Anda di halaman 1dari 22

Akuntansi

Laporan Keuangan
dan
Pengukuran Kinerja

Sektor Publik
Nama Kelompok :

01 Aulya Rhamadani 02 Efran Laia

03 Meilani Tri Wahyuni 04 Marthon dami sanjaya


Perbandingan Laporan Keuangan
Keterangan Laporan Keuangan Sektor Publik Laporan Keuangan Sektor Bisnis LAporan Keuangan Sektor Sosial
 Laporan Posisi Keunagna (Neraca)  Laporan Posisi Keungan (Neraca)  Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
 Laporan Realisasi Anggaran  Laporan Laba Rugi  Laporan Sumber dan Pengguna Dana
 Laporan Operasional  Laporan Perubahan Ekuitas  Laporan Perubahan Ekuitas
 Laporan Perubahan Saldo Anggaran  Laporan Arus Kas  Laporan Arus Kas
Lebih  Catatan atas Laporan Keuangan  Catatan atas Laporan Keuangan
 Laporan Perubahan Ekuitas
Bentuk Laporan  Laporan Arus Kas
Keuangan  Catatan atas Laporan Keuangan

 Aset  Aset  Aset


 Kewajiban  Kewajiban  Kewajiban
 Ekuitas  Ekuitas  Ekuitas
 Pendapatan  Pendapatan  Pendapatan
Elemen (Kandungan  Belanja  Biaya  Biaya
Informasi) Laporan  Transfer  Gains  Surplus/Defisit
Keuangan  Surplus/Defisit  Losses  Saldo Dana
 Penerima Pembiayaan  Laba
 Pengeluaran Pembiayaan
 Pembiayaan Neto
 SiLPA/SiKPA
Standar Akuntansi PSAP, IPSAS PSAK, IFRS PSAK khusus nonprofit
Badan Penyususnan Komite Standar Akuntansi Penerintah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
Standar Akuntansi

Stakeholder Utama Masyarakat, DPR/DPRD, Investor, Donor, Pemegang saham (investor) dan kreditor Masyarakat, Donor, Kreditor
Kreditor
Sistem Akuntansi  Banyak Pilihan (akuntansi kas, akrual,  Menggunakan Akuntansi akrual  Banyak pilihan (akuntansi ka, akrual,
anggaran, komitmen, dan dana)  Double entry anggaran, komitmen, dan dana)
 Bisa Single entry maupun double entry  Bisa Single entry maupun double entry
LAPORAN KEUANGAN PE MERINTAH PUSAT (LKPP)

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (disingkat LKPP) adalah laporan


pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan & belanja Negara yang
terdiri dari Laporan realisasi anggaran, Neraca, Laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar Akuntansi Pemerintah, LKPP
Merupakan konsolidasi laporan keuangan Kementerian Negara-Lembaga yang disusun
dengan berdasarkan praktik terbaik internasional (best price) dalam pengelolaan
keuangan Negara. LKPP diterbitkan setiap tahun dan pertama kali diterbitkan pada
tahun 2004. sejak Indonesia merdeka sebagai bentuk pertanggung jawaban keuangan
pemerintah. LKPP disusun oleh direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Kementerian Keuangan Indonesia.
Komponen Laporan Keuangan Pemerintah
Berbasis Akrual Terdiri Dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran


2. Laporan Perubahan Saldo anggaran Lebih
3. Laporan Oprasional
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Neraca
6. Laporan Arus Kas
7. Catatan atas Laporan
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD)

Laporan keuangan pemerintah daerah adalah gambaran mengenai


kondisi dan kinerja keuangan entitas tersebut. Salah satu pengguna
laporan keuangan pemerintah daerah adalah pemerintah pusat.
Pemerintah pusat berkepentingan dengan laporan keuangan
pemerintah daerah karena pemerintah pusat telah menyerahkan
sumber daya keuangan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan
otonomi daerah.
Laporan Keuangan Daerah Komponen Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD)
• Neraca pemerintah
• Laporan Realisasi APBD (LRA)
• daerah Laporan realisasi • Neraca
• anggaran Laporan • Laporan Arus Kas (LAK)
• operasional Laporan • Catatan Atas Laporan Keuangan (komite
standar akuntasi pemerintah pusat dan
perubahan saldo daerah).
• anggaran lebih Selain empat bentuk unsur laporan
• Laporan arus kas keuangan yang dikemukakan di atas,
masing-masing daerah di haruskan
Catatan atas laporan keuangan menyampaikan informasi yang berkaitan
dengan keuangan daerah, yaitu laporan
keuangan badan usaha milik daerah dan
data yang berkaitan dengan kebutuhan dan
potensi ekonomi daerah.
Laporan Keuangan Untuk pengukuran kinerja

Salah satu tujuan dan manfaat laporan keuangan adalah untuk


memberikan informasi keuangan sebagai pertimbangan
pembuatan keputusan serta untuk pengukuran dan evaluasi
kinerja. Pengukuran dan evaluasi kinerja keuangan dapat
dilakukan dengan memanfaatkan data dan informasi dalam
laporan keuangan yang dipublikasikan
Metode atau teknik analisis laporan keuangan
1. Analisis selisih
Dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja keuangan
khususnya kinerja pelaksanaan anggaran yaitu dengan mengukur tingkat selisih
baik menguntungkan ataupun yang tidak menguntungkan antara realisasi dengan
anggaran. Analisis selisih dapat mengetahui tingkat efektivitas dalam pencapaian
target pendapatan dan tingkat efisiensi belanja, juga mengetahui informasi awal
tentang ada tidaknya unsur penyimpanan anggaran, pemborosan keuangan negara,
efisiensi, serta ketidakefektifan pemerintahan.
2. Analisis pertumbuhan
Analisis pertumbuhan dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan serta
kecenderungan baik berupa kenaikan atau penurunan kinerja selama kurun waktu tertentu.
Analisis pertumbuhan di aplikasikan misalnya untuk menilai pertumbuhan aset, utang,
ekuitas, pendapatan, belanja/ surplus atau deficit, SiLPA dan sebagainya.
Adapun menghitung pertumbuhan adalah sebagai berikut:

Pertumbuhan Xt = Xt – Xt-1 x 100%


Xt-1

Keterangan:
Xt = Data variabel X pada tahun t
Xt-1 = Data variable X pada tahun t-1
3. Analisis rasio keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan perbandingan antara dua angka yang datanya diambil dari elemen laporan
keuangan. Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja keuangan dari
tahun ke tahun dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lainnya yang sejenis.
Terdapat berbagai macam analisis rasio keuangan antara lain:
A. Rasio likuiditas
Menunjukkan kemampuan organisasi memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aset lancarnya. Rasio
likuiditas dapat digunakan baik pada organisasi sektor bisnis sektor publik maupun sektor nonprofit. Terdapat
beberapa jenis rasio likuiditas yaitu:
. a. Rasio lancar
Rasio lancar menunjukkan kemampuan organisasi dalam membayar utang yang segera harus dibayar dengan
aktiva lancarnya. Caranya dengan membandingkan antara aktiva lancar dengan utang lancar yang datangnya
diperoleh dari neraca. Dirumuskan sebagai berikut:
Rasio ancar = Aset Lancar
Utang Lancar
Nilai Rasio Lancar:

Kurang Lancar : Rasio Lancar<1


Cukup Lancar : Rasio Lancar=1
Lancar : Rasio Lancar>1
b. Rasio kas
Rasiokas menunjukkan kemampuan organisasi dalam membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang
tersedia dan efek yang dapat segera diuangkan. Dengan cara membandingkan antara kas yang tersedia ditambah
efek yang dapat segera diuangkan dibagi dengan utang lancar. Rasio kas dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Kas = Kas + Efek


Utang Lancar
Nilai Rasio Kas:
Kurang Lancar : Rasio Kas<1
Cukup Lancae : Rasio Kas=1
Lancar : Rasio Kas>1
c. Rasio cepat
Rahasia cepat menunjukkan kemampuan organisasi dalam membayar utang yang segera harus dapat dipenuhi dengan aktiva
lancar yang likuid. Rasio cepat dikenal juga dengan tes asam membandingkan antara aktiva lancar setelah dikurangi
persediaan dengan utang lancar. Rasio cepat mengindikasikan apakah organisasi dapat membayar utangnya dengan
cepat. Semakin tinggi nilai rasio cepat maka semakin tinggi tingkat likuiditas keuangan. Rasio cepat dirumuskan sebagai
berikut:

Rasio Cepat = Aktiva Lancar – Persediaan


Utang Lancar
Nilai Rasio Cepat:
Kurang lancer : : Rasio Cepat<1
Cukup Lancar : Rasio Cepat=1
Lancar : Rasio Cepat>1

d.Rasio modal kerja terhadap total aset


Rasio modal kerja mengukur kecukupan modal kerja yang dimiliki organisasi untuk menjalankan operasi organisasi tanpa
terganggu oleh Utang yang harus segera dapat dipenuhi dengan aktiva. Rasio modal kerja adalah rasio keuangan untuk
mengukur likuiditas dari total aktiva dengan posisi modal kerja netto. Rasio modal kerja terhadap aset total dirumuskan
sebagai berikut:

Rasio Modal Kerja = Aktiva Lancar – Utang Lancar


Total aktiva
B. Rasio solvabilitas
Rasio salvabilitas mengukur kemampuan organisasi dalam membayar seluruh kewajiban finansialnya apabila
sekiranya organisasi pada saat itu di likuidasi. Rasio solvabilitas dapat digunakan untuk melihat kemampuan
organisasi dalam memenuhi seluruh kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
Rahasia solvabilitas dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Solvabitas = Total aktiva


Total Utang
Nilai Rasio Solvabilitas:
Kurang : Rasio Solvabilitas<1
Cukup : Rasio Solvabilitas=1
Baik : Rasio Solvabititas>1
C. Rasio Utang
Rasio utang digunakan oleh kreditor untuk mengukur kemampuan pemerintah dalam membayar
utangnya. Terdapat beberapa jenis rasio utang.
a. Rasio utang terhadap ekuitas
Sumpah glowing sekali rasio yang digunakan untuk mengetahui bagian dari setiap rupiah ekuitas
dana yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Utang Terhadap Ekuitas = Total Utang


Jumlah Ekuitas
b.Rasio utang terhadap aset modal
Mengukur bagian dari setiap rupiah aset tetap yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang.
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari aset modal yang dapat digunakan
untuk menjamin utang. Aset modal dalam hal ini adalah aset tetap. Rasio ini dirumuskan
sebagai berikut:

Rasio Utang Terhadap Aset Modal = Total Utang


Total Aset Modal
c.Rasio bunga utang terhadap pendapatan
Rasio ini digunakan untuk mengetahui besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga
utang jangka panjang. Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan laba sebelum bunga dan
pajak dengan bunga utang jangka panjang. Rahasia ini lebih banyak digunakan pada organisasi
bisnis dan kurang relevan untuk organisasi pemerintah karena tidak adanya konsep laba dalam
laporan keuangan pemerintah.
Rasio bunga utang dirumuskan sebagai berikut:

Times Intern Earned Ratio = Laba Sebelum Bungan dan Pajak


Bunga Utang Jangka Panjang

d. Rasio utang terhadap pendapatan


Rasio utang terhadap pendapatan mengukur besarnya jaminan pendapatan untuk membayar total
uang rasio ini dihitung dengan cara membandingkan total utang dengan pendapatan. Rasio
utang terhadap pendapatan dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Utang Terhadap Pendapatan = Total Utang


Pendapatan
e. Debt Service Coverage Ratio (DSCR)
DSCR merupakan salah satu jenis rasuo utang yang mengukur kemampuan pemerintah (khusus pemerintah
daerah) dalam memenuhi utang beserta bunganya dengan kemampuan keuangan yang dimilikinay. DSCR
dirumuskan sebagi berikut:

DSCR = {PAD + (DBH – DBHDR) + DAU} – Belanja Wajib


Angsuran Pokok Pinjaman + Bunga + Biaya Lain

Keterangan :
PAD (Pendapatan Asli Daerah)
DAU (Dana Alokasi Umum)
DBH (Dana Bagi Hasil) merupakan bagian dari PBB, BPHTB, dan bagi hasil SDA
DBHDR (Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi)
Belanja Wajib merupakan Belanja Pegawai dan Belanja Anggota DPRD
Biaya Lain antara lain (Biaya Administrasi, Biaya Privisi, Biaya Komitmen, Asuransi, dan Denda)
DSCR minimal adalah 2,5. Pemerintah daerah yang memiliki nilai DSCR kurang dari 2,5 menunjukan bahwa
pemerintah tersebut tidak layak mengadakan utang karena akan kesulitan mengembalikan pinjaman
D.Rasio Aktivitas
Dalam organisasi bisnis rasio aktivitas antara lain:
a.Rata-rata umur piutang
Yang menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah
piutang menjadi. Semakin lama rata-rata piutang berarti semakin besar dana yang tertanam
dalam piutang. Yang dirumuskan sebagai berikut:

Rata-rata Utang Piutang = Piutang Dagang x 365 hari


Penjualan

b.Perputaran persediaan
Yang menunjukkan beberapa kali persediaa berapa kali persediaan berputar dalam satu tahun.
Semakin tinggi perputaran persediaan menandakan efektivitas manajemen persediaan.
Sebaliknya semakin rendah perputaran persediaan menandakan adanya Mismanajemen
persediaan. Dirumuskan sebagai berikut:

Perpusatakaan Persediaan = Harga Pokok Penjualan (HPP)


Persediaan
c.Perputaran aset tetap
Yang menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan
berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi rahasia ini berarti semakin
efektif penggunaan aktiva tetap. Yang dirumuskan sebagai berikut:

Perputaran Aset Tetap = Penjualan


Aset Tetap
E.Rasio Probabilitas
Rasio ini tidak dapat diaplikasikan untuk analisis laporan keuangan pemerintah tetapi dapat
diterapkan pada perusahaan milik pemerintah yang bersifat bisnis.
Manfaat Laporan Kinerja Keuangan
Pada dasarnya, laporan kinerja keuangan sangat bermanfaat untuk sebuahperusahaan.
Informasi kinerja keua gan dapat dimanfaatkan dalam beberapa hal berikut yaitu.
A. Digunakan sebagai dasar penen tuan strategi perusahaan untuk masa mendatang.
Mengukur prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat
keberhasilan dari pelaksanaan kegiatannya.
B. Menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

C. Dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar bisa meningkatkan efisiensi dan produktivi- tas
perusahaan

D.Melihat kinerja perusahaan se cara keseluruhan

E. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan perusahaan pada umumnya dan di visi perusahaan, pada
khususnya.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai