material antara anggaran dengan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci
lebih lanjut angkaangka yang dianggap perlu untuk dijelaskan.
Berdasarkan LRA juga dapat dilihat tingkat penyerapan anggaran entitas yang
dapat menjadi salah satu indikator produktivitas atau kinerja entitas. LRA disusun
dan disajikan dengan menggunakan basis kas. Format dasar dari sebuah Laporan
Realisasi Anggaran adalah sebagai berikut.

CamScanner
-. Anggaran
Pendapatan - LRA Xxx

f1 1
Belanja (ps0 Xxx

Transfer (ro) (x07


Surplus/Defisit - LRA yok bong
Penerimaan Pembiayaan Xxx Xxx

Pengeluaran Pembiayaan (001


SiLPA/SIKPA Xx (ray
Xxx

Berikut adalah format LRA PD, LRA PPKD, serta LRA


Pemerintah Provi..
dan LRA Pemerintah Kabupaten/Kot a yang diberika
n oleh Perm endagri La)
Tahun 2013: No, bi
PEMERINTAH PROVINSUKABUPATEN/KO
TA
PD
LAPORAN REALISASI ANGGA RAN PEN
DAPATAN DAN BELANJA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAM PAI
DENGAN 31 DESEMBER
20x1 dan 20x9

(Dalam Rupiany
No. Uraian
Anggaran | Realisasi “Te
20x1 201 | (8) da
t. | pendapatan
2. Pendapatan Asli Daerah 5
3. Pendapatan Pajak Daerah

4. xux X0x xx ix
Pendapatan Retribusi Daerah
5.
Xxx xxx ox | xx
Lain-lain PAD yang Sah
Xxx Xxx xx Ka
6. Jumlah Pendapatan Asli Daerah
Xxx Xxx Xxx yna
7.
Jumlah Pendapatan
Xxx XXx
8. | Belanja xa | m

9. Belanja Operasi
10. Belanja Pegawai
1. xxx XXX va | xa
Belanja Barang
xxx xx Jaa
12,
Jumlah Belanja Operasi
13. Belanja Modal XXX XXX |
14, Belanja Tanah
15, xx xx oa Dow
Belanja Peralatan dan Mesin
19. xx xx Jaa | w
Belanja Gedung dan Bangunan
20 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan xXx xx va |.

21. Xxx xxx —|


Belanja Aset Tetap Lainnya
22, Belanja Aset Lainnya xx xxx |»

23. xx ox an —
Jumlah Belanja Operasi
24. xxx m jl
Jumlah Belanja
25. xx "m jal—
Surplus/Defisit
26. Pembiayaan xx Be ha
27, XXX ya
Penerimaan Pemblayaan
28. ” xxx ya “
Pencairan Dana Cadangan XXX w
29 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah xxx xXx wa wa
yang Dipisahkan
xx | 8

128 aa
Akuntansi Keuanga Ki

&) CamScanner
CamScanner
Pinjaman dalam Neg
eri - Pemerintah
3. Pusat
32. Pinjaman dalam Negeri - Pemerintah xx xxx XXX xXx
Daerah Lainnya
xx xx xxx XXX
33. Pinjaman dalam Negeri - Lembaga Keuangan
Bank
0x »x xxx XXX
3d. Pinjaman dalam Negeri.» Lembaga Keuangan Bukan Bank
35. Pinjaman dalam Negeri - Obligasi xxx xXx XXX xx
ox an ta »x
36. Pinjaman dalam Negeri - Lainnya
bar »x »x »x
37. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada
Perusahaan Negara
Xxx Xxx Xxx LX
38. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusah
aan Daerah
xx xxx XXX xxx
39. Penerimaan Kembali Pinjaman kepada
Pemerintah Daerah Lainnya
xxx Xxx Xxx XX
40. Penerimaan Kembali Piutang
ng Tg na xx
M. Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergutir
UE ir oa xx xxx
42. Jumlah Penerimaan Pembiayaan
xx xxx xxx xxx
43. Pengeluaran Pembiayaan
44. Pembentukan Dana Cadangan
xx xx xx »x
45. Penyertaan Moda Investasi Pemerintah Daerah
XXX xx Za Tg
46. Pembayaran Pokok Pinjaman dalam Negeri
- Pemerintah Pusat
XX KK KXX Tn
47. Pembayaran Pokok Pinjaman dalam Negeri - Pemerintah Daerah
Lainnya xxx xx? P0
48. xx
Pembayaran Pokok Pinjaman dalam Negeri - Lembaga Keuanga
n Ba xx xxx xxx xXx
49. Pembayaran Pokok Pinjaman dalam Negeri - Lembaga
Keuangan Bukan Bank XX xx XX XXX
s0. Pembayaran Pokok Pinjaman dalam Negeri - Obligasi
xat xx LX -.
51, Pembayaran Pokok Pinjaman dalam Negeri - Lainnya
0x xx xXx XXX
52. Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara
Xxx xx Xxx Xx
53. Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
xx XX XX Xx
54, Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya
xx xx xXx Xx
55. Jumlah Pengeluaran Pemblayaan
xxx xxx Xxx XX
56. Jumlah Pembiayaan
XXX xxx XXX Xxx
57, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran/(Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran) Xxx Xxx Xxx xxx

Laporan Realisasi Anggaran minimal harus mencakup pos-pos sebagai


berikut.
a. Pendapatan.
b. Belanja.
Transfer.
2o

Surplus/ defisit.
Penerimaan pembiayaan.
Sp

Pengeluaran pembiayaan.
Pembiayaan neto.
Selisih lebih pembiayaan anggaran (SILPA).
- Laporan Operasional (LO)
Laporan operasional menyajikan informasi keuangan terkait dengan kegiatan
Operasional entitas. Pengguna laporan keuangan dapat menggunakan Laporan
Operasional untuk memperoleh informasi berikut.

CamScanner
Mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh Entitas un
pelayanan. Muk Mena
b. Mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna d alam
In

Meng
kinerja entitas dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kehematan
penggunaan sumber daya ckonomi. PerolehSah lg
Berguna dalam memprediksi pendapatan-LO yang ak
. . : , an diterin
mendanai kegiatan entitas dalam periode mendatang deng an c 1 |
laporan secara komparautl. ATA Meny |
|
1

d. Mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan Peningkat


an ah
(bila
la
surplus
« - va
operasional).
on
kuta,

Format dasar dari sebuah Laporan Operasional adalah sebagai berikut

Tahun n Tahun 27
Kegiatan Operasional (———

Pendapatan XXX XXX


Beban (xxx) (bon)
Surplus/defisit dari operasi XXX Xx
Kegiatan Non-Operasional
Surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional XXX xxx
Surplus/detfisit sebelum pos luar biasa XXX XXX
Pos Luar Biasa XXX XXX
Surplus/Defisit-LO XXX XXX

Berikut adalah format LO PD, LO PPKD, serta LO Pemerintah Provinsi, dan LO


Pemerintah Kabupaten/Kota yang diberikan oleh Permendagri No. 64 Tahun 2013.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20x1 dan 20x0
(Dalam Rupiah)

20x1 | 20x0 Keaaad


al ng() |
No. Uraian
——-

Kegiatan Operasional
1 | Pendapatan
&“
2 Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Pajak Daerah Xxx Xxx xxx Ng


3.

4 Pendapatan Retribusi Daerah xx XXX a ”


Xxx xxx xx ad
5 Lain-lain PAD yang Sah
6 Jumlah Pendapatan Asli Daerah xxx xx |
7. | Beban
Beban Operasi —
8,
Beban Pegawal xx xxx px ya
9.
10. Beban Barang Jasa xXx XXX Kg

Lah

&) CamScanner
.. .x
Beban Bunga
1. Xxx pat
12 Boban Subsisdl xXx
XXX XXX XXX
13 Beban Hibah
wat xxx xXx
XXX
14 | Deban Bantuan Sosial xxx
XXX XXX XX
15 Beban Penyusutan
XXX XXX Xxx XXX
16. i
Beban Lain-Lain
Xxx XXX XXX
XXX
7. Jumlah Beban Operasi
Xxx Xxx xxx XXX

18. Jumlah Beban xxx


Xxx xxx xxx

19. Surplus/Defisit - LO XXX XXX XXX Xxx

3. Neraca (Balance Sheet)


Dalam proses penyusunan neraca akhir tahun perlu dibuat neraca awal terlebih
dahulu. Neraca merupakan laporan yang menyajikan posisi keuangan pemerintah
pada tanggal tertentu. Yang dimaksud dengan posisi keuangan adalah posisi
tentang asct, kewajiban dan ekuitas. Aset mencakup seluruh sumber daya yang
memberikan manfaat ekonomi dan/atau sosial yang dimiliki dan/atau dikuasai
oleh Pemerintah Daerah. Kewajiban merupakan utang yang harus diselesaikan oleh
Pemerintah Daerah di masa yang akan datang. Ekuitas mencerminkan kekayaan
bersih Pemerintah Daerah, yaitu selisih antara aset dan kewajiban. Aset, kewajiban,
dan ekuitas yang disajikan di neraca Pemerintah Daerah berasal dari perolehan
sejak Pemerintah Daerah tersebut berdiri. Pencatatan aset dan kewajiban selama ini
dilakukan melalui sistem pencatatan tunggal yang tidak dapat menghasilkan neraca
secara langsung. Di samping itu, pencatatan aset pada umumnya juga dilakukan
dalam berbagai subsistem yang terpecah-pecah dan tidak terintegrasi. Dengan
demikian, informasi yang dihasilkan kurang dapat diyakini keandalannya. Oleh
karena itu, untuk keperluan penyusunan neraca pertama kali, Pemerintah Daerah
ap
perlu menyiapkan suatu pendekatan tertentu dan melakukan inventarisasi terhad
aset dan kewajibannya.
s dalam neraca awal
Keandalan informasi tentang aset, kewajiban dan ekuita
tah daerah, karena
sangat penting dalam membangun sistem a kuntansi pemerin
lini akan menjadi saldo awal, yang
jumlah-jumlah yang disajikan dalam neraca awa
berikutnya.
akan terus terbawa dalam sistem akuntansi pada p eriode
n keuangan yang menggambarkan
Neraca adalah salah satu komponen lapora
tentu, Yang dimaksud
posisi keuangan suatu entitas pelaporan pada tanggal ter
s daba.
posisi aset, kewajiban dan ekuita
dengan posisi keuangan adalah
“Aset adalah sumber daya yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan/atau
pemerintah dan dapat diukur dalam
Sosial yang dikuasai dan /atau dimiliki oleh jasa
an yang diperlukan untuk penyediaan
Satuan uang Sumber daya nonkcuang
yang dipelihara karena alasan
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya
« €C

1313
Laporan Keuangan Perangkat | Daerah (PD)

&) CamScanner
sejarah dan budaya juga termasuk dalam pengerti
an aset, Contoh aset
lain kas, piutang, persediaan dan bangunan. Wara
" Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa Masa lah
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi peme Yang
Kewajiban mencakup utang yang berasal dari pinjaman, utan
g biaya dag
lainnya yang masih harus dibayar. Contoh kewajiban, antar
a lain utangko lang
pemerintah pusat, utang kepada entitas pemerintah lain dan utang p eri
pihak ketiga. ngan
" Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih
pemerintah yang Merupakan Selisih
antara aset dan kewajiban pemerintah. Contoh ekuitas dana antara lain 5
Lebih Pembiayaan Anggaran dan ekuitas
dana yang diinvestasikan, N "
mencerminkan persamaan akuntansi : yang umum diken | Craca
al, yaitu:

Aset - Kewajiban 4 Ekuitas

Ekuitas pemerintah disebut ekuitas dana. Ekuitas


dana pemerintah berbeda dengan
ekuitas sektor komersial. Ekuitas di sektor komersial
mencerminkan sumber dari sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan ekuit
as dana pemerintah merupakan
selisih aset dengan kewajiban, sehingga persamaan akun
tansinya menjadi:

Aset — Kewajiban - Ekuitas Dana

Akun-akun neraca dikembangkan secara berpasangan.


Akun-akun aset dan
kewajiban berpasangan dengan akun-akun yang ada dalam ekuitas dana.
Contoh:
kas berpasangan dengan SiLPA, Persediaan berpasangan dengan Cadan
gan
Persediaan, Piutang berpasangan dengan Cadangan Piutang, Investasi
Jangka
Panjang berpasangan dengan diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjan
g, Aset
Tetap berpasangan dengan diinvestasikan dalam Aset Tetap, Utang Jangka Pendek
berpasangan dengan Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran
Utang Jangka
Pendek.
Contoh penggunaan persaamaan akuntansi adalah sebagai berikut. Dar
persamaan di atas dapat dilihat bahwa jumlah asset selalu sama dengan kewajiban
ditambah ekuitas dana. Neraca terdiri atas aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Aset diklasifikasikan menjadi lancar dan nonlancar. Aset lancar terdiri atas
atau aset lainnya yang dapat diuangkan atau dapat dipakai habis dalam wak
12 bulan mendatang. Aset nonlancar terdiri
atas investasi jangka panjans, dan
tetap, dan aset lainnya.Kewajiban diklasifikasikan menjadi
jangka pendek
jangka panjang. Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang akan ja ai
. n
gerah
132
Akuntansi Keuanga" »

CamScanner
tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan, sedangkan kewajiban
jangka panjang akan Jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan. Sedangkan
ekuitas dana diklasifikasikan menjadi ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi,
dan ekuitas dana cadangan.
,
Contoh Neraca sederhana adalah sebagai berikut.Sebuah neraca menggambarkan
posisi keuangan Suatu Enutas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada
tanggal tertentu. Neraca dapat ditampilkan dalam format Taccount atau I-coloum
sebagai berikut.
Format Neraca T-account:

Aset Xxx Kewajiban xx

Ekuitas XXX

Jumlah Aset Xxx Jumlah Kewajiban dan Ekuitas xx

Format Neraca I-coloum:

Tahun n Tahun n —1

Aset
Aset Lancar xxx xx
Aset nonLancar XXX Xxx
Jumlah Aset Xxx
Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek Xxx
Kewajiban Jangka Panjang XXX Xxx
Jumlah Kewajiban Xxx

EKuitas
— XX Xxx
— XXX Xxx
Jumlah Ekuitas XXX Xxx

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas XXX Xxx

Berikut adalah format Neraca PD, Neraca PPKD, serta Neraca Pemerintah
Provinsi/ Kabupaten/Kota yang diberikan oleh Permendagri No. 64 Tahun 2013.

&) CamScanner
TEN /KOTA
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPA
PD
NERACA
XO
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20

esa

(“tt
Uraian
———
2|

Aset
.

Aset Lancar
r

Kas di Bendahara Pengeluaran


(

n
Kas di Bendahara Penerimaa
Xxx Ny |

Xx Tn |
:

Piutang Retribusi Daerah


Xxx Dn
Piutang Retribusi Daerah
XXX xa |
Penyisihan Piutang
Xxx xi |
Belanja di Bayar di muka
Xxx xx
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
XXX xx
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Kerugian

Piutang Lainnya 20 Xxx


XXX Lx
Persediaan
XXX KN
BN

Jumlah Aset Lancar


SB OSASBAR

Aset Lancar
XXX xx
Tanah
Xx 2x
Peralatan dan Mesin
X0 xx
Gedung dan Bangunan
XX pot
Jalan, Irigasi dan Janngan
XX Xx |
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi dalam Pengerjaan
XXX xx |

Akumulasi Penyusutan KK xx |

Xxx xxx o |
ONA

Jumlah Aset Tetap


Aset Lainnya |
XXX XXX
Tagihan Penjualan Angsuran
NN

XXX
Tuntutan Ganti Kerugian KAK
BOR
NN

yA
Kemitraan Dengan Pihak Kevga YIA
»

KIA KAA
Aset Tak Berwujud
NN

Aset Lain-Lain XXX XX


ea
xxx xxx
Jumlah Aset Lancar
8GP BRESER

——
xxx xxi
Jumlah Aset

Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
KR 3
BER

Pendapatan Diterima Dimuka


Utang Belanja

23
134 D
Akuntansi Kevangan

CamScanner
s6. Utang Jangka Pendek Lainnya
yi Jumlah Kewajiban Jangka Pendek XXX XXX
“8 Xxx XXX
Jumlah Kewajiban
XXX XXX
39. | EKUITAS
40. EKUITAS
a. EKUITAS
12. RK RKPPKD
XXX KXX
XXX XXX
48. Jumlah EKUITAS
“lo Xxx XXX
Jumlah Kewajiban dan EKUITAS
XXX xKK

Neraca awal adalah neraca yang disusun pertama kali oleh pemerint
ah
daerah. Neraca awal menunjukkan Jumlah-jumlah aset, kewajiban dan ekuitas
dana pada tanggal neraca awal. Sistem pencatatan yang digunakan selama ini
tidak memungkinkan suatu entitas menghasilkan neraca, oleh karena itu perlu
dilakukan pendekatan untuk menentukan jumlah-jumlah yang akan disajikan dala
m
neraca. Pendekatan yang dapat digunakan adalah inventarisasi atas pos-pos neraca.
Inventarisasi tersebut dapat dilakukan dengan cara inventarisasi fisik, catatan, laporan
atau dokumen sumber lainnya.
Kebijakan akuntansi perlu disiapkan untuk penyusunan neraca awal. Kebijakan
akuntansi ini mencerminkan ketentuan-ketentuan yang digunakan dalam
penyusunan neraca awal seperti pengertian, pengukuran dan hal penting lainnya
yang perlu diungkapkan dalam neraca. Apabila neraca awal yang disusun pertama
kali ini belum dapat memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam PSAP maka
terhadap pos-pos neraca tersebut dapat dilakukan koreksi sebagaimana mestinya
di kemudian hari.
Penyusunan dan penyajian laporan keuangan harus
sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan sebagaimana diamanatkan dalam pasal 32
Undang No. 17 ayat (1) Undang-
Tahun 2003. Amanat undang-undang seperti disebutkan di atas
tidak segera diikuti dengan terbitnya peraturan pemerintah
tentang standar akuntansi
pemerintahan. Ketiadaan standar akuntansi pemerint
ahan menimbulkan berbagai
permasalahan dalam penyusunan neraca. Dalam menyikapi hal ini, pemerintah
daerah pada umumnya berusaha menggunakan suatu ketentuan atau acuan terte
dalam menyusun neraca awal. Sebagai hasilnya, nera
ntu
ca pemerintah daerah beraneka
ragam, yang penyajiannya belum sesuai dengan ketentuan yang diatur dala
m standar
Yuntansi pemerintahan.
Berbagai ketentuan atau pedoman yang menjadi acuan dalam penyusunan
neraca pemerintah daerah, antara lain Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Yang berlaku untuk komersial, Draf Publikasian Standar Akuntansi Pemerintahan,

CamScanner
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedomar Pen
Pertanggungjawaban dan Pengawasan 22 Keuangan Dacrah Serta Tapa
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata ara
Keuangan Dacrah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan p Saha
Daerah yang terakhir kali diganti dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 209
International Public Sector Accounting Standard (IPSAS). » dan
Selain acuan yang sangat beragam sebagaimana diuraikan di atas, penyu
neraca awal ini juga banyak dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak mem “nan
kompetensi yang memadai di bidang akuntansi. Banyak Pemerintah ana
menggunakan jasa konsultan atau bekerja sama dengan pihak lain, namun diana
para konsultan atau pihak yang membantu pemerintah daerah belum memah. ra
akuntansi pemerintahan dengan baik. Pemahaman dan interpretasi terhagan
ketentuan yang digunakan sebagai acuan berbeda-beda antara
pihak Yang sar,
dengan yang lainnya.
Dengan demikian, dari satu acuan atau pedoman dapat dihasilkan
neraca yang
berbeda-beda. Berhubung dengan kondisi pencatatan aset dan kewaji
b an yan pada
umumnya kurang andal, baik dari aspek kelengkapan, g
keberadaan dan penilaian.
maka untuk penyusunan neraca awal, pemerintah daerah perlu
menyusun langkah-
langkah yang terstruktur, bertahap, jelas, mudah dipahami dan dapat
dilaksanakan.
Langkah-langkah tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Menentukan ruang lingkup pekerjaan.
b. Menyiapkan formulir-formulir berikut petunjuk pengisiannya.
c. Memberikan penjelasan kepada tim yang akan melakukan
penyusunan neraca
awal.
d. Melaksanakan kegiatan pengumpulan data dan inventaris
asi aset dan
kewajiban.
e. Melakukan pengolahan data dan klasifikasi aset dan kewajiban sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan.
f. Melakukan penilaian aset dan kewajiban.
g Menyajikan akun-akun aset, kewajiban dan ekuitas berikut
jumlahnya dalam
format neraca.

Langkah-langkah yang dimaksud di atas dapa


t disusun dengan mengacu pada
Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan
ini. Buletin teknis yang dikeluarkan
KSAP meliputi pengidentifikasian akun-akun neraca, cakupan, pengumpulan data dan
dokumen sumber, pencatatan, penilaian, penyajian, dan pengungkapan akun-aku
n
neraca. Dengan demikian diharapkan Pemerintah Daerah yang belum mempunya!

"Taca awal dapat menggunakan buletin teknis ini sebagai panduan utama
136 Akuntansi Keuangan D3 arah

CamScanner
4, Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan informasi kenaikan atau
enurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Berikut adalah format Laporan Perubahan Ekuitas yang diberikan oleh Permendagri
No. 64 Tahun 2013.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
PD...
LAPORAN PERUBAHAN EKUITA
S
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN
31 DESEMBER 20x1 DAN 20x0
Dalam Rupiah)
No. | Uraian 20x1 20x0
t. | Ekuitas Awal xxx Xxx
2. | Surplus/Defisit - LO
Xxx XXX
3. | Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan
Mendasar:
4. Koreksi Nilai Persediaan
Xxx XXX
5. Selisih Revaluasi Aset Tetap
XXX XXX
6. Lain-Lain
XXX XXX
7. | Ekuitas Akhir
Xxx XXX

5. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)


Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL,
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus
Kas. Catatan atas Laporan Keuangan setidaknya mengungkapkan hal-ha
l sebagai
berikut.
a. Informasi umum tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi.
b. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro.
Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala
dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.
- Informasi tentang dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-
kejadian penting lainnya.
incian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka
laporan keuangan.
Informasi yang diharuskan oleh pernyataan standar
akuntansi pemerintahan
yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
8 Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian
yang wajar, yang tidak
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

CamScanner
Berikut ini merupakan contoh format Catatan atas Lapor an Keua
0.
Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota. "gan pp

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN /KOTA


PD PENDAPATAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BabI Pendahuluan
ll Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan PD
12 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan PD
1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan PD
Bab II Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan PD
2.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan PD
2.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapai an target yangt |
ditetapkan 5 eah
Bab III Penjelesan pos-pos laporan keuangan PD
3.1 Rincian dari penjelasan masing-masing pos-pos pelap
oran keuangan
Pemda
3.1.1 Pendapatan
3.1.2 Beban
3.1.3 Belanja
3.1.4 Ase
3.1.5 Kewajiban
3.1.6 Ekuitas Dana
3.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan
belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas
akuntansi/entitas pelaporan yang rnenggunakan basis akrual pada
Pemda
Bab IV Penjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan Pemda
Bab V Penutup

E. Rangkuman
Sejalan dengan tuntutan yang semakin besar terhadap akuntabilitas publik,
maka manajemen pemerintahan daerah (sektor publik) harus memberikan informe”
kepada publik mengenai pengelolaan keuangan daerah, yang diwujudkan ya
bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan (sebagai laporan pertanggungjawa

era
138 Akuntansi Keuangan 09

CamScanner
atas pengelolaan keuangan daerah) meliputi: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Dalam rangka memperkuat akuntabilitas pengelolaan anggaran dan
perbendaharaan, setiap pejabat yang menyajikan laporan keuangan diharuskan
memberi pcr nyataan tanggung jawab atas laporan keuangan yang bersangkutan.
Sebelum disampaikan kepada DPRD, laporan keuangan harus diaudit oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Setelah disesuaikan berdasarkan temuan audit dan/
atau koreksi lain yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan
dilampiri informasi mengenai kinerja instansi pemerintah, kemudian diusulkan oleh
pemerintah daerah untuk dibahas dengan dan disetujui oleh DPRD. Selain legislatif,
pengguna laporan keuangan pemerintah daerah adalah masyarakat, lembaga
pengawas, lembaga pemeriksa, pihak yang memberi atau berperan dalam proses
donasi, investasi, dan pinjaman.
Asumsi dasar, karakteristik kualitatif, dan prinsip-prinsip dalam pelaporan
keuangan di lingkungan pemerintah adalah sebagai berikut.
« Asumsi dasar: kemandirian entitas, kesinambungan entitas, dan keterukuran
dalam satuan uang.
se Karakteristik kualitatif: relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.
' Prinsip-prinsip: nilai historis, realisasi, substansi mengungguli bentuk formal,
periodisitas, konsistensi, pengungkapan lengkap, dan penyajian wajar.

&) CamScanner
Soal Evaluasi
Sebutkan pengertian Laporan Keuangan PD!
Sebutkanlah dari manfaat Laporan Keuangan!
» Sebutkanlah prinsip penyusunan Laporan Keuangan!
» Sebutkanlah komponen Laporan Keuangan PD!
» Susunlah Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
» Susunlah Laporan Operasional (LO)!
a Susunlah Neraca (Balance Sheet).
» Susunlah Laporan Perubahan Ekuitas (LPE).
» Susunlah Gatatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
» Sebutkanlah dari kriteria pemberian laporan keuangan.

Contoh Kasus
Pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah (Pemda) oleh BPK1.
menghasilkan sebuah opini. Ada empat jenis opini yang diberikan oleh BPK terhadap
LKPD, yakni wajar tanpa pengecualian (WTP), wajar dengan pengecualian Wp,
tidak wajar, dan disclaimer.
Semua Pemda menginginkan opini WTP dan untuk memperoleh opini tersebut
mereka melakukan berbagai cara, baik dengan memperbaiki kualitas SDM dan
meningkatkan fasilitas pendukung untuk akuntansi dan pelaporan keuangannya
ataupun melalui kerja sama dengan konsultan yang berasal dari Pemerintah (seperi
BPKP) dan swasta. Beberapa daerah berhasil mencapai target: memperoleh opini
WTP ini.
Hal yang paling menarik adalah adanya paradoks atau keanehan yang cukup
unik dan mengusik rasa ingin tahu. Menemukan fenomena ini setelah berdiskusi
dengan banyak rekan-rekan pelaksana atau pegawai pemerintah daerah, baik yang
berdinas di PD maupun PKD/BUD. Beberapa di antara “keanehan” tersebut adalah
ai berikut.
. PD belum melaksanakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan secara
mandiri. PD hanya menyerahkan SPJ dan dokumen-dokumen bukti ke pKD/
BUD. Dengan demikian, PKD tidak melakukan konsolidasi (karena meran
tidak menerima laporan keuangan PD yang sudah “jadi”), tetapi justru langsuns
menyusun LKPD.
2. Laporan keuangan PD sebagai bentuk pertanggungjawaban pel:aksanaan ' APBD
se bata
disusunkan
i oleh Tim Konsultan, pegawai PD hanya diminta membantu
: .

an
Daerah
si Keuang
Akuntan

CamScanner
. « , D

menginput data dari SP2D dan dokumen-dokumen pendukung SPJ (STS, kuitansi,
“7. : 4

faktur, atau buku transaksi lainnya). Tidak ada proses transfer of knotwledge dari Tim
Konsultan yang ada ke pegawai Pemda di PD schingga menyebabkan terjadinya
“ketergantungan ' kepada Tim Konsultan.
“1, an r DM

3 Auditor BPK banyak yang tidak paham apa sesungguhnya yang harus dilakukan
ketika menemukan “masalah” dalam pengelolaan keuangan daerah. Hal ini
disebabkan rendahnya pengetahuan mereka dan pembekalan yang belum
cukup kepada auditor BPK sendiri, serta pengalaman yang belum banyak untuk
memahami fenomena di pemerintahan daerah. Oleh karena auditor sering
menggunakan kaca mata kuda hitam-putih
4. Pegawai PD dan PKD masih bisa memberikan “oleh-oleh” dengan berbagai
bentuk kepada oknum auditor. Meskipun proses audit sudah selesai, seorang
auditor BPK tidak boleh menerima pemberian dalam bentuk apapun dari
auditee karena pemberian tersebut berkaitan dengan posisinya sebagai pemeriksa.
Seandainya si auditor bukan pemeriksa di daerah atau PD tersebut, apakah dia
juga akan memperoleh pemberian yang sama? Inilah gratifikasi!

Hasil Analisis:

Berdasarkan hal di atas kelihatan bahwa opini yang diberikan oleh BPK terhadap
LKPD belum sepenuhnya far. Perlu dilakukan pembenahan yang menyeluruh, baik
di Pemda maupun di BPK-RI sendiri. Sementara kepada konsultan yang membantu
Pemda, terutama yang berasal dari lembaga Pemerintah seperti BPKP, lebih legowo
dan berjiwa besar melakukan transfer of knowledge kepada Pemda dan PD.

&) CamScanner

Anda mungkin juga menyukai