SKRIPSI
Disusun Oleh:
Puji syukur kepada Tuhan Yesus yang begitu baik dan setia mengiringi
setiap proses yang peneliti jalani, mulai dari permulaan hingga pada akhirnya bisa
sia-sia.
Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan , bimbingan, serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti
Administrasi Bisnis,
skripsi,
3. Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis yang menjadi tempat bagi peneliti
4. Papa dan mama atas dukungan dan doa yang tidak pernah berhenti,
ini.
skripsi ini memberi manfaat bagi setiap pembaca. Atas kekurangan yang terdapat
Peneliti
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 75
5.2 Saran................................................................................................................ 75
Halaman
Tabel 1.1 Top Brand Award Kategori Teh Dalam Kemasan Siap Minum ......... 4
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa/i Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas
Sumatera Utara Stambuk 2013-2016 .................................................39
Tabel 3.2 Definisi Operasional .......................................................................... 42
Tabel 3.3 Skala Penilaian Kuisioner ................................................................... 46
Tabel 4.1 Jenis Kelamin ...................................................................................... 56
Tabel 4.2 Usia ..................................................................................................... 56
Tabel 4.3 Stambuk .............................................................................................. 57
Tabel 4.4 Kategori Interval ................................................................................. 58
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai Warna (K1) ... 58
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai Bahan (K2) .... 59
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai Bentuk (K3) .. 59
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai Ukuran (K4) .. 60
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai
Merek/logo (K5) ................................................................................. 61
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai
Product Choice (P1)............................................................................ 61
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai
Brand Choice (P2) .............................................................................. 62
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai
Dealer Choice (P3) ............................................................................. 63
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai
Purchase Timing (P4) ......................................................................... 64
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai
Purchase Amount (P5) ........................................................................ 65
Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian ............................................... 66
Tabel 4.16 Hasil Uji Reabilitas Variabel Penelitian ............................................ 70
Tabel 4.17 Hasil Regresi Linier Berganda ............................................................ 71
Tabel 4.18 Hasil Uji T........................................................................................... 72
Halaman
Pada era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis tidak bisa dihindari.
pengaruh kepada konsumen agar memilih produk yang dijual, pasti membutuhkan
kebijakan pemasaran yang tepat dan menguntungkan. Peter dan Olson (dalam
meliputi semua proses yang dilalui konsumen untuk mengenali masalah, mencari
produk. Daya tarik pertama tentu terfokus pada sesuatu yang dapat dilihat
langsung oleh mata, yakni kemasan. Kemasan adalah hal yang identik untuk
merupakan penglihatan akhir dari konsumen yang dapat dipercaya.” Selain itu
Karel Sartoty dalam bukunya Strategic der reclame (dalam Manap, 2016:278)
akan memberikan kesan baik atau buruk, menarik atau tidak menarik, dan pada
akhirnya hal ini yang turut mempengaruhi keputusan pembelian. Jika kemasan
tidak menarik, keputusan konsumen untuk mau mencoba produk pun semakin
kecil. Tentu lain persoalan apakah setelah itu mereka akan melakukan pembelian
ulang atau tidak, karena kualitas barang yang dibungkus yang menjadi
makanan dan minuman terus mengalami pertumbuhan yang positif. Jika kita
menduduki posisi pertama, didukung oleh fakta bahwa setiap manusia dominan
membutuhkan air mineral dalam kegiatan keseharian. Posisi kedua ditempati oleh
teh dalam kemasan. Dalam buku Notes from Underground, penulis asal Rusia,
teh.
Indonesia sangat besar. Mencapai Rp 85 triliun pada 2014, naik sekitar 15 persen
dari 2013 yang angkanya berkisar pada Rp 73 triliun. Teh kemasan mempunyai
30 persen pasar, atau sekitar Rp 25,5 triliun. Sejak 1900-an, teh dalam kemasan
di Indonesia identik dengan satu merek:Tehbotol Sosro, yang diproduksi oleh PT.
Sinar Sosro.
PT. Sinar Sosro yang dimulai dari bisnis kecil pada tahun 1940, kini
menjadi sebuah perusahaan besar setelah namanya resmi menjadi PT. Sinar Sosro
sejak tahun 1974. PT. Sinar Sosro merupakan perusahaan minuman teh siap
minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia dan di dunia. Produk
unggulan PT. Sinar Sosro adalah Tehbotol Sosro, yang pada awal kemunculannya
dalam kemasan botol beling atau sering disebut RGB (Returnable Glass Bottle).
Awalnya masyarakat merasa aneh dengan kehadiran teh dalam kemasan yang
dapat disajikan dingin, karena sebelumnya teh biasa disajikan dengan diseduh atau
bak terbuka. Namun kedua cara lama ini kurang efektif karena penyajian yang
terlalu lama ataupun karena resiko teh yang tumpah jika dibawa menggunakan
mobil bak terbuka. Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh
dan dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup
menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi
Top Brand selama bertahun-tahun masih tetap bertahan. Hal ini membuktikan
Tabel 1.1
Top Brand Award Kategori Teh dalam Kemasan Siap Minum
kembali).
selama 5 tahun terakhir. Hal ini bisa diakibatkan oleh banyak hal, termasuk
munculnya merek-merek teh kemasan baru yang menjadi pesaing Tehbotol Sosro
Tehbotol Sosro.
kalau Sosro sebagai penguasa pasar tak bisa tenang-tenang saja. Apalagi dari
merek yang paling terdampak dari banyaknya pilihan merek teh dalam kemasan.
Oleh karena itu PT. Sinar Sosro harus melakukan inovasi-inovasi untuk
Salah satunya dalam hal kemasan yang terus mengalami perubahan. Hingga tahun
2016, Tehbotol Sosro dikemas dalam berbagai macam kemasan, yaitu kemasan
botol beling, kotak, botol plastik, dan pouch dalam ukuran yang bervariasi pula.
Pasar sasaran Tehbotol Sosro adalah setiap orang yang menyukai teh
dengan penyajian yang praktis, sehingga bisa dinikmati kapan pun dan di mana
pun. Penikmat Tehbotol tentu sangat banyak, ada konsumen yang hanya sekali
mencoba, atau justru sudah menjadi penggemar Tehbotol Sosro selama bertahun-
tahun. Hal ini yang membuat penulis tertarik melakukan penelitian mengenai
Indonesia.
Utara)”.
rumusan masalah penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh kemasan terhadap
Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Pembaca
3. Bagi Perusahaan
datang.
2.1 Kemasan
tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas daripada itu. Jika pihak
diperhatikan. Kemasan dapat kita misalkan pakaian pada seorang wanita di mana
selalu demikian.
Di sisi lain, ada pula perusahaan yang berpendapat bahwa yang penting
ialah barang yang dibungkus dan bukan pembungkusnya. Memang harus diakui
penjualan, tapi dalam hal ini tidak berarti masalah kemasan boleh diabaikan.
Seseorang akan menjadi konsumen suatu barang apabila ia telah mencoba barang
kemasannya tidak menarik, maka orang tersebut tidak tahu bahwa isinya
berkualitas baik. Mungkin jangka panjang orang akan tahu bahwa kualitas baik
dan akhirnya menjadi langganan. Namun tidak ada yang tahu kapan orang itu
pelayanan tetapi juga sebagai salesman dan pembawa kepercayaan, di mana suatu
Selain itu Karel Sartoty dalam bukunya Strategic der reclame (dalam Manap,
Pada zaman modern ini, kemasan sangat berperan sebagai alat pemasaran.
Di pasar swalayan, konsumen bisa membaca sendiri segala bentuk informasi yang
tertera pada kemasan tersebut. Dengan dibacanya informasi pada kemasan oleh
calon konsumen, ini sudah merupakan iklan gratis bagi perusahaan. Selain itu,
untuk banyak kasus sekarang ini konsumen merasa bangga membeli barang
dengan kemasan bergengsi. Mereka mau membayar lebih mahal hanya untuk
kemasan yang berbeda dari yang lain. Produsen merasa terangkat citranya dengan
kemasan dan merek yang makin populer. Di sisi lain, kreativitas menciptakan
desainer.
2016:287) :
4. Sering kemasan yang isinya telah habis terpakai masih dapat digunakan
3. Untuk mempertinggi nilai isinya dengan daya tarik yang ditimbulkan oleh
pada kemasan.
Daya tarik pertamanya terfokus pada bentuk, keindahan atau performance dari
merupakan reference point, titik pemula yang menarik yang dipandang oleh
konsumen. Pada saat pertama kali pemunculan produk atau pada saat introduksi,
pada saat repositioning produk, peran kemasan sangat penting, sebab ini
produk dengan produk lainnya bisa disebabkan oleh volume isi yang terkandung
di dalamnya, inovasi kemasan dalam berbagai hal, desain, praktis untuk dibawa,
mudah dipegang, kuat, tahan lama, mudah dibuka, harmonis, kreatif, estetis,
higienis, jelas terbaca, dan menarik. Kemasan merupakan bagian dari formal
produk, yang meliputi packaging, features, brand name, styling, dan quality.
Dengan kata lain, sebuah produk diasosiasikan dengan bentuk kemasannya, fitur
atau kelengkapan lain, merek, model, kualitas bahan, dan sebagainya. Sedangkan
pada bagian kemasan tersebut beberapa ciri size, shape, material, color, graphies,
brand name, dan labelling (Kotler dalam Manap, 2016:279). Ciri-ciri dari
kemasan tersebut akan sangat berpengaruh pada konsumen, sebab konsumen akan
kemasan, sesuai dengan tujuan. Ukuran, bentuk, warna, tulisan, logo merek,
panjang pendek tulisan, kata-kata yang dipakai, kedap air, semua harus
beberapa tes, seperti: uji teknis, untuk memastikan apakah kemasan dapat
bertahan dalam situasi tertentu, seperti cuaca dingin atau panas, warna tidak
berubah kena sinar matahari, tidak luntur karena gesekan, bisa melindungi isi
produk, dan sebagainya. Uji visual, dalam arti tulisan dapat dibaca dan warna
karena ada berbagai ukuran kemasan, berbagai bahan kemasan. Dan terakhir uji
sebagainya.
masyarakat banyak, maka harus dijaga agar kemasan tidak mengotori lingkungan
polusi, juga efek pada kesehatan. Oleh sebab itu, kaum produsen yang ingin
tetapi lebih luas dari itu. Oleh sebab itu, kemasan perlu syarat-syarat berikut
1. Sebagai tempat. Syarat ini adalah syarat umum. Jika produsen menjual
minuman, maka sudah tentu pembungkusnya adalah botol dari gelas atau
plastik atau karton dan bukan dari kertas tipis yang tidak dapat berfungsi
diharapkan jadi langganan. Oleh karena itu, sayang sekali suatu barang
yang kemasannya menarik tetapi kualitasnya kurang baik. Ada juga orang
kemasan tidak perlu diperhatikan lagi. Kemasan yang indah dan menarik
pasaran.
besar akan lebih ekonomis, tetapi bagi negara yang berkembang pada
dengan ukuran yang terjangkau oleh daya beli sebagian besar penduduk,
menimbulkan kesan pertama bagi calon konsumen dan akan mengamati dari dekat
Apabila desire pada diri konsumen telah diciptakan, maka dapat diharapkan
bahwa konsumen yang bersangkutan akan membeli barang itu (action). Hal
tersebut tidak hanya harus berhenti pada action dalam pembelian itu saja, tetapi
kesemuanya itu dapat dikatakan sempurna apabila pada akhirnya konsumen puas
pembelinya.
sendiri (self service) oleh toko-toko eceran dan bertambahnya penggunaan open
mencakup seluruh proses pemasaran dari konsepsi produk sampai kepada pemakai
akhir. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pengemasan tertentu yang disesuaikan
Menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman (dalam Sopiah dan
kotak/peti dari besi atau kayu untuk mengangkut barang ke atas mobil.
1. Warna
Konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau
rupa dan warna adalah aspek produk yang pertama kali dipajang. Ada
a. untuk indentifikasi,
2. Bahan
antaranya:
kemasan:
4. Ukuran
5. Merek/logo
a. sejarah,
b. identitas (kekhasan),
c. komunikatif, dan
d. simbolis.
cukup besar. Hal ini perlu diperhitungkan oleh produsen, sebab apakah biaya
lain bagi produsen, yaitu berupa efisiensi dalam berbagai segi. Bila penjualan
meningkat, produksi akan meningkat, produsen akan membeli bahan baku dalam
jumlah yang besar (yang biasanya lebih murah karena adanya korting harga),
pengeluaran dan dapat pula menciptakan produk yang lebih baik. Bila produk
yang dihasilkan makin bermutu, maka produk tersebut makin disenangi oleh
diarahkan pada sasaran.” Lebih lengkap lagi, Peter dan Olson menyebutkan
pembelian adalah proses keputusan dan tindakan orang-orang yang terlibat dalam
pembelian dan penggunaan produk.” Sementara Pride dan Ferrel (dalam Sangadji
pembelian konsumen akhir, mereka yang membeli suatu produk untuk digunakan
secara pribadi, bukan untuk tujuan bisnis atau dijual kembali kepada pihak lain.
pada pilihan merek mana yang akan dibeli oleh konsumen, karakteristik pembeli,
adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari adanya
Gambar 2.1
Model Perilaku Pembeli
Marketing and other stimuli Buyer’s black box Buyer’s responses
Product Economic Product choice
Price Technological Buyer Buying Brand choice
Place Political characteristics decision Dealer choice
Purchase timing
Promotion Cultural proccess
Puchase amount
Konsumen harus menentukan merek mana yang akan dibeli, setiap merek
penyalur, dapat dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah,
tempat.
beda.
Pride dan Ferrel (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:335) membagi faktor
1. Faktor pribadi
a. Faktor demografi
b. Faktor situasional
2. Faktor psikologis
b. Persepsi
d. Sikap
e. Kepribadian
pengalaman pribadi.
3. Faktor Sosial
konsumen juga akan dipengaruhi oleh masyarakat atau faktor sosial yang
berbeda-beda.
b. Kelompok referensi
c. Kelas sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang terbuka untuk para individu
yang memiliki tingkat sosial yang serupa. Dalam kelas sosial terjadi
keputusan pembelian (dalam Kotler, Philip dan Keller, 2016:235). Para kosumen
dampak yang lama setelah itu. Namun, konsumen tidak selalu melewati seluruh
lima urutan tahap ketika membeli produk. Mereka bisa melewati atau membalik
beberapa tahap. Seorang wanita yang membeli merek pasta gigi yang biasa
alternatif. Akan tetapi, model pada gambar berikut ini menyajikan satu kerangka
Gambar 2.2
Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap
Pengenalan
Masalah
Pencarian
informasi
Evaluasi
alernatif
Keputusan
pembelian
Perilaku
pasca pembelian
Sumber : Kotler, Philip dan Keller (2016:235)
haus, seks, mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi pendorong. Dalam
mengagumi mobil baru tetangganya atau menonton iklan televisi tentang liburan
pembelian.
2. Pencarian Informasi
informasi yang lebih banyak. Hal tersebut dapat dibagi ke dalam dua level
perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi
produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari informasi:
utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut
toko,
informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi atau sumber publik yang
pada customer reports dan membuatnya menjadi sumber informasi paling besar.
fungsi pemberi informasi, dan sumber pribadi menjalankan fungsi legitimasi atau
evaluasi. Contohnya, dokter sering mengenal obat baru dari sumber komersial,
tapi berpaling ke para dokter lain untuk mendapatkan informasi sebagai dasar
evaluasi.
yang bersaing beserta fitur merek tersebut. Kotak pertama pada Gambar 2.3
informasi, hanya sedikit merek yang tersisa sebagai calon untuk dipilih (kumpulan
merencanakan daya tarik bersaing yang tepat. Selain itu, perusahaan harus
pertama kali mendengar merek tersebut, informasi apa yang diperoleh selanjutnya
3. Evaluasi Alternatif
membuat penilaian akhir? Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang
digunakan oleh semua konsumen atau satu konsumen dalam semua situasi
untuk memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang diminati oleh pembeli berbeda-
besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar produk
tidak kalah penting dengan keyakinan adalah sikap. Sikap (attitude) adalah
tidak menguntungkan dan bertahan lama pada tindakan yang menguntungkan atau
tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap objek atau
gagasan tertentu. Orang memiliki sikap terhadap hampir semua hal, seperti
menyukai atau tidak menyukai objek tertentu, yang bergerak mendekati atau
menjauhi objek tersebut. Sikap dapat menghemat tenaga dan pikiran. Oleh
produknya dengan sikap yang telah ada, bukannya berusaha mengubah sikap
orang.
b. Model Harapan-Nilai
4. Keputusan Pembelian
merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk
niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun dalam pembelian produk
sehari-hari, keputusannya lebih kecil dan kebebasan lebih kecil dan kebebasannya
juga lebih kecil. Konsumen bisa mengambil keputusan untuk tidak secara formal
dianggap baik pada sebuah produk dapat membantu mengatasi hal-hal lain yang
dirasa buruk. Namun, konsumen mungkin tidak ingin menghabiskan waktu dan
energi begitu banyak untuk memilih merek. Mereka sering menempuh “jalan
heuristics).
atribut positif dan negatif tidak perlu disaring. Mengevaluasi atribut lebih dalam
membuat keputusan menjadi lebih mudah bagi seorang konsumen, tapi juga
meningkatkan kemungkinan orang untuk melakukan pilihan yang berbeda jika dia
lebih leluasa menghadapi rincian yang lebih besar. Di sini disorot tiga warisan
pilihan tersebut:
minimum yang dapat diterima untuk setiap atribut dan memilih alternatif
atribut itu secara positif berhubungan dengan arti pentingnya, dan merek
dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama
adalah sikap orang lain. Sejauh mana orang lain mengurangi alternatif yang
disukai seseorang akan bergantung pada dua hal: intensitas sikap negatif orang
lain terhadap alternatif yang disukai konsumen, dan motivasi konsumen untuk
menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain dan
semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, konsumen akan semakin
pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang ia sukai juga
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat
jenis risiko yang bisa dirasakan konsumen dalam membeli dan mengonsumsi
sebuah produk:
pengguna.
preferensi atas nama merek dalam negeri serta garansi. Para pemasar harus
adanya risiko dan memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi risiko
menyenangkan tentang merek lain dan akan selalu siaga terhadap informasi yang
dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia merasa
Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para
penjual harus menyebutkan akan seperti apa kinerja produk yang sebenarnya.
Beberapa penjual bahkan mungkin menyatakan level kinerja yang lebih rendah
sehingga konsumen akan mendapatkan kepuasan yang lebih tinggi daripada yang
diharapkannya.
lebih tinggi untuk kembali membeli produk tersebut. Para pelanggan yang tidak
produk. Semakin cepat pembeli mengonsumsi produk, semakin cepat mereka bisa
pelayanan tetapi juga sebagai salesman dan pembawa kepercayaan, di mana suatu
mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu di
keputusan pembelian, tentu dipengaruhi oleh daya tarik ketika hendak membeli.
Daya tarik pertama konsumen pada suatu produk dapat terfokus pada
direncanakan lebih dulu. Ini menimbulkan daya tarik produk. Apalagi bila
konsumen sulit melakukan penilaian terhadap kualitas isi produk yang dikemas di
dalamnya, kemasan merupakan reference point, titik pemula yang menarik yang
pengaruh pada keputusan pembelian Tehbotol Sosro yang akan diteliti di dalam
penelitian ini. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa
kerangka konseptual peneliti dapat dilihat pada Gambar 2.4 sebagai berikut :
Gambar 2.4
Kerangka Konseptual
harga dan promosi secara parsial dan simultan terhadap proses keputusan
pembelian.
Pulpy Orange Pada Siswa Sma Negeri 1 Medan.” Hasil uji regresi
pada pengujian suatu teori yang tersusun atas variabel-variabel, diukur dengan
bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel
atau lebih. Di dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data tentang seberapa
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan selama bulan Januari
2017.
3.3.1 Populasi
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
dan Irfan, 2013:38), sedangkan Suharsimi Arikunto (Juliandi dan Irfan, 2013:38)
orang.
Tabel 3.1
Jumlah Mahasiswa/i Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013-2016
Arikunto dalam Juliandi dan Irfan, 2013:38). Sampel adalah bagian dari jumlah
sama untuk dijadikan sampel (Juandi dan Irvan, 2013:52). Kriteria yang menjadi
Tehbotol Sosro.
603
n=
1+(603.10%)2
= 85,7 ≈ 86
di mana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
generalisasi dari suatu realita atau fenomena, dan cara menjelaskannya digunakan
satu kata atau lebih agar dapat dikomunikasikannya. Jadi, konsep merupakan
dasar untuk menghubungkan antara dunia teori dengan observasi, antara abstraksi
penglihatan akhir dari konsumen yang dapat dipercaya (Charles A. Bresrin dalam
mempengaruhi variabel terikat. Dengan kata lain, variabel bebas adalah sesuatu
yang menjadi sebab terjadinya perubahan nilai pada variabel terikat (Juliandi dan
Irfan, 2013:23). Pada penelitian ini, yang merupakan variabel bebas adalah
kemasan.
terikat, tergantung oleh variabel lain, yakni variabel bebas (Juliandi dan Irfan
2013:23). Pada penelitian ini, yang merupakan variabel terikat adalah keputusan
pembelian.
3.2.
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Skala
Variabel Indikator Definisi Pengukuran
Skala
Variabel Indikator Definisi Pengukuran
Data primer adalah data mentah yang diambil oleh peneliti sendiri (bukan
oleh orang lain) dari sumber utama guna kepentingan penelitiannya, dan data
tersebut sebelumnya tidak ada (Juliandi dan Irvan 2013:66). Data di dalam
penelitian ini akan diperoleh secara langsung dengan membagi kuesioner kepada
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti
guna kepentingan penelitiannya. Data aslinya tidak diambil peneliti tetapi oleh
pihak lain (Juliandi dan Irvan 2013:66). Data sekunder dalam penelitian ini di
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.
Skala Likert merupakan suatu pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Pasolong 2012:153).
Validitas memiliki nama lain seperti sahih, tepat, benar. Menguji validitas
berarti menguji sejauh mana ketepatan atau kebenaran suatu instrumen sebagai
statistik yang dapat digunakan adalah korelasi (Juliandi dan Irfan, 2013:79).
𝑛𝑛∑𝑥𝑥𝑥𝑥 − (∑𝑥𝑥)(∑𝑦𝑦)
𝑟𝑟 =
√⦃𝑛𝑛∑𝑥𝑥 2 − (∑𝑥𝑥)2 ⦄⦃𝑛𝑛∑𝑦𝑦 2 − (∑𝑦𝑦)2 ⦄
berikut :
1. Korelasikan skor-skor suatu nomor angket dengan skor total seluruh item.
2. Jika nilai korelasi (r) yang diperoleh adalah positif, kemungkinan butir
nilai r hitung > r tabel, maka butir instrumen tersebut adalah signifikan.
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sejumlah 30 orang
penelitian merupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya. Jika variabel
penelitian menggunakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya maka hasil
penelitian juga dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi (Ghozali dan
Brown.
2𝑟𝑟
𝑟𝑟𝑟𝑟 =
1 + 𝑟𝑟
terpercaya.
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
1. Uji Normalitas
normal atau tidak. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Gujarati et
2. Uji Heteroskedastisitas
terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan yang lain. Jika
variasi residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas (Arief dan Gujarati dalam
Pengujian ini dilakukan melalui pengamatan pada pola scatter plot. Scatter
plot nantinya akan membentuk plot tertentu, maka model regresi memiliki gejala
efisien. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y disimpulkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas.
peubah/variabel bebas (X) dengan satu peubah tak bebas (Y). Dalam penelitian,
peubah bebas (X) biasanya peubah yang ditentukan oleh peneliti secara bebas.
Sedangkan peubah tak bebas (Y) dalam penelitian berupa respon yang diukur
Bentuk hubungan antara peubah bebas (X) dengan peubah tak bebas (Y)
bisa dalam bentuk polinom derajat satu (linear), polinom derajat dua (kuadratik),
polinom derajat tiga (kubik), dan seterusnya. Di samping itu bisa juga dalam
Y = a + bX
dimana :
a = Konstanta
predictor.
ini:
dapat dibentuk dari dua buah titik dengan koordinat yang berbeda yaitu (X1, Y1)
dan (X2,Y2). Hal ini berarti kita bisa membuat banyak sekali persamaan garis
dalam bentuk lain melalui dua buat titik yang berbeda koordinatnya/tidak
berimpit.
3.9.5 Uji T
probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,06 (5%), maka suatu variabel
beberapa kriterianya :
Uji R2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam
regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang
terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa
koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel
determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan
dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik
suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai nilai antar nol
dan satu.
1 : Korelasi sempurna
Jawa Tengah dengan memproduksi dan memasarkan teh seduh merek “Teh Cap
dan menyeduh teh langsung di tempat. Setelah siap, seduhan teh tersebut langsung
dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Namun cara ini kurang berhasil
karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau
menunggu.
Selanjutnya cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi
dengan menggunakan mobil bak terbuka. Cara ini ternyata juga kurang berhasil,
karena teh yang dibawa tumpah selama perjalanan dari kantor ke pasar disebabkan
oleh jalanan di Jakarta yang masih berlubang pada saat itu dan belum sebagus
sekarang.
Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh dan dikemas
ke dalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat
untuk menjual minuman teh dalam kemasan botol secara massal dengan nama
Tehbotol Sosro. Nama “Tehbotol” diambil dari teh seduh merek ”TehCap Botol”,
yang saat itu sudah mulai terkenal di Jakarta dan ”Sosro” dari nama keluarga
Agar bisa melayani pasar dengan lebih baik, Soegiharto Sosrodjojo dan
kemasan dari usaha teh seduh keluarga Sosrodjojo, yakni dengan mendirikan
sebuah perusahaan baru. Perusahaan baru ini diharapkan akan bisa lebih fokus
dalam melayani dan mengembangkan pasar minuman teh siap minum dalam
Sosrodjojo) resmi mendaftarkan perusahaan baru tersebut dengan nama PT. Sinar
Sosro, yang berdomisili di Jalan Raya Sultan Agung Km. 28, Medan Satria,
Bekasi yang juga merupakan lokasi pabrik pertama Tehbotol Sosro sekaligus
merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia dan
di dunia.
tetapi masih dalam skala industri rumahan dan menggunakan botol dengan desain
Sumber: www2.sosro.com
mencantumkan logo Sosro di leher botol (gambar botol kedua tahun 1972). Tahun
1974, logo Tehbotol Sosro kembali mengalami perubahan desain dan pada saat
yang bersamaan botol Tehbotol Sosro dirubah bentuknya menjadi lebih unik &
menonjol. Logo dan bentuk botol tersebut masih digunakan sampai saat ini, serta
Sosro dengan inovasinya sampai dengan tahun 2017 ini telah memiliki banyak
2. Kemasan kotak (Tetra Pak), volume 200 ml, 250 ml, 330 ml dan 1
liter;
Gambar 4.2
Kemasan Tehbotol Sosro
Sumber: www2.sosro.com
ciri responden secara individual atau dengan kata lain gambaran umum responden
akan keadaan, sifat atau ciri‐ciri khusus yang dapat memberikan gambaran tentang
kepada 90 responden.
dilakukan analisis data responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan stambuk.
Tabel 4.1
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-Laki 31 34.4 34.4 34.4
Perempuan 59 65.6 65.6 100.0
Total 90 100.0 100.0
Sumber : Data primer diolah oleh peneliti (2017)
Tabel 4.2
Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid < 18 tahun 5 5.6 5.6 5.6
18-19 tahun 46 51.1 51.1 56.7
20-21 tahun 31 34.4 34.4 91.1
> 21 tahun 8 8.9 8.9 100.0
Total 90 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah oleh peneliti (2017)
responden yang berusia 18-19 tahun (51,1%) dan persentase terendah adalah
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
terendah adalah mahasiswa/i stambuk 2013 (14,4%). Hal ini dikarenakan stambuk
2013 sudah menjadi responden dalam uji validitas (berjumlah 30 orang di luar
Variabel dari penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas yaitu kemasan
serta satu variabel terikat yaitu keputusan pembelian. Data-data dari variabel ini
Interval Kategori
81%-100% Sangat Baik
61%-80% Baik
41%-60% Cukup
21%-40% Rendah
0%-20% Sangat Rendah
Sumber: Riduwan (2008:20)
warna, bahan, bentuk, ukuran, dan merek/logo. Berikut ini dipaparkan satu per
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai Warna (K1)
rata- rata klasikal sebesar 76,6% sehingga termasuk dalam kategori baik.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai Bahan (K2)
bahan kemasan Tehbotol Sosro aman dan nyaman digunakan serta melindungi
sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh rata- rata klasikal sebesar 70%
rata- rata klasikal sebesar 69,8% sehingga termasuk dalam kategori baik.
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai Ukuran (K4)
konsumen memilih sesuai dengan kebutuhan serta ukuran isi Tehbotol Sosro tepat
menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh rata- rata klasikal
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai Merek/logo (K5)
merek Tehbotol Sosro sangat khas sehingga mudah dikenali dan diingat serta
penulisan merek pada kemasan Tehbotol Sosro komunikatif dan tidak memiliki
tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh rata- rata klasikal sebesar 74%
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai Product Choice (P1)
produk tersebut dan pembelian produk Tehbotol Sosro yang dilakukan merupakan
menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh rata- rata klasikal
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai Brand Choice (P2)
tersebut, diperoleh rata- rata klasikal sebesar 68,8% sehingga termasuk dalam
kategori baik.
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai Dealer Choice (P3)
pada tempat penjualan yang berbeda (karena faktor harga, jarak lokasi,
tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh rata- rata klasikal sebesar
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai Purchase Timing (P4)
konsumen sering membeli Tehbotol Sosro ketika sedang butuh (haus), sedangkan
diperoleh rata- rata klasikal sebesar 80,8% sehingga termasuk dalam kategori
baik.
Tabel 4.14
Distribusi Frekuensi Tanggapan Respoden Mengenai Purchase Amount (P5)
bahwa konsumen pernah membeli Tehbotol Sosro lebih dari sekali dalam waktu
diperoleh rata- rata klasikal sebesar 55,6% sehingga termasuk dalam kategori
cukup.
Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara stambuk 2013 (di luar
pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : tingkat
didapat r tabel = 0.3061. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r positif,
maka butir pernyataan dikatakan valid (Ghozali, 2005). Berdasarkan analisis yang
telah dilakukan, maka hasil pengujian validitas dapat ditunjukkan pada tabel
berikut:
Tabel 4.15
Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian
keseluruhan indikator yang diuji bernilai positif dan lebih besar daripada nilai r
tabel. Maka dapat diambil kesimpulan, bahwa keseluruhan butir indikator yang
digunakan dalam penelitian ini lolos dalam uji validitas dan dinyatakan valid.
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.16
Hasil Uji Reabilitas Variabel Penelitian
Keputusan
2 Pembelian 0,746 > 0,70 Reliabel
(Y)
Sumber : Data primer diolah oleh peneliti (2017)
berbeda. Akan tetapi, semua item pernyataan variabel independen (X) dan
variabel dependen (Y) tersebut memiliki nilai koefisien Alpha lebih besar
daripada 0,70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang
1. Uji Normalitas
normal atau tidak. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Gujarati et
histogram dan normal probability plot. Hasil pengujian normalitas dengan analisis
grafik melalui SPSS dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan gambar 4.4.
Gambar 4.3
Gambar Histogram Hasil Uji Normalitas
Pada grafik normal probability plot pada Gambar 4.4 terlihat titik-titik
garis diagonal. Dari kedua grafik tersebut maka dapat dinyatakan bahwa model
2. Uji Heteroskedastisitas
lain.
menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat
Besarnya perubahan pada faktor dependen (Y) akibat perubahan pada faktor
independen (X) secara parsial dapat dijelaskan melalui persamaan regresi yang
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Y = 18,203+ 0,309 X + e
meningkat sebesar 18,203%. Hal ini dikarenakan ada pengaruh dari variabel
2. Koefisien regresi pada variabel kemasan (X) sebesar 0,309 adalah positif.
4.3.5 Uji T
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
dependen
1 atau 90 – 1 – 1 = 88, maka diperoleh t tabel sebesar 0,2072. Hasil analisis uji t
Dari Tabel 4.18 dapat kita lihat bahwa nilai t hitung pada variabel kemasan adalah
sebesar 3,054 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003. Karena nilai t hitung
lebih besar dari t tabel yaitu (3,054 > 0,2072) dan nilai signifikansinya 0,003 <
Tabel 4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
0,096. Hal ini berarti 9,6% keputusan pembelian (variabel Y) yang dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model yang tidak dijelaskan dalam
penelitian ini.
hubungan antara dua variabel, nilai 0,310 menunjukkan korelasi cukup (Sarwono,
2006).
4.4 Pembahasan
menunjukkan bahwa nilai r hitung keseluruhan indikator yang diuji bernilai positif
dan lebih besar daripada nilai r tabel (0,3061). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
konstruk atau variabel lebih besar dari 0,70, yang berarti bahwa kuesioner yang
Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha hasil pengujian yang telah
dilakukan sebagai berikut: kemasan (X) sebesar 0,753 dan keputusan pembelian
dependen. Hal ini dapat dilihat dari hasil dari uji t yang menunjukkan bahwa
variabel kemasan mempunyai signifikansi kurang dari 0,05 dan t hitung lebih
besar dari t tabel. Melalui analisis regresi linier sederhana, diperoleh persamaan
yang positif dan signifikan pada variabel kemasan terhadap keputusan pembelian.
Tehbotol Sosro sangat khas, dengan dominasi warna merah dan orange. Indikator
Sosro yang ramping dengan lekukan di bagian tengah botol sebagai tempat tangan
kemasan botol kaca untuk menikmati teh menggunakan sedotan sambil diletakkan
mereka sering membeli Tehbotol Sosro ketika sedang butuh (haus). Persentase
Sosro lebih dari sekali dalam waktu sehari dan melakukan pembelian ulang dalam
jumlah banyak.
kekuatan korelasi antara dua variabel tersebut sebesar 0,310 (bernilai cukup).
membeli Tehbotol Sosro karena mereka merasa butuh (haus), tidak banyak
faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Oleh karena itu sangat besar
sudah saatnya PT. Sinar Sosro tidak lagi hanya berinovasi dalam hal kemasan saja
untuk produk Tehbotol Sosro, namun harus semakin melebarkan sayapnya untuk
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Utara). Ditemukan bahwa korelasi antar kedua variabel bernilai cukup dan 9,6%
5.2 Saran
kemasan baik dalam hal warna, bahan, bentuk, ukuran, serta merek/logo . Namun
keputusan pembelian yang ditemukan di dalam penelitian ini hanya 9,6%. Oleh
terhadap Tehbotol Sosro, karena kemasan hanya berpengaruh “cukup” dalam arti
Buku:
Juliandi, Azuar dan Irfan. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Ilmu-
Ilmu Bisnis. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Sudjarwono dan Basrowi. 2009. Manajemen Penelitian Sosial. CV. Mandar Maju:
Bandung.
Nento, Ahmad Zuhdi. 2013. Pengaruh Merek dan Kemasan Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada Toko Pia
Saronde). kim.ung.ac.id/index.php/KIMFEB/article/download/373/352 (dia
kses pada 20 November 2016).
Jurnal:
Anik, Sri dan Vita Puspita Sari. 2015. Influence of Trust in a Brand to Brand
Loyalty on Consumer Provider Smart Telecom. GJETeMCP. Volume 1,
Issue 1. http://globalbizresearch.org/files/s451_gjetemcp_sri-anik_vita-
puspa-putri-126422.pdf (diakses pada 16 Desember 2016).
Rahayu, Cici Liya Tri. 2014. Pengaruh Kemasan, Merek, dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Shampo Pantene Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta. eprints.ums.ac.id/32532/ (diakses
pada 20 November 2016).
Internet:
http://www.kemenperin.go.id/artikel/13136/Pasar-Teh-Tetap-Manis-Meski-Daya-
Beli-Pahit (diakses pada 15 Desember 2016).