KELOMPOK 2
1. IRMAWATI / 201011201326
2. LAOREN AGUSTIN G / 201011200222
3. MARCELIA ANINDYA P / 201011201473
4. M. RAFI BERKADIO / 201011201042
5. OXAMA HARASPA J / 201011200434
isi PSAP 3 meliputi entitas pelaporan arus kas, penyajian laporan arus kas,
pelaporan arus kas masing-masing aktivitas, arus kas mata uang asing,
bunga dan bagian laba, perolehan dan pelepasan investasi pemerintah
dalam BUMN/BUMD/Kemitraan dan unit operasi lainnya, transaksi bukan
kas, komponen kas dan ssetara kas, dan pengungkapan.
Pengertian Laporan Arus Kas
Pernyataan Standar ini berlaku untuk penyusunan laporan arus kas pemerintah
pusat dan daerah, satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat dan
daerah, atau organisasi lainnya jika menurut peraturan perundang-undangan
atau menurut standar, satuan organisasi dimaksud wajib menyusun laporan
arus kas, kecuali perusahaan negara/daerah yang diatur tersendiri dalam
Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
(PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang SAP pernyataan No.3 paragraf 4).
Manfaat Informasi Arus Kas
Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa
yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas
taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya. Laporan arus kas juga
menjadi alat pertanggung-jawaban arus kas masuk dan arus kas keluar
selama periode pelaporan.
Mutasi antar pos-pos kas dan setara kas tidak diinformasikan dalam laporan
keuangan karena kegiatan tersebut merupakan bagian dari manajemen kas dan
bukan merupakan bagian aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.
Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan
informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan
transitoris.
Klasifikasi arus kas menurut aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan
transitoris memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna
laporan untuk menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas
dan setara kas pemerintah. Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi hubungan antar aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan
transitoris.
Fungsi Perbendaharaan Umum
Laporan arus kas hanya disusun oleh unit organisasi yang
memiliki fungsi perbendaharaan umum. Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah memiliki fungsi sebagai Bendahara Umum
Daerah. Dengan demikian, laporan arus kas disusun oleh
bendahara umum daerha. SKPD tidak menyusun laporan arus
kas. Karena bendahara umum daerah hanya satu di setiap
daerah, maka laporan arus kas bukan laporan yang perlu
dikonsolidasi.
Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan Nomor 04 atau PSAP
04 adalah Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan (PSAP)
PSAP 4 tentang Catatan atas Laporan
Keuangan. PSAP 04 terdapat dalam
Catatan atas lampiran Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010, yaitu
Laporan Keuangan Lampiran I.05 untuk Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Berbasis Akrual dan dalam
lampiran II.05 untuk SAP Berbasis
Kas Menuju Akrual.
Pengertian Catatan Atas
Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan yaitu catatan yang menyajikan informasi tentang
penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai,
antara lain:
1. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target Undang-undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
2. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan;
3. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-
transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
Tujuan Pernyataan Standar Catatan
atas Laporan Keuangan adalah
mengatur penyajian dan pengungkapan
Tujuan Catatan Atas yang diperlukan pada Catatan atas
Laporan Keuangan.
Laporan Keuangan
Tujuan penyajian Catatan atas Laporan
Keuangan adalah untuk meningkatkan
transparansi Laporan Keuangan dan
penyediaan pemahaman yang lebih baik,
atas informasi keuangan pemerintah.
Ruang Lingkup Pelaporan CALK
Standar ini harus diterapkan pada:
Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna akan informasi akuntansi keuangan yang lazim. Yang dimaksud dengan pengguna adalah
masyarakat, legislatif, lembaga pengawas, pemeriksa, pihak yang memberi atau berperan dalam proses
donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah. Laporan keuangan meliputi laporan keuangan yang
disajikan terpisah atau bagian dari laporan keuangan yang disajikan dalam dokumen publik lainnya
seperti laporan tahunan.
Pernyataan Standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah
pusat, pemerintah daerah, dan laporan keuangan konsolidasian, tidak termasuk badan usaha milik
negara/daerah.
Suatu entitas yang bukan merupakan entitas pelaporan dapat menyajikan laporan keuangan untuk tujuan
umum. Bila hal ini diinginkan, maka standar ini harus diterapkan oleh entitas tersebut walaupun tidak
memenuhi kriteria satu entitas pelaporan sesuai dengan peraturan dan/atau standar akuntansi mengenai
entitas pelaporan pemerintah.
Anggaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Aset
Basis Akrual
Basis Kas
Belanja
Istilah-istilah yang Beban
Ekuitas
digunakan dalam
Entitas Pelaporan
Kebijakan Akuntansi
Kewajiban
Pernyataan Standar: Materialitas
Pembiayaan
Pendapatan-LRA
Pendapatan-LO
Pos
Saldo Anggaran Lebih
Ketentuan Umum
Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan atas Laporan
Keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan
umum.
Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami
oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun
manajemen entitas pelaporan. Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi
yang dapat mempunyai potensi kesalahpahaman di antara pembacanya. Oleh karena
itu, untuk menghindari kesalahpahaman, atas sajian laporan keuangan harus dibuat
Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan pengguna
dalam memahami Laporan Keuangan.
Selain itu, pengungkapan basis akuntansi dan kebijakan akuntansi yang diterapkan
akan dapat membantu pembaca menghindari kesalahpahaman dalam memahami
laporan keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara
sistematis.
Dalam rangka pengungkapan yang memadai, Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
2. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;
3. Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
pencapaian target;
4. Informasi tentang dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan
atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
5. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan;
6. Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka
laporan keuangan; dan
7. Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan.
domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta jurisdiksi tempat entitas
tersebut berada;
penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya; dan
ketentuan perundang-undangan yang menjadi landasan kegiatan
operasionalnya.
Penyajian Informasi Tentang Kebijakan
Fiskal/Keuangan dan Ekonomi Makro
Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat membantu pembaca memahami realisasi dan
posisi keuangan entitas pelaporan secara keseluruhan, termasuk kebijakan
fiskal/keuangan dan kondisi ekonomi makro.
Kebijakan fiskal yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah
kebijakan-kebijakan pemerintah dalam peningkatan pendapatan, efisiensi belanja dan
penentuan sumber atau penggunaan pembiayaan. Misalnya penjabaran rencana strategis
dalam kebijakan penyusunan APBN/APBD, sasaran, program dan prioritas anggaran,
kebijakan intensifikasi/ekstensifikasi perpajakan, pengembangan pasar surat utang
negara.
Ekonomi makro yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah
asumsi-asumsi indikator ekonomi makro yang digunakan dalam penyusunan APBN/APBD
berikut tingkat capaiannya. Indikator ekonomi makro tersebut antara lain Produk Domestik
Bruto/Produk Domestik Regional Bruto, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, nilai tukar,
harga minyak, tingkat suku bunga dan neraca pembayaran.
Penyajian Ikhtisar Pencapaian Target
Keuangan Selama Tahun Pelaporan
1. Entitas pelaporan;
2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan
laporan keuangan;
Kebijakan
3. Dasar pengukuran yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan;
4. sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan
akuntansi yang berkaitan dengan Pernyataan