Anda di halaman 1dari 171

a i

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI


AKADEMIK (SIAKAD) ONLINE DI
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sosial
pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:
ISMATULLAH
NIM. 6661091998

ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014

a
a ii

a
a iii

a
a iv

a
a v

a
a vi

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di


antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat”
(Al Mujadalah (58):11)

Skripsi ini aku dedikasikan untuk :


Kedua Orang Tuaku(Rahmah dan Saiman), Kakak-kakak Ku
(Jumanti, Asmari,S.Pdi, Hadari, Hajali, Sarwati, Samturi, dan
Humaedi,S.Pdi), dan Keluarga Besar
Yang Tulus Mencintaiku

a
vii
a

ABSTRAK

Ismatullah, 6661091998. 2014. Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik


(SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Program Studi Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I: Titi Stiawati, S.Sos.,M.Si, Dosen
Pembimbing II: Arenawati, S.Sos., M.Si.
Kata Kunci: Implementasi, Electronic Government

Fokus Penelitian ini adalah mengukur penerapan sistem informasi akademik


(SIAKAD) online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dengan rumusan masalah
nya yaitu bagaimanakah penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa yang lebih baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif dengan pendekatan deksriptif, populasi dalam penelitian ini adalah Civitas
Akademika (Mahasiswa dan dosen) Untirta sebanyak 14.010 orang, dengan jumlah
sampel sebanyak 266 responden. Teori yang digunakan adalah teori yang
diungkapkan oleh United Nation dalam Budiati (2003:21) yang terdiri dari tujuh
indikator yaitu : kerangka hukum, infrastruktur, kekuatan modal SDM, koordinasi,
privasi, keamanan, pelayanan kepada mahasiswa dan dosen. Pengumpulan data
dilakukandengancaraobservasi, wawancara dan penyebaran angket. Teknik sampling
menggunakan teknik proportional cluster random sampling, sedangkan untuk
menganalisis data menggunakan uji hipotesis t-test satu sampel, berdasar kan skor
yang didapat pada hasil penelitian, menunjukan bahwa penerapan sistem informasi
akademik (SIAKAD) online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa baru mencapai
angka sebesar 68,86% dari angka minimal yang dihipotesiskan sebesar 75%. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD)
online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam kategori baik. Saran peneliti
dalam penerapan SIAKAD online Di Untirta agar koordinasi antara dosen dan
Mahasiswa dengan Pegawai Pusdainfo Untirta harus ditingkatkan lebih baik lagi,
Pusdainfo Untirta harus meningkatkan dan menambah sarana teknologi informasi
dalam menunjang penerapan SIAKAD online, dan harus melakukan pelatihan-
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi bagi para pegawai Pusdainfo mengenai
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar penerapan SIAKAD online lebih baik
lagi.

a
viii
a

ABSTRACT

Ismatullah. 6661091998. 2014. An Analysis The Implementation Of Academic


Information System (SIAKAD) Online At Sultan Ageng Tirtayasa University. Public
Administration Study Program, a Course of Study the Faculty of Social Science and
Politics. Supervisor I: Titi Stiawati, S.Sos., M.Si, Supervisor II: Arenawati, S.Sos.,
M.Si.
Keywords: Academic Information System, Electronic Government, implementation
This research focused on measure the application of information system (SIAKAD)
academic online in Sultan Ageng Tirtayasa University. The research objective is to
know how to draft application of academic system information (SIAKAD) online at
Sultan Ageng Tirtayasa University. The purpose of this research is to find out the
application of Academic information system (SIAKAD) online at Sultan Ageng
Tirtayasa University was better. The researcher has been using quantitive method
combined with the descriptive approach. The population in this research are students
and Lecturers of Untirta. Untirta has about 14.010 students, the researcher took 266
respodents for the samples. According to theory expressed by the United Nation in
Budiati (2003:21) comprising seven indicators including: legal framework,
infrastructure, the strength of human capital, coordination, privacy, security, civil
service (service to students and Lecturer). The researcher has been collecting the
data by using observation, interview and spread of the now. Sampling techniques
used proportional technique with clusters random sampling, to analyze the data used
hypothesis test, based on t-test one samples groundless right score which acquired at
the research showed that the implementation of information academic (SIAKAD)
online in Sultan Ageng Tirtayasa University reached out the figure about 68,86% of
minimal number that is hypothesized amounting to 75%. This can be known that the
implementation of information system (SIAKAD) academic online at Sultan Ageng
Tirtayasa University was good. The researcher recommend for the good
implementation of (SIAKAD) online at Untirta are the data centre (Pusdainfo) should
coordination with faculty and the students involved, not only that the data centre
should increase and add more information for the university members, better if
Pusdainfo formulated training to increase the competency for the Pusdainfo
employees for better Siakad.

a
a i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur total semuanya milik Allah SWT, yang senantiasa

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam

senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muahammad SAW, kepada keluarga,

sahabat, kita semua. Takzim saya kepada kedua orang tua saya yang selalu sabar dan

senantiasa mencintai saya.

Hasil penelitan yang selanjutnya dinamakan skripsi ini diajukan untuk

memenuhi satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) dengan judul

”Analaisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa”. Peneliti menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga

kepada pihak-pihak berikut:

1. Yth. Bapak Prof. H. Sholeh Hidayat., M.Pd,. Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

2. Yth. Bapak DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan FISIP Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

3. Yth. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos.,M.Si., Wakil Dekan I FISIP

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

4. Yth. Ibu. Mia Dwiana W. M.Ikom., Wakil Dekan II Fisip Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa
a ii

5. Yth. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos,. MM., Wakil Dekan III FISIP

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

6. Yth. Ibu. Rina Yulianti, S.IP., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

7. Yth. Bapak Anis Fuad, S.Sos., M.Si Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi

Negara FISIP Untirta

8. Yth. Ibu. Titi Stiawati, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing I Skripsi yang juga

menjadi dosen pembimbing akademik peneliti selama 5 tahun perjalanan

menimba ilmu di Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Untirta yang

senantiasa memberikan saran dan motivasi.

9. Yth. Ibu. Arenawati, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing II Skripsi

10. Yth. Bapak Abdul Hamid, Bapak Anis Fuad, Bapak Maulana Yusuf, Bapak

Gandung Ismanto, Bapak Hasuri, Bapak Farid, Ibu Listyaningsih, Ibu Yeni,

Ibu Titi Stiawati, Bapak Deden Haris, Bapak Julianis Cadith, Bapak Agus

Sjafari, Ibu Rina Yulianti, Ibu Ema, Bapak Suwaib Amirudin, Bapak Agus

Bapak Asnawi, Ibu Rahmawati, Bapak Beny, Bapak Hidayat, Ibu Rini, Pak

Kris, Pak Leo, Ibu Arenawati, Bapak Eki, Bapak Hasni, Bapak Enjang,

seluruh civitas akademika FISIP Untirta yang namanya tak dapat saya

sebutkan satu persatu.

11. Yth. Bapak Muhammad Adha Ilhami, ST., MT.Kepala Pusda Info Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa

12. Teman-teman kelas G NR angkatan 2009/2010


a iii

13. Semua pihak yang telah membantu peneliti hingga selesainya skripsi ini.

Peneliti sangat menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dari apa yang

telah coba peneliti paparkan dan urai dalam penelitian ini. Maka dari itu, dengan

segala keterbukaan, kerendahan hati, dan juga kelapangan dada, peneliti bersedia

menerima segala masukan, baik itu saran ataupun kritik yang dapat membangun

peneliti dalam melangkah dan memutuskan, serta membuat karya lebih baik dan lebih

bermanfaat lagi untuk kemudian hari.

Serang, Juli 2014

Peneliti
iv
a

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
ABSTRAC
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... vii
DAFTAR DIAGRAM ............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
1.3 Batasan Masalah …………………………………….... ..................... 7
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................... 7
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
1.7 Sistematika Penulisan .......................................................................... 9

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN


2.1 Deskripsi Teori .................................................................................... 15
2.1.1 Pengertian Implementasi .......................................................... 15
2.1.2 Konsep Electronic Government ............................................... 18
2.1.3 Manfaat Electronic Government .............................................. 26
2.1.4 Tujuan Electronic Government ................................................ 29
2.1.5 Pengertian SIAKAD Online..................................................... 34
2.1.6 Penelitian Terdahulu ................................................................ 38
2.2 Kerangka Berfikir ................................................................................ 42
2.3 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 45
v
a

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian ............................................................................... 46
3.2 Instrumen Penelitian ............................................................................ 47
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 49
3.4 Sumber Data Yang Diperlukan ............................................................ 51
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 52
3.6 Uji Validitas dan Relibilitas Data ........................................................ 52
3.7 Metode Analisis Data........................................................................... 54
3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian ............................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN


4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ................................................................. 57
4.1.1. Profil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ............................ 57
4.1.2. Profil Pusat Data dan Informasi ............................................ 59
4.1.3. Struktur Organisasi Pusdainfo Untirta ................................... 62
4.1.4. Visi dan Misi Pusdainfo Untirta ............................................ 63
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik ............................................................ 64
4.2.1 Uji Validitas Instrumen ......................................................... 64
4.2.2 Uji Realibilitas Instrumen...................................................... 66
4.3 Deskripsi Data ....................................................................................... 68
4.3.1 Identitas Responden............................................................... 68
4.3.2 Analisis Data ......................................................................... 71
4.3.3 Deskripsi Analisis Data ......................................................... 73
4.3.4 Analisis Penerapan SIAKAD online Pada Faktultas………. 121
4.4 Pengujian Hipotesis.............................................................................. 131
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian……………………………………….......135
4.6 Pembahasan…………………………………………………………....136

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………...146
5.2 Saran………………………………………………………………….147

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
vi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Tingkat Penerapan SIAKAD Online ………………………………. 4
Tabel 1.2 Tingkat Kepuasan Atas Penerapan SIAKAD Online ……………... 6
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan penelitian sekarang….... 38
Tabel 3.1 Operasional Variabel………………………………………………... 48
Tabel 3.2 Skoring Item Instrumen……………………………………………... 49
Tabel 3.3 Perhitungan Sampel…..…………………………………………….. 50
Tabel 3.4 Waktu Penelitian….………….…………………………………….. 56
Tabel 4.1 Jumlah Fakultas dan Jurusan….……………….………………….... 60
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas………………………….………………………. 65
Tabel 4.3 Hasil Uji Realibiltas.……………………….….……………………. 67
Tabel 4.4 Reability Statisticse.……………………….……….……………...... 67
Tabel 4.5 Skor Hasil Kuesioner Berdasarkan Indikator..……………………… 145
a vii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir…………………..…………………… 44
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pusdainfo Untirta..……..…………………... 59
Gambar 4.2 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Uji Hipotesis Pihak Kanan ………..…………………....……… 134
viii

DAFTAR DIAGRAM
Halaman

Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden…….…………………………………… 69


Diagram 4.2 Berdasarkan Tahun Angkatan Masuk……………………………... 70
Diagram 4.3 Berdasarkan Status Responden……………………………………. 71
Diagram 4.4 Tanggapan Responden Mengetahui SOP SIAKAD Online Di
Untirta……………………………………………………………... 74
Diagram 4.5 Tanggapan Responden Mengerti SOP SIAKAD Online Di Untirta. 76
Tanggapan Responden Memahami SOP SIAKAD Online Di
Diagram 4.6 Untirta…………………………………………………………….... 77
Diagram 4.7 Tanggapan Responden Penampilan (Display) Portal Akademik
atau SIAKAD Online Menarik Pengguna Layanan (Mahasiswa
dan Dosen)………………………………………………………… 79
Diagram 4.8 Tanggapan Responden Menu Layanan Portal Akadmik
(SIAKAD) Online Sesuai dengan kebutuhan Mahasiswa dan
Dosen………………………………………………………………. 81
Diagram 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Fasilitas Sarana Komputer Yang
Ada Memadai Dalam Mendukung Penerapan SIAKAD Online Di
Untirta…………………………………………………... 83
Diagram 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Pengadaan Sarana Atau Fasilitas
Komputer Di tiap-tiap Gedung Perkuliahan Atau Gedung Fakultas
Dalam Menunjang Penerapan SIAKAD Online Di Untirta………. 85
Diagram 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Koneksi Internet Dalam
Mengakses Portal Akademik Tanpa Hambatan…………………… 87
Diagram 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Ketersediaan Wifi Dikampus
Untirta Sudah Baik………………………………………………… 89
Diagram 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Ketersediaan Aplikasi Dalam
Layanan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Sudah
Memadai………………………………………...…………………. 90
Diagram 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Adanya Pemanfaatan Aplikasi
Virtual Class (Seperti Diskusi Online, File Sharing, Agenda
Pribadi, Materi Kuliah Dan Lain-Lain…………………………….. 92
Diagram 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Penggunaan Aplikasi Layanan
Academic (Seperti KRS, KHS, Transkip Nilai, Informasi
Akademik, Workshop dan lain-lain………………………………... 93
Diagram 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Pegawai Pusdainfo
Untirta Dalam Memberikan Layanan SIAKAD Sudah Memadai…. 95
Diagram 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Adanya Penambahan Jumlah
Pegawai Pusdainfo Untirta Dalam Memberikan Pelayanan……….. 96
Diagram 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Pusdainfo Untirta 98
a ix

Diberikan Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi……………...


Diagram 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Mahasiswa dan Dosen Diberikan
Workshop dan Pelataihan Peggunaan dan Pemanfaatan SIAKAD
Online …………………………………………………... 99
Diagram 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Pusdainfo Untirta
Akurat Dalam Memberikan Informasi Kepada Pengguna Layanan. 101
Diagram 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Adanya Inovasi-Inovasi
Terhadap Penyediaan Layanan SIAKAD Online Oleh Pegawai
Pusdainfo Untirta…………………………………………………... 102
Diagram 4.22 Tanggapan Respoden Mengenai Adanya Inovasi-Inovasi Terhadap
Penyediaan Layanan SIAKAD Online Oleh Pegawai Pusdainfo
Untirta……………………………………………………………… 104
Diagram 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Sinkronisasi Antara Dosen Dan
Mahasiswa Dengan Pusdainfo Untirta Terkait SIAKAD Online
Sudah Baik………………………………………………………… 105
Diagram 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Ketepatan Waktu Pegawai
Pusdainfo Mempublikasikan Nilai Akademik…………………….. 107
Diagram 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuian Hasil Input Nilai
a
Akademik Oleh Pusdainfo Terjamin Dengan Baik………………... 108
Diagram 4.26 Tanggapan Responden Mengenai Privasi Kode Akses Tunggal
Terjamin Baik Oleh Pegawai Pusdainfo Untirta…………………... 110
Diagram 4.27 Tanggapan Responden Mengenai Pengguna Layanan Mudah Dan
Cepat Dalam Mendapatkan Kode Akses Yang Hilang ataupun Sulit
Masuk Dalam Membuka Portal Akademik………………….. 111
Diagram 4.28 Tanggapan Responden Mengenai Website Portal Akademik Bebas
Dari Peretas………………………………………………………... 112
Diagram 4.29 Tanggapan Responden Terkait Jaminan Keamanan Data-Data
Akademik Oleh Pusdainfo Untirta………………………………… 114
Diagram 4.30 Tanggapan Responden Mengenai Jaminan Keamanan Para
Pengguna Layanan Siakad Online Oleh Pusdainfo Untirta………... 115
Diagram 4.31 Tanggapan Responden Mengenai SIAKAD online Mudah dan
Praktis Bagi Pengguna Layanan…………………………………… 116
Diagram 4.32 Tanggapan Responden Mengenai Keberadaan Siakad Online Bagi
Pengguna Layanan, Cepat Dalam Memberikan Data-Data
Akademik…………………………………………………………... 117
Diagram 4.33 Tanggapan Responden Mengenai Adanya Penambahan Layanan
SIAKAD Online …………………………………………………... 120
Diagram 4.34 Tingkat Penerapan SIAKAD Online Berdasarkan Indikator Di
Untirta………………………………………………………………. 145
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

di perguruan tinggi merupakan hal penting yang mesti ada dalam meningkatkan mutu

kualitas pendidikan bagi mahasiswa, dosen dan pegawai, Agar dapat bersaing dengan

kampus-kampus diseluruh Indonoseia baik dengan perguruan tinggi swasta maupun

perguruan tinggi negeri. Mau tidak mau penggunaan teknologi informasi sudah

menjadi suatu keharusan dan tuntutan yang tidak bisa ditawar lagi bagi perguruan

tinggi, Jika tidak mau tertinggal dengan perguruan tinggi yang lainnya. Itulah

sebabnya, manajemen pengelolaan perguruan tinggi dewasa ini memanfaatkan

teknologi informasi. Karena penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

ternyata berdampak lebih efektif, efisien dan optimal dibanding dengan cara-cara

manual.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) sebagai salah satu institusi

pendidikan tinggi negeri di Banten, dalam hal ini dibawah naungan Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Republik Indonesia merupakan salah satu

kampus negeri yang sengaja di dirikan sebagai pencetak sumber daya manusia (SDM)

yang berkualitas tatkala pemerintahan Provinsi Banten dimekarkan dari induknya

1
2

Provinsi Jawa Barat, sebagai konsekuensi logis diterapkannya undang-undang (UU)

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Dalam rangka memberikan pelayanan dan peningkatan mutu yang baik

kepada mahasiswa dan dosen sebagaimana tercantum dalam rencana setrategi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tahun 2011-2014, Untirta membuat website

www.untirta.ac.id. Salah satu bagian layanan situs tersebut berupa Sistem Informasi

Akademik (SIAKAD) Online di www.siakad.untirta.ac.id yang dikelola oleh UPT

Pusat Data dan Informasi (PUSDAINFO) Untirta.

Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online ini dimulai sejak tahun 2008

yang sengaja dibentuk guna menjawab kebutuhan tuntutan perkembangan jaman bagi

perguruan tinggi, dalam meningkatkan pelayanan yang baik kepada mahasiswa dan

dosen, dengan sistem yang terkomputerisasi guna peningkatan kinerja, kualitas daya

saing dan SDM yang mumpuni. Sistem informasi akademik (SIAKAD) Online/Portal

Akademik sangat membantu dalam pengolahan data nilai mahasiswa, mata kuliah,

data staf pengajar (dosen) serta administrasi fakultas/jurusan yang sifatnya masih

manual untuk dikerjakan dengan sistem yang terkomputerisasi dengan memanfaatkan

software tertentu, agar mampu mengefektifkan waktu dan menekan biaya

operasional.

Namun, seiring perjalan waktu dari tahun 2008 hingga sekarang beberapa

permasalahan yang timbul terkait dengan penggunaan dan penerpan SIAKAD Online

di Untirta, berdasarkan pengamatan peneliti, observasi, dan wawancara dengan


3

beberapa mahasiswa dosen, serta publikasi penelitian sebelumnya, penerapan

SIADAK Online di Untirta menunjukan gejala sebagai berikut :

Pertama, sistem jaringan sering kali mengalami gangguan, dikarenakan

kuota/kapasitas band width, kecepatan, serta koneksi yang terbatas dan banyaknya

jumlah mahasiswa yang mengakses Portal SIAKAD Online menjelang masa

pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) dan untuk melihat Kartu Hasil Studi.

Walaupun Portal Akademik bisa dibuka tapi prosesnya lambat, harus menunggu

lama.Serta sering terjadinya kerancuan daftar mata kuliah (MK) yang akan dikontrak

oleh mahasiswa yang seharusnya mata kuliah tersebut bisa dikontrak di semester

gasal namun tidak ada, bahkan yang muncul mata kuliah disemester genap. Menurut

Aat Syafaat mahasiswa Ilmu Adminstrasi Negara semester 7 pada hari selasa tanggal

3 februari tahun 2014 pukul 14.00 WIB, mengatakan: “Merasa kesulitan untuk

mengontrak ulang mata kuliah disemester bawah karena tidak ada dalam portal

siakad online, dan terpaksa harus datang ke pegawai Pusdainfo untuk

mengkonfirmasi ulang terkait mata kuliah yang akan dikontrak untuk dimsaukan

dalam kartu rencana studi”.

Kedua, tidak tersedianya sarana komputer dalam mengakses Portal

Akademik/Siakad Online ditiap-tiap gedung perkuliahan maupun di gedung fakultas

yang bisa digunakan mahasiswa kapanpun sebagai bentuk pelayanan yang prima

kepada mahasiswa. walaupun dulu sebenarnya sarana komputer/fasilitas tersebut

sempat disediakan oleh Pusda Info/Kampus, namun saat ini keberadaannya tidak ada.
4

Berdasarkan pengakuan Elva Sovia mahasiswa Biologi semester 5, “Pusdainfo

Untirta seharusnya menyediakan sarana komputer gratis yang bisa digunakan oleh

mahasiswa didalam tiap gedung perkuliahan, bahkan bila perlu ada tiap lantai

gedung, agar memudahkan mahasiswa dalam mengakses informasi dan proses

pengisian KRS ”.

Ketiga, tidak dimanfaatkannya fitur dan item-item/forum layanan dalam

portal akademik/siakad online oleh mahasiswa dan dosen dalam menunjang proses

akademik, seperti layanan menu forum diskusi, menu informasi pengumuman

(akademik, beasiswa dan workshop), dan belum maksimalnya pemanfaatan menu

virtual class (materi kuliah, pengumuman, tugas kuliah, diskusi online, agenda kelas,

agenda pribadi, file sharing dan refrensi). Selain itu, buku panduan penggunaan portal

akademik yang sudah diterbitkan dalam bentuk soft file digital jarang diketahui dan

dibaca oleh mahasiswa, karena ditempatkan dalam portal siakad online yang kurang

strategis.

Keempat, Sampai saat ini penggunaan Portal akademik oleh dosen hanya

sebatas untuk menginput nilai.penggunaan SIAKAD Online belum dimanfaatkan

sebagai media e-Learning atau pembelajaran jarak jauh oleh mahasiswa dan dosen

untuk membantu dalam kegiatan perkuliahan dan pembelajaran.

Kelima, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati

mengenai tingkat penerapan SIAKAD Online di Untirta pada tahun 2012 menurut

mahasiswa dan dosen sebagaimana berikut:


5

Tabel 1.1
Tingkat Penerapan SIAKAD Online
NO KATEGORI MAHASISWA DOSEN
1 Buruk/Jelek 10 5
2 Sedang 47 3
3 Baik 5 1
Total 82 9

Sumber: Rahmawati, Jurnal Administrasi Publik Volume 3, Nomor 1, juni 2012


Berdasarkan tabel diatas sebagian besar sebanyak 47 responden/mahasiswa

menyatakan bahwa penerapan SIAKAD online di Untirta selama ini masuk kategori

sedang dari jumlah responden 82 orang. Menurut mahasiswa untuk bisa melihat nilai

matakuliah dari tempat tinggalnya, tanpa harus datang kekampus. Di samping itu

pula, SIAKAD online memudahkan mahsiswa untuk melakukan kontrak perkuliahan

dari jauh meskipun kadang-kadang portal akademik sulit dibuka atau meskipun bisa

dibuka biasanya loadingnya lama atau waktu untuk mengaksesnya lamaa. Demikian

pula menurut dosen, bahwa penerapan SIAKAD onlinie sudah memudahkan dosen

untuk dapat menginput nilai dimana saja, tidak harus dikampus.

Sementara responden yang menyatakan penerapan SIAKAD online berada

pada kategori rendah atau buruk sebanyak 10 responden dari 82 mahasisa,

dikarenakan selama ini portal akademik hanya digunakan untuk melihat nilai dan

kontrak perkuliahan semata, sementara portal akademik/SIAKAD online banyak

item-item/forum layanan yang tidak berfungsi, bahkan portal akademik Untirta

seringkali hanya bisa dibuka atau diakses menjelang pengisian KRS saja atau tidak
6

bisa digunakan setiap saat. Kualitas internet dari segi kecepatan juga dirasakan sangat

lambat dalam mengakses portal akademik.

Responden dosen menyatakan bahwa koneksi jaringan sering terputus,

kapasitas download dan upload yang terbatas bahkan sering kali portal akademik

tidak bisa dibuka, sementara proses pemeliharaan yang lambat jelas tidak mendukung

untuk aktifitas pembelajaran yang seharusnya sudah menggunakan teknologi yang

baik. Sedangkan dalam penelitian yang sama mengenai tingkat kepuasan atas

penerapan SIAKAD Online di Untirta dalam menunjang kegiatan perkuliahan atau

pembelajaran menunjukan tingkat sebagai berikut:

Tabel 1.2
Tingkat Kepuasan Atas Penerapan SIAKAD Online
NO KATEGORI MAHASISWA DOSEN
1 Tidak Puas 25 2
2 Kurang Puas 48 5
3 Puas 9 2
Total 82 9

Sumber: Rahmawati, Jurnal Administrasi Publik Volume 3, Nomor 1, juni 2012

Berdasarkan tabel di atas bahwa selam ini pelayanan yang dirasakan dengan

penggunaan SIAKAD Online kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan koneksi

jaringan yang lambat, sering terputus, kapasitas internet yang terbatas dan terkadang

portal akademik tidak bisa diakses setiap saat. Selama ini mahasiswa hanya

menggunakan SIAKAD Online/Portal Akademik untuk melihat nilai/KHS dan

melakukan kontrak perkuiahan/KRS.


7

Berdasarkan permasalah-permasalahan diatas, maka penulis ingin

mengeksplorasi secara mendalam mengenai “Analisis Penerapan Sistem Informasi

Akademik (SIAKAD) Online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yang

dapat diambil yaitu sebagai beriktut:

1. Sistem jaringan sering kali mengalami gangguan disetiap awal pengisian

kartu rencana studi (KRS)

2. Tidak tersedianya sarana komputer disetiap gedung perkuliahan dan

Fakultas yang bisa diakses oleh mahasiswa secara gratis.

3. Tidak dimanfaatkannya fitur, dan item-item/forum layanan dalam Portal

Akademik/Siakad Online dalam menunjang proses akademik

4. Kualitas pelayanan SIAKAD Online yang dirasakan dengan penggunaan

SIAKAD Online kurang memuaskan atau masih rendah.

5. Tingkat penerapan SIAKAD Online dalam penelitian yang dilakukan

oleh Rahmawati saat ini kondisinya dalam kategori masih rendah atau

kurang memadai.
8

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah peneliti membatasi masalah dan agar

penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan dan manfaat, maka penelitian ini terfokus

pada objek penelitian, yaitu menganalisis Penerapan Sistem Informasi Akademik

(SIAKAD) Online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

1.4 Perumusan Masalah

Dari permasalahan di atas maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan

adalah Bagaimanakah Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Penerapan

Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa yang lebih baik.

1.6 Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian dilakukan untuk dapat digeneralisasikan dan diharapkan

memberikan feedback atau manfaat yang baik bagi bidang yang berhubungan dengan

penelitian ini. Maka, manfaat yang ingin di peroleh dalam penelitian berjudul
9

Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan yang selama ini peneliti

dapatkan dan pelajari dalam perkuliahan di kelas. Selain itu, penelitian ini

juga sebagai sarana latihan untuk menulis karya ilmiah, serta melakukan

penelitian secara langsung terhadap pemasalahan yang akan diteliti. Adapun

manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

Untuk menambah kajian secara teoritis dalam penelitian ini sehingga

akan memperkaya keilmuan.

b. Manfaat Praktis

Dapat membantu dan memberikan masukan bagi Sumber Daya

Manusia (SDM) di Pusat data dan informasi (Pusda Info) Untirta agar

penepan SIAKAD Online lebih baik lagi.

2. Bagi Mahasiswa

Mengetahui seberapa besar tentang kondisi sebenarnya Penerapan

Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.
10

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menggambarkan situasi, kondisi, ruang lingkup,

dankedudukan permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara

deduktif, dari ruang lingkup yang paling umum hingga menukik kemasalah

yang lebih spesifik, yang relevan dengan judul penelitian. Pada bagian ini

juga digambarkan apa yang diharapkan sebagai hasil penelitian.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah masalah-masalah yang muncul yang berkaitan

dengan tema/topik/judul penelitian atau dengan variabel yang akan diteliti.

Identifikasi masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau

pernyataan.

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian diperlukan untuk lebih mempersempit

masalah yang akan diteliti. Batasan masalah penelitian akan memuat objek

penelitian, subjek penelitian, dan lokus penelitian secara jelas.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian menjawab pertanyaan “Apa yang akan

diselesaikan peneliti dalam melakukan penelitian ini”. Dalam bagian ini,


11

masalah penelitian dikemukakan dalam bentuk pertanyaan yang dirumuskan

secara tajam yang ingin dicari jawabannya dalam penelitian ini.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang apa yang akan diselesaikan dan

dicapai dalam penelitian terhadap permasalahan yang telah dirumuskan

sebelumnya. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan

rumusan masalah.

1.6 Manfaat Penelitian

Pada bagian ini dikemukakan apa yang menjadi kegunaan hasil penelitian,

baik manfaat teoritis dan manfaat praktis dari diadakannya penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi bab per bab secara singkat dan

jelas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Deskripsi teori mengkaji beberapa teori yang relevan dengan permasalahan

dan variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur untuk

digunakan dalam merumuskan masalah sehingga akan diperoleh konsep

penelitian yang jelas.


12

2.2 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan

dari deskripsi teori.

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian dirumuskan berdasarkan observasi dan pengumpulan

data di lapangan, kajian teori, dan kerangka berpikir peneliti. Hipotesis

penelitian merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang akan

diteliti dan akan diuji kebenarannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian menjelaskan metode yang dipergunakan dalam penelitian.

3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat

pengumpul data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik

penentuan kualitas instrumen.

3.3 Populasi dan Sampel

Pada sub bab ini dijelaskan mengenai wilayah generalisasi atau populasi

penelitian, penetapan besar sampel, dan teknik pengambilan sampel.


13

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Sub bab ini menjelaskan teknik analisa beserta rasionalisasinya. Teknik

analisis data harus sesuai dengan sifat data yang diteliti.

3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Menjelaskan tentang lokasi dan jadwal penelitian tersebut dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3 Deskripsi Obyek Penelitian

Menjelaskan objek penelitian yang meliputi lokasi penelitiansecara jelas,

struktur organisasi dari populasi atau sampel yang telah ditentukanserta hal

lain yang berhubungan dengan obyek penelitian.

4.4 Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

menggunakan teknik analisa data kuantitatif yang relevan.

4.5 Pengujian Persyaratan Statistik

Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan menggunakan uji

statistik tertentu.

4.6 Pengujian Hipotesis

Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisa statistik,

dimana hasil analisa tersebut adalah teruji tidaknya hipotesis nol penelitian.
14

Hasil perhitungan akhir statistik disajikan dalam diagram pie, sedangkan

perhitungan selengkapnya disajikan dalam lampiran.

4.7 Interpretasi Hasil Penelitian

Melakukan interpretasi atau penafsiran terhadap hasil akhir pengujian

hipotesis. Kendatipun hasil analisis statistik itu sendiri sudah merupakan

suatu kesimpulan, namun belum memadai tanpa ada interpretasi yang

dikaitkan dengan rumusan masalah.

4.8 Pembahasan

Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data. Terhadap

hipotesis yang diterima barangkali tidak ada persoalan, tetapi terhadap

hipotesis yang ditolak harus diberikan berbagai dugaan yang menjadi

penyebabnya.

BAB V PENUTUP

5.3 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian secara jelas, singkat, mudah dipahami, dan

harus sejalan dengan permasalahan serta hipotesis penelitian.

5.4 Saran

Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti,

baik secara teoritis maupun praktis.


15

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian

skripsi.

LAMPIRAN

Berisi daftar dokumen-dokumen yang menunjang data penelitian.


BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, peneliti menggunakan beberapa

istilah yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk itu pada bab ini peneliti

menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian. Teori

dalam ilmu administrasi merupakan mempunyai peranan yang sama dalam ilmu-ilmu

lainnya, yaitu berfungsi untuk menjelaskan dan menjadikan panduan dalam

penelitian.

Dengan penggunaan teori akan ditemukan cara yang tepat untuk mengelolah

sumber daya, waktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan dan alat yang tepat

untuk mempermudah pekerjaan.

2.1.1 Pengertian Implementasi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia secara etimologis implementasi

sebenarnya berasal dari bahasa inggris, yaitu dari kata to implement yang artinya

pelaksanaan; penerapan (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, 2005:

4527).

Sedangkan menurut Susilo (2007:147) implementasi merupakan suatu

penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga

16
17

memberikan dampak, baik perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan

sikap.

Menurut kamus Webster dalam Wahab (2005:64) mengartikan implementasi

sebagai “to provide the means for carrying out, to give practica effect to”. Berarti

implementasi adalah menyediakan sarana untuk melaksanakan kebijakan dan dapat

menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sedangkan menurut Pressman

dan Wildavsky dalam Wahab (2005:65) menyatakan bahwa sebuah kata kerja

mengimplementasikan itu sudah sepantasnya terkait langsung dengan kata benda

kebijaksanaan.

Sementara itu Lester dan Stewart dalam Agustino (2007:176) menyatakan

bahwa :

“Implementasi sebagai suatu proses dan suatu hasil (output) keberhasilan


suatu implementasi dapat diukur atau dilihat dari proses dan pencapaian
tujuan hasil akhir (Output) yaitu tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang
ingin diraih”.

McLeod (2004:144) mengungkapkan bahwa definisi implementasi adalah

kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang

menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Maksud dari definisi diatas yaitu bahwa

suatu kegiatan yang didukung dengan sumber daya manusia yang handal dan

infrastruktur yang memadai akan menghasilkan suatu sistem yang berjalan dengan
18

baik. Lebih lanjut menurut Mcleod, ada beberapa langkah dalam penerapan

implementasi agar berjalan denga baik, sebagai berikut :

1. Merencanakan penerapan, sebelum sistem baru dijalankan manajer dan


spesialis informasi harus memahami dengan baik pekerjaan yang
diperlukan untuk menjalankan sistem baru;
2. Mengumpulkan penerapan, penerapan diumumkan kepada pegawai
dengan cara yang sama seperti pada penelitian sistem. Tujuan
pengumuman ini adalah menginformasikan pegawai mengenai keputusan
untuk menerapkan sistem baru;
3. Mendapatkan sumber daya perangkat keras;
4. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak, memutuskan untuk
menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, programmer,
menggunakan dokumentasi yang digunakan oleh analis sistem sebagai
titik awal;
5. Menyediakan database, mengola database bertanggungjawab untuk
semua kegiatan yang berhubungan dengan data, dan ini mencakup
persiapan database;
6. Menyiapkan fasilitas fisik, perangkat keras dari sistem baru tidak sesuai
dengan fasilitas yang ada perlu dikontruksi baru atau perombakan;
7. Mendidik peserta dan pemakai, pegawai harus dididik tentang peran
meraka dalam sistem. Pendidikan ini harus dijadwalkan jauh setelah
siklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai
diterapkan;
8. Meyiapkan usulan custover, proses menghentikan penggunaan sistem
lama memulai penggunaan sistem baru. Ketika sudah jelas bahwa
seluruh pekerjaan pengembangan hampir menuju akhir, tim proyek
merekomendasikan pada manajer agar dilaksanakan custover. Usulan ini
dapat berbentuk memo atau laporan lisan;
9. Menyetujuai atau menolak masukan ke sistem baru;
10. Masuk ke sistem baru.

Sedangkan menurut Grindle dalam Agustino ((2006:154), mengutarakan

tentang keberhasilan implementasi diantaranya sebagai berikut :


19

“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihar dari proses dengan


mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah
ditentukan, yaitu melihat action programmer dari individual project dan
yang kedua apakah tujuan program tujuan tersebut tercapai”.

Selain itu menurut Nugroho (2007), terdapat aspek-aspek implementasi

yaitu:

1. Teknis dan infrastruktur :


a. Penyediaan perangkat keras (kmputer terminal, server, dsb)
b. Pemasangan jaringan komputer (LAN maupun internet)
c. Pengembangan aplikasi (Software) sistem-sistem informasi
2. Perubahan-perubahan prosedur birokrasi :
a. Perubahan tatalaksana diperlukan untuk memaksimalkan dukungan
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
b. Ditunjukan dalam bentuk Standar Operating Procedur (SOP) atau
termuat dalam tupoksi SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
seperti :
1. Bagi SKPD : pedoman dalam menjalankan layanan
2. Bagi Masyarakat : pedoman dalam menggunakan layanan
3. Pemberdayaan SDM
a. Operator, Pemahaman tentang cara mengoperasikan aplikasi dan
menjalankan prosedur-prosedur terkait
b. Pejabat terkait, pemahaman tentang sistem baru dalam perspektif
pelayanan publik/kordinasi antar instansi
c. Dukungan SDM teknis, untuk melakukan perawatan dan
pemeliharaan secara rutin
4. Operasional pemeliharaan sistem
a. Penjamin tingkat pelayanan (quality of service), konsep “pelayanan
prima”
- Standar pelayanan
- Monitoring dan evaluasi
- Peningkatan secara berkelanjutan
b. Pengamanan sistem komputer
- Virus dan gangguan-ganguan dari luar
- Pengaksesan data olah pihak-pihak yang tidak berhak
- Pengamanan juga perlu dari sistem internal

Menurut Rokhman (2008), mendefinisikan implementasi e-Government

adalah sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparancy, dan


20

akuntabilitas penyelenggaran pemerintahan diperlukan pemanfaatn teknologi

informasi dan komunikasi dalam pemerintahan.

2.1.2 Konsep Electronic Government

World Bank memberikan definisi dari istilah e-Government yaitu

penggunaan teknologi inforamsi oleh badan-badan pemerintah yang memiliki

kemampuan untuk mewujudkan hubungan dengan warga negara, pelaku bisnis, dan

lembaga-lembaga pemerintahan yang lain. Sedangkan konsep yang disusun oleh EZ

Gov, selaku konsultan dalam penerapan e-government memiliki pengertian

penyederhanaan praktek pemerintahan dengan menggunakan teknologi inforamsi dan

komunikasi. (Rifaiza, 2007:54).

Teknologi ini dapat mempunyai tujuan yang beragam, antara lain: pemberian

layanan pemerintahan yang baik kepada warganya, peningkatan interaksi dengan

dunia usaha dan industri, pemberdayaan masyarakat melalui akses informasi, atau

manajemen pemerintahan yang lebih efisien, hasil yang diharapkan dapat berupa

pengurangan korupsi, peningkatan transparansi, peningkatan kenyamanan,

pertambahan pendapatan dan pengurangan biaya.

Penerapan inisiatif penerapan e-government di Indonesia yang diperkenalkan

melalui Intruksi Presiden No. 06/2001 tanggal 24 April 2001 tentang Telematika

(Telekomunikasi, Media, dan Informatika) yang menyatakan bahwa aparat

pemerintah harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung good


21

governance dan percepatan proses demokrasi. Melalui proses tersebut, pemerintah

dapat mengoptimalisasikan sekat-sekat organisasi dan birokrasi, serta membentuk

jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi

pemerintah bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses ke semua informasi

dan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah.

Dalam Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

pengembangan e-government, e-government tersebut merupakan upaya untuk

mengembangkan penyelenggaraan pemerintahaan yang berbasis menggunakan

elektronika dalam rangka upaya meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif

dan efisien. Pengertian electronic egovernment (e-Governmetn) adalah:

“Penyelenggaraan pemerintah berbasis elektronik (teknologi informasi dan

komunikasi) untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam hubungannya dengan

masyarakat, komunitas bisnis, dan kelompok terkait lainnya menuju good

governance”. Lebih lanjut Wibisono dan Sulitianingsih dalam artikelnya yang

berjudul The Development of E-Governmetn in Indonesia mengatakan bahwa :

“E-Government is the use of ICT by government in the administrations


proces and its service delivery. E-Government referst to the use ICT, such
wide area network, the internet, and mobile computing, by government
agensias to improve their service”.

E-Government dipakai oleh teknologi informasi dan komunikasi melalui

pemerintahan di dalam proses administrasi dan pengantar jasa. E-Government suka

dipakai oleh teknologi informasi dan komunikasi, seperti wilayah jaringan yang luas,
22

internet, dan komputerisasi, mobile melalui agensi pemerintah untuk meningkatkan

kualitas pelayanan.

Menurut OECD (Organizational Economic of Community Development)

dalam Budiati (2003:11) menyatakan bahwa :

“e-Government is internet delivery in other internet-base activity sucs as e-


consultation: e-government is equated is to teh use of ICT in government
with a focus on the delivery of services and processing and all government
actifity: and finally, e-government is the capacity to transform public
administration through the use ICTs.

Pernyataan tersebut diatas mengatakan bahwa e-Government adalah

penghantar jasa internet dan kegiatan lainnya berdasarkan Internet, seperti e-

Consultation, e-Government, merupakan kesamaan kegunaan teknologi informasi dan

komunikasi dalam pemerintahan dengan fokus penghantar jasa dan proses dan

seluruh aktifitas pemerintah: dan terakhir, e-Government merupakan kapasitas untuk

mentransformasikan administrasi publik melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Menurut Holmes (Juni, 2007) mendefinisikan e-Government sebagai berikut

“Kegunaan teknologi informasi untuk memberikan atau menyajikan


pelayanan kepada publik dengan lebih nyaman, beroreantasi pada konsumen,
mengefektifkan biaya, dan secara keseluruhan merupakan cara yang lebih
baik dari kemaren.”

Wascoft (pejabat senior asian development bank) dalam Rifaiza (2007),

mendefinisikan e-Government sebagai berikut:

“e-Government adalah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi


(ICT) untuk mempromosikan pemerintahan yang lebih efisien dan
23

penekanan biaya yang lebih efektif, kemudahan fasilitas layanan pemerintah


serta memberikan akses informasi terhadap masyarakat umum, dan membuat
pemerintah lebih bertanggungjawab kepada masyarakat”.

Menurut Sosiawan (2007), mendefinisikan e-Government sebagai berikut:

“Proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu


menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efektif. Karena itu, ada dua
hal utama dalam pengertian e-Government, yang pertama adalah penggunaan
teknologi ifnormasi (salah satunya adalah internet) sebagai alat bantu, dan
yang kedua, tujuan pemanfaatannya sehingga pemerintah dapat berjalan
secara lebih efisien”.
Pengertian e-Government sebenarnya tidak hanya sebatas pada pengertian

yang telah disebutkan diatas, karena masing-masing Negara pun menerapkan konsep

e-Government yang memiliki pengertian berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan

keadaan dari Negara tersebut. Adapun ada beberapa faktor yang menjadi

menyebabkan definisi e-Government itu beragam, Sosiawan (2007), diantaranya

beberapa prinsip sebagai berikut:

1. Konsep e-government memiliki prinsip-prinsip dasar yang umum, tetapi


karena setiap Negara implementasi atau penerapanyya berbeda-beda,
maka konsep e-government pun menjadi beraneka ragam.
2. Wahana aplikasi e-government sangat lebar mengingat sedemikian
banyaknya tugas dan tanggunjawab pemerintah sebuah Negara yang
berfungsi untuk mengatur masyarakatnya melalui berbagai jenis interaksi
dan trnasaksi.
3. Pengertian dan penerapan e-Government di sebuah Negara tidak dapat
dipisahkan dengan kondisi internal baik secara makro maupun mikro dari
Negara yang bersangkutan, sehingga pemahamannya terangat sangat
ditentukan oleh sejarah, sejarah, budaya, pendidikan, pandangan politik,
kondisi ekonomi dari sebuah Negara yang bersangkutan.
24

Menurut Heeks dan Djunaedi (2002:49), e-Government diartikan sebagai

pemanfaatan ICT untuk mendukung pemerintahan yang baik (good governance).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa e-Government mencakup :

a. e-Administration: untuk memperbaiki proses pemerintahan dengan


menghemat biaya, dengan mengolah kinerja, dengan membangun
koneksi strategis dalam pemerintah sendiri, dan dengan menciptakan
pemberdayaan;
b. e-Citizen and e-Service: mengubungkan warga masyarakat dengan
pemerintah dengan cara berbicara dengan warga dan mendukung
akuntabilitas, dengan warga dan mendukung demokrasi, dan dengan
meningkatkan layanan publik.
c. e-Society: membangun interkasi diluar pemerintah degan bekerja secara
baik dengan pihak bisnis, dengan mengembangkan masyarakat, dengan
membangun kerjasama dengan pemerintah, dan dengan membangun
masyarak madani.

Melengkapi kiat-kiat diatas, menurut Accenture dalam Djunaedi (2005:53),

ada lima karakteristik e-Government yang unggul, yaitu :

1. Visi dan implementasi: mempunyai visi sejak awal dan mekanisme


implementasi yang baik/tepat.
2. Beroreantasi kepada pengguna/warga masyarakat: pada umumnya diawal
pengembangan e-government, informasi dipublikasikan yang disusun dan
diorganisasikan dengan mempertimbangkan cara pemerintah bekerja dan
meberikan layanan secara fisik. Pada e-Government yang unggul, layanan
kepada publik atau warga masyarakat dirancang dengan
mempertimbangkan kemauan dan cara berfikir lembaga pemerintah.
Dalam berkomunikasi dengan pemerintah lewat e-government,
Masyarakat tidak perlu tahu struktur organisasi dan tata laksana
pemerintah. Missal: untuk aplikasi-aplikasi lainnya (tidak perlu instansi
yang mengurusnya lalu mengklik tombol instansi tersebut).
3. Menggunakan manajeman hubungan masyarakat (customer relationship
manajement/CRM). Humas pemerintah bergeser fungsinya bagaikan
humas dalam perusahaan jasa dengan menggunakan teknik-teknik
manjamen informasi pengguna jasa, pemasaran, meminimalkan duplikasi
informasi dan pembuatan profil perilaku pengguna jasa dalam rangka
memprediksi kebutuhan dimasa depan;
25

4. Volume dan kompleksitas/kerumitan: mampu menangani volume


informasi yang besar dengan kompleksitas tinggi (tapi masih nyaman dan
nampak sederhana namun tidak rumit bagi pengguna);
5. Penggunaan portal sebagai satu pintu masuk: memudahkan
pengguna/warga masyarakat dengan tidak perlu mengunjungi situs tiap
instansi, cukup satu situs sebagai pintu masuk (portal) untuk
mendapatakan layanan yang diperlukan.

Sedangkan, strategi e-Government berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2003

bahwa :

Tahap 1 - persiapan pembuatan situsweb sebagai media informasi dan


komunikasi kepada setiap lembaga.
Tahap 2 - pematangan, yaitu pembuatan web portal informasi publik yang
bersifat interaktif.
Tahap 3 - pemantapan, yaitu pembuatan web portal yang bersifat transaksi
elektronis layanan publik.
Tahap 4 - pemanfaatan, yaitu pembuatan aplikasi untuk layanan Government
to Government (G2G), Government to Bussines (G2B),
Government to Costumers (G2C).
Menurut kebijakan dan strategi pengembangan e-Government Kementriann

Komunikasi dan Informasi pencaapaian tujuan strategis e-Government perlu

dilaksanakan melalui 6 (enam) strategi yang berkaitan erat, yaiut :

1) Mengembangkan sistem pelayanan yang handal dan terpercaya, serta


jangkauan oleh masyarakat luas;
2) Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintah dan pemeritah
daerah otonomi secara holistik.
3) Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal;
4) Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri
telekomunikasi dan teknologi inforamsi;
5) Mengembangkan kapasitas SDM baik pemerintah maupun pemerintah
daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat;
6) Melaksanakan pengembangan secara sistemik melalui tahapan-tahapan
yang realistis dan terukur.
26

Selain itu, menurut Indrajit (2005:18) paling tidak ada 6 (enam) komponen

penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan e-Government masing-masing

diantaranya :

1) Content Development, menyangkut pengembangan aplikasi (perangkat


lunak), pemilihan standar teknis, penggunaan bahasa pemograman,
spesifikasi sistem basis data, kesepakatan user interface, dan lain
sebagainya;
2) Competency Building, menyangkut pengadaan SDM pelatihan dan
pengembangan komptensi maupun keahlian seluruh jajaran sumber daya
manusia diberbagai lini pemerintahan;
3) Connectifity, menyangkut ketersedian infrastruktur komunikasi dan
teknologi dilokasi e-Government diterapkan;
4) Cyber Laws, menyangkut keberadaan kerangka dan perangkat hukum
yang telah diberlakukan terkait dengan seluk beluk aktifitas e-
Government;
5) Citizen Interfaces, menyangkut pengadaan SDM dan pengembangan
berbagai kanal akses (multi acses chanel) yang dapat digunakan oleh
seluruh masyarakat dan stakeholder e-Government dimana saja dan
kapan saja mereka inginkan;
6) Capital, menyangkut permodalan proyek e-Governmentterutama yang
berkaitan dengan biaya setelah selesai proyek dilakukan seperti untuk
keperluan pemeliharaan dan perkembangan, disini tim harus
memikirkan jenis-jenis pendatan (venue modal) yang mungkin untuk
diterapkan di pemerintah.
Berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika bahwa objek

layanan aplikasi e-Government dapat dibedakan dalam 3 (tiga) kategeri, yaitu :

1) Government to Government (Pemerintah untuk Pemerintah)


Aplikasi e-Government dalam kategori ini menangani masalah dalam
layanan antar instansi pemerintah dan/atau antar Negara. Berbagai
layanan dapat diberikan oleh berbagai satu instansi pemerintah pada
instansi pemerintah yang lain sesuai dengan tugas dan fungsi instansi
tersebut atau sesuai dengan kebutuahan koordinasi antar instansi. Pada
umumnya aplikasi Government to Government bekerja diatas satu
jaringan data yang disebut sebagai internet yaitu jaringan data yang
digunakan untuk keperluan internal instansi pemerintah. Beberapa
contoh aplikasi Government to Government, yaitu :
27

a. Koordinasi dan konsolidasi anggaran;


b. Koordinasi kepegawaian;
c. Koordinasi kegiatan bidang ekonomi;
d. Koordinasi bidang politik dan keamanan.
2) Government to Citizen (Pemerintah untuk Masyarakat)
Aplikasi e-Government dalam kategori ini menangani masalah yang
berkaitan dengan layanan masyarakat luas, baik warga Negara Indonesia
maupun warga Negara asing. Beberapa contoh aplikasi Government to
Citizen antara lain :
a. Kependudukan
b. Keimigrasian
c. Akta nikah
3) Government to Bussines (Pemerintah untuk Pihak Bisnis)
Aplikasi e-Government dalam kategori ini menangani masalah yang
berkaitan dengan layanan pada sektor usaha, sektor usaha pada
umumnya dapat berupa berbagai jenis dan bentuk usaha komersial baik
nasional maupun asing. Beberapa contoh aplikasi Government to
Bussines antara lain :
a. Pembayaran pajak
b. Perijinan usaha
c. Pengadaan barang dan jasa (e-procurement.

Dari berbagai definisi e-Government diatas, maka penerapan sistem

informasi akademik (SIAKAD) Online merupakan suatu pemanfaatan dan

pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi secara online dengan

menggunakan internet atau perangkat lainnya yang dikelola Pusda Info Untirta untuk

mentransformasikan informasi kepada mahasiswa, dosen dan pihak-pihak yang

berkepentingan dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan akademik

selama proses belajar mengajar dikampus.


28

2.1.3 Manfaat e-Government

Adapun pemanfaatan teknologi informasi pada umumnya ditinjau dari

seluruh aspek (Kementrian Informasi dan Komunikasi : 2002) sebagai berikut :

1. e-Ledership, aspek ini berkaitan dengan prioritas dan inisiatif Negara


didalam mengantisipasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi dan
informasi.
2. Infrastruktur jaringan dan infromasi, aspek ini berkaitan dengan aspek
infrastrukur telekomunikasi serta akses, kualitas, lingkup biaya, dan
biaya jasa akses.
3. Pengelolaan informasi, aspek ini berkaitan dengan kualitas dan
keamanan pengelolaan informasi, mulai dari pembentukan, pengolahan,
penyimpanan, sampai penyaluran dan distribusinya.
4. Lingkungan bisnis, aplikasi ini berkaitan dengan kondisi pasar, sistem
perdagangan dan regulasi yang membentuk konteks bagi perkembangan
bisnis teknologi informasi, terutama yang mempengaruhi kelancaran
aliran informasi antar pemerintah dengan masyarakat dan dunia usaha,
antar badan usaha, antar badan usaha dengan masyarakat, dan antar
masyarakat.
5. Masyarakat dan sumber daya manusia, aspek ini berkaitan dengan aspek
difusi teknologi informasi didalam kegiatan masyarakat baik perorangan
maupun organisasi, serta sejauh mana teknologi informasi
disosialisasikan kepada masyarakat melalui proses pendidikan.

Lebih lanjut Al Gore dan Toni Blair dalam (Adrianto, 2007:46) menjelaskan

manfaat yang akan diperoleh dengan adanya e-Government ini ialah :

1. Memberikan kualitas pelayanan kepada stakeholder-nya (masyarakat,


kalangan usahawan dan industri) terutama dalam kinerja efektifitas dan
efisiensi diberbagai kehidupan Negara.
2. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan
kepemerintahan dalam rangka penerapan konsep good corporate
governance;
3. Menguras secara siginifikan total biaya administrasi, relasi, dan
interaksi yang dikelurkan oleh pemerintah dan stakeholder-nya untuk
keperluan aktifitas sehari-hari;
4. Memberikan peluang pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber
pendapatan yang baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak
berkepentingan.
29

5. Mencipatakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat menjawab


berbagai permasalahan yang dihadapi secara cepat dan sejalan dengan
perubahan global dan tren yang ada.
6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra
pemerintah dalam proses pengambilan keptusan (kebijakan publik)
secara merata dan demokratis.

Sementara menurut Indrajit (2005:61) ada 4 (empat) konsep yang berlaku

dalam e-Government itu sendiri, konsep-konep tersebut adalah :

1. Government to Citizen
Dimana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai portofolio
berbagai teknologi informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki
hubungan interaksi dengan masyarakat.
2. Government to Bussines
Satu tugas dari sebuah pemerintah adalah membentuk lingkungan bisnis
yang kondusif agar roda perekonomian sebuah Negara dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Contohnya adalah proses tender proyek-proyek
pemerintah yang melibatkan pihak swasta.
3. Government to Government
Kebutuhan interaksi antara satu pemerintah dengan pemerintahan
lainnya setiap hari tidak berkisar hanya pada hal-hal yang berbau
diplomasi semata, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar kerjasama.
4. Government to Employees
Akhirnya aplikasi e-Government juga diperntukan untuk meningkatkan
kinerja dan kesejahteraan pegawai dan karyawan pemerintah yang
bekerja disejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat.

E-Government ini banyak membawa manfaat, antara lain :

1. Pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, informasi dapat


disediakan selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu tanpa harus
menunggunya dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor,
rumah tanpa harus secara fisik, datang kekantor pemerintahan.
2. Peningkatan hubungan antar pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat
umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan
antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini
menghilangkan saling curiga dan kesalah dari semua pihak.
30

3. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh.


Dengan adanya informasi yang mencukupi masyarakat akan belajar
untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang
skolahan (jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade dan
sebagainya) dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang
tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.
4. Pelaksanaan pemerintah yang lebih efisien, sebagai contoh, kordinasi
pemerintahan dapat dilakukan melalui emailing atau video conferencing.
Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat
membantu. Tanya jawab, diskusi antara pemimpin daerah dapat
dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama.
Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya
berlangsung satu, dua jam misalnya (Raharjo, 2001:1).

Nugroho (2007:42) menjelaskan bahwa pihak-pihak dalam e-Government

(stakeholder) adalah berbagai pihak yang merasa berkepentingan, baik langsung

maupun tidak langsung terhadap penyelenggaraan e-Government antara lain:

1. Pemerintahan
Pihak pertama yang menjadi stakeholder adalah pemerintah itu sendiri,
baik yang berada ditingkat pusat maupun daerah.
2. Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi merupakan pusat tenaga ahli dan ilmu pengetahuan
diberbagai bidang dalam sebuah Negara.
3. Industri Swasta
Hasil riset dari Perguruan Tinggi biasanya dibeli dan dikembangkan
oleh industri untuk menghasilkan berbagai produk teknologi informasi
dan komunikasi yang secara masal diproduksi dan diperdagangkan ke
berbagai pihak yang membutuhkan.
4. Lembaga Non Komersial
Pihak keempat adalah berbagai lembaga non komersial semacam
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yayasan, penghimpunan,
asosiasi, dan institusi non profit lainnya yang akan berfungsi sebagai
pemantau dan evaluator dari implementasi e-Government.
5. Masyarakat
Merupakan subjek penting yang pada akhirnya akan merasakan manfaat
e-Government. Sehingga yang menilai berhasil atau tidaknya sebuah
implementasi e-Government adalah masyarakat/pelanggan. Konteks
masyarakat ini pun dapat diperluas termasuk elemen diatas karena
elemen tersebut pun bernaung dalam sebuah Negara.
31

Dari uraian di atas, maka manfaat pada penerapan Sistem Informasi

Akademik (SIAKAD) Online di Untirta adalah meningkatkan kualitas pelayanan

yang diberikan Pusda Info Untirta kepada Mahasiswa dan Dosen, penghematan biaya,

mempermudah kegiatan belajar mengajar atau akademik dan mempercepat pelayanan

secara efektif dan efisien.

2.1.4 Tujuan e-Government

Setiawati (2007:33) mengungkapkan bahwa tujuan dari penerapan e-

Government adalah sebagai berikut:

“Konsep e-Government diterapkan dengan tujuan bahwa hubungan


pemerintah baik dengan masyarakat maupun dengan pelaku bisnis dapat
berlangsung secar efisien, efektif, dan ekonomis. Hal ini perlukan mengingat
dinamsinya gerak masyarakat pada saat ini, sehingga pemerintah harus
menyesuaikan fungsinya dalam Negara, agar masyarakat dapat menikmati
haknya dan menjalankannya kewajibannya dengan aman dan nyaman, yang
kesemuanya itu dapat dicapai dengan pembenahan sistem dari pemerintah itu
sendiri. Selain itu tujuan dari penerapan e-Government adalah untuk
mencapai suatu pemerintahan yang baik”.

Menurut Nugroho (2007:47) tahapan perkembangan implementasi e-

Government di Indonesia dibagi menjadi 4 (empat) tahap, yaitu :

1. Web Presence (memunculkan website daerah di internet, dalam tahap


ini, informasi dasar yang dibutuhkan masyarakat ditampilkan dalam
website pemerintah);
2. Interaction (website daerah yang menyediakan fasilitas interaksi antar
masyarakat dan pemerintah daerah, dalam tahap ini informasi yang
ditampilkan lebih berfariasi seperti fasilitas dowload dan komunikasi
dari pelayanan publik dari pemerintah);
3. Transaction (website daerah yang selain memiliki fasilitas interaksi
dilengkapi dengan fasilitas transaksi pelayanan publik dari pemerintah);
32

4. Transformation (dalam hal ini pelayanan pemerintah meningkat dengan


secara terintegrasi, tidak hanya menghubungkan pemerintah dengan
masyarakat tetapi juga dengan organisasi lain yang terkait (pemerintah
ke antar pemerintah, sektor non pemerintah, sektor swasata).

Hasibuan (2008:67) menerangkan didalam pengembangan e-Government di

Indonesia, e-Government juga menghadapai berbagai macam kendala antara lain:

1. Masih rendahnya kesadaran (awarenes) dalam mengambil keputusan


telematika;
2. Langkanya SDM yang berkualitas;
3. Masih minimnya infrastruktur telekomunikasi;
4. Tarif internet yang masih mahal.

Menurut Supangkat (2007:55) menerangkan tentang hambatan-hambatan

dalam pengimplementasian e-Government di Indonesia sebagai berikut:

1. Komitmen pemerintah dalam integrasi dan transparansi publik;


2. Belum adanya budaya berbagi informasi
3. Belum adanya budaya dokumentasi yang tertib;
4. Resitensi terhadap perubahan;
5. Kelangkaan SDM yang mahal;
6. Infrastruktur yang belum memadai dan mahal;
7. Tempat akses yang terbatas

Menurut Organization Economic Of Community Development (OECD)

dalam Budiati (2004:21) menyatakan bahwa ada empat 4 faktor utama dalam

penerapan e-Government:

1. Vision of polical will is divided into leadership, commitment and


integration (visi atau keinginan yang terbagi menjadi kepemimpinan,
komitemen dan integritas);
2. Common frameworks, is divided inter-agency collobaration and
financing (kerangka kerja yang terbagi menjadi kolaborasi antar
keungan);
33

3. Costumer focus, is devided into acces choice, citizen angagment and


privacy (fokus kepada pelanggan yang terbagi akses, pilihan,
penampilan masyarakat, dan rahasia);
4. Responsibility is divided into accountability, monitoring and evaluation
(pertanggungjawaban yang terbagi dalam akuntabilitas, monitoring dan
evaluasi).

Sedangkan menurut United Nation dalam Budiati (2003:21), menyatakan

bahwa ada 7 faktor kunci dalam penerapan e-Government yaitu :

1. Legal Framwork, berkaitan dengan produk hukum dan keberadaan


peraturan-peraturan yang memberi arah dan mendorong pemanfaatan e-
Government;
2. Infrastruktur, yang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang
mendukung pemanfaatan e-Government;
3. The Sthrength of Human Capital, berkaitan dengan pengadaan SDM
dalam mendukung pelaksanaan e-Government;
4. Coordination, berkaitan dengan kordinasi dalam mendukung
pelaksanaan e-Government;
5. Privacy, salah satu prinsip yang penting karena menyangkut
kepercayaan masyarakat terhadap data-data dan informasi yang mereka
berikan. Adanya privasi yang terlindung akan memberikan rasa aman
pada masyarakat dan mendapatkan layanan online dan sekaligus dapat
mendorong paritisipasi yang lebih besar dari mereka;
6. Security, aspek keamanan berhubungan dengan bagaiman dukumen,
file, dan berbagai informasi hanya bisa diakses oleh orang yang berhak.
Aspek keamanan data menjadi faktor penting pengembangan e-
Government, karena kalau saja informasi atau data disalahgunakan akan
menimbulkan gejolak negatif yang tidak diinginkan;
7. Civil Service, berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah kepada masyarakat melalui pemanfaatan e-Government.

Karena penerapan e-Government membutuhkan dukungan dari berbagai

pihak, pelaksanaanya memerlukan strategi yang terkelola dengan baik. Secara

internal, e-Government pelu didukung oleh inrfastruktur yang memadai dan sumber

daya yang kuat, dan secara eksternal perlu partisipasi dari masyarakat secara penuh.
34

Adapun beberapa strategi kesuksesan implementasi e-governmentmenurut Richardus

Eko Indrajit (2005: 84-85)adalah sebagaimana berikut:

1. Membangun kepercayaan publik yang dilakungan dengan hal, yaitu:


Privacy, masalah keamanan data dan prinsip otentifikasi dengan
memberikan pasword dan personalidentificationnumber (PIN)
2. Memperluas kerjasama dengan berbagai pihak, diantaranya: pertama,
kerjasama dengan pihak-pihak swasta, terutama yang berhubungan
dengan teknologi informasi. Kedua, kerjsama dengan berbagai
departemen dan organisasi pemerintah untuk menjamin bahwa standar
yang mereka bangun bisa saling terintegrasi antara satu dengan yang
lain. Ketiga, kerjasama pembangunan sistem informasi secara nasional.
Hal ini terkait dengan program e-government.
3. Penerapan e-Governmentharus terpusat pada kepentingan pelanggan.
4. Membangun kapasitas organisasi agar bisa menyesuaikan dengan
perkembangan. Ada dua point penting dalam hal ini: pertama,
penyediaan infrastruktur yang memadai, yang dalam hal ini infrastruktur
telekomunikasi, hukum, dan juga sistem aplikasi. Adanya infrastuktur
yang kuat akan menjadi dasar untuk memudahkan proses implementasi
lebih lanjut. Kedua, peningkatan kualitas sumber daya staf dengan
mengadakan berbagai pelatihan dan peningkatkan kemampuan mereka.

Untuk membangun e-Government sesuai dengan tujuannya, yaitu

memberikan kualitas layanan yang lebih baik kepada masyarakat, Booz Allen dan

Hamilton menyarankan 8 (delapan) strategi e-Government:

1. Perencanaan strategi secara keseluruhan. Kombinasikan antara


perencanaan dari sisi strategis dan detail operasionalnya di lapangan.
Perencanaan akan membantu proses implementasi baik dari sisi
pengembangan teknologi maupun kesiapan sumber daya.
2. Harus ada struktur tanggung jawab yang jelas untuk menjamin
pelaksanaan dan implementasi sesuai rencana.
3. Bangun rencana aksi jangka panjang. Rencana aksi jangka panjang
termasuk perencanaan strategis, aksi operasional di lapangan hinga
parameter kesuksesan. Implementasi dari sisi teknologi hampir pasti
memerlukan tahapan-tahapan pelaksanaan, dan faktor lain yang
dipikirkan adalah pembiayaan dalam jangka panjang.
4. Perbandingan pelaksanaan e-government secara internasional. Dengan
melakukan proses perbandingan, akan lebih memudahkan bagi proses
35

adaptasi dan penyesuaian perencanaan yang disesuaikan dengan kondisi


secara lokal.
5. Standarisasi dalam berbagai hal. Standarisasi ini menyangkut prosedur
dan juga pembangunan sistem aplikasi. Karena e-governmentakan
melibatkan berbagai sektor dan departemen dalam pemerintahan,
standarisasi menjadi faktor dan memungkinkan adanya pertukaran data.
6. Orientasi pada pengguna. Tidak bisa dipungkiri, bahwa e-government
membutuhkan partisipasi penuh dari masyarakat sebagai pengguna.
Oleh karena itu pengembangan sistem informasi yang akan
dilaksanakan haruslah beroreantasi pada kemudahan dan kenyamanan
masyarakat dalam menggunakannya.
7. Integrasi dan keterlibatan penuh dari staf dan seluruh pegawai. Mereka
perlu mendapatkan pelatihan yang memadai, dan ada insentif yang
diukur berdasarkan kesuksesan pelaksanaan e-government di lapangan.
Keterlibatan pegawai menjadi mutlak karena sebaik apapun sistem
aplikasi yang dijalankan tidak akan mempunyai manfaat penuh tanpa
keterlibatan mereka.
8. Kerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. e-
Government adalah proses yang sangat besar yang membutuhkan
partisipasi dari berbagai kalangan. Pemerintah akan sulit menjalankan
program e-Government tanpa partisipasi penuh dari masayarakat.
Karena itu kerjasama dengan berbagai pihak terutama yang terkait
secara teknis perlu dilakukan.

Dari berbagai teori-teori diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa

penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di Untirta secara garis

besar merupakan kemampuan organisasi dalam pemanfaatan teknologi informasi

dengan menggunakan segala sumber daya yang ada secara tepat guna mencapai

tujuan organisasi tersebut dalam bentuk interaksi diantara mahasiswa, dosen, Pusda

Info Untirta dan pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap penggunaan

SIAKADonline dalam proses menunjang efektifitas dan efesiensi kinerja organisasi

dan mempermudah proses akademik untuk meningkatkan pelayanan yang prima.


36

2.1.5 Pengertian SIAKAD Online

Sistem Informasi Akademik merupakan sistem yang mengolah data dan

melakukan proses kegiatan akademi yang melibatkan antara mahasiswa, dosen,

administrasi akademik, keuangan dan data atribut lainnya.

Sistem informasi Akademik melakukan kegiatan proses administrasi mahasiswa

dalam melakukan kegiatan administrasi akademik, melakukan proses pada transaksi

belajar-mengajar antara dosen dan mahasiswa, melakukan proses administrasi

akademi baik yang menyangkut kelengkapan dokumen dan biaya yang muncul pada

kegiatan registrasi ataupun kegiatan operasional harian administrasi akademik.

(http://sisteminformasiakademik.wordpress.com )

Menurut Siakad Online (2014) (Sistem Informasi Akademik - Online)

adalah Suatu sistem Informasi Akademik yang dibangun untuk memberikan

kemudahan kepada pengguna dalam kegiatan administrasi akademik kampus secara

online, seperti proses Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), pembuatan kurikulum,

pembuatan jadwal kuliah, pengisian Kartu Rencana Studi (KRS), pengisian nilai,

pengelolaan data dosen & mahasiswa. Sistem ini juga dapat berfungsi sebagai

pendukung untuk analisis data dalam menentukan keputusan Kampus.

Sedangkan menurut Rahmawati (2012:16-17)Sistem Informasi Akademik

(SIAKAD) online secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan Perguruan

Tinggi yang menginginkan layanan pendidikan yang terkomputerisasi untuk

meningkatkan kinerja, kualitas SDM yang dihasilkannya.Sistem Infromasi Akademik


37

(SIAKAD) sangat membantu dalam pengelolaan data nilai mahasiswa, matakuliah,

data staf pengajar (dosen) serta administrasi fakultas/jurusan yang sifatnya masih

manual untuk dikerjakan dengan bantuan Software agar mampu mengefektifkan

waktu dan menekan biaya operasional.Sistem informasi akademik juga tela

disesuaikan dengan kebutuhan Perguruan Tinggi termasuk laporan EPSBED

(Evaluasi Program Studi Berbasiskan Evaluasi Diri) yang diserahkan kepada DIKTI

setiap semester secara otomatis.

Adapaun Kelebihan dari Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online

adalah sebagai berikut:

1. Gratis dan minim investasi/modal


2. Aplikasinya nyaman dan sesuai kebutuhan setiap pengguna
3. Skalabilitas tinggi, aman, handal, mudah dan cepat diimplementasikan
4. Satu login pengguna untuk akses seluruh layanan yang tersedia
5. Fleksibel dan uptodate mengikuti perkembangan aturan pendidikan di
Indonesia. (http://siakad-online.com)

Untuk keunggulan Sistem Informasi Akademik anatara lain:

1. User Friendly
Disain tampilan dan menu-menu Sistem Informasi Akademik mudah
dioperasikan dengan tidak menghilangkan informasi penting yang ingin
disampaikan.
2. Sesuai dengan kebutuhan Perguruan Tinggi
Sistem informasi akademik dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan
sistem akademik pada Perguruan Tinggi seperti sistem pengambilan mata
kuliah, format transkrip nilai, pengelolaan data mahasiswa dan dosen,
pengelolaan program studi dan lain-lain.
3. Kompatibel dengan laporan DIKTI (SK-034)
Sistem informasi akademik dapat mengakomodir kebutuhan pembuatan
laporan EPSBED (Evaluasi Program Studi Berbasiskan Evaluasi Diri) SK-034
dari DIKTI. sehingga laporan ke DIKTI setiap semester dapat dibuat dengan
cepat karena diambil dari transaksi kegiatan harian instansi anda.
38

4. Menekan Biaya Operasional


Sistem informasi akademik terbukti efektif memangkas biaya operasional
pengelolaan data akademik terutama dalam hal efektifitas kerja dan biaya
untuk alat tulis kantor (ATK).
5. Berbasis Web/Jaringan
Sistem informasi akademik dapat digunakan dalam sebuah jaringan lokal
(LAN) maupun internet sehingga memudahkan koordinasi dan efektif kerja.
6. Bebas biaya lisensi untuk komputer client
Biaya lisensi software hanya dikenakan pada komputer server. User
berhak/dibebaskan menggunakan komputer client tanpa dibebani biaya
tambahan, berapapun jumlah komputer client yang digunakan.
7. Dikembangkan secara Konsisten
Sistem informasi akademik dikembangkan secara ber kesinambungan dan
konsisten demi meningkatkan kemampuannya terutam dalam penyesuaian
dengan versi terbaru dari sistem laporan EPSBED ke DIKTI
8. Perbaikan Bug/Error melalui jarak jauh
Adanyajaminan bug program (jika ditemukan gangguan) akan ditangani dan
perbaiki dengan segera, walaupun lokasi instansinya jauh dari kantor, Update
perbaikan bug akan segera di upload server trac oleh penyedia jasa.
9. Fiturnya Lengkap
Sistem informasi akademik memberikan kemudahan dalam mengelola seperti
data dosen, data mahasiswa, data alumni, data mata kuliah, data nilai,
mahasiswa, transkrip nilai, dll.
(http://sisteminformasiakademik.wordpress.com )

Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) online bermanfaat

sebagaimana berikut:

1. Integrasi Data
Siakad Online mengelola seluruh data secara terintegrasi sehingga data akan
selalu uptodate / realtime dan selalusiap untuk digunakan, serta mengurangi
kemungkinan duplikasi data karena siakad Online menggunakan sistem basis
data terpusat.
2. Pusat Informasi
Dengan respon email otomatis, Penerimaan Mahasiswa Baru PMB online,
penjadwalan kelas, KRS online, dan penilaian secara online / realtime maka
semua berita atau pengumuman Siakad onlineakan menjadi pusat informasi
yang senantiasa menjadi kebutuhan bagi seluruh civitas kampus.
3. Rekam Kegiatan Kampus
SIAKAD online memberikan kemudahan kepada para pengguna untuk
senantiasa dapat memantau perkembangan setiap kegiatan yang ada didalam
39

kampus, mulai dari proses penerimaan mahasiswa baru (PMB), KRS, Proses
perkuliahan dan penilaian, sehingga setiap prosesnya dapat dilakukan secara
efektif dan efisien.
4. Media Komunitas Pengguna
Dengan email terpadu. fiturchating, forum dll, SIAKAD Online memberikan
fasilitas media komunikasi kepada seluruh pengguna, diantaranya mahasiswa,
dosen, staff akademik, staff PMB, staff keuangan, atau bahkan admin sistem
dan pimpinan untuk senantiasa saling berkomunikasi. (http://siakad-
online.com)

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan penerapan Sistem

Informasi Akademik ini adalah :

1. Kemudahan bagi mahasiswa untuk memperoleh informasi tanpa harus


melakukan interaksi langsung dengan bagian administrasi karena informasi
tersebut dapat diperoleh dengan melakukan pencarian data melalui komputer
yang terkoneksi secara intranet ataupun internet.
2. Kemudahan bagi bagian administrasi dikarenakan berkurangnya interaksi
secara langsung dan lebih dilakukan interaksi terhadap data-data yang
diinputkan oleh mahasiswa yang merupakan kebutuhan untuk proses
pengolahan data.
3. Penyimpanan data yang terstruktur dikarenakan Sistem Informasi Akademik
menggunakan database yang tersimpan didalam komputer.
4. Updating informasi antara bagian administrasi akademik maupun dengan
bagian keuangan yang merupakan validasi untuk status mahasiswa sehingga
dapat melakukan kegiatan belajar mengajar , dimana terjadi interaksi data
secara langsung tanpa memerlukan update data secara manual. Update data
dari Sistem Keuangan dan Sistem Akademik merupakan proses penting
dimana proses ini mengupdate status mahasiswa dalam interval waktu
tertentu.
5. Kemudahan bagi pengajar untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dimana
pada komponen Front End Web dan komponen Back End Web dapat
membantu para pengajar untuk menyampaikan informasi secara on-line dan
menerima informasi secara on-line dari mahasiswa.
6. Pada sistem ini dapat mereduksi waktu yang dilakukan pada Sistem
Akademik secara manual.
7. Pengolahan data keuangan yang lebih efektif dengan menggunakan aplikasi
yang dapat mendukung proses keuangan dan proses
kepegawaian.(http://sisteminformasiakademik.wordpress.com )
40

2.1.6 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu ini dimaksudkan untuk memberikan keterangan

atau penjelasan mengenai kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya yanga diambil dari Skripsi dan Jurnal Penelitian untuk dibandingkan

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang. Adapun untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang

Penelitian Penelitian Penelitian Saat ini:


NO ITEM Sebelumnya: Sebelumnya: Ismatullah
Wawis Nawawis Rahmawati
Pengaruh Kulitas Analisis Penerapan Analisis Penerapan
Pelayanan Sistem Informasi Sistem Informasi
Administrasi Akademik Akademik
Akademik Online (SIAKAD) Online (SIAKAD) Online
1 Judul Terhadap Di Universtias Di Universtias
Kepuasan Sultan Ageng Sultan Ageng
Mahasiswa (Studi Tirtayasa Tirtayasa
pada Pusdainfo
Untirta)
2 Tahun 2010 2012 2014
Untuk megetahui Untuk mengukur Untuk mengukur
seberapa besar penerapan Penerapan
pengaruh kualitas SIAKAD online Di SIAKAD online Di
pelayanan Untirta Untirta yang lebih
administrasi baik
akademik online
Tujuan
3 terhadap kepuasan
Penelitian
mahasiswa pada
Pusdainfo Untirta
dan factor-faktor
apa saja yang
mempengaruhi
ketidakpuasan
41

terhadap pelayanan
administrasi
akademik online
oleh Pusdainfo
Untirta
Kualitas Pelayanan Keunggulan dari Penerapan
dan Kepuasan penggunaan Sistem electronic
Informasi Government
4 Teori
Akademik menurut United
Nation dalam
Budiati (2003:21)
Kuantitatif dengan Kuantitatif dengan Kuantitatif dengan
Metode /
5 pendekatan pendekatan pendekatan
Paradigma
asosiatif deskriptif deskriptif
Terdapat pengaruh Penerapan Penerapan
yang signifikan SIAKAD Online SIAKAD Online
antara kualitas Di Untirta kurang Di Untirta kurang
pelayanan dari 75% dari yang dari 75% dari yang
Hipotesis administrasi diharapkan 100%. diharapkan 100%.
6
(Kuantitatif) akademik online
terhadap kepuasan
mahasiswa (Studi
pada Pusdainfo
Untirta)
Terdapat pengaruh Penerapan sistem
yang signifikan informasi
antara kualitas akademik
pelayanna (SIAKAD) online
administrasi di Untirta masih
akademik online rendah atau kurang
terhadap kepuasan memadai serta
Hasil
mahasiswa, dengan kepuasan
7 Penelitian/
koefisien korelasi responden atas
Kesimpulan
product moment penerapan sistem
sebesar 0,696% informasi
atau dapat akademik
dikatakan (SIAKAD) online
mempunyai tingkat di Untirta masih
hubungan yang rendah
kuat
Mengukur tentang Mengukur tentang Mengukur tentang
8 Persamaan
penerapan penerapan penerapan
42

SIAKAD online Di SIAKAD online Di SIAKAD online Di


Untirta Untirta Untirta
Menggunakan Menggunakan Menggunakan
metode korelasi rumus Slovin rumus tabel Issac
Product Moment dengan derajat dan Michael
dengan derajat kesalahan 10%, dengan tingkat
kesalahan 5%, jumlah populasi kesalahaan sebesar
9 Perbedaan jumlah populasi sebanyak 3651 10% , jumlah
sebanyak 9.436 orang dan sampel populasi sebanyak
orang dan sampel sebanyak 97 orang 14.010 orang dan
sebanyak 100 jumlah sampel
orang sebanyak 266
orang
Kinerja pegawai Jaringan wireless
Pusdainfo harus diperbaiki dan
lebih ditingkatkan diperbanyak, kuota
lagi agar lebih internet ditambah,
maksimal dalam siakad dapat
memberikan diakses setiap saat,
pelayanan,
peningkatan
10 Kritik
fasilitas sarana
pendukung layanan
sistem administrasi
akademik online,
dan melakukan
pelatihan-pelatihan
bagi pegawai
Pusdainfo Untirta
http://repository.fis Jurnal Administrasi Data penelitian
ip-untirta.ac.id/ Pulbik (JAP) pribadi
11 Sumber
volume 3 nomor 1
tahun 2012

Berdasarkan tabel 2.1 diatas mengenai penelitian terdahulu yang dalakukan

oleh Rahmawati, tentang Analisis Penerapan Sistem Informasi Akadamik (SIAKAD)

Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tahun 2012 menggambarkan hasil

penelitiannya sebagaimana berikut:


43

“Penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta masih


rendah atau kurang memadai serta kepuasan responden atas penerapan
sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta masih rendah.Hal
ini dikarenakan koneksi jaringan yang sering terputus atau lambat, belum
didukung dngan sarana dan prasarana seperti modem broadband hotspot
dengan jangkauan yang luas, quota downloud yang rendah dan portal
akademik tidak bisa diakses setiap saat. Selain itu beberapa item yang ada
dalam portal/SIAKAD tidak bisa digunakan dalam mendukung aktifitas
belajar mengajar baik bagi mahasiswa maupun dosen. Belum lagi jaminan
keamanan atas username dan password, terutama dosen yang bisa diakses
oleh oknum mahasiswa untuk mengubah nilai yang sudah diupload”.

Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wawis Nawawis

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara tahun 2010 tentang Pengaruh Kualitas

Pelayanan Adminstrasi Akademik Online Terhadap Kepuasan Mahasiswa (Studi

Pada Pusat Data dan Informasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) dengan

menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif Deskriptif, dengan tujuan untuk

menganalisis dan mendeskripsikan seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan

administrasi akademik online terhadap kepuasan mahasiswa dan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi ketidakpuasan mahasiswa terhadap pelayanan administrasi

akademik online oleh pusat data dan informasi (Pusdainfo) Universitas Sultan Ageng

tirtayasa menjelaskan sebagaimana berikut:

1. Terhadap pengaruh yang signifikan antara kulitas pelayanan administrasi


akademik online terhadap kepuasan mahasiswa, dengan nilai koefisien
korelasi prodact moment sebesar 0,696 atau dapat dikatakan mempunyai
tingkat hubungan yang kuat. Kemudian koefisien detrminasi sebesar 48,40
kontribusi variabel X (kualitas Pelayanan Administrasi Akademik Online)
terhadap variabel Y (Kepuasan Mahasiswa) sedangkan sisanya sebesar
51,60% ditentukan oleh faktor lain, dan nilai uji signifikansi sebesar
44

9,594, hal ini menunjukan bahwa hipotesis yang diterima adalah hipotesis
alternative (Ha).
2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketidakpuasan mahasiswa
terhadap pelayanan administrasi akademik online oleh Pusdainfo Serang
antara lain: Pertama, Kurangnya sarana penunjang teknologi informasi
yang ada di Unirta seperti, kurangnya sarana komputer disetiap fakultas,
dan gedung-gedung perkuliahan bahkan tidak ada sama sekali, Kedua,
pengolahan jaringan internet belum maksimal, dimana ketika mahasiswa
ingin melakukan registrasi online akses data lambat dan bahkan akses data
tidak berjalan sama sekali. Ketiga, masih belum lengkapnya data-data
yang ada di portal sistem informasi akademik (SIAKAD) Untirta dan
bahkan belum diperbaharuinya katagori informasi akademik yang belum
diperbaharui. Keempat, Kinerja pegawai Pusdainfo masih belum maksimal
antara lain: Pegawai Pusdainfo kurang tanggap, kurang cepat dan kurang
merespon keluhan-keluhan mahasiswa apabila terjadi kendala atau
masalah dalam proses pelayanan administrasi akademik dikantor
Pusdainfo Untirta masih berbelit-belit serta pegawai Pusdainfo sulit
dihubungi.

2.2 Kerangka Berfikir

Penerapan teknologi informasi di perguruan tinggi merupakan salah satu

bentuk dari perubahan paradigma dalam rangka untuk meningkatkan kinerja, kualitas

pelayanan, daya saing dan kualitas SDM yang dihasilkannya. Terutama kepada

mahasiswa, dosen dan civitas akademika agar dalam proses registrasi atau kegiatan

belajar dan mengajar mahasiswa lebih efektif dan lebih efisien. Dalam kaitan

penggunaan teknlogi informasi terhadap penerapan sistem informasi akademik

(SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Berdasarkan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan perumusan

masalah yang telah peneliti uraikan sebelumnya, maka untuk mengetahui penerapan
45

sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

maka peneliti menggunakan indikator dari United Nation dalam Budiati (2003:21),

bahwa dalam penerapan e-Government mengandung tujuh indikator yaitu : Legal

Framwork, berkaitan dengan produk hukum dan keberadaan peraturan-peraturan

yang memberi arah dan mendorong pemanfaatan e-Government. Infrastruktur, yang

berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung pemanfaatan e-

Government.The Strength of Human Capital, berkaitan dengan pengadaan SDM

dalam mendukung pelaksanaan e-Government. Coordination, berkaitan dengan

kordinasi dalam mendukung pelaksanaan e-Government. Privacy, salah satu prinsip

yang penting karena menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap data-data dan

informasi yang mereka berikan. Adanya privasi yang terlindung akan memberikan

rasa aman pada masyarakat dan mendapatkan layanan online dan sekaligus dapat

mendorong paritisipasi yang lebih besar dari mereka. Security, aspek keamanan

berhubungan dengan bagaiman dukumen, file, dan berbagai informasi hanya bisa

diakses oleh orang yang berhak. Aspek keamanan data menjadi faktor penting

pengembangan e-Government, karena kalau saja informasi atau data disalahgunakan

akan menimbulkan gejolak negatif yang tidak diinginkan. Civil Service, berkaitan

dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat melalui

pemanfaatan e-Government.

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir ini dapat dilihat melalui bagan

berikut ini
46

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berfikir

Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas


Sultan Ageng Tirtayasa

Masalah:

1. Sistem jaringan sering kali mengalami gangguan disetiap pengisian kartu rencana
studi (KRS)
2. Tidak tersedianya sarana komputer disetiap gedung perkuliahan dan Fakultas yang
bisa diakses oleh mahasiswa secara gratis.
3. Tidak dimanfaatkannya fitur, dan item-item/forum layanan dalam Portal
Akademik/Siakad Online dalam menunjang proses akademik
4. Kualitas pelayanan SIAKAD Online yang dirasakan dengan penggunaan SIAKAD
Online kurang memuaskan atau masih rendah.
5. Tingkat penerapan SIAKAD Online saat ini dalam kategori sedang.

Pengguna SIAKAD Online (Mahasiswa dan Penyelenggara SIAKAD Online (Pusda Info
Dosen Untirta) Untirta)

Indikator Penerapan E-Government:


1. Legal Framwork(Keranga Hukum)
2. Infrastructur(Infrastruktur)
3. The Strength of Human Capital(Kekuatan Modal SDM)
4. Coordination(Koordinasi)
5. Privacy(Privasi)
6. Security(Keamanan)
7. Civil Service (Pelayanan kepada mahasiswa dan Dosen)

United Nation dalam Budiati (2003:21)

Untuk MengetahuiPenerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD)


Online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Yang Lebih Baik.
47

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, peneliti memiliki hipotesis

sebagai berikut:

“Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah kurang dari 75% dari yang

diharapkan 100%.

Dari penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

Ho: µ< 75%

Hal ini berarti hipotesis deskriptif atau hipotesis nol dari penelitian analisis

penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta adalah tercapai

(lebih rendah atau sama dengan) 75% dari yang diharapkan.

Ha: µ> 75%

Hal ini berarti hipotesis kerja dari penelitian ini adalah analisis penerapan

sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta adalah (lebih tinggi atau

sama dengan) 75% dari yang diharapkan.

Merujuk dua hipotesis tersebut, maka peneliti mengambil salah satu

hipotesis untuk penelitian skripsi ini bahwa:

Ho: µ< 75%

Hal ini berarti hipotesis deskriptif atau hipotesis nol dari penelitian analisis

penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta adalah tercapai

(lebih rendah atau sama dengan) 75% dari yang diharapkan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Husaini Usman & Purnomo Setiadi (2006:42) Metode adalah suatu

prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah

sistemaits. Sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari

peraturan-peraturan suatu metode.Jadi mendefinisikan metode penelitian adalah suatu

pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian-

penelitian.

Menurut Sugiyono (2005:1) metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan definisi tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu

cara ilmiah, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional

berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau

oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati oleh indera

manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang

digunakan. Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu

mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Sedangkan menurut

48
49

Irawan (2005:4), metode penelitian adalah totalitas cara yang digunakan peneliti

untuk menemukan kebenaran ilmiah.

Untuk menemukan jawaban-jawaban dalam masalah-masalah, tujuan dan

manfaat yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka metode penelitian yang

berjudul “Analisis Penerapan Sisten Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa” ini adalah metode penelitian kuantitatif

deskriptif.

Menurut Sugiyono (2005:8), Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat

ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan insrtumen penelitian

(Sugiyono, 2005:14). Jadi instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati, dari instrumen penelitian tersebut nanti

akan disajikan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

di jawab yang dikenal sebagai kuesioner. Untuk mempermudah dalam menemukan


50

jawaban atas masalah yang telah diuraikan, berikut ini peneliti sajikan operasional

variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala

1. Keberadaan pedoman standar operating procedur


Legal Framework
(SOP) 1,2,3
(Kerangka Hukum)

1. Fitur (display) portal akademik (siakad online)


2. Ketersediaan sarana (misalnya komputer)
Infrastructure 3. Ketersedian jaringan internet/konektivitas yang 4,5,6,7,8,
(Infrastruktur) memadai 9,10,11,
4. Aplikasi layanan Siakad online 12

Penerapan The Strength of 1. Jumlah Pegawai Pusdainfo


E- Human Capital 2. Pelatihan serta pengembangan kompetensi SDM 13,14,15,
Government (Kekuatan Modal 3. Profesionalitas pegawai 16,17,18,
Menurut SDM) 19,20
United
Likert
Nation 1. Sinkronisasi antara pengguna dan penyedia
Coordination
dalam layanan
(Koordinasi) 21,22,23
Budiati 2. Kesesuaian penginputan data akademik
(2003:
21) Privacy
(Privasi) 1. Kode akses tunggal atau password 24,25

2. Gangguan peretas web portal akademik dari


Security oknum tertentu
26,27,28
(Keamanan) 3. keamanan data-data akademik

Civil Service
(Pelayanan kepada 1. Kegunaan siakad online
29,30&3
mahasiswa dan 2. Harapan yang diinginkan oleh pengguna layanan
1
dosen)
51

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner, dengan

satu variabel yaitu Penerapan E-Government dalam hal ini adalah SIAKAD Online.

Sedangkan skala pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Skala Likert. Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap,pendapat,dan

persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial

(Sugiyono,2007:107). Kemudian Indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen dalam bentuk pertanyaan. Jawaban setiap item

instrument memiliki tingkatan nilai dari sangat positif sampai sangat negatif. Dan

untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari setiap item instrument diberi

skor sebagai berikut :

Tabel 3.2
Skoring Item Instrumen

Jenis Jawaban Skor


Sangat Positif 4
Positif 3
Negatif 2
Sangat Negatif 1

Sumber: Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 4

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2007:90) adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
52

ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi adalah

jumlah total dari seluruh unit atau elemen di mana penyelidik tertarik.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah civitas akademika

(dosen dan mahasiswa) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten, adapun

jumlah populasi penelitian ini adalah 14.010 orang.

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan diambil dengan mengunakan teknik tertentu. Sampel juga berarti sebagian

dari populasi, atau kelompok kecil yang diamati. Dengan menggunakan tabel Issac

dan Michael dengan tingkat kesalahaan sebesar 10% maka jumlah sampel dalam

penelitian adalah sebanyak 266 responden.

Kemudian teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan teknik proportional cluster random sampling, dimana sampel dalam

penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi.

Dikatakan proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub

populasi yang tidak homogen, dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan

proporsinya masing-masing dalam penelitian. Jadi pada pokoknya yaitu mengambil

sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub

populasi, sehingga nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan

sampel yang representatif (Sugiyono, 2005: 99).


53

Tabel 3.3
Perhitungan Sampel

Jumlah
Hasil
No Area Mahasiswa Perhitungan Hasil
Akhir
dan Dosen
Fakultas
4.282
Keguruan  100%  30,56%  266
1 4.282 14.010 81,2 81
dan Ilmu
Pendidikan
2.707
Fakultas  100%  19,32%  266
2 2.707 14.010 51,39 51
Ekonomi
Fakultas 2.534
3 2.534  100%  18,08%  266 48,11 48
Teknik 14.010
1.460
Fakultas  100%  10,42%  266
4 1.460 14.010 27.71 28
Pertanian
Fakultas
1.415
Ilmu Sosial  100%  10,47%  266
5 1.415 14.010 26.86 27
dan Ilmu
Politik
Fakultas 1.110
6 1.110  100%  8,27%  266 21.07 21
Hukum 14.010
502
7 Dosen 502  100%  3,58%  266 9,53 10
14.010
Jumlah  14.010  266

Sumber: Pusdainfo Untirta tahun 2014

Dari perhitungan sampel di atas, maka peneliti mengambil sampel sebanyak

266 sampel yang tersebar diseluruh cluster. Sedangkan cara pengambilan sampel

tersebut, peneliti menentukannya secara acak.


54

3.4 Sumber Data Yang Diperlukan

Dalam Penelitian ini data yang diperoleh atau digunakan dapat

dikelompokan menjadi 2 sumber data sebagai berikut:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya

(sampel atau responden) dengan menggunakan teknik pengumpulan

data tertentu. Data primer dapat diperoleh melalui wawancara maupun

observasi langsung.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui sumber artikel-artikel

(tentang e-government) dan gambar-gambar. Yang dapat berbentuk

buku-buku, dokumen dan data elektronik (website)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, yaitu :

1. Observasi, serangkaian pengumpulan data yang dilakukan secara

langsung terhadap objek atau objek penelitian melalui mata, telinga, dan

perasaan dengan melihat fakta-fakta dari objek yang diteliti.

2. Wawancara terstruktur dengan instrumennya berupa kuesioner, yaitu

mengumpulkan data dan informasi yang dilakukan dengan memberi

seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab. Dalam hal ini

angket diberikan kepada mahasiswa dan dosen Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa yang terpilih sebagai sampel.


55

3. Studi kepustakaan, yaitu studi atau teknik pengumpulan data dengan

cara memperoleh atau mengumpulkan data dari berbagai refrensi yang

relevan maupun jurnal ilmiah.

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas digunakan untuk sah atau valid tidaknya suatu kuesioner,

validitas instrument menggambarkan bahwa suatu instrument benar-benar mampu

mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta mampu

menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran. Rumus uji

validitas ini adalah:

n∑xy– (∑x)( ∑y)


rxy =
√ {n∑X2 – (∑x)2 }{n∑y2 – (∑y)2 }

Keterangan:

r = Koefisien korelasi product moment

Σx = Jumlah nilai dalam sebaran x

Σy = Jumlah nilai dalam sebaran y

Σxy = Jumlah hasil kali nilai x dan y yang berpasangan

Σx2 = Jumlahnilai yang dikuadratkan dalan sebaran x

Σy2 = Jumlahnilai yang dikuadratkan dalam sebaran y

n = Jumlah sampel
56

Reliabilitas berasal dari kata bahasa inggris rely, yang berarti percaya dan

reliable yang artinya dapat dipercaya. Dengan demikian reliabilitas dapat diartikan

sebagai keterpercayaan (Purwanto, 2007:191). Pengujian reliabilitas instrumen yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach,

yaitu penghitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi

diantara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner, variabel dikatakan reliabel jika niali

alphanya lebih dari 0.6 (Purwanto, 2007:181). Dengan dilakukan uji reliabilitas maka

akan menghasilkan suatu instrumen yang benar-benar tepat/akurat dan mantap.

Apabila koefisien reliabilitas instrumen yang dihasilkan lebih besar berarti instrumen

tersebut memiliki reliabilitas yang cukup baik.

Rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut :

k ∑ σb ²
r11 = 1-
k–1 ∑ σ1²

Keterangan:

r = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb² = Jumlah varians butir

σ1² = Varians total


57

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan upaya untuk menyederhanakan dan menyajikan

data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk agar mudah dipahami dan

selanjutnya dipersentasikan. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis data

kuantitatif yang diperlukan adanya penghitungan matematis atau statistik sebagai alat

bantu analisis.

Adapun teknis analisis data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini

adalah statistik deskriptif. Dimana statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau genaralisasi. Karena bentuk hipotesisnya adalah

deskriptif maka teknik uji untuk hipotesisnya adalah dengan menggunakan rumus t-

tes (untuk satu variabel atau satu sampel).

Berikut adalah rumus pengujian hipotesis deskriptif yang diajukan dalam

penelitian ini yang menggunakan t-test (Uji T) sebagaimana berikut:

X -µ0
t =
S

√n

Keterangan:
58

t = Nilai t yang dihitung, selanjutnya disebut t hitung

X = Nilai rata-rata x

µ0 = Nilai yang dihipotesiskan

S = Simpangan baku sampel

n = Jumlah anggota sampel

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat Di Kampus Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa UPT PUSDA INFO. Alamat : Jl Raya Jakarta KM. 4 Pakupatan Serang –

Banten Telp. (0254) 280330, Fax (0254) 8488143, Website: www.untirta.ac.id.

Adapaun jadwal penelitian peneliti dapat dilihat pada tabel berikut ini:
59

Tabel 3.4

Waktu Penelitian

WAKTU PELAKSANAAN
Agustus 2013 – Juli 2014
No. KEGIATAN Apr Mei Jun
Agt Spt Okt Nov Des Jan Feb Mrt„ Jul
„14 „14 „14
„13 „13 „13 „13 „13 „14 „14 14 „14
1 Observasi Awal
2 Pengajuan Judul
3 Perizinan dan
Observasi
4 Pengumpulan Data
5 Bimbingan
6 Penyusunan Proposal
7 Seminar Proposal
8 Revisi Proposal
9 Penyebaran Kuesioner
10 Pengolahan dan
Analisis Data
11 Sidang Skripsi
12 Revisi Skripsi
`
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Profil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dimulai dengan berdirinya Yayasan

Pendidikan Tirtayasa pada tanggal 1 Oktober 1980 berdasarkan Akte Notaris No:

1 Tahun 1980, kemudian dilakukan penyempurnaan dan dikukuhkan kembali

dengan akte Notaris Ny. R.Arie Soetardjo, Nomor 1, Tanggal 3 Maret 1986.Kata

Tirtayasa (Bahasa Sansekerta yang berarti air mengalir) diambil dari nama

Pahlawan Nasional yang berasal dari Banten, yaitu Sultan Ageng Tirtayasa

(Kepres RI Nomor: 045/TK/1070). Nama Asli Sultan Ageng Tirtayasa adalah

Abul Fatih Abdul Fatah, pewaris ke-IV tahta Kesultanan Banten. Sultan Ageng

Tirtayasa dianugerahi tanda jasa Pahlawan Nasional karena dengan gigih

menentang penjajahan Belanda dan berhasil membawa kejayaan dan keemasan

Kesultanan Banten.

Langkah awal Yayasan Pendidikan Tirtayasa mendirikan Sekolah

Tinggi Ilmu Hukum (STIH) pada tahun 1981 disusul dengan pendirian Sekolah

Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) pada tahun 1982. Berbarengan

dengan pendirian STKIP, Yayasan Krakatau Steel Cilegon mendirikan Sekolah

Tinggi Teknik (STT) yang selanjutnya STT bergabung dengan Yayasan

60
61

Pendidikan Tirtayasa untuk persiapan berdirinya Universitas Tirtayasa Serang-

Banten.

Universitas Tirtayasa Serang Banten merupakan penggabungan dari

STIH, STT dan STKIP berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor;

0596/0/1984, tanggal 28 November 1984, maka berubahlah status masing-

masing sekolah tinggi menjadi Fakultas Hukum (FH), Fakultas Teknik (FT), dan

Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Seiring dengan harapan

masyarakat Banten, dari tahun ke tahun Universitas Tirtayasa mengembangkan

pendirian fakultas dan program studi baru ditandai dengan berdirinya Fakultas

Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor: 0123/0/1989,

tanggal 8 Maret 1989, dan Fakultas ekonomi dengan Surat Keputusan

Mendikbud Nomor: 0331/0/1989, tanggal 30 Mei 1989.

Perubahan sosial politik yang terjadi di Indonesia telah ikut

mempengaruhi perubahan yang terjadi pada Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Didasari oleh perkembangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai

Perguruan Tinggi Swasta yang kurang signifikan dan spirit era reformasi telah

mendorong Pimpinan Universitas dan para Pimpinan Fakultas di lingkungan

Universitas Tirtayasa serta Pengurus Yayasan Pendidikan Tirtayasa dan

dukungan para tokoh Banten mengusulkan penegerian Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa kepada pemerintah pusat melalui Departemen Pendidikan Nasional.


62

Selanjutnya pada tanggal 13 Oktober 1999 keluarlah Keppres RI Nomor;

130/1999 tentang Persiapan Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa. Atas kerja keras dan kesungguhan dari pimpinan Untirta dan pengurus

Yayasan maka pada tahun 2001 berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor: 32

tanggal 19 Maret 2001 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa secara resmi

ditetapkan menjadi Perguruan Tinggi Negeri definitif.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai perguruan tinggi negeri

yang baru terus berupaya melakukan perubahan-perubahan dan perbaikan-

perbaikan, baik dibidang kelembagaan, akademik, maupun dibidang

kemahasiswaan dan kerjasama. Perubahan mendasar di bidang organisasi dan

tata kerja adalah dengan ditetapkannya Keputusan Mendiknas Nomor

023/J43/d.1/SK/IV/2003 dan Statuta Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

berdasarkan Keputusan Mendiknas Nomor 10 tahun 2007. Demikian pula

perubahan dan perbaikan dibidang akademik khususnya pendirian fakultas dan

jurusan-jurusan baru, pembangunan sarana dan prasarana pendidikan,

pengembangan dan peningkatan kualitas dosen dan tenaga pendidikan lainnya,

pengembangan ICT untuk menunjang pendidikan dan pelayanan akademik

prima, pengembangan dan peningkatan sarana perpustakaan menuju e-library

dan e-jurnal penguatan atmosfer akademik di kampus, serta peningkatan kualitas

pendidikan melalui sistem penjaminan mutu dan evaluasi diri (Quality Assurance

and Self evaluation).


63

4.1.2 Profil Pusat Data dan Informasi (Pusdainfo)

UPT. Pusat Data dan Informasi Untirta yang didirikan berdasarkan

KEPMENDIKNAS RI Nomor: 124/0/2004 tanggal 7 Oktober 2004 tentang

SOTK adalah lembaga menjadi pusat informasi yang unggul dalam

pengembangan, pengolahan data dan pendidikan berbasis teknologi informasi di

Indonesia. UPT. Pusat Komputer atau disingkat PUSKOM (nama awalnya)

adalah sebagai ujung tombak dalam mengaplikasikan SIM akademik berbasis

teknologi cyber universityuntuk akses publik dan internet, menyelenggarakan

kegiatan pembelajaran berbasis teknologi education.

Saat ini UPT Pusat Komputer telah berubah namanya menjadi UPT

Pusat Data dan Informasi dimana tantangan dan permasalahannya sudah berubah

dan menjadi lebih kompleks. Sebagai informasi bahwa, Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa saat ini telah memiliki 6 Fakultas dan 1 Pascasarjana. Jumlah program

studi S1 saat ini berjumlah 22 program studi, 4 program studi D3, dan 3 program

studi S2. Tercatat pada semester ganjil 2012/2013 jumlah mahasiswa aktif Untirta

telah mencapai angka 13.384 dan ditambah dengan jumlah mahasiswa

pascasarjana. Penyelenggaraan proses akademik, administrasi, keuangan, dan

kepegawaian menjadi hal yang harus diperhatikan dan mulai disadari akan

pentingnya integrasi data. Permasalahan sering terjadi perbedaan data antar unit
64

kerja yang bergerak di bidang akademik dan keuangan merupakan salah satu

permasalahan yang disebabkan karena tidak adanya integrasi data.

Tabel 4.1
Jumlah Fakultas dan Jurusan

No Fakultas Jurusan

1 Fakultas Hukum 1. Ilmu Hukum

2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 1. PGSD


2. PGPAUD
3. Diksastrasia
4. Bahasa Inggris
5. Matematika
6. Biologi

3 Fakultas Teknik 1. Teknik Mesin


2. Teknik Elektro
3. Teknik Sipil
4. Teknik Kimia
5. Teknik Industri
6. Teknik Metalurgi

4 Fakultas Pertanian 1. Agribisnis


2. Agroteknologi
3. Perikanan

5 Fakultas Ekonomi 1. Manajemen


2. Akuntansi
3. Ekonomi
Pembangunan

6 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 1. Administrasi


Negara
2. Komunikasi

Sumber : Pusdainfo Untirta Tahun 2014


65

Jumlah program studi yang demikian banyak dengan jumlah mahasiswa

yang semakin meningkat, maka pengelolaan dan pelayanan secara

terkomputerisasi dan berbasis online sudah menjadi hal yang mutlak. Pengelolaan

konvensional dengan metode antrian dan pencatatan manual akan menyebabkan

effort yang sangat besar dan antrian yang sangat panjang.

Implementasi Sistem Manajemen berbasis teknologi informasi dan

komunikasi diharapkan mampu memberikan dukungan bagi pengelola

universitas, termasuk di dalamnya pengambilan keputusan strategis, secara cepat,

akurat dan efisien. Selain hal ini, makin banyaknya jumlah dosen dan makin

meningkatnya jenjang pendidikan dosen, membuat makin besarnya tuntutan akan

akses informasi dan komunikasi yang handal dan reliable ke depannya. Kondisi

geografis Untirta sendiri saat ini terpisah antara Untirta Kampus Serang dengan

Untirta Kampus Cilegon (Fakultas Teknik). Ini sedikit banyak menjadikan

hambatan dalam permasalahan komunikasi dan kordinasi. Oleh karenanya, solusi

pastinya adalah implementasi teknologi informasi dan komunikasi.

Dengan teknologi informasi dan komunikasi sesungguhnya saat ini

sudah tidak adalagi hambatan atau batasan yang dibatasi oleh ruang dan waktu.

Paradigma sistem informasi yang tertutup dan berdiri sendiri, sudah saatnya harus

dihilangkan dan diganti dengan paradigma keterbukaan informasi dan integrasi

data.
66

4.1.3 Struktur Organisasi Pusdainfo Untirta

Pada saat ini Pusdainfo Untirta dikepali oleh Bapak Muhammad Adha

Ilhami, ST., MT. yang dibantu oleh seorang Sekretaris dan bagian-bagian yang

telah diklasifikasikan berdasarkan tiap fakultas yang ada di Untirta. Berikut ini

Struktur Organisasi yang ada Di Pusdainfo Untirta:

Gambar 4.1
Struktur Organisasi Pusdainfo Untirta

KEPALA PUSDAINFO

SEKERTARIS

FISIP FH FE FT FKIP FP

Sumber: Pusdainfo Untirta Tahun 2014

4.1.4 Visi dan Misi Pusdainfo Untirta

Adapun visi dan misi Pusdainfo Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

adalah sebagaimana berikut:


67

Visi :

Mewujudkan Untirta sebagai Smart Modern Campus yang dapat menjadi

kebanggaan masyarakat Banten, maju, bermutu, dan berkarakter.

Misi :

1. Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung

tugas manajemen menuju Untirta yang maju, bermutu, dan berkarakter

dalam kebersamaan.

2. Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi yang mampu

memunculkan potensi keunggulan Untirta.

3. Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dalam upaya untuk

meningkatkan kinerja Untirta dalam fungsi layanan.

4.2 Pengujian Persyaratan Statistik

4.2.1 Uji Validitas Instrumen

Dalam penelitian ini, hal yang pertama kali dilakukan adalah melakukan

uji validitas instrumen. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Kevaliditasan suatu instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-

benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian

serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran.
68

Untuk mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen yang telah dibuat

itu valid atau tidak valid, dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara

skor butir dengan skor total. Dengan menggunakan rumus Pearson Product

Moment sebagai berikut:

Rumus Korelasi Product Moment

n xy    x  y 
rxy =
n x    x  n y    y 
2 2 2 2

Keterangan :

r = Besarnya korelasi product moment


n = Jumlah sampel

∑x = Jumlah skor dalam sebaran x

∑y = Jumlah skor dalam sebaran y

∑xy = Jumlah hasil kali skor x dan y yang berpasangan

∑x2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x

∑y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

Dikatakan valid jika rhitung > rtabel, dimana rtabel telah ditentukan sebesar

0,148 dengan taraf signifikasi sebesar 10%. Dengan jumlah sampel dalam

penelitian ini sebanyak 266 responden. Dari pengujian di atas maka didapatkan

hasil sebagai berikut:


69

Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS v.16)

No r hitung r table Keterngan

1 0,220 0,148 Valid


2 0,256 0,148 Valid
3 0,351 0,148 Valid
4 0,391 0,148 Valid
5 0,391 0,148 Valid
6 0,386 0,148 Valid
7 0,496 0,148 Valid
8 0,548 0,148 Valid
9 0,504 0,148 Valid
10 0,535 0,148 Valid
11 0,427 0,148 Valid
12 0,421 0,148 Valid
13 0,412 0,148 Valid
14 0,313 0,148 Valid
15 0,316 0,148 Valid
16 0,473 0,148 Valid
17 0,542 0,148 Valid
18 0,574 0,148 Valid
19 0,498 0,148 Valid
20 0,558 0,148 Valid
21 0,550 0,148 Valid
22 0,602 0,148 Valid
23 0,447 0,148 Valid
24 0,472 0,148 Valid
25 0,429 0,148 Valid
26 0,542 0,148 Valid
27 0,507 0,148 Valid
28 0,406 0,148 Valid
29 0,482 0,148 Valid
30 0,539 0,148 Valid
31 0,429 0,148 Valid

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014


70

Berdasarkan hasil uji validitas yang tercantum dalam tabel 4.2

menunjukkan bahwa seluruh responden yang berjumlah 266 orang dapat

menjawab seluruh pertanyaan yang peneliti berikan sebanyak 31 instrumen yang

dapat dikatakan valid. Dengan demikian ke 31 instrumen ini dapat digunakan

dalam penelitian dan dapat diolah dalam analisis berikutnya.

4.2.2 Uji Reliabiltas Instrumen

Uji reliabilitas digunakan untuk menetapkan apakah instrumen yang ada

dalam hal ini adalah kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak

oleh responden yang sama. Uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari

dua, menggunakan uji Alpha Cronbach. Rumusnya dapat ditulis sebagai berikut:

Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :

Dimana :

n = Jumlah butir

Si² = Variasi butir

St² = Variasi total

Dikatakan reliable menurut Siegel, jika r 11> rtabel, dimana rtabel telah

ditentukan sebesar 0,6. Dengan menggunakan teknik perhitungan spss, diperoleh

hasil sebagai berikut :


71

Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS v. 16)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 265 99.6


a
Excluded 1 .4

Total 266 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Tabel 4.4
Reability Statisticse
Cronbach's
Alpha N of Items

.868 31

Nilai di atas menunjukkan bahwa rhitung > rtabel atau 0,868>0,6. Sehingga

dapat diberikan kesimpulan bahwa, butir instrumen penelitian ini adalah reliable.

Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas yang telah dilakukan, maka

instrument dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data

dalam penelitian ini.


72

4.3 Deskripsi Data

4.3.1 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif dan

Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yakni sebanyak 14.010 orang. Dengan

menggunakan rumus Issac dan Michele dengan tingkat kesalahan sebesar 10%

maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 266 orang. Kemudian

teknik pengambilan sample yang digunkan dalam penelitian ini adalah dengan

teknik pengambilan sampel proportional cluster random sampling, dimana

sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas

besaran populasi. Dikatakan proportional cluster random sampling karena

populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing dalam penelitian.

Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan

memperhitungkan besar kecilnya sub populasi, sehingga nantinya jumlah sampel

yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang representatif.

Dalam mengisi kuesioner, responden diminta untuk memberikan identitas

diri sebagai penunjang data, dimana identitas diri meliputi Jenis Kelamin, status,

dan Angkatan/tahun masuk.


73

Diagram 4.1
Jenis Kelamin Responden

PEREMPUA
LAKI-LAKI
N
52%
48%

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 4.1di atas dapat diketahui bahwa 139 responden (52%)

adalah responden berjenis kelamin laki-laki, 127 responden (48%) adalah

berjenis kelamin perempuan. Hasil pengumpulan dan olah data hasil kuesioner

menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Analisis

Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan

Ageng Tirtayasaa yang paling banyak adalah berjenis kelamin laki-laki, dengan

selisih perbedaan 4% dari responden berjenis kelamin perempuan.


74

Diagram 4.2
Responden Berdasarkan Tahun Angkatan Masuk

DOSEN 2009
9% 12%
2013 2010
21% 20%

2012 2011
21% 17%

2009 2010 2011 2012 2013 DOSEN

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 4.2 di atas dapat diketahui bahwa 31 responden (12%)

adalah responden dari angkatan 2009, 52 responden (20%) dari angkatan 2010,

46 responden (17%) dari angkatan 2011, 56 responden (21%) dari angkatan

2012, 56 responden (21%) dari angkatan 2013, 25 responden (9%) berasal dari

dosen. Hasil pengumpulan dan olah data hasil kuesioner menunjukan bahwa

responden paling banyak adalah angkatan 2012 dan 2013 dengan kesamaan

jumlah yang sama, dan yang paling rendah adalah berasal dari responden dosen

dan angkatan 2009.


75

Diagram 4.3
Berdasarkan Status Responden

STATUS
DOSEN
9%

STATUS
MAHASIS
WA
91%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 4.3 di atas dapat diketahui bahwa 241 responden (91%)

adalah responden dengan status responden mahasiswa, sedangkan 25 responden

(9%) adalah responden dengan status dosen. Jadi, dapat disimpulkan responden

paling banyak dalam penelitian ini berstatus mahasiswa.

4.3.2 Analisis Data

Pada analisis data ini peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil

penyebaran angket kepada Mahasiswa dan Dosen Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui jawaban mereka

mengenaiPenerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di


76

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dengan meggunakan data variabel, dimana

dalam peneliti menggunakan teori Implementasi electronic government.

Menurut United Nation dalam Budiati (2003:21), menyatakan bahwa ada

7 faktor kunci dalam penerapan e-Government, dalam hal ini untuk mengetahui

secara nyata mengenai penerapan SIAKAD Online Di Untirta, diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Legal Framwork (Kerangka Hukum)

Berkaitan dengan produk hukum dan keberadaan peraturan-peraturan

yang memberi arah dan mendorong pemanfaatan e-Government.

2. Infrastructur (Infrastruktur)

Yang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung

pemanfaatan e-Government.

3. The Strength of Human Capital (Kekutan Modal SDM)

Berkaitan dengan pengadaan SDM dalam mendukung pelaksanaan e-

Government.

4. Coordination (Koordinasi)

Berkaitan dengan kordinasi dalam mendukung pelaksanaan e-

Government.

5. Privacy (Privasi)

Salah satu prinsip yang penting karena menyangkut kepercayaan

masyarakat terhadap data-data dan informasi yang mereka berikan.


77

Adanya privasi yang terlindung akan memberikan rasa aman pada

masyarakat dan mendapatkan layanan online dan sekaligus dapat

mendorong paritisipasi yang lebih besar dari mereka.

6. Security (Keamanan)

Aspekkeamanan berhubungan dengan bagaiman dukumen, file, dan

berbagai informasi hanya bisa diakses oleh orang yang berhak. Aspek

keamanan data menjadi faktor penting pengembangan e-Government,

karena kalau saja informasi atau data disalahgunakan akan

menimbulkan gejolak negatif yang tidak diinginkan;

7. Civil Service (Pelayanan Kepada Mahasiswa dan Dosen)

Berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada

masyarakat melalui pemanfaatan e-Government.

4.3.3 Deskripsi Analisis Data

4.3.3.1 Pernyataan yang berkaitan dengan Legal Framwork Kerangka

Hukum)

Hasil Jawaban Responden, terdapat tiga pernyataan yang berhubungan

dengan indikator Legal Framwork (Kerangka Hukum),antara lain :

Pertama, jawaban responden dari pernyataan anda mengetahui adanya

pedoman standar oprasional prosedur (SOP) sistem informasi akademik

(SIAKAD) online di Untirta. Didapatkan data hasil penelitian :


78

Diagram 4.4
Tanggapan Responden Mengetahui SOP SIAKAD Online Di Untirta

Sangat
Tidak
Tidak Setuju
Setuju Sangat
1%
17% Setuju
26%

Setuju
56%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Berdasarkan diagram 4.4 di atas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 69 (26%), setuju 149

(56%), tidak setuju 46 (17%), dan yang menjawab tidak setuju 1 responden

(1%).

Dari hasil jawaban di atas, responden yang menjawab setuju

merupakan jawaban terbanyak bahwa mahasiswa dan dosen mengetahui

keberadaan standar operasional (SOP) sistem informasi akademik (SIAKAD)

online Di Untirta yang dibuat oleh Pusat Data dan Informasi (PUSDAINFO)

Untirta dalam mengakses dan menggunakan portal akademik, sebagai

panduan pada saat akan membuka portal akademik, guna mempermudah


79

mahasiswa dan dosen untuk keperluan akademik berupa pengisian KRS, cetak

KHS, input nilai dan penggunaan aplikasi-aplikasi yang ada dalam portal

akademik.

Sedangkan mahasiswa dan dosen yang menjawab tidak setuju, menilai

tidak mengetahui keberadaan standar operasional (SOP) sistem informasi

akademik (SIAKAD) online Di Untirta yang dibuat oleh Pusat Data dan

Informasi (PUSDAINFO) dalam portal akademik. Karena keberadaan

panduan penggunaa SIIAKAD Online berada dipaling pojok web portal

akadmik, sehingga penggunatidak dapat melihat dan ahirnya enggan untuk

membuka dan melihatnya.

Kedua, jawaban responden dari pernyataan anda mengerti adanya

standar operasional (SOP) sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di

Untirta yang dibuat oleh Pusat Data dan Informasi (PUSDAINFO) Untirta.

Didapatkan data hasil penelitian:


80

Diagram 4.5
Tanggapan Responden Mengerti SOP SIAKAD Online Di Untirta

Sangat
Tidak
Setuju Sangat
Tidak Setuju
Setuju 1%
18%
21%

Setuju
60%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Berdasarkan diagram 4.5 di atas, hasil jawaban responden dari

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 47 responden (18%),

setuju 158 responden (60%), menjawab tidak setuju 57 responden (21%), dan

menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 responden (1%).

Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju,

mereka yang menjawab setuju adalah mereka yang memang sudah terbiasa

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dan tidak kaget

lagi ketika harus berurusan dengan penggunaan teknologi internet (portal


81

akadmik), jadi mereka tidak heran lagi dalam menggunakan dan

memanfaatkan portal akademik berbasis online secara maksimal.

Sedangkan bagi responden yang menjawab tidak setuju adalah

merekayangtidak mengetahui panduan penggunaan portal akademik, belum

terbiasa dalam menggunakan teknologi informasi (TIK) dalam hal ini yang

berkaita dengan internet terutama bagi mahasiswa baru ataupun dosen yang

belum mahir menggunakan teknologi, mereka juga menggunakan dan

memanfaatkan portal akademik sebatas untuk menginput kartu rencana studi

(KRS), mencetak kartu hasil studi (KHS/transkip nilai), dan menginput nilai

mata kuliah mahasiswa saja.

Ketiga, jawaban responden dari pernyataan Mahasiswa dan Dosen

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa memahami adanya standar operasional

(SOP) sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Untirta. Didapatkan

data hasil penelitian :


82

Diagram 4.6
Tanggapan Responden Memahami SOP SIAKAD Online Di Untirta

Sangat
Tidak
Tidak Setuju
1% Sangat
Setuju
Setuju
27%
16%

Setuju
56%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Berdasarkan diagram 4.6 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 42 responden (16%),

setuju149 responden (56%), menjawab tidak setuju 71 responden (27%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 responden (1%).

Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa mereka memahami adanya standar operasional

(SOP) sistem informasi akademik (SIAKAD) online yang dibuat oleh Pusat

Data dan Informasi (PUSDAINFO) Untirta. Dalam hal ini mereka adalah

orang-orang yang sudah pandai dan terbiasa menggunakan teknologi internet,

karena mereka juga sudah mengatahui dan mengerti adanya SOP penggunaan
83

SIAKAD online yang berada di web portal akademik. Mereka beranggapan

teknologi internet sudah tidak asing lagi dan juga sudah menjadi salah satu

kebutuhan yang sangat urgent, baik baik sekedar untuk mencari informasi

maupun untuk membantu mahasiswa maupun dosen dalam proses

perkuliahan/pembelajaran dikampus.

Sedangkan responden yang menjawab tidak setuju adalah mereka yang

tidak mengetahui sekaligus tidak mengerti adanya standar operasional (SOP)

sistem informasi akademik (SIAKAD) online dalam web portal akademik,

tidak terbiasa menggunakan teknologi internet ataupun gagap teknologi

(gaptek), mengetahui panduan penggunaan portal akademik namun mereka

malas untuk membaca untuk memahami dalam menggunakan portal

akademik, karena walaupun mereka mengerti dan memahami aplikasi-aplikasi

seperti file sharing dan forum diskusi yang ada dalam web portal akademik

tidak bisa dimanfaatkan.

4.3.3.2 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Inrastructure (Infrastruktur)

Hasil jawaban responden, terdapat sembilan pernyataan yang

berhubungan dengan inrastructure (infrastruktur), antara lain:

Pertama, jawaban responden dari pernyataan penampilan (display)

portal akademik (SIAKAD) online menarik pengguna layanan (mahasiswa

dan dosen), di dapat data hasil penelitian :


84

Diagram 4.7
Tanggapan Responden Penampilan (Display) Portal Akademik atau SIAKAD
Online Menarik Pengguna Layanan (Mahasiswa dan Dosen)

Sangat
Tidak Sangat
Setuju Setuju
7% 9%

Tidak Setuju
Setuju 42%
42%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Berdasarkan diagram 4.7 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 24 responden (9%),

setuju 112 responden (42%), menjawab tidak setuju 111 responden (42%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 18 responden (7%).

Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden

menyatakan setuju mengenaipenampilan (display) portal akademik atau

SIAKAD Online menarik pengguna layanan (Mahasiswa dan Dosen),

responden menilai dikarenakan Pusdainfo Untirta sengaja merancang portal

akademik dengan desain yang cerah, simpel dan menarik. Sehingga


85

mahasiswa dan dosen tidak bosan ketika hendak mengakses portal akademik

dari manapun dan dengan media apapun. Inipun menunjukan, bahwa port

akademik tak hanya sekedar dimanfaatkan untuk mengontrak kartu rencana

studi (KRS), maupun mencetak kartu hasil studi (KHS), dan menginput nilai

mahasiswa.

Sedangkan untuk responden yang menjawab tidak setuju memiliki

persentase yang sama dengan yang menjawab setuju, bahwa portal akademik

tidak menarik bagi pengguna layanan, karena mereka menganggap desain

portal akademik masih terlalu kaku dan biasa-biasa saja. Ini menunjukan

bahwa pengguna layanan mengharapkan portal akademik harus dirancang

kembali supaya pengguna layanan merasa tertarik dan tidak bosan ketika

hendak mengakses web portal akademik.

Kedua, Jawaban responden mengenai menu layanan portal akadmik

(SIAKAD) online sesuai dengan kebutuhan Mahasiswa dan Dosen, di dapat

data hasil penelitian :


86

Diagram 4.8
Tanggapan Responden Menu Layanan Portal Akadmik (SIAKAD)Online
Sesuai dengan kebutuhan Mahasiswa dan Dosen

Sangat
Tidak Sangat
Tidak Setuju Setuju
Setuju 6% 10%
28%

Setuju
56%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.8 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 27 responden (10%),

setuju 149 responden (56%), menjawab tidak setuju 74 responden (28%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 15 responden (6%).

Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden

menjawab setuju dengan nilai paling tinggi, responden berpendapat

bahwamenu layanan portal akadmik (SIAKAD)online sesuai dengan


87

kebutuhan mahasiswa dan dosen, karena mengontrak mata kuliah, melihat

serta mencetak hasil nilai perkuliahan, dan menginput nilai mahasiswa tidak

lagi dilakukan secara manual melainkan berbasis online. Selain itu juga,

banyak menu layanan yang bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen seperti

forum diskusi yang bisa dilakukan tidak harus bertatap muka, file sharing

untuk menyimpan materi perkuliahan dosen, maupun untuk melihat materi

kuliah yang ada dalam portal akademik.

Sedangkan responden yang menjawab tidak setuju adalah mereka

beranggapan bahwa menu layanan portal akademik (SIAKAD) online tidak

sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan dosen, karena banyak menu layanan

portal akademik seperti menu diskusionlinetidak dapat dimanfaakan,file

sharing yang jarang ada mengunggah dokumen untuk menyimpan materi

perkuliahan oleh dosen atau oleh mahasiswa untuk saling berbagi referensi,

menu refrensi jarang ada dosen yang menggunakan untuk membantu

mahasiswa mencari refrensi tambahan materi perkuliahan, dan menu-menu

lain yang belum bisa digunakan dan dimanfaatkan secara maksimal baik oleh

dosen maupun oleh mahasiswa. Inilah yang menyebabkan mahasiswa dan

dosen berpendapat bahwa menu layanan portal akademik tidak sesuai dengan

kebutuhan mahasiswa.
88

Ketiga, jawaban responden dari pernyataan fasilitas sarana komputer

yang ada diruang gedung PUSDAINFO Untirta sudah memadai dalam

penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Untirta, di dapat

data hasil penelitian :

Diagram 4.9
Tanggapan Responden Mengenai Fasilitas Sarana Komputer Yang Ada
Memadai Dalam Mendukung Penerapan SIAKAD Online Di Untirta

Sangat
Tidak Sangat
Setuju Setuju
11% 6%

Setuju
28%

Tidak
Setuju
55%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.9 diatas hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 17 responden (6%),

setuju 74 responden (28%), menjawab tidak setuju 146 responden (55%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 28 responden (11%).


89

Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas

respondenmenjawab tidak setuju, hal ini menunjukan bahwa fasilitas atau

sarana komputer dalam menunjang penerapan sistem informasi akademik

(SIAKAD) online Di Untirta belum memadai, karena fasilitas komputer

tersebut hanya berada digedung Pusdainfo Untirta saja, sedangkan digedung-

gedung perkuliahan dan gedung fakultas tidak ada sama sakali. Ini

menyebabkan mahasiswa tidak dengan mudah mengakses web portal

akademik ataupun mengakses informasi lain yang berkaitan dengan

perkuliahan secara mudah dan cepat dapat dilakukan ketika berada digedung

perkuliahan maupun digedung fakultas, mahasiswa dan dosen harus

mengunjungi gedung pusdainfo maupun datang ke warnet terlebih dahulu.

Keempat, jawaban responden adanya rencana pengadaan sarana atau

fasilitas komputer ditiap-tiap gedung perkuliahan atau gedung fakultas dalam

menunjang penerapan SIAKAD Online Di Untirta, didapat data hasil

penelitian :
90

Diagram 4.10
Tanggapan Responden Mengenai Pengadaan Sarana Atau Fasilitas Komputer
Ditiap-tiap Gedung Perkuliahan Atau Gedung Fakultas Dalam Menunjang
Penerapan SIAKAD Online Di Untirta

Sangat
Tidak
Setuju Sangat
19% Setuju
30%

Tidak
Setuju
26%
Setuju
25%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.10 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 78 responden (30%),

setuju 67 responden (25%), menjawab tidak setuju 70 responden (26%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 49 responden (19%).

Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden

menjawab setuju dan bahkan yang paling tinggi persentasenya

menjawabsangat setuju, adanya rencana pengadaan sarana atau fasilitas

komputer ditiap-tiap gedung perkuliahan atau gedung fakultas dalam


91

menunjang penerapan SIAKAD Online Di Untirta. Karena mereka

beranggapan sesuai dengan realitas yang ada bahwa sarana atau fasilitas

komputer yang ada Di Untirta tidak memadai dalam mendukung sekaligus

menunjang mahasiswa dan dosen dalam penerapan SIAKAD Online Di

Untirta, inipun sejalan dengan yang diharapkan mahasiswa dan dosen, bahwa

dalam hal ini Pusdainfo Untirta harus melakukan pengadaan sarana/fasilitas

komputer di tiap gedung perkuliahan dan gedung fakultas. Jadi wajar kenapa

mahasiswa menginginkan adanya pengadaan fasilitas komputer ditiap gedung

perkuliahan, karena fasilitas komputer ini merupakan kebutuhan mendasar

mahasiswa dan dosen yang harus dipenuhi pihak kampus dalam hal ini yang

menjad penanggung jawab adalah Pusdainfo Untirta.

Sedangkan responden yang menjawab tidak setuju mempunyai

pandangan bahwa rencana pengadaan fasilitas komputer dalam menunjang

penerapan SIAKAD Online adalah sebuah pemborosan anggaran karena tidak

akan bertahan secara lama seperti yang pernah ada digedung fakultas karena

tidak berfungsi dan rawan terhadap adanya indikasi korupsi jika pengadaan

komputer ini jadi diadakan. Inilah yang menyebabkan mereka tidak setuju

adanya pengadaan sarana fasilitas komputer ditiap gedung perkuliahan dan

gedung fakultas dalam menunjang penerapan SIAKAD Online Di Untirta.


92

Kelima, jawaban responden dari pernyataan mengenai koneksi internet

dalam mengakses portal akademik tanpa hambatan, didapatkan data hasil

penelitian :

Diagram 4.11
Tanggapan Responden Mengenai Koneksi Internet Dalam Mengakses Portal
Akademik Tanpa Hambatan

Sangat Sangat
Tidak Setuju
Setuju 24%
22%

Setuju
18%
Tidak
Setuju
36%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.11 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 64 responden (24%),

setuju 47 responden (18%), menjawab tidak setuju 95 responden (36%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 47 responden (22%).


93

Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden

menjawab tidak setuju, ini menunjukan bahwa koneksi internet masih sering

mengalami hambatan dan gangguan, seperti sering terjadinya gangguan web

portal akademik pada saat menjelang pengisian dan mencetak kartu rencana

studi (KRS) atau kartu hasil studi ((KHS), karena terlalu banyak yang

mengakses portal akademik, server masih sering mengalami gangguan dan

kuota bandwidth yang masih terbatas.

Sedangkan responden yang menjawab sangat setuju adalah mereka

yang beranggapan bahwa koneksi internet dalam mengakses portal akademik

tanpa hambatan dan gangguan karena mengakses tanpa menggunakan wifi

yang disediakan oleh Pusdainfo Untirta. Namun responden yang menjawab

sangat tidak setuju sebesar 22%, hal ini menunjukan benar-benar bahwa

koneksi internet dalam mengakses portal akademik sangat buruk.

Keenam, jawaban responden dari pernyataan ketersediaan wifi

dikampus sudah baik, didapatkan data hasil penelitian :


94

Diagram 4.12
Tanggapan Responden Mengenai Ketersediaan Wifi Dikampus Untirta

Sangat Sangat
Tidak Setuju
Setuju 7%
30% Setuju
16%

Tidak
Setuju
47%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.12 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 64 responden (7%),

setuju 47 responden (16%), menjawab tidak setuju 95 responden (47%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 47 responden (30%).

Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju bahwa ketersediaan wifi Di

Untirta belum baik (masih buruk), ini menunjukan bahwa ketersediaan wifiDi

Untirta terbatas karena tidak semua mahasiswa dan dosen bisa mengakses

portal akademik ataupun internet secara mudah dan gratis karena harus terdaftar

lebih dahulu dan berbayar, masih sering mengalami hambatan dan gangguan,
95

seperti sering terjadinya gangguan web portal akademik pada saat registrasi

online menjelang pengisian dan mencetak kartu rencana studi (KRS) atau kartu

hasil studi ((KHS), karena terlalu banyak yang mengakses portal akademik,

server masih sering mengalami gangguan dan kuota bendwidth yang masih

terbatas pula.

Ketujuh, jawaban responden dari pernyataan ketersediaan aplikasi

dalam layanan sistem informasi akademik (SIAKAD) online sudah memadai

dalam menunjang penerapan SIAKAD Online Di Untirta, didapatkan data hasil

penelitian :

Diagram 4.13
Tanggapan Responden Mengenai Ketersediaan Aplikasi Dalam Layanan
Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Sudah Memadai

Sangat Sangat
Tidak Setuju
Setuju 4%
11%
Setuju
35%

Tidak
Setuju
50%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014


96

Berdasarkan diagram 4.13 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 11 responden (4%),

setuju 94 responden (35%), menjawab tidak setuju 132 responden (50%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 28 responden (11%).

Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden

menjawab tidak setuju dengan nilai persentase paling tinggi sebesar 50%,

responden berpendapat bahwa menu aplikasi portal akadmik (SIAKAD)online

tidak memadai, ini dikarenakan aplikasi e-learning yang ada dalam portal

akademik tidak bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh mahasiswa dan dosean

sebagai media pembelajaran secara digital/online. Kemudian aplikasi diskusi

online juga jarang digunakan pula.

Sedangkan responden yang menjawab setuju adalah mereka

beranggapan bahwa aplikasi portal akademik (SIAKAD) online sangat

bermanfaat apabila digunakan dalam proses selama perkuliahan/pembelajaran

dikampus. Karena dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan proses

studinya.

Kedelapan, jawaban responden dari pernyataan adanya pemanfaatan

aplikasi virtual class (seperti diskusi online, file sharing, agenda pribadi,

materi kuliah dan lain-lain) dalam layanan sistem informasi akademik

(SIAKAD) online, didapatkan data hasil penelitian :


97

Diagram 4.14
Tanggapan Responden Mengenai Adanya Pemanfaatan Aplikasi Virtual
Class (Seperti Diskusi Online, File Sharing, Agenda Pribadi, Materi Kuliah
Dan Lain-Lain)

Sangat
Tidak Sangat
Setuju Setuju
14% 13%

Setuju
36%

Tidak
Setuju
37%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.14 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 33 responden (13%),

setuju 96 responden (36%), menjawab tidak setuju 99 responden (37%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 37 responden (14%).

Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan responden lebih dominan

menjawab tidak setuju, hal ini menunjukan bahwa mahasiswa dan dosen

belum menggunakan dan memanfaatan secara maksimal aplikasi virtual class


98

(seperti diskusi online, file sharing, agenda pribadi, materi kuliah dan lain-

lain) yang ada dalam web portal akademik (SIAKAD) online.

Sedangkan responden yang menjawab setuju adalah mereka yang

menyatakan bahwa mereka telah menggunakan dan memanfaatkan secara

maksimal aplikasi virtual class (seperti diskusi online, file sharing, agenda

pribadi, materi kuliah dan lain-lain) dalam web portal akademik, mengingat

banyaknya manfaat dari aplikasi ini selama proses pembelajaran dikampus.

Diagram 4.15
Tanggapan Responden Mengenai Penggunaan Aplikasi Layanan Academic
(Seperti KRS, KHS, Transkip Nilai, Informasi Akademik, Workshop dan
lain-lain)

Sangat
Tidak
Tidak Setuju Sangat
Setuju 3% Setuju
13% 22%

Setuju
62%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014


99

Berdasarkan diagram 4.15 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 58 responden (22%),

setuju 164 responden (62%), menjawab tidak setuju 35 responden (13%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 8 responden (3%).

Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan responden lebih dominan

menjawab setuju, hal ini menunjukan bahwa mahasiswa dan dosen lebih sering

menggunakan dan memanfaatan secara maksimal aplikasi layanan academic

(seperti KRS, KHS, transkip nilai, informasi akademik, workshop dan lain-

lain) dalam web portal akademik (SIAKAD) online. Jawaban ini diperkuat dari

observasi dan wawancara dilapangan bahwa mahasiswa memang lebih

dominan menggunakan aplikasi layanan academic seperti KRS, KHS dan

transip nilai dari pada aplikasi-aplikasi layanan yang ada.

4.3.3.3 Pernyataan yang berkaitan DenganThe Strenght of Human Capital

(Kekuatan Modal SDM)

Hasil Jawaban Responden, terdapat tujuh pernyataan yang

berhubungan dengan dengan The Strenght of Human Capital (Kekuatan

Modal SDM), antara lain :

Pertama, jawaban responden dari pernyataan jumlah Pegawai

Pusdainfo Untirta dalam memberikan layanan SIAKAD sudah memadai,

didapatkan data hasil penelitian :


100

Diagram 4.16
Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Pegawai Pusdainfo Untirta Dalam
Memberikan Layanan SIAKAD Sudah Memadai

Sangat Sangat
Tidak Setuju
Setuju 5%
6%

Tidak Setuju
Setuju 40%
49%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.16 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 13 responden (5%),

setuju 107 responden (62%), menjawab tidak setuju 129 responden (49%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 16 responden (6%).

Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden

menjawab tidak setuju, mereka berpendapat bahwa jumlah Pegawai Pusdainfo

Untirta yang ada saat ini dalam memberikan layanan SIAKAD jumlahnya

tidak/belum memadai dalam melayani mahasiswa dan dosen yang ada pada

saat ini.
101

Sedangkan responden yang menjawab setuju menilai jumlah Pegawai

Pusdainfo Untirta saat ini sudah memadai dan mencukupi dalam memberikan

pelayanan kepada mahasiswa dan dosen, terutama dalam memberikan layanan

SIAKAD online.

Kedua, jawaban responden dari pernyataan adanya penambahan

jumlah pegawai Pusdainfo Untirta dalam memberikan pelayanan, didapatkan

data hasil penelitian :

Diagram 4.17
Tanggapan Responden Mengenai Adanya Penambahan Jumlah Pegawai
Pusdainfo Untirta Dalam Memberikan Pelayanan

Sangat
Tidak
Setuju Sangat
Tidak 2% Setuju
Setuju 18%
26%

Setuju
54%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014


102

Berdasarkan diagram 4.17 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 47 responden (18%),

setuju 144 responden (54%), menjawab tidak setuju 68 responden (26%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 5 responden (2%).

Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden

menjawab setuju, mereka menilai bahwa jumlah pegawai Pusdainfo Untirta

dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa dan dosen harusadanya

penambahan jumlah pegawai dari sisi kuantitas, agar pelayanan tidak

terhambat ketika ada petugas/pegawai yang tidak masuk kerja karena

berhalangan.

Sedangkan responden yang menjawab setuju menilai jumlah pegawai

Pusdainfo Untirta saat ini sudah memadai dan mencukupi dalam memberikan

pelayanan kepada mahasiswa dan dosen, terutama dalam memberikan layanan

SIAKAD online.

Ketiga, jawaban responden dari pernyataan untuk meningkatkan

pelayanan dan kualitas SDM pegawai Pusdainfo Untirta diberikan pelatihan

dan pengembangan kompetensi, didapatkan data hasil penelitian:


103

Diagram 4.18
Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Pusdainfo Untirta Diberikan
Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi

Sangat
Tidak Tidak
Setuju Setuju
11% 2%
Sangat
Setuju
43%

Setuju
44%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.18 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 47 responden (43%),

setuju 144 responden (44%), menjawab tidak setuju 68 responden (11%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 5 responden (2%).

Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden

menjawab setuju dan sangat setuju dengan selisi 1% dari responden yang

menjawab setuju, mereka menilai bahwa Pegawai Pusdainfo Untirta sangat

perlu untuk diberikan pelatihan dan pengembangan kompetensi untuk


104

meningkatkan pelayanan kepada pengguna layanan dan dalam rangka

meningkatkan kualitas SDM Pegawai Pusdainfo Untirta.

Sedangkan responden yang menjawab tidak setuju mereka

berpendapat pegawai Pusdainfo Untirtatidak perlu lagi mendapatkan pelatihan

dan pengembangan kompetensi karena dianggap sudah mumpuni

dibidangnya.

Keempat, jawaban responden dari pernyataan Pegawai Pusdainfo

Untirta memberikan workshop dan pelatihan mengenai penggunaan dan

pemanfaatan sistem informasi akademik (SIAKAD) online, didapatkan data

hasil penelitian:

Diagram 4.19
Tanggapan Responden Mengenai Mahasiswa dan Dosen Diberikan Workshop
dan Pelataihan Peggunaan dan Pemanfaatan SIAKAD Online

Sangat
Tidak
Tidak Setuju Sangat
Setuju 4% Setuju
21%
34%

Setuju
41%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014
105

Berdasarkan diagraml 4.19 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 89 responden (34%),

setuju 108responden (41%), menjawab tidak setuju 56 responden (21%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 12 responden (4%).

Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden

menjawab setuju dan bahkan menjawab sangat setuju mahasiswa dan dosen

diberikan workshop dan pelatihan oleh Pusdainfo Untirta mengenai pentingya

penggunaan dan pemanfaatan sistem informasi akademik (SIAKAD) online.

Mengingat tidak semua mahasiswa memahami dengan baik penggunaan dan

pemanfaatan SIAKAD online. Karena selama ini pemanfaatan SIAKAD

online kurang maksimal baik oleh mahasiswa maupun dosen. Selain itu juga

masih ada mahasiswa yang kebingungan terutama mahasiswa baru (MABA)

yang baru masuk ke Untirta.

Sedangkan responden yang menjawab tidak setuju mereka

berpendapat bahwa mereka sudah terbiasa dan tidak kebingunan dengan

penggunaan teknologi internet. Jadi mereka menolak diberikan pelatihan dan

workshop oleh pegawai Pusdainfo.

Kelima, jawaban responden dari pernyataan Pegawai Pusdainfo

Untirta akurat dalam memberikan informasi kepada pengguna layanan,

didapatkan data hasil penelitian:


106

Diagram 4.20
Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Pusdainfo Untirta Akurat Dalam
Memberikan Informasi Kepada Pengguna Layanan

Sangat Sangat
Tidak Setuju
Setuju 12%
7%

Setuju
Tidak 46%
Setuju
35%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.20 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 32 responden (12%),

setuju 123 responden (46%), menjawab tidak setuju 92 responden (35%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 18 responden (7%).

Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan responden yang

menjawab tidak setuju 92 responden (35%), mereka menilai bawha Pusdainfo

Untirta belum akurat dalam memberikan informasi kepada mahasiswa dan

dosen mengenai jadwal registrasi pembayaran SPP, biodata mahasiswa, dan

info-info penting lain yang dibutuhkan mahasiswa dan dosen terkait kegiatan
107

perkuliahan/agenda akademik. Selain itu juga Pegawai Pusdainfo Untirta

jarang melakukan update atau pembaharuaninformasi dalam web portal

akademik, sehingga mengakibatkan ada beberapa mahasiswa yang dicutikan

karena terlambat melakukan registrasi ulang.

Sedangkan responden yang menjawab setuju merupakan jawaban

mayoritas tertinggi bahwa pegawai Pusdainfo Untirta sudah akurat dalam

memberikan informasi hasil studi selama satu semester dalam bentuk kartu

hasil studi (KHS) atau transkip nilai.

Keenam, jawaban responden dari pernyataan adanya inovasi-inovasi

terhadap penyediaan layanan SIAKAD online oleh pegawai Pusdainfo

Untirta, didapatkan data hasil penelitian:

Diagram 4.21
Tanggapan Responden Mengenai Adanya Inovasi-Inovasi Terhadap
Penyediaan Layanan SIAKAD Online Oleh Pegawai Pusdainfo Untirta
Sangat Sangat
Tidak Setuju
Setuju 19%
5%

Tidak
Setuju Setuju
38% 38%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014


108

Berdasarkan diagram 4.2l diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 50 responden (19%),

setuju 101 responden (38%), menjawab tidak setuju 100 responden (38%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 14 responden (5%).

Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju,

mereka yang menjawab setuju adalah mereka menilai bahwa adanya inovasi-

inovasi pelayanan yang dilakukan oleh Pegawai Pusdainfo dalam layanan

SIAKAD online.

Namun disisi lain responden yang menjawab tidak setuju menilai

bahwa pegawai Pusdainfo belum melakukan inovasi-inovasi terbaru dalam

memberikan pelayanan dalam layanan SIAKAD online, itu terbukti dalam

web portal akademik (SIAKAD) tidak ada perubahan-perubahan yang

signifikan selama penerapan SIAKAD online.

Ketujuh, jawaban responden dari pernyataan Pegawai Pusdainfo

Untirta ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan, didapatkan data hasil

penelitian:
109

Diagram 4.22
Tanggapan Respoden Mengenai Adanya Inovasi-Inovasi Terhadap
Penyediaan Layanan SIAKAD Online Oleh Pegawai Pusdainfo Untirta

Sangat
Tidak Sangat
Setuju Setuju
7% 15%
Tidak
Setuju
29%

Setuju
49%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.22 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 39 responden (15%),

setuju 130 responden (49%), menjawab tidak setuju 78 responden (29%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 18 responden (7%).

Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju,

bahwa pegawai Pusdainfo Untirta ramah dan sopan dalam memberikan

pelayanan kepada Mahasiswa dan Dosen. Sedangkan responden yang

menjawab tidak setuju menempati peringkat kedua sebesar 29%, mereka

beranggapan pegawai pusdainfo untirta belum ramah dan sopan dalam


110

memberikan pelayanan, mahasiswa masih ada yang mendapatkan perlakuan

yang kurang menyenangkan seperti diabaikan dalam menerima pelayanan.

4.3.3.4 Pernyataan Yang Berkaitan DenganCoordination (Koordinasi)

Hasil jawaban responden, terdapat tiga pernyataan yang berhubungan

dengan Dengan Coordination (Koordinasi), antara lain :

Pertama, jawaban responden dari pernyataan sinkronisasi antara dosen

dan mahasiswa dengan Pusdainfo Untirta terkait SIAKAD online sudah baik,

di dapat data hasil penelitian :

Diagram 4.23
Tanggapan Responden Mengenai Sinkronisasi Antara Dosen Dan Mahasiswa
Dengan Pusdainfo Untirta Terkait SIAKAD Online Sudah Baik

Sangat
Sangat
Tidak
Setuju
Setuju
8%
10%
Setuju
27%

Tidak
Setuju
55%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014


111

Berdasarkan diagram 4.23 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 21 responden (8%),

setuju 72 responden (27%), menjawab tidak setuju 146 responden (55%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 25 responden (10%).

Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju,

bahwa sinkronisasi antara dosen dan mahasiswa dengan Pusdainfo terkait

SIAKAD online belum baik, diakarenakan masih belum sinkronnya beberapa

nilai mata kuliah yang telah diinput oleh dosen banyak yang berubah tidak

sesuai dengan yang diharapkan mahasiswa dan dosen, dalam hali mahasiswa

merasa dirugikan karena nilai yang didapat tidak sesuai, Kemudian

profil/biodata mahasiswa juga tidak seuai dan tidak lengkap.

Sedangkan responden yang menjawab setuju menempati peringkat

kedua sebesar 27%, mereka beranggapan sinkronisasi antara dosen dan

mahasiswa dengan pegawai Pusdainfo Untirta sudah berjalan dengan baik,

walaupun terkadang masih ada keterlambatan dari Pusdainfo atau dosen

mempublikasikan nilai diweb portal akademik.

Kedua, jawaban responden dari pernyataan Pegawai Pusdainfo Untirta

tepat waktu dalam memberikan hasil input nilai akademik, di dapat data hasil

penelitian :
112

Diagram 4.24
Tanggapan Responden Mengenai Ketepatan Waktu Pegawai Pusdainfo
Mempublikasikan Nilai Akademik

Sangat Sangat
Tidak Setuju
Setuju 9%
10%

Setuju
42%

Tidak
Setuju
39%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.24 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 24 responden (9%),

setuju 111 responden (42%), menjawab tidak setuju 104 responden (39%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 25 responden (10%).

Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju,

bahwa Pegawai Pusdainfo Untirta sudah tepat waktu dalam menginput

/mempublikasikan hasil nilai kepada mahasiswa, dikarenakan pegawai


113

Pusdainfo Untirta sudah memberikan kemudahan pada dosen untuk langsung

menginput nilai tanpa langsung diberikan kepada Pusdainfo terlebih dahulu.

Ketiga, jawaban responden dari pernyataan kesesuian hasil input nilai

akademik oleh Pusdainfo terjamin dengan baik, di dapat data hasil penelitian :

Diagram 4.25
Tanggapan Responden Mengenai Kesesuian Hasil Input Nilai Akademik Oleh
Pusdainfo Terjamin Dengan Baik

Sangat
Tidak Sangat
Setuju Setuju
Tidak 7% 9%
Setuju
35%

Setuju
49%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.25 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju23 responden (9%),

setuju 131 responden (49%), menjawab tidak setuju 92 responden (35%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 18 responden (7%).


114

Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju,

bahwakesesuian hasil input nilai akademik oleh Pusdainfo terjamin dengan

baik, ini menunjukn hasil nilai yang diperoleh mahasiswa sudah sesuai

dengan yang diperoleh dari dosen selama menempuh dan mengontrak mata

kuliah yang diambil.

Sedangkan responden yang menjawab tidak setuju 92 responden atau

sekitar 35%) adalah mereka yang menyatakan bahwa mereka masih ada

beberapa mata kuliah yang berubah pada saat mencetak kartu hasil studi

(KHS) atau transkip nilai dari nilai B menjadi C, begitupun sebaliknya. Ini

menunjukan keseuaian hasil input nilai akademik belum begitu terjamin

dengan baik.

4.3.3.5 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Privacy (Privasi)

Hasil jawaban responden, terdapat tiga pernyataan yang berhubungan

dengan Privacy (Privasi), antara lain :

Pertama, jawaban responden dari pernyataan privasi kode akses

tunggal terjamin baik oleh Pegawai Pusdainfo Untirta, di dapat data hasil

penelitian :
115

Diagram 4.26
Tanggapan Responden Mengenai Privasi Kode Akses Tunggal Terjamin Baik
Oleh Pegawai Pusdainfo Untirta

Sangat
Tidak Sangat
Tidak Setuju Setuju
Setuju 3% 21%
14%

Setuju
62%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.26 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 57 responden (21%),

setuju 16 responden (62%), menjawab tidak setuju 36 responden (14%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 8 responden (3%).

Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju,

bahwa privasi kode akses tunggal terjamin baik oleh Pegawai Pusdainfo

Untirta, dan apabila hilang atau lupa pun mahasiswa atau dosen dapat

langsung meminta kembali dengan mudah ke Pusdainfo lagi. Jadi dapat

disimpulkan privasi kode akses tunggal sangat terjamin dengan baik.


116

Kedua, jawaban responden dari pernyataan pengguna layanan mudah

dan cepat dalam mendapatkan kode akses yang hilang ataupun sulit masuk

dalam membuka portal akademik,di dapat data hasil penelitian :

Diagram 4.27
Tanggapan Responden Mengenai Pengguna Layanan Mudah Dan Cepat
Dalam Mendapatkan Kode Akses Yang Hilang ataupun Sulit Masuk Dalam
Membuka Portal Akademik

Sangat
Tidak Sangat
Setuju Setuju
4% 18%
Tidak
Setuju
30%

Setuju
48%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.27 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju47 responden (18%),

setuju 127 responden (48%), menjawab tidak setuju 79 responden (30%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 12 responden (3%).


117

Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju,

bahwapengguna layanan sangat mudah dan cepat dalam mendapatkan kode

akses yang hilang ataupun sulit masuk dalam membuka portal akademik, ini

menunjukan Pusdainfo Untirta tidak mempersulit mahasiswa maupun dosen

dalam mendapatkan kode akses yang hilang ataupun sulit masuk dalam web

portal akademik.

4.3.3.6 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Security (Keamanan)

Hasil jawaban responden, terdapat tiga pernyataan yang berhubungan

dengan Security (Keamanan), antara lain :

Pertama, jawaban responden dari pernyataan Website portal akademik

bebas dari peretas, didapat data hasil penelitian :

Diagram 4.28
Tanggapan Responden Mengenai Website Portal Akademik
Bebas Dari Peretas
Sangat Sangat
Tidak Setuju
Setuju 11%
Tidak 7%
Setuju
25%

Setuju
57%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014


118

Berdasarkan diagram 28 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju28 responden (11%),

setuju 151 responden (57%), menjawab tidak setuju 67 responden (25%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 19 responden (7%).

Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju,

bahwawebsite portal akademik bebas dari peretas, ini menunjukan web portal

akademik kondisinya baik-baik saja tidak ada gangguan dari luar yang coba

mengotak-atik web ataupun mencuri data-data yang ada.

Sedangkan yang menjawab tidak setuju 67 responden sekitar 25%

menyatakan web portal kademik tidak bebas dari web portal akademik, itu

dibuktikan web portal akademik pernah terjadi ada oknum yang melakukan

perubahan nilai kartu hasil studi (KHS) ataupun transkip nilai. Jadi

kesimpulannya, Pegawi Pusdainfo harus lebih mengantisipasi web portal

akademik supaya tidak ada lagi peretas yang masuk dalam web portal

akademik.

Kedua, jawaban responden dari pernyataan terkait jaminan keamanan

data-data akademik oleh Pusdainfo Untirta, didapat data hasil penelitian :


119

Diagram 4.29
Tanggapan Responden Terkait Jaminan Keamanan Data-Data Akademik Oleh
Pusdainfo Untirta

Sangat
Tidak
Setuju Sangat
Tidak 2% Setuju
Setuju 14%
17%

Setuju
67%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.29 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju38 responden (14%),

setuju 178 responden (67%), menjawab tidak setuju 44 responden (17%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 5 responden (2%).Dari hasil

jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, bahwaterkait jaminan

keamanan data-data akademik oleh Pusdainfo Untirta sangat terjamin baik.

Ketiga, jawaban responden dari pernyataan terkait jaminan keamanan

para pengguna layanan SIAKAD online oleh Pusdainfo Untirta, didapat data

hasil penelitian :
120

Diagram 4.30
Tanggapan Responden Mengenai Jaminan Keamanan Para Pengguna Layanan
Siakad Online Oleh Pusdainfo Untirta

Sangat
Tidak Tidak Sangat
Setuju Setuju Setuju
15% 1% 16%

Setuju
68%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.30 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju43 responden (16%),

setuju 181 responden (68%), menjawab tidak setuju 39 responden (15%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 responden (1%). Dari hasil

jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, bahwaterkait jaminan

keamanan bagi para pengguna layanan SIAKAD online oleh Pusdainfo

Untirta sangat terjamin baik.


121

4.3.3.7 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Civil Service (Pelayanan

Kepada Mahasiswa dan Dosen)

Hasil jawaban responden, terdapat empatpernyataan yang berhubungan

dengan civil service (pelayanan kepada mahasiswa dan dosen), antara lain :

Pertama, jawaban responden dari pernyataan SIAKAD online mudah

dan praktis bagi pengguna layanan, didapat data hasil penelitian :

Diagram 4.31
Tanggapan Responden Mengenai SIAKAD Online Mudah dan Praktis Bagi
Pengguna SIAKAD Online Mudah Layanan

Sangat
Tidak
Setuju Sangat
Tidak Setuju
Setuju 2%
19%
20%

Setuju
59%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.31 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 51 responden (19%),


122

setuju 156 responden (59%), menjawab tidak setuju 52 responden (20%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 6 responden (2%). Dari hasil

jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, bahwaSIAKAD

Onlinesangat mudah dan praktis bagi pengguna layanan, karena dapat diakses

dari manapun dan kapanpun, tanpa harus datang kekampus.

Kedua, jawaban responden dari pernyataan keberadaan SIAKAD

online bagi pengguna layanan, cepat dalam memberikan data-data akademik,

didapat data hasil penelitian :

Diagram 4.32
Tanggapan Responden Mengenai Keberadaan Siakad Online Bagi Pengguna
Layanan, Cepat Dalam Memberikan Data-Data Akademik

Sangat Sangat
Tidak Setuju
Tidak
Setuju 14%
Setuju
2%
24%

Setuju
60%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.32 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju36 responden (14%),


123

setuju 159 responden (60%), menjawab tidak setuju 64 responden (24%) dan

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 6 responden (2%). Dari hasil

jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, bahwa dengan

keberadaan SIAKAD online bagi pengguna layanan, sangat cepat dalam

memberikan data-data akademik, tanpa harus menunggu lama-lama karena

bisa langsung melihat diweb portal akademik.

Ketiga, jawaban responden dari pernyataan adanya perbaikan untuk

pelayanan pelayanan SIAKAD online oleh Pusdainfo Untirta,didapat data

hasil penelitian :

Diagram 4.33
Tanggapan Responden Mengenai Adanya Perbaikan Untuk
Pelayanan Pelayanan SIAKAD Online Oleh Pusdainfo Untirta

Sangat
Tidak
Tidak Setuju Sangat
Setuju 3% Setuju
11% 39%

Setuju
47%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014


124

Berdasarkan diagram 4.33 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 104 responden

(39%), setuju 124 responden (47%), menjawab tidak setuju 29 responden

(11%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 8 responden (3%).

Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju dan

sangat setuju, bahwa mereka menginginkan adanya perbaikan untuk

pelayanan SIAKAD online oleh pegawai Pusdainfo Untirta, mereka

beranggapan pegawai pusdainfo selama ini belum maksimal dalam

memberikan pelayanan kepada mahasiswa dan dosen, seperti kurang cepat

tanggap ketika web portal akademik mengalami gangguan atau kurang

ramahnya pelayanan kepada pengguna layanan.

Dengan keberadaan SIAKAD online bagi pengguna layanan, sangat

cepat dalam memberikan data-data akademik, tanpa harus menunggu lama-

lama karena bisa langsung melihat diweb portal akademik.

Keempat, jawaban responden dari pernyataan adanya penambahan

layanan SIAKAD online dalam web portal akademik,didapat data hasil

penelitian :
125

Diagram 4.34
Tanggapan Responden Mengenai Adanya Penambahan
Layanan SIAKAD Online

Sangat
Tidak
Setuju Sangat
Tidak 2% Setuju
Setuju 42%
15%

Setuju
41%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014

Berdasarkan diagram 4.34 diatas, hasil jawaban responden untuk

pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 110 responden

(42%), setuju 108 responden (41%), menjawab tidak setuju 39 responden

(15%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 7 responden (2%).

Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju dan

bahkan sangat setuju, bahwa mereka menginginkan adanya penambahan

layanan baru dalam SIAKAD online oleh pegawai Pusdainfo Untirta.


126

Merekaberanggapan bahwa dalam web portal akademik tidak ada perubahan-

perubahan dari tahun ketahun.

4.3.4 Pandangan Penerapan Siakad Online Berdasarkan Fakultas

1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jumlah responden pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

adalah sebanyak 84 responden, dengan perhitungan sebagai berikut 4.412 :

14.010 x 100 = 31,49 x 266 = 83,76 dibulatkan menjadi 84. Dibawah ini

adalah hasil analisis pencapaian bedasarkan indikator dalam penerapan sistem

informasi akademik (SIAKAD) online Di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) Untirta :

Tabel. 4.5
Indikator Pandangan Penerapan SIAKAD Online Di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta

No Indikator Nilai
%
1 Legal Framwork (Kerangka Hukum) 72,81%
2 Infrastructure (Infrastruktur) 62,26%
3 The Strength of Human Capital(Kekuatan 40,11%
Modal SDM)
4 Coordination (Koordinasi) 62,30%
5 Privecy (Privasi) 70,98%
6 Security (Keamanan) 72,52%
7 Civil Service (Pelayanan Kepada 76,04%
Mahasiswa dan Dosen)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014


127

Berdasarkan tabel diatas, indikator pencapaian paling tinggi penerapan

sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) Universtias Sultan Ageng Tirtayasa adalah indikator civil

service (pelayanan kepada mahasiswa dan dosen) yakni mencapai 76,04%, ini

menunjukan bahwa secara umum pelayanan yang dilakukan oleh Pusdainfo

Untirta jika dilihat dari indikator ini, nilai pencapaian penerapan SIAKAD

online sudah baik/tinggi.

Untuk pencapaian indikator yang paling rendah dalam penerapan

SIAKAD online Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta

adalah indikator the strength of human capital(kekuatan modal sdm) yakni

40,11%, ini menandakan bahwa penerapan SIAKAD online masih belum baik

(buruk) jika dilihat dari indikator the strength of human capital (kekuatan

modal sdm), sepertipelayanan yang masing kurang ramah dan sopan,

kompetensi pegawai yang masih rendah, dan jumlah pegawai Pusdainfo

Untirta yang belum memadai (minim).

Adapun tingkat penerapan SIAKAD Online di Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan berdasarkan perhitungan yang diperoleh, maka skor ideal

yang didapat 4 x31 x 84 = 10.416 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan

yang ada dalam Skala Likert, 31 = jumlah item pernyataan yang ada, 84 =

jumlah sampel yang ada. Dilakukan perbandingan dengan data yang

diperoleh dilapangan yakni 7.126 : 10 416 x 100% = 68,41%, jadi dapat


128

disimpulkan bahwa penerapan SIAKAD online di Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan adalah dalam kategori baik sebesar 68,41%.

2. Fakultas Ekonomi

Jumlah responden pada Fakultas Ekonomi adalah sebanyak 53

responden, dengan perhitungan sebagai berikut 2.795 : 14.010 x 100 = 19,95 x

266 = 53,0 di bulatkan menjadi 53. Dibawah ini adalah hasil analisis

pencapaian bedasarkan indikator dalam penerapan sistem informasi akademik

(SIAKAD) online Fakultas Ekonomi Untirta :

Tabel. 4.6
Indikator Pandangan Penerapan SIAKAD Online
Di Fakultas Ekonomi Untirta

No Indikator Nilai
%
1 Legal Framwork (Kerangka Hukum) 76,88%
2 Infrastructure (Infrastruktur) 59,64%
3 The Strength of Human Capital(Kekuatan 69,60%
Modal SDM)
4 Coordination (Koordinasi) 59,90%
5 Privecy (Privasi) 70,04%
6 Security (Keamanan) 70,12%
7 Civil Service (Pelayanan Kepada 75,82%
Mahasiswa dan Dosen)
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas, indikator pencapaian paling tinggi penerapan

sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Fakultas Ekonomi (FE)


129

Universtias Sultan Ageng Tirtayasa adalah indikator legal framwork

(kerangka hukum) yakni mencapai 76,88%, ini menunjukan bahwa secara

umum mahasiswa dan dosen Fakultas Ekonomi Untirta sudah cukup baik

mengetahui, mengerti dan memahami standar operasional prosedur (SOP)

penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Untirta jika

dilihat dari indikator ini.

Untuk pencapaian indikator yang paling rendah dalam penerapan

SIAKAD online Di Fakultas Ekonomi Untirtaadalah indikator infrastructure

(infrastruktur) yakni 59,64%. ini menandakan bahwa penerapan SIAKAD

online masih belum baik (buruk) jika dilihat dari indikator 59,64%, seperti

tidak adanya sarana komputer ditiap gedung fakultas dan perkuliahan, koneksi

internet yang lambat, dan fasilitas layanan SIAKAD online yang jarang jarang

digunakan.

Adapun tingkat penerapan SIAKAD online di Fakultas Ekonomi

berdasarkan perhitungan yang diperoleh, maka skor ideal yang didapat 4 x 31

x 53 = 6.572 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang ada dalam Skala

Likert, 31 = jumlah item pernyataan yang ada, 53 = jumlah sampel yang ada.

Dilakukan perbandingan dengan data yang diperoleh dilapangan yakni 4.427 :

6.572 x 100% = 67%, jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat penerapan

SIAKAD online di Fakultas Ekonomi adalah dalam kategori baik atau sudah

tinggi sebesar 67%,


130

3. Fakultas Teknik

Jumlah responden pada Fakultas Teknik adalah sebanyak 50

responden, dengan perhitungan sebagai berikut 2.662 : 14.010 x 100 = 19,00 x

266 = 50,5 di bulatkan menjadi 50. Dibawah ini adalah hasil analisis

pencapaian bedasarkan indikator penerapan sistem informasi akademik

(SIAKAD) online Fakultas Teknik Untirta :

Tabel. 4.7
Indikator PandanganPenerapan SIAKAD Online
Di Fakultas Teknik Untirta

No Indikator Nilai
%
1 Legal Framwork (Kerangka Hukum) 71,5%
2 Infrastructure (Infrastruktur) 65,27%
3 The Strength of Human Capital(Kekuatan 72,78%
Modal SDM)
4 Coordination (Koordinasi) 64,66%
5 Privecy (Privasi) 77%
6 Security (Keamanan) 74,66%
7 Civil Service (Pelayanan Kepada 77,75%
Mahasiswa dan Dosen)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas, indikator pencapaian paling tinggi penerapan

sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Fakultas Tekniki (FT)

Universtias Sultan Ageng Tirtayasa adalah indikator civil service (pelayanan

kepada mahasiswa dan dosen) yakni mencapai 77,75%. Untuk pencapaian


131

indikator yang paling rendah dalam penerapan SIAKAD online Di Fakultas

Teknik Untirtaadalah indikator coordination (koordinasi) yakni 64,66%.

Adapun tingkat penerapan Siakad Online di Fakultas Teknik

berdasarkan perhitungan yang diperoleh, maka skor ideal yang didapat 4 x 31

x 50 = 6.200 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang ada dalam Skala

Likert, 31 = jumlah item pernyataan yang ada, 53 = jumlah sampel yang ada.

Dilakukan perbandingan dengan data yang diperoleh dilapangan yakni 4.389 :

6.200 x 100% = 70,79%, jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat penerapan

SIAKAD online di Fakultas Teknik adalah dalam kategori baik atau sudah

tinggi sebesar 70,79%,

4. Fakultas Pertanian

Jumlah responden pada Fakultas Pertanian adalah sebanyak 29

responden, dengan perhitungan sebagai berikut 1.514 : 14.010 x 100 = 10,80 x

266 = 28,7 di bulatkan menjadi 29. Dibawah ini adalah hasil analisis

pencapaian bedasarkan indikator dalam penerapan sistem informasi akademik

(SIAKAD) online Fakultas Pertanian Untirta :

Tabel. 4.8
Indikator Pandangan Penerapan SIAKAD online
Di Fakultas Pertanian Untirta
132

No Indikator Nilai
%
1 Legal Framwork (Kerangka Hukum) 76,43%
2 Infrastructure (Infrastruktur) 61,30%
3 The Strength of Human Capital(Kekuatan 68,71%
Modal SDM)
4 Coordination (Koordinasi) 66,95%
5 Privecy (Privasi) 75%
6 Security (Keamanan) 75%
7 Civil Service (Pelayanan Kepada 73,92%
Mahasiswa dan Dosen)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Berdasarkan tabel diatas, indikator pencapaian paling tinggi penerapan

sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Fakultas Pertanian

Universtias Sultan Ageng Tirtayasa adalah indikator legal framwork

(kerangka hukum) yakni mencapai 76,43%. Untuk pencapaian indikator yang

paling rendah dalam penerapan SIAKAD online Di Fakultas Pertnaian Untirta

adalah indikator infrastructure (infrastruktur) yakni 61,30%.

Adapun tingkat penerapan Siakad Online di Fakultas Pertanian

berdasarkan perhitungan yang diperoleh, maka skor ideal yang didapat 4 x 31

x 29 = 3.596 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang ada dalam Skala

Likert, 31 = jumlah item pernyataan yang ada, 53 = jumlah sampel yang ada.

Dilakukan perbandingan dengan data yang diperoleh dilapangan yakni 2.475 :

3.596 x 100% = 68,82%, jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat penerapan


133

SIAKAD online di Fakultas Pertanian adalah dalam kategori baik atau sudah

tinggi sebesar 68,82%.

5. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jumlah responden pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik adalah

sebanyak 28 responden, dengan perhitungan sebagai berikut 1.467 : 14.010 x

100 = 10,47 x 266 = 27,8 di bulatkan menjadi 28. Dibawah ini adalah hasil

analisis pencapaian bedasarkan indikator dalam penerapan sistem informasi

akademik (SIAKAD) online Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Untirta :

Tabel. 4.9
Indikator Pandangan Penerapan SIAKAD Online
Di FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik Untirta

No Indikator Nilai
%
1 Legal Framwork (Kerangka Hukum) 71,72%
2 Infrastructure (Infrastruktur) 61,21%
3 The Strength of Human Capital(Kekuatan 67,94%
Modal SDM)
4 Coordination (Koordinasi) 57,73%
5 Privecy (Privasi) 68,75%
6 Security (Keamanan) 67,56%
7 Civil Service (Pelayanan Kepada 76,56%
Mahasiswa dan Dosen)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014


134

Berdasarkan tabel diatas, indikator pencapaian paling tinggi

pandangan penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universtias Sultan Ageng

Tirtayasa adalah indikator civil service (pelayanan kepada mahasiswa dan

dosen) yakni mencapai 76,56%. Untuk pandangan indikator yang paling

rendah dalam penerapan SIAKAD online Di Fakultas Fisip Untirtaadalah

indikator infrastructure (infrastruktur) yakni 61,21%.

Adapun tingkat penerapan SIAKAD online Di Fisip Untirta

berdasarkan perhitungan yang diperoleh, maka skor ideal yang didapat 4 x 31

x 28 = 3.472 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang ada dalam Skala

Likert, 31 = jumlah item pernyataan yang ada, 28 = jumlah sampel yang ada.

Dilakukan perbandingan dengan data yang diperoleh dilapangan yakni 2.306 :

3.472 x 100% = 66,40%, jadi dapat disimpulkan bahwa pandangan

penerapan SIAKAD online di Fakultas Fisip Untirta adalah dalam kategori

baik sebesar 66,40%.

6. Fakultas Hukum

Jumlah responden pada Fakultas Hukum adalah sebanyak 22

responden, dengan perhitungan sebagai berikut 1.160 : 14.010 x 100 = 8,27 x

266 = 21,9 di bulatkan menjadi 22. Dibawah ini adalah hasil analisis

pencapaian bedasarkan indikator dalam penerapan sistem informasi akademik

(SIAKAD) online Fakultas Hukum (FH) Untirta :


135

Tabel. 4.10
Indikator Pandangan Penerapan SIAKAD Online
Di Fakultas Hukum

No Indikator Nilai
%
1 Legal Framwork (Kerangka Hukum) 78,40%
2 Infrastructure (Infrastruktur) 66,03%
3 The Strength of Human Capital(Kekuatan 72,40%
Modal SDM)
4 Coordination (Koordinasi) 58,33%
5 Privecy (Privasi) 76,70%
6 Security (Keamanan) 71,21%
7 Civil Service (Pelayanan Kepada 78,97%
Mahasiswa dan Dosen)
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari tabel diatas indikator pencapaian paling tinggi penerapan sistem

informasi akademik (SIAKAD) online Di Fakultas Hukum Universtias Sultan

Ageng Tirtayasa adalah indikator civil service (pelayanan kepada mahasiswa

dan dosen) yakni mencapai 78,97%. Untuk pencapaian indikator yang paling

rendah dalam penerapan SIAKAD online Di Fakultas Hukum Untirtaadalah

indikator coordination (koordinasi) yakni 58,33%.

Adapun tingkat penerapan SIAKAD online di Fakultas Hukum Untirta

berdasarkan perhitungan yang diperoleh, maka skor ideal yang didapat 4 x 31

x 22 = 2.728 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang ada dalam Skala

Likert, 31 = jumlah item pernyataan yang ada, 22 = jumlah sampel yang ada.

Dilakukan perbandingan dengan data yang diperoleh dilapangan yakni 1931 :

2.728 x 100% = 70,78%, jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat penerapan


136

SIAKAD online di Fakultas Hukum Untirta adalah dalam kategori baik atau

sudah tinggi sebesar 70,78%.

Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner dan pemaparan diatas, maka

total tingkat penerapan SIAKAD online ditiap-tiap fakultas, ditunjukan pada

tabel berikut ini:

Tabel. 4.11
PandanganPenerapan SIAKAD OnlineBerdasarkan Fakultas Di Untirta

No Fakultas Nilai %
1 Keguruan dan Ilmu Pendidikan 68,41%
2 Ekonomi 67 %
3 Teknik 70,79%
4 Pertanian 68,82%
5 Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 66,40%
6 Hukum 70,78%

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pandangan penerapan

SIAKAD online berdasarkan fakultas Di Untirta yang paling rendah dalam

memberikan pandangan penerapan SIAKAD online adalah Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 66,40%, sedangakan pandangan penerapan

SIAKAD online yang paling tinggi diberikan oleh Fakultas Teknik Untirta

sebesar 70,79%.
137

4.4 Pengujian Hipotesis

Dalam peneletian ini mengenai penelitian Analisis Penerapan Sistem

Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

peneliti mempunyai hipotesis sebagai berikut :

“Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa adalah kurang dari 75% dari yang diharapkan 100%.

Dari penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

Ho: µ< 75%

Hal ini berarti hipotesis deskriptif atau hipotesis nol dari penelitian

penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta adalah tercapai

(lebih rendah atau sama dengan) 75% dari yang dharapkan.

Ha: µ> 75%

Hal ini berarti hipotesis kerja dari penelitian ini adalah penerapan sistem

informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta adalah (lebih tinggi atau sama

dengan) 75% dari yang diharapkan.

Merujuk dua hipotesis tersebut, maka peneliti mengambil salah satu

hipotesis untuk penelitian skripsi ini bahwa:

Ho: µ< 75%

Hal ini berarti hipotesis deskriptif atau hipotesis nol dari penelitian analisis

penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta adalah tercapai

(lebih rendah atau sama dengan) 75% dari yang diharapkan.


138

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikasi dari

hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode peneletian, maka pada tahap

pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan rumus t-test atau satu

variable. Adapun perhitungan pengujian hipotesis tersebut yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan penelitian yang diperoleh, maka skor ideal yang diperoleh

adalah 4 x 31 x 266 = 32984 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang ada

menurut Skala Likert, 31 = jumlah item pernyataan yang ada, dan 266 = jumlah

sampel yang ada). Sehingga nilai item atau rata-rata pada skor ideal dengan

instrumen mahasiswa adalah 32984 : 266 = 124

Sehingga untuk Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD)

Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, nilai yang dihipotesiskan tertinggi

mencapai 75% dari yang diharapkan. Hipotesis statistiknya dapat ditulis dengan

rumus :

Ho: µ ≤ 75% ≤ 0,75 x 32984 : 266 = 93

Ha: µ > 75% >0,75 x 32984 : 266 = 93

Diketahui:

22654
X= = 85,16
266

µ0 = 93

s = 10,77

Ditanya: t ?
139

Jawab:
x  
t =
s
n

= 85,16– 93

10,77

√266

= - 7,84

10,77

√266

= - 7,84

0,660

= -11,878

Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel dengan derajat

kebebasan (dk) = (n – 1) = ( 266 – 1) = 265 dan taraf kesalahan = 10% untuk uji

satu pihak kiri, didapat nilai ttabel yaituKarena nilai thitung lebih kecil dari pada nilai

ttabel (-11,878<1,285) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha, maka hipotesis nol (Ho)

diterima dan hipotesis kerja (Ha) ditolak.

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal, ditemukan

bahwa Penerapan Sistem informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa, yaitu:


140

22654
x 100 % = 68,68%
32984

Jadi, hipotesis yang menyatakan bahwa Penerapan Sistem Informasi

Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebesar 68,68%.

Daerah penolakan Ho

Daerahpenerimaan Ho

-11,878 1,285

Gambar 4.2
Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Uji Hipotesis Pihak Kanan

Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa t hitung ternyata jatuh pada daerah

penerimaan Ho, dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak.

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik

(SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa bahwa hal yang terpenting

adalah menjawab rumusan masalah yang telah dibuat peneliti pada awal penelitian.
141

Rumusan tersebut adalah “Bagaimanakah Penerapan Sistem Informasi Akademik

(SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa”.

Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, kita dapat melihat

dari pembahasan yang memaparkan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus

t test satu sampel dengan menguji pihak kanan bahwa harga t hitung lebih kecil (<)

dari harga t tabel dan hal itu dapat diartikan bahwa Ho diterima dan Haditolak.

Karena hasil pengujian hipotesis mencapai 68,68% dari angka yang diharapkan 75%.

Sehingga dapat dijelaskan bahwa “Hasil Penerapan Sistem Informasi

Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mencapai angka

68,68%” dari angka minimal yang dihipotesiskan yaitu 75%, ini artinya tingkat

Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa sudah baik. Namun masih dibawah nilai yang dihipotesiskan hal

tersebut dapat dilihat pada kategori berikut:

Kategori instrumen:

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik


8246 16492 24738 32984

22654
Nilai 22654 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik, maka

hasil di atas masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik.
142

4.6 Pembahasan

Analisis Penerapan Sistem Infomasi Akademik (SIAKAD) Online Di

Universitas Sultan Ageng Tirtyasa menunjukan hasil yang berbeda-beda. Dilihat dari

teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan teori United Nation

dalam Budiati (2003:21) tentang faktor kunci dalam penerapan e-Government yang

mempunyai tujuh indikator yang berguna mengukur bagaimana penerapan sistem

infomasi akademik (SIAKAD) OnlineDi Universitas Sultan Ageng Tirtyasa, apakah

sudah tinggi atau masih rendah, yang diantaranya adalah Legal Framwork,

Infrastructure, Coordination, Privecy, Security, dan Civil Service.

1. Indikator Legal Framwork (Kerangka Hukum)

Indikator legal framwork (kerangka hukum) berkaitan dengan produk hukum

dan keberadaan peraturan-peraturan yang memberi arah dan mendorong

pemanfaatan e-Government, dalam hal ini adalah Mahasiswa dan Dosen

mengetahui, mengerti dan sekaligus juga memahami standar operasional

prosedur (SOP) pemanfaatan SIAKAD online Di universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini

memuat 3 butir instrumen pernyataan untuk indikator legal framwork

didapatkan hasil Hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator legal

framwork adalah 4 x 266 x 3 = 3192 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan

yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 266

= jumlah sampel yang dijadikan responden, 4 = jumlah pernyataan yang ada

pada indikator legal framwork. Setelah menemukan skor ideal kemudian


143

dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 2366 : 3192

= 0,74123 x 100 = 74,12 %. Hal ini dapat diartikan bahwa penerapan sistem

informasi akademik (SIAKAD) online Di Universitas Sultan Ageng Tirtyasa

sudah baik (sukses) bila dilihat dari indikator legal framework (kerangka

hukum). Sebagaimana tertera dalam kategori berikut ini:

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik


798 1596 2394 3192

2366
Nilai 2366 termasuk dalam interval kurang baik dan baik, maka masuk dalam

kategori baik karena lebih mendekati kategori baik.

2. Indikator Infrastructure (Infrastruktur)

Indikator infrastructure (infrastruktur)yang berkaitan dengan sarana dan

prasarana yang mendukung pemanfaatan e-Government, dalam hal ini adanya

ketersediaan sarana dan prasaran yang mendukung pemanfaatan SIAKAD

Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dari hasil pengolahan data yang

dalam indikator penelitian ini memuat 9 butir instrumen pernyataan, untuk

indikator infrastructure (infrastruktur) didapatkan hasil tersebut diperoleh dari

skor ideal dari indikator Infrastrukturadalah 4 x 266 x 9 = 9576 (4 = nilai dari

setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert, 266 = jumlah sampel yang dijadikan responden,

9 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator Infrastruktur). Setelah


144

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh

responden yaitu sebesar 5976 : 9576 = 0,62406 x 100 = 62,40 %. Hal ini dapat

diartikan bahwa Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di

Universitas Sultan Ageng Tirtyasa berjalan baik bila dilihat dari indikator

infrastruktur (infrastruktur). Sebagaimana tertera dalam kategori berikut ini:

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik


2394 4788 7182 9576

5976
Nilai 5976 termasuk dalam interval kurang baik dan baik, maka masuk dalam

kategori baik karena lebih mendekati kategori baik.

3. Indikator The Strength of Human Capital(Kekutan Modal SDM)

Indikator the strength of human capital(kekutan modal SDM) merupakan

indikator yang mana didalamnya untuk mengukuryang berkaitan dengan

pengadaan SDM dalam mendukung pelaksanaan e-Government, dalam hal ini

penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Universtias Sultan

Ageng Tirtayasa. Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini

memuat 7 butir instrumen pernyataan untuk indikator the strength of human

capital didapatkan hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator the

strength of human capital(kekutan modal SDM) adalah 4 x 266 x 7 = 7448 (4 =

nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria

skor berdasarkan pada skala Likert, 266 = jumlah sampel yang dijadikan
145

responden, 7 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator strength of human

capital). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil

yang diisi oleh responden yaitu sebesar 5237 : 7448 = 0,70314 x 100 = 70,31

%. Hal ini dapat diartikan bahwa Penerapan Sistem Informasi Akademik

(SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtyasa berjalan baik bila

dilihat dari indikator strength of human capital. Sebagaimana tertera dalam

kategori berikut ini:

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik


1862 3724 5586 7448

5237

Nilai 5237 termasuk dalam interval kurang baik dan baik, maka masuk dalam

kategori baik karena lebih mendekati kategori baik.

4. Indikator Coordination (Koordinasi)

Indikator coordination(koordinasi)berkaitan dengan koordinasi dalam

mendukung pelaksanaan e-Government, dalam hal ini koordinasi mahasiswa

dan dosen dengan Pusdainfo Untirta dalam mendukung pelaksanaan penerapan

sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa. Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini

memuat 3 butir instrumen pernyataan untuk indikator coordination (koordinasi)

didapatkan hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator coordination
146

(koordinasi) adalah 4 x 266 x 3 = 3192 (4 = nilai dari setiap jawaban

pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala

Likert, 266 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 3 = jumlah pernyataan

yang ada pada indikator peduli pada stakholder). Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar

1978 : 3192 = 0,61967 x 100 = 61,96%. Hal ini dapat diartikan bahwa

Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas

Sultan Ageng Tirtyasa berjalan baik bila dilihat dari indikator koordinasi.

Sebagaimana tertera dalam kategori berikut ini:

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik


798 1596 2394 3192

1978

Nilai 1978 termasuk dalam interval kurang baik dan baik, maka masuk dalam

kategori baik karena lebih mendekati kategori baik.

5. Indikator Privacy(Privasi)

Indikator privacy (privasi) merupakansalah satu prinsip yang penting karena

menyangkut kepercayaan mahasiswa dan dosen terhadap data-data dan

informasi yang mereka berikan. Adanya privasi yang terlindung akan

memberikan rasa aman pada pengguna layanan dan mendapatkan layanan

online dan sekaligus dapat mendorong paritisipasi yang lebih besar dari mereka.
147

Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 2 butir

instrumen pernyataan untuk indikator privasi didapatkan hasil tersebut

diperoleh dari skor ideal dari indikator privasi adalah 4 x 266 x 2 = 2128 (4 =

nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria

skor berdasarkan pada skala Likert, 266 = jumlah sampel yang dijadikan

responden, 2 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator privasi). Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh

responden yaitu sebesar 1545 : 2128 = 0,639772603 x 100 = 72,60 %. Hal ini

dapat diartikan bahwa Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD)

Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtyasa berjalan baik bila dilihat dari

indikator privacy (privasi). Sebagaimana tertera dalam kategori berikut ini:

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik


532 1064 1596 2128

1545

Nilai 1545 termasuk dalam interval kurang baik dan baik, maka masuk dalam

kategori baik karena lebih mendekati kategori baik.

6. Indikator Security (Keamanan)

Indikator security (keamanan) merupakan aspek keamanan berhubungan

dengan bagaimana dukumen, file, dan berbagai informasi hanya bisa diakses

oleh orang yang berhak. Aspek keamanan data menjadi faktor penting
148

pengembangan e-Government, karena kalau saja informasi atau data

disalahgunakan akan menimbulkan gejolak negatif yang tidak diinginkan. Dari

hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir

instrumen pernyataan untuk indikator security (keamanan) didapatkan hasil

tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator security (keamanan) adalah 4 x

266 x 3 = 3192 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada

responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 266 = jumlah sampel

yang dijadikan responden, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator

keamanan). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil

yang diisi oleh responden yaitu sebesar 2301 : 3192 = 0,72086 x 100 = 72,08

%. Hal ini dapat diartikan Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD)

Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtyasa berjalan baik bila dilihat dari

indikator security(keamanan).Sebagaimana tertera dalam kategori berikut ini:

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik


798 1596 2394 3192

2301

Nilai 2301 termasuk dalam interval kurang baik dan baik, maka masuk dalam

kategori baik karena lebih mendekati kategori baik.

7. Indikator Civil Service (Pelayanan Kepada Mahasiswa dan Dosen)


149

Indikator civil service (pelayanan kepada mahasiswa dan dosen) merupakan

berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat

melalui pemanfaatan e-Government, dalam hal ini pelayanan yang diberikan

oleh Pusdainfo Untirta kepada Mahasiswa dan Dosen. Dari hasil pengolahan

data yang dalam indikator penelitian ini memuat 4 butir instrumen pernyataan

untuk indikator Civil Service didapatkan hasil tersebut diperoleh dari skor ideal

dari indikator civil service adalah 4 x 266 x 4 = 4256 (4 = nilai dari setiap

jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan

pada skala Likert, 266 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 4 = jumlah

pernyataan yang ada pada indikator civil service). Setelah menemukan skor

ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 3251 :4256 = 0,76386 x 100 = 76,38 %. Hal ini dapat diartikan bahwa

Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas

Sultan Ageng Tirtyasa berjalan baik bila dilihat dari indikator civil service

(pelayanan kepada mahasiswa dan dosen). Sebagaimana tertera dalam kategori

berikut ini:

Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik


1064 2128 3192 4256

3251

Nilai 3251 termasuk dalam interval baik dan sangat baik, maka masuk dalam

kategori baik karena lebih mendekati kategori baik.


150

Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator diatas, dapat

disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator

penelitian yaitu indikator legal framwork (kerangka hukum) sejauh ini baru

mencapai 74,12%, indikator infrastructure (infrastruktur) 62,40%, the

strength of human capital (kekutan modal SDM) 70,31%, indikator

coordination (koordinasi) 661,96%, indikator privacy (privasi) 72,60%,

indikator security (keamanan) 72,08%, civil service (pelayanan kepada

mahasiswa dan dosen) 76,38%.

Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan

bahwa penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di

Universitas Sultan Ageng Tirtyasa, dilihat dari tujuh indikator yang

diantaranya legal framwork (kerangka hukum), infrastructure (infrastruktur),

the strength of human capital (kekutan modal SDM), coordination

(koordinasi), privacy (privasi), security( keamanan), civil service (pelayanan

kepada mahasiswa dan dosen), dapat dikatakan bahwa masuk kategori baik.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini :

Berdasarkan hasil kuesioner dan pemaparan di atas, maka total skor

pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini, dimana menggunakan tujuh

inidkator Penerapan e-government yang terdapat dalam United Nation dalam


151

Budiati, dalam hal ini penerapan SIAKAD Online ditunjukkan pada diagram

berikut:

Diagram 4.12

Tingkat Penerapan SIAKAD Online Berdasarkan Indikator Di Untirta

90
80 74.12 76.38
70.31 72.6 72.08
70 62.4 61.96
60
Percent

50
40
30
20
10
0

Sumber: Penelitian tahun 2014


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan dapat

diambil kesimpulan bahwa hasil Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD)

Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam pencapaiannya di lapangan

sebesar 68,68% dari yang diharapkan, ini berarti ketercapaian lebih kecil dari

hipotesis awal yakni 75%. Hal ini didapat berdasarkan pada hasil penghitungan

perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal. Adapun

pandangan penerapan SIAKAD online berdasarkan fakultas Di Untirta yang paling

rendah dalam memberikan pandangan penerapan SIAKAD online oleh Pusdainfo

Untirta adalah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) sebesar 66,40%, dan

pandangan penerapan SIAKAD online yang paling tinggi adalah dari Fakultas Teknik

Untirta sebesar 70,79%.

Dilihat dari semua indikator yang paling rendah tingkat penerapan SIAKAD

online Di Untirta yakni indikator coordination sebesar 61,96% dan indikator

infrastructure sebesar 62,40%, dari data yang didapatkan di lapangan memang belum

maksimalnya berbagai hal, diantaranya:

152
153

1. Koordinasi antara dosen dan Mahasiswa dengan Pegawai Pusdainfo masih

lemah mengenai input nilai dan data mahasiswa, salah satu akibatnya

akibatnya publikasi nilai sering mengalami keterlambatan.

2. Terbatasnya fasilitas teknologi informasi seperti sarana komputer yang ada di

Pusdainfo Untirta, baik ditiap gedung perkuliahan maupun digedung fakultas

bahkan keberadaannya tidak ada.

3. Koneksi internet dalam mengakses portal akademik sering mengalami

gangguan dan hambatan bahkan akses data tidak berjalan sama sekali setiap

melakukan registrasi online.

4. Web portal akademik jarang diperbaharui (update) terutama kategori

informasi akademik yang jarang diperbaharui, sehingga mengakibatkan

mahasiswa mengalami ketidakpastian memperoleh info-info akademik.

Atas dasar kesimpulan di atas, peneliti menyimpulkan bahwasanya Penerapan

Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa sudah tergolong baik.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang dapat dihasilkan beberapa saran dari penulis terhadap

Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa adalah sebagai berikut :


154

1. Koordinasi antara dosen dan Mahasiswa dengan Pegawai Pusdainfo harus

ditingkatkan lebih baik lagi, agar tidak terjadi keterlambatan dalam publikasi

nilai dan memberikan info-info akademik.

2. Pihak kampus Untirta dalam hal ini Pusat Data dan Informasi harus

meningkatkan dan menambah sarana teknologi informasi seperti penambahan

server yang hanya baru ada satu,dan penambahan sarana komputer ditiap

gedung perkuliahan dan gedung fakultas dalam menunjang penerapan sistem

informasi akademik (SIAKAD) online, yang dapat diajukan kepada Rektor

Untirta melalui Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Wakil Rektor II bidang

Keuangan.

3. Pusdainfo Untirta harus melakukan pelatihan e-learning untuk dosen dan

mahasiswa, sedangkan untuk meningkatkan kompetensi bagi para pegawai

Pusdainfo harus melakukan pelatihan mengenai teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) agar penerapan SIAKAD online lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai