Anda di halaman 1dari 25

Kelompok 6 :

Devon Lutfiana
Esa Kharisma Muhammad Na’ti

Perbedaan Laporan
Keuangan Konvensional &
Syariah
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
LAPORAN KEUANGAN
Pengertian

Laporan keuangan (financial statement) adalah laporan yang dirancang untuk para p
embuat keputusan, terutama pihak luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan ha
sil usaha perusahaan.
Laporan Keuangan syariah adalah adalah cara mengolah suatu informasi keuangan
berdasarkan syariah aturan dan hukum islam agar menghasilkan suatu laporan yang
memberimanfaat. System akuntansi berbasis syariah ini muncul akibat rasa kurangnya
suatu system akuntansi yang berdasarkan kepada nilai-nilai islam oleh kaum muslimin.
Pengertian Akuntansi konvensional secara umum adalah suatu metode mengolah
informasi keuangan dan menyajikannya agar dapat digunakan oleh pihak yang
berkepentingan terhadap hasil laporan tersebut. Akuntansi model konvensional ini bisa
dibilang adalah system akuntansi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat
umum
LAPORAN KEUANGAN
Bank syariah Bank konvensional
1. Neraca 1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi 2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas 3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan perubahan Ekuitas
5. Catatan atas Laporan Keuangan 5. Catatan atas Laporan Keuangan

6. Laporan Perubahan Dana Investasi


Terikat
7. Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana ZIS
8. Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana Qardhul Hasan
Perbedaan Laporan Keuangan syariah dan konvesional

Perbedaan laporan keuangan syariah dan laporan keuangankonvesional secara umum adalah lap
oran keuangan syariah laporan yang tidak mengandung unsur ribawi dan mengikuti kaidah-kaida
h syari’at sedangkan laporan keuangan konvesional adalah laporan keuangan yang mengandung
unsur ribawi dan liberal.
NERACA
keadaan keuangan
suatu usaha/ perusahaan
pada tanggal tertentu

AKTIVA = HUTANG +INVESTASI+MODAL


NERACA BANK SYARIAH

AKTIVA KEWAJIBAN
Kas  Simpanan giro wadiah &
Giro pada BI tabungan wadiah
 piutang (mra, salam, INVESTASI TIDAK TERIKAT/
istishna) ITT
 pembiayaan mudharabah  Tabungan mudharabah
 pembiyaan musyarakah  Deposito mudharabah
 pinjaman al qardh EQUITAS
Persediaan
Aktiva Tetap
NERACA BANK KONVENSIONAL

AKTIVA KEWAJIBAN
Kas
Giro pada bank indonesia • Simpanan Giro
• Kredit • Simpanan Tabungan
• Simpanan Deposito
Persediaan
EQUUITAS
Aktiva tetap
LABA - RUGI

Suatu laporan yang menunjukan


pendapatan-pendapatan
dan biaya-biaya
dari suatu unit usaha
untuk suatu periode tertentu
LAPORAN LABA-RUGI

Bank Syari‘ah Bank Konvensional


+ Pendapatan operasi utama + Pendapatan operasi utama
+ pendapatan margin + pendapatan bunga pinjaman
(murabahah, salam, ijarah)
+ pendapatan bagi-hasil
(mudharabah,musyarakah)
- Hak bagi hasil ITT - Beban bunga dana
- bonus giro - bunga jasa giro
- bagi hasil tabungan - bunga tabungan
- bagi hasil deposito - bunga deposito

+Pendapatan operasi lainnya + Pendapatan operasional lainnya


- Beban operasi lainnya - Beban operasional lainnya
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Rasio
Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam
angka atau data finansial (Bambang Riyanto, 1996:329).
Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai
perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan.
Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36) “analisis rasio (ratio analysis) dapat m
engungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan k
ondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen
yang membentuk rasio”.Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan p
erkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan g
ambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan t
ertentu.
Manfaat & Kegunaan Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan
perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan
dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan
apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama
waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap
perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu
mengidentifikasi adanya penyimpangan.
Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama
pemakai laporan keuangan. Menurut Brigham dan Houston (2006 : 119) adalah
sbb :
1. Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis,
mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan,
2. Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi,
yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan
perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan
3. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan
perusahaan.
Jenis –jenis Rasio Keuangan
Dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja keuang
an, Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan
(BPFE Yogyakarta, 2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan yaitu sebagai
berikut :
1.Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas
perusahaan (Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya ).
2.Rasio Leverage / solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan  untuk
mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang ( Debt to
total assets ratio, net worth to debt ratio dan lain sebaginya).
3.Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
berapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya
(Inventory turnover, average collection period dan lain sebagainya).
4.Rasio-rasio Profitabilitas / Rentabilitas , yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil
akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan ( profit margin on Sales,
Return on total assets, Return on net worth dan lain sebagainya).
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rumus Ratio Likuiditas


Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio likuiditas yang dapat digunakan, yait
u:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau membayar k
ewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancarnya. Sebagai ilustrasi, apabila perban
dingannya adalah 1:1 dimana artinya Current Ration-nya adalah 100%, berarti aktiva lan
carnya memiliki jumlah yang sama banyak untuk melunasi semua kewajiban lancarnya.
Semakin lebih besar dari 100% artinya semakin baik.
Current ratio = Aktiva lancar ÷ Hutang lancar x 100%

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)


Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau membayar k
ewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memasukan nilai persediaann
ya.
Quick ratio = (Aktiva lancar – persedian) ÷ Hutang lancar x 100%
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Digunakan untuk membandingkan antara kas dan aktiva lancar setara kas denga
n kewajiban lancar. Yang dimaksud dengan aktiva lancar setara kas adalah aktiva
yang dapat dengan mudah dan segera diuangkan.
 
Cash ratio = (Kas + Aktiva setara kas ÷ Hutang lancar) x 100%
Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio or Leverage Ratio)

Rumus Ratio (Solvency Ratio or Leverage Ratios)


Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio solvabilitas yang dapat digunak
an, yaitu :
1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
Digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari hutang, b
aik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin rendah rasio ini artiny
a semakin baik bagi keuangan perusahaan, sebab keamanan dananya semakin bai
k
Debt assets ratio = (Total hutang ÷ Total aktiva) x 100%

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)


Digunakan untuk mengukur hutang yang dimiliki dengan modal sendiri. Semakin k
ecil ratio ini maka akan semakin baik untuk perusahaan. Sebaiknya besarnya hutan
g tidak melebihi modal perusahaan itu sendiri.
Total debt to equity ratio = (Total hutang ÷ Modal) x 100%
Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rumus Ratio Aktivitas
Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio aktivitas yang dapat digunakan, yait
u:
1. Rasio Perputaran Piutang
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi p
erputarannya maka semakin baik pula bagi perusahaan.
Perputaran piutang = Penjualan kredit ÷ Rata-rata piutang

2. Rasio Perputaran Persediaan


Rasio ini digunakan untuk menggambarkan likuiditas perusahaan. Semakin tinggi rasio
perputaran persediaan maka semakin baik pula pengelolaan persediaannya.
Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan ÷ Persediaan
3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilk
an penjualan dengan aktiva tetap yang dimiliki. Semakin besar rasio maka se
makin baik bagi perusahaan.
Perputaran aktiva tetap = Penjualan ÷ Aktiva tetap

4. Rasio Perputaran Total Aktiva


Hampir sama dengan rasio perputaran aktiva tetap, hanya saja yang bedakan
adalah pada perhitungan kali ini, yang dihitung adalah total aktiva yang dimil
iki perusahaan.
Perputaran total aktiva = Penjualan ÷ Total aktiva
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rumus Ratio Profitabilitas
Berikut ini beberapa ukuran ratio profitabilitas yang digunakan, diantaranya adalah : 
1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Membandingkan Laba Kotor dengan Penjualan. Semakin besar persentase atau rasion
ya, artinya semakin baik kondisi keuangan perusahaan.
Gross Profit Margin = Laba kotor ÷ Penjualan

2. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)


Ukuran dari Laba yang telah dikurangi dengan semua biaya dan pengeluaran kecuali
bunga dan pajak, dibagi dengan Pendapatan. Hasil dari perhitungan tersebut merupa
kan gambaran laba bersih sebelum bunga dan pajak yang didapat dari setiap rupiah
penjualan atau pendapatan.
Operating profit margin = Laba sebelum bunga dan pajak ÷ Penjualan
3. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Digunakan untuk mengukur persentase atau rasio laba bersih setelah dikurangi
bunga dan pajak yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan atau pendapatan.
Semakin tinggi rasionya berarti semakin baik perusahaan dalam menghasilkan la
ba.
Net profit margin = Laba bersih setelah bunga dan pajak ÷ penjualan

4. Return On Assets (ROA)


Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan semua aktiva atau asset yang dimilikinya. Laba yang dihitung adalah lab
a sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax). 
Return on asset = Laba sebelum bunga dan pajak ÷ Total asset

5. Return On Investment (ROI)


Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
terhadap investasi yang telah dikeluarkan. Laba yang digunakan adalah laba yan
g telah dikurangi pajak atau EAT ( Earning After Tax )
Return on investment = Laba setelah pajak ÷ Investasi
Contoh soal
Neraca Perusahaan ABCDEF sebagai berikut. Hitunglah Solvabilitas perusahaan memak
ai Rasio Modal dengan Aktiva!
– Saham Rp420.000.000
– Laba ditahan Rp145.000.000
– Kas Rp25.000.000
– Piutang Dagang Rp75.000.000
– Barang dagangan Rp200.000.000
– Mesin Rp250.000.000
– Bangunan Rp350.000.000
– Tanah Rp100.000.000
– Obligasi Rp180.000.000
 
Ditanya:
Hitunglah Solvabilitas perusahaan memakai Rasio Modal dengan Aktiva!
 
Jawaban:
 
Rasio Modal dengan Aktiva = (Modal Sendiri : Total Aktiva) x 100%
 
Rasio Modal dengan Aktiva = ((420.000.000 + 145.000.000): (25.000.000 + 75.000.000
+ 200.000.000 + 250.000.000 + 350.000.000 + 100.000.000)) x 100% = (565.000.000 : 1
.000.000.000) x 100% = 56,5% = 0,565.
 
2. Neraca suatu perusahaan yaitu Kas Rp25.000.000, Piutang Dagang Rp75.000.000, Ba
rang Dagang Rp200.000.000, jumlah utang dagang, wesel, bunga dan pajak sebesar R
p255.000.000 yang tertera dengan jelas. Hitunglah Quick Ratio perusahaan tersebut!
Jawaban:
Aktiva Lancar yaitu kas + piutang dagang + barang dagang = 25.000.000 + 75.000.00
0 + 200.000.000 = Rp300.000.000
Persediaan dalam akuntansi berarti barang dagang yang tersedia untuk dijual yaitu se
harga Rp200.000.000, utang Lancar yaitu Rp255.000.000,-
Quick Ratio = ((Aktiva Lancar – Persediaan) : Utang Lancar) x 100% = ((300.000.000 –
200.000.000) : 255.000.000) x 100% = 39,22% = 0,39
 
Penerapan Analisis Rasio Laporan Keuangan

Anda mungkin juga menyukai