KELAPA SAWIT
(Survey Pada Pekerja PT Socfindo Indonesia Sei Liput Kecamatan Kejuruan
Muda, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh)
SKRIPSI
Disusun Oleh:
NIM : 130901065
DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
pekerjaan layak muncul sebagai respon atas kondisi tersebut dan telah menjadi
namun hingga saat ini tiap aksi yang dilakukan pekerja kerap berisi tuntutan
kuantitatif, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pekerjaan layak dan realitas
adalah pekerja dari PT.Socfindo Indonesia Sei Liput, Kecamatan Kejuruan Muda,
Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT.
sesuai harapan. Rekrutmen yang tertutup, tidak adanya kontrak kerja, dan jam
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Amid the rampant problems that arise related to employment, decent work
arises in response to these conditions and has become the ILO's main agenda. The
Indonesia by ratifying the ILO Core Conventions, but to date every action carried
workers.
methods, which aims to determine the level of decent work and the reality of the
application of the concept to oil palm plantation workers with respondents are
workers from PT.Socfindo Indonesia Sei Liput, Kecamatan Kejuruan Muda, Aceh
Tamiang, Aceh Province. The results of this study indicate that PT. Socfindo has
applied the concept of decent work even though the level has not met
working hours are obstacles to achieving work eligibility in accordance with the
ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
skripsi ini dengan judul: “Dampak Keberadaan Mini Market terhadap Warung
Utara”. Skripsi ini Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada
diantaranya kepada:
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial
Universitas SumateraUtara.
iii
Universitas Sumatera Utara
selama penelitian hingga dapat menyelesaikan penelitian ini, dan selama
penguji saya yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
dalam memberikan kritik dan saran yang sangat membangun hingga saya
saya.
7. Kepada kedua orangtua saya bapak Syafriman dan ibu Elina, yang sangat
tanpa henti.
9. Buat Sahabat saya Sari Yolanda, Aqila, Finta, Pupuy, Dinda, Arman,Baim,
iv
Universitas Sumatera Utara
11. Buat teman-teman satu bimbingan skripsi yaitu Dwi, Hasty, Sari, dan Ardi
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dengan harapan semoga skripsi
ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi
Sumatera Utara.
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................ ix
vi
Universitas Sumatera Utara
3.8.1 Pengolahan Data...............................................................42
3.8.2 Analisis Data.....................................................................43
3.9 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas.................................................44
3.9.1 Uji Validitas......................................................................44
3.9.2 Uji Reliabilitas...................................................................45
3.10 Keterbatasan Peneliti....................................................................47
vii
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran............................................................................................104
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................115
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
ix
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
penduduk yang padat. Tidak jarang penduduk Indonesia sangat sulit untuk
mendapatkan pekerjaan, bahkan jika saja sudah bekerja, belum tentu pekerjaan
dan pekerjaan yang layak. Pasal 1 angka 31 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun diluar hubungan kerja, yang
dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak
di negeri ini. Setelah krisis ekonomi yang parah pada tahun 1997-1998, negara ini
mengalami transisi politik menuju sistem yang lebih demokratis yang juga diikuti
(PPHI). Kondisi pasar kerja di Indonesia sangat bergantung pada dinamika sosial
1
Universitas Sumatera Utara
dan ekonomi, terutama pada masa krisis tahun 1997-1998 yang sangat
menghambat perekonomian serta krisis keuangan global tahun 2008 yang juga
Waktu Tertentu dan Pekerja Waktu Tidak Tertentu. Biasanya bagi mereka yang
maksudnya adalah seluruh pekerja yang diikat dengan Perjanjian Kerja Waktu
hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu. Pada dasarnya
(Agusmidah, 2010)
Definisi dari pekerjaan layak atau decent work secara sederhana adalah pekerjaan
yang dilakukan atas kemauan atau pilihan sendiri, berupah atau memberikan
penghasilan yang cukup untuk membiayai hidup secara layak, serta terjaminnya
2
Universitas Sumatera Utara
permasalahan yang menimpa buruh/pekerja saat ini, seperti yang sering kita
saksikan saat terjadi demonstrasi, masih mengenai upah yang tidak layak, fasilitas
kerja yang tidak layak, jaminan kerja yang minim, dan banyak lagi. Padahal
kelayakan kerja sendiri sudah menjadi agenda utama ILO (International Labour
tersebut.
perempuan dan laki-laki untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan produktif
secara bebas, adil, aman dan bermartabat. Tujuan utama ILO adalah
baik secara prinsip maupun praktiknya (ILO, 2007). Dengan kata lain, ILO adalah
Isu pekerjaan layak seakan-akan telah menjadi isu utama saat berbicara
salah satu prioritas agenda kerja ILO. Menurut agenda ILO, agenda pekerjaan
layak perlu diterapkan di berbagai negara dalam upaya penciptaan kondisi kerja
3
Universitas Sumatera Utara
yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak, yaitu pemilik modal atau
perusahaan dan buruh. Agenda kerja layak merupakan pendekatan terpadu untuk
mengejar tujuan pekerjaan penuh dan produktif serta pekerjaan yang layak untuk
semua pada tingkat global, regional, nasional, dan lokal. Mengenai hal ini tujuan
barang dan jasa sebagai hasil produksi yang bermutu dan berkualitas. Sedangkan
selama bekerja sesuai tujuan yang akan dicapai dalam kelayakan kerja.
konvensi yang telah dilakukan tersebut seperti penghapusan kerja paksa (konvensi
No.29 dan 105), kebebasan berserikat (konvensi No.87 dan 98), larangan terhadap
diskriminasi (konvensi No.100 dan 111) dan penghapusan pekerja anak (konvensi
No.138, 1999). Selain itu, ILO (International Labour Organisation) juga telah
Namun sejauh ini permasalahan tentang pemenuhan hak akan pekerjaaan dan
lalu, misalnya, ada 10 tuntutan yang disampaikan buruh. Adapun ke-10 tuntutan
4
Universitas Sumatera Utara
itu dapat dikelompokkan pada soal upah, jaminan sosial, dan kesejahteraan anak
membuat posisi buruh semakin sulit. Motif utama pada pihak buruh bekerja di
sektor industri adalah untuk mendapatkan upah sebagai pertukaran atas tenaga
kerja yang telah ia keluarkan untuk berproduksi. Upah yang diharapkan tidak
hanya sekedar untuk memulihkan tenaganya agar dapat bekerja kembali keesokan
harinya, namun juga untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan
penerapan agenda kerja layak (decent work) di Indonesia sesuai dengan tujuan-
tujuan dari ILO. Beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintah untuk mendukung
industrial. Indonesia juga sudah meratifikasi Konvensi Inti ILO pada Juni 1999
Konvensi ILO (Kusyuniati, 2010). Karena pada dasarnya tujuan akhir dari agenda
kerja layak itu adalah kesejahteraan bagi buruh, maka seharusnya agenda kerja
5
Universitas Sumatera Utara
bagi para buruh tersebut. Namun kenyataannya hal tersebut belum sepenuhnya
dengan melakukan aksi untuk menuntut keinginan dan haknya. Setiap melakukan
perkebunan kelapa sawit yang mana jumlah perusahaannya adalah yang paling
Tabel 1. 1 Jumlah perusahaan Perkebunan Besar menurut jenis tanaman sepanjang 2010
hingga 2015
Tanaman Tahunan
Karet 379 383 332 315 315 316
Kelapa 137 125 111 107 107 107
Kelapa sawit 1176 1217 1510 1601 1601 1600
Kopi 119 122 97 89 89 91
Kakao 118 116 87 86 86 85
Teh 125 132 114 96 96 98
Cengkeh 54 54 55 52 52 52
Kapuk 19 19 1 1 1 1
Kina 14 13 2 2 2 2
Tanaman Semusim
Tebu 78 78 99 97 97 98
Tembakau 11 11 7 6 6 8
Sumber : Diolah dari Hasil Survei Perusahaan Perkebunan, BPS 2017.
6
Universitas Sumatera Utara
Perkebunan Besar Swasta (PBS) sebanyak 52%, Perkebunan Besar Negara (PBN)
sebesar 7%, dan Perkebunan Rakyat (PR) sebesar 41% (DIRJENBUN, 2015).
Sebanyak 87 perusahaan sawit tersebut berada di Provinsi Aceh. Dari angka itu, 9
kemudian disusul Aceh Timur, Subulussalam, dan Aceh Utara (Aceh Terkini,
2016).
Tabel 1. 2 Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit Perkebunan Besar Swasta Nasional dan
Luas JumlahTenaga
Produksi Produktivitas
No KABUPATEN Areal/Area Kerja
(Ton) (Kg/Ha)
(Ha) (TK)
1 Kab. Aceh Selatan 190 369 3.355 95
2 Kab. Aceh Timur 25.957 89.105 4.035 12.979
3 Kab. Aceh Barat 8.569 33.425 4.178 4.285
4 Kab. Pidie - - - -
5 Kab. Pidie Jaya 101 126 1.248 51
6 Kab. Aceh Tengah 56 2 2.000 28
7 Kab. Aceh Utara 5.951 6.314 3.686 2.976
8 Kab. Aceh Singkil 37.386 95.374 3.246 18.694
9 Kab. Bireun 2.768 4.137 4.187 1.384
10 Kab. Aceh Tamiang 32.139 111.739 4.012 16.070
11 Kab. Aceh Jaya 2.945 3.418 3.979 1.473
12 Kab. Nagan Raya 40.148 136.429 3.942 20.074
13 Kab. Aceh Barat Daya 4.578 11.417 4.683 2.289
14 Kota Subulussalam 7.988 12.471 3.553 3.994
Sumber : Diolah dari Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Kelapa Sawit, Direktorat Jenderal
Perkebunan 2015
7
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas merupakan tabel luas areal dan produksi kelapa sawit
perkebunan besar swasta yang ada di Provinsi Aceh. Dari data tersebut, dapat
dilihat bahwa Aceh Tamiang memiliki luar areal terbesar ketiga setelah Nagan
Raya dan Aceh Singkil. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di perkebunan kelapa
sawit swasta di Aceh Tamiang juga yang tertinggi ketiga sebesar 16.070 pekerja,
setelah Nagan Raya yang lebih tinggi dengan 20.074 pekerja, dan Aceh Singkil
Bandar Pusaka, Bendahara, Karang Baru, Kejuruan Muda, Kota Kuala Simpang,
Manyak Payed, Rantau, Sekrak, Seruway, Tamiang Hulu, Tenggulun, yang secara
keseluruhan mempunyai luas 1.957,02 Km2 atau 195,702 Hektar (BPS Aceh
Tamiang, 2013). Dari luas wilayah Kabupaten Aceh Tamiang 1.957,02 Km 2, 80%
Industri kelapa sawit termasuk industri yang penting bagi Indonesia. Saat
ini kelapa sawit merupakan komoditas utama ekspor Indonesia dan menyumbang
besar dalam pendapatan nasional. Sejak 2006, Indonesia telah menjadi produsen
Pada 2014, minyak kelapa sawit berkontribusi sebesar US$ 17,5 miliar atau
sekitar 10% dari total ekspor. Bahkan pada periode Januari-September 2015,
ekspor kelapa sawit Indonesia telah berada pada posisi pertama sebagai
penyumbang devisa terbesar yaitu sebesar US$ 11,60 miliar diatas ekspor
batubara yang sebesar US$ 11,35 miliar (BPS, 2015). Industri ini juga merupakan
industri yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang sangat besar.
8
Universitas Sumatera Utara
Data Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa
tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit terus meningkat. Pada tahun 2010,
perusahaan kelapa sawit mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3,4 juta tenaga
kerja. Angkanya meningkat sebanyak 60,8% pada tahun 2014 menjadi 5,4 juta
pada industri kelapa sawit memang jauh lebih besar dibandingkan industri minyak
sawit dan karet dan sudah berdiri lebih dari 100 tahun. Adrien Hallet sebagai
pendiri Socfin telah memulai perkebunan komersil karet di Indonesia sejak 1909
dan perkebunan kelapa sawit sejak tahun 1911 di Sei Liput & Medang Ara yang
terletak di Aceh Tamiang, Deli Muda dan Tanah Itam Ulu di Sumatera Utara.
Kini, setelah lebih dari 100 tahun perjalanannya, PT. Socfindo telah mengelola
sekitar 48 ribu hektar areal perkebunan yang terdiri dari kelapa sawit dan karet.
Terdapat 9 perkebunan kelapa sawit yang tersebar di Provinsi Aceh dan Sumatera
Namun, masalah perburuhan di satu sisi memang selalu melekat pada konteks
menarik jika konteksnya berubah menjadi kawasan industri padat karya di kota
9
Universitas Sumatera Utara
kecil. Dari investigasi POSPERA (posko perjuangan rakyat aceh), diketahui
bahwa selama ini masih ada perusahaan perkebunan sawit di Aceh yang masih
harian lepas (BHL) dan buruh kontrak tanpa jaminan tertulis/mekanisme formal
dalam rangka peningkatan status, sehingga upah murah berbasis target kerja.
kesejahteraan, dan hak hak normatif lainnya terabaikan (Lintas Atjeh, 2017).
tak terlepas dari permasalahan yang terjadi antara pihak perusahaan dan buruh,
yang artinya relasi antara pihak perusahaan dan buruh tidak harmonis. Perusahaan
perkebunan kelapa sawit negara (PTPN) yang ada di Aceh Tamiang pernah
didemo oleh para buruh dan masyarakat sekitar. Para pendemo yang sebagian jadi
buruh harian lepas juga menuntut PTPN 1 Aceh untuk memberikan kebebasan
pekerjaan untuk sholat jumat . Dalam petisi itu juga, para pendemo memberikan
bongkar muat buah yang masuk, baik yang berasal dari kebun maupun dari luar
diskriminasi harga bagi supplier atau pihak ke tiga. Berikutnya, para buruh
10
Universitas Sumatera Utara
kepada masyarakat sekitar lingkungan perusahaan, sesuai dengan Undang-undang
Aceh, 2015).
Tak hanya buruh dari perusahaan perkebunan kelapa sawit negara, aksi
mogok kerja dan demonstrasi juga dilakukan oleh para buruh dari perusahaan
perkebunan kelapa sawit swasta, PT. MPLI (Mestika Prima Lestari Indah) Aceh
Tamiang pada September 2016 lalu. Pada tanggal 19 September 2016 lalu, ratusan
melakukan aksi mogok kerja dengan cara menduduki kantor pusat perusahaan
aksinya, para buruh perkebunan yang didampingi Serikat Pekerja Pertanian dan
tuntutan mereka di antaranya, terkait mutasi dan masalah gaji yang belum sesuai
(UMP) (Harian Analisa, 2016). Setelah melakukan aksi mogok kerja, seminggu
kemudian para buruh tersebut melakukan aksi demo ke DPRK Aceh Tamiang.
bentuk intimidasi terhadap pengurus dan anggota pengurus unit pekerja Serikat
Pekerja Pertanian dan Perkebunan Serikat Pakerja Seluruh Indonesi (PUK SPPP-
11
Universitas Sumatera Utara
dengan sebaik-baiknya dan menggenapi hak-hak para buruh tersebut dengan
apakah hal serupa juga dialami oleh pekerja di PT. Socfindo kebun Sei Liput.
Karna setelah cukup lama berdiri, hubungan antar perusahaan dan pekerja terlihat
tidak pernah memanas. Hal ini terlihat dari tidak adanya aksi-aksi protes yang
dalam menerapkan standar kerja layak sesuai tujuan dari ILO. Timbul sejumlah
tersebut. Apakah sudah sesuai dengan agenda kerja layak yang ditentukan oleh
ILO? Pertanyaan pertanyaan inilah yang dibahas dalam penelitian ini yang
mengangkat topik tentang pekerjaan yang layak (decent work) pada pekerja
perkebunan kelapa sawit, yang dalam hal ini mengambil pekerja dari PT.
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan pekerjan layak pada
pekerja perkebunan, yang mana indikator dari pekerjaan layak tersebut telah
pekerjanya masih rendah. Padahal perlindungan jaminan sosial adalah salah satu
12
Universitas Sumatera Utara
indikator dari pekerjaan layak menurut ILO. Beranjak dari kondisi tersebut, maka
PT. Socfindo Indonesia Sei Liput, Kec. Kejuruan Muda, Aceh Tamiang,
Provinsi Aceh.
perkebunan kelapa sawit PT. Socfindo Indonesia Sei Liput, Kec. Kejuruan
PT. Socfindo Indonesia Sei Liput, Kec. Kejuruan Muda, Aceh Tamiang,
Provinsi Aceh.
perkebunan kelapa sawit PT. Socfindo Indonesia Sei Liput, Kec. Kejuruan
13
Universitas Sumatera Utara
sebagai tambahan referensi dan kepustakaan, baik bagi peneliti
pekerjaan layak.
pekerja.
14
Universitas Sumatera Utara
1. Pekerjaan Layak
2. Pekerja Perkebunan
tersebut. Operasional variabel juga dimaksudkan untuk mencegah salah tafsir dan
terukur. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel pekerjaan layak
yang memiliki beberapa indikator. Hasil konvensi ILO yang telah diratifikasi
Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat pekerjaan layak (decent work)
pekerja perkebunan kelapa sawit PT. Socfindo dalam penelitian ini antara lain :
15
Universitas Sumatera Utara
kesempatan kerja, jaminan sosial, hak dasar di tempat kerja, pekerjaan yang harus
Variabel Penelitian
Pekerjaan Layak
(Konsep ILO)
1. Kesempatan Kerja
Pekerja Perkebunan
2. Jaminan Sosial Kelapa Sawit
dihapuskan
7. Pendapatan/upah yang
mencukupi
Pekerjaan
9. Dialog sosial
16
Universitas Sumatera Utara
1.8 Defenisi Operasional Variabel
disebut sebagai definisi operasional. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah
pengertian umum dari kerja layak adalah kesempatan bagi perempuan dan
laki-laki untuk mendapatkan kondisi kerja yang layak dan produktif dalam
kerja layak, definisi ditambahkan oleh ILO bahwa pekerjaan yang layak
dan perlakuan yang sama bagi semua (Widarti, 2006). Pekerjaan layak
berikut:
1. Kesempatan kerja
17
Universitas Sumatera Utara
Kesempatan kerja ini juga menyangkut bagaimana proses perekrutan,
2. Jaminan Sosial
Jaminan sosial adalah hak asasi manusia, pada tahun 1952, ILO telah
Nasional No.40/2004. Khusus untuk jaminan sosial tenaga kerja baru akan
berlaku tahun 2015. Sehingga dalam hal ini, pedoman jaminan sosial
Tahun 2002 ini, ruang lingkup jaminan sosial tenaga kerja meliputi
perusahaan atau pengusaha kepada para pekerja terkait dengan hak yang
pantas diberikan sebagai timbal balik atas kewajiban yang telah dilakukan
18
Universitas Sumatera Utara
perlakuan, kebebasan, representasi dan partisipasi, dan menyuarakan
pendapat.
paksa dan pekerja anak. Hal ini seperti yang ditetapkan dalam konvensi
tahun 1957 (N0.105), konvensi usia minimal tahun 1973 (No.138) dan
Penghapusan kerja paksa melarang segala bentuk kerja paksa untuk tujuan
15 tahun, sehingga anak yang bekerja pada usia 15-18 tahun dianggap
berhubungan dengan perlakuan yang tidak sama bagi individu atas hak
19
Universitas Sumatera Utara
6. Jam Kerja Layak
Jam kerja menjadi bagian penting dari kerja layak. Jam kerja yang
berlebihan seringkali menjadi tanda adanya upah per jam yang tidak
dinyatakan pada Konvensi ILO No.1 dan No.30. Tetapi dalam Undang-
Sehingga dalam penelitian ini akan digunakan 40 jam sebagai jam kerja
pekerjaan layak. Hal ini diukur dalam hal dan jumlah sebenarnya agar
memberikan upah dibawah upah minimum yang telah diatur oleh undang-
20
Universitas Sumatera Utara
8. Stabilitas dan Jaminan Pekerjaan
Stabilitas dan jaminan pekerjaan ini berkaitan dengan jaminan masa depan
buruh pada perusahaan atau pabrik. Hal ini tentunya terkait dengan
9. Dialog Sosial
Dialog sosial adalah salah satu pilar agenda pekerjaan layak. Dialog sosial
21
Universitas Sumatera Utara
BAB II
KERANGKA TEORI
bahwa sesuatu yang baru dapat muncul dari interaksi. Namun, ia berargumen
bahwa hal - hal yang baru muncul tersebut dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip
sosial sehari- hari. Namun, ia juga sangat percaya bahwa sosiologi yang terbangun
dari prinsip - prinsip ini pada akhirnya akan mampu menjelaskan semua perilaku
sosial.
22
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada temuan- temuan B.F Skinner, Homans lalu
a. Proposisi Sukses
Secara umum perilaku yang selaras dengan proposisi sukses meliputi tiga
tindakan asli atau minimal tindakan yang dalam beberapa hal menyerupai
tindakan asli. Homans mencatat bahwa ada beberapa hal khusus terkait
timbal balik ini mungkin berlangsung tanpa batas. Dalam beberapa hal
individu sama sekali tidak dapat terlalu sering berbuat seperti itu.
23
Universitas Sumatera Utara
menjadi bosan dan muak melakukan hal yang sama pada waktu yang akan
datang.
b. Proposisi Stimulus
Jika pada masa lalu terjadi stimulus tertentu, atau serangkaian stimulus
semakin mirip stimulus saat ini dengan stimulus masa lalu tersebut
yang tidak relevan, paling tidak sampai situasinya dibenahi oleh kegagalan
c. Proposisi Nilai
24
Universitas Sumatera Utara
diinginkan. Homans menganggap bahwa hukuman sebagai cara yang tidak
d. Proposisi Deprivasi-Kejemuan
Makin sering seseorang menerima hadiah khusus di masa lalu yang dekat,
e. Proposisi Persetujuan-Agresi
25
Universitas Sumatera Utara
Kita akan terkejut ketika menemukan konsep frustasi dan amarah
dalam karya Homans karena dua konsep tersebut tampaknya merujuk pada
eksternal” yang tidak hanya dapat diamati oleh individu tersebut namun
f. Proposisi Rasionalitas
besar.
Homans ini sangat jelas dipengaruhi oleh teori pilihan rasional. Menurut
26
Universitas Sumatera Utara
mereka benar-benar akan menerima imbalan. Imbalan yang bernilai tinggi
akan hilang nilainya jika aktor menganggap bahwa itu semua cenderung
tidak akan mereka peroleh. Sebaliknya, imbalan yang bernilai rendah akan
yang sangat bernilai dan sangat mungkin tercapai. Imbalan yang paling
tidak diinginkan adalah imbalan yang paling tidak bernilai dan cenderung
ekonomi dasar (pilihan rasional), yaitu individu memberi apa dan mendapatkan
lebih sedikit kepentingan daripada orang yang dikuasai, maka orang berkuasa
tersebut dapat menentukan apa yang diinginkannya terhadap orang yang dikuasai
tadi. Homans menyebut kondisi ini dengan principle of least interest. Misalnya
saja, bila seorang perempuan biasa menikah dengan anak presiden, maka disini
sang anak presidenlah yang berkuasa. Karena perempuan biasa tadi lebih
sedangkan sang anak presiden hanya membutuhkan kasih sayang dan rasa bahagia
27
Universitas Sumatera Utara
Dari contoh tersebut, dapat dikaitkan dengan masalah yang akan dikaji
oleh peneliti, yaitu kasus yang terkait pekerja dengan perusahaan. Pekerja disini
mengukur pekerjaan layak pada pekerja perkebunan PT. Socfindo Sei Liput
dengan melihat apakah apa yang diberikan pekerja pada perusahaan, mendapatkan
kemiskinan, khususnya bagi para pekerja atau buruh. Tujuan yang ingin dicapai
dengan adanya konsep kerja layak (decent work) ini adalah untuk menciptakan
tempat kerja, dan dialog sosial (Prajuliyanto, 2016). Sasaran utama dari ILO
mengenai konsep kerja layak (decent work) ini adalah meningkatkan kesempatan
bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh pekerjaan layak dan produktif,
dalam kondisi bebas, setara, aman dan mempunyai harga diri (Ghai, 2003).
Konsep kerja layak (decent work) sendiri di Indonesia sebenarnya sudah tertuang
yang layak secara manusiawi”. Artinya, pekerjaan layak merupakan salah satu
28
Universitas Sumatera Utara
ILO dalam (Anker, 2001) menjelaskan pengertian umum dari kerja layak
kerja yang layak dan produktif dalam kondisi bebas, setara, aman, dan
bermartabat. Dalam konsep mengenai kerja layak, definisi ditambahkan oleh ILO
bahwa pekerjaan yang layak melibatkan peluang untuk pekerjaan yang produktif
dan perlindungan sosial bagi pekerja dan keluarganya; menawarkan prospek yang
pekerjaan penuh dan produktif serta pekerjaan yang layak untuk semua pada
tingkat global, regional,nasional, dan lokal. Mengenai hal ini tujuan pekerjaan
dan jasa sebagai hasil produksi yang bermutu dan berkualitas. Sedangkan
selama bekerja sesuai tujuan yang akan dicapai dalam kelayakan kerja.(ILO,
2011)
Beberapa dari aspek tersebutdapat lebih mudah diukur dibanding dengan aspek
lainnya, karena adanya ketersediaan statistik. Meskipun aspek khusus dari kerja
yang layak beragamantara satu negara dengan negara yang lain, atau antara satu
29
Universitas Sumatera Utara
orang dengan orang yang lain,konsep dan elemen dasar dari kerja layak bersifat
universal. Tak bisa diingkari kerja merupakan bagian besar kehidupan dalam
artian jumlah waktu, integrasi sosial, dan kepercayaan individual. Kerja yang
layak merupakan dimensi dasar dari kualitas kehidupan dan kerja produktif adalah
sumber pendorong pendapatan utama bagi sebagian besar orang dan merupakan
selalu dibarengi dengan istilah buruh yang menandakan bahwa dalam UU ini dua
istilah tersebut memiliki makna yang sama. Dalam Pasal 1 Angka 3 dapat dilihat
pengertian dari pekerja/buruh yaitu : “setiap orang yang bekerja dengan menerima
upah atau imbalan dalam bentuk lain”. Dari pengertian tersebut dapat dilihat
beberapa unsur yang melekat dari istilah pekerja/buruh yaitu setiap orang yang
bekerja (angkatan kerja maupun bukan angkatan kerja tapi harus bekerja) dan
menerima upah atau imbalan sebagai balas jasa atas pelaksanaan pekerjaan
tersebut. Dua unsur ini penting untuk membedakan apakah seseorang masuk
dalam kategori pekerja yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan atau tidak, dimana
Pada zaman feodal atau jaman penjajahan Belanda dahulu yang dimaksud
dengan buruh adalah orang-orang pekerja “kasar” seperti kuli, mandor, tukang
30
Universitas Sumatera Utara
dan lain-lain. Orang-orang ini oleh pemerintah Belanda dahulu disebut dengan
Biasanya orang-orang yang termasuk golongan ini adalah para bangsawan yang
bekerja di kantor dan juga orang-orang Belanda dan Timur Asing lainnya.
Pemerintah Hindia belanda membedakan antara blue collar dengan white collar
ini semata-mata untuk memecah belah golongan Bumi putra dimana oleh
pemerintah Belanda diantaranya white collar dan blue collar diberikan kedudukan
pada tahun 1974, istilah buruh direkomendasikan untuk di ganti dengan istilah
sebenarnya merupakan istilah teknis biasa saja, telah berkembang menjadi istilah
Pekerjaan administrasi tentu saja tidak mau disebut buruh, disamping itu dengan
dipengaruhi oleh paham Marxisme, buruh dianggap satu kelas yang selalu
penggunaan kata buruh telah mempunyai motivasi yang kurang baik, hal ini tidak
tidak mudah. Oleh karena itu, kita harus kembali dalam Undang-undang Dasar
31
Universitas Sumatera Utara
1945 yang pada penjelasannya pasal 2 disebutkan, bahwa “yang disebut
lain badan kolektif”. Jelas di sini UUD 1945 menggunakan istilah “pekerja” untuk
pengertian buruh. Oleh karena itu, disepakati penggunaan kata “pekerja” sebagai
pengganti kata “buruh” karena mempunyai dasar hukum yang kuat. (Widodo,
bahan pembanding bagi penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
mengenai pekerjaan layak dan mutu pekerjaan layak pada buruh perempuan di
upah yang besar. Dimensi upah menjadi hal utama dalam pemenuhan kerja layak
dengan dimensi kerja layak dari ILO, masih belum mencakup semua dimensi
kerja layak dari ILO tersebut. Artinya, konsep pekerjaan layak yang telah
32
Universitas Sumatera Utara
pemerintah lebih sering berinteraksi dengan perusahaan daripada dengan buruh
yang dilakukan perusahaan terkait pemenuhan kerja layak. Kesempatan kerja, cuti
haid, hak-hak dasar ditempat kerja, stabilitas jaminan pekerjaan, serta dialog
bertentangan dengan undang-undang dan agenda kerja layak (decent work) karna
jam kerja yang diberlakukan di PT.”PM”Tex melebihi dari apa yang telah diatur
sebenarnya mendorong mereka ke dalam sistem kerja eksploitatif yang setiap hari
mereka jalani. Kondisi ini juga didorong kurang mengetahuinya buruh perempuan
untuk menjaga pemasukan dari investasi dan industri. Kinerja pemerintah dinilai
kurang maksimal dan lalai pada fungsi sebenarnya sebagai pengawas dan
33
Universitas Sumatera Utara
diterima oleh buruh karena dari sudut pandang buruh, ada ketidaksesuaian
memberikan kelayakan kerja bagi buruh. Hanya ada beberapa aspek yang sudah
sesuai dengan kelayakan kerja yaitu penciptaan lapangan kerja, pemberian hak
dalam hal menyuarakan pendapat, waktu istirahat, dan fasilitas. Namun, lain
dalam hal memenuhi persyaratan kerja. Indikator yang kedua adalah perlindungan
buruh ke PT. Jamsostek tidak sesuai dengan gaji bulanan yang mereka terima.
Indikator ketiga adalah hak di tempat kerja. Menurut buruh perusahaan belum
memenuhi semua hak buruh di tempat kerja seperti upah dan promosi jabatan.
Upah yang diberikan perusahaan tidak didasarkan pada keterampilan tertentu pada
bagian montir, cucuk, operator tenun,dan potong kain. Pemberian hak perusahaan
sudah sesuai dalam hal menyuarakan pendapat, waktu istirahat, waktu bekerja dan
perusahaan tidak ada. Yang ada malah penurunan status kerja. Indikator keempat
34
Universitas Sumatera Utara
Saputra Tex berdasarkan perspektif kepuasan buruh yang telah dibahas
istirahat, hak menyuarakan pendapat, tiadanya kerja paksa, hak fasilitas, dan hak
upah (pada bagian warping, palet, boomstel, dan kanji). Lain halnya menurut
standar kelayakan kerja bahwa ada beberapa aspek yang sudah sesuai seperti
lapangan kerja, hak istirahat, hak menyuarakan pendapat, tiadanya kerja paksa,
dan hak fasilitas. Kedua pandangan tersebut yang membedakan adalah mengenai
hak upah.
Menurut pendapat buruh, pemberian hak upah dirasa sudah sesuai ada
pada empat bagian kerja sedangkan empat bagian kerja lainnya dirasa kurang
sesuai. Ada juga indikator yang dirasa kurang sesuai baik menurut perspektif
buruh maupun menurut standar kelayakan kerja seperti pada hak upah, jaminan
sosial, dan dialog sosial. Keempat hal itu dirasa belum sesuai karena sebagian
empat hal itu yang dirasa merugikan buruh. Masalah itu juga diperkuat dari
standar kelayakan kerja perusahaan bahwa ada hal-hal yang tidak sesuai, yaitu
pada jam kerja, hak upah, jaminan sosial, dan dialog sosial.
35
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
metode survey kepada pekerja perkebunan dengan variabel mandiri/ tunggal yaitu
pekerjaan layak. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, objek, kondisi, dan sistem pemikiran yang bertujuan membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
penelitian dilakukan dalam ruang alamiah atau bukan buatan dan peneliti
Sugiyono (2011) bahwa: Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari
tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan
Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini sebagai lokasi penelitian adalah :
36
Universitas Sumatera Utara
1. Dari 13 kabupaten/kota di Provinsi Aceh yang didalamnya terdapat
artinya penyerapan tenaga kerja dalam perusahaan kelapa sawit lebih besar
di Aceh Tamiang.
beroperasi di daerah tersebut. Karna hal itu, peneliti ingin meneliti tentang
3. Lokasi tersebut ditempati oleh sebagian besar pekerja yang akan menjadi
3.3 Populasi
yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu
kesimpulan.
penelitian ini adalah seluruh pekerja perkebunan kelapa sawit Afdeling I PT.
37
Universitas Sumatera Utara
3.4 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan dengan karakteristik yang dimiliki
random sampling, dimana peneliti memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel yang dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu sendiri. Jadi,
sampel dalam penelitian ini adalah pekerja yang terpilih secara acak. Jumlah
n = N
1 + N (e2)
Keterangan :
N = Jumlah populasi
tahun 2017 sebesar 284 pekerja dan e = 5%, diperoleh jumlah sampel sebesar :
n = 160
1 + 160 (0,052)
penelitian ini sebanyak 114 orang. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan
38
Universitas Sumatera Utara
peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
39
Universitas Sumatera Utara
informan dalam menjelaskan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
b. Data Sekunder
sumber data kedua atau dari sumber-sumber yang telah ada. Data
bantu penelitian berupa kamera dan buku catatan serta alat tulis. Kamera
gambar/visual. Buku catatan serta alat tulis digunakan untuk mencatat segala hal
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011). Dengan
kata lain, instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
40
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini adalah kuisioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan defenisi
pernyataan mengenai pekerjaan layak pada pekerja perkebunan kelapa sawit PT.
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut jika digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan
pada sebuah instrumen. Skala pengukuran yang digunakan oleh peneliti adalah
tipe ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak; benar-salah; pernah-tidak
dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk
checklist. Untuk kategori uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis
menetapkan :
Ya = 1
Tidak = 0
diberikan responden, sehingga melalui skor-skor yang terdapat dalam tabel, dapat
disusun dan ditetapkan suatu penilaian mengenai tingkat pekerjaan layak pada
pekerja perkebunan.
41
Universitas Sumatera Utara
3.8. Pengolahan Data dan Analisis Data
yang bersifat pertanyaan tertutup. Data tersebut umumnya masih dalam bentuk
hasil penelitian langsung, oleh karena itu diperlukan seleksi dan pengkategorian
agar hasil penelitian langsung dapat diolah sedemikian rupa untuk kemudian
menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20.
kesimpulan dan verifikasi, merupakan satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh
mencatat, atau suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau peninjauan
“intersubjektif” dengan kata lain makna yang muncul dari data harus diuji
data kuantitatif, terdapat dua tahap yang dilakukan. Tahap yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah tahap pengolahan data dan tahap analisis data.
sebagai berikut:
42
Universitas Sumatera Utara
1. Pengeditan Data (Editing)
Kegiatan ini dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang telah
analisis data dan juga mempercepat pada saat pemasukan data, yaitu dengan
Tahapan ini dilakukan dengan cara menghitung data secara statistik untuk
Tahapan ini adalah pengecekan data yang sudah dimasukkan, apakah ada
lebih mudah dibaca dan dipresentasikan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian
ini akan dianalisa menggunakan analisis tabel tunggal. Analisis tabel tunggal
tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom,
43
Universitas Sumatera Utara
tingkat pekerjaan layak. Jawaban kuisioner respon tersebut menggunakan skala
guttman yang menggunakan dua kategori yang dibuat dalam bentuk pilihan, yaitu
alat ukur yang digunakannya. Maka dari itu sebelum instrument tersebut
tersebut. Uji Validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang
akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner
dikatakan valid apabila dapat mempresentasikan atau mengukur apa yang hendak
diukur (variabel penelitian). Dengan kata lain validitas adalah ukuran yang
yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Validitas internal
atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah
(eksternal). Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat dari variabel
yang diteliti. Uji validitas ini akan diterapkan dalam menghitung kevaliditasan
kuisioner. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan teknik analisis product
44
Universitas Sumatera Utara
r= n (Σ XY) – (Σx) (Σy)
√{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}
Keterangan :
y = skor total
thitung = r √n-2
√1-r2
Keterangan :
r = koefisien korelasi
Kemudian membandingkan thitung dengan ttabel. Jika thitung > ttabel maka item
tersebut valid.
suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Uji reliabilitas
45
Universitas Sumatera Utara
instrumen penelitian digunakan untuk mengetahui ketepatan pengukuran objek
yang dikaji untuk menentukan sejauh mana alat ukur dapat dipertanggung
data. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan alat ukur Alpha
variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60
pada hasil pengujian. Nilai tingkat keandalan Cronbach’s Alpha dapat ditunjukan
46
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Uji Reliabilitas
Cronbach's
Alpha N of Items
0,846 56
Sumber: Data Excell 2018
Dalam penelitian ini, untuk tingkat reliabilitas dikatakan reliable dan bahkan
termasuk dalam tingkat sangat reliabel atau sangat andal. Uji reliabilitas terhadap
hambatan yang ditemui dalam penelitian, baik yang berkaitan dengan metode dan
kegiatan penelitian ilmiah. Selain itu, peneliti juga belum menguasai secara penuh
menyajikan dan mengolah data, akan tetapi kendala tersebut dapat diatasi melalui
proses bimbingan skripsi dan peneliti berusaha untuk mencari informasi dari
47
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya, keterbatasan peneliti mencakup 3 hal yang mendasar
yaitu waktu, tenaga dan biaya. Dalam penelitian ini, peneliti berupaya untuk
mendapatkan informasi dan data primer di lapangan secara langsung baik dengan
sudah dicari oleh peneliti untuk melengkapi proses pengolahan data agar hasil
48
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
Aceh Timur. Kabupaten ini berada di jalur Timur Sumatera yang strategis, dan
hanya berjarak lebih kurang 136 km dari Kota Medan ibukota Sumatera Utara.
Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya,
Aceh Darussalam.
Kabupaten Aceh Tamiang terletak pada koordinat 030 53’ – 040 32’
Lintang Utara dan 970 43’ - 980 14’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.957,025
Km2 yang sebagian besar terdiri dari wilayah perbukitan. Kabupaten ini
Aceh Tamiang adalah Satuan Wilayah Sungai Tamiang dan sungai-sungai kecil
lainnya (Sungai Simpang Kiri dan Kanan serta Sungai Iyu) yang mengalir ke
swasta. Aliran hidrologi dari sungai yang ada kemudian mengaliri irigasi semi
49
Universitas Sumatera Utara
besar sawah di kabupaten ini dapat ditanami 3 (tiga) kali setahun. Sungai-sungai
besar dibagi menjadi luas lahan pertanian sawah, luas lahan pertanian bukan
sawah dan luas lahan non pertanian dengan luas masing-masing sebesar 21.919
Kabupaten Aceh Tamiang dibagi menjadi wilayah gosong pasir, hutan bakau,
Unsur yang sangat berperan dalam menentukan klasifikasi dan tipe iklim
adalah curah hujan. Hal ini berhubungan dengan adanya pengaruh langsung
Schmidt dan Ferguson, wilayah Tamiang tergolong dalam tipe yang relatif kering
sampai basah. Namun, disisi lain curah hujannya terdistribusi merata sepanjang
tahun.
Administratif
Secara geografis batas-batas administrasi wilayah Kabupaten Aceh
50
Universitas Sumatera Utara
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Serbajadi dan Kecamatan
banyak bermukim etnis Melayu (60%). Walaupun dalam jumlah populasi suku
Jawa (20%) lebih banyak dibandingkan dengan etnis Melayu, namun dalam
pemerintahan orang Melayu lebih dominan. Selain kedua etnis tersebut, suku
Aceh (15%) juga banyak dijumpai di kabupaten ini. Adapun berikut ini adalah
pekerjaan utama :
10. Karang Baru 6,309 341 376 695 2,193 2,488 12,402
51
Universitas Sumatera Utara
11. Sekerak 2,230 90 6 30 169 269 2,794
pertanian. Jumlah masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian cukup tinggi
yaitu mencapai 58.524 orang, dan jumlah ini memiliki perbedaan angka yang
cukup jauh dibandingkan dengan jenis-jenis sektor pekerjaan yang lain. Sektor
pekerjaan kedua yang paling banyak dipilih oleh masyarakat Aceh Tamiang
adalah perdagangan yaitu sebanyak 14.714 orang, dan kemudian disusul dengan
52
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini adalah peta wilayah administrasi Kabupaten Aceh Tamiang :
4°32'30"
Pe ta : 1
4°26'20"
%%% % Renc ana Rel KA
%
% %%
% % %%%%%%%%
%
%%
%
%
%%%
%
%
%
%%%%
% % #%%Telaga Meuku Sungai
%%%%%
%%%
%
%
%% %
Kec B and ah ara
[ Ibuk ota Kabupaten
%
%% %
%% %
%
Tualang
%
%%
%%
%
%
%%
%Cut
%
Kec B and am u lia # Kota
%% %
%%%
%
# %
%%
%
% %
%%
# Sungai Iyu % Perka mpungan
%%%%%
%% %% %%% %
%%%
% %%%% % %% Pemukiman
%
% %
% %
Kec Serbajadi dan Birem Bayeum Kec M a nyak Pa ye d % % %%% %
%%
4°20'10"
Kec S eker ak
# Kec
%%%
%%
%%
%
%S%%
%%% %
eru w ai
%%
%
%%
% %
%%
%%%%
%% %%% %%%
%% %
%%
%%%%%%
%%%
%%%%
%%
%%
% % [
% Kec R a ntau
#%%% Babo Kec K ual a Sim pan g
%
% #
% Kuala Simpang
#
Sekerak Kanan
Kec B and ar P usaka
#
4°14'00"
4°14'00"
Sungai Liput
%
%
Kec K eju rua n%%%%M ud a
# %
Kec Tam ian g H ulu Pulau Tiga Sumber Peta :
%
%% 1. Penyusunan Inventarisasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
%
%
% %
%
Kabupaten Aceh Tamiang
% % %%% 2. Hasil R encana Tim R TRW
%
%%%
% % %%%%
%%% %%
%%
%%
%% %%
Sabang
#
KOTA SABA NG
Dia gra m Peta :
%
%
% BandaAceh
[
%
KOTA BAND AA CEH
4°7'50"
4°7'50"
# ACEH BESA R
# Jant hoi
#Sigli
#
Bir euen
#
Lhoseum awe
ACEH UTAR A
NAGA NR AYA
# Karang Baru
ACEH TAM IAN G
PROVINSI SUMATERAUTARA
%
%%%
Kec T en%%%gg ulu n
Kutacane
#
%% ACEH TENG GAR A
%% %%%
%%
% # Tapaktuan
%
% %%
%
%% %
% ACEH SELAT AN
%
%%% %%
% %%%
%% %%
% %%
%%
%
%%%%
% %% %%
SIM EULUE
% #
Sinabang
Kec Pinding
Subulussalam
ACEH SI NGKI L
%
Kabupaten Gayo Luwes
4°1'40"
4°1'40"
%
%
%
%%
%
%
% % %
%
%
%%
%
%
%%
%
%
%%%%
%%%
U
Skala : 1:300000
3°55'30"
sawit dan karet dan sudah berdiri lebih dari 100 tahun. Adrien Hallet sebagai
pendiri Socfin telah memulai perkebunan komersil karet di Indonesia sejak 1909
dan perkebunan kelapa sawit sejak tahun 1911 di Sei Liput & Medang Ara yang
terletak di Aceh Tamiang, Deli Muda dan Tanah Itam Ulu di Sumatera Utara.
53
Universitas Sumatera Utara
Kini, setelah lebih dari 100 tahun perjalanannya, PT. Socfindo telah mengelola
sekitar 48 ribu hektar areal perkebunan yang terdiri dari kelapa sawit dan karet.
Terdapat 9 perkebunan kelapa sawit yang tersebar di Provinsi Aceh dan Sumatera
PT Socfin Medan didirikan pada tahun 1930 dengan nama Socfin Medan
didaerah Sumatera Utara, Aceh Selatan, dan Aceh Timur. Pada tahun 1965
Belgia dalam bentuk Joint Venture dengan komposisi modal 60 persen bagi
54
Universitas Sumatera Utara
ProvinsiSumatera Utara dan Provinsi Aceh dengan total areal seluruhnya
kelapa sawit dan karet kelas dunia yang efisien dalam produksi dan memberikan
keuntungan kepada para stake holder. Misi perusahaan ini adalah sebagai berikut:
saham
K.L.Yos Sudarso no. 106 Medan dipimpin oleh seorang Principal Director
Dalam sub-bab ini akan dilakukan tahap menganalisis data-data yang telah
55
Universitas Sumatera Utara
para masyarakat yang termasuk sebagai pekerja yang ada di PT. Socfindo
telah ditetapkan sebagai responden ada sebanyak 114 orang responden dengan
Dalam penelitian ini, responden yang mendominasi adalah para pekerja yang ada
dalam kelompok usia lebih dari (>) 30 tahun yaitu responden berusia 31-40 tahun
dengan jumlah 49 orang pekerja dengan persentase 43,0%, dan responden yang
56
Universitas Sumatera Utara
berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah 51 orang pekerja dengan persentase
44,7%. Sedangkan responden dalam kelompok usia 21-30 tahun dengan jumlah
paling sedikit yaitu 14 orang pekerja dengan persentase 12,3%. Dari data ini
dan menunjukkan bahwa PT. Socfindo tidak mempekerjakan pekerja anak (usia
dibawah 18 tahun).
responden dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 82,5%, dan persentase
responden dengan jenis kelamin perempuan sebesar 17,5%. Hal ini menunjukkan
bahwa para pekerja laki-laki lebih mendominasi dari segi kuantitas dibandingkan
dengan para pekerja perempuan. Fenomena ini mungkin ada kaitannya karena
budaya setempat yang menyatakan bahwa laki-laki lebih terbiasa bekerja di luar
rumah (sektor publik) daripada perempuan yang biasanya lebih aktif dalam
mengurus pekerjaan rumah tangga (sektor domestik). Dari data ini, komposisi
pekerja berdasarkan jenis kelamin tidak seimbang, akan tetapi hal ini tidak terlalu
57
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Identitas Responden berdasarkan Jenjang Pendidikan
yang dimilikinya semakin banyak. Dalam penelitian ini, responden dengan tingkat
dengan jumlah yang cukup tinggi yaitu 91 orang pekerja atau dengan persentase
Berdasarkan tabel di atas, pekerja PT. Socfindo Indonesia Sei Liput, Kec.
Kejuruan Muda, Aceh Tamiang, Provinsi Aceh mayoritas adalah pekerja di divisi
58
Universitas Sumatera Utara
kebun karena memang core bisnisnya adalah perkebunan. Berdasarkan jabatan
kerja, responden terbanyak terdiri dari pekerja yang berasal dari divisi kebun yang
terdiri dari pekerja yang berasal dari divisi pabrik berjumlah 49 orang dengan
persentase 43%, dan responden yang terdiri dari pekerja yang berasal dari divisi
kantor dengan jumlah yang paling kecil yaitu sebanyak 7 orang dengan persentase
6,1%.
Responden terbanyak terdiri dari pekerja dari kelompok lama kerja 1-10 tahun
kelompok lama kerja 11-20 tahun berjumlah 42 pekerja dengan persentase 36,8%,
dan responden dengan lama kerja lebih dari (>) 20 tahun yang berjumlah 24
pekerja dengan persentase 21,1%. Berdasarkan data di atas dapat terlihat bahwa
mayoritas pekerja PT. Socfindo Indonesia Sei Liput, Kec. Kejuruan Muda, Aceh
Tamiang, Provinsi Aceh menjalani masa kerja yang cukup lama di perusahaan.
59
Universitas Sumatera Utara
4.3. Pandangan Responden
4.3.1 Pandangan Responden tentang Kesempatan kerja
Tabel 4.7 Kesempatan Kerja
Jenis Kelamin Umur Lama Kerja Jabatan kerja Jenjang Pendidikan
Pertanyaan Jawaban Freq Lk Pr 21-30 31-40 >40 1-10 11-20 > 21 Div. Div. Div. SD SMP/ PT
(%) Kebun Pabrik Kantor SMA
Apakah perusahaan Ya 20 18 2 4 12 4 11 6 3 10 9 1 3 16 1
melakukan (17,5%) 15,8% 1,7% 3,5% 10,5% 3,5% 9,6% 5,3% 2,6% 8,8% 7,9% 0,9% 2,6% 14% 0,9%
rekrutmen melalui
pihak ketiga Tidak 94 76 18 10 37 47 37 36 21 48 40 6 17 75 2
(outsourcing)? (82,5%) 66,7% 15,8% 8,8% 32,4% 41,3% 32,4% 31,6% 18,4% 42,1% 35,1% 5,3% 14,9% 65,8% 1,7%
Dalam hal Ya 33 30 3 12 15 6 22 7 4 11 16 6 2 28 3
penerimaan kerja, (28,9%) 26,3% 2,6% 10,5% 13,1% 5,3% 19,3% 6,1% 3,5% 9,6% 14% 5,3% 1,7% 24,6% 2,6%
60
Universitas Sumatera Utara
apakah HRD hadir Tidak 81 64 17 2 34 45 26 35 20 47 33 1 18 63 0
pada saat rekrutmen? 56,1% 14,9% 1,7% 29,8% 39,5% 22,8% 30,7% 17,5% 41,3% 28,9% 0,9% 15,8% 55,3%
(71,1%)
Dalam hal Ya 90 73 17 14 38 38 41 33 16 43 40 7 15 72 3
penerimaan kerja, (78,9%) 64% 14,9% 12,3% 33,35 33,3% 36% 28,9% 14% 37,7% 35,1% 6,1% 13,1% 63,1% 2,6%
apakah lokasi
rekrutmen di tempat Tidak 24 21 3 0 11 13 7 9 8 15 9 0 5 19 0
yang nyaman? (21,1%) 18,4% 2,6% 9,6% 11,4% 6,1% 7,9% 7% 13,1% 7,9% 4,45 16,7%
61
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kriteria jenis kelamin, umur, lama kerja, jabatan kerja, dan
tidak melakukan rekrutmen melalui pihak ketiga (outsourcing). Ini terlihat dari
frekuensi jawaban “tidak” dari responden yang cukup tinggi yaitu sebesar 94
10 responden dengan umur 21-30 tahun, 37 responden dengan umur 31-40 tahun,
47 reponden dengan umur lebih dari 40 tahun. Angka tersebut pun terdiri dari
dengan lama kerja 11-20 tahun, 21 responden dengan lama kerja lebih dari 20
tahun, 48 responden dari divisi kebun , 40 dari divisipabrik, dan 6 dari divisi
dari kelompok yang jenjang pendidikan terakhir adalah sekolah menengah, dan 2
(PT).
produktif merupakan salah satu komponen penting untuk mencapai kerja layak.
Dari tabel diatas, dapat terlihat bahwa keterbukaan kesempatan kerja atau
penciptaan lapangan kerja untuk masyarakat luas oleh perusahaan masih sangat
angka pengangguran. Dalam hal ini, PT. Socfindo memang melakukan rekrutmen
tidak terbuka untuk umum seperti adanya pemasangan iklan lowongan kerja.
62
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan tawaran pekerjaan dari kerabat mereka yang lebih dulu telah bekerja
yang dibuka oleh perusahaan. Hal itu juga yang dimaksudkan oleh beberapa
langsung melakukan rekrutmen tapi melalui pihak lain. Berbeda halnya dalam
pembagian kerja, frekuensi jawaban positif jauh lebih tinggi daripada jawaban
negatif, artinya perusahaan sudah melakukan pembagian kerja dengan cukup baik.
penerimaan kerja tanpa adanya seleksi dari HRD. Hal ini terlihat dari frekuensi
jawaban “Tidak” yang lebih besar yaitu sebanyak 81, dan jawaban “Ya” yang
hanya “33” untuk pertanyaan “Apakah HRD hadir pada saat rekrutmen?”.
responden dari kelompok umur 31-40 tahun, 45 responden dari kelompok umur
lebih dari 40 tahun, 26 responden dari kelompok lama kerja 1-10 tahun, 35
responden dari kelompok umur 11-20 tahun, 20 responden dari kelompok masa
kerja lebih dari 20 tahun, 47 responden dari kelompok divisi kebun, 33 dari divisi
responden, frekuensi responden yang menjawab “tidak” tersebut juga terdiri dari
sekolah menengah (SMP/SMA), dan tak ada responden dari jenjang pendidikan
perguruan tinggi.
63
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan temuan data di lapangan, sebagian besar pekerja yang
menjawab “Ya” adalah yang masa/lama kerja nya diperusahaan masih kurang dari
(<) 5 tahun. Hal ini mungkin karena baru beberapa tahun belakangan ini
seorang responden :
(ya) jauh lebih tinggi daripada persentase jawaban negatif (tidak). Menurut
tidak nyaman, melainkan karena saat mereka direkrut mereka tidak dikumpulkan
dalam suatu lokasi seperti proses rekrutmen pada umumnya. Jadi karna
ketidaktahuan mereka atas hal tersebut dan karna tidak melewati proses itu, tidak
sudah cukup baik, begitu pula dengan pelatihan keselamatan kerja dan juga
Akses terhadap jaminan sosial adalah salah satu hak asasi manusia.
UUD’45 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak atas jaminan sosial.
64
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Pandangan Responden tentang Jaminan Sosial
Tabel 4.8 Jaminan Sosial
Pertanyaan Jawaban Freq Jenis Kelamin Umur Lama Kerja Jabatan kerja Jenjang Pendidikan
(%)
Lk Pr 21-30 31-40 >40 1-10 11-20 > 21 Div. Div. Div. SD SMP/ PT
Kebun Pabrik Kantor SMA
65
Universitas Sumatera Utara
Di bawah UU No.3/1992 tentang Jaminan Sosial Pekerja, pemberi kerja dengan
10 karyawan atau lebih atau dengan pembayaran gaji bulanan lebih dari 1 juta
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa para pekerja perkebunan yang
menjadi responden dari penelitian ini 100% menjawab “Ya”. Hal ini
cukup baik kepada para pekerja terkait pemberian jaminan sosial. Adapun jaminan
sosial yang diberikan pihak perusahaan kepada pekerja adalah jaminan kecelakaan
kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan kesehatan. Hal ini juga
telah mampu menjaga komitmen untuk bertanggung jawab atas jaminan sosial
66
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Pandangan Responden tentang Hak Dasar Di Tempat Kerja
Apakah Ya 7 (6,1%) 5 2 0 5 2 4 2 1 0 0 7 0 4 3
andamemiliki 4,4% 1,7% 4,4% 1,7% 3,5% 1,7% 0,9% 6,1% 3,5% 2,6%
konrrak kerja dengan Tidak 107 89 18 14 44 49 44 40 23 58 49 0 20 87 0
perusahan? (93,9%) 78,1% 15,8% 12,3% 38,6% 43% 38,6% 35,1% 20,2% 50,95 43% 17,5% 76,3%
67
Universitas Sumatera Utara
Apakah anda Ya 56 50 6 5 17 34 11 27 18 26 26 4 12 43 1
berpartisipasi dalam (49,1%) 43,8% 5,3% 4,4% 14,9% 29,8% 9,6% 23,7% 15,8% 22,8% 22,8% 3,5% 10,5% 37,7% 0,9%
musyawarah?
Tidak 58 44 14 9 32 17 37 15 6 32 23 3 8 48 2
(50,9%) 38,6% 12,3% 7,9% 28,1% 14,9% 32,4% 13,1% 5,3% 28,1% 20,1% 2,6% 7% 42,1% 1,7%
Apakah anda Ya 56 50 6 5 17 34 11 27 18 26 26 4 12 43 1
berpartisipasi dalam (49,1%) 43,8% 5,3% 4,4% 14,9% 29,8% 9,6% 23,7% 15,8% 22,8% 22,8% 3,5% 10,5% 37,7% 0,9%
pengambilan
keputusan? Tidak 58 44 14 9 32 17 37 15 6 32 23 3 8 48 2
(50,9%) 38,6% 12,3% 7,9% 28,1% 14,9% 32,4% 13,1% 5,3% 28,1% 20,1% 2,6% 7% 42,1% 1,7%
68
Universitas Sumatera Utara
Dari data diatas, dapat kita ketahui bahwa hampir 100% pekerja di
perusahaan ini tidak memiliki kontrak kerja. Dari total 114 responden,107
mengaku tidak memiliki kontrak kerja dengan perusahaan. 107 responden tersebut
responden dari umur 21-30, 44 responden dari umur 31-40, dan 49 responden dari
umur lebih dari 40 tahun. Berdasarkan lama kerja, ada 44 responden dari
kelompok lama kerja 1-10 tahun, 40 responden dari kelompok lama kerja11-20
jenjang pendidikan terakhir, ada 20 responden dari jenjang pendidikan SD, dan 87
responden dari jenjang pendidikan sekolah menengah (SMP/SMA), dan tidak ada
divisi pabrik dan kebun tidak memiliki kontrak kerja, termasuk security (satpam).
Pekerja yang memiliki kontrak kerja hanya mereka yang ada di divisi pabrik.
Namun para pekerja mengaku, tidak masalah tidak memiliki kontrak kerja dan
hubungan kerja mereka tidak memiliki kepastian hukum karena sistem kerja di
perusahaan ini adalah para pekerja boleh bekerja diperusahaan hingga 25 tahun
masa kerja atau bekerja hingga sampai usia pensiun (60 tahun), dan ini sudah
berlaku sejak lama. Menurut para pekerja, segala tunjangan/bonus yang mereka
peroleh dari perusahaan juga sudah cukup sesuai meskipun tanpa adanya
perjanjian tertulis/kontrak kerja. Mungkin hal ini juga yang menjadi alasan tidak
adanya protes dari para pekerja meskipun mereka bekerja tanpa kontrak yang
69
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan juga melibatkan pekerja dalam musyawarah, ini terlihat dari
100% jawaban “Ya” dari para pekerja. Meskipun terlihat bahwa pekerja yang
lebih tinggi daripada yang ikut berpartisipasi yaitu sebanyak 58 pekerja sedangkan
yang ikut berpartisipasi angkanya sedikit lebih rendah yaitu sebanyak 56 pekerja.
Dari tabel diatas, terlihat bahwa responden dengan umur 21-30 dan 31-40, tingkat
dibandingkan dengan responden umur lebih dari 40 tahun dengan frekuensi untuk
responden umur 21-30 hanya 5 responden, dan responden umur 31-40 hanya 17
reponden, sedangkan responden dengan umur lebih dari 40 tahun frekuensi nya
beranggapan bahwa pekerja dengan umur yang lebih tua daripada mereka pasti
lebih memahami topik dan permasalahan yang perlu didiskusikan, jadi mereka
merasa tidak perlu ikut berpartisipasi karena sudah merasa terwakilkan. Hal ini
70
Universitas Sumatera Utara
4.3.4 Pandangan Responden tentang Pekerjaan Yang Harus Dihapuskan
Selama bekerja, Ya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
apakah anda pernah
mengalami Tidak 114 94 20 14 49 51 48 42 24 58 49 7 20 91 3
kekerasan? (100%) 82,5% 17,5% 12,3% 43% 44,7% 42,1% 36,8% 21,15 50,9% 43% 6,1% 17,5% 79,8% 2,6%
Apakah dokumen Ya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
71
Universitas Sumatera Utara
identitas ditahan oleh Tidak 114 94 20 14 49 51 48 42 24 58 49 7 20 91 3
perusahaan? (100%) 82,5% 17,5% 12,3% 43% 44,7% 42,1% 36,8% 21,15 50,9% 43% 6,1% 17,5% 79,8% 2,6%
Apakah perusahaan Ya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pernah melakukan
penahanan barang Tidak 114 94 20 14 49 51 48 42 24 58 49 7 20 91 3
berharga? (100%) 82,5% 17,5% 12,3% 43% 44,7% 42,1% 36,8% 21,15 50,9% 43% 6,1% 17,5% 79,8% 2,6%
Apakah perusahaan Ya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
mempekerjakan
pekerja usia kurang Tidak 114 94 20 14 49 51 48 42 24 58 49 7 20 91 3
dari (<) 18 tahun? (100%) 82,5% 17,5% 12,3% 43% 44,7% 42,1% 36,8% 21,15 50,9% 43% 6,1% 17,5% 79,8% 2,6%
72
Universitas Sumatera Utara
Seperti yang sudah peneliti bahas di bab awal, bahwa defenisi dari
pekerjaan layak atau decent work sendiri secara sederhana adalah pekerjaan yang
penghasilan yang cukup untuk membiayai hidup secara layak, serta terjaminnya
artinya pekerja tidak melakukan pekerjaan dengan atas kemauan atau pilihan
sendiri, dan pekerja anak sangat rentan terancam keselamatan fisik maupun
psikologis. Jika dalam sebuah perusahaan terdapat pekerja anak atau pekerja
pekerjaan layak itu sendiri. Selain itu, adanya intimidasi yang dilakukan oleh
tempat tersebut.
yang harus dihapuskan dari PT. Socfindo ini. Item pertanyaan dari indikator ini
tinggi tingkat kelayakan dari indikator ini. Seluruh item pertanyaan dari aspek ini
memperoleh jawaban dari responden sebesar 114 atau 100% sesuai dengan
responden umur lebih dari 40 tahun. Berdasarkan kriteria lama kerja, terdiri dari
73
Universitas Sumatera Utara
48 responden dengan lama kerja 1-10 tahun, 42 responden dengan lama kerja 11-
49 responden dari divisi pabrik, dan 7 responden dari divisi kantor. Sedangkan
Pekerjaan yang harus dihapuskan itu sendiri meliputi pekerja anak dan
pekerja paksa, penahanan gaji, pembebanan hutang dengan bunga tinggi, atau
pekerja yang curang itu untuk berhenti/mengundurkan diri dari perusahaan atau
74
Universitas Sumatera Utara
ada, baik-baik aja semua dari dulu. Ya asal kita gak jahat,
perusahaan pun kan ya baik-baik aja sama kita. Wong dari
dulu bapak (ayah responden) kerja disini gak pernah ada
aneh-aneh, baik-baik aja. Ya sampai sekarang. Beda lah kita
kalau sama pabrik tetangga itu. Hehehe...”
juga mampu menjaga komitmen dan standar kelayakan kerja dari aspek ini
dengan cukup baik. Hal ini juga mungkin yang menjadi salah satu alasan
75
Universitas Sumatera Utara
4.3.5 Pandangan Responden tentang Kesempatan Dan Perlakuan Yang Sama
Apakah pemilihan Ya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
dan penempatan
posisi kerja Tidak 114 94 20 14 49 51 48 42 24 58 49 7 20 91 3
didasarkan pada (100%) 82,5% 17,5% 12,3% 43% 44,7% 42,1% 36,8% 21,15 50,9% 43% 6,1% 17,5% 79,8% 2,6%
suku?
Apakah pemilihan Ya 103 86 17 13 43 47 41 40 22 49 47 7 18 82 3
dan penempatan (90,4%) 75,4% 14,9% 11,4% 37,7% 41,2% 36% 35,1% 19,3% 43% 41,3% 6,1% 15,8% 71,9% 2,6%
posisi kerja
didasarkan pada jenis Tidak 11 8 3 1 6 4 7 2 2 9 2 0 2 9 0
kelamin? (9,6%) 7% 2,6% 0,9% 5,3% 3,5% 6,1% 1,7% 1,7% 7,9% 1,7% 1,7% 7,9%
Apakah pemilihan Ya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
dan penempatan
posisi kerja Tidak 114 94 20 14 49 51 48 42 24 58 49 7 20 91 3
didasarkan pada (100%) 82,5% 17,5% 12,3% 43% 44,7% 42,1% 36,8% 21,15 50,9% 43% 6,1% 17,5% 79,8% 2,6%
agama yang dianut?
Apakah ada Ya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
perbedaan perlakuan
karna suku? Tidak 114 94 20 14 49 51 48 42 24 58 49 7 20 91 3
(100%) 82,5% 17,5% 12,3% 43% 44,7% 42,1% 36,8% 21,15 50,9% 43% 6,1% 17,5% 79,8% 2,6%
Apakah ada Ya 28 24 4 4 12 12 12 8 8 13 14 1 5 23 0
perbedaan perlakuan (24,6%) 21% 3,5% 3,5% 10,5% 10,5% 10,5% 7% 7% 11,4% 12,3% 0,9% 4,4% 20,2%
karna jenis kelamin?
Tidak 86 70 16 10 37 39 36 34 16 45 35 6 15 68 3
61,4% 14% 8,77% 32,4% 34,2% 31,6% 29,8% 14% 39,5% 30,7% 5,3% 13,1 59,6% 2,6%
76
Universitas Sumatera Utara
(75,4%)
Apakah ada Ya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
perbedaan perlakuan
karna agama yang Tidak 114 94 20 14 49 51 48 42 24 58 49 7 20 91 3
dianut? (100%) 82,5% 17,5% 12,3% 43% 44,7% 42,1% 36,8% 21,15 50,9% 43% 6,1% 17,5% 79,8% 2,6%
77
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa perusahaan tidak ada
suku atau agama yang dianut, tapi ada perbedaan kesempatan dan perlakuan
karena jenis kelamin. Menurut responden, perbedaan penempatan posisi kerja atau
perlakuan karena jenis kelamin itu adalah hal wajar karena jenis pekerjaan yang
ada sebagian besar lebih aman dan lebih baik jika dikerjakan oleh jenis kelamin
tertentu dan malah akan lebih beresiko dalam hal keselamatan kerja dan
jenis pekerjaan yang tidak aman atau resiko berbahayanya lebih tinggi jika
lainnya :
78
Universitas Sumatera Utara
...“Makin gak adil kalau sama semua dek, gak dibedain
mana kerjaan untuk laki-laki mana untuk perempuan.
kalau pabrik lain ya lain cerita ya, ini kan pabrik
perkebunan dek. Kalau pabrik baju tadi, entah pabrik
sepatu, disamain semua ya gak papa ya. Yang penting
kan gaji sama aja dek, sesuai, gak ada dikurang-
kurangin karna kerjaannya ringan. Sama-sama kerja kan
sama aja capeknya...”
rendahnya tingkat kelayakan kerja. Namun, di PT. Socfindo ini jika pekerja
perempuan diberikan kesempatan kerja yang sama seperti pekerja laki-laki malah
akan meningkatkan resiko yang berbahaya untuk pekerja perempuan itu sendiri.
Diluar hal itu, perusahaan tetap memberikan hak yang seimbang antara pekerja
laki-laki dan perempuan, tidak ada perbedaan perlakuan atau hak-hak yang
diperoleh.
79
Universitas Sumatera Utara
4.3.6 Pandangan Responden tentang Jam Kerja Layak
Tabel 4.12 Jam Kerja Layak
Pertanyaan Jawaban Freq Jenis Kelamin Umur Lama Kerja Jabatan kerja Jenjang Pendidikan
(%) Lk Pr 21-30 31-40 >40 1-10 11-20 > 21 Div. Div. Div. SD SMP/ PT
Kebun Pabrik Kantor SMA
Jam kerja yang Ya 114 94 20 14 49 51 48 42 24 58 49 7 20 91 3
ditetapkan perusahaan (100%) 82,5% 17,5% 12,3% 43% 44,7% 42,1% 36,8% 21,15 50,9% 43% 6,1% 17,5% 79,8% 2,6%
sesuai dengan UU Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ketenagakerjaan?
Perusahaan tidak Ya 114 94 20 14 49 51 48 42 24 58 49 7 20 91 3
mengharuskan pekerja (100%) 82,5% 17,5% 12,3% 43% 44,7% 42,1% 36,8% 21,15 50,9% 43% 6,1% 17,5% 79,8% 2,6%
untuk mengambil jam Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
kerja berlebih
(lembur)?
Untuk jam kerja Ya 114 94 20 14 49 51 48 42 24 58 49 7 20 91 3
berlebih, akan (100%) 82,5% 17,5% 12,3% 43% 44,7% 42,1% 36,8% 21,15 50,9% 43% 6,1% 17,5% 79,8% 2,6%
diberikan tambahan Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
upah per jam (upah
lembur)?
Jam kerja lembur hanya Ya 60 48 12 7 24 29 24 23 13 36 20 4 13 45 2
dilakukan diluar (52,6%) 42,1% 10,5% 6,1% 21% 25,4% 21% 20,2% 11,4% 31,6% 17,5% 3,5% 11,4% 39,5% 1,7%
istirahat mingguan atau Tidak 54 46 8 7 25 22 24 19 11 22 29 3 7 46 1
libur resmi? (47,4%) 40,3% 7% 6,1% 21,9% 19,3% 21% 16,7% 9,6% 19,3% 25,4% 2,6% 6,1% 40,3% 0,9%
Jam kerja lembur Ya 85 66 19 10 35 40 34 33 18 53 26 6 16 66 3
maksimal 14 jam dalam (74,6%) 57,9% 16,7% 8,8% 30,7% 35,1% 29,8% 28,9% 15,8% 46,5% 22,8% 5,3% 14% 57,9% 2,6%
seminggu? Tidak 29 28 1 4 14 11 14 9 6 5 23 1 4 25 0
(25,4%) 24,6% 0,9% 3,5% 12,3% 9,6% 12,3% 7,9% 5,3% 4,4% 20,2% 0,9% 3,5% 21,9%
80
Universitas Sumatera Utara
Jam kerja merupakan bagian penting dari pekerjaan yang layak. Dengan
adanya indikator jam kerja layak, kita dapat mengetahui apakah kehidupan pribadi
dan profesional para pekerja seimbang, dan juga apakah periode istirahat harian,
mingguan, dan tahunan para pekerja memadai. Terkait jam kerja layak,
Ketenagakerjaan, dan untuk pekerja yang mengambil jam kerja berlebih (lembur)
maka akan diberikan tambahan upah lembur. Namun menurut data tabel diatas,
jam kerja lembur tidak hanya dilakukan diluar istirahat mingguan/libur resmi dan
beberapa pekerja menyatakan jam kerja lembur lebih dari 14jam dalam seminggu.
Hal ini tidak sesuai dengan UU Ketenagakerjaan yang mana sudah ditetapkan jika
jam kerja lembur hanya boleh dilakukan diluar istirahat mingguan/libur resmi dan
Dari data diatas, terlihat bahwa ada hampir separuh dari total seluruh
responden yang menjawab “tidak” di item pertanyaan jam kerja lembur hanya
dilakukan diluar istirahat mingguan atau libur resmi. Jawaban tersebut terdiri dari
umur 31-40 tahun, dan 22 responden dengan kelompok umur lebih dari 40 tahun.
Berdasarkan kriteria lama kerja, jawaban tersebut terdiri dari responden dengan
lama kerja 1-10 tahun sebanyak 24 responden, responden dengan lama kerja 11-
20 tahun sebanyak 19 responden, dan responden dengan lama kerja lebih dari 20
81
Universitas Sumatera Utara
responden yang bekerja di divisi pabrik sebanyak 29 responden, dan responden
Berdasarkan data dari tabel diatas, dengan jam kerja lembur yang masih
ada dilakukan ketika istirahat mingguan/libur resmi dan jam kerja lembur/minggu
lebih dari (>) 14 jam, artinya periode istirahat yang seharusnya menjadi hak
pekerja telah terganggu. Hal ini tentunya akan mengganggu keseimbangan antara
keluarga, yang biasanya dengan kegiatan sederhana yang demikian ini mampu
memulihkan kondisi fisik dan mental pekerja yang sudah lelah bekerja. Karena
itu, dampak dari jam kerja berlebih malah akan mengurangi produkifitas pekerja
itu sendiri.
82
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan temuan peneliti dilapangan, terlihat bahwa PT. Socfindo
Indonesia Sei Liput memang tidak mengharuskan pekerja untuk bekerja lembur.
Pekerja melakukan kerja lembur hanya jika pekerja itu sendiri telah melakukan
kesepakatan untuk mengambil jam kerja lembur. Sebagian besar pekerja bersedia
mengambil jam kerja lembur adalah karena adanya tambahan upah untuk itu.
Namun, meskipun upah lembur yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pekerja
telah sesuai, jam kerja lembur yang diberikan tetap melebihi dari apa yang telah
mengenai hal ini, padahal dengan jam kerja lembur yang berlebih artinya
perusahaan telah mengganggu hak istirahat pekerja. Dalam hal seperti inilah,
komitmen yang kuat dan peran dari pengawas ketenagakerjaan sangat penting.
Mereka dibutuhkan bukan hanya untuk memantau tapi juga untuk membantu
menegakkan pelaksanaan agenda pekerjaan layak agar dapat mencapai jam kerja
83
Universitas Sumatera Utara
4.3.7 Pandangan Responden tentang Pendapatan/upah Yang Mencukupi
Tabel 4.12 Pendapatan/upah Yang Mencukupi
Pertanyaan Jawaban Freq Jenis Kelamin Umur Lama Kerja Jabatan kerja Jenjang Pendidikan
(%)
Lk Pr 21-30 31-40 >40 1-10 11-20 > 21 Div. Div. Div. SD SMP/ PT
Kebun Pabrik Kantor SMA
Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
84
Universitas Sumatera Utara
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Upah merupakan tujuan utama bagi pekerja/buruh untuk bekerja. PT. Socfindo
Sei Liput melakukan sistem pembayaran upah di tiap bulan dalam bentuk uang
secara langsung kepada para pekerja. Saat pembayaran upah, bagi pekerja yang
memiliki pinjaman di koperasi akan langsung dipotong dari upah yang akan
diterima.
kepada pekerja secara teratur ditiap bulannya. Upah lembur yang diberikan
kepada para pekerja juga dianggap telah sesuai dengan yang diatur dalam UU
Ketenagakerjaan, dan apabila ada pengurangan upah maka itu dilakukan dengan
transparan dengan cara memberi rincian biaya potongan upah tersebut. Selain itu,
melihat hasil data tabel diatas, 100% pekerja yang menjadi responden merasa
bahwa nilai upah yang mereka terima telah sesuai dengan pekerjaan mereka,
walaupun ada 6,1% responden (7 orang pekerja) yang mengatakan bahwa upah
yang mereka terima masih berada dibawah upah minimum regional (UMR).
Responden yang menjawab bahwa upah yang mereka dapatkan masih dibawah
upah minimum terdiri dari 7 responden laki-laki, 1 responden dari kelompok umur
21-30 tahun, 5 responden dari kelompok umur 31-40 tahun, dan 1 responden dari
kelompok umur diatas 40 tahun. Dilihat dari kriteria lama kerja, responden yang
menjawab demikian berasal dari kelompok lama kerja 1-10 tahun sebanyak 5
85
Universitas Sumatera Utara
responden, dan dari kelompok lama kerja 11-20 tahun sebanyak 2 responden, dan
PT. Socfindo yang berasal dari divisi pabrik, yaitu di bidang elektromekanika.
Mereka mengatakan bahwa upah yang mereka terima masih dibawah UMR yaitu
upah ini naik sebesar Rp 200.000 dari nilai UMR tahun 2017 yang sebesar Rp
2.500.000. Tapi mereka menganggap bahwa upah yang mereka terima telah sesuai
responden :
...“Gaji saya masih dibawah UMR dek, orang dua juta dua
ratus kok. kan dibawah UMR itu kan? UMR Aceh kan gak
segitu, malah mau naik ini 2018 ini. Tapi ya orang kerjanya
pun nggak ada dek, kalo gak ada yang mau dipasang, gak
ada yang diperbaiki, ya gak ada yang dikerjain walaupun
tiap hari ya harus ke pabrik. Beda sama orang pabrik yang
di pengolahan, itu memang capek dek. Ngedur kerja. Buah
masuk terus. Kami ya namanya tukang listrik kan gak
mungkin kami ngerontokin buah juga hehehe..”
Dari pernyataan dan data tabel diatas, terlihat bahwa PT. Socfindo telah
memberikan pendapatan/upah yang sesuai untuk pekerja nya, namun masih ada
yang menerima upah dengan nilai dibawah UMR. Artinya, ada ketidakmerataan
yang terjadi dalam pemberian upah, walaupun persentasenya cukup kecil. Tapi
nilai upah yang cukup kecil tersebut mampu tertutupi oleh upah tambahan yang
86
Universitas Sumatera Utara
4.3.8 Pandangan Responden tentang Stabilitas & Jaminan Pekerjaan
87
Universitas Sumatera Utara
perusahaan tidak Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
melakukan PHK
kepada pekerja yang
berhalangan kerja
karna pekerja
perempuan
hamil/melahirkan?
Apakah perusahaan Ya 114 94 20 14 49 51 48 42 24 58 49 7 20 91 3
bersedia bernegosiasi (100% 82,5% 17,5% 12,3% 43% 44,7% 42,1% 36,8% 21,15 50,9% 43% 6,1% 17,5% 79,8% 2,6%
dengan pekerja dan
serikat pekerja Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
sebelum melakukan
PHK?
Apakah pekerja Ya 114 94 20 14 49 51 48 42 24 58 49 7 20 91 3
menerima uang (100% 82,5% 17,5% 12,3% 43% 44,7% 42,1% 36,8% 21,15 50,9% 43% 6,1% 17,5% 79,8% 2,6%
pesangon setelah usai
masa kerja? Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
88
Universitas Sumatera Utara
Pekerjaan beresiko mengacu kepada pekerjaan tanpa stabilitas. Di
Indonesia, kerja lepas mewakili pekerjaan beresiko. Pekerja yang bekerja baik
biasanya secara jangka pendek. Selain itu, karena mereka direkrut begitu saja,
mereka jarang dilindungi oleh jaminan sosial. Di PT. Socfindo, hampir seluruh
pekerja tidak memiliki kontrak kerja, namun mereka dipekerjakan hingga habis
masa kerja atau hingga pekerja mencapi usia pensiun. Perusahaan ini tidak ada
lagi mempekerjakan pekerja bebas (buruh lepas), karna semua yang awalnya
hanya menjadi pekerja harian telah diangkat menjadi karyawan pada akhir tahun
2017.
sudah memperoleh stbilitas dan jaminan kerja yang baik. Perusahaan ini sendiri
yang dapat merugikan pekerja, perusahaan akan lebih dulu mendiskusikan dengan
ada pekerjanya yang sedang menikah, sakit dan juga memberikan toleransi
kepada pekerja wanita yang sedang hamil. Selain itu, bagi pekerja di PT.
Socfindo yang berhenti bekerja karna habisnya masa kerja (pensiun) maka pihak
perusahaan akan memberikan pesangon sesuai dengan jabatan kerja dan lamanya
masa kerja. Pesangon merupakan salah satu jaminan sosial yang berhak diterima
oleh pekerja, dan perusahaan ini terlihat telah mampu menjaga stabilitas dan
89
Universitas Sumatera Utara
4.3.9 Pandangan Responden tentang Dialog Sosial
90
Universitas Sumatera Utara
terkaitpekerjaan?
Apakah perusahaan Ya 114 94 20 14 49 51 48 42 24 58 49 7 20 91 3
membentuk/mendrik (100%) 82,5% 17,5% 12,3% 43% 44,7% 42,1% 36,8% 21,15 50,9% 43% 6,1% 17,5% 79,8% 2,6%
an serikat perusahaan
dibawah kendali Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
manajemen
perusahaan?
Sumber : Data SPSS, 2018
91
Universitas Sumatera Utara
Dialog sosial adalah salah satu indikator dari agenda pekerjaan layak.
Dialog sosial dapat mencakup segala bentuk negosiasi, konsultasi, dan pertukaran
informasi antara perwakilan pemerintah, pengusaha, dan pekerja pada isu-isu yang
dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa PT. Socfindo mengizinkan para
kepada pekerjanya dalam hal tersebut.Para pekerja juga tidak berada dibawah
tekanan perusahaan dalam berserikat, dapat dilihat dari tidak adanya organisasi
yang didirikan dan dikendalikan oleh perusahaan. Para pekerja juga diberikan
Namun, berdasarkan data di atas, PT. Socfindo malah masih tertutup untuk
51,8% untuk pilihan jawaban “Ya”, dan sebanyak 55 responden atau 48,2%
tersebut terdiri dari responden laki laki sebanyak 50 responden, dan responden
kriteria lama kerja, jawaban responden tersebut terdiri dari responden dengan
lama kerja 1-10 tahun sebanyak 30 responden, responden dengan lama kerja 11-
92
Universitas Sumatera Utara
20 tahun sebanyak 16 responden, dan responden dengan lama kerja lebih dari 20
responden tersebut terdiri dari responden yang bekerja di divisi kebun sebanyak
responden.
Dari pernyataan dan data tabel diatas, dapat terlihat bahwa dialog sosial
yang terjadi di PT. Socfindo telah berada di jalur yang benar, namun masih ada
membuka ruang untuk seluruh lapisan pekerja agar mampu mencapai dialog sosial
yang lebih baik lagi, terutama untuk berdialog dengan pihak pemerintah.
93
Universitas Sumatera Utara
4.4 Pembahasan
Fenomena yang biasanya terjadi seperti aksi yang dilakukan oleh para
hak para buruh tersebut dengan layak. Pada 1 Mei (May Day), di Indonesia kerap
terjadi aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para buruh guna menuntut
tersebut di atas, timbul pertanyaan apakah hal serupa juga dialami oleh pekerja di
PT. Socfindo kebun Sei Liput. Karena setelah cukup lama berdiri, hubungan antar
perusahaan dan pekerja terlihat tidak pernah memanas. Hal ini terlihat dari tidak
adanya aksi-aksi protes yang dilakukan para buruh PT. Socfindo kepada
perusahaan.
Berikut ini akan dijelaskan secara sub bab materi pembahasan yang
4.4.1 Tingkat pekerjaan layak pada pekerja perkebunan kelapa sawit PT.
Socfindo
khususnya bagi para pekerja atau buruh. Pekerjaan Layak adalah pekerjaan yang
dilakukan atas kemauan atau pilihan sendiri, tanpa paksaan atau tekanan,
dan keselamatan fisik maupun psikologis para pekerja. Berdasarkan temuan data
94
Universitas Sumatera Utara
di lapangan, dapat terlihat bahwa beberapa indikator dari pekerjaan layak sudah
diterapkan dengan cukup baik oleh PT. Socfindo Sei Liput. Namun beberapa dari
adalah indikator jaminan sosial, pekerjaan yang harus dihapuskan, pendapatan dan
100% (rata-rata diatas 90%) sesuai dengan pilihan jawaban yang diharapkan. Pada
indikator jaminan sosial, pendapatan dan upah layak, dan stabilitas dan jaminan
pekerjaan, semakin tinggi persentase jawaban “ya” (respon positif) dari responden
kerja, hak dasar di tempat kerja, kesempatan dan perlakuan yang sama, jam kerja
layak, dan dialog sosial. Persentase jawaban dari responden pada beberapa item
kurang baik. Pada aspek kesempatan kerja, terlihat bahwa perusahaan tidak
kerja tidak terbuka untuk masyarakat luas. Selain itu responden juga berpendapat
bahwa saat proses rekrutmen, HRD kerap tidak hadir di lokasi dan lokasi
rekrutmen tersebut tidak di tempat yang nyaman. Berdasarkan data tersebut, dapat
95
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan bahwa aspek kesempatan kerja ini penerapannya masih kurang baik.
Begitu juga pada aspek hak dasar di tempat kerja, dapat terlihat bahwa hampir
seluruh pekerja tidak memiliki kontrak kerja dengan perusahaan. Padahal kontrak
kerja merupakan hal yang memberi kepastian hukum dari hubungan antara
Selain itu, pada aspek jam kerja layak, dapat diketahui bahwa jam kerja
lembur yang diberikan perusahaan kerap kali melebihi batas jam kerja lembur
saat libur mingguan atau libur resmi. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan aspek
jam kerja layak yang merupakan indikator pekerjaan layak karna mengganggu hak
istirahat pekerja. Sedangkan pada aspek kesempatan & perlakuan yang sama dan
dialog sosial, terlihat bahwa ada satu item pertanyaan dari aspek tersebut yang
tidak ada pembedaan penempatan posisi kerja dan perlakuan karna agama atau
jenis kelamin. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh stigma tentang perempuan yang
lebih baik bekerja di sektor domestik (merawat, mengasuh) sehingga posisi kerja
di perusahaan ini sebagian besar diisi oleh pekerja laki-laki. Pada aspek dialog
berserikat untuk seluruh pekerjanya, namun dalam hal berdiskusi dengan pihak
96
Universitas Sumatera Utara
Secara keseluruhan, tingkat pekerjaan layak di PT. Socfindo masih
Salah satu hak asasi manusia adalah hak untuk memperoleh pekerjaan dan
penghidupan yang layak. Hal ini tertuang dalam pasal 27 ayat (2) UUD 1945. Di
Indonesia sendiri, tidak ada larangan bagi setiap orang untuk bekerja, namun hak
didapatkan. Bahkan jika pun seseorang sudah bekerja, belum tentu pekerjaan itu
cara tertutup, melalui mulut ke mulut. Tak mengherankan jika yang bekerja di
sama lain, dan hampir seluruh pekerja adalah penduduk di sekitar pabrik atau
sekitar lahan pertanian milik perusahaan saja. Selain itu, hanya pekerja yang baru
bekerja di perusahaan saja yang melewati proses rekrutmen secara formal seperti
adanya HRD di lokasi rekrutmen dan melewati proses interview. Hal ini
pekerjaan layak.
97
Universitas Sumatera Utara
Pada aspek hak dasar di tempat kerja, didapati bahwa hampir seluruh
pekerja tidak memiliki kontrak kerja dengan perusahaan yang artinya hubungan
kerja antara pekerja dan pemberi kerja tidak memiliki kepastian hukum. Bekerja
tanpa kontrak kerja umumnya akan merugikan pekerja, namun pada penelitian ini
didapati bahwa pekerja PT. Socfindo tidak merasa dirugikan karna hal tersebut
tidak mengurangi hak-hak yang memang sudah seharusnya mereka terima sebagai
pekerja seperti jaminan sosial, upah yang layak, tidak adanya diskriminasi dan
pekerjaan yang harus dihapuskan, juga stabilitas dan jaminan pekerjaan yang
hidup pekerja dan keluarga, seperti beasiswa pendidikan untuk anak dari pekerja
yang berprestasi, penghargaan untuk pekerja dengan kriteria rumah terbersih, dll.
Dalam pertukaran sosial yang dijelaskan oleh Homans, faktor utama yang
value (nilai) yang akan diterima dari prilakunya tersebut. Benefit tersebut bukan
hanya dalam bentuk ekonomi saja, bisa juga dalam bentuk-bentuk lainnya seperti
pujian, perhatian, tepuk tangan, senyuman, dan sebagainya. Dalam penelitian ini,
reward dan punishment dari orang lain. Yang dimaksudkan yaitu antara
dengan hak dan kewajiban yang dijalankan. Pekerja mengorbankan tenaga untuk
98
Universitas Sumatera Utara
Dalam pertukaran sosial, sebuah pengorbanan (cost) harus memperoleh
imbalan (reward) yang seimbang agar pelaku pertukaran bersedia untuk menetap
pada hubungan tersebut. Bagi pekerja PT. Socfindo, apa yang mereka kerjakan
telah mendapatkan imbalan yang setimpal. Mereka merasa telah mendapat upah
perusahaan. Hal ini yang mempengaruhi lamanya masa kerja mereka, yang
berdasarkan data penelitian diatas, diketahui rata-rata pekerja PT. Socfindo telah
bekerja cukup lama di perusahaan ini. Hal ini pula yang mempengaruhi tindakan
pekerja dengan melakukan jam kerja lembur yang diluar batas maksimal dan saat
libur mingguan atau libur resmi. Padahal istirahat dari pekerjaan merupakan hal
penting bagi pekerja untuk memulihkan diri dan menghilangkan rasa penat setelah
lelah bekerja, serta untuk menjaga keselarasan hubungan antara kehidupan pribadi
dan pekerjaan. Namun pekerja merasa itu bukan permasalahan yang berarti,
karena upah lembur dibayarkan sesuai waktu dan nilai yang dijanjikan.
Socfindo ini, masih terjadi ketidak seimbangan karna beberapa hak pekerja masih
belum dipenuhi dengan layak oleh perusahaan. Namun pekerja sebagai pihak
99
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penelitian di lapangan, pekerja tidak merasa keberatan dengan jam
kerja lembur yang sudah melampaui batas jam kerja lembur per minggu sesuai
lembur yang sesuai, jika jam lembur sudah berlebih maka akan diberikan
tambahan bonus untuk upah lembur tersebut. Hal ini mungkin juga disebabkan
oleh ketidaktahuan para pekerja atas apa saja yang sebenarnya menjadi hak
mereka sebagai pekerja yang tidak boleh diusik oleh perusahaan, dan karna
merekaa merasa kesejahteraan hidup mereka dari segi ekonomi baik-baik saja,
100
Universitas Sumatera Utara
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Salah satu hak asasi manusia adalah hak untuk memperoleh pekerjaan dan
penghidupan yang layak. Hal ini tertuang dalam pasal 27 ayat (2) UUD 1945.
Pekerjaan layak merupakan pilar utama perusahaan dan pemerintah sebagai upaya
para pekerja atau buruh. Pekerjaan Layak adalah pekerjaan yang dilakukan atas
kemauan atau pilihan sendiri, tanpa paksaan atau tekanan, memberikan upah atau
maupun psikologis para pekerja. Di Indonesia sendiri, tidak ada larangan bagi
setiap orang untuk bekerja, namun hak untuk memperoleh pekerjaan dan
penghidupan layaklah yang masih sulit didapatkan. Bahkan jika pun seseorang
sudah bekerja, belum tentu pekerjaan itu adalah pekerjaan layak yang mampu
kondisi pekerjaan layak pada pekerja perkebunan kelapa sawit PT. Socfindo
indikator dari pekerjaan layak sdah diterapkan dengan cukup baik, namun
indikator yang sudah diterapkan dengan cukup baik adalah indikator jaminan
sosial, pekerjaan yang harus dihapuskan, pendapatan dan upah layak, serta
101
Universitas Sumatera Utara
stabilitas dan jaminan pekerjaan. Persentase jawaban/respon responden untuk tiap
90%) sesuai dengan pilihan jawaban yang diharapkan. Namun berbeda halnya
dengan beberapa indikator lain yaitu kesempatan kerja, hak dasar di tempat kerja,
kesempatan dan perlakuan yang sama, jam kerja layak, dan dialog sosial.
aspek hak dasar di tempat kerja, hampir seluruh dari pekeja PT. Socfindo tidak
memiliki kontrak kerja dengan perusahaan yang artinya hubungan kerja antara
pekerja dan pengusaha tidak memiliki kepastian hukum. Selain itu, pada aspek
jam kerja layak, dapat diketahui bahwa jam kerja lembur yang diberikan
perusahaan kerap kali melebihi batas jam kerja lembur maksimum seperti yang
telah diatur dalam UU Ketenagakerjaan dan dilakukan saat libur mingguan atau
libur resmi. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan aspek jam kerja layak yang
Sedangkan pada aspek kesempatan & perlakuan yang sama dan dialog
sosial, terlihat bahwa ada satu item pertanyaan dari aspek tersebut yang mendapat
pembedaan penempatan posisi kerja dan perlakuan karna agama atau suku, namun
Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh stigma tentang perempuan yang lebih baik
102
Universitas Sumatera Utara
bekerja di sektor domestik (merawat, mengasuh) sehingga posisi kerja di
perusahaan ini sebagian besar diisi oleh pekerja laki-laki yang dianggap lebih
superior. Dan yang terakhir, pada aspek dialog sosial, meskipun PT. Socfindo
pekerjaan layak yang sudah diterapkan dengan cukup baik dan sesuai dengan
dimaksudkan yaitu antara pengusaha dan pekerja terdapat hubungan kerja yang
yang seimbang agar pelaku pertukaran bersedia untuk menetap pada hubungan
tersebut. Bagi pekerja PT. Socfindo, apa yang mereka kerjakan telah mendapatkan
imbalan yang setimpal. Hal ini yang mempengaruhi lamanya masa kerja mereka,
yang berdasarkan data penelitian diatas, diketahui rata-rata pekerja PT. Socfindo
telah bekerja cukup lama di perusahaan ini. Hal ini pula yang mempengaruhi
103
Universitas Sumatera Utara
tindakan pekerja yang tidak pernah melakukan aksi-aksi untuk menuntut
dan pengusaha PT. Socfindo ini, masih terjadi proses pertukaran yang tidak
seimbang karna beberapa hak pekerja masih belum dipenuhi dengan layak oleh
diluar imbalan yang seharusnya mereka terima sebagai bayaran atas pekerjaan
(pengorbanan) mereka. Profit bagi pekerja dalam penelitian ini adalah berbagai
bonus dan tunjangan yang diberikan oleh perusahaan. Tidak adanya aksi-aksi
mungkin juga disebabkan oleh ketidaktahuan para pekerja atas apa saja yang
sebenarnya menjadi hak mereka sebagai pekerja yang tidak boleh diusik oleh
perusahaan, dan karna mereka merasa kesejahteraan hidup mereka dari segi
5.2 Saran
104
Universitas Sumatera Utara
pada kelanjutannya juga akan berdampak positif bagi tumbuh kembang
perusahaan tersebut.
105
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
106
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Foto Tampak Depan Rumah Bagi Pekerja
107
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Foto Peneliti Dengan Responden Dari Divisi Pabrik
108
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Foto Peneliti Dengan Responden Dari Divisi Kantor
109
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Kuisioner Penelitian
KUESIONER TERTUTUP
PETUNJUK PENGISIAN:
1. BACALAH PERTANYAAN DENGAN BAIK DAN SEKSAMA
2. ISILAH MASING - MASING PERTANYAAN DENGAN
MEMBERIKAN KODE PADA PILIHAN JAWABAN YANG
SESUAI DENGAN KEADAAN YANG SEBENAR-BENARNYA,
SESUAI PERINTAH DARI MASING-MASING PERTANYAAN
3. PENELITIAN INI MURNI UNTUK KEPERLUAN SKRIPSI
DAN TIDAK AKAN BERPENGARUH APAPUN BAGI
SAUDARA, SEHINGGA DIMOHON DENGAN SANGAT
DALAM AGAR MENJAWAB PERTANYAAN DENGAN JUJUR
DAN APA ADANYA, AGAR TUJUAN PENELITIAN INI BISA
DICAPAI
110
Universitas Sumatera Utara
KETERANGAN RESPONDEN
1. NAMA :
2. UMUR :
3. JENIS KELAMIN :
4. PENDIDIKAN :
5. JABATAN KERJA :
6. LAMA KERJA :
PEKERJAAN LAYAK
Berikanlah tanda silang (×) pada pilihan jawaban yang disediakan sesuai
dengan keadaan anda yang sebenar-benarnya.
KESEMPATAN KERJA
111
Universitas Sumatera Utara
JAMINAN SOSIAL
7. Apakah anda memperoleh jaminan kecelakaan kerja? a. ya b. tidak
8. Apakah anda memperoleh jaminan kematian? a. ya b. tidak
9. Apakah anda memperoleh jaminan hari tua? a. ya b. tidak
10. Apakah anda memperoleh jaminan kesehatan? a. ya b. tidak
HAK DASAR DI TEMPAT KERJA
11. Apakah anda memiliki kontrak kerja dengan perusahaan? a. ya b. tidak
12. Apakah kontrak kerja memiliki kepastian hukum? a. ya b. tidak
13. Apakah anda memperoleh hak yang ditentukan dalam kontrak? a. ya b. tidak
14. Apa status pekerjaan sesuai dengan tingkat pendidikan anda? a. ya b. tidak
15. Apakah menurut anda tunjangan yang anda peroleh sudah
sesuai dengan status pekerjaan anda? a. ya b. tidak
16. Apakah perusahaan melibatkan pekerja dalam musyawarah? a. ya b. tidak
17. Apakah anda berpartisipasi dalam musyawarah? a. ya b. tidak
20. Apakah anda berpartisipasi dalam pengambilan keputusan? a. ya b. tidak
PEKERJAAN YANG HARUS DIHAPUSKAN
21. Selama bekerja, apakah anda pernah mengalami kekerasan? a. ya b. tidak
22. Apakah anda pernah mendapat ancaman dari perusahaan? a. ya b. tidak
23. Apakah anda pernah mengalami pembebanan hutang dengan-
bunga tinggi? a. ya b. tidak
24. Apakah gaji anda pernah ditahan/tidak dibayar? a. ya b. tidak
25. Apakah dokumen identitas ditahan oleh perusahaan? a. ya b. tidak
26. Perusahaan pernah melakukan penahanan barang berharga? a. ya b. tidak
27. Perusahaan mempekerjakan pekerja usia dibawah (<) 18 tahun? a. ya b. tidak
KESEMPATAN DAN PERLAKUAN YANG SAMA
28. Apakah pemilihan & penempatan posisi kerja didasarkan pada suku?
a. ya b. tidak
29. Apakah pemilihan & penempatan posisi kerja didasarkan pada jenis kelamin?
a. ya b.tidak
30. Apakah pemilihan & penempatan posisi kerja didasarkan pada agama yang
dianut? a. ya b. Tidak
112
Universitas Sumatera Utara
31. Apakah ada perbedaan perlakuan karena suku?
a. ya b. tidak
32. Apakah ada perbedaan perlakuan karena jenis kelamin?
a. ya b. tidak
33. Apakah ada perbedaan perlakuan karena agama yang dianut?
a. ya b. tidak
JAM KERJA LAYAK
Dalam hal jam kerja, sesuai dengan UU Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 pasal
7 (2) yang menyatakan bahwa 40 jam dalam seminggu (7 jam/hari untuk 6 hari
kerja/minggu, atau 8 jam/hari untuk 5 hari kerja/minggu) sebagai jam kerja
maksimum, Apakah :
34. Jam kerja yang ditetapkan perusahaan sesuai dengan UU ketenagakerjaan?
a. ya b. tidak
35. Perusahaan tidak mengharuskan pekerja untuk mengambil jam kerja berlebih
(lembur)? a. ya b. tidak
36. Untuk jam kerja berlebih, akan diberikan tambahan upah per jam (upah
lembur) ? a. ya b. tidak
37. Jam kerja lembur hanya dilakukan diluar istirahat mingguan atau libur resmi?
a. ya b. tidak
38. Jam kerja lembur maksimal 14 jam dalam seminggu?
a. ya b. tidak
PENDAPATAN/UPAH YANG MENCUKUPI
39. Apakah upah dibayar teratur?
a. ya b. tidak
40. Apakah upah yang diberikan tidak dibawah upah minimum yang telah diatur
oleh UU ketenagakerjaan?
a. ya b. tidak
41. Upah lembur telah sesuai dengan yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan?
a. ya b. tidak
42. Apabila ada pengurangan upah, hal itu dilakukan secara transparan?
a. ya b. tidak
113
Universitas Sumatera Utara
43. Menurut anda, apakah nilai upah yang anda terima telah sesuai dengan
pekerjaan yang anda lakukan?
a. ya b. tidak
STABILITAS DAN JAMINAN PEKERJAAN
44. Dalam hal pemutusan hubungan kerja, perusahaan tidak melakukan PHK
kepada pekerja yang berhalangan kerja karena :
1. Pekerja sakit? a. ya b. tidak
2. Pekerja menjalankan ibadah? a. ya b. tidak
3. Pekerja menikah? a. ya b. tidak
4. Pekerja perempuan hamil/melahirkan? a. ya b. tidak
45. Apakah perusahaan bersedia bernegosiasi dengan pekerja
dan serikat pekerja sebelum melakukan PHK? a. ya b. tidak
46. Apakah menerima uang pesangon setelah usai masa kerja? a. ya b. tidak
47. Apakah uang pesangon yang diberikan sesuai dengan
lamanya masa kerja? a. ya b. tidak
DIALOG SOSIAL
48. Dalam hal berserikat/berorganisasi, apakah perusahaan :
1. Mengizinkan pekerja untuk berserikat? a. ya b. tidak
2. Tidak membatasi ruang untuk berserikat? a. ya b. tidak
49. Apakah perusahaan bersedia melibatkan pekerja dalam berdiskusi dengan
pihak pemerintah terkait pekerjaan? a. ya b. tidak
50. Apakah perusahaan membebaskan pekerja untuk mengajukan pendapat saat
berdiskusi terkait pekerjaan? a. ya b. tidak
51. Apakah perusahaan membentuk/mendirikan serikat pekerja dibawah kendali
manajemen perusahaan? a. ya b. tidak
TERIMAKASIH
114
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ghai, Dharam. 2003. Decent Work: Concept and Indicators. Geneva: ILO.
115
Universitas Sumatera Utara
Kusyuniati. (2010). Peran ILO dalam Upaya Pemberdayaan Tenaga Kerja
Indonesia. http://mkp.fisip.unair.ac.id/index.php?option=com_content
&view=article&id=14:peran-ilo-dalam-upaya-pemberdayaan-tenaga-kerja-
indonesia-&catid=34:mkp&Itemid=61 (diakses pada tanggal 5 Juni 2017)
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta :
Pustaka LP3ES Indonesia
116
Universitas Sumatera Utara
Status Aceh. 2015. Tuntut Alokasi CSR Tepat Sasaran, Massa Kepung PTPN-1.
http://www.statusaceh.net/2015/12/tuntut-alokasi-csr-tepat-sasaran-
massa.html (diakses pada 20 Mei 2017)
Sugiyono. 2015. Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Cetakan
ketiga. Bandung : Penerbit Alfabeta
Umar, Husein, 2009. Metode Penelitian untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Widarti, Sri. 2006. Pekerjaan Yang Layak: Asian Decade Decent Work 2006-
2015. ILO.
117
Universitas Sumatera Utara