SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh.
MEGA SUSTRA DEWI
NIM. 062377
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG – BANTEN
2011
ABSTRAK
Mega Sustra Dewi. NIM. 062399. Evaluation of Direct Cash Program (BLT) at
District Kramatwatu, Serang period 2008-2009. Public Administration, Faculty
of Social and Political. University of Sultan Ageng Tirtayasa. Advisor I,
Maulana Yusuf, S.IP M.Si, Advisor II, Rini Handayani, S.Si.
This research was focused on evaluation research of Direct Cash Program (BLT)
at District of Kramatwatu period 2008-2009. As the problem formulation was how
the result of evaluation on Direct Cash Program at District Kramatwatu period
2008-2009. The purpose of this research was describe the result of evaluation on
Direct Cash Program at District Kramatwatu. The theory and concept which been
applied in this research were the theory of policy evaluation and BLT (Direct
Cash Program). The method of this research was descriptive quantitative. Subject
of the research were the BLT, which all of 3.531 persons. The number of
responders were figured based on Slovin formula consist of 97 persons. Data
collecting technique applied proportionate area random sampling. Instruments of
this research were based on Dunn theory which built from 6 indicators, they are
effectiveness, efficiency, adequacy, fairness, responsiveness, and accuracy. This
research used questionnaire and observation. In data analysis process, this
research applied one sample t-test hypothesis test. Result of the research
indicated that result of evaluasi on Direct Cash Program (BLT) at District
Kramatwatu period 2008-2009 were maximal. The result shows that the
Evaluation of Direct Cash Program the calculation result, found that tcount is
bigger than ttable (4,1 ≥ 1,296), it means that this program implementation
reached 66,6 % from lower number, 65 %. Researcher advice that a recollect
data is a must, in case to know the subject of this program. The criteria at the
object of this program is a needs too.
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
NIM : 062377
2008-2009) adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip
maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari
skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa
dicabut.
Telah diuji dihadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal ......
bulan....... tahun....... dan dinyatakan LULUS/TIDAK LULUS
Mengetahui,
Persembahan:
Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang
tua tercinta (ibunda dan ayahanda), adikku
tersayang, seseorang yang terkasih, serta
sahabat-sahabat terbaikku
mengucap syukur kepada sang pencipta Allah Swt yang tiada henti memberikan
segores tinta semangat dan harapan, hingga akhirnya catatan akhir kuliah yang
sederhana ini dapat terselesaikan sesuai dengan harapan. Terima kasih pula yang
adikku Devi Aviantarani yang selalu kubanggakan. Catatan akhir kuliah ini aku
telah banyak memberikan pengajaran, bantuan, serta dukungan moriil dan materiil
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, M.Sc., Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
i
3. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
4. Ibu Rahmi Winangsih, S.Sos., M.Si., Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial
5. Bapak Idi Dimyati, S.Ikom., Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
7. Ibu Rina Yulianti, S.IP., M.Si., Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara
9. Bapak Maulana Yusuf, S.IP M.Si., Dosen Pembimbing I Skripsi, yang telah
10. Ibu Rini Handayani S.Si., Dosen Pembimbing II Skripsi, yang telah
11. Ibu Listyaningsih, S.Sos M.Si., Dosen penguji proposal skripsi, sekaligus
12. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, yang telah
perkuliahan.
ii
14. Kepala Desa di seluruh Kecamatan Kramatwatu beserta seluruh Stafnya yang
15. Masyarakat Kecamatan Kramatwatu yang menjadi Penerima BLT yang telah
penelitian.
16. Keluarga besar kakek dan nenekku yang begitu besar mendukung dan
17. dr. Luki Aditya Nugraha, penyemangat yang selalu setia menemani dan
membantu penulis selama ini. Without you, I have nothing. But with you, I
18. Sahabat-sahabat terbaikku di Bonaparte Family, Opi, Icha, Eci, Winda, Aya,
Deboi, yang selalu setia menemani dan memberikan dukungan serta motivasi.
Arti persahabatan yang kalian berikan begitu indah dan sangat berarti semoga
19. Serta sahabat-sahabatku yang lain, Kiki, Ade, Erik, Sute, Okta, Gitri, Irma,
Yulia, Dewi, Amin, Reygi, Evrans, Azwar, Teh Yeni, Luluk, Uwes, Terima
perkuliahan.
iii
kekurangan yang dimiliki, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak. Disisi lain, penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat
Wassalamualaikum wr.wb
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
DAFTAR DIAGRAM......................................................................................... x
v
2.1.2 Evaluasi Kebijakan ..................................................................26
vi
4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Kramatwatu ............................64
BAB V PENUTUP..............................................................................................126
5.1 Kesimpulan........................................................................................126
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.6 Pencapaiana hasil dari pelaksanaan BLT sudah maksimal ............ 81
Diagram 4.7 Kepuasaan dengan dana BLT yang telah diterima ......................... 82
Diagram 4.8 Program BLT meringankan beban hidup penerima BLT .............. 83
Diagram 4.10 Dana BLT sebanding dengan kebutuhan masyarakat miskin ...... 86
Diagram 4.11 Proses penyaluran BLT dinilai sudah tepat waktu ....................... 87
Diagram 4.12 Proses penyaluran BLT teratur walaupun ada pemotongan dana 88
Diagram 4.13 Dana BLT dapat bermanfaat bagi masyarakat miskin ................. 90
Diagram 4.15 Program BLT dapat memenuhi ekonomi penerima BLT ............92
Diagram 4.18 Pembagian BLT telah merata hanya kepada masyarakat miskin . 96
Diagram 4.19 pembagian BLT telah sesuai harapan penerima BLT .................. 98
x
Diagram 4.21 Informasi BLT mudah dipahami penerima BLT ......................... 100
Diagram 4.23 Pengetahuan penerima BLT terhadap pengurangan dana BLT ... 103
Diagram 4.24 Penerima BLT memahami penyebab pengurangan dana BLT .... 104
Diagram 4.26 Kriteria penerima BLT dipahami oleh penerima BLT................. 107
Diagram 4.27 Pelaksanaan BLT utamakan kepentingan masyarakat miskin ..... 108
Diagram 4.28 Sasaran program BLT masyarakat sesuai kriteria program ......... 109
Diagram 4.29 Program BLT meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat ..... 110
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
dalam berbagai analisis dan kajian yang dilakukan oleh berbagai disiplin ilmu
persoalan kemiskinan. Bahkan tidak hanya sebatas itu, kemiskinan juga telah
bahkan sudah berlangsung sejak lama, baik pada jaman pemerintahan masa
Orde Lama, masa Orde Baru, maupun pada masa pemerintahan di era
teknis penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT), tujuan dari program ini
dasarnya.
kesulitan ekonomi.
kategori sangat miskin, dan hampir miskin. BLT diberikan Rp. 100.000,-
/bulan. Kriteria penerima BLT sesuai dengan yang ditentukan oleh Badan
orang
seminggu
sehari
poliklinik
dengan luas lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan,
lainnya.
harga sebelumnya, yaitu bensin: 87,5%, solar: 104,8%, dan minyak tanah:
peningkatan harga BBM yang sangat tinggi di pasar dunia sehingga berakibat
pada makin besarnya penyediaan dana subsidi yang dengan sendirinya makin
dan 3) perbedaan harga yang besar antara dalam dan luar negeri memicu
kenaikan harga BBM, tetapi juga kenaikan berantai berbagai harga barang
(BLT) ini pemerintah menyediakan dana bantuan bagi sekitar 15,5 juta
Rumah Tangga Miskin. Besarnya dana adalah Rp100.000 per keluarga per
yang tersedia hanya berupa buku petunjuk parsial seperti petunjuk pendataan
sangat penting dan genting untuk diperhatikan dan ditangani secara secara
penurunan angka kemiskinan dari 16,7% pada tahun 2004 menjadi 8,2% pada
tahun 2009. Dimana target tersebut dianggap tercapai jika daya beli penduduk
orientasi RPJM ini dan didorong oleh membengkaknya subsidi BBM (Bahan
Internasional, yang tentu pula mempengaruhi harga BBM dalam negeri sejak
Oktober 2005 dan tahap kedua diselenggarakan pada Juni 2008. Pengucuran
tahap dua BLT mengambil nama lain, Sumbangan langsung Tunai (SLT).
petugas BPS. Maka pada tahap kedua, pemerintah menunjuk Departemen Pos
dan Giro untuk memanfaatkan seluruh kantor pos yang tersedia di daerah-
balai desa atau kantor kelurahan, pengambilan BLT harus juga memiliki surat
menggembirakan, anomali sosial yang terjadi pada BLT tahap satu relatif
Pos dan BRI. Selain itu sebagai bentuk pengawasan, dilibatkan juga unsur
8
perangkat pemerintah desa, RT, RW, dan karang taruna serta melibatkan
positif bagi masyarakat miskin. Dengan BLT, kenaikan biaya hidup yang
harga kebutuhan pokok akibat kenaikan BBM, akan sedikit tertutupi dengan
adanya dana “cuma-cuma” yang diberikan oleh pemerintah. Akan tetapi disisi
yang lain kebijakan BLT ini memiliki dampak negatif yakni kebijakan ini
akan berdampak negatif pada perilaku dan karakter masyarakat. Kebijakan ini
efisiensi kebijakan ini juga sangat diragukan, apalagi kalau kita melihat
bahwa landasan kenaikan BBM adalah kondisi defisit keuangan negara yang
semakin membengkak.
diberikan tidak seimbang dengan kenaikan biaya hidup yang ditanggung oleh
kebanyakan berada pada sektor pertanian (baik petani maupun nelayan) yang
dengan nominal dana BLT yang diberikan, kebijakan ini akan berdampak
BLT (leakage). Tidak ada ketentuan yang mengatur penggunaan dana BLT.
Artinya, penerima dapat menggunakan dana untuk keperluan apa pun. Dalam
beras dan minyak tanah, membayar listrik dan biaya kontrak rumah, serta
melunasi utang. Selain itu, ada juga beberapa penerima yang menggunakan
dana untuk biaya kesehatan dan sekolah. Hanya sedikit yang memanfaatkan
dana untuk modal usaha. Setelah pembagian KKB dan pencairan dana,
BLT. Padahal mereka telah didata atau selama ini termasuk keluarga/Rumah
Kramatwatu) yang berasal dari rumah tangga miskin menurut Tim Koordinasi
mencari penerima BLT yang sesuai dengan kriteria yang dimaksud (sumber:
kondisi kehidupan masyarakat saat ini, yang layak untuk menerima BLT.
Oleh sebab itu, tidak heran banyak ditemukan penerima BLT yang tidak
termasuk dalam salah satu syarat, misalnya jenis lantai bangunan tempat
melainkan lebih menggunakan data lain yang dinilai cukup menunjang untuk
responsibilitas.
dan responsibilitas.
12
dana bantuan pemerintah tersebut. Dan penerima BLT ini tidak bisa
diwakilkan kepada saudara atau orang lain, harus dengan orang yang
bersangkutan tersebut yang sesuai dengan data yang ada pada petugas
bantuan pemerintah ini, karena ketika kebijakan ini sudah selesai dan tidak
ada tahap ketiga, maka warga akan kembali merasakan kesulitan karena tidak
hanya mendapatkan dana bantuan secara cuma-cuma tetapi juga modal yaitu
sehingga berdasarkan atas latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas,
berikut :
mempunyai KTP dan KTP yang sudah mati sekitar 16,4%, ada 581 warga
dari 3531 warga yang terdaftar sebagai penerima Bantuan langsung Tunai
Langsung Tunai (BLT) dan tidak dapat diwakilkan oleh keluarganya atau
Kecamatan Kramatwatu
dengan adanya program raskin. Namun, secara spesifik tujuan dari penelitian
Kecamatan Kramatwatu.
15
berarti, baik secara teoritis maupun praktis. Secara lebih detail penelitian ini
perkuliahan.
menyajikan uraian yang lebih jelas, terarah serta tidak menyimpang dari
BAB I PENDAHULUAN
yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari lingkup yang
temuan penelitian.
2.1 Deskripsi teori
teori (dana bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-
hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. deskripsi teori
hubungan antar variabel yang kan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
penelitian.
rasionalisasinya.
telah ditentukan, serta hal lain yang berhubungan dengan obyek penelitian.
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan
analisis statistik yang sudah ditentukan semua, seperti korelasi dan atau
4.6 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
21
BAB II
dikutip oleh Islamy (1997:19) bahwa kebijakan adalah : “public policies are
pemerintah dan bukan sekedar apa yang ingin dilakukan. Disamping itu
beragam, dan tidak satupun definisi yang benar-benar memuaskan. Hal ini
oleh para ahli dipengaruhi oleh masalah-masalah tertentu yang ingin dikaji
sesuatu.
Kebijakan adalah rangkaian asas yang menjadi garis besar dan dasar
prinsip, atau maksud garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai
dan asas yang menjadi garis besar rencana atau aktifitas suatu negara untuk
kesulitan.
23
juga aspek anggaran dan struktur pelaksanaan. Siklus kebijakan publik sendiri
amanat rakyat yang berdaulat atasnya. Dapatkah publik mengetahui apa yang
berpengaruh terhadap isi kebijakan publik yang akan dilahirkan. Begitu juga
yaitu selalu bersumber pada kenyataan bahwa kebijakan itu dirumuskan oleh
orang-orang yang memiliki wewenang dalam sistem politik, yaitu para tetua
adat, para ketua suku, para eksekutif, para legislator, para hakim, para
politik dan dianggap sebagian besar warga sistem politik itu sebagai pihak
yang bertanggung jawab atas urusan-urusan politik tadi dan berhak untuk
mengarah pada tujuan yang dapat diperinci kedalam beberapa kategori, yakni
tertentu.
pernyataan-pernyataan kebijakan.
banyak pada tataran strategis atau bersifat garis besar yang dibuat oleh
kebijakan publik haruslah dibuat oleh otoritas politik, yakni mereka yang
menerima mandat dari publik atau orang banyak. Umumnya melalui suatu
61), kebijakan publik dirumuskan sebagai suatu keputusan yang akan disifati
oleh adanya perilaku yang konsisten dan pengulangan pada bagian dari
yang melaksanakannya.
beberapa tokoh tersebut maka yang dimaksud dengan kebijakan publik adalah
permasalahan dalam suatu lingkungan tertentu atau negara oleh para aktor
Widodo, (2007:112))
28
skala nilai terhadap hasil kebijakan dan program. Secara umum istilah
untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti
mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan. Ketika hasil kebijakan pada
sumbangan pada tujuan atau sasaran. Dalam hal ini, dapat dikatakan
atau diatasi. Ada tiga fungsi dari evaluasi kebijakan yang dapat dijabarkan
disini, yaitu:
berlainan.
inti permasalahannya.
tertentu.
dibuat.
33
manfaat.
Tabel 2.1
Kriteria Evaluasi
1. Efektifitas (effectiveness)
Efektifitas berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai
hasil (akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari
diadakannya tindakan.
Efektifitas, yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas
teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan atau nilai
moneternya. Misalnya, kebijakan kesehatan yang efektif adalah
kebijakan penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu,
dengan asumsi bahwa kualitas pelayanan kesehatan adalah yang
bernilai (tujuan).
34
2. Efisiensi (effeciency)
Efisiensi berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan
untuk menghasilkan tingkat efektifitas tertentu. Efisiensi, yang
merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan
hubungan antara efektifitas dan usaha, yang terakhir umumnya
diukur dari ongkos moneter.
3. Kecukupan (adequacy)
Kecukupan berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat
efektifitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang
menumbuhkan adanya masalah. Kriteria kecukupan menekankan
pada kuatnya hubungan antara alternative kebijakan dan hasil
yang diharapkan.
4. Perataan (equity)
Kriteria perataan erat hubungannya dengan rasionalitas legal
dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara
kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Kebijakan
yang berorientasi pada perataan adalah kebijakan yang akibatnya
(misalnya, unit pelayanan atau manfaat moneter) atau usaha
secara adil didistribusikan. Kebijakan yang dirancang untuk
mendistribusikan pendapatan, kesempatan pendidikan, atau
pelayanan publik kadang-kadang direkomendasikan atas dasar
kriteria kesamaan. Suatu program tertentu mungkin dapat efektif,
efisien, dan mencukupi (misalnya, rasio biaya-laba mungkin
unggul dibanding program-program lain) namun mungkin ditolak
karena menghasilkan distribusi biaya dan manfaat yang tidak
merata. Hal ini dapat terjadi dalam beberapa kondisi. Mereka
yang membutuhkan tidak menerima pelayanan sesuai dengan
jumlah mereka, mereka yang paling tidak mampu membayar
dibebani bagian biaya yang tidak proporsional, atau mereka yang
paling menerima manfaat tidak membayar ongkos.
5. Responsibilitas (responsiveness)
Responsibilitas berkenaan dengan seberapa jauh suatu
kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai
kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Kriteria responsibilitas
adalah penting karena analis yang dapat memuaskan semua
kriteria lainnya (efektifitas, efisiensi, kecukupan, perataan) masih
gagal jika belum menanggapi kebutuhan aktual dari kelompok
yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu kebijakan.
Program rekreasi dapat menghasilkan distribusi fasilitas yang
merata tetapi tidak responsif terhadap kebutuhan kelompok
masyarakat tertentu (misalnya, penduduk usia lanjut). Karena itu
kriteria responsibilitas menanyakan pernyataan praktis : apakah
kriteria efektifitas, efisiensi, kecukupan, perataan secara nyata
mencerminkan kebutuhan, preferensi, dan nilai dari kelompok-
kelompok tertentu?
35
6. Ketepatan (appropriateness)
Kriteria ketepatan secara dekat berhubungan dengan
rasionalitas substantif, karena pertanyaan tentang ketepatan
kebijakan tidak berkenaan dengan satuan kriteria individu tetapi
dua atau lebih kriteria secara bersama-sama. Ketepatan merujuk
pada nilai atau harga dari tujuan program dan kepada kuatnya
asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut. Sementara semua
kriteria lainnya tidak mempersoalkan tujuan (misalnya, tidak
mempertanyakan nilai efisiensi, dan perataan) kriteria ketepatan
mempertanyakan apakah tujuan tersebut tepat untuk suatu
masyarakat.
1. Evaluasi semu
2. Evaluasi Formal
2.1.3.1 Pengertian
orang
seminggu
sehari
poliklinik
dengan luas lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan,
lainnya.
rumah tangga yang tidak memenuhi kriteria di atas, Pegawai Negeri Sipil,
2.1.3.2 Tujuan
BBM adalah :
kebutuhan dasarnya.
Pusat Statistik (BPS Pusat). Daftar nama dan alamat yang telah
Indonesia.
Desa/Kelurahan.
42
dilakukan untuk periode Juni s.d Agustus sebesar Rp. 300.00,- dan
diri yang sah (KTP, SIM, Kartu Keluarga, Surat Keterangan dari
Kelurahan, dll).
43
tim terpadu.
Sosial.
perjanjian kerjasama antara Depsos, PT Pos Indonesia dan PT. BRI, serta
rumah tangga sasaran oleh BPS dan mitra yang dilaksanakan secara
pada masa yang akan datang akan tercipta sistem database kemiskinan
yang terpadu dan lintas sektor dengan taget sasaran yang sama untuk
penanggulangan kemiskinan.
berkoordinasi.
sebagai berikut :
45
Gambar 2.1
STRUKTUR ORGANISASI
UPP-BLT Pusat
Pusat
UPP-BLT Provinsi
Provinsi
Kab/Kota
Kecamatan
Kantor / Petugas Pos
UPP-BLT Kab/kota
Gambar 2.2
Kerangka Berfikir
Program
Implementasi Bantuan
Bantuan Langsung Tunai
Langsung Tunai (BLT)
(BLT)
Evaluasi teori
Feedback William Dunn
1. Efektifitas
2. Efisiensi
3. Kecukupan
4. Perataan
5. Responsibilitas
6. Ketepatan
47
2.3 Hipotesis
satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji. Oleh karena itu, hipotesis
(declarative) dan dalam pernyataan ini secara umum dihubungkan satu atau
lebih variabel dengan satu atau lebih variabel lain. Jadi, hipotesis adalah
pernyataan atau jawaban tentatif atas masalah dan kemudian hipotesis dapat
Ho : µ ≥ 65%
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
menyajikan satu gambar yang terperinci tentang satu situasi khusus, setting
kondisi data tergantung alat (instrumen) yang dibuat (Idrus, 2009 : 99).
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket dengan jumlah
pengukuran jawaban dari para responden. Dengan skala Likert, maka variabel
Tabel 3.1
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Langsung Tunai (BLT). Untuk dapat mengukurnya maka harus dicari terlebih
Tunai (BLT).
Tabel 3.2
(pengamatan)
52
ini adalah :
penelitian.
a. Metode Observasi
melalui mata, telinga, dan perasaan dengan melihat fakta-fakta fisik dari
b. Metode Wawancara
c. Metode Angket
dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Pada penelitian ini, peneliti
d. Metode Kepustakaan
beberapa para ahli, yakni dengan cara mempelajari dan membaca buku-
teliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
ini agar data yang didapat valid, maka peneliti menggunakan rumus
Keterangan
K :
Ko
oefisien Korrelasi Producct Moment
∑ Juumlah Skor D
Dalam Sebarran Y
∑ Ju
umlah Hasil Kali
K Skor X dan Y yangg Berpasangaan
∑ ² Jum
mlah Skor yyang Dikuadrratkan dalam
m Sebaran Y
Juumlah Sampeel
memberikan
m interpretasii terhadap tercapainya hipotesiss terhadap
terpercaya (Reliable).
angket. Suatu variabel dikatakan realibel jika nilai alphanya lebih dari
n ƩSi²
r11 =[ ] [1- ]
( n - 1) St²
Keterangan:
n = jumlah butir
Si2 = variabel butir
St2 = variabel total
57
total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik. Sedangkan
menurut Burns dalam Silalahi (2010 : 253) populasi adalah seluruh unit-unit
yang darinya sampel dipilih. Populasi dapat berupa organisme, orang atau
laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik
dan tidak secara mendua. Dari penelitian ini, maka peneliti mengambil
Tabel 3.3
Sampel adalah satu subset atau tiap bagian dari populasi berdasarkan
bagian tertentu yang dipilih dari populasi. Oleh karena pada penelitian ini,
jumlah anggota populasi cukup besar dan tidak memungkinkan bagi peneliti
yang nantinya akan menjadi fokus obyek penelitian yang dianggap dapat
n = N
1 + Ne2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
e = Sampling error
n= 3531
1 + 3531 (0,1) 2
n= 3531
1 + 3531 (0,01)
59
n= 3531
1 + 35,31
n= 3531
36,31
n= 97 sampel
Slovin, dapat diketahui bahwa jumlah populasi sebanyak 3.531 dengan tingkat
kesalahan (Sampling error) sebesar 10% (0,1), maka diperoleh hasil sampel
sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya
Tabel 3.4
Jumlah Sampel Penerima BLT di Kecamatan Kramatwatu
dilakukan secara acak (random), dengan cara setiap anggota populasi diberi
diundi sesuai dengan digit jumlah anggota populasi dengan perhitungan angka
0 sampai 9.
data, yaitu dengan memberi simbol angka pada tiap-tiap jawaban atau
serta perhitungan kualitas dan frekuensi data yang disajikan dalam bentuk
suatu bentuk yang berarti sehingga mudah dipahami dan diinterpretasi oleh
atau teknik statistik sebagai alat bantu analisis. Berikut adalah rumus
62
2007):
x µ
s
√n
Keterangan :
x = nlai rata-rata
µ = nilaiyang dihipotesiskan
:
63
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
dengan luas wilayah 5.085,46 Ha, terletak di sekitar 12m dari permukaan laut.
Gambar 4.1
Peta Kecamatan Kramatwatu
Dan
Teluk Terate
65
dari :
* Pemukiman : 973 Ha
* Sawah
* Tegalan : 620 Ha
* Lain – lain : 48 Ha
- Penduduk
2009 Sebanyak 84.297 jiwa, yang terdiri dari Laki – laki 42.978 Jiwa
- Mata Pencaharian
dari mulai pertanian lahan kering yang menghasilkan kacang hijau dan
bonteng suri.
sebagai berikut:
a. Pendidikan
b. Kesehatan.
3. Sarana Ibadah.
4. Listrik.
listrik.
5. Sarana Perhubungan.
kabupaten / kota + 8 Km dan jalan desa + 5.406 Km, kondisi fisik jalan
Kecamatan Kramatwatu
tempat tinggal mereka. Dana ini dibagikan melalui kantor Pos, Kantor
Pos adalah unit pelaksana teknis PT. Pos Indonesia yang ditunjuk
Tabel 4.1
Jumlah Penerima BLT di Kecamatan Kramatwatu
Pada penelitian ini, tahap awal dalam proses analisis data adalah
tidaknya suatu kuesioner yang menjadi alat ukur dalam penelitian ini.
terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui valid atau tidaknya
data sebelum data tersebut diolah secara keseluruhan. Selain itu, uji validitas
bila terdapat sampel yang tidak valid dan tidak mewakili indikator yang ada,
instrumen yang tidak valid. Kemudian kuesioner tersebut disebar dari awal
ditemukan hasil sampel yang tidak valid namun, tetap mewakili indikator,
Adapun rumus yang digunakan oleh peneliti dalam uji validitas ini,
Keteraangan :
Tabel 4.2
Tabel Hasil Perhitunggan Analisiss Butir Valiiditas Instru
umen
No.In
nstrumen rhitungg rtabel Kepu utusan
1 0,6800 0,195 Valid
2 0,2622 0,195 Valid
3 0,3799 0,195 Valid
4 0,40 0,195 Tidakk Valid
5 -0,0700 0,195 Tidakk Valid
6 0,4588 0,195 Valid
7 0,3866 0,195 Valid
8 0,2922 0,195 Valid
9 0,4066 0,195 Valid
10 0,5366 0,195 Valid
72
dengan bantuan SPSS statistik versi 15. Sementara, perolehan nilai 0,195
bahwa terdapat empat butir instrumen yang dinyatakan tidak valid yaitu
butir instrumen nomor 4, 5, 13, dan 27. Hal tersebut dapat dibuktikan karena
dihilangkan dan tidak perlu diganti karena indikator instrumen dapat terukur
Guna menjaga kehandalan dari sebuah instrumen atau alat ukur maka
yang dinyatakan tidak valid maka tidak bisa dilakukan uji reliabilitas.
dengan bantuan SPSS 15,0. Adapun hasil dari uji reliabilitas yang telah
dilakukan dalam penelitian ini adalah nilai Alpha Cronbach sebesar 0, 964.
Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 0,30
(Purwanto, 2007:181). Maka hal ini dapat diartikan bahwa 0,964 > dari 0,30
sehingga instrumen yang diuji bisa reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat
Tabel 4.3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,964 26
74
(random), dengan cara setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu
sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya
peremppuan sebany
yak 42 dari jjumlah angg
gota sampel sebanyak 97
9 . Hal ini
dapat dilihat
d pada diagram berrikut.
D
Diagram 4.1
I
Identitas Reesponden Beerdasarkan
Jeenis Kelamin
n
60 55
50
42
40
30
20
10
0
Pria P
Perempuan
dengan
n selisih yanng sedikit yaaitu 13 respo
onden. Hal inni menunjuk
kkan bahwa
dengan
n responden perempuan.
76
D
Diagram 4.2
I
Identitas Reesponden Beerdasarkan
T
Tingkat Usiaa
60
1
51
50
40
30 26
20
20
10
0
31‐40 41‐50 51+
Sumber : (D
Data Primer Diolah,2011)
D
usia responden
r di Kecamaatan Kramaatwatu didoominasi oleeh jumlah
D
Diagram 4.3
IIdentitas Reesponden Beerdasarkan
Tingk kat Pendidiikan
70 62
60
50
40 32
30
20
10 3
0
0
Tdk Sekolah SD SLTP SMA
Sumber : (D
Data Primer Diolah,
D 2011)
Misaln
nya saja, terrdapat 3 respponden berllatar belakanng pendidikaan terakhir
bersek
kolah. Berdaasarkan dataa tersebut, dapat
d diketaahui bahwa salah satu
tingkatt pendidikan
n masyarakaat yang masiih tergolong rendah. Sehhingga, hal
Kecam
matan Kramaatwatu.
78
D
Diagram 4.4
I
Identitas Reesponden Beerdasarkan
Jen
nis Pekerjaaan
58
60
6
50
5
40
4
30
3 22
2
20
2
10
10
1 7
0
Buruh Taani Pedaggang Laain‐lain Tidak
Bekerja
yang memiliki
m peekerjaan sebbagai pedagaang sebanyaak 22 responnden, yang
D
Diagram 4.5
IIdentitas Reesponden Beerdasarkan
Identtifikasi Alam
mat
3 6
4
10 6 9
9
8
11 9
8 7 7
seluruh
h responden
n memiliki tempat
t tingggal yang reelatif berbed
da. Adapun
yang bertempat
b tiinggal di leebakwana seebanyak 6 responden,
r P
Pelamunan
sebany
yak 8 responnden, Pejatenn sebanyak 9 responden,, Wanayasa sebanyak
s 7
Toyom
merto sebannyak 4 responden, Serd
dang sebanyyak 3 respo
onden, dan
Teratee sebanyak 10
1 respondeen. Identifikasi respondeen berdasarkkan alamat
setuju), STS (sangat tidak setuju). Uraian lebih lanjut mengenai hasil
kuesioner dari penelitian ini, bisa dilihat pada uraian berikut ini.
81
D
Diagram 4.6
P
Pencapaian hasil dari p
pelaksanaan
n BLT sudah
h maksimal
60 57
50
40
30
21
20 17
10
2
0
SS S TS STS
Sumber: Data
D Primer Diolah,
D 2011. (Pertanyaan No.
N 1)
Diagram
m 4.7
Kep
puasan den
ngan dana BLT
B yang teelah diterim
ma
5
45
45
40
35 32
2
30
25
20
1
14
15
10 6
5
0
S
SS S TSS STS
Berdasarkaan diagram
m 4.7, Respponden yanng menjaw
wab setuju
kebutu
uhan pokok mereka. Sellain itu, merreka lebih bersikap
b terbbuka untuk
dengan
n perolehann dana yangg telah diterrima. Hal iini disebabk
kan karena
yang telah
t ma tidak sessuai dengan keinginan mereka,
diterim m karrena sangat
83
tidak mencukupi
m kebutuhan ppokok keluaarga. Terlebbih bagi meereka yang
Digram 4.8
Prograam BLT Meringankan Beban
B Hidu
up Penerima BLT
60
51
50
40
30
2
22
18
20
10 6
0
SS S TS
T STTS
Sumb
ber: Data Prim
mer Diolah, 20011. (Pertanyaan No. 3)
disebab
bkan karenaa mereka m
merasa sangaat tidak puass dengan juumlah dana
BLT itu
i sendiri.
Diagram
m 4.9
Proggram BLT m
mampu mempertahank
kan daya beeli
6
60 59
5
50
4
40
3
30
20
2
20 13
3
1
10 5
0
SSS S TS STS
Sumber: Data
D Primer Diolah,
D 2011. ((Pertanyaan No.
N 4)
85
karena jumlah dana yang diberikan bisa membantu daya beli mereka agar
tetap terjaga.
responden. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya program BLT belum
Diagram
m 4.10
Dana BL
LT sebandin
ng dengan kebutuhan
k m
masyarakat miskin
50 46
6
45
40
35 32
2
30
25 19
9
20
15
10
5 0
0
SSS S TSS STSS
Sumber: Data Prim
mer Diolah, 2011. (Pertanyaaan No. 5)
Semen
ntara terdapaat respondenn yang men
njawab tidaak setuju sebbanyak 46
responnden. Hal in
ni menunjukkkan bahwa jumlah danna BLT yanng diterima
disebab
bkan oleh tidak
t sebanddingnya jum
mlah dana yyang diberikkan dengan
harga-h
harga kebuttuhan ekonoomi yang sem
makin naik. Dan menurrut mereka
kebutu
uhan ekonom
mi mereka. Mereka
M lebiih melihat hhal tersebut dari
d harga-
87
harga kebutuhan
k p
pokok semakkin naik dan jumlah danaa yang diberrikan masih
jauh dari
d n mereka. Harapan mereka
harapan m sebaagai bentuk
k penilaian
merekaa.
Diagram
m 4.11
Prosses penyalu
uran BLT diinilai sudah
h tepat waktu
60 5
55
50
40 3
35
30
20
10 7
0
0
S
SS S T
TS STTS
Sum
mber: Data Priimer Diolah, 2011.
2 (Pertanyyaan No. 6)
dana pun
p terkadang
g diterima pada awal bu
ulan, sehinggga mereka merasa
m puas
dengan
n hal tersebuut.
88
tepat waktu.
w Itu diisebabkan kaarena mereka menilai prroses penyaluuran sudah
proses penyalurann dana BLT selama ini yang terkaddang tidak jelas waktu
penyallurannya. Misalnya
M sajja terkadang proses ppenyaluran dana
d BLT
Diagram
m 4.12
P
Proses peny
yaluran BLT
T teratur walaupun
w ad
danya poton
ngan dana
60 55
50
40
30 2
26
20
9 7
10
0
SS S T
TS STTS
Sum
mber: Data Priimer Diolah, 2011.
2 (Pertanyyaan No. 7)
lainnya yang tidak terdaftar sebagai penerima BLT. Hal ini menunjukkan
karena potongan tersebut akan diberikan kepada warga miskin lainnya yang
jumlah dana BLT yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan ekonomi
warga miskin lainnya yang tidak terdaftar sebagai penerima BLT. Mereka
sangat dirugikan oleh adanya potongan dana BLT ini. Karena dengan jumlah
BLT yang tidak begitu besar dan sebanding dengan kebutuhan ekonomi
yang makin meningkat tidak bisa menutupin dan tidak begitu membantu
Diagram 4.13
Dana BLT dapatt bermanfaa
at bagi masyyarakat misskin
7
70 66
6
60
5
50
4
40
3
30
19
2
20 12
1
10
0
0
SS S TS STS
Sumber:: Data Primerr Diolah, 2011.. (Pertanyaan
n No. 8)
pokoknnya. Hal ini disebabkan karena mereeka sangat teerbantu denggan adanya
dana bantuan
b dari pemerintah ini yang dinnilai sangat mencukupi kebutuhan
dirasak
kan secara signifikan manfaatnya
m kepada meereka, termaasuk dalam
Diagram 4.14
4
Peneerima BLT sangat men
ngandalkan dana BLT
60
0
60
50
40
30
21
20 14
4
10
2
0
SSS S TS STS
Sumbeer: Data Primeer Diolah, 20111. (Pertanyaaan No. 9)
kebutu
uhannya.
telah diterima,
d nam
mun ketika ddana BLT belum diterim
ma, maka meereka tidak
melihaat hal itu daari sisi peroolehan danaa yang telahh diterima selama
s ini.
Merek
ka merasa perolehan daana BLT maasih jauh dari keinginaan mereka.
dana alternatif
a saj
aja yang billamana telah
h disalurkann, maka meereka akan
meneriimanya.
Diagram
m 4.15
Program BLT
B dapat memenuhi kebutuhan ekonomi peenerima
BLT
58
60
50
40
30
1
18
20 15
10 6
0
SS S T
TS STTS
Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
2 (Pertanyyaan No. 10)
yang cukup
c besarr di dalam m
memenuhi kebutuhan
k p
pokok merekka. Sedikit
pokok keluarga miskin. Peranan program BLT lebih terasa pada adanya
perbedaan yang signifikan bila dilihat dari sudut pandang dana yang
manfaat yang terbatas kepada mereka. Misalnya saja, dana BLT yang
diperoleh pada umumnya tidak selalu cukup untuk digunakan oleh mereka
tidak puas dengan jumlah dana BLT yang telah mereka terima dan untuk
Diagraam 4.16
Kecukup
pan jumlah BLT yang d
diterima
39
40
4 37
35
3
30
3
25
2
20
2
14
15
1
10
1 7
5
0
SS S TS STSS
Sumb
ber: Data Prim
mer Diolah, 20011. (Pertanyaan No. 11)
disebab
bkan karen
na jumlah anggota keluarga
k yaang sedikit, sehingga
telah mereka
m terim
ma. Hal ini disebabkaan karena disamping
d d
dari jumlah
anggotta keluarga yang sedikiit, mereka juga lebih bbersikap terbbuka untuk
sebanyyak 39 respo
onden. Hal iini menunjuukkan bahwaa mereka merasa tidak
membuutuhkan jum
mlah dana yaang banyak pula setiap bulannya. Sementara,
S
bila mengandalka
m an dana BL dak lah cukkup untuk memenuhi
LT, tentu tid
kebutu
uhan pokok mereka, walaupun
w k
keberadaan program BLT cukup
diterim
ma, mereka menganggaap bahwa juumlah danaa BLT hanyya mampu
Diagram 4.17
7
Prrogram BLT
T cukup meemecahkan masalah peerekonomian
n
penerima BLTT
70
70
0
60
0
50
0
40
0
30
0
19
20
0
8
10
0
0
0
SS S TS STS
Sumber: Data Primerr Diolah, 2011. (Pertanyaan
n No. 12)
disebab
bkan karenaa secara tidakk langsung, program BL
LT sangat memberikan
m
96
pengarruh yang cu
ukup besar ddi dalam meemecahkan m
masalah pereekonomian
setuju sebanyak 70
7 respondeen. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan
k
diperolleh pada um
mumnya tidaak selalu cuk
kup untuk ddigunakan olleh mereka
saja, mereka
m tidak puas dengann jumlah dan
na BLT yangg telah merek
ka terima.
Diagram 4.188
Pemb
bagian BLT
T telah meraata hanya kepada
k masyyarakat misskin
60
0 53
50
0
40
0
30
0 25
20
0
10 9
10
0
0
SS S TS STS
Sumber: Data Primer Diolah, 2011. (Pertanyaan
n No. 13)
97
dilakukan secara merata hanya kepada keluarga miskin. Hal ini disebabkan
lah keluarga miskin saja. Tidak jauh berbeda dengan yang lain, Hal ini
masyarakat lain yang tidak termasuk dalam kriteria program tidak memiliki
tidak dilakukan secara merata hanya kepada rumah tangga miskin. Hal ini
yang juga ingin mendapat dana bantuan dari pemerintah ini. Hal itu
bahwa pembagian dana BLT tidak dilakukan secara merata hanya kepada
BLT tidak terlepas dari masih adanya masyarakat miskin yang tidak terserap
Diagram 4
Pembaggian BLT teelah sesuai h
70 62
60
50
40
30
20
8
10
0
SSS S
Sumber: Data Primer Diolah, 2011.
2 (Pertany
penerim
ma BLT. Haal ini disebaabkan karena
banyak
k, sehingga mereka sanngat berhara
kebutu
uhan merekka. Hal inii disebabka
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
kesimpulan yaitu :
Kramatwatu telah berjalan cukup baik karena hasil uji hipotesis mencapai
persen.
127
5.2 Saran
Kramatwatu.
Kramatwatu.
128
Buku
Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama.
Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik Konsep dan Aplikasi Proses
.
Sumber lain
www.depsos.go.id/unduh/juknisblt200ok
www.depkominfo.go.id