Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DASAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH

KONSEP DASAR
Ilmu pengetahuan akuntansi (accountancy) berkembang menjadi dua kelompok besar, yaitu
akunting (accounting atau akuntansi) dan auditing (audit). Ilmu pengetahuanakunting terbagi lagi
menjadi tiga bidang, yaitu akunting/ akuntansi komersial (businessaccounting), akunting/
akuntasi pemerintahan (governmental accounting), dan akunting/akuntansi social (social
accounting).

Pengertian Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi pemerintah memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah
satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Pengertian akuntansi adalah suatu proses
pengumpulan dan pengelohan data secara sistematis serta pengkomunikasian informasi keuangan
yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Sedangkan
menurut PP 58/2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, sistem akuntansi pemerintah
merupakan serangkaian prosedur mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, dan
pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah daerah.

Ciri-ciri umum entitas yang menjalankan akuntansi pemerintahan

a. Non-Profit Motive
b. Sumber Pendanaan dari pajak, retribusi, utang, obligasi pemerintah, labaBUMN/BUMD,
penjualan aset negara dsb
c. Pertanggungjawaban keuangan dan operasional kepada masyarakat (publik) dan parlemen
(DPR/DPRD)
d. Struktur Organisasi bersifat birokratis, kaku, dan hierarkis
e. Karakteristik anggaran terbuka untuk public

Lingkungan Akuntansi Pemerintahan

Pemerintah mempunyai lingkungan yang berbeda dengan sektor swasta. Hal ini harus menjadi
pertimbangan dalam mengembangkan sistem akuntansi pemerintahan. Prinsip- prinsip dan
standar akuntansi dan pelaporan harus dipahami dalam hubungannya dengan lingkungan tempat
prinsip itu diterapkan, selain harus juga mempertimbangkan para calon pengguna laporan
keuangan.
Governmental Finance Officers Association mengemukakan bahwa untuk dapat memahami
model akuntansi pemerintahan dengan tepat diperlukan pemahaman mengenai tiga hal, yaitu
struktur pemerintahan, sifat dari sumber daya, dan proses politik sebagaimana dikutip oleh
Sugiyanto dkk (2, 1995).

PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

Menurut PP 71 tahun 2010, Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai
ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar,
penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna
laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Delapan prinsip yang
digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah:

1. Basis akuntansi, Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah
basis akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset,kewajiban, dan ekuitas.
2. Prinsip nilai historis, Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yangdibayar atau
sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh assettersebut pada saat
perolehan.
3. Prinsip realisasi, Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang
telahdiotorisasikan melalui anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan
untuk membayar utang dan belanja dalam periode tersebut.
4. Prinsip substansi mengungguli bentuk formal, Informasi dimaksudkan untukmenyajikan
dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan,maka transaksi atau
peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengansubstansi dan realitas
ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya.
5. Prinsip periodisitas, Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu
dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukurdan posisi
sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan.
6. Prinsip konsistensi, Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yangserupa dari
periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensiinternal).
7. Prinsip pengungkapan lengkap, Laporan keuangan menyajikan secara lengkapinformasi yang
dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh penggunalaporan keuangan dapat
ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporankeuangan atau Catatan atas Laporan
Keuangan.
8. Prinsip penyajian wajar, Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

MACAM DAN BENTUK LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusanekonomi, sosial,
maupun politik dengan:

a. menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber dayakeuangan


b. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untukmembiayai
seluruh pengeluaran
c. menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yangdigunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai
d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruhkegiatannya
dan mencukupi kebutuhan kasnya
e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan
dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman
f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukanselama periode
pelaporan.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu


diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.Keempat
karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agarlaporan keuangan
pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki yaitu relevan,andal,dapat dibandingkan,
dan dapat dipahami.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi


mengenai sumber dan penggunaan sumber daya keuangan/ekonomi,transfer, pembiayaan, sisa
lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran lebih,surplus/defisit-Laporan Operasional
(LO), aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatuentitas pelaporan.

Komponen Laporan Keuangan terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran(LRA), Laporan


Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL), Neraca,Laporan Operasional (LO),
Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK). (Catatan: Pada saat SAP Berbasis Akrual belum diterapkan, Komponen
Laporan Keuangan hanya terdiri dari: Laporan RealisasiAnggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus
Kas (LAK) dan Catatan atas LaporanKeuangan (CaLK).

GAMBARAN UMUM PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH

Pemegang Kekuasaan Keuangan Daerah

Di dalam Pasal 6, UU No. 17 Tahun 2003 dinyatakan bahwa Presiden selaku Kepala
Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari
kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan sebagaimana dimaksud selanjutnya:

a. dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintahdalam
kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
b. dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/PenggunaBarang
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya
c. diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah
untukmengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam
kepemilikankekayaan daerah yang dipisahkan.

Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah

Koordinator pengelolaan keuangan daerah adalah sekretaris daerah yang mempunyaitugas


koordinasi di bidang:

1. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;


2. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah
3. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD
4. Penyusunan Raperda APBD, Perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
5. Tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas keuangandaerah
6. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Koordinator pengelolaan keuangan daerah mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan
tugasnya kepada kepala daerah.

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (selanjutnya disingkat PPKD) adalah kepala satuan kerja
pengelola keuangan daerah (selanjutnya disingkat SKPKD), yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah (BUD). PPKD
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.

Pejabat Pengguna Anggaran/Barang

Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada
pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/barang. SKPD dikepalai olehkepala SKPD yang
merupakan Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang bagi SKPD yangdipimpinnya

Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD

Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam dokumen pelaksanaan anggaran(DPA) SKPD,
kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usahakeuangan pada SKPD
sebagai pejabat penatausahaan keuangan SKPD (PPK-SKPD). PPK-SKPD tidak boleh
merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara/daerah,
bendahara, dan/atau PPTK.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dan kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna


barang dalam melaksanakan program dan kegiatan menunjuk pejabat pada unitkerja SKPD
selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran

Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran ditetapkan oleh Kepala daerah atas usul
PPKD untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pada
SKPD maupun PPKD. Sebutan bendahara penerimaan umumnya diartikan sebagai bendahara
penerimaan di SKPD, sedang bendahara penerimaan di PPKD biasanya disebut Bendahara
Penerimaan PPKD. Demikian juga, sebutan bendahara pengeluaran umumnya diartikan sebagai
bendahara pengeluaran di SKPD, sedang bendahara pengeluarandi PPKD biasanya disebut
Bendahara Pengeluaran PPKD.

Anda mungkin juga menyukai